Anda di halaman 1dari 104

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MILIK DINAS

BAHAN AJAR (HANJAR)

PENGASUHAN PEMBENTUKAN
KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN
POLRI

untuk

SATUAN PENDIDIKAN POLRI

untuk

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


2023

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 1


BAB I
PENDAHULUAN

A. Tugas Pokok Polri


Berdasarkan UU no. 2 tahun 2002 tentang Polri, pada pasal 13
disebutkan bahwa tugas pokok Polri adalah: (a) memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, (b) menegakkan hukum; dan (c) memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam
melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,
Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas:
1. melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli
terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;
2. menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan,
ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan;
3. membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,
kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat
terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
4. turut serta dalam pembinaan hukum nasional;
5. memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;
6. melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap
kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk
pengamanan swakarsa;
7. melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana
sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan
lainnya;
8. menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,
laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas
kepolisian;
9. melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan
lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk
memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia;

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 2


10. melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum
ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang;
11. memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian; serta
12. melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

B. Program Kapolri tentang Peningkatan Sumber Daya


Kapolri Jenderal Pol. Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si telah menetapkan
kebijakan tentang SDM Polri adalah “Menjadikan SDM Polri yang unggul di
era revolusi industri 4,0”. Dalam setiap organisasi, ketersediaan sumber daya
organisasi yang memadai, baik faktor manusia, sarana prasarana, anggaran
dan metode atau yang dikenal dengan 4 M (man, money, material and method)
akan mempengaruhi kinerja dan pencapaian tujuan organisasi. Namun
demikian, dari keempat jenis sumber daya tersebut, banyak ahli yang
berpendapat bahwa Faktor SDM adalah faktor yang utama dan paling penting
dalam setiap organisasi. Keberadaan SDM yang unggul dan berkualitas bagi
Polri sebagai organisasi publik yang dalam tugasnya seringkali bersentuhan
langsung dengan masyarakat sangat menentukan keberhasilannya. Selain itu,
pengembangan SDM Polri juga mempertimbangkan situasi dan kondisi
masyarakat yang sangat dinamis disebabkan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi sehingga mendorong SDM Polri untuk berkembang
dengan era revolusi industri 4.0. Kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan
program Menjadikan SDM Polri yang Unggul di era revolusi industri 4.0,
adalah:
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Polri menuju era revolusi
industri 4.0.
2. Peningkatan sistem manajemen karir berbasis kinerja.
3. Perluasan kerja sama pendidikan di dalam dan luar negeri.
4. Pengelolaan SDM unggul yang humanis.
5. Peningkatan kesejahteraan pegawai Polri.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 3


C. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri
1. Tugas Pokok Dan Peran Lembaga Pendidikan Polri
Berdasarkan Perkap nomor 06 tahun 2017 tentang SOTK Mabes
Polri, Tugas pokok Lemdiklat Polri adalah merencanakan,
mengembangkan dan menyelenggarakan fungsi pendidikan dan
pelatihan pada pendidikan pembentukan dan mengembangkan
berdasarkan jenis pendidikan dan pelatihan Polri yang meliputi
pendidikan profesi, manajerial (kepemimpinan) akademis dan vokasi
serta mengelola komponen pendidikan di ingkungan Polri. Sedangkan
pelaksana pendidikan di lingkungan Polri disebut dengan Satuan
Pendidikan (Satdik).
Pendidikan pembentukan terdiri dari Diktuk Tamtama, Bintara dan
Perwira. Diktuk Tamtama dilaksanakan oleh Pusdik Polair dan Pusdik
Brimob. Diktuk Bintara dilaksanakan di SPN dan Sepolwan. Sedangkan
Diktuk Perwira dilaksanakan di Akpol untuk program pendidikan sarjana
terapan kepolisian dan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS).
Pendidikan pembentukan ini ditujukan kepada anggota masyarakat yang
ingin menjadi seorang Polisi setelah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan. Sedangkan pembentukan perwira yang berasal dari polisi
golongan bintara adalah Sekolah Inspektur Polisi (SIP) dan Pendidikan
Alih Golongan (PAG) Perwira yang dilaksanakan di Setukpa. Namun
demikian SIP dan PAG ini termasuk kelompok pendidikan
pengembangan umum, karena diikuti oleh peserta yang sudah berstatus
anggota Polri.
Selain pendidikan di atas, Polri juga menyediakan pendidikan
yang khusus mengembangkan keahlian tertentu disebut dengan
pendidikan pengembangan Spesialis yang dilaksanakan di Pusat
Pendidikan (Pusdik) seperti Pusdik Sabhara atau Intelkam. Sedangkan
untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi di bidang kepemimpinan
dan manajemen Polri, dilaksanakan di Sespim Lemdiklat Polri.
Selanjutnya untuk meningkatkan keterampilan spesifik satu bidang

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 4


tertentu, anggota Polri dapat mengikuti Program Pelatihan yang
dilaksanakan oleh Satdik Polri yang ada.

2. Program Kalemdiklat “Transformasi Pendidikan dan Pelatihan Polri”


Program Transformasi Pendidikan dan Pelatihan Polri merupakan
mandat dari Sidang Wandiklat yang dituangkan dalam Surat Keputusan
Kapolri nomor Kep/1752/XII/2022 tanggal 23 Desember 2022 tentang
Hasil Sidang Pleno Dewan Pendidikan dan Pelatihan Polri tahun 2022.
Keputusan tersebut dibuat atas dasar pertimbangan bahwa dalam
rangka mewujudkan SDM Polri yang unggul, kreatif, inovatif, memiliki
etika, kesatuan dalam pelayanan publik, serta malu dalam melakukan
pelanggaran dan kejahatan, perlu dilakukan transformasi pendidikan dan
pelatihan Polri yang sesuai dengan kebutuhan tantangan tugas kekinian,
siap kerja, dan memenuhi harapan masyarakat.
Selanjutnya dalam keputusan Kapolri tersebut, telah ditetapkan
15 (lima belas) program transformasi pendidikan dan Polri, sebagai
berikut:
a. Penguatan program kampus sehat;
b. Penguatan program kampus aman;
c. Penguatan program kampus dengan kurikulum kekinian;
d. Penguatan program kampus tempat favorit dan personel yang
berprestasi;
e. Penguatan program kampus sebagai pusat keunggulan;
f. Melanjutkan program kampus presisi;
g. Penguatan program kampus kebangsaan;
h. Melanjutkan program transformasi STIK-PTIK menjadi Unkam;
i. Penguatan program kampus dengan struktur yang kuat;
j. Meningkatkan lulusan LPDP;
k. Melanjutkan penyetaraan pembinaan karir lulusan S-2 dan S-3
Beasiswa negara dengan Sespimmen dan Sespimti;
l. Melanjutkan program pendidikan dan pelatihan Polri secara
Terpadu;

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 5


m. Pemenuhan Sarpras praktik fungsi utama Kepolisian dai Pusdik
fungsi Utama lemdiklat Polri;
n. Merintis kelas internasional di Akpol dan STIK-PTIK;
o. Mengintegrasikan satu Big Data di Lemdiklat Polri.

D. Pendidikan di Lingkungan Polri


1. Fungsi dan Tujuan Pendidikan menurut UU no. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. Pendidikan Polri
Pendidikan Polri adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana proses pembelajaran, pelatihan dan pengasuhan
(Jarlatsuh) guna membentuk dan mengembangkan pengetahuan, sikap
perilaku, dan keterampilan peserta didik pada Satuan Pendidikan Polri.
Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, peserta
didik dengan pendidik dan peserta didik dengan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pelatihan Polri adalah suatu upaya atau proses,
cara perbuatan, kegiatan untuk memberikan, memelihara, meningkatkan
kemampuan dan keterampilan pegawai negeri pada Polri dengan
metode yang lebih mengutamakan praktik agar mahir atau terbiasa untuk
melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan. Pengasuhan adalah upaya
untuk menanamkan dan mengembangkan pemikiran serta kreativitas
dalam rangka mewujudkan kedewasaan peserta didik sebagai insan
bhayangkara.
E. Teori Belajar
1. Teori behavioristik

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 6


Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah
perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.
Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan
hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum
mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik
yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar.
Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik
terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan
kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon). Teori Behavioristik
mementingkan faktor lingkungan, menekankan pada faktor bagian,
menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan
metode obyektif, sifatnya mekanis dan mementingkan masa lalu.
Gage dan Berliner (dalam Maziatul, 2009). menyatakan bahwa
menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman” Pada intinya, teori behavioristik
menekankan pada pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal
penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar. Seorang siswa dianggap telah belajar
sesuatu jika siswa yang bersangkutan dapat menunjukkan perubahan
pada tingkah lakunya. Menurut teori ini kegiatan belajar yang penting
adalah input yang berupa stimulus atau apa saja yang diberikan guru
kepada siswa dan output yang berupa respon atau reaksi/tanggapan
siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.

2. Teori Belajar Sosial dari Albert Bandura


Teori Belajar Sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura
menekankan pada perubahan perilaku sosial yang didapatkan dari
proses mengamati dan meniru orang lain. teori Belajar Sosial berfokus
pada pernyataan bahwa keadaan lingkungan yang dihadapi secara
kebetulan bisa mempengaruhi perilaku seseorang. Lewat proses
pengamatan, mereka akan memilih dan mengubah kondisi lingkungan
itu untuk diterapkan dalam perilakunya.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 7


Contohnya Pengasuh Saat memberi pujian ke siswa A karena
sudah menolong temannya, maka siswa yang lain akan meniru perilaku
siswa A itu agar mendapatkan pujian yang sama. Dari proses
pengamatan yang siswa lakukan terhadap lingkungannya, perilaku dan
cara belajarnya juga ikut berubah. Hal ini karena inti dari teori belajar ini
adalah pengamatan dan pemodelan, tidak sedikit orang yang
menyebutnya sebagai observational learning atau modelling learning.

F. Pekerjaan Polisi
1. Alasan Menjadi Polisi
Latar belakang setiap peserta didik ketika mendaftar untuk menjadi
anggota Polri didasari oleh berbagai macam alasan antara lain hanya
karena ingin menuruti kemauan orang tua, ingin terlihat gagah karena
menggunakan seragam, karena memiliki dendam atau pengalaman yang
tidak mengenakan dengan anggota polisi, hanya karena tuntutan untuk
mencari pekerjaan dalam memenuhi kebutuhan pribadi, ingin menjadi
kaya dan memang murni ingin mengabdi kepada negara. Karena
berbagai macam latar belakang tersebut, maka diperlukan penanaman
karakter kepada peserta didik agar memiliki jiwa kebhayangkaraan dan
mengabdi kepada negara sebagai tujuan utama mereka menjadi
anggota Polri.
2. Tantangan Polri
Globalisasi yang didukung kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi telah membawa perubahan dan mempengaruhi pola berpikir,
perilaku dan tuntutan masyarakat. Sebagai aparat yang berkewajiban
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum
serta melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat, Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Polri) harus memiliki kemampuan yang
mumpuni, baik secara organisasi, SDM, standar operasi maupun
dukungan sarana prasarana. Polri di masa milenial harus mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Maka dari itu, sistem
pendidikan Polri yang ada saat ini harus mampu menciptakan personel

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 8


Polri yang unggul dan bisa mengimbangi kemajuan jaman yang semakin
modern. Sejalan dengan perkembangan revolusi industri 4.0, saat ini dan
ke depannya masyarakat menuntut layanan Polri yang smart dan
profesional, yang mampu menghadapi tantangan dan perkembangan
masyarakat era digital yang semakin kompleks.
3. Tugas Polri Unik
Polri merupakan suatu organisasi negara yang memiliki keunikan
dalam menjalankan tugasnya dibandingkan dengan organisasi negara
lainnya. Keunikan yang dimiliki Polri yaitu anggota Polri bekerja selama
24 jam penuh karena tugas pokok Polri yang harus selalu siap siaga jika
dibutuhkan oleh masyarakat dimana kejahatan ataupun gangguan
Kamtibmas tidak dapat diprediksi. Selanjutnya anggota Polri yang
merupakan warga sipil dari pangkat terendah hingga tertinggi memiliki
kewenangan untuk mengambil tindakan dalam keadaan tertentu yang
mengharuskan anggota tersebut mengambil tindakan yang disebut
dengan diskresi kepolisian. Ciri khas Polri selanjutnya yaitu Polri
merupakan salah satu organisasi atau Lembaga Negara non-profit, yaitu
organisasi yang menjalankan suatu misi atau layanan untuk memberi
manfaat yang lebih besar kepada masyarakat.

4. Hal-Hal Yang Disukai Dan Tidak Disukai Masyarakat Terhadap Polri


a. Polisi yang disukai oleh masyarakat
1) Polisi yang Tegas
Sosok polisi tegas memang banyak diidamkan oleh masyarakat,
terutama bagi mereka yang taat hukum dan ingin mendapatkan
perlindungan. Tegas di sini berarti tidak mentolerir segala bentuk
pelanggaran hukum apapun. Jika salah, maka katakan salah. Jika
benar, maka katakan benar. Namun perlu diketahui bahwa mungkin
ada beberapa orang yang tidak suka dengan polisi yang tegas
karena orang tersebut merupakan langganan pelanggaran hukum.
Contoh kasus di masa pandemi saat ini, polisi dengan tegas
menindak masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 9


Hasilnya? Banyak masyarakat yang mendukung, tapi juga ada
beberapa yang menolak dengan alasan bermacam-macam.
Di sinilah peran tegas seorang polisi diuji.
2) Polisi yang Jujur
Jujur berarti sangat luas, salah satunya adalah tidak menerima
suap. Berbicara tentang polisi yang jujur, sosok itu sebenarnya ada
banyak, hanya saja tertutup oleh citra buruk tentang polisi yang
muncul di masyarakat. Jika kita melihat kebelakang, pada tahun
1968, maka kita akan menemukan salah satu polisi yang terkenal
dengan kejujurannya. Siapa lagi jika bukan Jenderal Polisi
Hoegeng Imam Santoso. Sangkin jujurnya, ia sampai menolak
hadiah motor pemberian dari salah satu pabrik terkenal saat itu.
Jenderal yang pernah dinobatkan menjadi The Man of the Year
1970 itu pun menyuruh ajudannya untuk mengembalikan hadiah
tersebut.
3) Polisi yang Berani
Keberanian merupakan pintu bagi penegakan hukum. Artinya apa?
Akan sangat percuma jika seorang polisi memiliki kejujuran dan
sikap yang tegas, tapi tidak berani melakukan tindakan untuk
menegakan hukum. Dengan keberanian, keadilan yang terkubur
rapat dapat digali dan diungkapkan. Sebuah tindakan yang
dilakukan polisi harus didasari oleh keberanian, sehingga
masyarakat akan merasa tenang dan aman. Para pelaku kejahatan
pun akan berpikir ulang untuk melakukan hal buruk ketika
mendapati ada seorang polisi pemberani. Oleh sebab itu, sosok
berani dari seorang polisi sangat diharapkan masyarakat.
4) Polisi yang Adil
Sebagai penegak hukum, tentu saja sifat adil harus dimiliki oleh
polisi. Ada berbagai isu negatif mengenai keadilan yang dimiliki
oleh polisi. Entah dari mana isu tersebut berawal, tapi yang jelas,
saat ini masyarakat seperti terpengaruh olehnya. Isu tersebut
memunculkan pandangan pada masyarakat bahwa hukum sangat

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 10


tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Isu seperti ini tidak boleh
dibiarkan terus-menerus. Sebab, dampaknya akan sangat buruk
untuk citra polisi sehingga dapat menghambat polisi dalam
melakukan tugas dan kewajibannya. Hanya ada satu cara untuk
menghilangkan pandangan tersebut dari masyarakat, yaitu dengan
menunjukan bahwa semua polisi bisa bertindak adil. Dalam artian,
penegakan hukum yang dilakukan oleh polisi tidak pandang bulu.
Lakukan hal itu secara kontinu sampai masyarakat menyadari
bahwa pandangan negatif terhadap polisi selama ini adalah
sesuatu yang salah.
5) Polisi yang Bekerja dengan Hati
Entah bagaimana caranya, terkadang kita bisa melihat kinerja
seseorang, apakah orang tersebut bekerja dengan ikhlas dari
dalam hati atau hanya menjalankan kewajiban semata. Begitupun
dengan masyarakat yang bisa menilai kinerja polisi. Masyarakat
dapat merasakan kinerja polisi yang ikhlas melayani dan
mengayomi dari dalam hati. Sebab rasa ikhlas tersebut sangat
mempengaruhi kinerjanya, seperti sikap yang baik, tindakan sigap,
dan sebagainya. Maka dari itu, polisi yang bekerja dengan hati juga
merupakan polisi yang diharapkan masyarakat.

b. Polisi yang tidak disukai masyarakat


1) Tidak tegas
2) Diskriminasi dalam memberikan pelayanan;
3) Sering mencari-cari kesalahan orang lain;
4) Mencari penghasilan tambahan dari masyarakat yang meminta
layanan polisi;
5) Kekerasan polisi pada masyarakat;
6) Lambat dalam merespon keluhan/laporan masyarakat;
7) Bersikap arogan.
BAB II
KARAKTER HARIAN PESERTA DIDIK POLRI

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 11


A. Iman dan Taqwa
1. Pengertian Iman dan taqwa
Iman dan taqwa merupakan pondasi atau dasar dari
pembentukan pribadi dan tatanan masyarakat. Mengimani Tuhan Yang
Maha Esa berarti meyakini bahwa tidak ada yang lebih kuat dan besar
kecuali Tuhan sang pencipta. Dalam kata lain iman merupakan
kendaraan bagi seseorang untuk mencapai taqwa, tanpa iman tak
mungkin seseorang akan mencapai taqwa. Taqwa adalah kemampuan
seseorang dalam menjalankan segala perintah Tuhan dan menjauhi
segala larangan-Nya.

2. Iman dan taqwa Menurut Agama Islam,


Iman adalah kepercayaan yang dipercayai oleh seseorang yang
berkenaan dengan agama, keyakinan maupun kepercayaan kepada
Tuhan, nabi, kitab dan sebagainya. Dalam ajaran agama Islam, iman
berarti kepercayaan, keyakinan kepada Allah, nabi-nabi-NYA serta kitab
yaitu Al-Quran dan lain sebagainya.
Sementara taqwa pada dasarnya merujuk pada sebuah sikap yang
terdiri dari cinta dan takut, yang lebih jelas lagi adalah adanya kesadaran
terhadap segala sesuatu atas dirinya dan bahkan merasa hatinya yang
paling dalam senantiasa diketahui oleh Allah SWT. Sehingga ia
senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala
larangannya.

3. Iman dan taqwa Menurut Agama Nasrani


Iman dalam Kekristenan adalah suatu keyakinan sentral yang
diajarkan oleh Yesus sendiri dalam kaitannya dengan injil (Kabar Baik).
Menurut Yesus, iman merupakan suatu tindakan percaya dan
penyangkalan diri sehingga orang tidak lagi mengandalkan
kebijaksanaan dan kekuatannya sendiri tetapi melekatkan diri pada
kuasa dan perkataan dari Dia yang ia percayai. Sejak Reformasi
Protestan, pengertian dari istilah ini telah menjadi suatu objek dari

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 12


ketidaksepakatan teologis utama dalam Kekristenan Barat. Sebagian
besar dari perbedaan tersebut telah diatasi dalam Deklarasi Bersama
tentang Doktrin Pembenaran (1999).

4. Iman dan taqwa Menurut Agama Hindu


Sradha/iman berarti keyakian/ kepercayaan sebagai cikal bakal
dari penguatan beragama, bayangkan kalau sebagai umat beragama
tidak mempunyai, keyakinan atau kepercayaan akan agama yang dianut
maka akan terjadi kerapuhan akan inti sari dari ajaran agama yang
dianut untuk itu pentingnya menjaga kemurnian ajaran agama.
Bhakti/taqwa berarti tunduk, hormat dan setia, maka dalam
berbagai aspek kehidupan dipakai sebuah pernyataan penyampaian
rasa bhakti itu sendiri.

5. Iman dan taqwa Menurut Agama Budha


Meyakini sebuah agama, merupakan sesuatu yang sangat pribadi
bagi umat manusia. Karena setiap manusia membutuhkan nilai-nilai
spriritual yang kemudian menjadi pegangan hidup, sebagai yang benar
atau tidak benar. Agama kemudian menjadi pusat pedoman tingkah laku
bagi mereka yang meyakininya.
Agama Buddha, memiliki konsep keyakinan yang mungkin sedikit
berbeda dengan konsep keyakinan milik agama lain. Istilah saddha
dapat saja disepadankan dengan kata iman secara umum. Tetapi secara
konsep, bahwa saddha merupakan suatu bentuk keyakinan terhadap
ajaran Buddha, yang diawali dengan penyelidikan/penelitian atau
“datang dan lihatlah” (ehipassiko) sehingga tidak akan menimbulkan
keyakinan yang membuta. Seperti kotbah Buddha dalam Alagaddupama
Sutta, bahwa seseorang yang telah mempelajari Dhamma, harus
memeriksa arti ajaran-ajaran itu dengan kebijaksanaan, sehingga
mendapatkan pengertian yang sebenarnya.
6. Mengapa Harus Beriman Dan Taqwa?

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 13


1. Agar peserta didik mampu mengendalikan emosi yang ada dalam
diri sehingga pergaulan di masyarakat berbangsa dan bernegara
akan aman dan damai karena didasari iman dan takwa.
2. Agar mampu mengontrol diri sendiri di tengah arus negatif
globalisasi.
3. Agar generasi muda mampu pelopor sekaligus pemimpin masa
depan, sehingga demi terbentuknya pemimpin yang bertanggung
jawab maka harus memiliki iman dan taqwa yang kuat.
4. Agar memiliki kepribadian yang luhur dan terpuji

7. Bentuk Iman dan taqwa


a. Beribadah sesuai agama masing-masing di tempat ibadah;
b. Bersedekah;
c. Mengikuti kegiatan keagamaan;
d. Bersyukur.

8. Implementasi dalam pengasuhan


a. Peserta didik melaksanakan ibadah di tempat ibadah sesuai agama
masing-masing;
b. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari kamis malam dengan
mengadakan tilawah quran secara bersama-sama untuk peserta
didik yang beragama islam, membaca al-kitab untuk agama kristen,
ibadah di pura untuk agama hindu dan ibadah di vihara untuk
agama budha;
c. Pendidik dan pengasuh membiasakan peserta didik agar selalu
berdoa terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran atau
kegiatan;
d. Diberlakukannya penambahan nilai sikap untuk peserta didik yang
aktif dalam kegiatan keagamaan;
e. Peserta didik bersedekah selama masa pendidikan;
f. Adanya jadwal petugas adzan, imam dan khotib untuk peserta didik
yang beragama islam.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 14


9. Korelasi dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata dan Catur
Prasetya.
- Setiap individu Polri sebagai insan hamba Tuhan, yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME;
- wajib melaksanakan syariat agama masing-masing dalam kegiatan
sehari-hari dan lingkungan tugasnya;
- Menjunjung nilai-nilai kerohanian dan memahami norma-norma serta
nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.

B. Cinta Tanah Air


1. Pengertian Cinta Tanah Air
Menurut Suyadi (2013:9) cinta tanah air merupakan sikap dan
perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan
sebagainya, sehingga tidak akan tergiur dengan tawaran bangsa lain
yang dapat merugikan bangsa sendiri. Lebih kongkritnya cinta tanah air
adalah suatu perasaan yang timbul dari hati seseorang warga negara
untuk mengabdi, memelihara, melindungi tanah airnya dari segala
ancaman dan gangguan.

2. Cinta Tanah Air Menurut Agama Islam


Salah seorang ulama Indonesia KH Muhammad Hasyim Asy’ari
(1871-1947) berhasil mencetuskan prinsip hubbul wathani minal iman
(cinta tanah air adalah bagian dari iman). Konteksnya saat itu untuk
membangkitkan nasionalisme rakyat Indonesia untuk mengusir para
penjajah. Kiai Hasyim Asy’ari adalah ulama yang mampu membuktikan
bahwa agama dan nasionalisme bisa saling memperkuat dalam
membangun bangsa dan negara.
Dua unsur ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Agama Islam
memerlukan tanah air sebagai lahan dakwah dan menyebarkan agama,
sedangkan tanah air memerlukan siraman-siraman nilai-nilai agama agar
tidak tandus dan kering. Meminjam pernyataan ulama asal Kempek,

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 15


Cirebon KH Said Aqil Siroj, agama tanpa nasionalisme akan menjadi
ekstrem. Sedangkan nasionalisme tanpa agama akan kering. Hal ini
terbukti ketika fenomena ekstremisme agama justru lahir dari orang dan
kelompok orang yang terlalu eksklusif dan sempit dalam memahami
agama tanpa memperhatikan realitas sosial kehidupan.
Cinta tanah air dapat diwujudkan melalui belajar tekun, menjaga
kebersihan lingkungan, menghormati orang tua dan guru, menghargai
sesama teman meskipun berbeda keyakinan, belajar agama kepada kiai
atau ulama secara mendalam, dan berusaha agar keberadaannya
mendatangkan manfaat untuk masyarakat, bangsa, dan negara.

3. Cinta Tanah Air Menurut Agama Nasrani


Sebagai seorang Katolik, kita dipanggil untuk menjadi patriot sejati,
bukan nasionalis. Gereja Katolik adalah universal, dan dengan demikian
meliputi semua negara. Demikian, orang Katolik mencintai negaranya
tetapi tahu bahwa warga negara lain juga adalah anak-anak terkasih dari
satu Allah kita.” – Our Sunday Visitor, Majalah Katolik
Patriotisme, sebagai salah satu jenis cinta, adalah sesuatu yang
baik. Patriotisme harus dikontraskan dengan nasionalisme yang timbul
bukan dari cinta melainkan dari kesombongan. Seorang patriotik
mencintai negara apa adanya negara itu, sementara nasionalis berpikir
bahwa negaranya adalah "yang terbaik" dari pada yang lain. Sebagai
seorang Katolik, kita hendaknya mengembangkan patriotisme dan
menghindari nasionalisme sama seperti kita mengembangkan cinta
kasih dan menghindari kesombongan.” – Karl Keating, apologet Katolik
dan penulis buku “Katolik dan Fundamentalisme”.
“Nasionalisme melibatkan pengakuan dan pengejaran kebaikan
bangsa sendiri saja tanpa menghormati hak-hak orang lain; patriotisme
di sisi lain adalah cinta terhadap tanah airnya yang memberikan hak-hak
yang sama dengan hak-hak yang diklaim bagi dirinya sendiri kepada
bangsa lain.” – Paus Beato Yohanes Paulus II.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 16


4. Cinta Tanah Air Menurut Agama Hindu
Kewajiban-kewajiban bernegara dan beragama dalam Hindu dapat
kita sebut dengan Dharmaning Negara dan Dharmaning Agama. Dharma
Agama merupakan wujud bhakti umat Hindu terhadap kemahakuasaan
Tuhan dalam memerankan ajara agama yang inovatif, kreatif, dan
integrative disamping meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
sebagai bangsa Indonesia yang pluralistik. Sedangkan Dharma Negara
adalah hak dan kewajiban serta tanggung jawab umat Hindu untuk
senantiasa membela, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan,
sekaligus mencintai tanah air.

5. Cinta Tanah Air Menurut Agama Budha


Sebagai umat beragama, ajaran agama buddha telah
memberikan modal yang luar biasa dalam mencintai tanah air. Kesetiaan
pada tanah air tentu bukan hanya slogan semata atau sekedar ungkapan
kata di bibir saja, namun kecintaan kepada tanah air telah terwujud dalam
bentuk perjuangan dan pengorbanan yang tulus dan ikhlas. Karena itu
sudah menjadi kewajiban sebagai penganut agama buddha semua untuk
mencintai tanah air Indonesia.
Ekspresi cinta pada tanah air pada era saat ini adalah dengan
menghormati dan mematuhi ketentuan hukum dan peraturan-
peraturannya, memelihara fasilitas umum, memiliki kepedulian terhadap
lingkungan, bekerja untuk kemajuan bangsa dalam menyongsong masa
depan Indonesia maju. Implementasi cinta tanah air tersebut dimulai dari
diri setiap masyarakat Indonesia.

6. Mengapa Harus Cinta Tanah Air?

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 17


a. Dengan meningkatkan rasa cinta tanah air dapat menguatkan
ketahanan nasional agar persatuan dan kesatuan bangsa tidak
mudah dipecah belah dan di adu domba
b. Untuk menumbuhkan rasa cinta dan melestarikan adat, budaya dan
alam yang dimiliki oleh negara
c. Untuk mengingat bagaimana perjuangan leluhur dan para pejuang
demi menjaga keutuhan tanah air indonesia.
7. Bentuk Cinta Tanah Air
a. Menghormati simbol-simbol negara seperti lambang burung garuda,
bendera merah putih dan lagu kebangsaan Indonesia raya;
b. Bangga menggunakan bahasa Indonesia;
c. Turut serta dalam upaya menjaga kedaulatan negara dengan
segenap tumpah darah secara tulus dan ikhlas;
d. Membantu mewujudkan ketertiban dan ketentraman baik di
lingkungan sekitar maupun secara nasional;
e. Menghargai keindahan alam dan budaya Indonesia;
f. Menghargai jasa para tokoh/pahlawan nasional;
g. Bangga menggunakan produk dalam negeri;
h. Memilih berwisata dalam negeri.
8. Implementasi
a. Melaksanakan upacara bendera merah putih secara berkala dan
melaksanakan upacara hari nasional;
b. Melaksanakan kegiatan kenegaraan atau setingkat kenegaraan
(deputasi upacara dan drumband);
c. Mampu menyanyikan lagu-lagu kebangsaan Indonesia, mars dan
hymne di lingkungan Polri;
d. Mempelajari kesenian dan budaya dari daerah lain yang ada di
Indonesia;
e. Melaksanakan sosialisasi atau penyuluhan cinta tanah air kepada
lingkungan sekitar;
f. Menggunakan produk dalam negeri;

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 18


g. Melaksanakan kunjungan ke museum polri dan/atau tempat
bersejarah polri lainnya.
9. Korelasi Dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata Dan Catur
Prasetya.
Anggota Polri dalam menjalankan tugas dan kehidupan sehari-hari
dengan menjunjung nilai budaya dan kearifan lokal harus memberikan
pengabdian tertinggi dalam upaya melindungi, mengayomi melayani
masyarakat serta menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

C. Demokratis
1. Pengertian
Demokratis adalah cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demokratis merupakan kata sifat
demokrasi. Warga negara yang demokratis adalah warga negara yang
memiliki perilaku hidup yang baik dalam kehidupan pribadi maupun
kenegaraan dengan memegang nilai-nilai demokrasi. Mengutip buku
Semua Berakar Pada Karakter, sifat demokratis adalah sifat yang
terbuka, sportif, damai, tidak memaksakan pendapat, bertanggung
jawab, dan tidak melanggar hak orang lain.

2. Demokratis menurut Agama Islam


Prinsip dan konsep demokrasi yang sejalan dengan islam adalah
keikutsertaan rakyat dalam mengontrol, mengangkat, dan menurunkan
pemerintah, serta dalam menentukan sejumlah kebijakan lewat wakilnya.

3. Demokratis menurut Agama Nasrani


Yesus mengajarkan akan ketaatan dan ketertiban dalam
menggunakan hak dan kewajiban termasuk membayar pajak masing-
masing sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah
(band. Mrk 12:13-17). Masih banyak hal-hal positif atau nilai-nilai tentang
demokrasi yang termaktub dalam Alkitab, seperti bagaimana dikisahkan

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 19


dalam Nehemi 2:17 tentang perlunya kesatuan dan bekerjasama dalam
membangun untuk mencapai tujuan dan kesejahteraan bersama, seperti
orang Israel yang membangun kembali tembok-tembok Yerusalem.
Karena itu umat Kristen patut mendukung sistem demokrasi, karena pri
nsip utama demokrasi adalah perlindungan terhadap hak azasi manusia
maupun terhadap keberagaman.

4. Demokratis menurut Agama Hindu


Agama Hindu, merupakan agama pertama yang ada di Indonesia
sebelum datangnya Islam. Nilai-nilai Hindu yang menunjang demokrasi.
Dalam Buku Tuhan Agama dan Negara disebutkan ada beberapa nilai
atau ajaran Hindu yang menunjang demokrasi, antara lain konsep
Istadewata, Hukum Karma, Tat Twam Asi, Ahimsa. Dan semua nilai ini
berpangkal pada paham ketuhanan Hindu, yaitu pantheisme, dimana
Brahman atau Tuhan berada di dalam (imanen) ciptaan. Ia Maha-ada
dan Maha-takterbatas. Pengada-pengada dunia ini, tidak dapat
membatasi atau menghalangi keberadaannya.
Dengan demikian kekuasaannya menyebar mengikuti
keberadaannya. Bukan seperti monotheisme, satu Tuhan yang
menentukan segala sesuatu dengan tangannya sendiri, seperti seorang
kepala suku yang otoriter, seorang diktator, dan berpihak pada satu
kelompok manusia. Dan monotheisme menolak perbedaan dan
kemajemukan.

5. Demokratis menurut Agama Budha


Kesamaan antara buddhis dan demokrasi dirasakan sendiri dalam
ajaran Buddha. Anjuran Buddha mengenai toleransi, pemikiran
mengenai diskusi, kebebasan memlilih yang luar biasa, persamaan,
tanpa kekerasan, ketidakadilan. Setiap pemikiran seperti ini
bertentangan dengan kebiasaan-kebiasaan di zamannya.
Hal tersebut merupakan konsep-konsep yang revolusioner yang
diperkenalkan oleh Buddha 2500 tahun yang lalu dan terus mengalami

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 20


pembaharuan di setiap zaman ke zaman. Ini bagian dari pembaharuan
intlektual yang besar yang dialami oleh sebagian besar masyarakat.
Pemikiran-pemikiran Buddha mengandung sifat demokrasi yang
menyangkut isi dan maksud tertentu. (dikutip dari sebuah ceramah yang
disampaikan oleh Prof. Ralp Buultjens mengenai “Agama Buddha dan
Demokrasi”, yang diterbitkan dalam The Sunday Observer, 15 Juli 1990).

6. Mengapa harus demokratis ?


sikap demokratis sangat diperlukan, karena dengan adanya sikap
demokratis kita dapat mengakui perbedaan serta memiliki rasa
bertanggung jawab. Memiliki sifat demokratis dalam kehidupan sehari-
hari sangatlah dibutuhkan serta menjadikan diri kita supaya dapat
menghargai perbedaan pendapat orang lain.

7. Bentuk Demokratis
menghargai perbedaan, penyampaian pendapat dengan cara-cara yang
benar, serta menghargai keputusan musyawarah. Di lingkungan sekolah,
sikap demokratis ditunjukkan dalam pemilihan ketua kelas yang
melibatkan semua serdik di kelas untuk mencapai kesepakatan.

8. Implementasi
a. Berusaha agar bersikap lemah lembut dan kasih sayang terhadap
sesama sehingga tidak dijauhi dalam pergaulan.
b. Membiasakan diri untuk bermusyawarah saat menghadapi suatu
permasalahan.
c. Belajar untuk menghargai pendapat orang lain meski tidak sesuai
keinginan hati.
d. Berbicara dengan bahasa yang santun saat mengungkapkan
pendapat sehingga tidak menyinggung orang lain.
e. Menerima hasil musyawarah dengan lapang dada. Segera
meminta maaf jika melakukan kesalahan.
f. Belajar untuk memaafkan kesalahan orang lain

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 21


9. Korelasi Dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata Dan Catur
Prasetya
Sebagai seorang anggota Polri dalam bertugas harus paham bahwa di
lingkungan masyarakat terdapat perbedaan pendapat yang sangaat
beragam sehingga harus menerima pendapat-pendapat dari masyarakat
dengan baik dan tdak arogan keapada masyarakat.

D. Disiplin
1. Pengertian Disiplin
Kata disiplin sendiri berasal dari kata latin “discipline”. Artinya
“latihan atau pendidikan dalam pengembangan harkat, spiritualitas, dan
kepribadian”. Disiplin memanifestasikan dirinya sebagai upaya untuk
meningkatkan perilaku individu agar mengikuti prinsip dan selalu
mengikuti aturan atau norma yang berlaku. Sekarang, kata disiplin telah
berkembang maknanya dalam beberapa cara. Pertama, disiplin diartikan
sebagai kepatuhan atau pengawasan dan pengendalian peraturan
(hukum). Kedua, bidang tersebut merupakan latihan yang bertujuan
untuk mengembangkan diri agar berperilaku tertib. Dengan kata lain,
disiplin adalah rasa kepatuhan terhadap aturan atau pengawasan
dan pengendalian. Disiplin adalah upaya untuk memberikan suatu objek
rasa nilai atau obsesi untuk menaati aturan.

2. Displin Menurut Agama Islam


Dalam ajaran Islam, banyak ibadah terkait dan dikaitkan dengan
waktu-waktu tertentu atau yang biasa disebut ibadah muwaqqat. Hal ini
tentu akan ‘memaksa’ umat Islam untuk senantiasa peduli dan
memperhatikan waktu.
Islam sangat mengedepankan sikap disiplin. Rasulullah sebagai
uswatun khasanah atau role model memiliki karakter disiplin dalam
kehidupan sehari-harinya. Bahkan sebelum menerima wahyu pertama,
Nabi Muhammad telah mendapat julukan al-amin. Gelar al-amin

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 22


merupakan bukti dedikasi Nabi Muhammad terhadap segala sesuatu
yang menjadi tanggung jawabnya. Nilai kedisiplinan jelas menjadi
pondasi penting di dalamnya. Dalam mengemban amanahnya, Rasul
menerima wahyu Al-Qur’an yang berisi begitu banyak hikmah untuk
kehidupan manusia.

3. Displin Menurut Agama Nasrani


Tidak terkecuali dalam kerohanian, setiap orang pun perlu
melakukan disiplin rohani. Disiplin rohani dijabarkan sebagai semua
perilaku manusia untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan rohaninya
yang memampukan dia mencapai pertumbuhan yang dewasa secara
rohani.
Tujuan dari disiplin secara rohani ini adalah untuk
mengembangkan jiwa rohani seseorang yang telah menerima Yesus
seperti yang dituliskan di 2 Korintus 5:17,
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Ketika seseorang menerima Yesus berarti ia harus menjadi seperti
Kristus. Perilaku lama dari diri seseorang akan berubah secara perlahan
demi perlahan menjadi seperti Kristus.Oleh sebab itu syarat pertama
untuk mengikutNya adalah untuk “Menyangkal diri”, dimana seseorang
harus mengadakan pembaharuan dirinya dari dalam ke luar. Hal ini
mencakup cara berpikir, perasaan dan karakter yang mempengaruhi
perilaku seseorang

4. Displin Menurut Agama Hindu


Yoga sebagai salah satu jalan dalam menghubungkan roh pribadi
(atman) dengan Tuhan (Paramatman), bukan semata berbicara tentang
disiplin diri dalam melakukan gerakan-gerakan asanas. Karena kekuatan
fisik, hanya menjadi salah satu media dalam disiplin spiritual. Disiplin fisik,
hendaknya diikuti dengan disiplin secara mentalitas diri.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 23


Disiplin merupakan proses membiasakan diri umat Hindu pada
berbagai aktifitas spiritual, menjadi prilaku dan tindakan sehari-hari.
Melalui disiplin akan membentuk mentalitas dan karakter umat Hindu
dalam kehidupannya. Dalam Yoga Sutra Patanjali menyebutkan 3
disiplin diri untuk bisa terbebas dari penderitaan, sekaligus mentalitas
yang akan mendekatkan diri kita kepada Tuhan. 3 disiplin ini disebut
dengan ‘Tri Kriya Yoga’Displin.

5. Displin Menurut Agama Budha


Disiplin moral adalah dasar ajaran Dhamma, dan saya yakin
disiplin moral ini merupakan ajaran semua agama. Disiplin moral hanya
mempunyai satu pilihan. Dan pilihan itu tidak lain adalah: melatih,
melakukannya. Tidak ada orang lain, sekalipun dewa, yang mampu
membuat seseorang mempunyai disiplin moral. Ini adalah tuntutan
setiap orang untuk mendisiplinkan moral bagi dirinya sendiri. Seseorang
yang tidak mempunyai disiplin moral, orang seperti ini tidak mempunyai
landasan hidup berdisiplin. Mental yang tidak dididik atau dilatih untuk
disiplin terutama disiplin moral akan sangat sulit diajak hidup dengan
disiplin. Mental yang lemah seperti itu sukar untuk ikut menopang disiplin
nasional.

6. Mengapa Harus Disiplin?


Seseorang yang di dalam hatinya sudah menerapkan rasa disiplin
akan terdorong untuk melakukan suatu perbuatan yang sesuai dengan
norma-norma yang berlaku. Sikap yang selalu patuh terhadap aturan itu
merupakan perwujudan dari perilaku disiplin, jadi perilaku disiplin akan
menyatu dengan kepribadian seseorang.
Seorang anggota Polri harus memiliki kedisiplinan yang tinggi, karena
perilaku disiplin memiliki beberapa manfaat, yaitu:
a. Membantu Diri Lebih Fokus
Manfaat disiplin bagi diri sendiri berikutnya adalah membantu diri
lebih fokus. Sebab, tak dapat dipungkiri, kita hidup di dunia yang

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 24


penuh dengan distraksi yang membuyarkan konsentrasi. Berlatih
menerapkan disiplin diri membantu kita untuk bisa lebih fokus pada
tujuan dan objektif yang didambakan baik itu tujuan jangka panjang
maupun jangka pendek. Dengan fokus pada tujuan yang hendak
dicapai, kita bisa menyelesaikan rentetan pekerjaan dan tugas
sehari-hari. Derajat fokus tersebut bisa dilatih dengan menerapkan
disiplin diri, seperti bangun lebih pagi dan tidur tidak terlalu larut.
b. Menumbuhkan Ketenangan
Manfaat disiplin bagi diri sendiri bukan hanya dapat membantu diri
lebih fokus, tetapi juga dapat menumbuhkan rasa ketenangan. Hal
ini tak lain karena kita telah melaksanakan apa yang harus kita
laksanakan secara benar dan tepat waktu, sehingga tak ada rasa
bersalah yang tumbuh dalam hati.
c. Tingkatkan Rasa Percaya Diri
Manfaat disiplin bagi diri sendiri lainnya yang bisa kamu rasakan
adalah meningkatnya rasa percaya diri. Penting diketahui bahwa
percaya diri yang optimal dan terkendali dapat membantu kita untuk
menyelesaikan tugas dan meraih tujuan yang didambakan. Tugas
dan pekerjaan yang bisa terselesaikan dengan baik tersebut akan
juga berefek positif pada rasa percaya diri.
d. Tumbuhnya Kepekaan
Selanjutnya, manfaat disiplin bagi diri sendiri juga dapat menjadi
media untuk menumbuhkan kepekaan terhadap orang lain.
Manfaat ini akan sangat terasa pada anak-anak. Ia akan tumbuh
menjadi pribadi yang peka/berperasaan halus dan juga percaya
pada orang lain.

7. Bentuk Disiplin
a. Disiplin waktu
Arti disiplin waktu adalah seseorang bisa menggunakan waktu
dengan baik dan membaginya. Waktu sangat berharga dan salah satu
kunci sukses adalah penggunaan waktu dengan baik. Kita semua tahu

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 25


bahwa hidup adalah persoalan menjalankan waktu yang kita miliki. Itulah
sebabnya waktu erat kaitannya dengan kedisiplinan untuk melakukan
berbagai hal.
Disiplin waktu kemudian dapat diartikan lebih luas dalam
praktiknya di aktivitas seseorang. Mulai dari disiplin waktu dalam belajar,
disiplin waktu beribadah, disiplin waktu dalam pekerjaan, dan
sebagainya.
b. Disiplin Ilmu
Disiplin Ilmu adalah memenuhi semua syarat yang ditetapkan
sebagai seorang ilmuwan, jika ilmuwan memiliki bidang keilmuan dan
berprinsip membangun kebaikan dan manfaat bagi orang banyak.
Dengan begitu, ilmuwan dapat mengambil tindakan yang baik dengan
Kode Etik (aturan) dalam mengambil kesimpulan atau menentukan
sebuah kebenaran berdasarkan ilmu atau pengetahuan. Contoh,
seorang Ahli nuklir, jika tidak memiliki disiplin ilmu, keahliannya
digunakan untuk menghancurkan negara, bukan untuk kepentingan
umat manusia. Seorang ilmuwan sejati tidak bertindak melawan
pengetahuannya melainkan menggunakannya untuk bermanfaat bagi
orang banyak.
c. Disiplin Pribadi
Disiplin Pribadi adalah memberikan orientasi diri terhadap tujuan
yang diinginkan melalui latihan dan pengembangan. Disiplin pribadi
adalah kesediaan untuk disiplin.
d. Disiplin Sosial
Disiplin sosial merupakan manifestasi dari adanya disiplin pribadi
yang berkembang melalui komitmen pribadi dalam diri individu.
Kehidupan bermasyarakat adalah hakikat manusia. Orang-orang
memiliki latar belakang yang berbeda, diukur dalam konteks
budaya. Oleh karena itu, setiap orang memiliki kepribadian dan perilaku
yang berbeda. Jadi, setiap orang harus bisa menghargai orang lain
dengan disiplin mengikuti aturan masyarakat. Disiplin sosial dimulai
dengan kemampuan dan kemauan untuk mengatur diri sendiri dalam

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 26


pelaksanaan nilai-nilai, aturan-aturan, aturan-aturan dan peraturan-
peraturan yang berlaku di sekolah, masyarakat dan negara.
e. Disiplin Kebangsaan
Disiplin Kebangsaan adalah kemampuan dan kemauan untuk
mengatur diri sendiri untuk menaati segala peraturan yang ditetapkan
oleh Negara. Bangsa adalah alat untuk memperjuangkan kehendak
bersama. Oleh karena itu, keberadaan masyarakat yang disiplin akan
mampu memenuhi keinginan bangsa.

8. Implementasi
a. Peserta didik patuh dan taat terhadap segala bentuk peraturan
yang berlaku;
b. Peserta didik tepat waktu dalam mengikuti setiap kegiatan;
c. Peserta didik menggunakan seragam dinas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

9. Korelasi Dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata Dan Catur
Prasetya
Anggota Polri dalam menjalankan tugas harus memberikan
panutan kepada masyarakat seperti jujur, tegas, adil dan tidak
diskriminasi.

E. Kerja Keras
1. Pengertian Kerja Keras
Kerja keras adalah kegiatan kerja yang dilakukan seseorang
secara sungguh-sungguh tanpa mengenal kata lelah dan menyerah
hingga mencapai target yang sudah ditentukan. Seseorang yang bekerja
keras seringkali disebut sebagai workaholic. Mereka akan terus
berusaha dan bekerja keras dengan baik dan maksimal.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 27


2. Kerja Keras Menurut Agama Islam
Kerja keras termasuk salah satu hal yang diajarkan oleh ajaran
Islam. Bahkan, umat Islam diwajibkan untuk selalu bekerja keras.
Kewajiban untuk selalu bekerja keras ini terdapat dalam Al Quran, surat
al Qashash ayat 77, “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa
yang telah Dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu
lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak Menyukai orang yang
berbuat kerusakan”.
Dari ayat al Quran di atas, kita mengetahui bahwa kerja keras
ternyata juga diwajibkan dalam Islam, bahkan dalam kegiatan duniawi.
Di ayat tersebut kita diajarkan untuk tidak boleh hanya memikirkan
kehidupan akhirat saja, melainkan kita juga harus memperjuangkan
kehidupan kita di dunia. Kedua hal ini, dunia dan akhirat, harus seimbang
diperjuangkan, tidak berat sebelah. Sangat baik untuk kita
memaksimalkan ibadah kita untuk akhirat dan sangat baik pula kita untuk
bekerja keras pula untuk kesejahteraan hidup kita di dunia.

3. Kerja Keras Menurut Agama Nasrani


Perihal bekerja dijelaskan di kitab Kejadian. Di pasal awal, Allah
digambarkan sebagai pekerja utama; sibuk dengan penciptaan dunia
(Kej 1:1-15). Alkitab menyatakan bahwa Allah bekerja selama enam hari
dan beristirahat pada hari ketujuh. Allah adalah yang pertama kali yang
melakukan pekerjaan di bumi; oleh karena itu, pekerjaan yang benar
mencerminkan aktivitas Allah.
Karena Allah itu baik, bekerja juga baik (Mzm 25:8; Ef 4:28).
Selanjutnya, kitab Kejadian 1:31 menyatakan bahwa ketika Allah melihat
hasil dari pekerjaan-Nya, Dia menyebutnya "sangat baik." Allah
kemudian memeriksa dan menilai kualitas pekerjaan-Nya. Ketika Ia
memutuskan bahwa Dia telah melakukan pekerjaan yang baik, Dia
menikmati hasilnya. Melalui contoh ini, jelas bahwa bekerja itu harus

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 28


produktif. Bekerja harus dilakukan dengan cara yang bisa menghasilkan
produk dengan kualitas tertinggi. Imbalan bagi bekerja adalah
kehormatan dan kepuasan yang berasal dari pekerjaan yang telah
dilakukan dengan baik.

4. Kerja Keras Menurut Agama Hindu


Tapa adalah ketekunan dalam melakukan usaha keras dalam
kehidupan ini. Tetua kita di Bali di masa lalu sering menyebutkan “metapa”
sebagai ungkapan untuk menjaga disiplin diri dalam melakukan suatu
upaya yang besar
“Orang seharusnyasuka hidup, di dunia ini dengan melakukan kerja
keras selama seratus tahun. Tidak ada cara lain bagi keselamatan
seseorang. Suatu tindakan yang tidak memetingkan diri sendiri dan tidak
memihak menjatuhkan pelaku dari keterikatan” (Yayurweda XL.2)
“Para dewa menyukai orang-orang yang bekerja keras. Para Dewa
tidak menyukai orang-orangyang gampang-gampangan dan bermalas-
malas. Orang-orang yang selalu waspada mencapai kebahagiaan yang
agung” (Athavaveda XX.18.3).
“Wahai para orang-orang yang berfikir mulia, janganlah tersesat.
Tekunlah dan dengan tekadyang keras untuk mencapai tujuan yang
tinggi. Bekerjalah dengan tekun untuk memperolehkekayaan. Orang
yang bersemangat, akan berhasil hidup berbahagia dan menikmati
kemakmuran”. Para dewa tidak akan menolong orang yang bermalas-
malas” (Rgveda.39.9)“Atandraso avrka asramisthah (Rgveda IV.4.12).

5. Kerja Keras Menurut Agama Budha


Delapan Jalan Mulia bukan hanya dapat dijadikan jalan menuju
sukses di Jalan Kebangkitan, pencerahan, menjadi Buddha, tetapi juga
dapat dipahami dalam bekerja menuju kesuksesan duniawi. Jadi, pada
dasarnya apapun tujuan kita, tuntunan Buddha tetap akan membantu
dengan kemampuan pemahaman yang baik

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 29


Berikut pemaknaan yang berguna dari delapan jalan mulia yang
dapat kita gunakan untuk meningkatkan ketekunan kita bekerja. Dalam
kaitan ini, kita menggunakan kata "efektif" daripada "benar" yang pada
umumnya kita gunakan dalam pemahaman delapan jalan mulia. Kata
"benar" pada dasarnya dapat memiliki dua arti - efektif atau benar,
pemaknaan secara dangkal "benar" atau "salah", dalam pemahaman
ajaran Buddha bukanlah pemikiran yang tepat.

6. Mengapa Harus Kerja Keras?


a. Kerja Keras Membuahkan Hasil
Seseorang tidak akan bisa membuat pencapaian apa-apa dalam
hidup tanpa kerja keras. Jika Anda bekerja keras, Anda akan
mendapatkan hasilnya. Itulah hukum alam yang berlaku bagi siapa saja.
Hasil kerja keras tidak melulu kesuksesan yang instan. Bisa sebuah
pengalaman dan pelajaran berharga, atau perubahan pada sesuatu
dalam diri Anda. Apapun itu, yang jelas Anda telah selangkah lebih dekat
menuju kesuksesan. Pepatah berkata, mimpi tidak akan membawa Anda
menjadi orang sukses. Kerja keras-lah yang akan mengantarkan Anda
ke sana. Bermalas-malasan dan menunda pekerjaan hanya akan
membuang waktu dan tenaga Anda. Anda baru sadar betapa Anda telah
melewatkan banyak hal ketika teman-teman terdekat Anda telah meraih
kesuksesannya masing-masing.
b. Dengan Bekerja Keras, Anda Akan Dihormati Orang Lain
Di sekitar kita, skan selalu ada orang-orang dekat Anda yang
dihormati oleh siapapun dan kapanpun. Mungkin saudara Anda, sahabat
dekat, atau bahkan orang tua Anda sendiri. Kehadiran mereka dihargai
orang lain, kata-katanya didengar, dan mereka diharapkan hadir di mana
saja.
Sekarang lihat apa kesamaan mereka: sukses. Orang yang sukses
adalah orang yang bekerja keras. Mereka dihargai atas kerja keras dan
kemampuan mereka.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 30


c. Kerja Keras Membangun Karakter
Hal terpenting yang diperoleh dari kerja keras adalah
pembangunan karakter diri menjadi seseorang yang lebih baik dan
mampu menghargai segala sesuatu yang dimiliki meski nilainya kecil.
Kerja keras membentuk kita menjadi seseorang yang lebih disiplin, tekun,
dan pantang menyerah. Kita selalu fokus pada tujuan akhir dengan
menggunakan waktu dan tenaga semaksimal mungkin.
d. Kerja Keras Membangun Karakter
Hal terpenting yang diperoleh dari kerja keras adalah
pembangunan karakter diri menjadi seseorang yang lebih baik dan
mampu menghargai segala sesuatu yang dimiliki meski nilainya kecil.
Kerja keras membentuk kita menjadi seseorang yang lebih disiplin, tekun,
dan pantang menyerah. Kita selalu fokus pada tujuan akhir dengan
menggunakan waktu dan tenaga semaksimal mungkin.
e. Menghindari Penyesalan dalam Hidup
Jangan pernah merasa masih terlalu muda dan masih memiliki
banyak waktu. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 4 dari 10 orang
menyatakan mereka tidak bahagia menjalani hidup mereka. Mengapa?
Terlalu banyak penyesalan di dalamnya. Orang yang sudah memasuki
usia paruh baya akan mulai merasakan penyesalan, berharap mereka
bekerja lebih keras lagi semasa muda. Jangan pernah mengatakan
“Seharusnya saya melakukan itu dulu”. Waktu tidak akan pernah kembali,
dan Anda memilih untuk menyia-nyiakannya.
f. Membuka Peluang Baru
Banyak orang yang mengeluh, berkata mereka tidak beruntung
dalam hidupnya. Padahal bukan keberuntungan yang membawa hasil,
melainkan kerja keras. Presiden Amerika Serikat Thomas Jefferson
pernah berkata, “Saya adalah orang yang percaya pada keberuntungan,
dan menurut saya semakin saya bekerja keras, semakin banyak pula
keberuntungan saya.” Kerja keras adalah magnet yang menarik semua
peluang dan keberuntungan untuk datang menghampiri Anda.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 31


Kesempatan yang baik tidak turun dari langit. Bisa dari orang-orang baru
yang Anda temui atau dari hasil yang Anda dapatkan dari kerja keras.
g. Kerja Keras Mendatangkan Energi Positif
Kerja keras memberikan dampak positif bagi seseorang. Mereka
akan selalu mendapatkan energi positif dan termotivasi karena fokus
pada tujuan akhir yaitu mencapai kesuksesan. Semangat positif dan
motivasi menjadi tren baru di abad ke-21, di mana banyak orang terus
menerus mencoba menemukan motivasi melalui buku, ide-ide baru, atau
gambar. Padahal motivasi dapat dihasilkan dari kerja keras. Dengan
terus melihat mimpi-mimpi Anda, maka kata menyerah akan jauh dari
bayangan. Anda tidak perlu menghabiskan waktu untuk menemukan
motivasi karena hal itu ada di dalam diri Anda sendiri.
h. Membahagiakan Orang-Orang Tercinta
Ketika Anda bekerja keras, bukan hanya Anda yang akan
menikmatinya. Tapi keluarga dan orang-orang tercinta akan merasakan
dampaknya. Misalnya Anda ingin memberikan rumah pensiun atau mobil
baru untuk orang tua. Semua itu akan terwujud dengan kerja keras.
Meski belum berhasil, mereka akan bahagia melihat Anda bekerja keras
mewujudkannya. Anak-anak Anda nantinya juga bisa menjalani hidup
yang lebih mudah berkat kerja keras Anda. Melihat orang-orang di
sekeliling Anda bahagia, tentu akan memberikan kebahagiaan tersendiri
buat Anda.
i. Kerja Keras Memberikan Kepuasan Diri
Anda tidak boleh memandang rendah diri Anda sendiri karena Anda
selalu mampu untuk melakukan lebih. Dapatkan kepuasan diri Anda
dengan bekerja keras. Ketika Anda telah mampu meraih kesuksesan
dengan segala kerja keras Anda, maka Anda akan merasa puas dan
bangga pada diri sendiri. Jika Anda masih belum menemukan
jawabannya, Anda bisa bertanya pada orang-orang sukses di sekitar
Anda atau membaca resep meraih kesuksesan dari orang-orang sukses
di dunia. Dana hanya akan menemukan satu jawaban: kerja keras. Tidak
ada jalan lain menuju sukses selain dengan bekerja keras

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 32


7. Bentuk Kerja Keras
a. Berangkat Tepat Waktu.
b. Pulang Selesai Pekerjaan Beres.
c. Memiliki Inisiatif yang Tinggi.
d. Tekun dalam Belajar.
e. Mempunyai Motivasi yang tinggi.
f. Mudah Bekerja Sama.
g. Bisa Diandalkan oleh Tim.
h. Konsisten Mempertahankan Prioritas.

8. Implementasi
a. Melaksanakan pembelajaran, pelatihan dan pengasuhan dengan
sungguh-sungguh;
b. Pantang menyerah dalam mengikuti pembelajaran dan pelatihan;
c. Meningkatkan kemampuan kesemaptaan jasmani.

9. Korelasi Dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata Dan Catur
Prasetya
Anggota Polri dalam menjalankan tugasnya harus secara optimal,
sungguh-sungguh kepada masyarakat dan tidak pantang menyerah
hingga mencapai target yang sudah ditentukan.

F. Kerja Cerdas
1. Pengertian Kerja Cerdas
Kerja Cerdas mengandung pengertian kerja yang tidak hanya
mengandalkan fisik atau tenaga yang kuat melainkan adanya peran otak
dalam berpikir untuk mengambil suatu tindakan atau aktivitas secara
lebih efisien dan efektif.

2. Kerja Cerdas Menurut Agama Islam


Islam menempatkan bekerja sebagai ibadah untuk mencari rezeki
dari Allah guna menutupi kebutuhan hidupnya. Bekerja untuk

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 33


mendapatkan rezeki yang halalan thayiban termasuk kedalam jihad di
jalan Allah yang nilainya sejajar dengan melaksanakan rukun Islam.
Dengan demikian bekerja adalah ibadah dan menjadi kebutuhan setiap
umat manusia. Bekerja yang baik adalah wajib sifatnya dalam Islam.
Rasulullah, para nabi dan para sahabat adalah para profesional yang
memiliki keahlian dan pekerja keras. Mereka selalu menganjurkan dan
menteladani orang lain untuk mengerjakan hal yang sama. Profesi nabi
Idris adalah tukang jahit dan nabi Daud adalah tukang besi pembuat
senjata. Jika kita ingin mencontoh mereka maka yakinkan diri kita juga
telah mempunyai profesi dan semangat bekerja keras. Profesi yang
dikembangkan di lingkungan kita seperti profesi dosen, profesi verifikator
keuangan, profesi ahli hukum, profesi laboran, profesi administratur,
profesi supir, dan lainnya merupakan profesi yang harus kita kerjakan
untuk kemaslahatan masyakat banyak. Satu langkah setelah meyakini
memiliki profesi maka wajib hukumnya kita untuk bekerja keras.
InsyaAllah kita akan dilimpahkan rezeki yang halal sekaligus pahala atas
ibadah pekerjaan yang kita lakukan. Melengkapi bekerja keras dan
profesional adalah praktek bersikap dan berperilaku mencontoh
Rasulullah yaitu bersifat siddiq, fathonah, amanah dan tabligh agar kita
diberikan keselamatan dunia dan akhirat. Sifat siddiq adalah dapat
dipercaya dan jujur. Sifat fathonah adalah harus pintar. Sifat amanah
adalah melaksanakan tugas yang dibebankan dan tabligh adalah mampu
melakukan komunikasi yang baik. Wujud dari kita bekerja selain
mendapat rezeki halal adalah pengakuan dari lingkungan atas prestasi
kerja kita.

3. Mengapa Harus Kerja Cerdas?


orang yang bekerja cerdas akan memanfaatkan waktu yang ia miliki
dengan seefisien mungkin. Ia akan memikirkan cara-cara kreatif agar ia
dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan maksimal, namun tetap
memiliki waktu untuk aspek lain dalam kehidupannya di luar pekerjaan.
Orang yang bekerja cerdas biasanya akan bekerja dalam tim agar tidak

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 34


terbebani dengan satu tugas tertentu serta dapat mencapai hasil yang
lebih optimal. Selain itu, orang yang bekerja cerdas akan memilah setiap
tawaran yang diberikan kepadanya. Ia tidak akan menerima setiap
tawaran begitu saja, tetapi juga mempertimbangkan kemampuan, waktu,
serta keseimbangan antara profit yang diperoleh dengan upaya yang
diinvestasikan dalam melakukan pekerjaan tersebut.

4. Bentuk Kerja Cerdas


a. Memiliki inisiatif yang tinggi;
b. Memahami potensi diri;
c. Mendahulukan pekerjaan yang dapat diselesaikan terlebih
dahulu;
d. Berpikir kreatif.

5. Implementasi
a. Menyusun skala prioritas
Bekerja cerdas artinya mampu menempatkan prioritas. Buatlah skala
prioritas dalam setiap pekerjaan Anda. Selesaikan pekerjaan yang lebih
mendesak dan penting, serta memerlukan tenaga ekstra terlebih dahulu, lalu
tempatkan pekerjaan lain yang dirasa lebih ringan atau memiliki tenggat waktu
lebih lama setelahnya.
b. Buatlah to-do-list
Supaya pekerjaan lebih tersusun, buatlah to-do-list harian,
mingguan, atau bahkan bulanan. Ini bisa menjadi panduan bagi Anda
untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai alur yang telah direncanakan.
Jika sudah terbiasa, maka ritme kerja akan lebih baik dan bisa
meminimalisasi waktu yang terbuang untuk kerja yang tidak perlu.
c. Fleksibel
Membuat prioritas dan to-do-list tidak semata-mata untuk membuat
Anda begitu terpaku pada apa yang sudah Anda rencanakan. Ingat,
waktu berubah, lingkungan dan kondisi pun bersifat dinamis. Artinya, ada
kemungkinan bahwa prioritas menjadi ikut berubah. Maka penting pula
untuk bisa fleksibel ketika memang hal tersebut dibutuhkan.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 35


d. Ketahui waktu produktif Anda
Tiap orang memiliki waktu produktifnya sendiri. Ada yang merasa
lebih bersemangat bekerja saat pagi buta, ada pula yang lebih
bersemangat ketika bekerja menjelang malam. Untuk itulah agar kerja
cerdas tercapai, Anda harus mengenali diri Anda sendiri. Mengerjakan
pekerjaan ketika waktu produktif akan menghemat banyak waktu karena
4 jam bekerja saat produktif bisa menjadi lebih maksimal hasilnya
dibanding memaksakan bekerja 8 jam sepanjang hari.
e. Terapkan teknik 80/20
Kerja cerdas artinya menggunakan usaha seminimal mungkin
untuk membuat hasil kerja semaksimal mungkin. Ada teknik yang cukup
terkenal yaitu 80/20 atau 80 untuk 20. Teknik ini mengajarkan kita agar
menggunakan 80 persen energi untuk fokus menyelesaikan 20 persen
pekerjaan yang paling berat. Ini akan membuat tugas lain yang lebih
ringan akan lebih mudah diselesaikan.
f. Gunakan kalender sebagai reminder
Sesuatu yang jelas terlihat di depan mata akan membantu Anda
agar lebih realistis dengan tujuan dan capaian. Untuk itulah, tak ada
salahnya untuk menggunakan kalender sebagai papan pengingat. Tulis
pada setiap minggu atau bulan di kalender dengan target tertentu.
Tuliskan juga jadwal atau hal-hal apa yang harus dilakukan untuk
mencapai target tersebut. Pajang kalender di meja kerja atau di dinding
yang mudah untuk dilihat sehingga dengan mudah Anda fokus pada jalur
yang semestinya.
g. Luangkan waktu untuk istirahat
Meluangkan waktu istirahat untuk istirahat juga merupakan salah
satu cara kerja cerdas. Pastikan otak, tubuh, dan jiwa bisa melepaskan
ketegangan kerja sehingga lebih prima menghadapi pekerjaan
selanjutnya. Perlu diperhatikan pula bahwa istirahat cukup artinya adalah
sesuai kadarnya. Tidur atau berleha-leha lebih lama bukan berarti Anda
menyimpan energi lebih banyak pula untuk bekerja. Sebab, nyatanya

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 36


seseorang yang terlalu banyak istirahat justru akan merasa lebih malas
untuk memulai pekerjaan.
h. Fokus pada tujuan
Fokus pada apa yang ingin dicapai adalah cara agar Anda tidak
mudah tergoda dengan hal-hal lainnya. Hasil pekerjaan jauh lebih
maksimal jika Anda fokus saat mengerjakannya. Hindari bekerja secara
multitasking walaupun hal tersebut memang bagus, tetapi bukan berarti
menjadi baik untuk selalu dilakukan.
i. Asah kemampuan komunikasi
Seperti halnya manusia yang merupakan makhluk sosial, pekerjaan
menuntut kemampuan komunikasi dan kolaborasi yang baik. Artinya,
kemampuan Anda untuk bisa mendengar, menyampaikan pertanyaan,
hingga mengeluarkan pendapat harus diasah agar komunikasi dengan
lingkungan tidak terkendala. Kemampuan komunikasi penting bagi
pekerja cerdas agar segala sesuatu yang dia dengarkan atau kerjakan
bisa tersampaikan dengan baik. Ini untuk menghindari adanya
miskomunikasi antar rekan kerja, atau bahkan dengan klien yang bakal
ditemui.
j. Evaluasi hasil pekerjaan
Cara berikutnya yang bisa dilakukan untuk kerja cerdas adalah rutin
mengulas atau melakukan evaluasi apa yang sudah dikerjakan. Anda
harus cakap dalam menganalisa pekerjaan yang sudah dikerjakan agar
mengetahui apa saja kekurangannya. Dari hasil analisa dan ulasan
tersebut, jadikan sebagai rujukan untuk memperbaiki diri kedepannya.

6. Korelasi Dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata Dan Catur
Prasetya
Anggota polri dalam menjalankan tugas harus skala prioritas seperti
memberikan bantuan kepada masyarakat yang merasa terancam dari
gangguan fisik atau psikis tanpa perbedaan perlakuan. serta berpikir
kreatif dan inovatif dalam memecahkan masalah yang ditangani
misalnya melaksanakan diskresi kepolisian.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 37


G. Profesional
1. Pengertian Profesional
Profesional artinya ahli dalam bidangnya. Jika seorang manajer
mengaku sebagai seorang yang profesional maka ia harus mampu
menunjukkan bahwa dia ahli dalam bidangnya. Harus mampu
menunjukkan kualitas yang tinggi dalam pekerjaanya. Menurut Siagian
(2000) profesional diukur dari kecepatannya dalam menjalankan fungsi
dan mengacu kepada prosedur yang telah disederhanakan.

2. Mengapa Harus Profesional?


Karyawan yang bersikap profesional mampu memahami hubungan
dan relasi, tahu tugas dan tanggung jawab, serta bisa fokus dan
konsisten terhadap urusan pekerjaan. Dengan memiliki sikap yang
seperti itu, dampak positif akan dialami oleh perusahaan tempat
seseorang bekerja dan juga untuk pribadi karyawan itu sendiri.

3. Bentuk Profesional
a. Memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
b. Memiliki sikap dan sifat yang baik
c. Memiliki tujuan yang jelas dalam bekerja
d. Memiliki sikap mandiri
e. Memiliki kemampuan memotivasi diri sendiri
f. Memiliki orientasi masa depan
g. Memiliki integritas
h. Memiliki semangat untuk meningkatkan kompetensi
i. Mematuhi kode etik

4. Implementasi
a. Peserta didik mampu melaksanakan tugas sesuai bidang yang
diberikan dan
b. Peserta didik mampu mengembangkan serta mengaplikasikan ilmu
pengetahuan/keterampilan yang telah dipelajari;

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 38


c. Peserta didik mampu berprestasi sesuai bidangnya;
d. Peserta didik mampu menghasilkan produk sesuai dengan ilmu
pengetahuan/keterampilan yang telah dipelajari;

5. Korelasi Dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata Dan Catur
Prasetya
Anggota polri dapat menjalankan tugas pokok fungsi dan
peranannya dengan menjunjung tinggi kebenaran dalam menegakkan
hukum berdasarkan ketentuan Perundang-undangan yang ada.

H. Sederhana
1. Pengertian Sederhana
Wijaya (2014: 117) mengungkapkan sederhana adalah kebiasaan
seseorang untuk berperilaku sesuai kebutuhan dan kemampuannya.
Sederhana dapat pula berarti tidak berlebihan atau tidak mengandung
unsur kemewahan.
Sederhana adalah kebiasaan atau perilaku sehari-hari yang dilakukan
sesuai kebutuhan dan kemampuan serta tidak mencerminkan sikap yang
berlebihan atau mengandung unsur kemewahan, dengan
mempertimbangkan kondisi lingkungan.

2. Sederhana Menurut Agama Islam


Dalam agama Islam sederhana adalah membawakan segala
sesuatu dengan kerendahan hati tanpa adanya perasaan dan perilaku
kesombongan dalam kehidupan.

3. Sederhana Menurut Agama Nasrani


Sederhana berarti tidak berlebih-lebihan dan tidak dalam keadaan
tinggi dan rendah tetapi sedang. Hal ini dapat digambarkan melalui
perkataan di Amsal berikut ini: Amsal 30:8-9 (TB) Jauhkanlah dari
padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku
kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 39


menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-
Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri,
dan mencemarkan nama Allahku.
Kesederhanaan menunjukkan suatu kebajikan yang luhur.
Seseorang dikatakan sederhana, jika mau menerima apa adanya
dengan kerelaan yang tulus. Ada dua macam kesederhanaan:
kesederhanaan lahiriah dan batiniah. Kesederhanaan lahiriah berarti
memakai segala sesuatu dengan tidak memandang bulu dan jika pun
memakai sesuatu, itu disebabkan karena sesuatu itu sangat
dibutuhkan. Kesederhanaan batiniah menyangkut relasi kita dengan
Tuhan dan sesama. Saya akan berusaha dengan bantuan rahmat Allah,
untuk merenungkan kesederhanaan batiniah.

4. Mengapa Harus Sederhana?


Hal ini karena hidup sederhana dapat menciptakan rasa syukur
dalam diri sehingga tidak akan berlebihan atau bermewah-mewahan
dalam gaya hidup. Sebaliknya, seseorang yang senantiasa hidup
berlebihan biasanya cenderung memiliki barang-barang mubah (tidak
terpakai) yang bisa saja mengarah ke perilaku boros.

5. Bentuk Sederhana
a. Mengomsusi makanan yang sehat dan sederhana
b. Memakai pakaian yang sopan sesuai dengan situasi
c. Memakai perhiasan tidak berlebihan
d. Membeli barang sesuai dengan kebutuhan
e. Uang saku tidak berlebihan
6. Implementasi
a. Peserta didik mengkonsumsi makanan/minuman yang sudah
disediakan oleh dinas;
b. Peserta didik menggunakan sesuai dengan pembagian dari dinas;
c. Peserta didik tidak membawa uang berlebihan atau sesuai dengan
peraturan;

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 40


d. Peserta didik dapat memperhitungkan kemampuan keuangan;
e. Peserta didik tidak membawa barang-barang mewah;
f. Peserta didik mampu bersikap dan bertutur kata sederhana.

7. Korelasi Dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata Dan Catur
Prasetya
Anggota polri dapat menjalankan tugasnya bersikap dan
berpenampilan yang mencerminkan kesederhanaan, dengan
menggunakan perlengkapan yang diberikan oleh dinas, tidak
menggunakan barang mewah.

I. Empati
1. Pengertian Empati
Empati berasal dari kata Empatheia yang memiliki arti ‘ikut merasakan’.
Empati adalah sebuah keadaan mental, dimana seseorang merasakan
pikiran, perasaan, atau keadaan yang sama dengan orang lain. Rasa
empati tersebut dapat timbul sebagai kemampuan untuk menyadarkan
diri ketika berhadapan dengan perasaan sesama, kemudian bertindak
untuk menolongnya. Diri sendiri akan memahami mereka, dari sudut
pandang mereka. Perasaan ini sangat penting dalam membangun
hubungan atau menjalin relasi dengan orang lain.

2. Empati Menurut Agama Islam


Sikap empati dalam Islam merupakan pantulan dari jiwa pemurah
atau dermawan. Dalam sebuah Hadits Nabi disebutkan, bahwa
Rasulullah adalah seorang yang paling pemurah (HR Bukhari dan
Muslim). Dalam Hadits lain disabdakan, yang artinya “Allah akan
melindungi para hamba, manakala para hamba itu melindungi
sesamanya.” Dalam Hadits lain yang sangat populer juga disebutkan,
bahwa ciri seorang Muslim ialah ketika mencintai sesamanya
sebagaimana mencintai dirinya. Sikap pemurah itu menumbuhkan

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 41


empati. Setiap Muslim agar menjadi insan yang mampu merasakan
derita sesamanya dan tumbuh rasa solidaritas sosialnya.
Ajaran tentang ta’awun juga menumbuhkan empati. Ta’awun ialah
sikap suka menolong atau berkerjasama dengan orang lain dalam hal
kebajikan. Allah berfirman yang artinya, “Dan tolongmenolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan permusuhan” (Qs Al-Maidah: 2). Ajaran ini
sangat mulia karena setiap Muslim diajarkan untuk mau berta’awun
dengan siapapun dalam hal-hal yang baik, sebaliknya jangan
bekerjasama dalam segala keburukan.

3. Sederhana Menurut Agama Budha


Dalam agama buddha, sifat empati disebut dengan mudita, yang
memiliki pengertian Simpati yaitu perasaan turut berbahagia atas
kebahagiaan yang dirasakan orang atau makhluk lain. Misalnya
mengucapkan selamat ulang tahun kepada teman kita yang sedang
ulang tahun, memberi ucapan selamat hari raya kepada saudara
kita,teman kita, guru kita, yang sedang merayakan hari raya, memberi
ucapan selamat kepada teman yang mendapat juara dan masih banyak
lagi. Dengan terus melakukan praktik simpati seseorang akan selalu
berbahagia karena menanam kebajikan dengan memancarkan sukacita
kepada semua makhluk.
Mudita adalah sebuah pikiran universe. Melambangkan manusia
dan alam dalam satu kesatuan.Turut berbahagia kepada para pemenang
akan menumbuhkan sikap sportif dari diri. Turut bersuka cita kepada
yang sukses, adalah mereka yang berhati besar. Turut bergembira
kepada setiap orang, adalah juara sesungguhnya.
Yang terpenting, sikap Mudita akan membantu kita untuk
mencabut salah dua akar kejahatan yang paling bengis, yakni: iri hati dan
kedengkian.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 42


4. Mengapa Harus Empati?
Rasa empati yang kebanyakan dimiliki oleh individu dengan kepribadian
ambivert ini dibutuhkan untuk membangun hubungan sosial dengan
orang lain. Dengan berempati, Anda akan mampu memahami apa yang
dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain.

5. Bentuk Empati
memberikan masukan positif, memberikan pelayanan/memudahkan
orang lain, mengembangkan orang lain, menjaga kesopanan dalam
pergaulan, memahami aturan main yang berlaku, baik yang tertulis atau
yang tidak tertulis.

6. Implementasi
a. Peserta didik melaksanakan kunjungan ke tempat tempat yang dapat
menumbuhkan rasa empati seperti ke panti asuhan dan panti jompo;
b. Peserta didik memberikan bantuan kepada masyarakat secara
langsung seperti membantu di pasar, di jalan dan tempat umum
lainnya;
c. Peserta didik membantu masyarakat sekitar untuk membersihkan
lingkungan dan tempat ibadah.

7. Korelasi dengan tugas Polri dikaitkan juga dengan Tribrata dan Catur
Prasetya
Anggota Polri dalam melaksanakan tugas, dalam memberi
pelayanan kepolisian bisa merasakan apa yang diharapkan oleh
masyarakat, antara lain memberikan pelayanan dengan cepat dan
responsif, sopan dalam bertutur kata, tidak diskriminatif, tidak meminta
dan menyampaikan isyarat-isyarat mengharapkan imbalan.
J. Jujur
1. Pengertian Jujur
Secara umum, jujur adalah sebuah sifat yang membutuhkan
kesesuaian antara perkataan yang diucapkan serta perbuatan yang

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 43


dilakukan oleh seseorang. Itu artinya, seseorang kemudian dapat
dikatakan jujur jika ia mengucapkan sesuatu yang sesuai dengan apa
yang sebenarnya terjadi dan disertai dengan tindakan yang seharusnya.

2. Jujur Menurut Agama Islam


Kejujuran sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dalam
segala hal, selain tentu saja kerja keras, usaha, dan nasib baik. Dengan
demikian, kita harus meyakini bahwa kejujuran sangatlah penting dalam
kehidupan kita. Kejujuran harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari semua aktifitas yang kita jalani, karena pada dasarnya ia merupakan
sumber segala kebaikan.
Jujur adalah suatu sikap yang lurus hati, menyatakan yang
sebenar-benarnya tidak berbohong atau berkata hal-hal yang menyalahi
apa yang terjadi (fakta). Jujur juga dapat diartikan tidak curang,
melakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang berlaku dan lain
sebagainya. Jujur juga bisa bermakna kesesuaian antara niat dengan
ucapan dan perbuatan seseorang. Sifat jujur sangat penting dan harus
dimiliki oleh setiap individu.

3. Jujur Menurut Agama Nasrani


Jujur berarti tulus hati, tidak curang terhadap diri sendiri dan tidak
curang terhadap orang lain. Kejujuran merupakan keselarasan antara
kata hati dan kata yang diucapkan, antara kata hati dan kata yang
diucapkan, antara kata yang diucapkan dan sikap serta perbuatan nyata.
Sebagai orang Kristen kita dinasehati untuk selalu bersikap jujur. Di
tengah berbagai ketidakjujuran dan ketidakbenaran, kita harus tetap
bersikap benar, jujur, dan adil.
Yesus sangat tegas terhadap orang-orang yang munafik.
Alasannya, orang munafik sulit untuk bertobat karena merasa diri sudah
suci. Mereka sudah puas mengandalkan diri sendiri, dan tidak
mengharapkan bantuan rahmat Allah. Mereka merasa diri mampu
merebut keselamatan dengan kekuatan dan jasa-jasa sendiri.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 44


Yesus menuntut kita untuk berkata dan bersikap jujur. Ia pernah
berkata: Jika ya, katakana ya, jika tidak, hendaklah kamu katakana tidak.
Apa yang lebih berasal dari di jahat! (Mat 5:37). Iblis adalah pembunuh
manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam
dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berakata dusta, ia berkata atas
kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta
(Yoh. 8:44).
Yesus menasehati kita untuk tidak bersumpah palsu. …, jangan
bersumpah palsu, malainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
Jangalah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak
berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.

4. Jujur Menurut Agama Hindu


Menurut hukum Hindu : Jujur dan benar itu disebut Satya. Yang
melaksanakan satya brata berarti orang itu tidak pernah menyimpang
dari ajaran kebenaran, selalu : Jujur, dan berterus terang. Di Hindu
dikenal 5 kejujuran (panca satya); Panca berarti lima, Satya itu
menjungjung tinggi kebenaran, kesetiaan, dan kejujuran.
Jadi Panca Setya itu adalah :
• Satya Wacana : Harus setia dan jujur dalam berkata, tidak sombong,
menjaga sopan santun dalam berbicara, tidak boleh berucap yang
dapat menyakiti hati atau perasaan orang lain.
• Satya hredaya : Setia pada hati nuraninya, selalu konsisten dan
berpendirian yang teguh dalam melaksanakan ajaran kebenaran.
• Satya laksana : artinya harus jujur dan bertanggung jawab terhadap
apa yang diperbuatnya.
• Satya mitra : artinya setia kepada teman atau sahabat dan tidak
boleh berkhianat.
• Satya semaya : artinya selalu menepati janji dan tidak boleh ingkar
janji.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 45


5. Jujur Menurut Agama Budha
Kejujuran adalah sifat baik yg berkaitan dengan sikap mental
positif, terutama terkait dengan kualitas seseorang ketika ia berbicara.
Secara harafiah kejujuran artinya adalah sifat jujur atau keadaan jujur.
Sedangkan “jujur” artinya adalah: lurus hati, tidak bohong, atau dapat
dipercaya. Jujur adalah lawan kata dari bohong, dusta atau mengada-
ada. Kejujuran adalah sifat baik yg sangat selaras dengan ajaran Buddha.
Agama Buddha sangat menghargai kejujuran dan sifat jujur.
Semangat kejujuran di dalam agama Buddha tertuang di dalam
jalan suci “Atthangika magga“ khususnya point ke 3 yaitu : Samma
Vacca : ucapan benar. Di dalam jalan suci ini, suatu ucapan dikatakan
sebagai ucapan benar atau Samma Vacca jikalau: ucapan itu tidak
mengandung dusta dan tipu muslihat, ucapan itu tidak mengandung
fitnah, tidak mengandung energi benci, serta bebas dari kata-kata kasar
dan kotor.
Semangat kejujuran, juga tertuang di dalam pancasila buddhis,
khususnya di sila ke 4, yang berbunyi : Musavada Veramani
Sikkhapadam Samadiyami, artinya : saya bertekad melatih diri
menghindari kebohongan. Sila ini memberi pesan agar setiap kita
bertekad untuk melatih diri menghindari dusta, menghindari ucapan-
ucapan bohong dan menghindari ucapan yg mengandung unsur menipu.

6. Mengapa Harus Jujur


Jujur merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia
dalam beraktivitas, salah satunya adalah jujur saat bekerja. Sikap jujur
akan melahirkan kepercayaan antara satu orang dan lainnya. Sikap jujur
juga menjauhkan rasa curiga hingga kekhawatiran akan rusaknya
sebuah kepercayaan yang dibangun.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 46


7. Bentuk Jujur
a. Tidak mencontek saat sedang melakukan ujian.
b. Selalu memberikan alasan yang pasti ketika melakukan suatu
kesalahan, seperti terlambat sekolah atau tidak mengerjakan PR.
c. Tidak mengambil barang milik teman.
d. Tidak berkata bohong kepada guru ataupun teman.
e. Tidak berbohong kepada anggota keluarga terutama orang tua.
f. Selalu berani mengakui kesalahan yang telah dilakukan.
g. Tidak memanipulasi dan mengakali aturan-aturan yang ada.

8. Implementasi
a. Pada saat apel menyampaikan laporan sesuai dengan fakta;
b. Membiasakan berkata dan berbuat jujur dalam kehidupan sehari-
hari;
c. Mampu mengakui terhadap kesalahan dan memohon maaf atas
perbuatannya;
d. Tidak mengambil barang apapun yang bukan haknya.

9. Korelasi Dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata Dan Catur
Prasetya
Sebagai anggota Polri dalam bertugas dan dikeseharian haruslah
melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan tidak
melebih dan atau mengurangi fakta-fakta dari informasi yang dimiliki
untuk disampaikan kepada atasan maupun rekan kerja.

K. Ikhlas
1. Pengertian Ikhlas
Ikhlas memiliki arti membersihkan (jernih, bersih, suci dari pencemaran,
suci dari campuran, baik itu berupa materi ataupun tidak). Selain itu,
ikhlas juga bisa diartikan secara istilah, dimana artinya adalah
membersihkan hati agar menuju kepada Tuhan Yang Maha Kuasa saja.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 47


Ikhlas itu, merelakan sesuatu yang terasa berat. Tulus itu adalah
kerelaan hati karena faktor adanya rasa senang atau tidak ada beban.

2. Ikhlas Menurut Agama Islam


Pengertian ikhlas adalah suatu niat murni dan tulus di mana dalam
mengerjakan segala sesuatu tidak lain untuk mendekatkan diri kepada
Allah. Menurut ilmu tasawuf, ikhlas juga dipahami sebagai pengunggalan
dari Al Haqq, di mana mengarahkan segala sesuatu untuk orientasi
ketaatan, semata-mata hanya karena Allah.

3. Ikhlas Menurut Agama Nasrani


Hidup benar di hadapan Tuhan dan sesama dengan tidak mencari
pujian dan menerima setiap tanggung jawab dan kepercayaan yang
diberikan dengan tidak menuntut balasan.

4. Ikhlas Menurut Agama Hindu


Keihklasan dalam konteks Hindu sebenarnya dapat dipadankan
dengan konsep Yajna. Yajna dalam agama Hindu merupakan bagian
yang utuh dari seluruh ajaran dan aktivitas keagamaan. Oleh karenanya,
dapat dikatakan bahwa yajna merupakan unsur penting dari kehidupan
beragama Hindu.

5. Mengapa Harus Ikhlas


Keikhlasan sesorang sangatlah di sukai oleh Tuhan. Orang yang
memberi dengan ikhlas akan mendapatkan pahala yang banyak. Bahkan
hingga tak terhitung pahalanya. Beberapa orang yang memiliki
keikhlasan dalam hati dan jiwanya akan mendapatkan pahala baik di
dunia maupun di akhirat kelak.

6. Bentuk Ikhlas
a. ikhlas dalam arti pemurnian agama ikhlas dalam arti pemurnian
agama dari hawa nafsu dan perilaku menyimpang.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 48


b. Ikhlas dalam arti pemurnian amal dari bermacam-macam penyakit
dan noda yang tersembunyi.
c. Ikhlas dalam arti pemurnian ucapan dari kata-kata yang tidak
berguna, kata-kata buruk, dan kata-kata bualan,
d. ikhlas dalam arti pemurnian budi pekerti dengan mengikuti apa
yang dikehendaki oleh Tuhan.

7. Implementasi
a. Peserta didik melaksanakan seluruh kegiatan sesuai jadwal yang
sudah ditentukan;
b. Peserta didik melaksanakan bakti sosial;
c. Peserta didik memberikan donasi secara sukarela untuk rekan yang
mendapat musibah.

8. Korelasi Dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata Dan Catur
Prasetya
Anggota Polri dalam pelaksanaan tugas harus Berbhakti kepada
nusa dan bangsa merupakan dorongan hati nurani yang berasal dari
kesadarannya sendiri untuk memberikan pengabdian tertinggi dalam
upaya melindungi seluruh tumpah darah Indonesia dari Sabang sampai
Merauke dengan kesiapan/kerelaan mengorbankan jiwa dan raga.

L. Adil
1. Pengertian Adil
Adil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online adalah
sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak pada yang
benar dan tidak sewenang-wenang.

2. Adil Menurut Agama Islam


Dalam menetapkan suatu hukum kata adil yakni menetapkan
hukum dengan benar. Maka dikatakan seorang yang adil adalah
seseorang yang berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan ukuran

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 49


yang sama bukan double atau ganda. Sehingga persamaan tersebut
yang menjadikan makna adil adalah tidak keterpihakan kepada pihak
mana pun yang berselisih. Yang mana hanya berpihak kepada segala
sesuatu yang benar. Dengan sikap yang tidak berpihak sehingga segala
sesuatunya akan patut dan tidak sewenang-wenang kehendaknya tanpa
keadilan.
Adil dimaknai seimbang, tidak berpihak, dan memberikan hak
kepada orang yang berhak menerimanya tanpa sedikitpun dikurangi, dan
menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Dan mengucapkan
kalimat yang benar tanpa ditakuti kecuali Allah SWT. Kemudian ia
menetapkan suatu kebenaran terhadap masalah-masalah untuk
dipecahkan sesuai dengan aturan yang ditetapkan agama. Sehingga
perbuatan adil adalah suatu tindakan yang berdasar pada kebenaran.

3. Adil Menurut Agama Nasrani


Menurut iman Kristiani, keadilan berarti memberikan kepada orang
lain apa yang menjadi haknya. Keadilan berkaitan dengan
keseimbangan antara hak dan kewajiban setiap orang di dalam
masyarakat. Keadilan tidak lepas dari tanggung jawab kita untuk
bertindak terhadap orang-orang lain dengan cara yang dapat menjamin
setiap orang menerima apa yang perlu untuk keberadaan hidup mereka.
Oleh karena itu, di dalam iman Kristiani tindakan keadilan selalu
dihubungkan dengan kebijaksanaan (bdk. 1Raj 3: 16-28). Sebagai orang
Kristiani, kita seharusnya memahami tentang keadilan yang sebenarnya,
yaitu bersikap adil tanpa melihat siapa, kapan, dari mana, kedudukan,
maupun kaya atau miskin, karena Allah memberikan keadilan apa
adanya.
Perjuangan menegakkan keadilan secara konkret dapat kita
lakukan, misalnya dengan bertindak tanpa diskriminasi, tidak merampas
milik orang lain (puas dengan apa yang kita miliki), bantuan langsung
pada orang-orang yang mengalami ketidakadilan, atau membagikan
barang yang kita punyai kepada mereka yang membutuhkan.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 50


Perjuangan melawan ketidakadilan merupakan tuntutan iman Kristiani,
yakni membangun hubungan yang konstruktif dan membebaskan semua
orang. Dengan cara inilah, hidup yang tenteram dan damai dapat kita
rasakan karena semua orang mengalami perlakuan adil

4. Adil Menurut Agama Hindu


Menurut Kamus Bahasa Jawa Kuno - Indonesia oleh P.J.
Zoetmulder kata "karmaphala" sebagai bahasa Sanskerta berarti
memuliakan Hukum Yang Berkeadilan Dalam Alam Demokrasi Yang
Berkeadilan Dalam Butir-butir Pemikiran Dalam Hukum, "buah akibat
perbuatan. "Disamping itu kata "karma" diartikan sebagai tindakan
pekerjaan, sebarang pekerjaan baik atau buruk yang mengakibatkan
hasil yang tak dapat dielakkan pada masa yang akan datang. Sedangkan
"phala" juga sebagai bahasa Sanskerta diartikan sebagai buah, hasil,
akibat, balas jasa, ganti rugi.
Sementara itu, Jendra menyatakan bahwa kata karmaphala jika
ditelusuri berasal dari kata "karma" dengan urat kata "kr" yang berarti
perbuatan atau kerja dan "phala" yang berarti buah. Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa Karmaphala bisa diartikan sebagai buah atau
hasil perbuatan. Bila perbuatannya baik, maka hasilnya pun baik, bila
perbuatannya jahat, maka hasilnya pun buruk.
Manusia itu mempunyai Tri Pramana. Karena itu karma atau
perbuatan manusia itu akan dilakukan berdasarkan Tri Pramana tersebut.
Dalam hal ini kata karma diartikan sebagi berbuat, bekerja, berusaha
dalam arti yang lebih luas, termasuk pula akibat dari semua tingkah laku
yang dilakukan oleh manusia. Dengan adanya Tri Pramana itu, maka
karma atau perbuatan itu dapat dilakukan dengan tiga cara, pertama
dengan "manah" atau dengan pikiran yang disebut Manah Karma, kedua
dengan "waca" atau dengan berbicara yang dinamakan Waca Karma
dan ketiga dengan "kaya" atau berupa perbuatan yang diiakukan secara
fisik dan disebut Kaya Karma.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 51


Jadi disini buah pikiran, perkataan dan perbuatan yang dilakukan
oleh manusia merupakan suatu karma.; Perbuatan yang baik
(subhakarma) akan memberikan pahala yang baik, perbuatan yang
buruk (asubhakarma) akan menghasilkan buah yang tidak baik. Jenis-
jenis Karmaphala yang didasarkan kepada waktu karma dibuat dan
waktu karma itu diterima merupakan jenis karma yang sangat luas
dikenal oleh masyarakat. Cudamani dalam buku berjudul "Karmaphala
dan Reinkarnasi".

5. Adil Menurut Agama Budha


Keadilan adalah gagasan yang paling sentral sekaligus tujuan
tertinggi yang diajarkan setiap agama dan kemanusiaan dalam upaya
meraih citacita manusia dalam kehidupan bersama. Keadilan adalah
kata kunci yang menentukan selamat tidaknya manusia di muka bumi.
Tanpa keadilan, manusia pasti hancur. Karena itu, tugas yang pokok
manusia adalah menegakkan keadilan. Keadilan akan memberikan
bebahagiaan, kehangatan bagi kita semua, oleh karena itu tegakkanlah
keadilan tersebut dalam kehidupan kita seharihari.
Untuk mengetahui apa itu keadilan dan ketidakadilan dengan jernih,
diperlukan pengetahuan yang jernih tentang salah satu sisinya untuk
menentukan secara jernih pula sisi yang lainnya. Keadilan yang lengkap
bukan hanya mencapai kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi juga
kebahagiaan bagi orang lain. Dalam kehidupan seharihari, kita
hendaknya jangan tergesagesa untuk mengambil suatu keputusan
apapun pada saat kita mengalami berbagai macam masalah. Kita harus
bersikap tenang pada saat itu, jangan sampai menyakiti perasaan orang
lain. Biasanya kita pada saat menghadapi masalah, kita langsung marah
dan mencelakai orang lain, itu hanya untuk memuaskan ego kita,
ujungnjungnya yang kita dapat hanyalah penyesalan yang terjadi.
Supaya tidak terjadi halhal yang tidak kita inginkan tersebut, kita harus
selidiki terlebih dahulu permasalahannya. Di dalam Dhammapada 257
disebutkan ia yang mengadili orang lain dengan tidak tergesagesa,

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 52


bersikap adil dan tidak berat sebelah, yang senantiasa menjaga
kebenaran, pantas disebut orang yang adil.

6. Mengapa Harus Adil?


agar kita hidup dengan harmonis bersama orang-orang di sekitar kita.
Faktanya, pertentangan dan konflik yang terjadi disebabkan karena tidak
adanya sikap adil atau keadilan.

7. Bentuk Adil
a. Adil terhadap Sang Pencipta, artinya menempatkan Allah SWT
Tuhan Yang maha Kuasa pada tempatnya yang benar, yakni
sebagai makhluk Allah dengan teguh melaksanakan apa yang
diwajibkan kepada kita.
b. Adil terhadap diri sendiri, yaitu menempatkan diri pribadi pada
tempat yang baik dan benar. Untuk itu kita harus teguh, kukuh
menempatkan diri kita agar tetap terjaga dan terpelihara dalam
kebaikan dan keselamatan. Untuk mewujudkan hal tersebut kita
harus memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani serta menghindari
segala perbuatan yang dapat mencelakakan.
c. Adil terhadap orang lain, yakni menempatkan orang lain pada
tempatnya yang sesuai, layak, dan Kita harus memberikan hak
orang lain dengan jujur dan benar tidak mengurangi sedikitpun hak
yang harus diterimanya.
d. Adil terhadap makhluk lain, artinya dapat menempatkan makhluk
lain pada tempatnya yang sesuai, misalnya adil kepada binatang,
harus menempatkannya pada tempat yang layak menurut
kebiasaan binatang.

8. Implementasi
a. Peserta didik melaksanakan ibadah tepat waktu;
b. Peserta didik mampu tidak pilih kasih dalam setiap kegiatan dan
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban bersama.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 53


9. Korelasi Dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata Dan Catur
Prasetya
Anggota Polri dalam menjalankan tugas tidak berat sebelah, tidak
memihak dan sesuai dengan porsinya, mendudukan sesuatu sesuai
pada tempatnya.

M. Keteladanan
1. Pengertian Keteladanan
Keteladanan merupakan sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk
dicontoh (tentang perbuatan, kelakuan, sifat, dan sebagainya).
Keteladanan ini merupakan perilaku seseorang yang sengaja ataupun
tidak sengaja dilakukan dan dijadikan contoh bagi orang yang
mengetahui atau melihatnya.

2. Keteladanan Menurut Agama Islam


Keteladanan berasal dari kata “teladan” yang berarti sesuatu atau
prilaku yang patut ditiru atau di contoh. Jika dalam bahasa arab biasa
disebut dengan “uswatun hasanah” yang berarti cara hidup yang di ridhoi
oleh Allah SWT. Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan
telah diikuti oleh Nabi Ibrahim a.s serta para pengikutnya.
Jadi yang dimaksud dengan keteladanan dalam artian “uswatun
hasanah” adalah suatu cara mendidik, membimbing dengan
menggunakan contoh yang baik yang diridhoi oleh Allah SWT
sebagaimana yang telah dicerminkan oleh prilaku Rasulullah SAW dalam
bermasyarakat dan bernegara.

3. Keteladanan Menurut Agama Nasrani


Teladan hidup yang Yesus tinggalkan bagi kita sebagai orang-
orang percaya, yaitu Lukas menulis kepada Teofilus segala sesuatu yang
dikerjakan dan diajarkan oleh Yesus. Yang dikerjakan oleh Yesus
berbicara tentang rekam jejak, tentang apa yang Yesus kerjakan yang

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 54


perlu kita gugu dan kita tiru sebagai orang-orang yang percaya di hari-
hari yang terakhir di zaman ini.

4. Keteladanan Menurut Agama Budha


Dalam ajaran Buddha, keteladanan adalah bagian penting dalam
menjalani kehidupan yang benar. Guru Agung Buddha bahkan pernah
memberikan pujian kepada seorang murid karena keteladanannya, yaitu
Sariputta yang dijadikan teladan tata laku bagi bhikku Radha. Guru
Agung Buddha berkata; “Biarlah ia memberi nasihat, petunjuk dan
melarang apa yang tidak baik. Orang bijaksana akan dicintai oleh orang
yang baik dan dijauhi oleh orang yang jahat”.

5. Mengapa Harus Keteladanan?


Keteladanan ini sangat efektif, karena peserta didik dapat melihat,
mengamati dan mendengar secara langsung perilaku, sikap dan ucapan
orang tua maupun guru. Dengan demikian peserta didik dapat meniru
dan mempraktekkan hal-hal positif yang didapat dari orang tua dan guru.
Keteladanan seorang pemimpin sesunggahnya merupakan energi positif
yang menjadi strong point dalam manajemen kepemimpinan.
Keteladanan merupakan keseluruhan perilaku pimpinan yang dapat
dilihat, dikenali dan ditiru oleh para anggota dalam sebuah organisasi.
Keteladanan bukan hanya sekadar perkataan kosong atau janji-janji
manis tetapi bukti dari perilaku kepemimpinan yang dipertunjukkan
setiap hari oleh para pemimpin-pemimpin hebat.

6. Bentuk Keteladanan
a. keteladanan dalam bentuk perkataan/ucapan adalah hal-hal yang
dapat ditiru atau dicontoh seseorang dari orang lain, kemudian akan
dipraktekkannya sesuai dengan apa yang didengarnya.
b. keteladanan dalam bentuk perbuatan adalah hal-hal yang dapat
ditiru atau dicontoh seseorang dari orang lain, dalam bentuk

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 55


perbuatan, kemudian dipraktekkan sesuai dengan apa yang
diihatnya.

7. Implementasi
a. Peserta didik mampu menjaga sikap, perbuatan dan tutur kata
sehingga menjadi contoh bagi orang lain;
b. Peserta didik memiliki kualitas diri yang unggul baik perbuatan
dan sikap yang dapat menjadi tauladan/panutan bagi orang lain.

8. Korelasi dengan tugas polri dikaitkan juga dengan Tribrata dan Catur
Prasetya
Anggota Polri dalam melaksanakan tugas menjadi
tauladan/panutan bagi orang lain;

N. Integritas
1. Pengertian Integritas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian integritas
adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang
utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan
kewibawaan dan kejujuran.
Dengan kata lain integritas adalah bertindak secara konsisten
antara apa yang dikatakan dengan tingkah lakunya sesuai nilai-nilai yang
dianut (nilai-nilai dapat berasal dari nilai kode etik di tempat dia bekerja,
nilai masyarakat atau nilai moral pribadi).

2. Integritas Menurut Agama Islam


Berintegritas itu berpihak pada kebenaran, jujur, dan mutlak
dimiliki setiap orang apalagi mereka yang memegang amanah atau
dipercaya sebagai pemimpin. Kita wajib berjuang mempertahankan
integritas atau moralitas sepanjang hayat, karena ketika lengah sedikit
saja bisa jadi terjerumus dalam kesalahan dan baru menyadarinya ketika

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 56


telah terperosok dalam penderitaan dan penyesalan. Untuk itu, kita perlu
menghayati sikap di antaranya:
Pertama, mu’ahadah. Mu’ahadah adalah perjanjian dengan Allah
SWT sebelum manusia dilahirkan. Kontrak tauhid ini terjadi ketika
manusia masih dalam keadaan ruh belum berupa materi (badan jasmani)
(QS Al-A’raf [7]: 172).
Setelah kelahirannya ke dunia, ikrar janji kepada Allah itu
dinyatakan dalam kalimah tauhid tiada tuhan selain Allah. Wujudnya
terefleksi minimal 17 kali dalam sehari semalam, ketika melaksanakan
shalat fardu dalam surah Al-Fatihah ayat 5 yang berbunyi, “Iyyaka na’budu
wa iyyaka nasta’in”. Artinya, “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan
hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”.
Hanya kepada Allah-lah beribadah dan memohon pertolongan.
Ikrar janji ini mengandung ketinggian dan kemantapan akidah. Mengakui
tidak ada yang berhak disembah dan dimintai pertolongan, kecuali hanya
Allah semata. Selain itu, ketika mengucapkan kalimat dalam shalat,
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanya kuperuntukkan
(ku-abdikan) bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam”. Dengan
menghayati mu’ahadah, maka akan melahirkan integritas diri yang
berpegang teguh terhadap kebenaran, kejujuran, dan keadilan.

3. Integritas Menurut Agama Nasrani


Di dalam Perjanjian Lama, istilah Ibrani yang diterjemahkan
sebagai “integritas” berarti “suatu kondisi tanpa cela, utuh, sempurna,
tulus ikhlas, jujur.” Integritas dalam Perjanjian Baru berarti “kejujuran dan
menganut pola perbuatan baik.” Yesus adalah teladan yang sempurna
akan manusia berintegritas. Setelah Ia dibaptis, Ia pergi ke pada
belantara untuk berpuasa selama empat puluh hari dan malam, dan pada
waktu itu Setan datang ketika Ia lemah dan berusaha menggagalkan
integritas-Nya dan menyimpangkan-Nya. Yesus sepenuhnya manusia
dan sepenuhnya Allah secara bersamaan, dan Ia menghadapi godaan
sama seperti kita, namun Ia tidak pernah berdosa (Ibrani 4:15); itulah

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 57


definisi integritas. Yesus adalah satu-satunya yang tidak bercela, yang
sempurna, yang sepenuhnya jujur, dan menunjukkan pola perbuatan
baik terus-menerus.

4. Integritas Menurut Agama Hindu


Dalam ajaran agama Hindu terdapat suatu ajaran luhur yang
dapat diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
yaitu tri kaya parisudha.
Tri kaya parisudha terdiri dari beberapa prinsip, yaitu satya
wacana atau kesetiaan terhadap perkataan yang jujur dan sopan, satya
hredaya yaitu sikap teguh terhadap pendirian, satya laksana yaitu sikap
senantiasa bertanggungjawab secara benar terhadap segala perbuatan
yang dilakukan. "Tri kaya parisudha juga mengandung spirit satya mitra
atau kesetiakawanan, satya samaya atau sikap yang senantiasa
memenuhi janji, dan satyagraha atau sikap berpegang pada kekuatan
kebenaran".
Selain konsep tri kaya parisudha, pemuda Hindu juga wajib
merealisasikan ajaran tri hita karana sebagai anak tangga membangun
integritas diri. Selain itu, umat Hindu juga wajib bersinergi untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada.

5. Mengapa Harus Integritas?


Seseorang yang memiliki integritas pribadi akan tampil penuh
percaya diri, anggun, tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya
hanya untuk kesenangan sesaat. Siswa yang memiliki integritas lebih
berhasil ketika menjadi seorang pemimpin, baik pemimpin formal
maupun pemimpin nonformal. Seorang yang
mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan banyak wajah dan
penampilan yang disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya.
Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin. Seorang
pemimpin yang mempunyai integritas akan mendapatkan kepercayaan

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 58


(trust) dari pegawainya. Pimpinan yang berintegritas dipercayai karena
apa yang menjadi ucapannya juga menjadi tindakannya.

6. Bentuk Integritas
a. menunjukkan kejujuran,
b. memenuhi komitmen,
c. mengerjakan sesuatu dengan konsisten.

7. Implementasi
a. Peserta didik mampu bertindak sesuai dengan nilai-nilai karakter
kebhayangkaraan secara konsisten;
b. Peserta didik mampu melaksanakan kegiatan pendidikan sesuai
peraturan kehidupan peserta didik.
c. Peserta didik memiliki konsistensi antara ucapan dan perilakunya.

8. Korelasi Dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata Dan Catur
Prasetya
Anggota Polri selalu menepati waktu dalam segala hal, dan memiliki
tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas dilapangan.

O. Senyum, Salam Dan Sapa


1. Pengertian Senyum, Salam Dan Sapa
Senyum adalah gerak tawa tanpa suara yang tercermin pada bibir
yang mengembang sedikit. Sering kita dengar bahwa senyum
merupakan ibadah. Hal itu mungkin benar, karena saat kita tersenyum
berarti kita dalam keadaan bahagia, maka secara tidak langsung kita
sudah menyebarkan kebahagian dan aura positif kepada orang lain.
Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya sebelum melakukan kegiatan
apapun kita awali dengan senyuman. Senyuman yang tulus menjadikan
hubungan masing-masing individu menjadi lebih menyenangkan.
Salam, adalah pernyataan hormat, selamat, sejahtera, damai,
tentram. Yang digunakan untuk mengkomunikasikan rasa hormat kita

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 59


atas kehadiran orang lain, sebagai bentuk rasa perhatian kita kepada
orang tersebut. Salam yang kita lakukan dengan penuh ketulusan, maka
akan mampu mencairkan suasana kaku yang ada di sekitar kita. Salam
dalam hal ini bukan hanya berarti berjabat tangan saja, namun seperti
mengucapkan salam menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
Mengucapkan salam dan menjawab salam adalah salah satu amalan
sholeh yang telah diajarkan. Hal itu memberi gambaran, bahwa kita telah
menyapa dan mengajak orang lain bercakap-cakap. Dan tanpa kita
sadari sebenarnya kita telah menunjukkan perhatian kita terhadap orang
yang kita tegur dengan salam. Hal itu akan mempererat persaudaraan.
Sapa secara sederhana memiliki makna kata-kata untuk menegur.
Maka, tegur sapa yang dilakukan dengan ramah yang kita ucapkan,
membuat suasana menjadi akrab dan hangat. Saat kita menayapa
seseorang, maka berarti kita menunjukkan perhatian, respon, dan
simpati kita terhadap orang itu. Sehingga akan muncul rasa dihargai bagi
orang yang sedang kita sapa. Hal itu, akan menjadikan kepercayaan diri
orang yang kita sapa tadi semakin meningkat.

2. Senyum, Salam Dan Sapa Menurut Agama Islam


Seorang Muslim yang baik, dituntut untuk bisa bergaul dengan
apik di tengah masyarakat. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga
bersabda:
‫المؤمن الذي يخالط الناس ويصبر على أذاهم خير من الذي ال يخالط الناس وال يصبر على‬
‫أذاهم‬
“Seorang mukmin yang berbaur dengan masyarakat dan bersabar
terhadap gangguan dari mereka, itu lebih besar pahalanya daripada
mukmin yang tidak berbaur dengan masyarakat dan tidak bersabar
terhadap gangguan mereka” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad 383,
Ahmad 22497, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ 6651).
Sedangkan bergaul di tengah masyarakat, modal utamanya
adalah akhlak mulia. Dan sesungguhnya akhlak yang mulia itu sendiri

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 60


adalah cerminan kesempurnaan iman seorang muslim. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
‫أكمل المؤ ِمنِين إيمانًا أحسنهم خلقًا‬
“Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang
paling baik akhlaq-nya” (HR. Tirmidzi no.1162, ia berkata: “Hasan
shahih”). Sehingga semakin tinggi iman seseorang, semakin baik pula
akhlaknya.
Diantara sekian banyak akhlak mulia yang diajarkan oleh Islam
ada yang mudah dan sederhana yang bisa kita dipraktekan dalam
kehidupan sehari-hari dalam bergaul di tengah masyarakat, yaitu 3S:
‘senyum, salaman dan salam‘.

3. Senyum, Salam Dan Sapa Menurut Agama Nasrani


Hidup menjadi berkat bagi Tuhan dan sesama dengan bersikap
terlebih dahulu dalam memberikan senyum salam dan sapa kepada
orang lain dengan tulus dan ikhlas.

4. Mengapa Harus Senyum, Salam Dan Sapa?


Senyum tulus yang terpancar dari wajah kita saat berbicara
dengan orang lain pasti akan membuat lawan bicara kita nyaman. Hati
kita ikut terimbas bahagia saat senyum menghiasi wajah kita.
Bagaimanapun rupa kita, lawan bicara kita akan ikut tersenyum melihat
kita tersenyum. Senyum adalah ibadah yang paling mudah dan murah.
Maka tersenyumlah kepada siapapun yang kita temui.
Salam yang diucapkan dengan ketulusan mampu mencairkan
suasana kaku. Bila ada seseorang yang mengucap salam dengan suara
lembut dan bersahabat, hati kita pun terasa sejuk mendengarnya.
Didalam sapa salam ada nuansa tersendiri. Persaudaraan berawal dari
salam, mari kita tebarkan salam.
Sapa-an ramah yang kita ucapkan kepada orang lain akan
membuat suasana menjadi akrab dan hangat. Biasakanlah menyapa
mulailah pada seseorang yang berada didekat kita. Dengan satu sapa

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 61


saja kita bisa menyapa getaran kemuliaan yang hadir bersamaan
dengan sapaan kita.

5. Bentuk Senyum, Salam dan Sapa


a. Mengucapkan pernyataan hormat, selamat, sejahtera, damai, dan
tentram yang digunakan untuk mengkomunikasikan rasa hormat
kita atas kehadiran orang lain;
b. Memberikan senyum yang tercermin pada bibir yang mengembang
sedikit;
c. Kata-kata untuk menegur yang dilakukan dengan ramah untuk
membuat suasana menjadi akrab dan hangat.

6. Implementasi
a. Peserta didik memberikan Senyum, Salam dan Sapa kepada setiap
orang yang dijumpai;
b. Peserta didik memberikan hormat kepada tenaga pendidik, pengasuh
dan atasan.

7. Korelasi Dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata Dan Catur
Prasetya
Anggota polri dalam melaksanakan tugas memberikan pelayanan
dengan senyum, salam dan sapa yang santun dan dapat diterima oleh
masyarakat.

P. Saling Menghormati
1. Pengertian saling Menghormati
Menghormati adalah sikap peduli dan beradab terhadap diri
sendiriataupun orang lain dan lingkungan, memperlakukan orang lain
seperti keinginan untuk dipedulikan, beradab, sopan, tidak melecehkan
dan menghina orang lain, tidak menilai orang lain buruk sebelum
mengenal dengan baik.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 62


2. Saling menghormati Menurut Agama Islam
Menghormati dan memuliakan orang lain adalah bentuk kita
menjaga kualitas diri kepada penciptanya, atau istilahnya menjadi
sebaik-baik ciptaan (ahsani taqwim). Melalui Pendidikan dan pengajaran
yang bagus, dimaksudkan agar manusia tidak terjerumus menjadi
seburuk-buruk makhluk. Yaitu manusia yang lupa dirinya, melupakan
Allah SWT dan kebaikan yang sudah diberikan-Nya. Begitu juga kualitas
utama seorang manusia itu adalah rasa hormat, bukan merasa terhormat
yang lantas tidak menghormati orang lain. Sikap menghargai orang lain
merupakan nilai manusia yang terbaik di dunia, tak ternilai harganya. Di
manapun dan ke manapun kita berada, jika kita selalu bersikap
menghormati dan menghargai orang lain, maka hati orang lain akan
terbuka dan akan berbalik menghormati kita.

3. Saling menghormati Menurut Agama Nasrani


Sikap hidup saling menghargai satu dengan yang lain tanpa
membeda-bedakan sama seperti Tuhan menghargai dan menghormati
kita, demikianlah kita harus saling menghargai dan menghormati satu
sama lain.

4. Mengapa Harus Saling Menghormati?


Dengan saling menghormati satu sama lain akan menciptakan
rasa aman dan Menumbuhkan rasa kasih sayang itu sendiri sehingga
terciptalah Kerukunan, Keharmonisan dan Toleransi yang tinggi.

5. Bentuk Saling Menghormati


a. Memberikan hormat kepada senior, rekan sejawat dan junior saat
bertemu;
b. Tidak malu mengucapkan kata maaf, minta tolong dan terima kasih
kepada siapapun;
c. Tidak membeda-bedakan suku, budaya dan etnis;
d. Tidak merendahkan fisik orang lain;

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 63


e. Menghargai dan menerima perbedaan.

6. Implementasi
a. Peserta didik secara refleks memberikan hormat kepada senior,
rekan sejawat dan juniornya jika bertemu di mana saja;
b. Peserta didik dibiasakan mengucapkan kata maaf, minta tolong dan
terima kasih kepada siapapun;
c. Peserta didik mampu menempatkan diri ditengah-tengah
keanekaragaman suku, agama dan budaya;
d. Peserta didik mampu menghargai dan menerima pendapat rekan
peserta didik lainnya;
e. Peserta didik memahami arti dari hirarki.

7. Korelasi Dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata Dan Catur
Prasetya
Anggota Polri dalam melaksanakan tugas harus mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya setempat atau
bersifat relatif.

Q. Tidak Suka Minta-Minta


1. Pengertian sikap Tidak Suka Minta-Minta
Tidak suka minta-minta artinya seseorang tidak ingin
mendapatkan sesuatu dari orang lain dengan cara meminta baik secara
langsung atau dengan bahasa sindiran. Karena pada dasarnya orang-
orang yang suka meminta-minta itu derajatnya lebih rendah daripada
yang memberi.

2. Mengapa Harus Tidak Suka Minta-Minta?


Orang yang bermental pengemis jauh dari mental yang percaya
akan kelimpahan. Orang yang bermental pengemis sangat anti untuk
memberi. Kalau bisa, setiap kesempatan yang dia dapat bisa
mendapatkan keuntungan. Orangnya tak mau rugi. Orang seperti ini

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 64


akan berpikir dua kali kalau disuruh menyumbang. Bagi mereka memberi
itu akan mengurangi jatah mereka. Dengan memberi artinya yang sudah
ada menjadi berkurang.

3. Bentuk Tidak Suka Minta-Minta


a. Bekerja dengan ikhlas;
b. Bekerja dengan tulus;
c. Berintegritas.

4. Implementasi
a. Peserta didik mampu menerima keadaan situasi kondisi dalam
melaksanakan pendidikan;
b. Peserta didik hanya menerima yang merupakan hak dan kewajiban
sebagai peserta didik.

5. Korelasi dengan tugas Polri dikaitkan juga dengan Tribrata dan Catur
Prasetya
Anggota Polri dalam melaksanakan tugas secara profesional dan
proporsional

R. Malu Melakukan Pelanggaran Dan Tindak Pidana


1. Pengertian malu melakukan pelanggaran dan tindak pidana
Rasa malu adalah tameng, sekaligus benteng dari melakukan
perbuatan-perbuatan buruk. Seseorang yang senantiasa memelihara
dan menjaga rasa malu akan berhati-hati, baik dalam ucapan maupun
perbuatan. Selalu mempertimbangkan baik buruknya sesuatu dan
berpikir sebelum bertindak.

2. Mengapa Harus Malu Melakukan Pelanggaran Dan Tindak Pidana?


Orang yang memiliki rasa malu berarti berusaha untuk menjaga
kehormatan dan kesucian diri (iffah). Memelihara kehormatan diri dari
segala hal yang akan merendahkan, merusak, dan menjatuhkannya.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 65


3. Bentuk malu melakukan pelanggaran dan tindak pidana
a. Mentaati peraturan kehidupan peserta didik;
b. Memiliki kesadaran diri untuk tidak melakukan pelanggaran
maupun tindak pidana.

4. Implementasi
a. Peserta didik tidak boleh melakukan pelanggaran ringan, sedang
dan berat;
b. Peserta didik berani mengingatkan dan melaporkan peserta didik
lainnya yang melanggar peraturan;

5. Korelasi Dengan Tugas Polri Dikaitkan Juga Dengan Tribrata Dan Catur
Prasetya
Anggota Polri dalam melaksanakan tugas wajib menjaga harkat
dan martabat institusi Polri.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 66


BAB III
PENGAYAAN PROGRAM PENGASUHAN

A. Kampus Aman
1. Pengertian
Kampus aman adalah lingkungan Satdiklat yang bebas dari kekerasan
fisik maupun psikis, terlindunginya keselamatan jiwa termasuk
terjaminnya harta benda dari segala ancaman gangguan dan bahaya
baik yang datang dari dalam maupun luar.
2. Tujuan
Mencegah terjadinya upaya perusakan, kehilangan serta serangan fisik
pada jiwa (personel), Mako, barang inventaris dan asrama serta
dokumen penting lainnya dalam rangka pengelolaan pendidikan dan
pelatihan Polri.
3. Sasaran
Peserta didik, seluruh personel, Sarpras dan masyarakat yang ada di
dalam lingkungan Satuan Pendidikan Polri.
4. Indikator
a. Memiliki sistem pengamanan kawasan (Plant Protection);
b. Memiliki rencana kontinjensi;
c. Didukung petugas jaga yang kuat;
d. Memiliki sarana pengamanan yang kuat dan berteknologi;
e. Pengamanan harus dapat menimbulkan efek cegah dan efek
gentar;
f. SOP Kampus Aman.
5. Bentuk Kegiatan
a. Membentuk dan melaksanakan piket jaga;
b. Melakukan patroli;
c. Melaporkan secara periodik dan isidentil situasi serta kondisi;
d. Memeriksa keluar dan masuk kendaraan.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 67


B. Kampus Sehat
1. Pengertian
Kampus sehat adalah kampus yang sehat secara mental, sehat
lingkungan, dan sehat perilaku bagi para peserta didik maupun seluruh
personel dan masyarakat di lingkungan Satuan Pendidikan Polri.
2. Tujuan
Mewujudkan peserta didik dan seluruh personel serta lingkungan yang
sehat, serta menjadi pembelajaran dan lingkungan hidup sehat bagi
peserta didik maupun seluruh personel serta masyarakat di lingkungan
Satuan Pendidikan Polri.
3. Sasaran
Peserta didik, seluruh personel, Sarpras dan masyarakat yang ada di
dalam lingkungan Satuan Pendidikan Polri.
4. Indikator
a. Pedoman hidup bersih;
b. SOP kampus sehat;
c. Standar ideal Alkes, Nakes pada fasilitas kesehatan Satdik;
d. Area tertentu yang dikhususkan.
5. Bentuk Kegiatan
a. Melaksanakan olahraga secara terprogram;
b. Melaksanakan kurvey secara terjadwal;
c. Melaksanakan piket kampus sehat untuk personel di Satdik secara
terjadwal;
d. Mencatat data Alkes dan Nakes yang ada di Satdik dan
mengajukan rencana kebutuhan jika ada kekurangan;
e. Pengecekan kesehatan peserta didik dan personel secara berkala.

C. Kampus Kebangsaan
1. Pengertian
Kampus kebangsaan adalah kampus sebagai wadah peningkatan
kerjasama dan kolaborasi yang baik dapat diwujudkan dengan
melaksanakan kegiatan integrasi pendidikan di semua tingkat pendidikan

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 68


TNI-Polri, pelatihan sinergitas yang dilaksanakan menitikberatkan pada
keterampilan perorangan dan individu dalam berkomunikasi, motivasi diri,
kemampuan memecahkan masalah, kerjasama tim, dan kepemimpinan
yang memiliki jiwa yang samapta.
2. Sasaran
Peserta didik, seluruh personel dan masyarakat yang ada di dalam
lingkungan Satuan Pendidikan Polri.
3. Indikator
a. Menghargai bendera merah putih dan lagu kebangsaan RI;
b. Memahami nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, Tribrata, Catur Prasetya serta
kode etik Polri;
c. Cinta Tanah Air;
d. Kemampuan membangun sinergitas dan soliditas;
e. Kemampuan memahami sejarah dan tugas pokok TNI-Polri.
4. Bentuk Kegiatan
a. Mengibarkan bendera merah putih setiap pagi hari dan
menurunkan setiap sore hari;
b. Pengucapan dan pengamalan doktrin-doktrin (Pancasila, Tribrata,
Catur Prasetya dan janji siswa);
c. Terimplementasinya nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Tribrata, Catur Prasetya
serta kode etik Polri;
d. Melaksanakan upacara hari kebesaran Nasional;
e. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar;
f. Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya, Mars Polri dan lagu
perjuangan lainnya secara baik dan benar.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 69


D. Kohesi Sosial
1. Pengertian
Kohesi adalah kemampuan suatu kelompok untuk menyatu, sedangkan
kohesi sosial merupakan hasil dari hubungan individu ataupun kelompok
antara Serdik, personel serta lembaga termasuk keterikatan sosial
dengan masyarakat.
2. Tujuan
Untuk membangun kerjasama tim dalam bertugas dan mampu
membangun komunikasi baik dengan berbagai pihak agar tercipta
kepercayaan diri dari peserta didik dan personel Polri serta mendapatkan
respon yang positif guna mendukung pelaksanaan tugas pokok Polri
dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.
3. Sasaran
Dalam kegiatan kohesi sosial yang menjadi sasaran adalah:
a. Instansi Pemerintah;
b. Tokoh agama, adalah orang yang memiliki ilmu agama dan amal
serta akhlak yang sesuai dengan ilmunya;
c. Tokoh adat, adalah seseorang yang memiliki jabatan adat dalam
suatu tatanan masyarakat adat di suatu wilayah, sebagai contoh:
Kepala suku, Kepala adat, Aktivis budaya dan tradisi, Juru kunci,
Seniman budaya tradisional;
d. Tokoh/kelompok masyarakat, adalah orang yang mempunyai
peranan yang besar dalam suatu kelompok masyarakat dan
memiliki kekuasaan yaitu kemampuan mempengaruhi orang atau
kelompok lain sesuai dengan keinginan dirinya;
e. Tokoh/Aktivis Ormas, adalah orang yang memiliki pengaruh dan
simpati dalam suatu organisasi yang mampu membimbing,
mempengaruhi, menggerakkan anggota dari organisasi tersebut;
f. Civitas akademika, adalah menyangkut komponen seluruh
lembaga pendidikan.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 70


4. Indikator
a. Melaksanakan kegiatan kohesi sosial dalam bentuk anjangsana
kepada pejabat pemerintah:
1) Melaksanakan kunjungan ke Kapolres di wilayah Satdiklat;
2) Melaksanakan kunjungan ke Dandim di wilayah Satdiklat;
3) Melaksanakan kunjungan ke Kepala Daerah di wilayah
Satdiklat;
4) Melaksanakan kunjungan ke Camat;
5) Melaksanakan kunjungan ke Bhabinkamtibmas.
b. Melaksanakan kegiatan kohesi sosial dalam bentuk anjangsana
kepada tokoh–tokoh setempat di wilayah Satdiklat:
1) Melaksanakan kunjungan ke tokoh agama;
2) Melaksanakan kunjungan ke tokoh adat;
3) Melaksanakan kunjungan ke tokoh masyarakat.
5. Bentuk Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk anjangsana dan bakti sosial
bersama Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kepala Desa dan Tokoh
masyarakat untuk mengkoordinasikan, menyatukan persepsi dan
bersinergi serta membangun wawasan kebangsaan baik dalam
pemahaman maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

E. Anti Korupsi
1. Pengertian
Anti korupsi berarti sikap atau perilaku yang menentang terhadap adanya
korupsi yang merugikan keuangan dan perekonomian negara.
2. Tujuan
Menumbuhkan budaya anti korupsi sebagai upaya mencegah terjadinya
korupsi di lingkungan Satdik Polri.
3. Nilai Anti Korupsi
a. Kejujuran, adalah sebuah tindakan maupun ucapan yang benar,
tidak berbohong dan tidak curang yang tumbuh dari dalam diri
sanubari setiap Serdik dan personel;

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 71


b. Kepedulian, adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan, tidak apatis terhadap situasi dan kondisi yang ada
disekitarnya;
c. Kemandirian, adalah dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak
banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal;
d. Kedisiplinan, adalah ketaatan atau kepatuhan kepada norma-
norma dan peraturan yang berlaku;
e. Tanggung Jawab, adalah melakukan semua tugas dan
kewajibannya dengan sungguh-sungguh serta siap menanggung
segala risiko atas perbuatan sendiri;
f. Kerja Keras, adalah kemauan terkandung ketekadan, ketekunan,
daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian, ketabahan,
keteguhan dan pantang mundur;
g. Kesederhanaan, adalah dan tidak hidup boros, tidak berlebihan
tidak pamer kemewahan dan sesuai dengan kemampuannya;
h. Keberanian, adalah berani mengatakan dan membela kebenaran,
berani mengakui kesalahan dan berani bertanggung jawab;
i. Keadilan, adalah tidak berat sebelah dan tidak memihak sesuai
dengan proporsionalnya serta tidak melanggar hukum.
4. Prinsip Anti Korupsi
a. Akuntabilitas, adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan
kerja yang dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis serta
hukum yang berlaku;
b. Transparansi, adalah proses yang dilakukan secara terbuka,
sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik
dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam prosesnya transparansi
dibagi menjadi lima, yaitu:
1) Proses penganggaran
2) Proses penyusunan kegiatan
3) Proses pembahasan
4) Proses pengawasan, dan
5) Proses evaluasi.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 72


c. Kewajaran, adalah sesuai dengan norma dan aturan serta tidak
dibuat-buat. Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk
mencegah terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam
penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran
dalam bentuk lainnya;
d. Kebijakan, adalah petunjuk yang dapat dipedomani untuk mengatur
tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat
merugikan negara dan masyarakat yang tidak bertentangan
dengan Undang-undang;
e. Kontrol Kebijakan, merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat
betul-betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi.
5. Bentuk Kegiatan
a. Mendorong dan mengembangkan kesadaran peserta didik dan
personel Polri untuk menolak memberikan dan atau menerima
gratifikasi;
b. Mendorong setiap peserta didik dan personel Polri untuk bersikap
anti korupsi, dan senantiasa berupaya untuk berprestasi dalam
pelaksanaan tugas;
c. Memberikan edukasi agar tidak melakukan tindakan korupsi;
d. Menyebarkan informasi mengenai peran penting dan manfaat dari
adanya whistle blower system dan justice collaborator di lingkungan
Satdik Polri.

F. Anti Penyalahgunaan Narkoba


1. Pengertian
Narkoba singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif
berbahaya lainnya adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh
manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat
mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 73


2. Tujuan
Peserta didik, personel Polri dan masyarakat di lingkungan Satdik Polri
untuk tidak melakukan perbuatan penyalahgunaan Narkoba serta dapat
menjadi penggiat anti Narkoba.
3. Bahaya penyalahgunaan Narkoba
Bahaya penyalahgunaan Narkoba dapat menyebabkan antara lain:
Dehidrasi, halusinasi, menurunnya tingkat kesadaran, gangguan kualitas
hidup dan kematian.
4. Dampak penyalahgunaan Narkoba
a. Dampak penyalahgunaan Narkoba terhadap fisik
1) Gangguan pada sistem syaraf (neurologis) seperti: kejang-
kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf
tepi;
2) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah;
3) Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti:
penanahan (abses), alergi, eksim;
4) Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan
fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan
paru-paru;
5) Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus,
suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur;
6) Dampak penyalahgunaan Narkoba terhadap kesehatan
reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), serta gangguan fungsi seksual;
7) Dampak penyalahgunaan Narkoba terhadap kesehatan
reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan
periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan
amenorhoe (tidak haid);
8) Bagi pengguna Narkoba melalui jarum suntik, khususnya
pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 74


tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga
saat ini belum ada obatnya;
9) Penyalahgunaan Narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi
overdosis yaitu konsumsi Narkoba melebihi kemampuan
tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan
kematian.
b. Dampak penyalahgunaan Narkoba terhadap psikis
1) Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah;
2) Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga;
3) Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal;
4) Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan;
5) Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan
bunuh diri.
c. Dampak penyalahgunaan Narkoba terhadap lingkungan sosial
1) Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh
lingkungan;
2) Merepotkan dan menjadi beban keluarga;
3) Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.
5. Bentuk Kegiatan
a. Memberikan pemahaman kepada peserta didik dan personel Polri
serta masyarakat yang ada di lingkungan Satdik Polri mengenai
Narkoba dan dampak secara fisik, psikologis dan lingkungan sosial
serta sanksi hukum akibat penyalahgunaan Narkoba;
b. Membentuk kawasan Satdik sebagai kawasan bebas dari
penyalahgunaan Narkoba;
c. Membuat spanduk/banner tentang bahaya Narkoba;
d. Sosialisasi kepada para peserta didik dan personel Polri serta
masyarakat di lingkungan Satdik Polri;
e. Dalam hal ditemukan pelaku/pengguna Narkoba di lingkungan
Satdik maka dilimpahkan kepada satuan yang terkait sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 75


f. Melakukan tes urine Narkoba di lingkungan Satdik secara berkala
dan intensif/spontan;
g. Mampu memberikan penyuluhan tentang Narkoba;
h. Koordinasi dengan instansi terkait dan tokoh masyarakat.

G. Anti Penyimpangan Seks (LGBT)


1. Pengertian
Penyimpangan seks yang terdiri dari Lesbian, Gay, Biseksual dan
Transgender (LGBT) melingkupi orientasi seksual dan juga identitas
seksual diluar dari gender dan orientasi seksual yang umumnya ada di
masyarakat, maka untuk memahaminya dijelaskan sebagai berikut:

a. Lesbian merupakan orientasi seksual seorang wanita yang memiliki


ketertarikan terhadap wanita juga. Namun hal ini mencakup juga
terhadap seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai wanita
seperti transpuan. Transpuan merupakan seorang pria namun
mendefinisikan dirinya sebagai wanita.

b. Gay adalah orientasi seksual yang memiliki ketertarikan satu sama


lain dengan jenis kelamin yang sama contohnya yaitu pria dan pria.
Pada dasarnya lesbian juga merupakan gay karena memiliki
ketertarikan sesama jenis. Namun pada umumnya, gay diartikan
sebagai pria yang menyukai pria.

c. Biseksual adalah ketertarikan terhadap pria dan wanita, merupakan


ketertarikan terhadap semua gender seperti, wanita, pria, gender
biner, transgender, non biner dan lainnya.

d. Transgender merupakan ekspresi gender yang berlawanan dengan


gender yang dimiliki sejak lahir. Seseorang dapat didefinisikan
sebagai transgender tidak hanya ketika telah melakukan operasi
ganti kelamin atau terapi hormon, namun orang yang belum
melakukan ganti kelamin atau terapi hormon juga bisa didefinisikan
sebagai transgender.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 76


Bentuk-bentuk penyimpangan seks lainnya dapat berupa; Perzinaan,
Perkosaan, Pelacuran, Pencinta seks anak (Pedofilia erotica),
kesenangan memamerkan alat kelamin (Eksibisionisme), impuls seksual
abnormal yang ditandai dengan fantasi seksual yang intens dan
dorongan yang terjadi berulang (Parafilia).

2. Tujuan
Agar tidak terjadi penyimpangan perilaku seksual peserta didik, personel
Polri dan masyarakat di lingkungan Satdik Polri.
3. Sasaran
Peserta didik, seluruh personel Polri dan masyarakat di lingkungan
Satdik Polri.
4. Bentuk Kegiatan
a. Dilarang menempatkan Serdik laki-laki dan perempuan dalam satu
Dormitory/Barak/Flat/Asrama;
b. Dilarang melaksanakan kegiatan yang bersifat kontak secara
langsung antara Serdik laki-laki dengan perempuan;
c. Satdik melarang peserta didik untuk melaksanakan pembersihan
diri (mandi) secara bersamaan di dalam satu kamar mandi yang
sama tanpa sekat;
d. Dilarang melaksanakan pesiar antara Serdik Laki-laki dan
perempuan kecuali adanya ikatan suami istri yang sah;
e. Memberikan pemahaman dan mensosialisasikan mengenai
perilaku penyimpangan seksual;
f. Dalam hal ditemukan adanya gejala perilaku penyimpangan
seksual dilakukan lebih awal bimbingan konseling;
g. Sosialisasi tentang penyakit menular dan bahaya LGBT;
h. Satdik melaksanakan bimbingan rohani secara rutin kepada para
peserta didik;
i. Melarang pesiar/mengunjungi tempat-tempat hiburan yang
dilarang/maksiat.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 77


H. Pembinaan Fisik
1. Pengertian
Pembinaan fisik adalah Proses meningkatkan kemampuan aktivitas
gerak jasmani yang dilakukan secara sistematik dan ditingkatkan secara
progresif untuk mempertahankan atau meningkatkan kebugaran jasmani
agar tercapai kemampuan kerja fisik yang optimal.
2. Tujuan
Membina fisik agar badan tetap bugar sehingga menunjang berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dan seluruh personel Polri di
lingkungan Satdik Polri.
3. Sasaran
Peserta didik dan seluruh personel Polri di lingkungan Satdik Polri.
4. Indikator
a. Penampilan fisik dan kondisi tubuh yang ideal;
b. Dinyatakan sehat jasmani dan rohani oleh dokter;
c. Adanya peningkatan kemampuan jasmani sebelum dan setelah
pendidikan.
5. Bentuk Kegiatan
a. Olahraga pagi sesuai dengan jadwal yang ditentukan;
b. Melaksanakan kesamaptaan jasmani secara rutin dan berkala;
c. Melaksanakan kegiatan Binsik sebelum makan siang;
d. Melaksanakan kegiatan olahraga sore;
e. Melaksanakan kegiatan Binsik setelah apel malam;
f. Melaksanakan peningkatan kemampuan daya tahan tubuh melalui
kegiatan ekspedisi darat.

I. Konseling Psikologi
1. Pengertian
Konseling psikologi merupakan kegiatan antara dua pihak yaitu konselor
yang merupakan psikolog dan seorang klien dan berlangsung untuk
menyelesaikan akar permasalahan yang dialami oleh peserta didik
termasuk personel Polri.

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 78


2. Tujuan
Konseling bertujuan untuk membantu semua peserta didik agar
memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat,
dan memperoleh dasar keterampilan hidupnya atau dengan kata lain
membantu peserta didik agar mereka dapat mengikuti semua tahapan
pembelajaran sampai dengan selesai pendidikan.
3. Sasaran
Peserta didik, seluruh personel Polri dan Masyarakat di lingkungan
Satdik Polri.
4. Indikator
a. Konselor memiliki strata sarjana atau telah memiliki sertifikasi
sebagai konselor;
b. Permasalahan hanya terkait dilingkup proses belajar mengajar
(PBM) di lingkungan Satdik Polri;
c. Tidak ada hubungan khusus antara konselor dan konseling peserta
didik atau personel;
d. Mempunyai ruangan khusus untuk pelaksanaan konseling;
e. Konselor mendapatkan perintah dari atasan langsung disertai
dengan surat perintah Kasatker;
f. Konselor wajib membuat laporan hasil pelaksanaan tugas
konseling.
5. Bentuk Kegiatan
a. Mendatakan dan mengidentifikasi Serdik yang bermasalah;
b. Mendatangi atau memanggil Serdik yang bermasalah;
c. Melakukan tanya jawab dan wawancara antara konselor dan Serdik
dalam rangka memberikan solusi terhadap permasalahan yang
dihadapi Serdik;
d. Pelaksanaan dapat dilakukan dengan sistem daring/zoom apabila
Serdik yang bermasalah berjumlah banyak ataupun berada
ditempat lain;
e. Konselor wajib membuat laporan hasil pelaksanaan konseling;
f. Dalam proses konsultasi, bentuk bantuan yang diberikan berupa:

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 79


1) Identifikasi alternatif penyelesaian masalah, dalam kegiatan
mengidentifikasi cara alternatif untuk menyelesaikan masalah
dari berbagai sudut pandang dan pikiran objektif;
2) Pemilihan alternatif penyelesaian masalah, dalam bentuk
alternatif penyelesaian masalah yang akan dilakukan perlu
diprioritaskan terlebih dahulu;
3) Tindak lanjut ini dilakukan untuk memberikan penilaian
tentang pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah
tersebut apakah efektif atau tidak.

J. Penguatan Capaian Pembelajaran


1. Pengertian
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai oleh peserta didik pada setiap fase perkembangan yang
disesuaikan dengan program pendidikan Polri.
2. Tujuan
Tujuan pendidikan yang merupakan suatu pernyataan tentang apa yang
diharapkan, diketahui, dipahami, dapat dikerjakan dan diaplikasikan
serta dilaksanakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan.
3. Sasaran
Peserta didik.
4. Indikator
a. Peserta didik memiliki sikap dan perilaku yang baik;
b. Peserta didik memiliki pengetahuan sesuai dengan pembelajaran
yang diberikan;
c. Peserta didik memiliki keterampilan dalam pelaksanaan tugas di
lapangan;
d. Peserta didik mampu mengimplementasikan/mengaplikasikan
seluruh hasil pembelajaran.
5. Bentuk Kegiatan
a. Melaksanakan apel yang terjadwal untuk peserta didik dan personel
Polri;

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 80


b. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan peraturan kehidupan siswa
(Perdupsis) dan pedoman pengasuhan;
c. Pembentukan sikap dan saling menghargai termasuk rasa
solidaritas antara peserta didik;
d. peserta didik melaksanakan kegiatan berupa piket, jaga malam dan
lain-lain;
e. Pemberian pemahaman dan doktrinasi kepada peserta didik;
f. Melaksanakan praktik dari hasil pembelajaran yang disesuaikan
dengan tugas di lapangan;
g. Melaksanakan evaluasi PBM setiap hari pada saat apel malam;
h. Pengasuh melaksanakan pengawasan terhadap setiap kegiatan
peserta didik sejak bangun pagi sampai tidur;
i. Pengasuh memberikan latihan PBB kepada Serdik pada saat jam
pengasuhan;
j. Pada saat Serdik melaksanakan piket jaga maka dibekali dengan
alat komunikasi berupa penggunaan HT dan sandi-sandi (Call sign)
serta wajib melaporkan keadaan melalui HT kepada pengasuh.

K. Bahasa Inggris Kepolisian


1. Pengertian
Bahasa inggris kepolisian adalah penggunaan bahasa Inggris khusus
untuk kepolisian atau disebut English for Police yang diutamakan dalam
pelayanan kepada masyarakat.
2. Tujuan
Agar peserta didik dan personel Polri mampu menggunakan bahasa
inggris khusus kepolisian dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat WNI maupun WNA.
3. Sasaran
Peserta didik dan seluruh personel Polri.
4. Indikator
a. Mampu memahami penggunaan bahasa inggris;
b. Mampu mengartikan dan berbicara dalam bahasa inggris;

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 81


c. Memiliki kemampuan TOEFL.
5. Bentuk Kegiatan
a. Peserta didik membuat poster menggunakan Bahasa inggris dan
dipajang diseluruh lingkungan satdik;
b. Setiap hari rabu peserta didik wajib menggunakan bahasa inggris
dalam berkomunikasi (English Wednesday);
c. Peserta didik menonton sebuah film atau video speech dalam
Bahasa inggris seperti channel TED Courses tanpa menggunakan
subtitle atau menggunkaan subtitle Bahasa inggris.
d. Menggunakan bahasa Inggris khusus untuk kepolisian atau disebut
English for Police terutama dalam pelayanan kepada masyarakat,
antara lain:
1) English for Police merupakan bahasa Inggris yang digunakan
untuk mendukung tugas dilapangan khususnya untuk lima
fungsi teknis polisi;
2) English for Intelligence Unit (Bahasa Inggris untuk unit intel);
3) English for Detective Unit (Bahasa Inggris untuk unit reserse);
4) English for Alert Unit (Bahasa Inggris untuk sabhara);
5) English for Traffic Police (Bahasa Inggris untuk Polantas);
6) Police Report (Laporan Polisi).

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 82


G. RUBRIK KARAKTER HARIAN
BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
1 BERIMAN DAN a. Ibadah sesuai Tidak pernah Beribadah di tempat Beribadah di tempat Mengajak teman yang
TAQWA agama masing- melaksanakan ibadah karena diajak ibadah atas kemauan lain untuk beribadah di
masing ibadah di tempat oleh teman sendiri tempat ibadah
ibadah
b. Ketaatan ibadah Tidak pernah terlihat menjalankan ibadah Sering menjalankan Selalu menjalankan
menjalankan ibadah sesuai agamanya tidak ibadah sesuai agamanya ibadah sesuai agamanya
sesuai agamanya tepat waktu (telat) dengan tepat waktu dengan tepat waktu
c. Bersedekah Tidak pernah Bersedekah saat Rutin memberikan Rutin memberikan
bersedekah kepada melaksanakan ibadah sedekah kepada orang sedekah kepada orang
siapa pun di tempat ibadah yang membutuhkan dan yang membutuhkan dan
karena diingatkan dan pada saat melaksanakan pada saat melaksanakan
saat ada pengasuh ibadah atas kemauan ibadah atas kemauan
disekitar agar sendiri sendiri secara diam-diam
mendapatkan nilai
d. Mengikuti Merasa terpaksa Mengikuti kegiatan Semangat mengikuti Mengajak teman yang
kegiatan saat mengikuti keagamaan dengan kegiatan keagamaan lain untuk mengikuti
keagamaan kegiatan tujuan agar atas kemauan sendiri kegiatan keagamaan
keagamaan mendapatkan nilai

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 83


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
e. Perilaku syukur Tidak pernah Terkadang berdoa Sering berdoa setelah Selalu berdoa setelah
berdoa setelah setelah melaksanakan melaksanakan ibadah melaksanakan ibadah
melaksanakan ibadah namun belum dan terlihat khusyuk dan terlihat khusyuk
ibadah khusyuk
f. Toleransi Tidak pernah Mulai saling Menghargai pembicaraan Terbentuknya toleransi
melakukan toleransi menghargai antar dan menyenangkan agama yang baik antara
dengan agama lain Serdik tentang perbedaan Serdik dengan Serdik
agama, memberikan serta para Personel
kesempatan untuk
melaksanakan ibadah
serta pertisipasi dalam
kegiatan hari besar dan
keagamaan
2 CINTA TANAH AIR a. Jiwa Malu mengakui Menunjukkan dua dari Menunjukkan tiga dari terpenuhinya semua
Nasionalisme bahwa merupakan empat sikap berikut: empat sikap berikut: sikap berikut: Menyadari
warga negara Menyadari bahwa Menyadari bahwa dirinya bahwa dirinya bagian dari
Indonesia dirinya bagian dari bagian dari Indonesia/NKRI,
Indonesia/NKRI, Indonesia/NKRI, menyadari Negara
menyadari Negara menyadari Negara Kesatuan Republik
Kesatuan Republik Kesatuan Republik Indonesia adalah
Indonesia adalah Indonesia adalah negaraku, merasa

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 84


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
negaraku, merasa negaraku, merasa bangga ketika
bangga ketika bangga ketika menyanyikan lagu
menyanyikan lagu menyanyikan lagu nasional dan tertarik
nasional dan tertarik nasional dan tertarik untuk belajar budaya
untuk belajar budaya untuk belajar budaya Indonesia
Indonesia Indonesia
Tidak peduli jika Hormat kepada Hormat kepada bendera Berhenti sejenak, berdiri
sedang ada bendera merah putih merah putih baik pada dan hormat kepada
penaikan bendera jika diingatkan oleh saat upacara maupun bendera merah putih
merah putih rekan atau pada saat tidak atas kesadaran diri pada saat upacara
upacara saja sendiri maupun tidak atas
kesadaran diri sendiri dan
mengajak rekannya yang
lain juga.
b. Bhineka Tunggal Memandang rendah Mampu bersosialisasi Mampu bersosialisasi Mampu bersosialisasi
Ika individu lain yang dengan baik dengan dengan baik dengan dengan baik dengan
bukan berasal dari rekan yang berasal dari rekan yang berasal dari rekan yang berasal dari
daerah yang sama daerah asal yang sama daerah asal yang daerah asal yang
dengan dirinya berbeda tanpa berbeda tanpa
membeda-bedakan membeda-bedakan dan
tertarik untuk

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 85


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
mempelajari budaya dari
daerah lain

c. Wawasan 1) Menggunakan Mampu menggunakan mampu mengajak antar Mampu berkomunikasi


kebangsaan bahasa daerah bahasa indonesia sesama Serdik secara baik dan benar
belum bahasa secara bertahap dari menggunakan bahasa menggunakan bahasa
Indonesia yang kebiasaan bahasa Indonesia yang baik dan Indonesia
baik daerah ke bahasa benar
Indonesia yang baik
dan benar
2) Belum mampu Kemauan belajar lagu Mampu mengajak antar Mampu secara baik dan
menyanyikan kebangsaan pada sesama Serdik benar menyanyikan lagu
lagu kebangsaan setiap pergerakan atau menyanyikan lagu kebangsaan terutama
terutama perpindahan tempat kebangsaan terutama Indonesia Raya
Indonesia Raya baik dalam Indonesia Raya
pleton/kompi/Batalyon
Selalu tidak pernah Menunjukkan dua dari Menunjukkan tiga dari Terpenuhinya semua
mau mendengar empat sikap berikut: empat sikap berikut: sikap berikut:
pendapat orang lain Melaksanakan Melaksanakan pemilihan Melaksanakan pemilihan
3 DEMOKRATIS Demokratis
terutama rekan satu pemilihan perangkat perangkat angkatan perangkat angkatan
angkatannya dan angkatan secara secara sukarela, secara sukarela,
juniornya. sukarela, menghargai menghargai setiap menghargai setiap
Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 86
BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
setiap keputusan akhir keputusan akhir pada keputusan akhir pada
pada saat berdiskusi, saat berdiskusi, tidak saat berdiskusi, tidak
tidak menyela menyela rekannya yang menyela rekannya yang
rekannya yang sedang sedang mengemukakan sedang mengemukakan
mengemukakan pendapat di forum diskusi pendapat di forum diskusi
pendapat di forum dan menghargai dan menghargai
diskusi dan keberagaman latar keberagaman latar
menghargai belakang antar sesam belakang antar sesam
keberagaman latar rekan peserta didik. rekan peserta didik.
belakang antar sesam
rekan peserta didik
4 DISIPLIN a. Mematuhi Melanggar Ilmu, aturan/ Perdupsis Mampu mematuhi Minggu terakhir
ketentuan Ilmu, ketentuan Ilmu, minggu pertama ketentuan Ilmu, aturan/ pengasuh hanya
aturan/ Perdupsis aturan/ Perdupsis sosialisasi kepada Perdupsis dengan tidak melakukan pengawasan
Serdik untuk di melakukan pelanggaran seluruh rangkaian yang
laksanakan dilakukan sendiri oleh
Serdik secara mandiri
b. Melaksanakan Selalu melanggar Menunjukkan dua dari Menunjukkan empat dari Terpenuhinya semua
kegiatan sesuai aturan yang berlaku lima sikap berikut: lima sikap berikut: sikap berikut: tidak
dengan jadwal Melaksanakan apel Melaksanakan apel tepat pernah melanggar aturan
waktu tepat waktu, memakai waktu, memakai gampol yang berlaku,

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 87


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
gampol sesuai aturan sesuai aturan yang melaksanakan apel tepat
yang berlaku, berlaku, mengerjakan waktu, memakai gampol
mengerjakan tugas tugas dengan baik dan sesuai aturan yang
dengan baik dan tepat tepat waktu, tidak pernah berlaku, mengerjakan
waktu, tidak pernah membolos pada jam tugas dengan baik dan
membolos pada jam pelajaran, pelatihan dan tepat waktu, tidak pernah
pelajaran, pelatihan pengasuhan membolos pada jam
dan pengasuhan pelajaran, pelatihan dan
pengasuhan
c. Disiplin sehari- Tidak pernah Menunjukkan dua dari Menunjukkan empat dari Terpenuhinya semua
hari melakukan enam sikap berikut: enam sikap berikut: sikap berikut: Selalu
kewajiban sebagai Selalu membersihkan Selalu membersihkan membersihkan dan
peserta didik dan merapihkan dan merapihkan kembali merapihkan kembali
kembali tempat tidur tempat tidur setiap pagi, tempat tidur setiap pagi,
setiap pagi, mengikuti mengikuti jadwal mengikuti jadwal
jadwal kegiatan kegiatan dengan tepat kegiatan dengan tepat
dengan tepat waktu, waktu, mencuci dan waktu, mencuci dan
mencuci dan menjemur menjemur pakaian menjemur pakaian
pakaian dengan rapih dengan rapih sesuai dengan rapih sesuai
sesuai aturan, menjaga aturan, menjaga aturan, menjaga
kerapihan dan kerapihan dan kerapihan dan

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 88


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
kebersihan dormitory kebersihan dormitory kebersihan dormitory
walapun tidak sedang walapun tidak sedang walapun tidak sedang
diawasi oleh diawasi oleh pengasuh, diawasi oleh pengasuh,
pengasuh, belajar belajar dengan sunguh- belajar dengan sunguh-
dengan sunguh- sungguh saat jam belajar sungguh saat jam belajar
sungguh saat jam mandiri dan makan di mandiri di malam hari,
belajar mandiri dan tempat makan yang makan di tempat makan
makan di tempat seharusnya. yang seharusnya,
makan yang mengikuti apel malam
seharusnya. tepat waktu dan
membersihkan diri
sebelum istirahat malam.
5 KERJA KERAS a. Berusaha dan lelah dan menyerah Menunjukkan dua dari Menunjukkan empat dari Terpenuhinya semua
bekerja keras untuk mencapai lima sikap berikut: lima sikap berikut: sikap berikut:
dengan baik dan target yang sudah menyelesaikan menyelesaikan pekerjaan menyelesaikan pekerjaan
maksimal ditentukan pekerjaan hingga hingga selesai, memiliki hingga selesai, memiliki
selesai, memiliki inisiatif tinggi dalam inisiatif tinggi dalam
inisiatif tinggi dalam bekerja, tekun dan bekerja, tekun dan
bekerja, tekun dan memiliki motivasi yang memiliki motivasi yang
memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja, tinggi dalam bekerja,
tinggi dalam bekerja, bekerja sama dan bisa bekerja sama dan bisa

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 89


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
bekerja sama dan bisa diandalkan dalam Tim, diandalkan dalam Tim,
diandalkan dalam Tim, serta konsisten dalam serta konsisten dalam
serta konsisten dalam bekerja. bekerja.
bekerja.
b. Meningkatkan Bekerja masih harus Belum sepenuhnya Mampu mengajak Serdik Serdik mampu bekerja
kapasitas diri diperintahkan dan bekerja masih harus lainnya bekerja tanpa tanpa diperintahkan dan
guna diawasi serta diperintahkan dan diperintahkan dan diawasi serta tidak
meningkatkan kemauan diri sendiri diawasi serta kemauan diawasi serta tidak kemauan diri sendiri
prestasi kerja dan diri sendiri kemauan diri sendiri
kinerja serta tidak
cepat puas
terhadap prestasi
apa yang sudah
diraih
6 KERJA CERDAS a. Bekerja secara Berkerja tidak Menunjukkan dua dari Menunjukkan empat dari Terpenuhinya semua
teroganisir dan teroganisir dan enam sikap berikut: enam sikap berikut: sikap berikut: Mengetahui
terencana dengan terencana dengan Mengetahui potensi diri Mengetahui potensi diri potensi diri sendiri,
kemanfaatan kemanfaatan sendiri, mampu sendiri, mampu mampu menentukan
Sarpras secara Sarpras secara menentukan kapan menentukan kapan waktu kapan waktu produktif,
maksimal maksimal waktu produktif, produktif, mampu bekerja mampu bekerja sama
mampu bekerja sama sama dalam tim, mampu dalam tim, mampu

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 90


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
dalam tim, mampu menentukan skala menentukan skala
menentukan skala prioritas, mampu prioritas, mampu
prioritas, mampu membuat perencanaan membuat perencanaan
membuat perencanaan yang matang dan mampu yang matang dan mampu
yang matang dan memanfaatkan kalender memanfaatkan kalender
mampu memanfaatkan dalam mengatur jadwal dalam mengatur jadwal
kalender dalam kegiatan kegiatan
mengatur jadwal
kegiatan
b. Mengutamakan Belum terprogram Mengakomodir seluruh Melaksanakan seluruh Terbentuknya skala
pekerjaan skala prioritas kegiatan sesuai rangkaian kegiatan prioritas dari hal
berdasarkan kapasitas pekerjaan secara terprogram sesuai terpenting sampai yang
skala prioritas yang dibebankan kapasitas pekerjaan yang kurang penting
dibebankan
7 PROFESIONAL Menguasai Belum mampu Menunjukkan empat Menunjukkan enam dari Terpenuhinya semua
pekerjaannya sesuai melakukan dari delapan sikap delapan sikap berikut: sikap berikut: memiliki
dengan Tupoksi pekerjaannya berikut: memiliki memiliki pengetahuan pengetahuan yang baik
sesuai dengan pengetahuan yang baik yang baik dan benar, dan benar, memiliki sikap
Tupoksi dan benar, memiliki memiliki sikap yang baik yang baik dan benar,
sikap yang baik dan dan benar, memiliki memiliki keterampilan
benar, memiliki keterampilan yang baik yang baik dan benar,

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 91


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
keterampilan yang baik dan benar, memiliki memiliki tujuan yang jelas
dan benar, memiliki tujuan yang jelas dalam dalam bekerja, memiliki
tujuan yang jelas bekerja, memiliki orientasi masa depan,
dalam bekerja, orientasi masa depan, memiliki integritas,
memiliki orientasi masa memiliki integritas, memiliki semangat untuk
depan, memiliki memiliki semangat untuk meningkatkan
integritas, memiliki meningkatkan kompetensi, mematuhi
semangat untuk kompetensi, mematuhi kode etik
meningkatkan kode etik
kompetensi, mematuhi
kode etik
8 SEDERHANA Berperilaku sesuai Mencerminkan Menunjukkan dua dari Menunjukkan empat dari Terpenuhinya semua
kebutuhan dan sikap yang enam sikap berikut: enam sikap berikut: sikap berikut:
kemampuannya berlebihan atau berpenampilan yang berpenampilan yang berpenampilan yang
mengandung unsur sopan sesuai dengan sopan sesuai dengan sopan sesuai dengan
kemewahan situasi, perhiasan tidak situasi, perhiasan tidak situasi, perhiasan tidak
berlebihan, pola hidup berlebihan, pola hidup berlebihan, pola hidup
tidak berlebihan, tidak tidak berlebihan, tidak tidak berlebihan, tidak
mengandung unsur mengandung unsur mengandung unsur
kemewahan, dan kemewahan, dan kemewahan, dan
mempunyai barang mempunyai barang mempunyai barang

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 92


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan
kebutuhan kebutuhan kebutuhan

9 EMPATI a. Kemampuan Belum mampu Menunjukkan dua dari Menunjukkan empat dari terpenuhinya semua
untuk menggunakan lima sikap berikut: lima sikap berikut: Dapat sikap berikut: Dapat
menyadarkan diri kemampuan yang Dapat menjadi teman menjadi teman disuksi menjadi teman disuksi
ketika dimiliki individu disuksi sesama sesama rekannya, dapat sesama rekannya, dapat
berhadapan Serdik dalam PBM rekannya, dapat merasakan dan merasakan dan
dengan perasaan dengan baik merasakan dan memahami kesulitan memahami kesulitan
sesama memahami kesulitan yang dialami oleh yang dialami oleh
yang dialami oleh rekannya, menyayangi rekannya, menyayangi
rekannya, menyayangi orang tua, mampu orang tua, mampu
orang tua, mampu menetapkan batasan menetapkan batasan
menetapkan batasan dalam hubungan dengan dalam hubungan dengan
dalam hubungan orang lain dan selalu orang lain dan selalu
dengan orang lain dan mengucapkan maaf, mengucapkan minta
selalu mengucapkan tolong maaf, tolong dan terima
maaf dan tolong kasih.
b. Peduli lingkungan Apatis terhadap Kemauan untuk Mengajak sesama Serdik Peduli terhadap sesama
kejadian di mengetahui kejadian di untuk mengetahui Serdik, personel
lingkungan sekitarnya

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 93


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
lingkungan kejadian di lingkungan termasuk lingkungan
sekitarnya sekitarnya alam sekitarnya

10 JUJUR a. Jujur dalam Tidak menunjukkan Menunjukkan salah Menunjukkan dua dari Selalu jujur yang
mengerjakan satu pun dari tiga satu dari tiga sikap tiga sikap berikut: tidak ditunjukkan dengan
tugas sikap berikut: tidak berikut: tidak menyontek, mengakui terpenuhinya semua
menyontek, menyontek, mengakui kesalahan yang dimiliki, sikap berikut: tidak
mengakui kesalahan yang dan membuat sendiri menyontek, mengakui
kesalahan yang dimiliki, dan membuat hasil karya kesalahan yang dimiliki,
dimiliki, dan sendiri hasil karya dan membuat sendiri
membuat sendiri hasil karya
hasil karya
b. Dapat dipercaya Tidak pernah Terkadang Sering mengungkapkan Selalu mengungkapkan
dalam perkataan mengungkapkan mengungkapkan perasaan apa adanya perasaan apa adanya
perasaan apa perasaan apa adanya saat menyampaikan saat menyampaikan
adanya saat saat menyampaikan gagasan pada diskusi gagasan pada diskusi
menyampaikan gagasan pada diskusi kelompok kelompok
gagasan pada kelompok
diskusi kelompok

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 94


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
c. Dapat dipercaya Ucapan dan Ucapan dan tindakan Ucapan dan tindakan Ucapan dan tindakan
dalam tindakan tindakan selalu terkadang bertolak tidak pernah bertolak tidak pernah bertolak
bertolak belakang belakang belakang belakang dan dapat
dipertanggungjawabkan
d. Menjadikan jujur Tidak menunjukkan Menunjukkan salah Menunjukkan dua dari terpenuhinya semua
sebagai satu pun dari tiga satu dari tiga sikap tiga sikap berikut: tidak sikap berikut: tidak mau
kebutuhan sikap berikut: tidak berikut: tidak mau mau melakukan tindakan melakukan tindakan
mau melakukan melakukan tindakan bohong, menegur teman bohong, menegur teman
tindakan bohong, bohong, menegur yang melakukan yang melakukan
menegur teman teman yang melakukan kecurangan dan bersedia kecurangan dan bersedia
yang melakukan kecurangan dan menerima konsekuensi menerima konsekuensi
kecurangan dan bersedia menerima jika tidak jujur jika tidak jujur
bersedia menerima konsekuensi jika tidak
konsekuensi jika jujur
tidak jujur
11 IKHLAS Ikhlas, sabar dan Tidak menunjukkan Menunjukkan dua dari Menunjukkan tiga dari terpenuhinya semua
pemaaf satu pun dari empat tiga sikap berikut: Suka empat sikap berikut: sikap berikut: Suka
sikap berikut: Suka berbuat ikhlas, sabar, Suka berbuat ikhlas, berbuat ikhlas, sabar, dan
berbuat ikhlas, dan pemaaf kepada sabar, dan pemaaf pemaaf kepada
sabar, dan pemaaf temannya, Segera kepada temannya, temannya, Segera
kepada temannya, memberikan maaf Segera memberikan memberikan maaf ketika

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 95


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
Segera memberikan ketika temannya maaf ketika temannya temannya berbuat salah
maaf ketika berbuat salah dan berbuat salah dan minta dan minta maaf, Tidak
temannya berbuat minta maaf, Tidak maaf, Tidak pamrih ketika pamrih ketika temannya
salah dan minta pamrih ketika temannya meminta meminta tolong dan Tidak
maaf, Tidak pamrih temannya meminta tolong dan Tidak mudah mudah putus asa karena
ketika temannya tolong dan Tidak putus asa karena memiliki kesabaran
meminta tolong dan mudah putus asa memiliki kesabaran
Tidak mudah putus karena memiliki
asa karena memiliki kesabaran
kesabaran
12 ADIL a. Adil terhadap Tidak Menunjukkan salah Menunjukkan dua dari terpenuhinya semua
sang pencipta melaksanakan satu dari tiga sikap tiga sikap berikut: tidak sikap berikut: tidak
kewajiban sebagai berikut: tidak menyekutukan tuhan menyekutukan tuhan
makhluk hidup menyekutukan tuhan dengan sesembahan dengan sesembahan
kepada sang dengan sesembahan lain, teguh melaksanakan lain, teguh melaksanakan
pencipta lain, teguh apa yang diwajibkan dan apa yang diwajibkan dan
melaksanakan apa mengimani kitabnya mengimani kitabnya
yang diwajibkan dan
mengimani kitabnya

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 96


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
b. Adil terhadap diri Tidak menempatkan Menunjukkan dua dari Menunjukkan empat dari terpenuhinya semua
sendiri diri pribadi pada enam sikap berikut: enam sikap berikut: sikap berikut: belajar
tempat yang baik belajar dengan giat, belajar dengan giat, dengan giat, makan-
dan benar makan-makanan yang makan-makanan yang makanan yang sehat,
sehat, olahraga secara sehat, olahraga secara olahraga secara rutin,
rutin, senantiasa rutin, senantiasa berlaku senantiasa berlaku baik,
berlaku baik, menjauhi baik, menjauhi perbuatan menjauhi perbuatan yang
perbuatan yang buruk, yang buruk, tidak buruk, tidak menuruti
tidak menuruti hawa menuruti hawa nafsu hawa nafsu
nafsu
c. Adil terhadap Tidak menempatkan Menunjukkan salah Menunjukkan dua dari Terpenuhinya semua
orang orang lain pada satu dari tiga sikap tiga sikap berikut: tidak sikap berikut: tidak
lain/sesama tempatnya yang berikut: tidak menghakimi orang lian, menghakimi orang lian,
sesuai dan layak menghakimi orang lian, tidak memandang tidak memandang
tidak memandang kedudukan/status kedudukan/status
kedudukan/status ekonomi orang lain dan ekonomi orang lain dan
ekonomi orang lain dan menghormati hak-hak menghormati hak-hak
menghormati hak-hak orang lain orang lain
orang lain

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 97


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
d. Adil terhadap Tidak menempatkan Menunjukkan salah Menunjukkan dua dari Terpenuhinya semua
makhluk lain makhluk lain pada satu dari tiga sikap tiga sikap berikut: sikap berikut:
tempatnya yang berikut: memberikan memberikan tempat yang memberikan tempat yang
sesuai tempat yang layak, layak, mengakui layak, mengakui
mengakui keberadaannya dan keberadaannya dan
keberadaannya dan memberikan kebebasan memberikan kebebasan
memberikan hidup hidup
kebebasan hidup
13 KETELADANAN a. Keteladanan Tidak dapat ditiru Dapat ditiru atau Dapat ditiru atau dicontoh Dapat ditiru atau dicontoh
dalam bentuk atau dicontoh dalam dicontoh dalam bentuk dalam bentuk dalam bentuk
perkataan/ucapan bentuk perkataan/ucapan di perkataan/ucapan di perkataan/ucapan di
perkataan/ucapan lingkungan ruang kerja lingkungan kantor dalam maupun luar
kantor
b. Keteladanan Tidak dapat ditiru Dapat ditiru atau Dapat ditiru atau dicontoh Dapat ditiru atau dicontoh
dalam bentuk atau dicontoh dalam dicontoh dalam bentuk dalam bentuk perbuatan dalam bentuk perbuatan
perbuatan bentuk perbuatan perbuatan di di lingkungan kantor di dalam maupun luar
lingkungan ruang kerja kantor
14 INTEGRITAS a. Konsisten antara Tidak menunjukan Jarang konsistensi Sebagian besar Selalu konsistensi antara
apa yang sikap yang antara apa yang konsistensi antara apa apa yang dikatakan
dikatakan dengan konsisten antara dikatakan dengan yang dikatakan dengan dengan tingkah lakunya
tingkah lakunya apa yang dikatakan tingkah lakunya yang tingkah lakunya yang

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 98


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
sesuai nilai-nilai dengan tingkah tercermin dalam tercermin dalam yang tercermin dalam
yang dianut lakunya perbuatan sehari-hari perbuatan sehari-hari perbuatan sehari-hari

b. Tabah, ulet, tidak Mudah menyerah Beberapa Serdik Seluruh Serdik Serdik memiliki kerja
mengenal dalam melakukan melakukan kegiatan melakukan kegiatan keras, disiplin, ulet, tabah
menyerah dan kegiatan sesuai dengan sesuai dengan dan tidak mengenal
semangat ketentuannya ketentuannya dan menyerah setiap
semangat mengikuti kegiatan
c. Mengamalkan Tidak hafal dan Hanya menghafal Hafal dan mampu Hafal dan mampu
Tribrata dan Catur mengamalkan nilai- bunyi tribrata dan catur mengamalkan nilai-nilai mengamalkan nilai-nilai
Prasetya nilai tribrata dan prasetya tanpa tribrata dan catur tribrata dan catur
catur prasetya mengamalkan nilai- prasetya hanya pada prasetya pada saat
dalam bertugas dan nilainya saat bertugas bertugas dan di
dikeseharian keseharian dengan baik.
15 SENYUM, SALAM, a. Senyum tulus Tidak menunjukkan Jarang menunjukkan Sebagian besar Selalu menunjukkan
SAPA yang terpancar senyuman yang senyuman yang tulus menunjukkan senyuman senyuman yang tulus
dari wajah tulus kepada orang kepada orang lain yang tulus kepada orang kepada orang lain
lain lain
b. Salam yang Tidak mengucapkan Jarang mengucapkan Sebagian besar Selalu mengucapkan
diucapkan salam dengan tulus salam dengan tulus mengucapkan salam salam dengan tulus
dengan ketulusan kepada orang lain kepada orang lain kepada orang lain

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 99


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
dengan tulus kepada
orang lain

c. Sapa-an ramah Tidak menyapa Jarang menyapa Sebagian besar menyapa Selalu menyapa ramah
yang diucapkan ramah kepada ramah kepada orang ramah kepada orang lain kepada orang lain seperti
orang lain lain seperti seperti mengucapkan mengucapkan “apa
mengucapkan “apa “apa kabar” dan “semoga kabar” dan “semoga
kabar” dan “semoga selalu sehat” selalu sehat”
selalu sehat”
16 SALING a. Saling Apatis jika bertemu Melakukan hormat Melakukan hormat Melakukan hormat
MENGHORMATI menghormati dengan rekan, junior kepada senior jika sekadarnya kepada dengan sempurna
antar individu dan senior berpas-pasan karena senior, rekan sejawat dan kepada senior, rekan
rasa takut dan tidak junior saat berpas-pasan sejawat dan junior saat
hormat kepada Junior karena rasa menghormati berpas-pasan karena
yang memberikan rasa menghormati dan
hormat. respect.
Tidak pernah Mengucapkan minta Sering mengucapkan Refleks mengucapkan
mengucapkan kata maaf, minta tolong dan minta maaf, minta tolong minta maaf, minta tolong
minta maaf, minta terima kasih hanya jika dan terima kasih kepada dan terima kasih kepada
tolong dan terima ingat saja siapapun siapapun
kasih

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 100


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
b. Menghormati Tidak menghormati Menunjukkan salah Menunjukkan dua dari Terpenuhinya semua
suku suku orang lain satu dari tiga sikap tiga sikap berikut: tidak sikap berikut: tidak
berikut: tidak merendahkan suku lain, merendahkan suku lain,
merendahkan suku mengakui keberadaan mengakui keberadaan
lain, mengakui suku lain dan tidak suku lain dan tidak
keberadaan suku lain mengusik perbedaan mengusik perbedaan
dan tidak mengusik antarsuku antarsuku
perbedaan antarsuku
c. Menghormati Tidak menghormati Menunjukkan salah Menunjukkan dua dari Terpenuhinya semua
agama agama lain satu dari tiga sikap tiga sikap berikut: tidak sikap berikut: tidak
berikut: tidak memaksakan orang lain memaksakan orang lain
memaksakan orang untuk menganut agama untuk menganut agama
lain untuk menganut kita, tidak kita, tidak
agama kita, tidak mencela/menghina mencela/menghina
mencela/menghina agama lain dengan agama lain dengan
agama lain dengan alasan apapun dan Tidak alasan apapun dan Tidak
alasan apapun dan melarang ataupun melarang ataupun
Tidak melarang mengganggu umat mengganggu umat
ataupun mengganggu agama lain untuk agama lain untuk
umat agama lain untuk beribadah sesuai beribadah sesuai
beribadah sesuai

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 101


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
agama/kepercayaan agama/kepercayaan agama/kepercayaan
masing-masing masing-masing masing-masing

d. Menghormati ras Tidak menghormati Menunjukkan salah Menunjukkan dua dari Terpenuhinya semua
ras yang dimiliki satu dari tiga sikap tiga sikap berikut: tidak sikap berikut: tidak
orang lain berikut: tidak membeda-bedakan ras membeda-bedakan ras
membeda-bedakan ras satu dengan yang lain, satu dengan yang lain,
satu dengan yang lain, bergaul dengan siapa bergaul dengan siapa
bergaul dengan siapa saja, sikap rukun kepada saja, sikap rukun kepada
saja, sikap rukun keluarga, teman, dan keluarga, teman, dan
kepada keluarga, tetangga tetangga
teman, dan tetangga
e. Menghormati Tidak menghormati Menunjukkan salah Menunjukkan dua dari Terpenuhinya semua
antar golongan kedudukan orang satu dari tiga sikap tiga sikap berikut: sikap berikut: menolong
lain berikut: menolong menolong sesama sesama manusia dengan
sesama manusia manusia dengan tulus tulus tanpa melihat
dengan tulus tanpa tanpa melihat status, status, Mengutamakan
melihat status, Mengutamakan kepentingan umum
Mengutamakan kepentingan umum dibandingkan
kepentingan umum dibandingkan kepentingan pribadi atau
dibandingkan kepentingan pribadi atau golongan tertentu dan

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 102


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
kepentingan pribadi golongan tertentu dan saling menghargai
atau golongan tertentu saling menghargai pendapat
dan saling menghargai pendapat
pendapat
17 TIDAK SUKA a. Tidak ingin Mengharapkan Jarang tidak Sebagian besar tidak Selalu tidak
MINTA-MINTA mendapatkan sesuatu dari orang mengharapkan mengharapkan sesuatu mengharapkan sesuatu
sesuatu dari lain dengan cara sesuatu dari orang lain dari orang lain dengan dari orang lain dengan
orang lain dengan meminta secara dengan cara meminta cara meminta secara cara meminta secara
cara meminta langsung maupun secara langsung langsung maupun langsung maupun
dengan bahasa maupun dengan dengan bahasa sindiran dengan bahasa sindiran
sindiran bahasa sindiran
b. Bekerja dengan Bekerja dengan Bekerja tidak dengan Mampu mengajak Serdik Mampu bekerja dengan
baik sesuai mengharapkan mengharapkan yang lain untuk bekerja baik sesuai dengan
dengan sesuatu sesuatu berdasarkan tidak dengan kemampuan individu dan
kemampuan kemampuan yang mengharapkan sesuatu ikhlas
individu dan dimiliki serta semangat berdasarkan kemampuan
ikhlas bekerja yang dimiliki serta
semangat bekerja
18 MALU a. Mematuhi seluruh Belum Mulai mendapatkan Mampu Mengetahui dan
MELAKUKAN aturan yang mendapatkan petunjuk/referensi mengajak/mempengaruhi memahami serta

PELANGGARAN berlaku baik petunjuk/referensi untuk diketahui dan serdik lainnya untuk mematuhi aturan yang

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 103


BELUM MULAI TERBENTUK SESUAI SANGAT
NO KARAKTER INDIKATOR
TERBENTUK TERBENTUK HARAPAN TERBENTUK
DAN TINDAK secara dinas dan belum dipahami aturan yang mematuhi seluruh aturan berlaku untuk
PIDANA maupun secara mengetahui serta berlaku untuk yang berlaku dilaksanakan oleh
umum mematuhi seluruh dilaksanakan oleh masing-masing serdik
aturan yang berlaku masing-masing serdik

b. Bertindak secara Bertindak masih Bertindak tidak bersifat Mampu Serdik mampu bertindak
proporsional dan bersifat egosentris egosentris dan tidak mengajak/mempengaruhi secara proporsional dan
profesional dalam dan berdasarkan berdasarkan kemauan serdik lainnya untuk tidak profesional dalam
bertugas kemauan sendiri sendiri serta sudah bertindak yang bersifat bertugas
serta tidak sesuai sesuai dengan aturan egosentris dan tidak
dengan aturan yang yang berlaku berdasarkan kemauan
berlaku sendiri serta sudah
sesuai dengan aturan
yang berlaku

Hanjar Pengasuhan Pembentukan Karakter | 104

Anda mungkin juga menyukai