Anda di halaman 1dari 16

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

KODE ETIK PROFESI POLRI


MODUL
12 JP ( 540 Menit )

Pendahuluan
Perkembangan dinamika dan tuntutan reformasi diberbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satu perubahan yang
mendasar adalah semakin meningkatnya tuntutan masyarakat
terhadap penghayatan dan perlindungan hak asasi manusia serta
penegakan supremasi hukum, yang pada gilirannya bermuara pada
tuntutan tugas polri yang lebih professional, modern, dan terpercaya
(Promoter).
Sejalan dengan tuntutan dan harapan masyarakat Polri menyadari
perlunya mengambil langkah perubahan/penataan kembali pada
aspek struktural, instrumental dan kultural.
Untuk mewujudkan kultur Polisi yang promoter sebagai pemelihara
keamanan , ketertiban, menegakkan hukum, melindungi, mengayomi
dan melayani masyarakat, selain ditentukan oleh kualitas pengetahuan
dan ketrampilan teknis Kepolisian yang tinggi sangat ditentukan oleh
perilaku yang terpuji setiap anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Guna mewujudkan sifat kepribadian tersebut setiap anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya terpanggil untuk menghayati dan mengamalkan setiap
makna yang terkandung dalam Tribrata dan catur prasetya serta
menjiwai dari pada etika profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang tercermin pada sikap dan perilakunya sehingga terhindar dari
perbuatan tercela serta dapat menjawab tuntutan dan harapan
masyarakat terhadap perlindungan hak asasi manusia dan
perlindungan hukum.
Untuk memberikan pengetahuan kepada peserta didik maka dalam
modul ini akan membahas materi meliputi hakikat Tribrata, hakikat
catur prasetya, kode etik profesi Polri, penegakkan kode etik profesi
Polri, pemberhentian anggota Polri, ketentuan disiplin, dan tata cara
pra peradilan umum bagi anggota Polri.

KODE ETIK PROFESI POLRI 1


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Standar Kompetensi
Memahami dan menerapkan kode etik profesi Polri, peraturan
pemberhentian, disiplin, dan peradilan umum bagi anggota Polri dalam
mendukung pelaksanaan tugas Kepolisian.

KODE ETIK PROFESI POLRI 2


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

MODUL TRIBRATA
01
1 JP ( 45 Menit )

Pengantar
Dalam modul ini membahas materi tentang pengertian Tribrata, sejarah
singkat Tribrata, pemaknaan Tribrata, dan pengamalan Tribrata.
Tujuan diberikannya materi ini agar peserta didik memahami dan
menerapkan tentang hakikat Tribrata dalam pelaksanaan tugas
kepolisian.

Kompetensi Dasar
Memahami dan menerapakan hakikat Tribrata.
Indikator Hasil belajar:
1. Menjelaskan pengertian Tribrata;
2. Menjelaskan sejarah singkat Tribrata;
3. Menjelaskan pemaknaan Tribrata;
4. Menjelaskan pengamalan Tribrata;
5. Memberikan contoh pengamalan Tribrata.

Materi Pelajaran
Pokok bahasan:
Hakikat Tribrata.
Subpokok bahasan:
1. Pengertian Tribrata;
2. Sejarah singkat Tribrata;
3. Pemaknaan Tribrata;
4. Pengamalan Tribrata.

KODE ETIK PROFESI POLRI 3


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang hakikat
Tribrata.
2. Metode tanya jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi hakikat
Tribrata.
3. Metode brain storming (curah pendapat)
Metode ini digunakan untuk menggali pendapat/pemahaman
peserta tentang materi hakikat Tribrata.
4. Metode diskusi
Metode ini digunakan untuk mendiskusikan materi pelajaran
hakikat Tribrata.
5. Metode Penugasan
Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik
yang berkaitan dengan materi yang telah diberikan.

Alat/media, Bahan, Sumber Belajar


1. Alat/Media:
a. Whiteboard;
b. Komputer / laptop;
c. LCD dan screen;
d. Flashdisk;
e. Laser point.
2. Bahan:
a. Kertas Flipchart/HVS;
b. Alat tulis sesuai dengan kebutuhan.
3. Sumber Belajar:
a. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
b. Tribrata, Catur Prasetya sejarah perspektif dan prospektif
oleh Jenderal Purn Koenarto;
c. Keputusan Kapolri No.Pol.: Kep/17/VI/2002, tanggal 24 Juni
2002 tentang Rumusan baru Tribrata.

KODE ETIK PROFESI POLRI 4


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kegiatan Pembelajaran
1. Tahapa awal: 5 menit
Pendidik melaksanakan:
a. Membuka kelas dan memberikan salam;
b. Perkenalan;
c. Pendidik menyampaikan tujuan dan materi yang akan
disampaikan dalam proses pembelajaran.
2. Tahap inti : 35 menit
a. Pendidik menyampaikan materi tentang hakikat Tribrata;
b. Peserta didik memperhatikan dan mencatat hal-hal yang
penting;
c. Pendidik memberikan kesempatan peserta didik untuk tanya
jawab kepada pendidik tentang materi yang belum
dimengerti;
d. Pendidik memberi contoh pengucapan Tribrata;
e. Peserta didik memperagakan pengucapan Tribrata;
f. Pendidik menggali pendapat tentang materi yang telah
disampaikan;
g. Peserta didik melaksanakan curah pendapat tentang materi
yang disampaikan oleh pendidik;
h. Pendidik membagi peserta dalam 4 kelompok dan
menyampaikan topik-topik yang akan didiskusikan;
i. Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan topik yang
telah ditetapkan oleh pendidik;
j. Pendidik memfasilitasi jalannya diskusi;
k. Pendidik meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi;
l. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
dan ditanggapi oleh kelompok yang lain;
m. Pendidik membahas dan menyimpulkan hasil diskusi
kelompok;
n. Peserta didik membuat laporan hasil diskusi;
o. Pendidik menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
3. Tahap akhir : 5 menit
a. Cek penguatan materi
Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara
umum.

KODE ETIK PROFESI POLRI 5


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Cek penguasaan materi


Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya
secara lisan dan acak kepada peserta didik.
c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas
Pendidik menggali manfaat yang bisa diambil dari materi
yang disampaikan.
d. Pendidk menugaskan peserta didik untuk membuat resume
pada materi yang telah disampaikan.

Tagihan/Tugas
1. Peserta didik mengerjakan resume dalam bentuk tulisan tangan
kepada pendidik;
2. Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi.

Lembar Kegiatan
1. Pendidik menugaskan kepada peserta didik untuk membuat
resume tentang materi yang telah diberikan;
2. Pendidik menugaskan untuk mendiskusikan hakikat Tribrata.

KODE ETIK PROFESI POLRI 6


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

TRIBRATA

1. Pengertian Tribrata

Tribrata berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti Tri = Tiga,


Brata = kaul (nadar).

Kaul (nadar) adalah pernyataan seseorang/kelompok atas dasar


kemurnian/keikhlasan hati sanubarinya (tidak dipakai oleh pihak
manapun juga).

Jadi, Tribrata adalah 3 (tiga) kaul (nadar) yang telah di ikrarkan


Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk selanjutnya
diamankan dan diamalkan oleh setiap anggotanya secara
sungguh-sungguh.

Istilah Tribrata pada mulanya diambil dari istilah Hastabrata yang


merupakan ajaran Sri Rama mengenai sifat dan kepribadian raja
yang dikeluarkan oleh beliau ketika itu Sri Rama hendak
menyerahkan tahta kerajaan pada saudaranya.

Sebagaimana diketahui, bahwa penulisan istilah TRIBRATA lama


ditulis tidak terpisah yakni “ TRIBRATA “, sedangkan penulisan
dalam pemaknaan baru ditulis terpisah yaitu TRI BRATA, hal ini
telah di adopsi kedalam kamus besar bahasa Indonesia yang
artinya “ Tiga azas kewajiban Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang dilambangkan dengan Bintang ”.

Dengan demikian rumusan TRIBRATA baru seluruhnya telah


mengunakan bahasa Indonesia, makna yang terkandung
didalamnya menggambarkan dimensi hubungan Polri sebagai
institusi kelembagaan maupun secara individual bagi setiap
personil Polri tetap harus menjaga hubungan sebagaimana
dijelaskan didalam 4 (empat) dimensi yaitu dimensi hubungan
dengan Tuhan, Negara, Masyarahat, Nusa dan Bangsa.

2. Sejarah Singkat Tribrata

Tribrata sebagai pedoman hidup Polri ditetapkan dalam upacara


Bhayangkara ke-9 tanggal 1 Juli 1955 oleh Kepala Kepolisian
Negara (KKN) Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokro Diatmodjo.

Sebelumnya Tribrata merupakan kaul / pengikat disiplin


Universitas bagi mahasiswa PTIK angkatan II yang diikrarkan
KODE ETIK PROFESI POLRI 7
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pertama kali oleh Komisaris Polisi Drs. Soeparno Suriatmaja pada


tanggal 3 Mei 1954, konsep Tribrata disusun oleh Prof. Dr.Joko
Soetono SH adalah guru besar PTIK.

Rumusan Tribrata, yang awal sebagai berikut:

1. Rastra Sewakottama, abdi utama dari pada nusa dan


bangsa;
2. Nagara Janottama, warga negara utama dari pada negara;
3. Yana Anucasana Darma, wajib menjaga ketertiban pribadi
daripada rakyat.

Akibat adanya perubahan dalam masyarakat, berdasarkan Skep


Kapolri No. Pol.: Skep /136/VI/ 1985 tangggal 30 Juni 1985,
Tribrata rumusannya menjadi:

1. Rastra Sewakottama, abdi utama dari pada nusa dan


bangsa;
2. Nagara Janottama, warga negara tauladan dari pada negara;
3. Yana Anuca Sana Dharma, wajib menjaga ketertiban pribadi
daripada rakyat.

Berikut ini rumusan Tribrata yang baru sesuai Keputusan Kapolri


No. Pol: KEP/17/VI/2002, tanggal 24 Juni 2002, yakni :

Kami Polisi Indonesia :

1) Satu :

Berbhakti kepada nusa dan bangsa, dengan penuh


ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Dua :

Menjunjung tinggi kebenaran, keadilan dan kemanusiaan,


dalam menegakkan hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

3) Tiga :

Senantiasa melindungi, mengayomi dan melayani


masyarakat, dengan keikhlasan untuk mewujudkan
keamanan dan ketertiban.

KODE ETIK PROFESI POLRI 8


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3. Pemaknaan Tribrata

a. Tujuan perubahan penggunaan bahasa.

1) Lebih meningkatkan kecintaan, kebanggaan terhadap


tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia;
2) Cepat dimengerti dan dipahami oleh setiap personil
Polri, sehingga tidak menimbulkan berbagai keragu-
raguan dan salah penafsiran;
3) Disesuaikan dengan paradigma Polri sebagai alat
negara penegak hukum dengan mengedepankan unsur
perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat;
4) Mengakomodir amanat undang-undang yang dapat
menampung aspirasi untuk memenuhi kehendak rakyat
Indonesia;
5) Setiap butirnya dengan tegas, jelas mengandung nilai
dan sendi dalam Pancasila, supremasi hukum serta
Tugas Pokok Kepolisian Republik Indonesia.

b. Rumusan Tribrata yang baru, mengandung 4 (empat)


dimensi hubungan, yaitu:

1) Dimensi hubungan dengan Tuhan;


2) Dimensi hubungan dengan Negara;
3) Dimensi hubungan dengan Masyarakat;
4) Dimensi hubungan dengan Nusa dan Bangsa.

c. Adapun rincian masing-masing makna dalam Tribrata


sebagai berikut:

1) KAMI POLISI INDONESIA, mengandung makna:

a) Menggambarkan 4 ( empat ) dimensi hubungan


yaitu dengan Tuhan, Negara, Masyarakat, Nusa
dan Bangsa;
b) Menunjukan bahwa Polisi secara kelembagaan
sebagai institusi maupun individu sebagai anggota
Polri;
c) Merupakan pernyataan ikatan jiwa korsa yang
kuat antara sesama anggota Polri;
d) Merupakan pernyataan netralitas Polri sebagai
institusi maupun pribadi sebagai anggota;

KODE ETIK PROFESI POLRI 9


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

e) Bahwa Tribrata adalah nilai dasar dalam


berprilaku yang merupakan pedoman moral dan
penuntun bagi setiap anggota Polri dalam
melaksanakan tugas.

2) Makna Brata I.

a) Pernyataan setiap individu Polri sebagai insan


hamba Tuhan, wajib menjalankan ibadah sesuai
agamanya;
b) Pernyataan jiwa nasionalisme yang tinggi dalam
mendarmabaktikan dirinya kepada nusa dan
bangsa Indonesia sepanjang hayat;
c) Mengandung nilai-nilai kerohanian, satu nusa,
satu bangsa, dan satu bahasa sebagai perekat
bangsa yang harus dibela dan dipertahankan
keutuhannya;
d) Sebagai Anggota Polri memahami dan mampu
memaknai isi Sumpah Pemuda sebagaimana
dinyatakan secara politis pada tanggal 28 Oktober
1928;
e) Menyadari bahwa Polisi harus netral terhadap
kegiatan politik / pemerintahan dan tidak berpihak
kepada suatu golongan tertentu.

3) Makna Brata II.

a) Pernyataan setiap anggota Polri sebagai alat


negara yang bertugas menegakan hukum;
b) Negara adalah negara yang berdasarkan hukum
bukan kekuasaan belaka;
c) Merupakan kesanggupan setiap anggota Polri
untuk menunjukkan kebenaran, keadilan dan
menjunjung tinggi HAM yang merupakan ciri
masyarakat madani;
d) Kesanggupan Polri untuk bertanggung jawab
dalam pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat
sebagai wujud akuntabilitas publik;
e) Merupakan pernyataan sikap Polri secara
kelembagaan maupun individu yang secara tegas
mengakui NKRI yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.

KODE ETIK PROFESI POLRI 10


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4) Makna Brata III.

a) Pernyataan setiap anggota Polri untuk melindungi


dan mengayomi masyarakat dengan ikhlas tanpa
paksaan dari luar dirinya;
b) Menggambarkan tugas Polri secara universal yaitu
melindungi dan melayani masyarakat;
c) Masyarakat menjadi sentrum / pusat pengabdian
Polri;
d) Polri menempatkan diri sejajar dengan masyarakat
yang dilayani.

4. Pengamalan Tribrata

a. Kedudukan Tribrata.

Sejak 1 Juli 1955 Tribrata dijadikan sebagai pedoman hidup


anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berupa
kaul, niat asas yang keluar dari pribadi.

Sejak 1 Juli 2002 berdasarkan Keputusan Kapolri No. Pol :


Kep/17/VI/2002 tanggal 24 Juni 2002, Tribrata merupakan
pernyataan-pernyataan yang menggambarkan secara konkrit
( nyata ) nilai dasar dari filosofi setiap anggota Polri.

Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah nilai paham


Ketuhanan, Kebangsaan, Negara Hukum dan Sosial.

Ketiga nilai paham tersebut, merupakan jatidiri Polri dan


pedoman moral bagi setiap anggota Polri dalam mengemban
tugas dan kewenangannya serta memiliki kemampuan dalam
memelihara profesinya.

b. Pelembagaan Tribrata.

Dalam upaya melembagakan pemahaman Tribrata kepada


setiap personil Polri dimulai dari tingkat pendidikan
pembentukan Polri ( TA, BA, PA ) sampai dengan tingkat
satuan kerja dilaksanakan secara terus – menerus dan
berkesinambungan.

Proses pelembagaan suatu nilai dasar Tribrata dimulai


dengan pengisian pengetahuan kepada setiap personil
dengan tujuan untuk yang bersangkutan dapat memperoleh
ketetapan persepsi yang sama, kemudian ditanamkan nilai –
nilai tersebut melalui usaha / kegiatan yang berulang-ulang,
KODE ETIK PROFESI POLRI 11
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

sehingga timbul pemahaman yang lebih baik.

Metode yang digunakan dalam pelembagaan Tribrata, antara lain


melalui :

1) Giat formal sebagai bahan ajaran;


2) Giat pengucapan isi Tribrata pada pelaksanaan
kegiatan apel pagi, upacara bendera, hari bhayangkara
atau upacara pemberangkatan operasi didaerah konflik;
3) Giat pembinaan karir personil dalam bentuk materi tes.

c. Implementasi nilai-nilai Tribrata.

1) Implementasi Brata I.

a) Berbhakti kepada nusa dan bangsa merupakan


dorongan hati nurani yang berasal dari
kesadarannya sendiri untuk memberikan
pengabdian tertinggi dalam upaya melindungi
seluruh tumpah darah Indonesia dari Sabang
sampai Merauke dengan kesiapan / kerelaan
mengorbankan jiwa dan raga;
b) Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
merupakan pernyataan kesadaran sebagai insan
hamba Tuhan yang wajib melaksanakan ibadah
sesuai agama masing-masing dan tetap menjaga
toleransi didalam melaksanakan kegiatan di
lingkungan tugasnya.

2) Implementasi Brata II.

a) Menjunjung tinggi kebenaran, setiap personil Polri


dalam menegakkan hukum harus tetap berpijak
pada fakta yang ada, begitu pula proses
penyidikan tetap menjaga profesionalitas
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
b) Menjunjung tinggi keadilan, setiap personil Polri
dalam penegakan hukum, dengan tidak
membedakan perlakuan, tidak diskriminasi
sehingga tercapai jaminan kepastian hukum bagi
pencari keadilan;
c) Menjunjung tinggi kemanusian, setiap personil

KODE ETIK PROFESI POLRI 12


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Polri dalam menegakkan hukum dengan tetap


menjunjung tinggi hak asasi manusia secara
langsung maupun tidak langsung dalam proses
penegakkan hukum;
d) Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,
merupakan pernyataan setiap personil Polri
mengakui bahwa Pancasila sebagai falsafah atau
identitas bangsa indonesia yang telah berdaulat
dan UUD 1945 secara konstitusional harus
dijunjung tinggi dan dipertahankan
keberadaannya.

3) Implementasi Brata III.

a) Sebagai pelindung, setiap anggota Polri


berkewajiban memberikan bantuan perlindungan
kepada masyarakat dari segala ancaman dari
gangguan baik secara fisik atau psikis tanpa
perbedaan perlakuan;
b) Sebagai pengayom, setiap anggota Polri dalam
setiap kiprahnya mengutamakan tindakan yang
bersifat persuasif dan edukatif;
c) Sebagai pelayan, setiap anggota Polri dalam
melayani masyarakat tidak berbelit – belit dan
menunjukan kemudahan namun tidak
mengenyampingkan prosedur yang ada,
sederhana, cermat, simpatik, ramah dan sopan.

4) Kristalisasi nilai-nilai Tribrata dalam Kode Etik Profesi


Polri.

Maksud daripada kristalisasi nilai-nilai yang terkandung


dalam Tribrata merupakan satu kesatuan yang utuh
yang tersusun secara hierarkhis atau berurutan dan
saling mengontrol, agar setiap nilai tidak membias dari
makna yang sesungguhnya.

Adapun tata nilai tersebut, adalah sebagai berikut:

a) Berbhakti.

Mengandung makna:

Setia, menghormati, menghargai, rela


mengabdikan dirinya secara utuh dalam
memberikan seluruh tenaga dan rela
mengorbankan jiwa raganya dalam tugasnya
KODE ETIK PROFESI POLRI 13
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

sebagai anggota Polri.

b) Bertaqwa.

Mengandung makna:

Ketaatan, kepatuhan, menampilkan sikap saleh


dan pantang berbuat jahat, menjauhi perbuatan
tercela dalam melaksanakan bhaktinya sebagai
anggota Polri.

c) Menjunjung tinggi kebenaran.

Mengandung makna:

Sesuatu yang benar sesuai dengan keadaan yang


sesungguhnya, menggambarkan kejujuran yang
harus menyatu dalam perilaku setiap anggota
Polri.

d) Menjunjung tinggi keadilan.

Mengandung makna:

Tidak berat sebelah, tidak memihak, berlaku adil


sesuai dengan proporsinya, mendudukan sesuatu
sesuai pada tempatnya, sifat ini harus tercermin
dalam kepribadian anggota Polri.

e) Menjunjung tinggi kemanusian.

Mengandung makna:

Menghayati, menghargai, menghormati, menjaga


martabat manusia dan melindungi hak-hak asasi
seseorang.

f) Pemaknaan peran sebagai pelindung, pengayom


dan pelayanan masyarakat, bermakna:

(a) Selaku Pelindung bahwa setiap angota Polri


memiliki kemampuan memberikan
perlindungan bagi warga masyarakat,
sehingga terbebas dari rasa takut, bebas dari
ancaman atau bahaya serta merasa tentram
dan damai;
(b) Selaku Pengayom bahwa setiap anggota
Polri yang memiliki kemampuan memberikan
KODE ETIK PROFESI POLRI 14
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

bimbingan, petunjuk, arahan, dorongan,


ajakan, pesan dan nasehat yang dirasakan
bermanfaat bagi warga masyarakat guna
terciptanya rasa aman dan tenteram;
(c) Selaku Pelayan bahwa setiap anggota Polri
yang setiap langkah pengabdiannya dalam
melayani masyarakat secara bermoral,
beretika, sopan, santun, ramah, bertindak
profesional dan proposional.

g) Keikhlasan.

Mengandung makna:

Setiap anggota Polri memiliki ketulusan hati,


kerelaan, dalam melakukan suatu perbuatan
dengan tujuan untuk mewujudkan rasa aman dan
tata kehidupan yang tertib dilingkungan
masyarakat.

Rangkuman
1. Tribrata berasal dari bahasa sansekerta yang berarti Tri = Tiga,
Brata = kaul (nadar). Kaul (nadar) adalah pernyataan seseorang /
kelompok atas dasar kemurnian / keikhlasan hati sanubarinya
(tidak dipakai oleh pihak manapun juga).
2. Tribrata sebagai pedoman hidup Polri ditetapkan dalam upacara
Bhayangkara ke-9 tanggal 1 Juli 1955 oleh Kepala Kepolisian
Negara (KKN) Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokro Diatmodjo.
Sebelumnya Tribrata merupakan kaul / pengikat disiplin
Universitas bagi mahasiswa PTIK angkatan II yang diikrarkan
pertama kali oleh Kompol Drs. Soeparno Suriatmaja pada tanggal
3 Mei 1954, dimana konsep Tribrata disusun oleh Prof. Dr.Joko
Soetono SH adalah guru besar PTIK.
3. Berikut rincian setiap makna dalam Tribrata sebagai berikut:
a) KAMI POLISI INDONESIA
Menggambarkan 4 (empat) dimensi hubungan yaitu :
hubungan dengan Tuhan YME, Nusa, Bangsa, Negara dan
Masyarakat.
b) Makna Brata I
Mengandung nilai-nilai kerohanian, satu nusa, satu bangsa,
dan satu bahasa sebagai perekat bangsa yang harus dibela
KODE ETIK PROFESI POLRI 15
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dan dipertahankan keutuhannya.


c) Makna Brata II
Merupakan pernyataan sikap politik Polri yang secara tegas
mengakui NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
d) Makna Brata III
Pernyataan setiap anggota Polri untuk melindungi dan
mengayomi masyarakat dengan ikhlas tanpa paksaan dari
luar dirinya.
4. Implementasi nilai-nilai Tribrata:
a) Implementasi Brata I.
Ketaqwaan kepada Tuhan YME, merupakan pernyataan
kesadaran sebagai insan hamba Tuhan yang wajib
melaksanakan syariat agama masing-masing dalam kegiatan
sehari-hari dan lingkungan tugasnya.
b) Implementasi Brata II
Menjunjung tinggi kebenaran dalam menegakkan hukum
dengan tetap berpijak pada fakta yang ada, serta proses
penyidikan yang profesional berdasarkan ketentuan
Perundang-undangan yang ada.
c) Implementasi Brata III
Sebagai pelindung, Sebagai pengayom, dan Sebagai
pelayan, melayani masyarakat.
d) Kristalisasi nilai-nilai Tribrata dalam Kode Etik Profesi Polri
Nilai-nilai yang terkandung dalam Tribrata merupakan satu
kesatuan yang utuh yang tersusun secara hierarkhis dan
saling mengontrol, agar setiap nilai tidak membias dari
makna yang sesungguhnya.

Latihan
1. Jelaskan asal kata dan arti dari Tribrata!
2. Jelaskan sejarah singkat Tribrata!
3. Jelaskan tujuan perubahan penggunaan bahasa Indonesia!
4. Jelaskan Implementasi nilai-nilai Tribrata!

KODE ETIK PROFESI POLRI 16


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN BINTARA KE PERWIRA

Anda mungkin juga menyukai