1. Jelaskan penelusuran semantik istilah polisi, kepolisian dan perpolisian!
Polisi : organisasi kekuatan sipil dari suatu negarayang berkenaan dengan pemeliharaan hukum dan ketertiban Kepolisian : organisasi dari orang2 yang memiliki otoritas dari suatu kelompok Perpolisian : fungsi kontrol sosial terhadap pihak lain
2. Jelaskan apa itu ilmu kepolisian!
Ilmu kepolisian adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang bercorak antar bidang, sama dengan kriminologi atau ilmu Komunikasi.
3. Jelaskan kedudukan, tujuan, peran, fungsi dan tugas pokok kepolisian
Kedudukan kepolisian menurut ahli Montesqieu (Trias Politica): a) Legislatif; b) Eksekutif; c) Yudikatif. Tujuan : Polri bertujuan untuk menjamin tertib dan tegaknya hukum serta terbinanya ketenteraman masyarakat guna mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri, terselenggaranya fungsi pertahanan keamanan negara, dan tercapainya tujuan nasional dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Peran : 1) Sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; 2) Sebagai penegak hukum; 3) Sebagai pemberi perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Fungsi : Pasal 2 dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 menyatakan bahwa fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Tugas Pokok : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 menyatakan bahwa tugas pokok Polri adalah: 1) Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; 2) Menegakkan hukum; 3) Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. 4. Sebutkan landasan hukum kepolisian! Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 30 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-undang Nomor 28 tahun 1997 tentang kepolisan Negara Republik Indonesia (UU Lama). Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisan Negara Republik Indonesia (UU Baru).
5. Jelaskan kultur perpolisian!
Tingkat asumsi dan keyakinan yang lebih dalam dirasakan bersama oleh para anggota suatu organisasi yang bekerja tanpa disadari. 6. Jelaskan gaya perpolisian! Merupakan perwujudan dari jawaban atas kebutuhan masyarakat dalam pembangunan kamtibmas pada umumnya, maupun penegakan hukum, pemeliharaan ketertiban umum, dan pelayanan masyarakat, pada khususnya. Menurut Nicholas Fyfe : -Tataran Menengah -Tataran Bawah -Tataran Atas 7. Jelaskan gaya pimpinan perpolisian! Menurut D.B. Moore (1994), terdapat 4 (empat) gaya yang diterapkan oleh para pimpinan polisi dan polisi senior. Keempat gaya tersebut meliputi: a. Gaya pimpinan pemolisian baron. Gaya ini menampilkan pimpinan polisi bagai raja kecil dengan akuntabilitas ke pemerintah pusat yang kecil. b. Gaya pimpinan pemolisian boss. Gaya pemolisian boss menjadikan pimpinan polisi bagai boss suatu kesatuan atau organisasi berdaya gempur tinggi (mirip boss ganster) yang siap melibas siapa saja dengan pola reaktif dan fire brigadenya c. Gaya pimpinan pemolisian bobby. Gaya pemolisian bobby bisa dikatakan gaya pimpinan yang gandrung atau gemar akan segala sesuatu yang bersifat tradisional. d. Gaya pimpinan pemolisian birokrat. Gaya pemolisian birokrat menggambarkan pimpinan polisi yang bertindak bagai bagian dari sistem birokrasi pemerintahan. 8. Jelaskan perpolisian militer! Paramilitary policing bisa diartikan sebagai gaya perpolisian yang lebih bersifat militer. Perpolisian bergaya militer ini mengandung makna adanya aplikasi dari pelatihan, perlengkapan, filosofi dan organisasi (bahkan teknik) militer di dalam pelaksanaan tugas polisi.
9. Jelaskan perpolisian ketertiban umum!
Perpolisian yang diterapkan terhadap kerumunan orang banyak yang mempunyai potensi untuk mengakibatkan rusuh massa sehingga mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). 10. Jelaskan perpolisian dengan isu otonomi daerah! 3 (tiga) tipe struktur polisi nasional. Yang pertama adalah struktur perpolisian di mana ditemukan satu organisasi polisi yang tunggal dan seragam di seluruh negeri, dan yang kontrol politis terhadapnya dilakukan secara tersentralisasi. Yang kedua adalah struktur perpolisian di mana terdapat beragam organisasi kepolisian di segala penjuru negeri, yang kontrol politis atasnya dilakukan juga secara tersentralisasi. Yang ketiga adalah struktur perpolisian di mana dijumpai beragam organisasi kepolisian yang tersebar di seantero negeri, dan yang kontrol politis terhadapnya dilakukan secara ter- desentralisasi.