Nosis : 199509021172
Kelas : B2
Asal Polda : Metro Jaya
1. Sejarah adalah peristiwa yg benar-benar terjadi pada masa lampau yang ada
kaitannya dengan dimensi waktu, ruang dan manusia.
a. Jelaskan pernyataan tersebut beserta contoh kongkrit peristiwa yang terjadi.
b. Dari hasil migrasi manusia, telah ditemukan fosil-fosil yang menunjukkan bukti
bahwa homo Sapiens merupakan fosil tertua di Nusantara. Jelaskan !
Jawab:
a. Dalam sejarah dikenal adanya unsur konsep ruang (dimensi spasial), konsep waktu
(dimensi temporal) dan manusia. Konsep waktu berhubungan dengan lokasi sebuah
peristiwa dan kejadian pada saat sejarah terjadi. Sedangkan dimensi temporal
merupakan kapan (waktu) suatu peristiwa dan kejadian berlangsung. Secara umum
pengertian konsep dimensi spasial dalam mengungkap (mempelajari) sejarah adalah
sebagai berikut: Ruang merupakan tempat berbagai macam kejadian dan peristiwa
berlangsung dalam perjalanan waktu. Penelaahan peristiwa atau kejadian
berdasarkan dimensi waktu yang tidak dapat terlepas dari ruang dan waktu
keberlangsungannya.
- Waktu disebut juga dengan temporal. Waktu (dimensi temporal) memiliki
dua makna yaitu makna denotatif dan makna konotatif. Makna waktu secara
denotatif adalah satu kesatuan: detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun,
abad, dan seterusnya. Sedangkan makna waktu secara konotatif yaitu waktu
sebagai suatu konsep. Adanya konsep waktu menunjukkan kapan terjadinya
peristiwa sejarah tersebut. Adapun beberapa konsep waktu dalam memahami
sejarah pada umumnya sebagai berikut: Masa lampau merupakan waktu yang
sudah terlewat (terjadi). Namun, masa lampau terkadang masa yang yang
masih berlanjut dan belum berhenti. Masa lampau bersifat terbuka dan saling
terhubung antar waktunya. Sehingga, apapun yang sudah terjadi di masa
lampau dapat dijadikan sebuah pembelajaran untuk waktu yang akan datang.
Sejarah dapat digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan masa
sekarang dan masa depan.
- Masa lalu pasti berkesinambungan dengan masa depan. Konsep
kesinambungan itu maksudnya waktu masa lalu sangatlah menentukan apa
yang terjadi pada masa sekarang ini. Kemudian, masa sekarang menentukan
apa yang akan terjadi di masa depan. Jadi, bahwa dalam sebuah kehidupan,
manusia akan selalu tumbuh dan bergerak seiring dengan dimensi ruang dan
waktu. Contoh konkrit :
o Penaklukan Konstantinopel
o Dark Age
b. Dalam pidatonya 17 Agustus 1996 dalam rangka hari ulang tahun Indonesia, Ir.
Soekarno pernah berpesan dalam akhir pidatonya yaitu “JASMERAH” yang berarti
jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, semboyan itu menjadi semboyan yang
terkenal hingga saat ini. Dari ungkapannya, Soekarno berpesan agar kita selalu
mengingat bagaimana sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan tidak
melupakan tokoh-tokoh yang telah berjuang. Terdapat 89 kata revolusi dan 50 kata
sejarah dalam pidato tersebut, menunjukkan betapa penting revolusi dan sejarah bagi
Bung Karno. Dalam pidato menyebutkan antara lain bahwa kita menghadapi tahun
yang gawat, perang saudara, dan seterusnya.
3. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tahun 1945 s.d masa transisi pemerintahan
ORDE LAMA ke ORDE BARU sangat memprihatinkan dan tetap segar dalam
ingatan bangsa Indonesia.
a. Jelaskan peristiwa G.30/S PKI tersebut.
b. Bagaimana pendapat saudara tentang SUPER SEMAR? Jelaskan !
c. Bedakan peristiwa sejarah pada transisi pemerintahan ORDE LAMA ke ORDE
BARU dengan peristiwa berdarah tanggal 13, 14 & 15 Mei 1998.? Jelaskan !
Jawab:
a. Kronologi:
- Malam 30 September - 1 Oktober 1965, Enam Jenderal Senior TNI diculik dan
dieksekusi di Jakarta oleh batalyon tentara dari Resimen Tjakrabirawa
(Pengawal Presiden) dalam sebuah aksi yang kemudian disebut oleh Soeharto
sebagai "Percobaan Kudeta”.
- Faksi sayap kanan TNI yang membawahi enam Jenderal tersebut hancur,
termasuk Panglima Staf Angkatan Darat yang paling berkuasa, Jenderal Ahmad
Yani.
- Sekitar 2.000 personel tentara dari kelompok tersebut menempati tiga sisi
Lapangan Merdeka, dan menduduki Istana Merdeka, Kantor RRI, dan Pusat
Telekomunikasi, tetapi tidak menempati sisi timur, tempat Markas Kostrad.
menyebut diri mereka "Gerakan 30 September" (Disingkat "G30’S").
- Kelompok ini mengumumkan di RRI sekitar pukul 07:00 WIB bahwa mereka
mencoba menghentikan kudeta militer yang didukung oleh Central Intelligence
Agency (CIA) AS yang direncanakan untuk menghapus Soekarno dari
kekuasaan.
b. Supersemar berisikan perintah penyerahan kekuasaan yang dipegang oleh Presiden
Soekarno untuk diserahkan ke Presiden Soeharto yang ditandatangani pada 11 Maret
tahun 1966. Latar belakang terjadinya supersemar ini dikarenakan adanya peristiwa
G30S/PKI yang terjadi pada 1 oktober di tahun 1965. Tentara pada saat itu
beranggapan jika PKI (Partai Komunis Indonesia) yang ada di balik pembunuhan 7
jendral yang dibuang ke lubang buaya. Mantan Presiden Soeharto yang pada waktu
itu menjabat Pangkopkamtib menjadi ujung tombak pemberantasan antek-antek
Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai respon dari penculikan dan pembunuhan
sejumlah jenderal Angkatan Darat tersebut.
Tujuan Supersemar
Berdasarkan sejarah lahirnya Supersemar tersebut maka tujuan dikeluarkannya
Supersemar adalah sebagai berikut.
o Untuk mengatasi situasi buruk akibar pemberontakan G-30S PKI.
o Untuk mengembalikan keamanan negara dari situasi dan kondisi yang kacau.
o Untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari kekacauan.
o Untuk mengembalikan kewibaan pemerintah.
Terlepas dari kontroversi, tidak ada yang menyanggah pentingnya Supersemar bagi
Indonesia. Di kemudian hari Presiden Soeharto membentuk Yayasan Supersemar
yang berperan dalam dunia pendidikan tinggi melalui beasiswa. Kontroversi
Supersemar sebetulnya tak hanya isi namun juga keaslian dokumen. Naskah
Supersemar yang disimpan lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
ternyata bukan dokumen asli. Ketiganya adalah salinan sedangkan dokumen asli
tidak diketahui keberadaanya. Selain keaslian dokumen, isi Supersemar hingga kini
masih menimbulkan kontroversi. Presiden Soekarno sempat mengingatkan Mayjen
Soeharto yang kemudian jadi Presiden ke-2 Indonesia, bahwa Supersemar adalah
surat perintah bukan penyerahan kekuasaan. Setiap langkah harus dikonsultasikan
dengan Presiden Soekarno, termasuk pembubaran PKI yang membuat proklamator
tersebut naik pitam. Walaupun dengan kontroversi berikut, Supersemar merupakan
surat perintah yang sangat penting karena dengan adanya Supersemar dapat
mengubah kondisi Indonesia pada saat itu yang sedang terjadi permasalahan secara
meluas. Surat yang ditujukan kepada Mayjen Soeharto selaku Panglima Angkatan
Darat ini digunakan untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan
keamanan dan ketertiban karena banyaknya pasukan liar di Indonesia.
Kronologi :
- Orde Baru lahir dari diterbitkannya Supersemar tahun 1966, dan menjadi dasar
legalitasnya.
- Orde Baru bertujuan meletakkan kembali tatanan seluruh kehidupan rakyat,
bangsa, dan negara kepada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945.
- Kelahiran Supersemar terjadi dalam serangkaian peristiwa pada tanggal 11
Maret 1966 pada Sidang Kabinet Dwikora dipimpin oleh Presiden Soekarno
sedang berlangsung.
- Perumusan Surat Perintah ini sendiri dibantu oleh tiga perwira tinggi ABRI,
yaitu Mayjen Basuki Rachmat, Brigjen M. Yusuf, Brigjen Amir Machmud, dan
Brigjen Sabur, Komandan Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa, yang
dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar.
- Tindak lanjut keluarnya Supersemar, Letjen Soeharto mengambil beberapa
tindakan :
Mengeluarkan Keputusan Presiden/Pangti ABRI ABRI/Mandataris MPRS
No.1/3/1966 tanggal 12 Maret 1966 tentang pembubaran dan larangan bagi
PKI serta ormas-ormas.
Keputusan Presiden No. 5 tanggal 18 Maret 1966 tentang pengamanan 15
orang menteri yang dinilai tersangkut dalam G30’S dan diragukan etika
baiknya.
Menyempurnakan Kabinet Dwikora dan membersihkan lembaga legislatif,
termasuk MPRS dan DPRGR, dari orang-orang yang dianggap terlibat
G30’S, keanggotaan PKI dalam MPRS dinyatakan gugur.
Peran dan kedudukan MPRS dikembalikan sesuai dengan UUD 1945, yakni
di atas Presiden, bukan sebaliknya.
62 orang anggota DPRGR yang diberhentikan dan memisahkan jabatan
pimpinan DPRGR dengan jabatan eksekutif sehingga pimpinan DPRGR
tidak lagi diberi kedudukan sebagai Menteri.
20 Juni - 5 Juli 1955, diadakanlah Sidang Umum IV MPRS.