Anda di halaman 1dari 6

PENEKANAN

1. APA YANG KALIAN PAHAMI TTG KONSEP PEMAHAMAN ALTERNATIF KOLONIAL ATAS
KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN PERPOLISIAN

Jawab :

Pemahaman ini merupakan pemahaman yang paling baru, perpolisian pada


dasarnya lahir, tumbuh, dan berkembang semata – mata untuk menunjang kepentingan,
sekaligus memenuhi kebutuhan para penjajah. Baik secara langsung di wilayah jajahan
mereka maupun secara tidak langsung di negara asalnya.

2. 3 UU KEPOLISIAN YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA

Jawab :

1. Undang undang kepolisian No. 13 tahun 1961, pasal 3 UU yang berbunyi kepolisian
negara adalah Angkatan bersenjata republic Indonesia melalui ini itegeasi polri ke
dalam tubuh abri
2. Undang undang kepolisian Pada tanggal 19 september 1982 diterbitkan undang
undang pokok pertahanan dan keamanan negara yang menjadikan integrasi polri
kedalam abri semakin solit.
3. Undang undang kepolisian No. 28 tahun 1997 oleh presiden soeharto dimana
undang undang ini masih menetapkan polri sebagai bagian dari apbri.

3. PERBEDAAN TUJUAN ORGANISASI POLRI BERDASARKAN UU NO 28 TH 1997 DENGAN UU NO


2 TH 2002

Bunyi pasal 2 UU No.28 tahun 1997 menyatakan bahwa :

“ Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk menjamin tertib dan tegaknya hukum serta
terbinanya ketentraman masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam
negeri,terselenggaranya fungsi pertahanan keamanan Negara dan tercapainya tujuan nasional
dengan menjungjung tinggi hak asasi manusia

Bunyi pasal 4 uu no 2 tahun 2002 menyatakan :

“Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang
meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat,tertib dan tegaknya
hukum,terselenggarakannya perlindungan,pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta
terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjungjung tinggi hak asasi manusia.

Sehingga dari bunyi 2 pasal tersebut didapatkan bahwa

Tujuan POLRI pada pasal 2 UU no 28 tahun 1997

1. Menjamin tertib dan tegaknya hukum


2. Terbinanya ketentraman masyarakat
3. Terpeliharanya keamanan dalam negeri
4. Terselenggaranya fungsi pertahanan keamanan Negara
5. Tercapainya tujuan nasional
6. Menjungjung tinggi HAM

Tujuan Polri pada pasal 4 uu no 2 tahun 2002 :

1. Mewujudkan keamanan dalam negeri


2. Terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat
3. Tegaknya hukum
4. Terselenggaranya perlindungan,pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
5. Terbinanya ketentraman masyarakat
6. Menjunjung tinggi HAM

Sehinggaa terdapat perbedaan pada poin terselenggaranya fungsi pertahanan pada pasal 2
uu no 28 tahun 1997
Yang dimana pada pasal tersebut masih menyebutkan polri masih memiliku tujuan untuk
terselenggaranya fungsi pertahanan.Oleh karena itu setelah peristiwa keluarnya polri dari
ABRI sehingga secara otomatis tujuan tersebut menjadi hilang dan bukan lagi menjadi bagian
dari tujuan organisasi polri

4. SEBUT DAN JELASKAN PERBEDAAN PANDANGAN ANTARA PAKAR INDONESIA


DENGAN PAKAR EROPA BERKAITAN DENGAN TUGAS POKOK KEPOLISIAN (PERAN
ATAU ROLE SEBAGAI PENGGANTI/FOKUS SEBUTAN BAGI FUNGSI, TUGAS POKOK,
DAN PERAN PERPOLISIAN) :

Menurut R. Schaeffer (1978) peran atau role perpolisian dapat dikategorikan ke dalam 3 wilayah
atau tugas utama pokok, yaitu :

 Penegak hokum atau law enforcer.


 Penjaga perdamaian atau peacekeeper.
 Pelayan masyarakat atau servicer.

Sedangkan menurut pakar kepolisian di Indonesia yang dalam hal ini telah tercantum dalam Pasal 13
UU No. 2 tahun 2002 tentang tugas pokok polri, yaitu :

 Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.


 Menegakkan hokum.
 Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

5. JELASKAN BAGAIMANA GAYA PERPOLISIAN YANG IDEAL! KETIKA TARUNA MENJADI


PERWIRA POLRI GAYA PERPOLISIAN APA YANG AKAN DITERAPKAN BESERTA ALASANNYA.

Jawab :

Gaya perpolisian yang ideal adalah gaya perpolisian yang merupakan perwujudan dari kebutuhan
masyarakat pada upaya kamtibmas, gakkum, hartibum, yanmas.
Macam-macam Gaya perpolisian :

Menurut James Q. Wilson (pakar perpolisian Amerika Serikat)

a. Watchman style atau gaya pengamat/pemerhati/pengawas, untuk membedakannya dengan


security guard atau penjaga keamanan.
b. Legalistic style atau gaya legalistic.
c. Service style atau gaya pelayanan (masyarakat).

Menurut Maureen Cain

a. Urban Policing style atau Gaya perpolisian perkotaan


b. Rural Policing style atau Gaya perpolisian pedesaan

Menurut David Bayley

a. Fireman/fire brigade atau Gaya Perpolisian kebakaran


b. Postman atau Gaya Perpolisian pak pos

Menurut Egon Bittner

a. Careful craftsman atau Gaya Perpolisian pengrajin


b. Asphalt Cowboy dan Uniform Carrier atau Gaya Perpolisian koboi aspal dan Pengangkut
berseragam

Menurut Mike Brogden dkk

a. High Policing atau Gaya Perpolisian tinggi , mengedepankan aktifitas intelijen dan order
maintenance
b. Low Policing atau Gaya Perpolisian rendah , mengutamakan gakkum dan pendefinisan
hukum.

Manurut J.W.E. Sheptycki (1988)

a. Gaya Perpolisian Teknokrat


b. Gaya Perpolisian Diplomat
c. Gaya Perpolisian entrepreneur atau wirausaha
d. Gaya Perpolisian enforcer atau gakkum

Menurut D.B. Moore (1994)

a. Gaya pimpinan perpolisian Baron


b. Gaya pimpinan perpolisian Boss
c. Gaya pimpinan perpolisian Bobb
d. Gaya pimpinan perpolisian Birokrat

*dari semua gaya diatas, taruna dapat memilih gaya perpolisian mana yang menurut anda paling
cocok untuk diterapkan.

6. APAKAH POLRI KETIKA TELAH BERPISAH DENGAN TNI BISA MANDIRI?APAKAH POLRI BISA
TERBEBAS DARI PARAMILITERISME? BAGAIMANA CARANYA AGAR POLRI BISA MENJADI INSTITUSI YG
SIPIL?

Jawaban :
POLRI memisahkan diri dari TNI pada tanggal 1 April 1999. Tujuan dari pemisahan TNI dan POLRI ini
ialah untuk menghilangkan fungsi sosial-politik TNI POLRI yang dulu lekat dengan nama dwifungsi
ABRI. POLRI memisahkan diri dari TNI ini juga atas dasar fungsi dan tugas antara POLRI dan TNI yang
berbeda yakni POLRI yang berperan aktif dalam keamanan negara sedangkan TNI yang berperan
aktif dalam pertahanan negara. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan pemisahan ini
memungkinkan pihak POLRI untuk lebih mandiri lagi dalam mengurusi tugas dan fungsinya dalam
pemerintahan tanpa campur tangan Lembaga lainnya.

bahwa salah satu tuntutan reformasi dan tantangan masa depan adalah dilakukannya demokratisasi,
maka diperlukan reposisi dan restrukturisasi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia;

dengan adanya kebijakan dalam bidang pertahanan/keamanan telah dilakukan penggabungan


Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia;

bahwa sebagai akibat dari penggabungan tersebut terjadi kerancuan dan tumpang tindih antara
peran dan fungsi Tentara Nasional Indonesia sebagai kekuatan pertahanan negara dengan peran dan
tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan keamanan dan ketertiban masyarakat;

.bahwa peran sosial politik dalam dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia menyebabkan
terjadinya penyimpangan peran dan fungsi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang berakibat tidak berkembangnya sendi-sendi demokrasi dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat

TAP MPR NO VI TAHUN 2000;

Akan tetapi, dengan pemisahan ini belum bisa menjamin pihak POLRI terbebas dari military policing
karena hal ini serasa seolah tidak terlalu menonjol dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi hal ini
tetap ada dalam kehidupan kita sehari-hari dan kita mulai terkondisikan untuk menerimanya sebagai
bagian dari keseharian polisi.

Pada dasarnya tidak dapat dikatakan bahwa military policing ditentukan oleh bergabung atau
tidaknya organisasi kepolisian suatu negara dengan Angkatan bersenjatanya. Military policing sendiri
lebih bergantunug pada, antara lain :

• Filosofi

• Organisasi

• Kebijakan, peran dan fungsi

7. SEBUT DAN JELASKAN YANG DIMAKSUD DENGAN KLASIFIKASI STRUKTUR POLRI YANG
TUNGGAL DAN TERSENTRALISASI. SEBUTKAN CONTOH NEGARANYA!
Jawaban :

Struktur polisi yang tunggal/seragam : satu police force/service atau di temukannya satu
organisasi polisi yang seragam di seluruh negeri.
sentralisasi yaitu penyatuan segala sesuatu ke suatu tempat( daerah dan sebagainya) yang
dianggap sebagai pusat.
STRUKTUR POLISI YANG TUNGGAL DAN TERSENTRALISASI : struktur perpolisian dimana
ditemukan satu organisasi polisi yang tunggal dan seragam di seluruh negeri, dan yang
kontrol politis( bersifat politik ) terhadapnya dilakukan secara terpusat( tersentralisasi).
Contoh Negara : INDONESIA, ISRAEL, SINGAPURA, SRI LANKA, POLANDIA, DAN IRLANDIA.

8. JELASKAN PERBEDAAN PERPOLISIAN DAN PEMOLISIAN!

Jawab :

Perpolisian : yaitu segala hal ihwal tentang penyelenggaraan fungsi kepolisian, tidak hanya
menyangkut operasionalisasi (taktik/teknik) fungsi kepolisian tetapi juga pengelolaan fungsi
kepolisian secara menyeluruh mulai dari tataran manajemen puncak sampai dengan
manajemen lapis bawah

Pemolisian : yaitu pemberdayaan segenap komponen dan segala sumber daya yang dapat
dilibatkan dalam pelaksanaan tugas atau fungsi kepolisian guna mendukung
penyelenggaraan fungsi kepolisian.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perpolisian adalah segala hal yang berkenaan dengan polisi
secara umum. Sedangkan pemolisian adalah segala bentuk tindakan yang diambil dari
perpolisian

9. SEBUTKAN NILAI YANG TERKANDUNG DALAM COMMUNITY POLICING!

a. Sistem keamanan(siskam) swakarsa, yang lebih mengedepankan kepentingan social


daripada individu dan yang mencakup lingkungan pemukiman, Pendidikan, dan kerja.

b. Proses problem solving pada tingkat local yang diimbangi oleh semangat partnership
(kemitraan sekaligus kebersamaan) yang banyak dijumpai di tengah masyarakat di Indonesia

10. SEBUTKAN DAMPAK ADANYA KERJASAMA ANTARA PEMERHATI MASALAH KEPOLISIAN


DENGAN POLISI YANG ADA DI DAERAH!

INDONESIA POLICE WACTH merupakan lembaga swadaya masyarakat yang bersifat


independen. Lembaga ini berkedudukan di Jakarta dan nantinya mempunyai cabang di
sejumlah daerah (saat ini dalam proses pembentukan).
Anggota lembaga ini terdiri dari para pengamat, wartawan, pakar, dan kalangan akademisi
yang peduli dengan masalah Kepolisian.

Meski hanya masalah – masalah Kepolisian yang diamati, namun organisasi ini tidak ada
kaitan langsung dengan lembaga Kepolisian Negara RI. Sebab itu, INDONESIA POLICE
WACTH akan selalu independen dan obyektif dalam melihat permasalahan yang terjadi di
sekitar Kepolisian.

Fungsi Organisasi
INDONESIA POLICE WATCH menempatkan diri sebagai mitra kritis Polri. Selain itu
lembaga ini menjadi filter dan sekaligus untuk mengakomodasikan berbagai pengaduan
masyarakat tentang penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan lembaga Kepolisian
Negara RI.

INDONESIA POLICE WATCH secara aktif melakukan berbagai seminar dan diskusi pakar,
untuk melakukan kajian-kajian mengenai fungsi serta peran lembaga Kepolisian Negara RI,
baik saat ini maupun di masa mendatang.
Fungsi yang tak kalah penting dari INDONESIA POLICE WATCH adalah melakukan
penelitian dan survei tentang berbagai hal mengenai tugas-tugas yang dilakukan Kepolisian
Negara RI di tengah-tengah masyarakat. Dari hasil penelitian dan survei tersebut,
INDONESIA POLICE WACTH kemudian mengeluarkan data-data dan rekomendasi yang
berkaitan dengan kiprah Kepolisian, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Intinya INDONESIA POLICE WATCH berfungsi sebagai;

1. Mengawasi/memantau/mengontrol pelaksanaan kebijakan lembaga Kepolisian.


2. Memberikan penilaian, bantuan advokasi, dan perlindungan hukum kepada masyarakat
terhadap dampak pelaksanaan kebijakan lembaga Kepolisian.
3. Mempengaruhi dan terlibat dalam proses pembuatan kebijakan lembaga Kepolisian.
4. Menekan (pressure) lembaga Kepolisian untuk menegakkan supremasi hukum secara
murni dan konsekwen berlandaskan
kepentingan negara.
5. Menjembatani suara rakyat kepada lembaga Kepolisian.
Terkait hal tersebut maka dapat dilihat dampak adanya kerjasama antara IPW dengan
kepolisian daerah adalah
a.Kebijakan kepolisian di daerah dapat terpantau , diawasi dan di control pelaksanaannya di
daerah tanpa ada unsur penyelewengan tugas
b. Kebijakan kepolisian yang terbaik untuk daerah masing masing dapat diterapkan karena
kebijakan tersebut berasal dari hasil kesepakatan antara kepolisian dengan masyarakat
yang diwakili oleh IPW
c. Penyalahgunaan kekuasaan dari aparat kepolisian berkurang dan terciptanya supremasi
hukum dan kinerja Polri yang professional , bersih dan humanis

Anda mungkin juga menyukai