Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Kepolisian Negara

Disusun Oleh:
Nama :Muhammad Erza Fahrezi
Kelas :9F
No. Absen :18
BAB 1
PEMBAHASAN
A.Latar Belakang
Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian Nasional di
Indonesia, yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden. Polri mengemban tugas-
tugas kepolisian di seluruh wilayah Indonesia. Kepolisian merupakan salah satu institusi
negara yang terdepan penjaga Masyarakat, Peran Polisi saat ini adalah sebagai pemelihara
Kamtibmas juga Sebagai aparat penegak hukum dalam masyarakat yang berkaitan dengan
Hukum Pidana, hendaknya polisi mampu melaksanakan tugasnya secara Profesional. Salah
satu tugas aparat kepolisian adalah menangkap orang yang Melakukan suatu tindak pidana,
masyarakat di luar kepolisisan menganggap Bahwa tugas penangkapan selalu berjalan
lancar apabila dilakukan dengan Ramah dan penuh kebijaksanaan. Memang banyak
peristiwa penangkapan Dapat berjalan dengan lancar tanpa ada unsur perlawanan dari
pihak tersangka Yang akan ditangkap. Namun tidak demikian faktanya banyak tersangka
yang Melakukan perlawanan pada saat akan ditangkap. Dalam Pasal 2 UU Nomor 2 Tahun
2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia menentukan : “Fungsi Kepolisian adalah
salah satu fungsi Pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban
Masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayananKepada
masyarakat” berkaitan dengan penegakan hukum yang dilakukan oleh Anggota kepolisian
hukum tidak bisa secara kaku untuk diberlakukan kepada Siapapun dan dalam kondisi
apapun, dalam kondisi tertentu petugas penegak Hukum dapat melakukan tindakan yang
dianggap benar dan sesuai dengan Penilainnya sendiri yang dalam hal ini disebut dengan
diskresi. “Diskresi adalah suatu wewenang yang diberikan kepada polisi untuk Mengambil
keputusan dalam situasi yang tertentu yang membutuhkan Pertimbangan sendiri dan
menyangkut masalah moral, serta terletak Dalam garis batas antara hukum dan
moral”.1Kewenangan diskresi ini dalam penerapan di lapangan biasanya polisi Melakukan
tindakan tembak di tempat terhadap pelaku tindak pidana. Pada Dasarnya pemberlakuan
tembak di tempat terhadap pelaku tindak pidana Bersifat situasional, yaitu berdasarkan
pada prinsip proporsionalitas dalam Penangggulangan kekerasan dan senjata api harus di
terapkan pada saat Tertentu. Dalam menangani kasus yang bersifat individual, maka polisi
di Tuntut untuk melakukan tindakan yang indivudual pula. Dibawah prinsip ini, Seorang
polisi boleh mengambil tindakan berdasarkan pertimbangan Individual.Berdasarkan pasal
48 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 , setiap
petugas Polri dalam melakukan Tindakan kepolisian dengan menggunakan senjata api
harus memedomani Prosedur penggunaan senjata api.

B.Rumusan Masalah
1.Apa saja sumber dan dasar hukum kepolisian?
2.Siapa Pendiri POLRI?
3.Kapan POLRI dibentuk?
4.Menagapa ada kepolisian negara?

BAB 2
PEMBAHASAN
A.Sejarah terbentuk POLRI
Polri adalah singkatan dari Kepolisian Republik Indonesia. Polri merupakan aparat
keamanan negara yang bertugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
Indonesia. Sejarah Polri dimulai sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945. Saat itu,
kepolisian yang ada masih merupakan bagian dari kepolisian Belanda yang bernama
Koninklijke Nederlandse Politie (KNP).
Setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia membentuk kepolisian yang baru yang
bernama Polisi Negara Republik Indonesia (PNRI). PNRI ini dibentuk berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1946 yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno.
PNRI ini bertugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat Indonesia, serta
melakukan penegakan hukum.
Pada tahun 1950, PNRI berganti nama menjadi Angkatan Kepolisian Republik Indonesia
(AKRI). AKRI ini dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1950 yang
ditandatangani oleh Presiden Soekarno. AKRI ini bertugas untuk menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat, serta melakukan penegakan hukum.
Pada tahun 1964, AKRI berganti nama menjadi Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Polri ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1964. Pembentukan Polri
pada tahun 1964 terjadi sebagai hasil dari perubahan konstitusi yang mengubah struktur
kepolisian di Indonesia. Sebelumnya, kepolisian di Indonesia dikenal dengan nama Polisi
Negara Republik Indonesia (PNRI) dan merupakan bagian dari Angkatan Bersenjata.
Perubahan konstitusi tersebut menyebabkan kepolisian berubah menjadi bagian dari
aparatur sipil negara dan kemudian dikenal dengan nama Polri.

B.Sumber-Sumber dasar Hukum Kepolisian


a. Sumber-Sumber Hukum Kepolisian
1) Sumber Hukum Formil Sumber Hukum Formil adalah sumber hukum yang dilihat
dari Segi bentuk dan pembentukannya sebagai pernyataan berlakunya Hukum.
Sumber hukum formil tersebut diperhitungkan bentuk dan Tempat hukum dibuat
menjadi hukum posiitif oleh instansi
Pemerintah yang berwenang, terdiri dari :
a) Undang-Undang
Undang-undang sebagi bentuk hukum dinyatakan secaraTertulis, dan mempunyai kekuatan
memaksa. Materi hukum Kepolisian tersebar dalam berbagai peraturan perundang-
undangan, selain dalam undang-undang yang secara Khusus mengatur tentang Kepolisian.
Tiap negara Menentukan sumber hukum dan tata urutan peraturan Perundang-undangan.
b) Kebiasaan Praktik KepolisianUndang-undang tidak pernah lengkap dan selalu
Ketinggalan oleh perkembangan masyarakat, kekurangan Tersebut dicukupi oleh
Hukum Kebiasaan. Hukum Kebiasaan walaupun tidak dibentuk oleh badan
pembuat Undang-undang, dalam kenyataan ditaati oleh masyarakat Yang menerima
kaidah-kaidah itu sebagai hukum, demikianPula dengan kebiasaan praktik
kepolisian.

c) Traktat
Traktat mengatur hubungan antar negara. Peningkatan Bentuk dan intensitas hubungan
antar negara mencakup Juga kepentingan bersama pemberantasan kejahatan Internasional
dan kejahatan lintas negara. Kerjasama antar Negara dibidang tugas kepolisian merupakan
suatu Kebutuhan, dan untuk itu traktat menjadi sumber hukum Yang mengatur kompetensi
dan hubungan kerjasama Tersebut
d) Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah keputusan hakim yang telah memiliki
Kekuatan hukum yang bersifat tetap dan diikuti oleh hakim- hakim lainnya. Hukum
Kepolisian memberikan tempat dda Peranan yang penting bagi keputusan hakim.
Keputusan Hakim berpengaruh terhadap pengembangan hukum Kepolisian.
e) Ilmu Pengetahuan
Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tetapi Tidak ditemukan dalam undang-
undang, kebiasaan praktek Kepolisian, traktat dan yurisprudensi, dapat dicari dalam Ilmu
pengetahuan, berupa pendapat pakar iilm Pengetahuan, dalam praktek berupa nasihat atau
fatwa dari ahli ilmu kepolisian dan/atau saksi ahli untuk bidang tertentu
2)Sumber Hukum Materiil
Sumber Hukum Materiil yaitu sumber yang menentukan isi Kaidah hukum, yang meliputi
darimana materi hukum itu diambil, baik dari filosofis, historis, sosiologis atau nilai-nilai
yang hidup Dalam masyarakat, kebiasaan-kebiasaan, maupun doktrin-doktrin Yang
mempengaruhi pembentukan hukum, yaitu berpengaruhDalam pembuatan undang-undang,
keputusan hakim, dan lain Seabagainya, atau yang mempengaruhi substansi aturan-aturan
Hukum.
b. Dasar Hukum Kepolisian
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia, menyebutkan bahwa :Kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintah Negara di
bidang Pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak Hukum, perlindungan,
pengayoman dan pelayan masyarakat . Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, menyebutkan bahwa :Kepolisian Negara
Republik Indonesia bertujuan untuk Mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi
terpeliharanya Keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya
hukum,Terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan Kepada masyarakat,
serta terbinanya ketenteraman masyarakat Dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia .
Definisi yuridis diatas menyatakan bahwa polisi merupakan aparat Penegak hukum, sama
halnya dengan pejabat pemerintah, hakimD jaksa. Polisi dalam melaksanakan tugasnya
sebagai aparat Hukum, harus tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dalam hal ini yaitu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Kitab Undang- Undang Hukum Pidana, Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana dan peraturan lainnya.

C.Fungsi POLRI
Fungsi Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) adalah sebagai berikut:
Menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat
Menangkap dan mengusut pelaku kejahatan
Menjalankan tugas-tugas administratif lainnya yang ditugaskan oleh pemerintah Indonesia
Membantu pemerintah Indonesia dalam menjaga stabilitas politik di negara
Menangani berbagai masalah yang dihadapi oleh negara

D.Tugas Polri
Tugas Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) tidak terlalu berubah dari masa ke masa.
Tugas utama dari POLRI selalu menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat, serta
membantu pemerintah Indonesia dalam menangani berbagai masalah yang dihadapi oleh
negara. Selain itu, POLRI juga selalu memiliki peran penting dalam menangkap dan
mengusut pelaku kejahatan serta menjalankan tugas-tugas administratif lainnya yang
ditugaskan oleh pemerintah Indonesia
BAB 3
PENUTUP

A.Kesimpulan
Polri adalah singkatan dari Kepolisian Republik Indonesia, yang
merupakan badan keamanan negara di Indonesia. Polri dibentuk
untuk melindungi masyarakat Indonesia dan menjaga keamanan
negara. Sejarahnya, Polri berasal dari kepolisian yang dibentuk oleh
Belanda pada abad ke-19 untuk memerintah daerah-daerah yang
dikuasai oleh Belanda di Indonesia. Setelah Indonesia merdeka pada
tahun 1945, kepolisian Belanda di Indonesia diubah menjadi Polri
untuk melayani kebutuhan keamanan negara yang baru.

Anda mungkin juga menyukai