XII IPS 1
SUB KD 3.2.2
PERAN POLRI
3. Polri merupakan lembaga negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
Polri juga sebagai penyidik utama yang menangani setiap kejahatan secara umum.
Kemudian wilayah di tingkat provinsi disebut dengan Kepolisian Daerah yang biasa disebut
dengan Polda yang dipimpin oleh Kapolda yang bertanggung jawab kepada Kapolri.
Di tingkat kabupaten disebut dengan kepolisian resot atau yang biasa disebut dengan Polres
yang dipimpin oleh Kapolres yang bertanggung jawab kepada Kapolda.
Dan di tingkat kecamatan terdapat kepolisian sektor yang biasa disebut dengan polsek yang
di pimpin oleh Kapolsek yang bertanggung jawab kepada Kapolres.
Serta di tingkat desa atau Kelurahan ada pos polisi yang dipimpin oleh seorang Brigadir
Polsisi atau sesuai situasi dan kondisi daerahnya.
5. UU yang khusus mengatur tentang POLRI yaitu pasal 16 Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun
2002 tentang Kepolisian RI.
Pasal 13: Tugas Pokok Kepolisian Negara Rrepublik Indonesia dalam UU No.2 tahun 2002
adalah sebagai berikut:
a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
b. Menegakkan hukum
c. Memberikan perlindungan,pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. “, penjabaran
tugas Kepolisian di jelaskan lagi apada Pasal 14 UU Kepolisian RI.
7. Wewenang POLRI :
PASAL 16 AYAT 2
PASAL 15 AYAT 1
PASAL 15 AYAT 2
8. Fungsi POLRI:
Pasal 2 :” Fungsi Kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang
pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan,
pengayoman dan pelayanan masyarakat”. Sedangkan Pasal 3: “(1) Pengemban fungsi
REVIKA SM
XII IPS 1
Kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh : a. kepolisian
khusus, b. pegawai negri sipil dan/atau c. bentuk-bentuk pengamanan swakarsa. (2)
Pengemban fungsi Kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a,b, dan c,
melaksanakan fungsi Kepolisian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
menjadi dasar hukum masing-masing.
PERAN KEJAKSAAN RI
2. UU yang khusus mengatur tentang kejaksaan RI yaitu Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Kejaksaan RI.
5. Pernah
3. Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
mengadili.
4. Menurut UU RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman, hakim dibagi menjadi
3 yaitu :
a. Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan Hakim Agung.
b. Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, yaitu dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang berada
dalam lingkungan peradilan tersebut.
c. Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut dengan Hakim Konstitusi.
6. Secara umum tugas pengadilan yaitu untuk mengadili perkara menurut hukum dengan tidak
membeda- bedakan orang. Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili,
dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau
kurang.
REVIKA SM
XII IPS 1
1. Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Jasa hukum yang diberikan berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan
hukum, menjalankan kuasa, mewakili, membela, mendampingi, dan melakukan tindakan
hukum.
2. UU yang khusus mengatur tentang advokat yaitu UU RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Advokat.
4. Tugas khusus advokat yaitu membuat dan mengajukan gugatan, jawaban, tangkisan,
sangkalan, memberi pembuktian, mendesak segera disidangkan atau diputuskan
perkaranya, dsb.
Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara yang
menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada kode
etik profesi dan peraturan perundang-undangan.
Pasal 15
Advokad bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang tanggung
jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-
undangan.
REVIKA SM
XII IPS 1
Pasal 16
Advokat tidak dapat di tuntut, baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas
profesinya dengan iktikad baik kepentingan pembelaan Klien dalam sidang pengadilan.
Penjelasannya yang di maksud "iktikat baik" adalah menjalankan tugas profesi demi
tegaknya keadilan berdasarkan hukum untuk membela kepentingan Kliennya.
Yang di maksud degan " sidang pengadilan" adalash sidang pengadilan dalam setiap tingkat
pengadilan di semua lingkungan perdilan.
Pasal 17
Dalam menjalankan profesinya, Advokat berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen
lainnya, baik dari instansi Pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan
tersebut yang diperlakukan untuk pembelaan kepentingan Kliennya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Penjelasannya Cukup jelas
Pasal 18
Advokat tidak dapat di identikkan dengan Kliennya dalam membela perkara Klien oleh
pihak yang berwenang dan/atau masyarakat.
Penjelasannya Cukup jelas
Pasal 19
Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan Klien Termaksud perlindungan atas
berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan dan perlindungan terhadap
penyadapan atas komunikasi elektronik Advokat.
*Penjelasannya Cukup jelas
Pasal 18
Pasal 19
Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari Kliennya
karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.
Pasal 20
Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas
dan martabat profesinya.
Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian rupa
sehingga merugikan profesi Advokat atau mengurangi kebebasan dan kemerdekaan dalam
menjalankan tugas dan profesinya.
Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakan tugas profesi Advokat selama
memangku jabatan tersebut.
PERAN KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (biasa disingkat KPK) adalah lembaga negara yang
dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan
tindak pidana korupsi. KPK bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan mana pun
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.[1] Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.[2] Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK berpedoman kepada lima asas, yaitu: kepastian
hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas. KPK bertanggung
jawab kepada publik dan menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden,
DPR, dan BPK.[1]
a. Kepastian hukum;
REVIKA SM
XII IPS 1
Asas Kepastian Hukum merupakan asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara
Negara.
b. Keterbukaan;
Asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
c. Akuntabilitas;
Asas Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
d. Kepentingan umum;
Asas Kepentingan Umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara
yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
e. proporsionalitas
Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
Penyelenggara Negara.