Anda di halaman 1dari 9

REVIKA SM

XII IPS 1

SUB KD 3.2.2

PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN KEADILAN DAN KEDAMAIAN

PERAN POLRI

1. Contoh konkrit peran Polri :


 Menjaga keamanan tempat ibadah saat hari besar terrtentu
 Menjaga arus lalu lintas
 Menghentikan pelanggar yang tidak menaati rambu lalu lintas
 Menjaga dan mengamankan ketika sepakk bola

2. Pasal 30 ayat 4 UUD 1945 berkaitan dengan keberadaan POLRI, berbunyi:


Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.

3. Polri merupakan lembaga negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
Polri juga sebagai penyidik utama yang menangani setiap kejahatan secara umum.

4. Tingkatan dan kedudukan kelembagaan POLRI:


Wilayah kepolisian dibagi secara berjenjang mulai dari tingkat pusat yang biasa disebut
dengan Markas Besar Polri yang wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang dipimpin oleh seorang Kapolri yang bertanggung jawab langsung
kepada Presiden.

Kemudian wilayah di tingkat provinsi disebut dengan Kepolisian Daerah yang biasa disebut
dengan Polda yang dipimpin oleh Kapolda yang bertanggung jawab kepada Kapolri.

Di tingkat kabupaten disebut dengan kepolisian resot atau yang biasa disebut dengan Polres
yang dipimpin oleh Kapolres yang bertanggung jawab kepada Kapolda.

Dan di tingkat kecamatan terdapat kepolisian sektor yang biasa disebut dengan polsek yang
di pimpin oleh Kapolsek yang bertanggung jawab kepada Kapolres.

Serta di tingkat desa atau Kelurahan ada pos polisi yang dipimpin oleh seorang Brigadir
Polsisi atau sesuai situasi dan kondisi daerahnya.

5. UU yang khusus mengatur tentang POLRI yaitu pasal 16 Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun
2002 tentang Kepolisian RI.

6. 3 tugas pokok POLRI:


REVIKA SM
XII IPS 1

Pasal 13: Tugas Pokok Kepolisian Negara Rrepublik Indonesia dalam UU No.2 tahun 2002
adalah sebagai berikut:
a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
b. Menegakkan hukum
c. Memberikan perlindungan,pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. “, penjabaran
tugas Kepolisian di jelaskan lagi apada Pasal 14 UU Kepolisian RI.

7. Wewenang POLRI :

PASAL 16 UU No. 2 TAHUN 2002

 Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan.


 Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki TKP untuk kepentingan
penyidikan.
 Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan.
 Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenal diri.
 Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.
 Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.
 Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara.
 Mengadakan penghentian penyidikan.
 Menyerahkan bekas perkara kepada penuntut umum.
 Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang
ditempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk
mencegah orang yang disangka melakukan tindak pidana.
 Memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil
serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan
kepada penuntut umum.
 Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab, yaitu tindakan
penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan dengan syarat sbb:
1.) Tidak menentang aturan hukum
2.) Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut
dilakukan
3.) Harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabtannya
4.) Pertimbangan yang layak berdasar keadaan yang memaksa
5.) Menghormati ham

PASAL 16 AYAT 2

 Tidak bertentangan dengan aturan hokum


 Selaras dengan kewajiban hokum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan
 Harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya
 Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa
 Menghormati hak asasi manusia
REVIKA SM
XII IPS 1

PASAL 15 AYAT 1

 Menerima laporan dan/ pengaduan


 Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat
mengganggu ketertiban umum
 Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat
 Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa
 Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administrative
kepolisian
 Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian
dalam rangka pencegahan
 Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian
 Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang
 Mencari keterangan dan barang bukti
 Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional
 Mengeluarkan surat izin dan/ surat keterangan yang diperlukan dalam rangka
pelayanan masyarakat
 Memberikan bantuan pengamanan dalam siding dan pelaksanaan putusan
pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat
 Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu

PASAL 15 AYAT 2

 Menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor


 Memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor
 Menerima pemberitahuan tentang kegiatan politik
 Memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak dan
senjata tajam
 Memberikan izin operasional dan melakukan pengawasan terhadap badan
usaha di bidang jasa pengamanan
 Memberikan petunjuk, mendidik, dan melatuh apparat kepolisian khusus dan
petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian
 Melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan
memberantas kejahatan internasional
 Melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing yang berada
di wilayah Indonesia dengan koordinasi instansi terkait
 Mewakili pemerintah RI dalam organisasi kepolisian internasional
 Melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas kepolisian

8. Fungsi POLRI:
Pasal 2 :” Fungsi Kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang
pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan,
pengayoman dan pelayanan masyarakat”. Sedangkan Pasal 3: “(1) Pengemban fungsi
REVIKA SM
XII IPS 1

Kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh : a. kepolisian
khusus, b. pegawai negri sipil dan/atau c. bentuk-bentuk pengamanan swakarsa. (2)
Pengemban fungsi Kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a,b, dan c,
melaksanakan fungsi Kepolisian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
menjadi dasar hukum masing-masing.

PERAN KEJAKSAAN RI

1. Kejaksaan RI adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, khususnya di


bidang penuntutan.

2. UU yang khusus mengatur tentang kejaksaan RI yaitu Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Kejaksaan RI.

3. Tingkatan dan kedudukan kejaksaan yaitu :


a) Kejaksaan Agung di tingkat pusat yang dipimpin oleh seorang Jaksa Agung.
b) Kejaksaan Tinggi di tingkat provinsi yang dipimpin oleh seorang Kepala Kejaksaan
Tinggi (Kajati).
c) Kejaksaan Negeri yang berada di tingkat kabupaten/kota yang dipimpin oleh seorang
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari).

4. Tugas dan wewenang kejaksaaan


a. Di Bidang Pidana
1) Melakukan penuntutan.
2) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat,
putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat.
4) Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-
undang.
5) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
b. Di Bidang Perdata dan Tata Usaha
Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar
pengadilan, untuk dan atsa nama negara atau pemerintah.
c. Di Bidang Ketertiban dan Ketentraman Umum
1) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
2) Pengamanan kebijakan penegakan hukum.
3) Pengawasan peredaran barang cetakan.
4) Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan
negara.
5) Pencegahan penyalahgunaan dan atau penodaan agama.
6) Penelitian dan pengambangan hukum serta statistik kriminal.
REVIKA SM
XII IPS 1

5. Pernah

PERAN HAKIM SEBAGAI PELAKSANA KEKUASAAN KEHAKIMAN

1. Isi pasal 24 ayat(1), (2), (3) UUD 1945 :


(1) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
(2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan
yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi.
(3) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam
undang-undang.

2. UU yang khusus mengatur tentang Kekuasaan Kehakiman RI yaitu UU RI Nomor 48 tahun


2009 tentang kekuasaan kehakiman, yang merupakan penyempurnaan dari UU RI Nomor 4
Tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman.

3. Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
mengadili.

4. Menurut UU RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman, hakim dibagi menjadi
3 yaitu :
a. Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan Hakim Agung.
b. Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, yaitu dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang berada
dalam lingkungan peradilan tersebut.
c. Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut dengan Hakim Konstitusi.

5. Perbedaan antara peradilan dengan pengadilan yaitu :


Peradilan menunjuk pada proses mengadili perkara sesuai dengan kategori perkara yang
diselesaikan.
Sementara pengadilan menunjuk pada tempat untuk mengadili perkara atau tempat untuk
melaksanakan proses peradilan guna menegakkan hukum.

6. Secara umum tugas pengadilan yaitu untuk mengadili perkara menurut hukum dengan tidak
membeda- bedakan orang. Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili,
dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau
kurang.
REVIKA SM
XII IPS 1

PERAN ADVOKAT (PENASIHAT HUKUM)

1. Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Jasa hukum yang diberikan berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan
hukum, menjalankan kuasa, mewakili, membela, mendampingi, dan melakukan tindakan
hukum.
2. UU yang khusus mengatur tentang advokat yaitu UU RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Advokat.

3. Syarat untuk menjadi advokat sesuai UU :


a. Warga NRI
b. Bertempat tinggal di Indonesia
c. Tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara
d. Berusia sekurang-kurangnya 25 tahun
e. Berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum
f. Lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat
g. Magang sekurang-kurangnya 2 tahun terus menerus pada kantor advokat
h. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam
dengan pidana 5 tahun atau lebih
i. Berperilaku baik, jujur, bertanggungjawab, adil, dan mempunyaiintegritas yang
tinggi

4. Tugas khusus advokat yaitu membuat dan mengajukan gugatan, jawaban, tangkisan,
sangkalan, memberi pembuktian, mendesak segera disidangkan atau diputuskan
perkaranya, dsb.

5. Hak Advokat Menurut UU No 18 Tahun 2003 ttg Advokat :


Pasal 14

Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara yang
menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada kode
etik profesi dan peraturan perundang-undangan.

Penjelasannya yang dimaksud dengan"bebas" adalah tanpa tekanan, ancaman, hambatan,


tanpa rasa takut, atau perlakuan yang merendahkan harkat dan martabat profesi.
Kebebasan tersebut dan peraturan perundang-undangan.

Pasal 15

Advokad bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang tanggung
jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-
undangan.
REVIKA SM
XII IPS 1

Penjelasannya Ketentuan ini mengatur mengenai kekebalan Advokat dalam menjalankan


profesinya untuk kepentingan Kliennya di luar sidang pengadilan dan dalam mendampingi
Kliennya pada dengar pendapat di lembaga perwakilan rakyat.

Pasal 16

Advokat tidak dapat di tuntut, baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas
profesinya dengan iktikad baik kepentingan pembelaan Klien dalam sidang pengadilan.

Penjelasannya yang di maksud "iktikat baik" adalah menjalankan tugas profesi demi
tegaknya keadilan berdasarkan hukum untuk membela kepentingan Kliennya.
Yang di maksud degan " sidang pengadilan" adalash sidang pengadilan dalam setiap tingkat
pengadilan di semua lingkungan perdilan.

Pasal 17

Dalam menjalankan profesinya, Advokat berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen
lainnya, baik dari instansi Pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan
tersebut yang diperlakukan untuk pembelaan kepentingan Kliennya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Penjelasannya Cukup jelas

Pasal 18

Advokat tidak dapat di identikkan dengan Kliennya dalam membela perkara Klien oleh
pihak yang berwenang dan/atau masyarakat.
Penjelasannya Cukup jelas

Pasal 19

Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan Klien Termaksud perlindungan atas
berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan dan perlindungan terhadap
penyadapan atas komunikasi elektronik Advokat.
*Penjelasannya Cukup jelas

6. Kewajiban seorang advokat :

Pasal 18

Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan perlakuan terhadap


Klien berdasarkan jenis kelamin , agama, politik, keturunan, ras, atau latar belakang
sosial dan budaya.
REVIKA SM
XII IPS 1

Pasal 19

Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari Kliennya
karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.

Pasal 20
Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas
dan martabat profesinya.
Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian rupa
sehingga merugikan profesi Advokat atau mengurangi kebebasan dan kemerdekaan dalam
menjalankan tugas dan profesinya.
Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakan tugas profesi Advokat selama
memangku jabatan tersebut.

PERAN KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (biasa disingkat KPK) adalah lembaga negara yang
dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan
tindak pidana korupsi. KPK bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan mana pun
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.[1] Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.[2] Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK berpedoman kepada lima asas, yaitu: kepastian
hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas. KPK bertanggung
jawab kepada publik dan menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden,
DPR, dan BPK.[1]

1. Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas:


a. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi;
b. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi;
c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi;
d. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan
e. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

2. Dalam melaksanakan tugas koordinasi, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang:


a. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi;
b. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi;
c. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi
yang terkait;
d. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; dan
e. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

3. Komisi Pemberantasan Korupsi berasaskan pada:

a. Kepastian hukum;
REVIKA SM
XII IPS 1

Asas Kepastian Hukum merupakan asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara
Negara.

b. Keterbukaan;

Asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.

c. Akuntabilitas;

Asas Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

d. Kepentingan umum;

Asas Kepentingan Umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara
yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.

e. proporsionalitas

Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
Penyelenggara Negara.

Anda mungkin juga menyukai