Kelompok 4 :
1. Ayu Wandira 4. Sasta Kirani
2. Asti Lestari 5. Kurnandar
3. Salsa Nuraprillia 6. Zamzam
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah “PERAN
LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN KEADILAN DAN KEDAMAIAN.”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru mata
pelajaran ini yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya.
Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.
Penulis
B. Peran Lembaga Penegak Hukum Dalam Menjamin
Keadilan dan Kedamaian
Dengan melihat UUD NRI tahun 1945 bagian pertahanan negara dan
keamanan negara tersebut, jelaslah bahwa kepolisian negara republik Indonesia
merupakan alat negara untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
dengan tugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan
hukum. Pada UUD NRI Tahun 1945 pasal 30 ayat (5) terdapat penjelasan bahwa
susunan dan kedudukan tentara nasional Indonesia, kepolisian negara republic
Indonesia, hubungan dan kewenangan tentara nasional Indonesia dan kepolisian
negara republic Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanannya diatur
dengan undang-undang.
Dalam menjalankan perannya, kepolisian diatur oleh UU Nomor 2 tahun 2002
tentang kepolisian negara republic Indonesia. Dalam undang-undang tesebut
dinyatakan hal-hal berikut.
a. Hakikat Kepolisian Negara Republic Indonesia
Pengertian mengenai kepolisian negara republic Indonesia terdapat pada
pasal 5 ayat (1), yaitu alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hokum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
keamanan dalam negeri.
b. Fungsi Kepolisian Negara Republic Indonesia
Fungsi kepolisian terdapat pada pasal 2, yaitu salah satu fungs
pemerintahan negara di bidang pemeliharaan negara di bidang pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
c. Tugas Kepolisian Negara Republic Indonesia
UU No. 2 tahun 2002 pasal 13 menyatakan tugas pokok kepolisian negara
republik Indonesia sebagai berikut.
1. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
2. Menegakkan hukum; dan
3. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Tugas-tugas pokok tersebut dijabarkan lebih lanjut pada UU No. tahun
2002 pasal 14, yaitu sebagai berikut.
1) Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patrol terhadap
kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;
2) Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan,
ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan;
3) Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,
kesadaran hokum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat
terhadap hokum dan peraturan perundang-undangan.
4) Turut serta dalam pembinaan hukum nasional;
5) Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan hukum;
6) Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap
kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk
pengamanan swakarsa;
7) Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana
sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan
lainnya;
8) Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,
laboratorium forensic dan psikologi kepolisian untuk kepentingan
tugas kepolisian;
9) Melindungi keselamatan jiwa raga, harga benda, masyarakat, dan
lingkungan, hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk
memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia;
10) Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum
ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang;
11) Memberikam pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian; serta
12) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
d. Wewenang Kepolisian Negara Republic Indonesia
1)Wewenang secara umum kepolisian negara republic Indonesia tercatat pada UU
No. 2 tahun 2002 pasal 15 ayat (1), yaitu sebagai berikut.
1. Menerima laporan dan/atau pengaduan;
2. Membantu menyelesaikan perlisihan warga masyarakat yang dapat
menganggu ketertiban umum;
3. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;
4. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa;
5. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administrastif
kepolisian;
6. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisan
dakam rangka pencegahan;
7. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
8. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;
9. Mencari keterangan dan barang bukti
10. Menyelanggarakan pusat informasi criminal nasional;
11. surat ijin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan
masyarakat;
12. memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan
pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;
13. menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.
2). Wewenang kepolisian NRI yang berkaitan dengan proses pidana tercatat pada
UU No 2 tahun 2022 pasal 16, yaitu sebagai berikut:
1) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan
2) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat
3) Mengadakan penghentian penyidikan
4) Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan
5) Mendatangkan orang ahli yang di perlukan dalam hubunganya dengan
pemeriksaan perkara
6) Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara
untuk kepentingan penyidikan;
7) Menyuruh berhenti orang yang di curigai dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenal diri;
8) Memanggil orang untuk di dengar dan di periksa sebagai tersangka atau saksi;
9) Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;
10) Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang
di tempat pemeriksaan imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi
dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkal orang
yang disangka melakukan tindak pidana;
11) Memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil
serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan
kepada penuntut umumum; dan
12) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab, yaitu
tindakan penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan jika memenuhi syarat
sebagai berikut.
a) Tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
b) Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan
tersebut di lakukan;
c) Harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatanya;
d) Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa; dan
e) Menghormati hak asasi manusia.
Hakim memiliki peran yang sangat penting demi tegaknya negara hukum. UUD
NRI Tahun 1945 mengatur secara khusus mengenai kekuasaan kehakiman, yaitu
Bab IX Kekuasaan Kehakiman yang terdiri dari Pasal 24 dan Pasal 25. Hal ini
mempertegas bahwa kekuasaan kehakiman dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
bertugas menyelenggarakan peradilan yang merdeka dan bebas dan intervensi pihak
mana pun untuk menegakkan hukum dan keadilan.
Hakim mempunyai peranan penting dalam memutuskan suatu perkara/tuntutan
demi menegakkan keadilan. Seorang hakim tidak hanya dituntut untuk memahami
hukum-hukum positif yang berlaku, melainkan juga harus mempunyai rasa
keadilan yang tajam serta moralitas yang mumpuni.
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang hakim adalah
seorang yang bergerak dalam kekuasaan kehakiman, yakni Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi.
Sidang keliling Pengadilan Agama Kupang yang laksanakan di Kabupaten Rote
Ndao, selatan Nusa Tenggara Timur. Melalui sidang keliling ini, diharapkan warga
setempat dapat mengurus sejumlah legalitas secara hukum, seperti legalitas
pernikahan dan akta kelahiran anak. Pengadilan agama merupakan salah satu badan
peradilan pelaku kekuasaan kehakiman. Pengadilan agama berada di bawah
Mahkamah Agung yang mempunyai peran sangat penting, yakni mengambil
sebuah keputusan dalam peradilan. Peran hakim menjadi sangat penting karena
dalam sebuah keputusan yang dijatuhkan hakim, tidak serta merta merupakan suatu
tafsir dari hukum-hukum yang berlaku pada Negara Indonesia saja melainkan
sebuah paduan dari tafsir akan hukum-hukum dengan rasa keadilan dan nilai-nilai
moralitas dalam suatu perkara yang dihadapinya.
1) Perusahaan,
2) Pasar modal,
3) Hak kekayaan intelektual,
4) Syariah,
5) Perpajakan,
6) Ketenagakerjaan,
7) Persaingan usaha, dan
8) Pidana khusus.
b. Persyaratan advokat
Terdapat perbedaan antara advokat dengan pengacara Menurut Achmad Ali
(2012), advokat adalah pengacara profesional, seorang pengacara yang memang
pekerjaan pokoknya adalah kepengacaraan, dan telah resmi diangkat oleh negara
menjadi advokat. Adapun pengacara lebih luas pengertiannya: Pengacara
mencakup advokat serta setiap badan hukum yang menjalankan profesi pengacara,
misalnya dosen-dosen di fakultas hukum yang aktif di biro bantuan hukum di
fakultas hukum masing-masing. Oleh karena itu, untuk menjadi advokat, seseorang
harus memenuhi sejumlah syarat tertentu.
Persyaratan menjadi advokat tertuang dalam UU No. 18 Tahun 2003 Pasal
3, yaitu sebagai berikut :
1) warga negara Republik Indonesia;
2) Bertempat tinggal di Indonesia;
3) tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;
4) Berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun;
5) Berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum;
6) Lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;
7) Magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus menerus pada kantor
Advokat;
8) Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
9) Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai
integritas yang tinggi.
c. Hak advokat
Hak advokat tertuang dalam UU No. 18 Tahun 2003, yaitu sebagai berikut.
1) Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara
yang menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan dengan tetap
berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan.
2) Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang
menjadi tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan
peraturan perundang-undangan.
3) Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam
menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan
Klien dalam sidang pengadilan.
4) Dalam menjalankan profesinya, advokat berhak memperoleh informasi, data, dan
dokumen lainnya, baik dari instansi Pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan
dengan kepentingan tersebut yang diperlukan untuk pembelaan kepentingan
Kliennya sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
5) Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk
perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan
dan perlindungan terhadap penyadapan atas komunikasi elektronik Advokat.
6) Advokat tidak dapat diidentikkan dengan Kliennya dalam membela perkara Klien
oleh pihak yang berwenang dan/ atau masyarakat.
d. Kewajiban advokat
Adapun kewajiban advokat sebagaimana tertuang dalam UU No. 18 Tahun
2003 antara lain sebagai berikut.
1) Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan perlakuan
terhadap Klien berdasarkan jenis kelamin, agama, politik, keturunan, ras, atau latar
belakang sosial dan budaya.
2) Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari
kliennya karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang.
3) Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan
tugas dan martabat profesinya.
4) Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian
rupa sehingga merugikan profesi Advokat atau mengurangi kebebasan dan
kemerdekaan dalam menjalankan tugas profesinya.
5) Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakan tugas profesi Advokat
selama memangku jabatan tersebut.
Advokat dalam tugas dan kewajiabnya bertujuan menegakkan keadilan
berdasarkan hukum dan demi kepentingan masyarakat yang mecari keadilan.
Dalam hak dan kewajibannya, Advokat bebas memberikan pendapatnya, membela
klien dalam perkara dengan mempertimbangakan kode etiknya.
JAWABAN
1. C
2. A
3. D
4. A
5. C
6. B
7. A
8. C
9. C
10. B
11. D
12. A
13. C
14. D
15. C
16. B
17. C
18. C
19. A
20. B
21. A
22. C
23. A
24. D
25. D
Sekian terimakasih