Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN KEADILAN DAN


KEDAMAIAN

Kelompok 4 :
1. Ayu Wandira 4. Sasta Kirani
2. Asti Lestari 5. Kurnandar
3. Salsa Nuraprillia 6. Zamzam

TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

SMK NEGERI PARUNGPONTENG


TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah “PERAN
LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN KEADILAN DAN KEDAMAIAN.”

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru mata
pelajaran ini yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya.
Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Tasikmalaya, September 2023

Penulis
B. Peran Lembaga Penegak Hukum Dalam Menjamin
Keadilan dan Kedamaian

1. Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia


Sebelum memahami peran kepolisian negara republik Indonesia ini, ada
baiknya jika kita melihat UUD NRI tahun 1945 pasal 30 tentang pertahanan dan
keamanan negara.
PERTAHANAN NEGARA DAN KEAMANAN NEGARA
Pasal 30
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui system pertahanan
dan keamanan rakyat semesta oleh tentara nasional Indonesia dan kepolisian
negara republik Indonesia, sebgai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung.
(3) Tantara nasional Indonesia terdiri atas angkatan darat, angkatan laut dan angkatan
udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihata
keutuhan dan kedaulatan negara.
(4) Kepolisian negara republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hokum.
(5) Susunan dan kedudukan tentara nasional Indonesia, kepolisian negara republik
Indonesia, hubungan dan kewenangan tentara nasional Indonesia dan kepolisian
negara republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang-undang.

Dengan melihat UUD NRI tahun 1945 bagian pertahanan negara dan
keamanan negara tersebut, jelaslah bahwa kepolisian negara republik Indonesia
merupakan alat negara untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
dengan tugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan
hukum. Pada UUD NRI Tahun 1945 pasal 30 ayat (5) terdapat penjelasan bahwa
susunan dan kedudukan tentara nasional Indonesia, kepolisian negara republic
Indonesia, hubungan dan kewenangan tentara nasional Indonesia dan kepolisian
negara republic Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanannya diatur
dengan undang-undang.
Dalam menjalankan perannya, kepolisian diatur oleh UU Nomor 2 tahun 2002
tentang kepolisian negara republic Indonesia. Dalam undang-undang tesebut
dinyatakan hal-hal berikut.
a. Hakikat Kepolisian Negara Republic Indonesia
Pengertian mengenai kepolisian negara republic Indonesia terdapat pada
pasal 5 ayat (1), yaitu alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hokum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
keamanan dalam negeri.
b. Fungsi Kepolisian Negara Republic Indonesia
Fungsi kepolisian terdapat pada pasal 2, yaitu salah satu fungs
pemerintahan negara di bidang pemeliharaan negara di bidang pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
c. Tugas Kepolisian Negara Republic Indonesia
UU No. 2 tahun 2002 pasal 13 menyatakan tugas pokok kepolisian negara
republik Indonesia sebagai berikut.
1. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
2. Menegakkan hukum; dan
3. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Tugas-tugas pokok tersebut dijabarkan lebih lanjut pada UU No. tahun
2002 pasal 14, yaitu sebagai berikut.
1) Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patrol terhadap
kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;
2) Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan,
ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan;
3) Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,
kesadaran hokum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat
terhadap hokum dan peraturan perundang-undangan.
4) Turut serta dalam pembinaan hukum nasional;
5) Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan hukum;
6) Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap
kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk
pengamanan swakarsa;
7) Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana
sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan
lainnya;
8) Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,
laboratorium forensic dan psikologi kepolisian untuk kepentingan
tugas kepolisian;
9) Melindungi keselamatan jiwa raga, harga benda, masyarakat, dan
lingkungan, hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk
memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia;
10) Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum
ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang;
11) Memberikam pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian; serta
12) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
d. Wewenang Kepolisian Negara Republic Indonesia
1)Wewenang secara umum kepolisian negara republic Indonesia tercatat pada UU
No. 2 tahun 2002 pasal 15 ayat (1), yaitu sebagai berikut.
1. Menerima laporan dan/atau pengaduan;
2. Membantu menyelesaikan perlisihan warga masyarakat yang dapat
menganggu ketertiban umum;
3. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;
4. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa;
5. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administrastif
kepolisian;
6. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisan
dakam rangka pencegahan;
7. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
8. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;
9. Mencari keterangan dan barang bukti
10. Menyelanggarakan pusat informasi criminal nasional;
11. surat ijin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan
masyarakat;
12. memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan
pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;
13. menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.

2). Wewenang kepolisian NRI yang berkaitan dengan proses pidana tercatat pada
UU No 2 tahun 2022 pasal 16, yaitu sebagai berikut:
1) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan
2) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat
3) Mengadakan penghentian penyidikan
4) Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan
5) Mendatangkan orang ahli yang di perlukan dalam hubunganya dengan
pemeriksaan perkara
6) Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara
untuk kepentingan penyidikan;
7) Menyuruh berhenti orang yang di curigai dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenal diri;
8) Memanggil orang untuk di dengar dan di periksa sebagai tersangka atau saksi;
9) Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;
10) Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang
di tempat pemeriksaan imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi
dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkal orang
yang disangka melakukan tindak pidana;
11) Memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil
serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan
kepada penuntut umumum; dan
12) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab, yaitu
tindakan penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan jika memenuhi syarat
sebagai berikut.
a) Tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
b) Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan
tersebut di lakukan;
c) Harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatanya;
d) Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa; dan
e) Menghormati hak asasi manusia.

2. Peran Kejaksaan Negara Republik Indonesia


a. Hakikat Kejaksaan Republik Indonesia
Kejaksaan republik indonesia adalah lembaga negara yang melaksanakan
kekusaan negara, khususnya di bidang penuntutan. Tugas penuntutan ini dapat di
lakukan jaksa. Jaksa adalah pejabat fungsional yang di beri wewenang oleh
undang undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan umum tetap serta wewenang lain
berdasakan undang-undang.
Dalam perkara pidana, jaksa berperan sebagai penuntut umum dan
pelaksana putusan pengadilan yang telah berkekuatan tetap. Adapun perkara
perdata berbeda dengan perkara pidana. Hubungan perdata merupakan hubungan
antar anggota masyarakat yang umumnya berdasarkan perjanjian. Jaksa dapat
berperan dalam perkara perdata apabila negara atau pemerintah menjadi salah satu
pihaknya dan jaksa diberikan kuasa untuk mewakili.
Selain itu, jaksa juga dapat berperan dalam bidang hukum tata usaha
negara, yaitu dengan mewakili pemerintah dalam perkara tata usaha negara
sebagai jaksa pengacara negara.
b. Tugas dan wewenang kejaksaan
Tugas dan wewenang kejaksaan berdasarkan UU No 16 tahun 2004
tentang Kejaksaan Republik Indonesia dibagi dalam tiga bagian sebagai berikut.
1) Pidana
Tugas dan wewenang kejaksaan dalam bidang pidana adalah sebagai
berikut.
a) melakukan penuntutan;
b) melaksanakan penetapan hukum dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap;
c) melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-
undang;
d) melakukan pengawasan terhadap pelaksana putusan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan dan keputusan lepas bersyarat,
e) melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum di limpahkan ke pengadilan yang dapat melaksanakannya di
koordinasikan dengan penyidik.
2) Perdata dan tata usaha negara
Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus
dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama
negara atau pemerintah.
3) Ketertiban dan ketentraman umum
Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, kejaksaan turut
menyelenggarakan kegiatan:
a) peningkatan kesadaran hukum masyarakat
b) pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c) pengawasan peredaran barang cetakan;
d) pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan
negara;
e) pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
f) penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

3. Peran Hakim sebagai Pelaksanaan Kekuasaan Kehakiman


a. kekuasaan kehakiman
Undang-Undang NRI Tahun 1945 Pasal 24 Ayat (1) menegaskan bahwa
kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan. Hal tersebut
juga di tekankan dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 48 Tahun
2009 tentang kekuasaan kehakiman pasal 1 yakni kekuasaan kehakiman adalah
kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara
Hukum Republik Indonesia.

b. Pelaku kekuasaan kehakiman


Tertera dalam UU No. 48 Tahun 2009 Pasal 18, yaitu oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingku8ngan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.

c. Hakikat dan jenis hakim


Pihak yang melakukan kekuasaan kehakiman dinyatakan pada UU No. 48
Tahun 2009 Pasal 19, yaitu hakim dan hakim konstitusi. Jakim adlah pejabat
peradilan negara yan diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.
Berdasarkan UU No. 48 Tahun 2009 Pasal 18, jenis hakim dapat dibedakan
berdasarkan lembaga peradilannya, yakni sebagai berikut :
1) Hakim pada Mahkamah Agung. Hakim pada lemabaga peradilan ini disebut
Hakim Agung.
2) Hakim yang berada pada badna peradilan yang berada di bawah Mahkamah
Agung, yaitu peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan
peradilan tata usaha negara.
3) Hakim pada Mahkamah Konstitusi. Hakim pada lembaga peradilan ini
disebut hakim konstitusi.

Hakim memiliki peran yang sangat penting demi tegaknya negara hukum. UUD
NRI Tahun 1945 mengatur secara khusus mengenai kekuasaan kehakiman, yaitu
Bab IX Kekuasaan Kehakiman yang terdiri dari Pasal 24 dan Pasal 25. Hal ini
mempertegas bahwa kekuasaan kehakiman dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
bertugas menyelenggarakan peradilan yang merdeka dan bebas dan intervensi pihak
mana pun untuk menegakkan hukum dan keadilan.
Hakim mempunyai peranan penting dalam memutuskan suatu perkara/tuntutan
demi menegakkan keadilan. Seorang hakim tidak hanya dituntut untuk memahami
hukum-hukum positif yang berlaku, melainkan juga harus mempunyai rasa
keadilan yang tajam serta moralitas yang mumpuni.
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang hakim adalah
seorang yang bergerak dalam kekuasaan kehakiman, yakni Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi.
Sidang keliling Pengadilan Agama Kupang yang laksanakan di Kabupaten Rote
Ndao, selatan Nusa Tenggara Timur. Melalui sidang keliling ini, diharapkan warga
setempat dapat mengurus sejumlah legalitas secara hukum, seperti legalitas
pernikahan dan akta kelahiran anak. Pengadilan agama merupakan salah satu badan
peradilan pelaku kekuasaan kehakiman. Pengadilan agama berada di bawah
Mahkamah Agung yang mempunyai peran sangat penting, yakni mengambil
sebuah keputusan dalam peradilan. Peran hakim menjadi sangat penting karena
dalam sebuah keputusan yang dijatuhkan hakim, tidak serta merta merupakan suatu
tafsir dari hukum-hukum yang berlaku pada Negara Indonesia saja melainkan
sebuah paduan dari tafsir akan hukum-hukum dengan rasa keadilan dan nilai-nilai
moralitas dalam suatu perkara yang dihadapinya.

4. Peran Advokat dalam Penegakan Hukum


a. Hakikat advokat
Pengertian tentang advokat tertuang dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Pada Pasal 1 UU No. 18 Tahun
2003 tertulis bahwa advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum,
baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan undang-
undang ini. Lebih lanjut dijelaskan jasa hukum adalah jasa yang diberikan advokat
berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa,
mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan hukum klien.
Advokat sebagai penegak hukum memiliki kedudukan setara dengan penegak
hukum lainnya, yaitu hakim, jaksa, dan polisi. Selain itu, sebagai penegak hukum,
advokat menjalankan peran dan fungsinya secara mandiri untuk mewakili
kepentingan masyarakat dan tidak terpengaruh kekuasaan negara.
Titik berat tugas seorang advokat dalam penegakan hukum adalah memberikan
pelayanan pada klien, bukan semata-mata pada bidang hukum, melainkan dalam
pemberian nasihat-nasihat hukum (Sumaryono, 1995). Dengan demikian, advokat
dapat memberi pendampingan hukum, membela, serta memastikan bahwa kliennya
mendapatkan hak-hak dalam menjalankan proses hukum.
Terdapat sejumlah profesi kekhususan advokat. Setiap advokat yang telah
diangkat dapat menjalankan praktiknya dengan mengkhususkan diri pada bidang
hukum tertentu. Seorang advokat antara lain dapat menggeluti bidang hukum :

1) Perusahaan,
2) Pasar modal,
3) Hak kekayaan intelektual,
4) Syariah,
5) Perpajakan,
6) Ketenagakerjaan,
7) Persaingan usaha, dan
8) Pidana khusus.

b. Persyaratan advokat
Terdapat perbedaan antara advokat dengan pengacara Menurut Achmad Ali
(2012), advokat adalah pengacara profesional, seorang pengacara yang memang
pekerjaan pokoknya adalah kepengacaraan, dan telah resmi diangkat oleh negara
menjadi advokat. Adapun pengacara lebih luas pengertiannya: Pengacara
mencakup advokat serta setiap badan hukum yang menjalankan profesi pengacara,
misalnya dosen-dosen di fakultas hukum yang aktif di biro bantuan hukum di
fakultas hukum masing-masing. Oleh karena itu, untuk menjadi advokat, seseorang
harus memenuhi sejumlah syarat tertentu.
Persyaratan menjadi advokat tertuang dalam UU No. 18 Tahun 2003 Pasal
3, yaitu sebagai berikut :
1) warga negara Republik Indonesia;
2) Bertempat tinggal di Indonesia;
3) tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;
4) Berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun;
5) Berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum;
6) Lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;
7) Magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus menerus pada kantor
Advokat;
8) Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
9) Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai
integritas yang tinggi.

c. Hak advokat
Hak advokat tertuang dalam UU No. 18 Tahun 2003, yaitu sebagai berikut.
1) Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara
yang menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan dengan tetap
berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan.
2) Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang
menjadi tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan
peraturan perundang-undangan.
3) Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam
menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan
Klien dalam sidang pengadilan.
4) Dalam menjalankan profesinya, advokat berhak memperoleh informasi, data, dan
dokumen lainnya, baik dari instansi Pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan
dengan kepentingan tersebut yang diperlukan untuk pembelaan kepentingan
Kliennya sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
5) Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk
perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan
dan perlindungan terhadap penyadapan atas komunikasi elektronik Advokat.
6) Advokat tidak dapat diidentikkan dengan Kliennya dalam membela perkara Klien
oleh pihak yang berwenang dan/ atau masyarakat.

d. Kewajiban advokat
Adapun kewajiban advokat sebagaimana tertuang dalam UU No. 18 Tahun
2003 antara lain sebagai berikut.
1) Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan perlakuan
terhadap Klien berdasarkan jenis kelamin, agama, politik, keturunan, ras, atau latar
belakang sosial dan budaya.
2) Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari
kliennya karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang.
3) Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan
tugas dan martabat profesinya.
4) Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian
rupa sehingga merugikan profesi Advokat atau mengurangi kebebasan dan
kemerdekaan dalam menjalankan tugas profesinya.
5) Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakan tugas profesi Advokat
selama memangku jabatan tersebut.
Advokat dalam tugas dan kewajiabnya bertujuan menegakkan keadilan
berdasarkan hukum dan demi kepentingan masyarakat yang mecari keadilan.
Dalam hak dan kewajibannya, Advokat bebas memberikan pendapatnya, membela
klien dalam perkara dengan mempertimbangakan kode etiknya.

5. Peran Komisi Pemberantas Korupsi


a. Hakikat KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. KPK merupakan lembaga negara yang bersifat independen. Dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, KPK bebas dari kekuasaan manapun. KPK
diberi amanat melakukan pemberantasan korupsi secara profesional, intensif, dan
berkesinambungan. KPK dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan
hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK bertanggung
jawab kepada publik dan menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala
kepada Presiden, DPR, dan BPK.

b. Visi dan misi KPK


Visi KPK adalah bersama elemen bangsa, mewujudkan Indonesia yang
bersih dari korupsi. Adapun misi KPK adalah meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penegakan hukum dan menurunkan tingkat korupsi di Indonesia melalui
koordinasi, supervisi, monitor, pencegahan, dan penindakan dengan peran serta
seluruh elemen bangsa.

c. Tugas, wewenang, asas, dan kewajiban KPK


Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas :
1) Berkoordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi;
2) Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi;
3) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi;
4) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan

Dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang :


1) mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana
korupsi;
2) menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan korupsi;
3) meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi
kepada instansi terkait;
4) melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi, dan
5) meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Komisi Pemberantasan
Korupsi berasaskan pada :
1) kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang- undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
menjalankan tugas dan wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi
2) keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kinerja
Komisi Pemberantasan Korupsi dalam menjalankan tugas dan fungsinya
3) akuntabilitas, asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan
Komisi Pemberantasan Korupsi harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4) kepentingan umum, yakni asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan
cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif, serta
5) proporsionalitas, yakni asas yang mengutamakan keseimbangan antara tugas,
wewenang, tanggung jawab, dan kewajiban Komisi Pemberantasan Korupsi.

Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki kewajiban sebagai berikut.


1) Memberikan perlindungan terhadap saksi atau pelapor yang menyampaikan laporan
ataupun keterangan mengenai terjadinya tindak pidana korupsi;
2) Memberikan informasi kepada masyarakat yang memerlukan atau memberikan
bantuan untuk memperoleh data lain yang berkaitan dengan hasil penuntutan tindak
pidana korupsi yang ditanganinya;
3) Menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada Presiden Republik
Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa
Keuangan;
4) Menegakkan sumpah jabatan;
5) Menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya berdasarkan asas-asas
KPK.
SOAL PILIHAN GANDA!!
1. Sebutkan apa saja tantara nasional yang ada di Indonesia...
a. Angkatan laut, angkatan bersenjata, angkatan kepolisian
b. Angkatan bersenjata, angkatan udara, angkatan militer
c. Angkatan udara, angkatan laut, angkatan darat
d. Angkatan militer, angkatan bersenjata, angkatan kepolisian
2. tentara nasional yang ada di Indonesia bertugas sebagaI...
a. Mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedulatan negara
b. Menjaga, mengatur, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara
c. Melindungi, melawan musuh, dan mempertahankan Indonesia
d. Mempertahankan, menjaga keharmonisan dan membela NKRI
3. Dalam menjalankan perannya, kepolisian diatur oleh UU nomor 2 pada
tahuN...
a. 2006
b. 2009
c. 2003
d. 2002
4. Fungsi kepolisian terdapat pada pasal…
a. Pasal 2
b. Pasal 3
c. Pasal 4
d. Pasal 1
5. Dalam pasal 30 terdapat tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha…
a. Mempertahankan negara NKRI
b. Melindungi NKRI
c. Pertahanan dan keamanan negara
d. Menjaga dan mempertahankan NKRI
6. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang
termasuk…
a. Tugas kepolisian NRI
b. Wewenang kepolisian NRI
c. Hakikat kepolisian NRI
d. Kewajiban kepolisian NRI
7. Mendatangkan orang ahli yang di perlukan dalam hubunganya dengan
pemeriksaan perkara termasuk kedalam wewenang kepolisian NRI yang
berkaitan dengaN...
a. Proses pidana
b. Proses negara
c. Proses lembaga
d. Proses undang-undang
8. Hubungan antar anggota masyarakat yang umumnya berdasarkan
perjanjian merupakan pengertian darI...
a. Hubungan pidana
b. Hubungan negara
c. Hubungan perdata
d. Hubungan nasional
9. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Dari
pengertian diatas ditegaskan dalam Undang-Undang NRI Tahun 1945
pasal… ayat…
a. Pasal 16 ayat (1)
b. Pasal 24 ayat (2)
c. Pasal 24 ayat (1)
d. Pasal 16 ayat (2)
10. Kekuasaan kehakiman termasuk kedalam…
a. Peran indonesia dan hukum
b. Peran hakim sebagai pelaksana kehakiman
c. Peran hakim sebagai pelaksana negara
d. Peran negara
11. Wewenang kepolisian Negara Republik Indonesia yang berkaitan dengan
proses pidana tercatat pada UU No…
a. No 1 tahun 2002 pasal 16
b. No 1 tahun 2004 pasal 16
c. No 2 tahun 2004 pasal 16
d. No 2 tahun 2002 pasal 16
12. Jaksa memiliki peran yang berbeda dalam ranah hukum pidana dan hukum
perdata. Dalam perkara pidana, jaksa berperan sebagai…
a. Penuntut umum
b. Pelaksana umum
c. Pelaksana kegiatan
d. Penuntut hukum
13. Pasal berapa yang menyantumkan tentang pelaku kekuasaan hukum?
a. Pasal 6 tahun 2017 c. Pasal 18 tahun 2009
b. Pasal 18 tahun 2007 d. Pasal 9 tahun 2011
14. Mengapa peran hakim dianggap sangat penting dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia menurut teks?
a. Karena mereka memiliki wewenang untuk membuat undang-undang.
b. Karena mereka bekerja di bawah Mahkamah Agung.
c. Karena mereka dapat mengadili kasus-kasus peradilan umum.
d. Karena mereka menyelenggarakan peradilan yang merdeka dan bebas
dari intervensi.
15. Apa yang dijelaskan sebagai peran Advokat?
a. Menjadi penegak hukum setara dengan hakim
b. Menyusun undang-undang tentang advokat
c. Memberikan konsultasi hukum kepada klien
d. Menjalankan kekuasaan negara
16. Apa yang merupakan peran utama Pengadilan Agama?
a. Memberikan nasihat hukum kepada klien
b. Menjalankan kekuasaan kehakiman
c. Menyelenggarakan acara keliling di berbagai daerah
d. Menyusun undang-undang tentang advokat
17. Apa yang dimaksud dengan "magang" dalam persyaratan menjadi
advokat?
a. Bekerja sebagai pegawai negeri
b. Melakukan pekerjaan sambilan selama 2 tahun
c. Bekerja di kantor advokat selama 2 tahun terus menerus
d. Lulus ujian advokat
18. Apa yang menjadi tugas utama seorang advokat?
a. Menyelidiki kasus hukum
b. Menyusun peraturan hukum
c. Memberi pendampingan hukum dan membela klien
d. Menyelenggarakan ujian untuk advokat
19. Berapa persyaratan yang harus dipenuhi seseorang untuk menjadi advokat,
sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2003?
a. 9 c. 6
b. 8 d. 7
20. Apa kepanjangan dari KPK?
a. Komunitas Perjuangan Korupsi
b. Kmisi Pemberantasan Korupsi
c. Komisi Perjuangan Korupsi
d. Komunitas Pemberantasan Korupsi
21. Ada berapa tugas KPK?
a. 5 c. 4
b. 7 d. 2
22. Dalam menjalankan tugasnya KPK memiliki wewenang, ada berapa
wewenang KPK?
a. 7 c. 5
b. 6 d. 3
23. Apa saja tugas dan kewajiban KPK berdasarkan asas?
a. Kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas
b. Keterbukaan, ketertutupan, kepentingan umum
c. Kepentingan umum, bayar pajak, proporsionalitas
d. Ketertutupan, bayar pajak, akuntabilitas
24. Apa tujuan advokat dalam menjalankan tugas dan kewajibannya?
a. Meminta uang kepada masyarakat
b. Berperilaku tidak adil
c. Bertindak semaunya
d. Menegakkan keadilan berdasarkan hukum
25. Pilih visi KPK yang benar!
a. Ikut melakukan korupsi
b. Mengabaikan korupsi
c. Menurunkan tingkat korupsi di Indonesia
d. Mewujudkan Indonesia yang bersih dari korupsi

JAWABAN
1. C
2. A
3. D
4. A
5. C
6. B
7. A
8. C
9. C
10. B
11. D
12. A
13. C
14. D
15. C
16. B
17. C
18. C
19. A
20. B
21. A
22. C
23. A
24. D
25. D
Sekian terimakasih

Anda mungkin juga menyukai