Anda di halaman 1dari 11

Makalah : PERANAN KEPOLISIAN DI MASYARAKAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Makalah

Dalam kedudukannya yang tidak begitu mudah berhadapan dengan

masyarakat, polisi dihadapkan pada pertanggung-jawaban secara umum dan

khusus. Polisi merasakan adanya hubungan yang kurang baik dengan masyarakat

yang dilayaninya. Dipercaya oleh masyarakat merupakan hal yang sulit didapat,

karena memerlukan proses terutama adanya komunikasi dan kontak sosial, waktu

serta kemauan masing-masing anggota polisi. Komunikasi merupakan sarana

paling dasar dan penting saat kita berbicara tentang pencitraan suatu institusi

yaitu Kepolisian. Bagaimana dengan citra Polisi, terkait dengan kemampuan

komunikasi Polisi itu sendiri. Apalagi dengan adanya paradigma baru kepolisian

sekarang bahwa Polisi sekarang sudah menjadi Polisi sipil, dimana tidak ada lagi

sikap arogan. Yang hasilnya dapat kita lihat perananan kepolisian di masyarakat..

Latar belakang penelitian ini adalah adanya pembahasan tentang peran serta

tanggung jawab polisi di masyarakat .

1.2 Maksud dan Tujuan di buatnya makalah

Maksud dan tujuan saya sebagai penulis adalah mengajak pembaca

menelaah lebih dalam hal peranan kepolisian di masyarakat dengan dasar

Undang Undang Negara Republik Indonesia No. 2 Tahun 2002 tentang

KEPOLISIAN Republik Indonesia Pasal 13 sampai dengan Pasal 19 Menerangkan


peranan serta wewenang kepolisan :

Pasal 13

Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas :

1. selaku alat negara penegak hukum memelihara serta meningkatkan tertib

hukum;

2. melaksanakan tugas kepolisian selaku pengayom dalam memberikan

perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat bagi tegaknya ketentuan

peraturan perundang-undangan;

3. bersama-sama dengan segenap komponen kekuatan pertahanan keamanan

negara lainnya membina ketentraman masyarakat dalam wilayah negara guna

mwwujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat;

4. membimbing masyarakat bagi terciptanya kondisi yang menunjang

terselenggaranya usaha dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf

b, dan huruf c;

5. melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 14

1. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepolisian

Negara Republik Indonesia :

a. melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai

dengan Hukum Acara Pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya;

b. menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, dan

laboraturium forensik serta psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas

kepolisian;

c. memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;


d. memelihara keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan

hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan

perlindungan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;

e. menyelenggarakan segala kegiatan dalam rangka membina keamanan,

ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan;

f. melindungi dan melayani kepentingan warga massyarakat untuk sementara,

sebelum ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang;

g. membina ketaatan diri warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan

perundang-undangan;

h. turut serta dalam pembinaan hukum nasional dan pembinaan kesadaran

hukum masyarakat;

i. melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap alat-alat

kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan

swakarsa yang memiliki kewenangan kepolisian terbatas;

j. melakukan pengawasan terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia

dengan koordinasi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

k. mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi Kepolisian

Internasional.

2. Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf I

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 15

Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13

dan Pasal 14 :

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum berwenang :


a. menerima laporan dan pengaduan;

b. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;

c. mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;

d. mencari keterangan dan barang bukti;

e. menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;

f. membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat

mengganggu ketertiban umum;

g. mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;

h. mengawasi aliran kepercayaan yang dapat menimbulkan perpecahan

atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa;

i. memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan

putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;

j. melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan

kepolisian dalam rangka pencegahan;

k. menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementarawaktu;

l. mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukandalam

rangka pelayanan masyarakat;

m. mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan

administratif kepolisian yang mengikat warga masyarakat.

2. Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-

undangan lainnya berwenang:

1. memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan

kegiatan masyarakat lainnya;

2. menerima pemberitahuan tentang kegiatan politik;

3. memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak,


dan senjata tajam;

4. menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor;

5. memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor;

6. memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian khusus

dan petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian;

7. melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan

memberantas kejahatan internasional;

8. melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas

kepolisian.

3. Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

dan huruf b diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 16

Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

13 dan Pasal 14 di bidang proses pidana, Kepolisian Negara Republik Indonesia

berwenang untuk:

a. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;

b. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian

perkara untuk kepentingan penyelidikan;

c. membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka

penyidikan;

d. menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta

memeriksa tanda pengenal diri;

e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;

f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau


saksi;

g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan

pemeriksaan perkara;

h. mengadakan penghentian penyidikan;

i. menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;

j. mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi dalam

keadaan mendesak untuk melaksanakan cegah dan tangkal terhadap orang

yang disangka melakukan tindak pidana;

k. memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai

negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil

untuk diserahkan kepada penuntut umum;

l. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

Pasal 17

Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia menjalankan tugas dan

wewenangnya di seluruh wilayah negara Republik Indonesia, khususnya di daerah

hukum masing-masing tempat ia diangkat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 18

1. Untuk kepentingan umum, pejabat Kepoliian Negara Republik Indonesia dalam

melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat bertindak menurut penilaiannya

sendiri.

2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat

dilakukan dalam keadaan yang sangat perlu dengan memperhatikan peraturan


perundang-undangan serta kode etik profesi Kepolisian Negara Republik

Indonesia.

Pasal 19

1. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, pejabat Kepolisian

Negara Republik Indonesia senantiasa bertindak berdasarkan norma hukum

dan mengindahkan norma agama, kesopanan, kesusilaan, serta menjunjung

tinggi hak asasi manusia.

2. Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pad

ayat (1), Kepolisian Negara Republik Indonesia mengutamakan tindakan

pencegahan

1.3 Identifikasi masalah : Peranan Kepolisian di Masyarakat

Contoh berita dibawah ini akan membawa kita kepada peranan

kepolisian dalam masyarakat

TEMPO Interaktif, SURABAYA - Kejaksaan Tinggi Jawa Timur telah

mengajukan permohonan bantuan kepada imigrasi agar mencegah dua buron

kasus korupsi, Rini Sukriswati serta dokter Bagoes Soetjipto, agar tidak melarikan

diri ke luar negeri.

Selain itu, Kejaksaan Tinggi juga telah meminta bantuan Kepolisian Daerah

Jawa Timur agar turut melacak keberadaan kedua buron kakap tersebut.

Kepala Kejaksaan Jawa Timur Abdul Taufiq mengatakan, segala cara

dilakukan untuk menemukan Rini dan Bagoes. Selain bekerjasama dengan


imigrasi dan kepolisian, Taufiq pun melibatkan masyarakat untuk ikut mencari

keberadaan Rini dan Bagoes.

"Jika ada masyarakat yang mengetahui mereka, laporkan segera ke kantor

polisi atau kejaksaan terdekat," kata Taufiq di Surabaya, Jumat (11/2).

Agar masyarakat mengetahui wajah dua buron itu, kata Taufiq, kejaksaan

akan mempublikasikan melalui media massa, baik cetak, elektronik maupun

online. Taufiq mengakui raibnya Rini dan Bagoes menjadi atensi Kejaksaan Agung

serta masyarakat.

Taufiq yang beru dua hari menjabat itu mengatakan, kejaksaan akan

memberikan reward kepada masyarakat yang ikut membantu menemukan

Bagoes dan Rini. Tapi, kata dia, reward itu bukan uang dalam jumlah yang

besar. "Karena kami tak punya anggaran untuk itu," ujarnya.

Bekas Inspektur Tindak Pidana Khusus, Perdata dan Tata Usaha Negara

Kejaksaan Agung itu menampik bila dikatakan pelibatan masyarakat untuk

mencari Rini dan Bagoes sebagai tanda bahwa kejaksaan telah kehabisan

cara. "Intinya kami masih terus upayakan meskipun seperti mencari jarum di

tumpukan jerami," tutur Taufiq.

Taufiq yakin Bagoes maupun Rini masih berada di Indonesia. Alasannya,

belum ada laporan dari petugas imigrasi bahwa dua buron itu mencoba melarikan

diri ke luar negeri. "Sejak kami minta bantuan imigrasi sampai saat ini belum ada

laporan apa-apa," papar Taufiq.

Rini, yang juga Kepala Bidang Usaha Tani Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

Timur adalah tersangka kasus korupsi dana penguatan modal usaha kelompok

petani tebu senilai Rp 25,9 miliar. Rini tak tentu rimbanya sejak awal tahun 2010
setelah Kejaksaan Jawa Timur hendak memeriksanya sebagai tersangka.

Adapun Bagoes yang sebelumnya bekerja sebagai dokter ahli bedah

dan pembuluh jantung di Rumah Sakit Umum Dr Soetomo, Surabaya, adalah

tersangka korupsi dana Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM)

senilai Rp 1,5 miliar. Selain menjadi buron kejaksaan tinggi, Bagoes juga diburu

oleh Kejaksaan Negeri Surabaya, Sidoarjo dan Jombang. KUKUH S WIBOWO.

BAB II

PEMBAHASAN & KESIMPULAN

Setelah saya membaca dan membahas pada Undang Undang No.2 Tahun

2002 Tentang Kepolisian , terlebih saya membaca peran serta wewenang

kepolisian pada pasal 13 sampai dengan pasal 19 yang mana pada pasal tersebut

yang menyangkut tentang masalah peranan kepolisian dan juga dari contoh

wacana pada Koran TEMPO-INTERAKTIF.

Polisi peranan kepolisian d masyarakat adalah mitra yang saling

membutuhkan , Kita sepakat bahwa polisi atau petugas kepolisian di negeri ini

mempunyai fungsi dalam struktur kehidupan masyarakat sebagai pengayom

masyarakat, penegak hukum, yaitu “mempunyai tanggung jawab khusus untuk

memelihara ketertiban masyarakat dan menangani kejahatan, baik dalam

bentuk tindakan terhadap pelaku kejahatan maupun dalam bentuk upaya

pencegahan kejahatan agar para anggota masyarakat dapat hidup dan bekerja

dalam keadaan aman dan tenteram.” Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan

polisi adalah berkenaan dengan masalah-masalah sosial, yaitu berkenaan


dengan sesuatu gejala yang ada dalam kehidupan sosial dan sesuatu masyarakat

yang dirasakan sebagai beban atau gangguan yang merugikan para anggota

masyarakat tersebut. Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat setempat

yaitu tempat dimana gejala¬-gejala sosial tersebut terwujud, maupun masyarakat

luas dimana masyarakat tersebut menjadi bagiannya, baik masyarakat lokal

maupun masyarakat nasional. Pengertian masyarakat juga mencakup pengertian

administrasi pemerintahannya atau tokoh-tokoh masyarakatnya yang dianggap

mewakili kepentingan kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan. Ringkasnya,

peranan polisi dalam menegakkan hukum dan melindungi masyarakat dan

berbagai gangguan rasa tidak aman dan kejahatan adalah kenyataan yang tidak

dapat dipungkiri. Baik melindungi warga masyarakat maupun melindungi berbagai

lembaga dan pranata sosial, kebudayaan dan ekonomi yang produktif.

Pada dasarnya hubungan Polri dengan warga masyarakat terbagi dalam tiga

katagori:

(1) Posisi seimbang atau setara, dimana polisi dan masyarakat menjadi

mitra yang saling bekerja sama dalam rangka menyelesaikan berbagai

masalah sosial yang terjadi di masyarakat;

(2) Posisi polisi yang dianggap masyarakat sebagai mitranya, sehingga

beberapa kebutuhan rasa aman harus dipahami dan dipenuhi;

(3) Posisi polisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat, sekaligus

sebagai aparat penegak hukum yang dapat dipercaya.

Dalam hal ini, harus dilihat bahwa kejahatan merupakan produk masyarakat, oleh

sebab itu menjadi wajar bila setiap upaya mengatasi kejahatan harus berakar dari

masyarakat itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.kpu.go.id/dmdocuments/UU%20KEPOLISIAN.pdf

2. http://www.pontianakpost.com/ , Kurniawan, Syamsul, MSI

3. http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2011/02/11/

Anda mungkin juga menyukai