Kepolisian Republik Indonesia atau yang sering disingkat Polri merupakan lembaga
negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan
hukum, serta memberikan perlindungan. pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Selain itu, dalam bidang penegakan
hukum khususnya yang berkaitan dengan penanganan tindak pidana sebagaimana yang di
atur dalam KUHAP, Polri sebagai penyidik utama yang menangani setiap kejahatan secara
umum dalam rangka menciptakan keamanan dalam negeri, Pasal 16 Undang-Undang RI
Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, berperan sebagai instrumen
hukum kewenangan kepolisian.
Lambang dan motto Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Polri) berbunyi Rastra Sewakottama ("राष्ट्र
सेवकोत्तम"), yang merupakan dari bahasa Sansekerta yang
berarti "Pelayan utama Bangsa". Dalam bahasa
Sansekerta, Rastra ("राष्ट्र") berarti "bangsa" atau "rakyat",
dan sevakottama ("सेवकोत्तम") berarti "pelayan
terbaik",maka disimpulkan bahwa Rastra Sewakottama
berarti "pelayan terbaik bangsa/rakyat", dan dipahami
sebagai "Polri sebagai pelayan dan abdi utama negara
dan bangsa". Sebutan itu adalah Brata pertama dari Tri
Brata yang diikrarkan sebagai pedoman hidup Polri sejak 1 Juli 1954.
2. Menurut Pasal 5 ayat (1) UU No. 2 Tahun 2002 : “Kepolisian Negara Republik
Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlingdungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
keamanan dalam negeri”.
Semula dalam kasus ini baru ditetapkan dua tersangka, yaitu M dan I. Saat ini tersangka
bertambah menjadi empat orang yaitu J dan Y. “Mereka ikut ngejagain (saat penyekapan).
Tidak ditahan karena mereka kooperatif datang kemudian juga wajib lapor,” kata Kasat
Reskrim Polrestro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruno, Rabu (13/10/2021).
Kasat Reskrim menjelaskan, saat ini pihaknya masih mengejar tiga pelaku lainnya, termasuk
pelaku utama kasus penyekapan ini. Selain itu pihaknya juga masih berusaha memanggil
pemilik perusahaan tempat Handi bekerja. Pada panggilan pertama, yang bersangkutan
mangkir sehingga dikirimkan panggilan kedua. “Sudah kita panggil,” tegasnya.
Sementara itu, kuasa hukum Atet Hadiyana Sihombing, Jon Mathias meminta agar aktor
utama kasus ini segera diungkap dan diamankan. Pihaknya mengapresiasi kerja cepat
Polrestro Depok dalam menangkap para pelaku yang ikut menyekap Handi.
“Kita apresiasi kinerja Polrestro Depok karena telah melakukan penyidikan dan
mengembangkan kasus ini. Di sini yang ditangkap baru pesuruhnya saja, aktor intelektualnya
belum tersentuh. Jadi kita minta penyidik untuk melangkah pada aktor intelektual,” katanya.
Dia berharap kasusnya segera terungkap dengan jelas. Dia berharap berkas di penyidik polres
segera lengkap agar bisa diserahkan ke Kejaksaan Negeri Depok. “Polres dengan cepat
melakukan penyidikan dan mengembangkan kasus ini. Dan Insya Allah juga sudah mulai
dilimpahkan ke kejaksaan, mungkin dalam waktu tidak lama lagi proses P21,” harapnya.
Kasus ini bermula ketika Handi dituding menggelapkan uang perusahaan sebanyak Rp73
miliar. Kemudian Handi diminta mengembalikan uang tersebut dengan menyerahkan
sejumlah aset yang dimiliki. Mulanya korban tidak tahu akan disekap karena dia diundang
untuk rapat di perusahaan. Tiba-tiba dia dibawa ke dalam ruangan dan diminta untuk
menandatangani surat yang menyatakan bahwa dia menggunakan uang perusahaan.
Handi menolak hingga kemudian terjadi penyekapan tersebut. Sejumlah aset pun sudah
diberikan Handi pada perusahaan. “Ada aset yang disita, banyak. Berupa tanah, rumah, uang
tunai, kendaraan roda empat dan dua. Sesuai kesepakatan mereka dengan saya kurang lebih
(nilainya) Rp42 miliar,” kata Handi.
Dia mengaku hingga saat ini masih mengalami trauma pasca kejadian tersebut. Dia masih
belum bisa berkomunikasi dengan banyak orang yang tidak dikenal. Bahkan mendengar suara
bel pun dia merasa gemetar. “Masih trauma karena hampir setiap saat saya dapat ancaman,
lihat senjata api, diancam dan lain sebagainya mau dilibas dan sebagainya,” tutupnya.
Referensi
https://seputarcibubur.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-1782783897/update-kasus-pembunuhan-
subang-polisi-telusuri-rekening-bank-amalia
https://metro.sindonews.com/read/567156/170/polisi-buru-dalang-penyekapan-pengusaha-di-
depok-1634094600
Kelompok :1
Anggota :
1. Asyraf Muzaffar
2. Dara Setya Mahda
3. Luthfia Latifah
4. M. Arief Regasa
5. Sultan Faiz
6. Raya Filza Indria