Anda di halaman 1dari 4

1. …..

2. Profesi Polri merupakan rofesi yang berkaitan dengan tugas Kepolisian baik di bidang operasional
maupun di bidang pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

3. Bidang atau ruang lingkup kepolisian yakni dalam bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Adapun dasar hukum tersebut terdapat pada Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Contoh perkara yang ditangani polisi yakni pencurian dan pembunuhan (pidana), sedangkan pada
lingkup perdata terdiri dari perselisihana, penipuan, pencemaran nama baik.

4. Hubungan polisi dengan masyarakat selaku kliennya, yakni polisi sebagai lembaga pemeliharaan
keamanan dalam negeri melalui berbagai upaya keamanan dan ketertiban masyarkat, penegakan hukum,
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Di sisi lain masyarakat juga dapat ikut
berperan aktif dalam pelaksanaan tugas dan fungsi polri demi terjaminnya keamanan dan ketertiban
masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan yang dilaksanakan oleh polri.

5. Hubungan undang-undang dengan profesi polisi yakni perlunya pengaturan dan dasar hukum yang
jelas bagi profesi polri dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya agar tidak terjadi penyelewengan dan
kesewenang-wenangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.

6. Syarat menjadi polisi antara lain:

a. warga negara Indonesia;

b. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

d. berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Umum atau yang sederajat;

e. berumur paling rendah 18 (delapan belas) tahun;

f. sehat jasmani dan rohani;

g. tidak pernah dipidana karena melakukan suatu kejahatan;


h. berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela; dan

i. lulus pendidikan dan pelatihan pembentukan anggota kepolisian.

7. Organisasi Kepolisian yakni Organisasi Polri yang disusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai
ke kewilayahan. Organisasi Polri tingkat pusat disebut Markas Besar Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Mabes Polri); sedang organisasi Polri tingkat kewilayahan disebut Kepolisian Negara Republik
Indonesia Daerah (Polda) di tingkat provinsi, Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort (Polres) di
tingkat kabupaten/kota, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Sektor (Polsek) di wilayah kecamatan.

Dampak dari adanya struktur organisasi tersebut memudahkan dalam alur koordinasi dan pembantuan
tugas antar kepolisian walaupun berbeda tingkatan (mabes, polda, polres, dan polsek)

8. Fungsi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu fungsi
internal dan fungsi eksternal.

Fungsi internal Kepolisian Republik Indonesia adalah fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan
organisasi Polri sendiri, termasuk pembinaan personel, administrasi, dan keuangan. Fungsi internal Polri
meliputi:

• Pembinaan personel, yaitu segala usaha dan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan personel Polri agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional,
proporsional, dan berkeadilan.

• Administrasi, yaitu segala usaha dan kegiatan untuk menyelenggarakan tata usaha dan perkantoran
yang tertib dan lancar.

• Keuangan, yaitu segala usaha dan kegiatan untuk mengelola keuangan Polri secara efektif dan efisien.

Fungsi eksternal Kepolisian Republik Indonesia adalah fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
dan fungsi Polri dalam hubungannya dengan masyarakat dan pemerintah. Fungsi eksternal Polri meliputi:

• Pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, yaitu segala usaha dan kegiatan untuk menjamin
keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dan ketertiban umum.

• Penegakan hukum, yaitu segala usaha dan kegiatan untuk menegakkan hukum dan keadilan dalam
rangka terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat.

• Pemberian perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, yaitu segala usaha dan
kegiatan untuk memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat.

9. Cara kepolisian mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yakni:

a. Melaksanakan tugas dengan sesungguh-sungguhnya.


b. Menjauhi segala hal yang menjadi larangan polri.

c. Netral dan tidak memihak terhadap salah satu pihak yang sedang bersengketa.

d. Menjamin tegaknya hukum.

e. Tidak pandang bulu terhadap penegakan hukum yang akan dilaksanakan.

f. Mendorong terwujudnya keamanan dan ketertiban di masyarakat

g. Patuh terhadap perintah pimpinan polri.

10. Kepolisian perlu dipercaya, karena kepolisian memegang peranan dan kedudukan yang penting
terhadap ketertiban dan keamanan di masyarakat. Sehingga apabila terjadi masalah di masyarakat,
masyarakat dapat langsung melaporkannya kepada polri sehingga dapat langsung diterima dan segera
ditindaklanjuti oleh kepolisian. Di sisi lain masyarakat juga tidak bisa hidup aman tanpa keberadaan
aparat kepolisian.

11. Menjaga privasi masyarakat yakni dengan cara tidak membocorkan identitas, kasus, dan proses
penyelidikan hingga penyidikan sehingga kerahasiaan setiap pihak yang terkait tidak boleh dibocorkan
oleh siapapun termasuk internal kepolisian.

12. Perbedaan polisi dengan advokat yakni

a. Polisi merupakan aparat penegakan hukum yang membidangi urusan ketertiban dan keamanan
masyarakat. Anggota kepolisian merupakan pegawai negeri pada kepolisian republik Indonesia.
Pengaturan mengenai kepolisian diatur dalam UU Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia dan Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Kode Etik Profesi Kepolisian
Negara Republik Indonesia.

b. Advokat merupakan ahli hukum yang berwenang sebagai penasihat atau pembela perkara di
pengadilan. Di sisi lain advokat juga dapat didefinisikan sebagai orang yang berprofesi memberi jasa
hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat. Advokat bukan merupakan pegawai negeri
sehingga tidak memperoleh gaji dari negara, melainkan melalui honorarium.

13. Hubungan antara negara dengan kepolisian yakni negara memegang peranan penting sebagai
fasilitator, regulator, serta pengawas dalam pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Sedangkan kepolisian berperan dalam pelaksanaan tugas dan wewenang yang telah diberikan serta
menjauhi larangan yan telah ditetapkan melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepolisian
juga berperan penting pelaksanaan menjamin keamanan dan ketertiban bagi masyarakat.
14. Larangan profesi polri yakni tidak netral (menjadi anggota atau pengurus partau politik), tidak
menjalankan kewajibannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, melanggar
norma atau aturan hukum yang ada, tidak taat terhadap perintah atau tugas yang telah diberikan oleh
pimpinan.

15. Langkah penegakan hukum terhadap anggota polri yang melanggar kode etik, yakni:

a. Akan dilaksanakan pemeriksaan dalam persidangan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri serta
pelanggaran lain sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan.

b. Pemeriksaan dilakukan dalam sidang kode etik polri

c. Apabila terjadi pelanggaran kumulatif antara pelanggaran disiplin dengan Kode Etik

Profesi Polri, maka penyelesaiannya dilakukan melalui sidang disiplin atau sidang Komisi

Kode Etik Polri berdasarkan pertimbangan Atasan Ankum dari terperiksa dan pendapat

serta saran hukum dari Pengemban Fungsi Pembinaan Hukum.

Anda mungkin juga menyukai