NURCAHAYA (18041108)
Fakultas Hukum
Universitas Asahan
2021/2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
BAB 1.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A Latar Belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………………………….4
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………………………………………………………………………………4
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. Pengertian Polisi............................................................................................................................6
B. Tugas dan wewenang Polisi...........................................................................................................6
C. Kode Etik Profesi Kepolisian...........................................................................................................7
D. Perbuatan yang dilarang oleh profesi Polisi..................................................................................9
E. Lembaga yang mengadili Pelanggaran kode Etik Polisi...............................................................10
F. Sanksi Pelanggaran Kode Etik Polisi.............................................................................................10
G. Contoh kasus pelanggaran..........................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..................................................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga tugas
kelompok dengan judul “Etika Profesi Polisi” selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Terimakasih kepada Ibu Dosen mata kuliah Etika Profesi Hukum yang telah memberikan
materi tersebut, sehingga kami banyak mendapatkan pengetahuan dan referensi ilmu yang
Kami menyadari karya tulis ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi kalimat, isi
dan tata bahasa, oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yan sifatnya membantu
makalah ini bermanfaat bagi kita semua, baik untuk para pembaca dan khususnya kami
sebagai penyusun.
Pelayanan Masyarakat melalui langsung maupun tidak langsung bisa dilakukan dan
disederhanakan dengan melakukan efisensi dan efektifitas yang terkait dengan
penggunaan tekhnologi Kepolisian yang maksimal dan up to date. Pengawasan juga
diperlukan dalam rangka menjaga supaya tidak ada penyelewengan dan penyalahgunaan
kekuasaan dalam praktek-praktek kerja di lapangan.
Polisi sangat berperan terhadap terciptanya keamanan dan ketertiban di dalam masyarakat
dengan cara menberikan perlindungan hukum kepada masyrakat. Keberadaan polisi akan
selalu dibutuhkan oleh masyrakat selama ketertiban dan kedisplinan hukum di dalam
masyrakat selalu berada dalam kemungkinan terancam. Polisi tidak akan dibutuhkan
dalam kehidupan masyrakat ketika anggota masyrakat sudah dapat mendisplinkan dan
menertibkan dirinya sendiri dengan sangat baik. Pada saat itu, dalam kacamata satjipto
Rahardjo, pekerjaan polisi akan direduksi menjadi bersifat administratif belaka (2002 :
87).
Sejarah panjang telah membentuk kepolisian Indonesia yang menjadi polri pada saat
ini. Tanpa mengurangi besarnya keberhasilan yang telah dicapai polisi, telah terbukti
mampu menjadi salah satu pilar penegak keamanan yang mengantar pembangunan
Bangsa dan Negara. Polisi terus berjuang keras, karena belum mampu menjawab tuntutan
pelayanan masyarakat yang meningkat cepat sebagai hasil pembangunan, sedangkan
kemampuan polisi nyaris tidak berkembang, celaan, cemoohan, tudingan bahwa polisi
tidak professional.
Memang Republik Indonesia ini sudah mendesak untuk memiliki polisi yang
professional, efektif, efisien, dan modern. Tetapi kita semua tahu, kendalanya sangat
banyak. Salah satu akar permasalah adalah adanya kecenderungan melemahnya
penghayatan dan pengamalan Etika Kepolisian. Etika sendiri terbentuk dari endapan
sejarah, budaya, kondisi social dan lingkungan dengan segala aspek dan prospeknya.
Internalisasi dan penerapan Etika Kepolisian yang tidak mantap, merupakan factor
penyebab kurang dalamnya pendalaman etika, sehingga polisi ditingkat pelaksanaan
sangat labil, mudah goyah dan terombangambing dalam gelombang dan gegap
gempitanya perubahan dalam pembangunan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah profesi Polisi itu?
2. Apasaja tugas dan wewenang Polisi itu?
3. Apa kode perilaku Polisi?
4. Apa perbuatan yang dilarang dari profesi Polisi?
5. Jika ada seorang polisi melakukan pelanggaran Kode Etik, lembaga mana yang
berwenang mengadili atau memprosesnya?
6. Bagaimana sanksi kode perilaku bagi profesi Polisi itu diberikan
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dibuatnya makalah kami ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengertian tentang profesi Polisi
2. Memberikan informasi terkait Tugas danWewenang profesi Polisi
3. Memberikan informasi terkait kode perilaku Polisi
4. Memberian informasi terkait perbuatan yangdilarang dari profesi Polisi
5. Memberikan informasi lembaga yang berwenang mengadili jilka terjadi
pelanggaran Kode Etik Polisi
6. Memberikan wawasan tentang sanksi kode etik bagi profesi Polisi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Polisi
Polisi adalah salah satu unsur dari penegak hukum selain jaksa, Hakim, dan Advokat
atau pengacara. Sebagai salah satu unsur penegak hukum tentu tugas pokok dan
fungsinya adalah untuk memberantas pelanggaran atau tindakan yang bertentangan
dengan hukum. Seperti perbuatan mencuri, membunuh, menipu, korupsi, kolusi, dan lain
sebagainya. Karena tugas dan kewajibannya itu maka Polisi dijaikan sebagai pengayom
dan pelindung masyarakat. Tentu saja dengan adanya perlindungan yang diberikan oleh
petugas kepolisian secara maksimal masyarakat akan merasa tenang dan aman.
Dasar hukum: Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-
undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Peraturan
Kepala Kepolisian Negara nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian
Negara Republik Indonesia .
Dengan memahami pengertian dasar Etika Kepolisian, yang menjadi akar dan pedoman,
yang menopang bentuk perilaku ideal yang kokoh dari polisi dalam melaksanakan
pengabdiannya maka, akan membuat mereka teguh dalam pendiriannya, sehingga mereka
dapat mengambil sikap yang tepat dalam setiap tindakannya. Dimana sikap itu berpangkal
dari integritas yang mendalam dalam sanubari dan hati nuraninya. Itulah dasar dari
moralitas Etika Kepolisian yang bersifat hakiki.
Tanpa memahami dasar itu seorang polisi akan dapat goyah apabila menghadapi
problema-problema yang dijumpai dalam penugasan. Sikap goyah itu akan mendorong
mereka untuk berperilaku menyimpang dari Etika kepolisian yang seharusnya mereka
tegakkan.
Pemahaman yang setengah-tengah akan membuat mereka patuh hanya kalau ada pengawasan
saja. Hal itu dapat diartikan sebagi sikap yang serba goyah, sikap yang tidak stabil, sikap
yang tidak mantap bahkan pelecehan terhadap Etika Kepolisian.
Etika Kepolisian yang diaplikasikan dengan baik dan benar akan membantu polisi dalam
pemecahan masalahnya sehari-hari. Polisi secara tepat dapat menentukan apakah tindakan itu
baik atau tidak baik dalam mengemban tugas mereka. Apakah harus menerima uang imbalan
atas hasil karyanya atau harus menolaknya, secara tegas yang sudah disebut dalam sumpah
jabatan. Sikap professional dan keteladanan akan segera terlihat dan terasa pada saat dia
menentukan tindakannya.
Polisi adalah aparat penegak hukum. Tetapi dalam kenyataan yang terjadi ada sebagian
anggota itu bertindak sebaliknya dan tidak sesuai dengan etika profesi kepolisian. Atau dalam
arti kata ada sebagian polisi melakukan pelanggaran terhadap kode etik profesi kepolisian.
Pelanggaran ataupun perbuatan pidana anggota kepolisian yang tidak sesuai dengan kode etik
kepolisian ini tentunya berakibat hukum. Permasalahan kedua dapat diberikan jawaban
bahwa penyelesaian pelanggaran kode etik profesi kepolisian yang mengakibatkan terjadinya
tindak pidana.
Ketentuan mengenai Kode Etik Profesi Polri sebagaimana diatur dalam Peraturan Kapolri No.
7 tahun 2006 dan Peraturan Kapolri No.8 Tahun 2006, merupakan kaidah moral dengan
harapan tumbuhnya komitmen yang tinggi bagi seluruh anggota Polri agar mentaati dan
melaksanakan (mengamalkan) Kode Etik Profesi Polri dalam segala kehidupan, yaitu dalam
pelaksanaan tugas, dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pengabdian kepada masyarakat,
bangsa dan negara.
Undang-undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, disahkan
di Jakarta pada tanggal 8 januari2002, diundangkan pada tanggal 8 januari 2002 dalam
Lembaran Negara No. 2 Tahun 2002, tambahan Lembaran Negara No. 4168.
Menurut Undang-undang No 2 tahun 2002 tentang Kode Etika Profesi, Pasal 13 ayat (1)
menyatakan: “Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan tidak
dengan hormat dari dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia karena melanggar sumpah/
janji anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, sumpah/ janji jabatan, dan/atau Kode
Etik Profesi Kepolisian Negara
Republik Indonesia.” Selanjutnya dalam Pasal 1 Undang-undang No. 2 Tahun 2002 berbunyi:
kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
Khusus untuk perbuatan yang melanggar hukum dalam koridor hukum Polri atau pun
pelanggran kode etik, penyelesaian nya secara internal kelembagaan, yakni melalui
sidang disiplin maupun sidang Komisi Kode Etik Profesi, sebagaimana diatur dalam
peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tantang peraturan Disiplin Bagi Anggota Polri.
Dengan keluarnya peraturan Pemerintah No.3 Tahun 2003 tentang pelaksanaaan Teknis
Institusional Peradilan Umum bagi anggota Polri, maka pemeriksaan bagi anggota Polri
dalam perkara pidana mulai dari tingkat penyidikan sampai pada persidangan,
mendasarkan pada UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHP. Sejak berlakunya peradilan
umum bagi anggota kepolisian, telah banyak perkara pidana anggota polri yang
disidangkan dan diputus oleh peradilan umum.
Lalu bagaimana dengan anggota Polri yang melakukan tindak pidana? Perlu diingat
kembali bahwa anggota Polri merupakan warga sipil, sehingga mereka tunduk pada
kekuasaan peradilan umum.
Anggota Polri tersebut akan tetap dijatuhi sanksi disiplin dan sanksi pelanggaran kode
etik tanpa menghapus tuntutan pidana terhadapnya. Kompleksnya tahapan pemidanaan
yang harus dihadapi Polri menunjukkan besarnya tanggung jawab yang mereka emban
sebagai aparat dengan kode etik yang mengayomi masyarakat.
G. Contoh kasus pelanggaran
Contoh Kasus Polisi yang melanggar kode etik:
Kekerasan di lingkup polri, berbentuk umbar emosi dengan cara memuntahkan 6 peluru
oleh anak buah (Briptu Hance) yang mengakibatkan kematian Wakapolwiltabes semarang
AKBP Lilik Purwanto (14/3), kembali mencoreng citra Kepolisian Negara Republik
Indonesia. Kasus ini mustahil bisa terjadi, bila setiap anggota polri benar-benar melandasi
profesinya dengan etika.
Kasus polisi yang memaksa memeriksa isi handphone warga. Sangat disayangkan
tindakan oknum polisi ini dinilai bisa mencoreng citra institusi. Apalagi upaya paksa
memeriksa isi handphone itu dilakukan kepada warga yang tidak melakukan tidakan
pidana apapun.
Sebagai pengayom masyarakat polisi tidak boleh bertindak semena-mena. Tindakan polisi
yang memaksa membuka isi handphone warga itu sudah termasuk dalam kategori
penggeledahan.
Semua penggeledahan yang diatur dalam UU No 8 Tahun 99 itu harus dilakukan oleh
yang berwenang penyidik, artinya yang memiliki SK sebagai penyidik. Pertanyaannya
apakah oknum polisi tersebut berstatus penyidik?
Dalam UU 8/1981 Pasal 32-37 sudah mengatur prosedur penggeledahan dan tidak bisa
dilakukan sewenang-wenang. Tindakan penggeledahan harus didahului adanya temuan
tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang dan didasari oleh dua bukti permulaan yang
sah dan cukup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya etika maka manusia akan lebih dapat menghargai orang lain baik itu dalam
lingkungan intern maupun ekstern. Untuk kemajuan global seperti ini etika bukanlah hal
sepele lagi karena etika dapat menjadi salah satu penilaian citra baik buruk suatu perusahaan
yang anda gunakan untuk bekerja. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan biasanya
menekankan pada karyawannya untuk menjaga sikap guna menjaga nama baik perusahaan
tersebut.
Etika sendiri biasanya terbentuk dari pola kebiasaaan hidup manusia itu sendiri, akan tetapi
lingkungan yang baik juga tidak dapat mendukung sepenuhnyabagi seorang individu untuk
berkelakuan baik, karena pada dasarnya etika adalah kesadaran berperilaku sopan dari dalam
diri sendiri.
Etika Kepolisian adalah norma atau sekumpulan peraturan yang ditetapkan untuk
membimbing tugas dan untuk dijadikan pedoman dalam mewujudkan pelaksanaan tugas yang
baik bagi penegak hukum, ketertiban umum dan keamanan masyarakat.
Manfaat etika adalah memperkuat hati nurani yang baik dan benar, sehingga mereka
sungguh-sungguh merasakan bahwa hidupnya, pengabdiannya, pelaksanaan tugasnya dan
tingkah lakunya adalah berguna, bermanfaat bagi masyarakat, karenanya dia dihargai,
diterima, bahkan ditempatkan secara terhormat didalam masyarakatnya. Sehingga dapat
mengangkat martabat kepolisian didalam masyarakat jika dilaksanakan dengan baik.
Pengembangan Etika Kepolisian dapat dilakukan, ditumbuhkan, dibangun dan dipupuk agar
dapat subur dan berkembang dengan baik adalalh dengan caracara-cara:
1. Membangun masyarakat
2. Membentuk Polisi yang baik
3. Membentuk pimpinan polisi yang baik
Etika kepolisian yang benar, baik dan kokoh, akan merupakan sarana untuk:
1. Mewujudkan kepercayaan diri dan kebanggan sebagai seorang polisi, yang kemudian
dapat menjadi kebanggan bagi masyarakat.
2. Mencapai sukses penugasan
3. Membina kebersamaan, kemitraan sebagai dasar membentuk partisipasi masyarakat
4. Mewujudkan polisi yang professional, efektif, efesien dan modern, yang bersih dan
berwibawa, dihargai dan dicintai masyarakat.
B. Saran
Perilaku yang menyimpang yang terjadi pada diri kepolisian harus segera diselidiki dan
ditindak, sehingga akan mengurangi tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan Etika
Kepolisian.
DAFTAR PUSTAKA