Disusun Oleh :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Etika Profesi Polisi” ini dapat tersusun sampai
dengan selesai. Dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Advokasi dan
Penyelesaian Sengketa. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Dan tidak lupa pula saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak
Fikry Ainur Siddiq, S.H., MH. selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Profesi
Hukum yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan
tugas makalah ini dengan Tema atau bahasan utamanya mengenai Etika Profesi
Polisi
Kelompok II
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata polisi
adalah suatu badan yang bertugas memelihara keamanan, ketentraman, dan
ketertiban umum (menangkap orang yang melanggar hukum), merupakan suatu
anggota badan pemerintah (pegawai negara yang bertugas menjaga keamanan dan
ketertiban)
1
(bukan penggunaan kekerasan kekerasan total seperti yang dimiliki oleh
TNI/militer) karena itu etika profesi kepolisian diharapkan dapat menghindarkan
petugas polisi dari tindakan yang emosi, semangat kesukuan, keagamaan dan atau
semangat sectarian lainya.
Kode Etik Profesi Polri ini merupakan landasan yang akan membimbing
anggota Polri dalam menjalankan tanggung jawab, tugas, serta wewenangnya
dalam setiap jabatan. Pada dasarnya kode etik ini menjadi patokan yang
mengawasi tingkah laku Polri supaya tidak melenceng atau melakukan
penyalahgunaan wewenang.
Polisi adalah hukum yang hidup melalui polisi ini, janji-janji dan tujuan
hukum untuk mengamankan dan melindungi masyarakat menjadi suatu
kenyataan. Sebagai suatu profesi maka di dalam kepolisian diperlukan upaya
pemolisian profesi, karena polisi merupakan suatu pekerjaan yang memiliki
kedudukan yang strategis dalam bidang penegakan hukum. Profesi Polri memiliki
standar persyaratan yang bermacammacam dalam bidang perekrutannya dan
merupakan salah satu organisasi yang mengembangkan sendiri suatu pengetahuan
teoritis.kepolisian juga merupakan suatu badan yang mempunyai dan
melaksanakan kode etik dan memiliki otonomi politik untuk mengontrol nasibnya
sendiri. kode etik diperlukan untuk melindungi kalangan profesi ini dari hal-hal
yang tidak diinginkan.
2
1.2.Rumusan Masalah
1. Kita bisa mengetahui apa yang dimaksud dengan Etika Profesi Polisi.
2. Dapat Mengetahui apa tujuan adanya Etika Profesi Polisi.
3. Mengetahui prinsip dari Etika Profesi Polisi.
4. Mempelajari dan menganalisis apasaja ruang lingkup Etika Profesi Polisi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian
Etika profesi itu ada untuk menciptakan kepolisian sebagai aparat penegak
hukum yang profesional, memiliki kredibilitas, serta beretika. hal tersebut diatur
dalam Pasal 34 ayat (1) Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia yang berbunyi: “ Sikap dan perilaku pejabat
Kepolisian Negara Republuik Indonesia terikat pada kode etik profesi Kepolisian
Negara Republik Indonesia”. pengemban profesi kepolisian selain memiliki
keahlian dalam bidangnya, haruslah bersikap dan berperilaku sesuai kode etik
yang mengikat mereka, oleh karena itu setiap professional kepolisian harus secara
mandiri mampu memenuhi kebutuhan warga masyarakat yang memerlukan
pelayanan dibidang hukum dengan beretika.
kode etik adalah suatu sistem norma atau nilai dan juga aturan profesional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak
benar dan tidak baik bagi profesional. kode etik menyatakan perbuatan apa saja
yang benar atau salah,perbuatan apa yang harus dilakukan dan perbuatan apa yang
4
harus dihindari atau secara singkatnya definisi kode etik yaitu suatu pola aturan,
tata cara, tanda, pedoman etis ketika melakukan suatu kegiatan atau suatu
pekerjaan. kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman
berperilaku
Kode etik bagi profesi Kepolisian tidak hanya didasarkan pada kebutuhan
profesional, tetapi juga telah diatur secara normatif dalam Undang Undang No. 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang ditindaklanjuti
dengan Peraturan Kapolri, sehingga Kode Etik Profesi Polri berlaku mengikat
bagi setiap anggota Polri. Terdapat pada Pasal 1 angka 5 Peraturan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik
Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa,norma-norma
atau aturanaturan yang merupakan kesatuan landasan etik atau filosofis yang
berkaitan dengan perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan,
dilarang, patut, atau tidak patut dilakukan oleh Anggota Polri dalam
melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab jabatan.
5
2.2.Tujuan
6
Saat anggota Polri dinyatakan sebagai pelanggar kode etik Polri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2), maka akan dikenakan sanksi
pelanggaran Kode Etik Profesi Polri. Sanksi akan dikenakan sebagai bagian dari
pertanggungjawaban atas pelanggaran yang dilakukan. Berikut beberapa sanksi
pelanggaran kode etik Polri:
7
2.3.Prinsip
1. Kepatutan, yaitu standar dan/atau nilai moral dari kode etik Anggota
Polri yang dapat diwujudkan ke dalam sikap, ucapan, dan perbuatan.
2. Kepastian hukum, yaitu adanya kejelasan pedoman bagi Anggota Polri
dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan penegakan KEPP.
3. Sederhana, yaitu pelaksanaan penegakan KEPP dilakukan dengan cara
mudah, cepat, serta akuntabel dengan tetap menjunjung tinggi
kebenaran dan keadilan.
4. Kesamaan hak, yaitu setiap Anggota Polri yang diperiksa atau
dijadikan saksi dalam penegakan KEPP diberikan perlakuan yang
sama tanpa membedakan pangkat, jabatan, status sosial, ekonomi, ras,
golongan, dan agama.
5. Aplikatif, yaitu setiap putusan Sidang KEPP dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
6. Akuntabel, yaitu pelaksanaan penegakan KEPP dapat
dipertanggungjawabkan secara administratif, moral, dan hukum
berdasarkan fakta.
8
2.4.Ruang Lingkup
Kode Etik Profesi Polri (KEPP) polisi diatur dalam Peraturan Kapolri
Nomor 14 Tahun 2011. Ruang lingkup pengaturan KEPP mencakup hal-hal
sebagai berikut:
9
budaya Indonesia. Dengan demikian, Etika Kemasyarakatan memuat
pedoman berperilaku anggota Polri dalam hubungannya dengan:
Pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas);
Penegakan hukum; Pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat;
dan Kearifan lokal, antara lain gotong royong, kesetiakawanan, dan
toleransi.
4. Etika Kepribadian Etika Kepribadian adalah sikap perilaku
perseorangan anggota Polri dalam kehidupan beragama, kepatuhan,
ketaatan, dan sopan santun dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, Etika
Kepribadian memuat pedoman berperilaku anggota Polri dalam
hubungannya dengan: Kehidupan beragama; Kepatuhan dan ketaatan
terhadap hukum; dan Sopan santun dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3.1.Contoh Kasus
Kasus yang baru baru ini masih hangat di perbincangkan tidak lain dan
tidak bukan yaitu kasus yang menjerat Inspektur Jenderal Ferdy Sambo, Mantan
Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan ini resmi dipecat secara tidak hormat,
Ferdy Sambo juga diketahui telah kembali ditetapkan sebagai tersangka terkait
obstruction of justice atau menghalangi penyidikan Brigadir J. Dari penyidikan
kasus itu, Sambo telah melanggar setidaknya 7 kode etik dalam perkara kasus
pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
10
BAB III
PENUTUP
3.2.Kesimpulan
3.3.Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
https://tirto.id/apa-saja-prinsip-ruang-lingkup-kode-etik-profesi-polri-kepp-gvnB
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6253736/mengenal-kode-etik-polri-
sidang-pelanggaran-yang-dijalani-ferdy-
sambo#:~:text=Dilansir%20dari%20laman%20resmi%20Polri,Nomor%201%20T
ahun%202003%20tentang
https://nasional.sindonews.com/read/864393/14/mengenal-kode-etik-profesi-polri-
ruang-lingkup-serta-larangannya-1661249309?showpage=all
https://nasional.kompas.com/read/2022/07/29/01050051/apa-saja-kode-etik-
profesi-polri-
https://www.tribunnews.com/nasional/2022/08/24/mengenal-apa-itu-kode-etik-
profesi-polri-dan-sidang-kode-etik-yang-dilaksanakan
12