Anda di halaman 1dari 15

ETIKA PROFESI POLISI

Disusun Oleh :

NOVIKA SUKMA ( 719411953 )


IZZAH NURHANAFIYAH FIRDAUSI ( 719411963 )
IMAM BUCHORI ( 716411674 )
BASRONI RIZAL ( 719411967 )
MARFISDA RICO PRADANA ( 719411985 )
MAULANA ROUF ABABIL ( 719411990 )
MELLY KURNIYATI ( 719412009 )
EKO WAHYUDI ( 719412002 )

PROGRAM STUDI HUKUM FAKULTAS HUKUM


UNIVERSITAS WIRARAJA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Etika Profesi Polisi” ini dapat tersusun sampai
dengan selesai. Dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Advokasi dan
Penyelesaian Sengketa. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Dan tidak lupa pula saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak
Fikry Ainur Siddiq, S.H., MH. selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Profesi
Hukum yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan
tugas makalah ini dengan Tema atau bahasan utamanya mengenai Etika Profesi
Polisi

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi saya
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Sumenep 16 Desember 2022

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

2.1. Pengertian ................................................................................................. 4

2.2. Tujuan ....................................................................................................... 6

2.3. Prinsip ....................................................................................................... 8

2.4. Ruang Lingkup ......................................................................................... 9

3.1. Contoh Kasus ......................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11

3.2. Kesimpulan ............................................................................................. 11

3.3. Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata polisi
adalah suatu badan yang bertugas memelihara keamanan, ketentraman, dan
ketertiban umum (menangkap orang yang melanggar hukum), merupakan suatu
anggota badan pemerintah (pegawai negara yang bertugas menjaga keamanan dan
ketertiban)

Di Indonesia istilah “polisi” dikemukakan oleh salah satu pakar ilmu


hukum yang bernama Dr.Sadjijono, menurut Sadjijono istilah “polisi” adalah
sebagai organ atau lembaga pemerintah yang ada dalam negara, sedangkan istilah
“Kepolisian” adalah sebagai organ dan sebagai fungsi. Sebagai organ, yakni suatu
lembaga pemerintahan yang teroganisasi dan terstruktur dalam organisasi negara.
Sedangkan sebagai fungsi, yakni tugas dan wewenang serta tanggungjawab
lembaga atas kuasa undang-undang untuk menyelenggarakan fungsinya, antara
lain memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
perlindungan, pengayom dan pelayan masyarakat

Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah sebagai aparatur negara dan


birokrasi pemerintahan.fungsi polisi secara universal adalah membasmi kejahatan
(fighting crime), memelihara ketertiban (maintaining law and order) dan
melindungi warga dari bahaya (protecting people).karenanya Polisi lazim
dirumuskan sebagai badan penegakan hukum (law enforcement agency) sebagai
pemelihara ketertiban (order maintenance) sebagai juru damai (peace keeping
official) dan pelayanan public (public servant). polisi oleh hokum diberikan
wewenang penggunan kekerasan jika terpaksa dengan tujuan untuk penyelamatan
dan penertiban masyarakat. Wewenang ini hanya dioperasionalkan secara terbatas

1
(bukan penggunaan kekerasan kekerasan total seperti yang dimiliki oleh
TNI/militer) karena itu etika profesi kepolisian diharapkan dapat menghindarkan
petugas polisi dari tindakan yang emosi, semangat kesukuan, keagamaan dan atau
semangat sectarian lainya.

Kode Etik Profesi Polri ini merupakan landasan yang akan membimbing
anggota Polri dalam menjalankan tanggung jawab, tugas, serta wewenangnya
dalam setiap jabatan. Pada dasarnya kode etik ini menjadi patokan yang
mengawasi tingkah laku Polri supaya tidak melenceng atau melakukan
penyalahgunaan wewenang.

Polisi adalah hukum yang hidup melalui polisi ini, janji-janji dan tujuan
hukum untuk mengamankan dan melindungi masyarakat menjadi suatu
kenyataan. Sebagai suatu profesi maka di dalam kepolisian diperlukan upaya
pemolisian profesi, karena polisi merupakan suatu pekerjaan yang memiliki
kedudukan yang strategis dalam bidang penegakan hukum. Profesi Polri memiliki
standar persyaratan yang bermacammacam dalam bidang perekrutannya dan
merupakan salah satu organisasi yang mengembangkan sendiri suatu pengetahuan
teoritis.kepolisian juga merupakan suatu badan yang mempunyai dan
melaksanakan kode etik dan memiliki otonomi politik untuk mengontrol nasibnya
sendiri. kode etik diperlukan untuk melindungi kalangan profesi ini dari hal-hal
yang tidak diinginkan.

2
1.2.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Etika Profesi Polisi?


2. Apa tujuan dari Etika Profesi Polisi?
3. Bagaimana prinsip Etika Profesi Polisi?
4. Apa saja ruang lingkup Etika Profesi Polisi?

1.3.Tujuan dan Manfaat

1. Kita bisa mengetahui apa yang dimaksud dengan Etika Profesi Polisi.
2. Dapat Mengetahui apa tujuan adanya Etika Profesi Polisi.
3. Mengetahui prinsip dari Etika Profesi Polisi.
4. Mempelajari dan menganalisis apasaja ruang lingkup Etika Profesi Polisi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian

Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang


menjalankan salah satu fungsi pemerintahan terutama dibidang pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat melalui pemberian perlindungan,
pengayoman, serta pelayanan pada masyarakat serta penegakan hukum.Kepolisian
merupakan institusi penting dalam mendukung terciptanya penegakan hukum
yang adil, yang berdiri di garda utama dalam penegakan hukum. Lembaga
Kepolisian Negara Republik Indonesia memiliki etika profesi dalam
melaksanakan wewenangnya demi tercapainya tugas dan fungsi pemerintahan dari
kepolisian itu sendiri.

Etika profesi itu ada untuk menciptakan kepolisian sebagai aparat penegak
hukum yang profesional, memiliki kredibilitas, serta beretika. hal tersebut diatur
dalam Pasal 34 ayat (1) Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia yang berbunyi: “ Sikap dan perilaku pejabat
Kepolisian Negara Republuik Indonesia terikat pada kode etik profesi Kepolisian
Negara Republik Indonesia”. pengemban profesi kepolisian selain memiliki
keahlian dalam bidangnya, haruslah bersikap dan berperilaku sesuai kode etik
yang mengikat mereka, oleh karena itu setiap professional kepolisian harus secara
mandiri mampu memenuhi kebutuhan warga masyarakat yang memerlukan
pelayanan dibidang hukum dengan beretika.

kode etik adalah suatu sistem norma atau nilai dan juga aturan profesional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak
benar dan tidak baik bagi profesional. kode etik menyatakan perbuatan apa saja
yang benar atau salah,perbuatan apa yang harus dilakukan dan perbuatan apa yang

4
harus dihindari atau secara singkatnya definisi kode etik yaitu suatu pola aturan,
tata cara, tanda, pedoman etis ketika melakukan suatu kegiatan atau suatu
pekerjaan. kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman
berperilaku

Sedangkan Kode etik profesi adalahpedoman sikap, tingkah laku dan


perbuatan dalam melaksanakan tugas dalam kehidupan sehari-hari atau
merupakan daftar kewajiban dalam menjalankan suatu profesi yang disusun oleh
para anggota profesi itu sendiri dan mengikat mereka dalam praktik. Kode etik
profesi berisi nilai-nilai etis yang ditetapkan sebagai sarana pembimbing dan
pengendati bagaimana seharusnya atau seyogyanya pemegang profesi bertindak
atau berperilaku ataa berbuat dalam menjalankan profesinya. Jadi, nilai-nilai yang
terkandung dalam kode etik profesi adalah nilai-nilai etis.

Kode etik bagi profesi Kepolisian tidak hanya didasarkan pada kebutuhan
profesional, tetapi juga telah diatur secara normatif dalam Undang Undang No. 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang ditindaklanjuti
dengan Peraturan Kapolri, sehingga Kode Etik Profesi Polri berlaku mengikat
bagi setiap anggota Polri. Terdapat pada Pasal 1 angka 5 Peraturan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik
Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa,norma-norma
atau aturanaturan yang merupakan kesatuan landasan etik atau filosofis yang
berkaitan dengan perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan,
dilarang, patut, atau tidak patut dilakukan oleh Anggota Polri dalam
melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab jabatan.

5
2.2.Tujuan

Pada dasarnya tujuannya adalah berusaha meletakkan Etika Kepolisian


secara proposional dalam kaitannya dengan masyarakat.sekaligus juga bagi polisi
berusaha memberikan bekal keyakinan bahwa internalisasi Etika kepolisian yang
benar, baik dan kokoh, akan merupakan sarana untuk

a. Mewujudkan kepercayaan diri dan kebanggan sebagai seorang polisi,


yang kemudian dapat menjadi kebanggan bagi masyarakat.
b. Mencapai sukses penugasan.
c. Membina kebersamaan, kemitraan sebagai dasar membentuk
partisipasi masyarakat.
d. Mewujudkan polisi yang professional, efektif, efesien dan modern,
yang bersih dan berwibawa, dihargai dan dicintai masyarakat.

Untuk mendukung tujuan kepolisian di atas, polisi juga memiliki tugas-


tugas tertentu sebagaimana tercantum dalam Pasal 2 Peraturan Kepala Kepolisian
Republik Inddonesia mengenai tujuan Kode Etik Polisi adalah sebagai berikut :

a. Menerapkan nilai-nilai Tribrata dan Catur Prasetya dalam pelaksanaan


tugas dan wewenang umum kepolisian.
b. Memantabkan profesionalisme,integritasdan akuntabilitas Anggota
Polri
c. Menyamakan pola pikir,sikap dan tindak Anggota Polri
d. Menerapkan standar profesi Polri dalam pelaksanaan tugas Polri dan
e. Memuliakan profesi Polri dengan penegakan KEPP

6
Saat anggota Polri dinyatakan sebagai pelanggar kode etik Polri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2), maka akan dikenakan sanksi
pelanggaran Kode Etik Profesi Polri. Sanksi akan dikenakan sebagai bagian dari
pertanggungjawaban atas pelanggaran yang dilakukan. Berikut beberapa sanksi
pelanggaran kode etik Polri:

1. Perilaku melanggar dinyatakan sebagai perbuatan tercela.


2. Kewajiban pelanggar untuk meminta maaf secara lisan di hadapan
sidang KEPP dan atau secara tertulis kepada pimpinan Polri dan pihak
yang dirugikan.
3. Kewajiban pelanggar untuk mengikuti pembinaan mental kepribadian,
kejiwaan, keagamaan, dan pengetahuan profesi, sekurang-kurangnya
(1) satu minggu dan paling lama (1) bulan.
4. Dipindahtugaskan ke jabatan berbeda yang bersifat demosi sekurang-
kurangnya satu tahun.
5. Dipindahtugaskan ke fungsi berbeda sekurang-kurangnya satu tahun.
6. Dipindahtugaskan ke wilayah berbeda sekurang-kurangnya satu tahun.
7. Pemberhentian dengan hormat sebagai anggota Polri.
8. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai anggota Polri
Setiap sanksi ini tentu berbeda tergantung jenis pelanggaran yang
dilakukan. Semakin besar pelanggaran, maka semakin berat juga sanksi yang akan
didapatkan. Dalam persidangan kode etik, yang berwenang memeriksa dan
memutuskan perkara dalam persidangan pelanggaran adalah Komisi Kode Etik
Polri.
Dalam pasal 15 berbunyi: Anggota Polri yang diputuskan pidana dengan
hukuman pidana penjara minimum 3 (tiga) bulan yang telah berkekuatan hukum
tetap, dapat direkomendasikan oleh anggota sidang Komisi Kode Etik Polri tidak
layak untuk tetap dipertahankan sebagai anggota Polri.

7
2.3.Prinsip

Dalam Pasal 3 Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2011 disebutkan


prinsip-prinsip Kode Etik Profesi Polri (KEPP), yang meliputi:

1. Kepatutan, yaitu standar dan/atau nilai moral dari kode etik Anggota
Polri yang dapat diwujudkan ke dalam sikap, ucapan, dan perbuatan.
2. Kepastian hukum, yaitu adanya kejelasan pedoman bagi Anggota Polri
dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan penegakan KEPP.
3. Sederhana, yaitu pelaksanaan penegakan KEPP dilakukan dengan cara
mudah, cepat, serta akuntabel dengan tetap menjunjung tinggi
kebenaran dan keadilan.
4. Kesamaan hak, yaitu setiap Anggota Polri yang diperiksa atau
dijadikan saksi dalam penegakan KEPP diberikan perlakuan yang
sama tanpa membedakan pangkat, jabatan, status sosial, ekonomi, ras,
golongan, dan agama.
5. Aplikatif, yaitu setiap putusan Sidang KEPP dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
6. Akuntabel, yaitu pelaksanaan penegakan KEPP dapat
dipertanggungjawabkan secara administratif, moral, dan hukum
berdasarkan fakta.

8
2.4.Ruang Lingkup

Pelaksanaan tugas, kewenangan, dan tanggung jawab anggota Polri harus


dijalankan secara profesional, proporsional, dan prosedural yang didukung oleh
nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Tribrata dan Catur Prasetya dijabarkan
dalam Kode Etik Profesi sebagai norma berperilaku yang patut dan tidak patut.

Kode Etik Profesi Polri (KEPP) polisi diatur dalam Peraturan Kapolri
Nomor 14 Tahun 2011. Ruang lingkup pengaturan KEPP mencakup hal-hal
sebagai berikut:

1. Etika Kenegaraan Etika Kenegaraan adalah sikap moral anggota Polri


terhadap tegaknya NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan
kebhinekatunggalikaan. Dengan demikian, Etika Kenegaraan memuat
pedoman berperilaku anggota Polri dalam hubungannya dengan:
Tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); Pancasila;
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan
Bhinneka Tunggal Ika.
2. Etika Kelembagaan Etika Kelembagaan adalah sikap moral anggota
Polri terhadap institusi yang menjadi wadah pengabdian dan patut
dijunjung tinggi sebagai ikatan lahir batin dari semua insan
Bhayangkara dengan segala martabat dan kehormatannya sesuai
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Tribrata dan Catur Prasetya.
Dengan demikian, Etika Kelembagaan memuat pedoman berperilaku
anggota Polri dalam hubungannya dengan: Tribrata sebagai pedoman
hidup; Catur Prasetya sebagai pedoman kerja; Sumpah/Janji Anggota
Polri; Sumpah/Janji Jabatan; dan 10 Komitmen Moral dan Perubahan
Pola Pikir (mindset).
3. Etika Kemasyarakatan Etika Kemasyarakatan adalah sikap moral
anggota Polri yang senantiasa memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum serta melindungi, mengayomi, dan
melayani masyarakat dengan mengindahkan kearifan lokal dalam

9
budaya Indonesia. Dengan demikian, Etika Kemasyarakatan memuat
pedoman berperilaku anggota Polri dalam hubungannya dengan:
Pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas);
Penegakan hukum; Pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat;
dan Kearifan lokal, antara lain gotong royong, kesetiakawanan, dan
toleransi.
4. Etika Kepribadian Etika Kepribadian adalah sikap perilaku
perseorangan anggota Polri dalam kehidupan beragama, kepatuhan,
ketaatan, dan sopan santun dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, Etika
Kepribadian memuat pedoman berperilaku anggota Polri dalam
hubungannya dengan: Kehidupan beragama; Kepatuhan dan ketaatan
terhadap hukum; dan Sopan santun dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3.1.Contoh Kasus

Kasus yang baru baru ini masih hangat di perbincangkan tidak lain dan
tidak bukan yaitu kasus yang menjerat Inspektur Jenderal Ferdy Sambo, Mantan
Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan ini resmi dipecat secara tidak hormat,
Ferdy Sambo juga diketahui telah kembali ditetapkan sebagai tersangka terkait
obstruction of justice atau menghalangi penyidikan Brigadir J. Dari penyidikan
kasus itu, Sambo telah melanggar setidaknya 7 kode etik dalam perkara kasus
pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

10
BAB III

PENUTUP

3.2.Kesimpulan

Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang


menjalankan salah satu fungsi pemerintahan terutama dibidang pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat melalui pemberian perlindungan,
pengayoman, serta pelayanan pada masyarakat serta penegakan hukum.Kepolisian
merupakan institusi penting dalam mendukung terciptanya penegakan hukum
yang adil, yang berdiri di garda utama dalam penegakan hukum.

Lembaga Kepolisian Negara Republik Indonesia memiliki etika profesi


dalam melaksanakan wewenangnya demi tercapainya tugas dan fungsi
pemerintahan dari kepolisian itu sendiri, Etika profesi itu ada untuk menciptakan
kepolisian sebagai aparat penegak hukum yang profesional, memiliki kredibilitas,
serta beretika, Kode Etik Profesi Polri berlaku mengikat bagi setiap anggota Polri.
Terdapat pada Pasal 1 angka 5 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

3.3.Saran

Kepolisian di dalam upaya menerapkan sanksi bagi pelaku pelanggaran


Kode Etik Kepolisian ternyata mengalami kendala, antara lain :

a. Masih rendahnya pemahaman tentang Kode Etik oleh anggota


kepolisian dan pemahaman dari Bidpropam sendiri mengenai tipisnya
perbedaan antara aturan intern Polri dan Kode Etik Profesi.
b. Masih adanya rasa segan dari Bidpropam untuk memeriksa koleganya
sendiri

11
DAFTAR PUSTAKA

https://tirto.id/apa-saja-prinsip-ruang-lingkup-kode-etik-profesi-polri-kepp-gvnB

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6253736/mengenal-kode-etik-polri-
sidang-pelanggaran-yang-dijalani-ferdy-
sambo#:~:text=Dilansir%20dari%20laman%20resmi%20Polri,Nomor%201%20T
ahun%202003%20tentang

https://nasional.sindonews.com/read/864393/14/mengenal-kode-etik-profesi-polri-
ruang-lingkup-serta-larangannya-1661249309?showpage=all

https://nasional.kompas.com/read/2022/07/29/01050051/apa-saja-kode-etik-
profesi-polri-

https://www.tribunnews.com/nasional/2022/08/24/mengenal-apa-itu-kode-etik-
profesi-polri-dan-sidang-kode-etik-yang-dilaksanakan

12

Anda mungkin juga menyukai