Anda di halaman 1dari 13

Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan

Negara Dalam Bidang Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya


dan Hankam

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila)

Dosen Pengempun : H. Opick Hidayat, SAg., M.M.

DISUSUN OLEH

Angga Permana : 2324.01.013


Eriza Noer Fauzie Agostie : 2324.01.021
Haris sumizan : 2324.01.018
M. Faiz Ulul Albab : 2324.01.025
Zaula Khusnul Aziza : 2324.01.047

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


STAI Al-ANDINA SUKABUMI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan
banyak kemudahan dan limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas kelompok dalam membuat makalah yang berjudul
“Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara Dalam
Bidang Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Hankam”.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini dapat


terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak , baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dengan kerendahan hati
penyusun menyampaikan terima kasih kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya,

Kami menyadari di dalam makalah ini nantinya akan ditemukan


banyak kesalahan dan makalah ini sangat jauh dari kata sempurna,
maka dari itu kami meminta saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca. Penulis berharap semoga apa yang ada di
dalam makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Sukabumi, 18 Oktober 2023

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Implementasi Pancasila..........................................................................................3
B. Kebijakan................................................................................................................4
C. Pengimplikasian Pancasila.....................................................................................4
1. Bidang Politik.....................................................................................................4
2. Bidang Ekonomi.................................................................................................5
2. Bidang Sosial Budaya........................................................................................6
3. Bidang Pertahanan Dan Keamanan....................................................................8
BAB III.................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................9
A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran - saran...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka
masalah yang akan di bahas meliputi:
1. Bagaimana Penerapan Pancasila Dalam Bidang Politik?
2. Bagaimana Penerapan Pancasila Dalam Bidang Ekonomi?
3. Bagaimana Penerapan Pancasila Dalam Bidang Sosial Budaya?
4. Bagaimana Penerapan Pancasila Dalam Bidang Pertahanan Keamanan?

C. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya adalah untuk
mengetahui Bagaimana masyarakat mewujudkan dan menerapkan nilai pancasila
di kehidupan bermasyarakat dari / dalam semua bidang

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Implementasi Pancasila

istilah Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pelaksanaan


atau penerapan. Istilah implementasi biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu upaya mewujudkan
dalam suatau sistem adalah implementasi.

Pancasila merupakan dasar negara, ideologi negara, dan dasar filosofi negara.
Dalam Tap MPR Nomor III/MPR/2000 Tahun 2000 tentang Sumber Hukum dan
Urutan Peraturan Perundang-undangan dinyatakan bahwa Pancasila merupakan
sumber hukum dasar nasional dan sumber hukum itu didefinisikan sebagai sumber
yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang-undangan.
Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan ditegaskan bahwa Pancasila merupakan sumber
dari segala sumber hukum negara.

Dengan demikian, keseluruhan hukum, termasuk di dalamnya peraturan


perundang-undangan, harus didasarkan pada Pancasila. Peraturan perundang-
undangan dimaksud meliputi UU, peraturan pemerintah (PP), peraturan presiden
(presiden), peraturan daerah (perda), serta bentuk peraturan lainnya.

Apabila bangsa Indonesia menginginkan masyarakatnya menjadi masyarakat


Pancasila, dalam arti masyarakat yang segala perbuatan dan hubungan antar
manusianya dijiwai oleh Pancasila, maka salah satu alat yang efektif untuk
mewujudkannya adalah melalui pembentukan peraturan perundang-undangan
yang didasari oleh nilai-nilai Pancasila.

Para ahli sosiologi dan ahli hukum sudah sejak lama memaklumi bahwa law is a
tool of social Engineering, hukum adalah alat perekayasa sosial. Hukum, dalam
arti peraturan perundang-undangan, merupakan alat yang efektif untuk mengubah
perilaku masyarakat. Hal ini dapat dipahami karena hukum memiliki ciri yang
tidak dipunyai oleh norma hidup lainnya, yakni sanksi yang bisa dipaksakan.
Sementara, norma sosial, norma kesusilaan, norma agama, dan norma adat tidak
memiliki sanksi yang bisa dipaksakan sebagaimana sanksi di dalam hukum.

Pancasila bagi Indonesia bukanlah sekedar simbol negara. Pancasila adalah dasar
negara Republik Indonesia. Memiliki dari arti katanya, Pancasila tersusun dari
lima sila yang mempunyai lambang masing-masing.

3
Berikut adalah gambaran singkat dari makna lambang pancasila sebagai berikut:
 Bintang : Ketuhanan Yang Maha Esa
 Rantai : Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Pohon beringin : Persatuan Indonesia
 Banteng : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
 Padi dan kapas : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Masing-masing butir sila tersebut juga masih bisa dijabarkan lagi dan bisa
menjadi landasan dalam setiap elemen kehidupan.

B. Kebijakan

Secara umum kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukkan


perilaku seseorang aktor misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun
lembaga tertentu untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Pada
dasarnya terdapat banyak penjelasan dengan batasan-batasan atau pengertian
mengenai kebijakan. Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya
memecahkan problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan
kesejaheraan masyarakat. Dan dalam kebijakan setidaknya harus memenuhi empat
hal penting yakni;
1) tingkat hidup masyarakat meningkat
2) terjadi keadilan : By the law, social justice, dan peluang prestasi dan kreasi
individual
3) diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat (dalam membahas masalah,
perencanaan, keputusan dan implementasi)
4) Terjaminnya pengembangan berkelanjutan.

C. Pengimplikasian Pancasila

Pengimplikasian Pancasila bisa dikategorikan menjadi beberapa bidang,


diantaranya :

1. Bidang Politik

Aspek politik dituangkan dalam pasal 26, pasal 27 ayat (1), dan pasal 28
UUD NRI 1945

Pasal 26, 27 ayat (1), dan 28 di atas adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran
kedaulatan rakyat dan kemanusiaan yang adil dan beradab yang masing-masing
merupakan pancaran dari sila keempat dan kedua Pancasila. Kedua pokok pikiran

4
ini adalah landasan bagi kehidupan nasional bidang politik di negara Republik
Indonesia.

Berdasarkan penjabaran kedua pokok pikiran tersebut, maka pembuatan


kebijakan negara dalam bidang politik harus berdasar pada manusia yang
merupakan subjek pendukung Pancasila, sebagaimana dikatakan oleh Notonagoro
(1975: 23) bahwa yang berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan,
berkerakyatan, dan berkeadilan adalah manusia. Manusia adalah subjek negara
dan oleh karena itu politik negara harus berdasar dan merealisasikan harkat dan
martabat manusia di dalamnya. Hal ini dimaksudkan agar sistem politik negara
dapat menjamin hak-hak asasi manusia.

Dengan kata lain, pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik di


Indonesia harus memperhatikan rakyat yang merupakan pemegang kekuasaan
atau kedaulatan berada di tangan rakyat. Rakyat merupakan asal mula kekuasaan
dan oleh karena itu, politik Indonesia yang dijalankan adalah politik yang
bersumber dari rakyat, bukan dari kekuasaan perseorangan atau kelompok dan
golongan, sebagaimana ditunjukkan oleh Kaelan (2000: 238) bahwa sistem politik
di Indonesia bersumber pada penjelmaan hakikat manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial dalam wujud dan kedudukannya sebagai rakyat.

Selain itu, sistem politik yang dikembangkan adalah sistem yang


memperhatikan Pancasila sebagai dasar-dasar moral politik. Dalam hal ini,
kebijakan negara dalam bidang politik harus mewujudkan budi pekerti
kemanusiaan dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur untuk
mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Bidang Ekonomi

1. Sistem Kebijakan Ekonomi dalam Pancasila


Sistem Ekonomi Pancasila adalah keseluruhan lembaga-lembaga ekonomi yang
dilaksanakan atau dipergunakan oleh Bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita
yang telah ditetapkan. Landasan idiil sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila
dan UUD 1945. Maka dari itu sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi
yang berorientasi kepada Ketuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etik dan moral
agama) Kemanusiaan yang adil dan beradab (tidak mengenal pemerasan atau
eksploitasi) Persatuan Indonesia (berlakunya kebersamaan, asas kekeluargaan,
sosio-nasionalisme, serta sosio-demokrasi dalam ekonomi Kerakyatan
mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak) serta
Keadilan Sosial (adanya persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat yang
utama bukan kemakmuran orangperorangan). Dalam sistem ekonomi Pancasila
keadilan menjadi sangat utama dalam system ekonomi Indonesia.

5
Implementasi Pancasila Dalam Kebijakan Ekonomi
Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang, sehingga
lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang
mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang
lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistik yang
mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas. Pengembangan
ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan,
demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia
mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa. Implementasi pancasila dalam
pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik dituangkan dalam pasal 27 ayat
2, pasal 33 ayat 1 dan pasal 34 ayat 5. Pasal-pasal tersebut adalah penjabaran dari
pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan keadilan sosial yang masingmasing
merupakan pancaran dari sila ke 4 dan sila ke-5 pancasila. Kedua pokok pikiran
ini adalah landasan bagi pembangunan sistem ekonomi pancasila dan kehidupan
ekonomi nasional.

PASAL 27 ayat 2: Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan


kehidupan yang layak bagi kemanusiaan.
PASAL 33 ayat 1: perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan.
PASAL 34 ayat 2: negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan.
Berdasarkan penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut, maka pembuatan
kebijakan negara dalam bidang ekonomi di indonesia dimaksudkan untuk
menciptakan sistem perekonomian yang bertumpu pada kepentingan rakyat dan
berkeadilan. Salah satu pemikiran yang sesuai dengan maksud ini adalah gagasan
ekonomi kerakyatan yang dilontarkan oleh Mubyarto(1999), sebagaimana dikutip
oleh Kaelan (2000:239), yaitu pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar
pertumbuhan, melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh bangsa.
Dengan kata lain, pengembangan ekonomi tidak bisa di pisahkan dengan nilai-
nilai moral kemanusiaan.

2. Bidang Sosial Budaya

Aspek sosial budaya dituangkan dalam pasal 29, pasal 31, dan pasal 32
UUD NRI 1945

Pasal 29, pasal 31, dan pasal 32 di atas adalah penjabaran dari pokok-
pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
dan persatuan yang masing-masing merupakan pancaran dari sila pertama, kedua,
dan ketiga Pancasila. Ketiga pokok pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan
bidang kehidupan keagamaan, pendidikan, dan kebudayaan nasional.

6
Berdasarkan penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut, maka implementasi
Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang sosial budaya
mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat Indonesia harus diwujudkan dalam proses pembangunan masyarakat
dan kebudayaan di Indonesia. Menurut Koentowijoyo, sebagaimana dikutip oleh
Kaelan (2000: 240), sebagai kerangka kesadaran, Pancasila dapat merupakan
dorongan untuk: 1 universalisasi, yaitu melepaskan simbol-simbol dari keterkaitan
struktur; dan 2) transendentalisasi, yaitu meningkatkan derajat kemerdekaan,
manusia, dan kebebasan spiritual. Dengan demikian, Pancasila sebagai sumber
nilai dapat menjadi arah bagi kebijakan negara dalam mengembangkan bidang
kehidupan sosial budaya Indonesia yang beradab, sesuai dengan sila kedua,
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Selain itu, pengembangan sosial budaya harus dilakukan dengan
mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia, yaitu nilai-nilai Pancasila.
Hal ini tidak dapat dilepaskan dari fungsi Pancasila sebagai sebuah sistem etika
yang keseluruhan nilainya bersumber dari harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang beradab. Perbenturan kepentingan politik dan konflik sosial yang
pada gilirannya menghancurkan sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia, seperti
kebersamaan atau gotong royong dan sikap saling menghargai terhadap perbedaan
suku, agama, dan ras harus dapat diselesaikan melalui kebijakan negara yang
bersifat humanis dan beradab.

7
3. Bidang Pertahanan Dan Keamanan

Aspek pertahanan keamanan (HANKAM) dituangkan dalam pasal 27 ayat (3) dan
pasal 30 UUD NRI 1945

Pasal 27 ayat (3) dan pasal 30 di atas adalah penjabaran dari pokok pikiran
persatuan yang merupakan pancaran dari sila pertama Pancasila. Pokok pikiran ini
adalah landasan bagi pembangunan bidang pertahanan keamanan nasional.

Berdasarkan penjabaran pokok pikiran persatuan tersebut, maka


implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang
pertahanan keamanan harus diawali dengan kesadaran bahwa Indonesia adalah
negara hukum. Dengan demikian dan demi tegaknya hak-hak warga negara,
diperlukan peraturan perundang-undangan negara untuk mengatur ketertiban
warga negara dan dalam rangka melindungi hak-hak warga negara. Dalam hal ini,
segala sesuatu yang terkait dengan bidang pertahanan keamanan harus diatur
dengan memperhatikan tujuan negara untuk melindungi segenap wilayah dan
bangsa Indonesia.
Pertahanan dan keamanan negara diatur dan dikembangkan menurut dasar
kemanusiaan, bukan kekuasaan. Dengan kata lain, pertahanan dan keamanan
Indonesia berbasis pada moralitas kemanusiaan sehingga kebijakan yang terkait
dengannya harus terhindar dari pelanggaran hak-hak asasi manusia. Secara
sistematis, pertahanan keamanan negara harus berdasar pada tujuan tercapainya
kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (Sila
pertama dan kedua), berdasar pada tujuan untuk mewujudkan kepentingan seluruh
warga sebagai warga negara (Sila ketiga), harus mampu menjamin hak-hak dasar,
persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan (Sila keempat), dan ditujukan
untuk terwujudnya keadilan dalam hidup masyarakat (Sila kelima). Semua ini
dimaksudkan agar pertahanan dan keamanan dapat ditempatkan dalam konteks
negara hukum, yang menghindari kesewenang-wenangan negara dalam
melindungi dan membela wilayah negara dan bangsa, serta dalam
mengayomi masyarakat.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seperti yang telah kita ketahui Implementasi berarti pelaksanaan atau


penerapan. Istilah implementasi biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Pancasila merupakan
dasar negara, ideologi negara, dan dasar filosofi negara. Juga kebijakan atau
policy dipergunakan untuk menunjukkan perilaku seseorang aktor misalnya
seorang pejabat, suatu kelompok, maupun lembaga tertentu untuk memecahkan
masalah yang sedang dihadapi.

Dengan demikian, keseluruhan hukum, termasuk di dalamnya peraturan


perundang-undangan, harus didasarkan pada Pancasila. Peraturan perundang-
undangan dimaksud meliputi UU, peraturan pemerintah (PP), peraturan presiden
(presiden), peraturan daerah (perda), serta bentuk peraturan lainnya.

Apabila bangsa Indonesia menginginkan masyarakatnya menjadi masyarakat


Pancasila, dalam arti masyarakat yang segala perbuatan dan hubungan antar
manusianya dijiwai oleh Pancasila, maka salah satu alat yang efektif untuk
mewujudkannya adalah melalui pembentukan peraturan perundang-undangan
yang didasari oleh nilai-nilai Pancasila.

B. Saran - saran

Untuk menerapkan pancasila dalam membuat kebijakan, penulis mengajukan


beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada seluruh aparat untuk lebih memerhatikan kesejahteraan


rakyat.
2.Diharapkan seseluruh aparat agar tidak mementingkan kepentingan sebelah
pihak.
3. Diharapkan seluruh aparat agar menjadikan pancasila sebagai dasar kebijakan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aminullah, A. (2018). Inplementasi Nilai Nilai Pancasila dalam Kehidupan


Bermasyarakat. Jurnal Ilmiah IKIP Mataram, 3 (1), 620-628.

Ali, A. (2009). Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta:


PustakaLP3ES

Asmaroini, A. P. (2017). Menjaga Eksistensi Pancasila Dan Penerapanya


Bagi Masyarakatdi Era Globalisasi.JPK: Jurnal Pancasila dan
Kewarganegaraan, Vol

Laurensius Arliman S, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan


Perundang Undangan

Untuk Mewujudkan Negara Kesejahteraan Indonesia, Jurnal


Politik Pemerintahan

Hani, N. (2022). nilai-nilai pancasilake dalam peraturan perundang-


undangan. Sekretariat Kabinet, Jakarta

Paramita, D. (2017). 11 Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila di Bidang Politik


Dalam Perkembangannya. 8 Desember 2017. GuruPPKN.com

Noeng Muhadjir, Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial. Teori Pendidikan


Pelaku Sosial Kreatif. Yogyakarta : Raka Sarasin, th.2000, h. 15

10

Anda mungkin juga menyukai