Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN

FUNGSI KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,


BERBANGSA DAN BERNEGARA

Oleh :

Kelompok 3

CINDY NOVIA SARI 2110003600065 ( Ketua )


RISKA NURUL FADILLAH 2110003600045 ( Anggota )
TASYA CHIKITA APRILINA 2110003600006 ( Anggota )
ENGGA LIFT IRWANTO 2110003600289 ( Anggota )
RIKY AFDIARSYAH 2110003600280 ( Anggota )
PUTRI MUTIA SARI 2110003600007 ( Anggota )
SITI SHOFIYYAH PESNIRA 2110003600074 ( Anggota )
INDRY RAHAYU JOERORA 2110003600004 ( Anggota )
ANDREAS FEBRIAWAN P 2110003600069 ( Anggota )
HARIS TRIDANA 2110003600367 ( Anggota )
DIMAS OKTA SAPUTRA 2110003600077 ( Anggota )
TAJRI RAHMAT AKBAR 2110003600082 ( Anggota )
FADHIL JOHAN YUSATRIA 2110003600064 ( Anggota )
JITORI 2110003600373 ( Anggota )
BUSTAM EFENDI 2110003600154 ( Anggota )
BINTANG JONATA PUTRA 2110003600029 ( Anggota )

Dosen Pembimbing :
AZIZAH, S. H,. M. H

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG
2021
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat Menyusun makalah Pendidikan
Kewarganegaraan yang berjudul “Fungsi Konstitusi Dalam Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa dan Bernegara”. Melalui makalah ini diharapkan pembaca memahami
mengenai Fungsi Konstitusi Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan
Bernegara.

Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan, dukungan, dan motivasi kepada penulis dalam proses
penyusunan makalah ini, terimakasih kepada dosen pengampun pada matakuliah
Pendidikan Kewarganegaraan ini yaitu Ibu Azizah, S.H.,M.H.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran, dan kritik yang membangun demi penyempurnaan makalah ini selalu di
harapkan. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Padang, 21 Oktober 2021


iii

DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i
Kata Pengantar........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
FUNGSI KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,
BERBANGSA DAN BERNEGARA

1. Pengertian Konstitusi ............................................................ 3


2. Fungsi Konstitusi Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa
dan Bernegara ................................................................... ..8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 16
B. Saran ................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 17


Jmk lhu lg uigk jh k jh jg jg 111

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

konstitusi merupakan suatu hal penting yang ada dan diterapkan dalam berbagai

negara. Dalam hal ini, konstitusi merupakan suatu norma sistem politik dan hukum

yang memuat dasar-dasar peraturan di suatu negara. Dengan begitu, konstitusi dapat

dikatakan sebagai prinsip dasar yang menjadi pegangan dalam menjalankan kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.

Indonesia juga termasuk salah satu negara yang menerapkan konstitusi dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam hal ini, konstitusi yang dianut

Indonesia tidak lain adalah Undang-Undang Dasar 1945. UUD 1945 memuat dasar-

dasar dan tujuan negara yang dibentuk pada masa awal pemerintahan Indonesia.

Dalam peranannya, terdapat beberapa fungsi konstitusi yang dijalankan dalam

sebuah pemerintahan. Fungsi konstitusi tidak lain merupakan sumber hukum tertinggi

dalam pelaksanaan pemerintahan. Bukan hanya itu, fungsi konstitusi juga meliputi

pembatasan kekuasaan, identitas nasional suatu negara, hingga perlindungan hak asasi

manusia untuk setiap warga negaranya.

Dengan begitu, dapat dipahami bahwa konstitusi merupakan salah satu elemen

penting yang harus ada dalam suatu pemerintahan. Tanpa konstitusi, pelaksanaan

pemerintahan suatu negara tidak dapat berjalan dengan adil dan seimbang, terutama

bagi rakyat. Sehingga, beberapa fungsi konstitusi ini perlu dipahami dengan baik bagi

seluruh masyarakat agar bisa memberikan kontribusi baik dalam pelaksanaan

pemerintahan.

1
B. Rumusan Masalah

1). Bagaimana Fungsi konstitunsi dalam kehidupan masyarakat

C. Tujuan

1). Memahami bagaimana konsep fungsi dalam koonstitunsi dalam kehidupan

2
BAB II

FUNGSI KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,


BERBANGSA DAN BERNEGARA

1. Pengertian Konstitusi

Mengenai istilah “Konstitusi” pertama kali dikenal di Perancis, yaitu berasal

dari bahasa Perancis “Constituer”, yang berarti membentuk. Dimaksud dengan

membentuk disini adalah membentuk suatu Negara. Dengan demikian istilah

konstitusi adalah pembentukan suatu Negara. Hal ini disebabkan, konstitusi

mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu Negara. Istilah tersebut

muncul karena Perancis yang pertama kali membahas teori konstitusi sebagai cabang

ilmu pengetahuan yang dilatar belakangi gejala-gejala social. Hal tersebut tidak

mengherankan karena Negara itu paling sering menghadapi persoalan konstitusi.

Sampai masa republik ke-4 (1946) Perancis sudah mengenal 12 macam konstitusi.

Dalam liberator, bahkan Perancis sering disebut sebagai Laboratory of constitution

making.

Sesungguhnya istilah konstitusi diatas telah juga dijabarkan oleh M.Solly

Lubis, S.H. yang mengemukakan dalam bukunya, Istilah “konstitusi” berasal dari

“consituer” (bahasa Perancis), yang berarti membentuk. Dengan pemakaian istilah

konstitusi, yang dimaksud ialah pembentukan suatu Negara, atau menyusun dan

menyatakan suatu Negara. Berkaitan dengan istilah “Konstitusi” dalam bahasa

Indonesia antara lain merupakan padanan dari kata “Constituonale” (bahasa Perancis).

“Constitutio” (bahasa Latin), “Constitutons” (bahasa Latin), “Constitutions” (bahasa

Inggris), “Constitutieí” atau “Grongezet” (bahasa Belanda), “Verfassung” atau

3
”Verfassunglehre” (bahasa Jerman).

Dalam sejarah, mengidentifikasi bahwa antara pengertian konstitusi dan

Undang-Undang Dasar itu dimulai sejak Oliver Cromwell (Lord Protector) kerajaan

inggris (1599-1658) yang menamakan Undang-Undang Dasar sebagai the Instrument

of Government atau “ius trusment of government” yang berati bahwa Undang-Undang

Dasar dibuat sebagai pegangan untuk memerintah dan dari sinilah muncul identifikasi

dari Konstitusi dan Undang-Undang Dasar. Pada tahun 1787 pengertian Konstitusi

menurut Cromwell tersebut kemudian diambil alih oleh Amerika Serikat yang

selanjutnya oleh Lafayette diambil oleh Negara Perancis pada tahun 1789.

Pada umumnya, Negara-negara yang mendasarkan atas demokrasi

konstitusional, maka undang-undang dasar (sering disebut juga konstitusi dalam arti

sempit) mempunyai fungsi yang khusus yaitu membatasi kekuasaan pemerintah

sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-

wenang agar hak-hak warga Negara akan lebih terjamin (pandangan ini dinamakan

konstitualisme). Menurut Carl J. Friendrich bahwa konstitualisme merupakan gagasan

bahwa pemerintahan merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh

dan atas nama rakyat, tetapi yang dikenakan pembatasan yang diharapkan akan

menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk tidak disalahgunakan oleh mereka

yang mendapat tugas untuk memerintah. Cara pembatasan yang dianggap efektif ialah

dengan jalan membagi kekuasaan.

Munculnya gagasan ini lebih dahulu dari konstitusi dan kontitualisme, dimana

gagasan ini mulai berkembang pada abad pertengahan di Inggris. Kekuasaan raja yang

mutlak di negara tersebut dipaksa untuk mengetahui hak-hak dari kaum bangsawan,

yaitu bahwa raja tidak dapat memungut pajak kepada kaum bangsawan tanpa

4
persetujuan dari kaum bangsawan tersebut, jaminan tersebut dicantumkan dalam suatu

piagam yang bernama Magna Carta. Magna Carta ini merupakan awal dari gagasan

konstitualisme terhadap pengakuan kebebasan dan kemerdekaan rakyat. Kemudian

berkembang dengan adanya perlindungan terhadap penangkapan sewenang-wenang

dan yang menjamin pengadilan yang cepat, hak ini tercantum dalam Hobeas Corpus

act tahun 1679.

Maka oleh sebab itu dapat disimpulkan secara rinci Konstitusi Menurut Prof.

Mr. A.A.H. Struycken “Konstitusi adalah undang-undang yang memuat garis-garis

besar dan asas-asas tentang organisasi daripada Negara”. Sejalan dengan pendapat

Prof. Mr. A.A.H. Struycken di atas, Prof. Padmo Wahjono,S.H. mengemukakan :

“Konstitusi adalah suatu pola hidup berkelompok dalam organisasi Negara, yang

sering kali diperluas dalam organisasi apa pun”. Menyangkut organisasi dalam Negara,

Prof. Padmo Wahjono, S.H. ”Organisasi dalam Negara secara garis besar terbagi dalam

alat perlengkapan Negara (staatsorganen) dan organisasi kemasyarakatan dalam arti

luas”. Dalam jenis organisasi di luar Negara atu organisasi yang lain seperti pada partai

politik dan organisasi kemasyarakatan lazim disebut Anggaran Dasar.

Mengenai Negara dimana suatu konstitusi diberlakukan, Mr. Soenarko

mengemukakan bahwa karena “negara itu tidak lain dari suatu susunan masyarakat

pada tingkat organisasi yang tertentu, maka sumber-sumber untuk mencari

pengetahuan ilmu ini, tidak saja terletak dalam kitab-kitab undang-undang Negara

yang tertulis, tetapi diluar undang-undang yang tertulis itu masih ada sumber-sumber

lain yang perlu digali untuk memperoleh pengetahuan tentang “ke-Tata Negaraan”.

Sesungguhnya Konstitusi merupakan suatu peraturan dasar yang berisikan pengaturan

terhadap sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Etika sering

5
dikaitkan dengan moral. Dalam bahasa latin Yunani Etika berasal dari kata A thikos

yang diterjemahkan dengan” mores” yang berati kebiasaan. Aristoteles menyebutkan

etika ini dalam bukunya “Ethique A nicomaque” sebagai “mores” yang juga berarti

kebiasaan. Kata moral ini mengacu pada baik dan buruknya manusia terkait dengan

tindakan, sikap dan ucapannya.

Menurut Muslich, etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal

pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang

berlaku secara universal (2004:9).

Menurut Sumarni, etika bisnis ini terkait dengan masalah penilaian terhadap

kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha

(1998:21).

Menurut Bertens, etika bisnis bahkan lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh

hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal

ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-

abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum (2000).

6
2. Fungsi Konstitusi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Konstitusi sebagai hukum tertinggi suatu negara yang mengatur

penyelenggaraan kekuasaan negara dan sebagai jaminan atas hak-hak warga negara,

konstitusi memuat beberapa ketentuan pokok sebagai berikut: organisasi negara, hak-

hak asasi manusia dan kewajibannya, prosedur mengubah konstitusi, konstitusi yang

juga dapat dipahami sebagai bagian dari social contract (kontrak sosial) yang memuat

aturan main dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Menurut Sovernin

Lohman konstitusi harus memuat unsur-unsur sebagai berikut: konstitusi dipandang

sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial), Konstitusi sebagai piagam

yangmenjamin hak-hak asasi manusia dan warga negara sekaligus penentuan batas-

batas hak dan kewajiban warga negara dan alat-alat pemerintahannya, Konstitusi

sebagai “forma regimenis” yaitu kerangka bangunan pemerintahan.

Secara umum fungsi Konstitusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara ialah sebagai berikut :

1. Konstitusi berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak terjadi

kesewenang-wenangan yang dapat dilakukan oleh pemerintah, sehingga hak-hak

bagi warga negara dapat terlindungi dan tersalurkan.

2. Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara

3. Fungsi konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi

4. Fungsi konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan

5. Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambang

6. Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga

suatu negara.

7
Selain Fungsi konstitusi diatas, konstitusi juga memiliki tujuan. Tujuan-tujuan

adanya konstitusi secara ringkas dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :

1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan

terhadap kekuasaan politik. Tujuan ini berfungsi untuk membatasi kekuasaan

penguasa sehingga tidak melakukan tindakan yang merugikan masyarakat banyak.

2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan sendiri.

Bisa juga memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM), sehingga

dengan adanya konstitusi maka setiap penguasa dan masyarakat wajib

menghormati HAM dan berhak mendapatkan perlindungan dalam melakukan

haknya.

3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa

dalam menjalankan kekuasaannya. Selain memberikan batasan-batasan untuk

penguasa dalam menjalankan kekuasaanya, hal ini juga bertujuan untuk

memberikan pedoman bagi penyelenggara negara agar negara dapat berdiri kokoh.

Sejalan dengan konstitusi sebagai instrumen untuk membatasi kekuasaan dalam

suatu negara, Miriam Budiharjo mengatakan, bahwa: “Di dalam negara-negara yang

mendasarkan dirinya atas asas Demokrasi Konstitusional, Undang-undang Dasar

mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan sedemikian

rupa sehingga penyelenggaraan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian

diharapkan hak-hak warga negara akanlebih terlindungi”. Pada prinsipnya, adanya

konstitusi memiliki tujuan untuk membatasi kewenangan pemerintahan dalam

menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan, yang

berdaulat, yang secara ringkas dapat dikategorikan menjadi tiga tujuan, yaitu:

memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik;

8
melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa sendiri, memberikan batasan-batasan

ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaanya.

Menghubungkan konstitusi dengan hukum pada umumnya, dapat dipahami

bahwa tujuan dari hukum adalah, menghendaki adanya keseimbangan kepentingan,

ketertiban, keadilan, ketentraman dan kebahagiaan setiap manusia. Berangkat dari

tujuan hukum tersebut dapat diperinci secara garis besar fungsi dari tujuan hukum

tersebut sebagai berikut: sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat, sebagai

sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin, sebagai alat penggerak

pembangunan, sebagai alat kritik (fungsi kritis)/sarana pengawas, dan sebagai sarana

untuk menyelesaikan pertikaian.

Eksistensi konstitusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

dalam ketatanegaraan suatu negara merupakan suatu hal yang sangat krusial, karena

tanpa konstitusi bisa jadi tidak akan terbentuk sebuah negara. Hampir tidak ada negara

yang tidak memiliki konstitusinya. Hal ini menunjukan betapa urgenya konstitusi

sebagai suatu perangkat negara. Konstitusi dan negara ibarat dua sisi mata uang yang

satu samalain tidak dapat terpisahkan. Pertanyaannya, mengapa konstitusi menjadi

sesuatu yang urgen dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

dalam ketatanegaraan suatu negara? Jawabannya adalah karena konstitusi merupakan

sekumpulan aturan yang mengatur organisasi bermasyarakat, bebangsa dan bernegara,

serta hubungan antara negara dan warga negara sehingga saling menyesuaikan diri dan

saling berkerjasama. Menurut A. Hamid S. Attamimi, konstitusi dalam hubungan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sangat penting sebagai pemberi “pegangan”

dan pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam mengatur bagaimana

kekuasaan negara harus dijalankan.

9
Dalam konteks pentingnya konstitusi sebagai pemberi batas kekuasaan

tersebut, Kusnardi menjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari fungsinya terbagi ke

dalam dua bagian, yakni membagi kekuasaan dalam negara, dan membatasi kekuasaan

pemerintahan atau penguasa dalam negera. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa bagi

mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan dan menganggap sebagai

organisasi kekuasaan, maka konstitusi dapat dipandang sebagai lembaga atau

kumpulan asas yang menetapkan bagaimama kekuasaan dibagi diantara beberapa

lembaga kenegaraan, seperti antara lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Selain sebagai pembatas kekuasaan, konstitusi juga digunakan sebagai alat

untuk menjamin hak-hak warga negara. Hak-hak tersebut mencangkup hak-hak asasi,

seperti hak untuk hidup, kesejahteraan hidup dan hak kebebasan. Mengingat

pentingnya konstitusi dalam suatu negara ini, Struycken dalam bukunya “Het

Staatscrecht van Het Koninkrijk der Nederlander” sebagaimana yang dikutip oleh Tim

ICCE UIN Jakarta, menyatakan bahwa Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi

tertulis merupakan dokumen formal yang berisikan: hasil perjuangan politik bangsa di

waktu yang lampau, tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa,

pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik untuk sekarang maupun

untuk waktu yang akan datang, dan suatu keinginan, dimana perkembangan kehidupan

ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin. Berdasar uraian tersebut di atas, dapat

dinyatakan arti penting konstitusi dalam negara, dapat dijadikan sebagai barometer

kehidupan bernegara dan berbangsa, serta memberikan arahan dan pedoman bagi

generasi penerus bangsa dalam menjalankan suatu negara. Pada prinsipnya, semua

agenda penting kenegaraan serta prinsip-prinsip dalam menjalankan kehidupan

berbangsa dan bernegara, telah ter-cover dalam konstitusi.

10
Mengkaji terhadap fungsi konstitusi untuk menjamin hak-hak asasi manusia

dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, secara khusus dapat kita lihat terhadap

konstitusi negara Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 yaitu sebagai berikut :

Pasal 28 A
(1) Hak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan kehidupannya.

Pasal 28 B
(1) Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
(2) Hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta hak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28 C
(1) Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar nya,
Hak untuk mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya
(2) Hak untuk mengajukan diri dalam memperjuangkan haknya secara kolektif

Pasal 28 D

(1) Hak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil

dan perlakuan yang sama di depan hukum

(2) Hak utnuk bekerja dan mendapat imbalan serta perlakuan yang adil dan

layak dalam hubungan kerja

(3) Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan

(4) Hak atas status kewarganegaraan.

11
Pasal 28 E

(1) Hak kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah menurut agamanya ,

memilih pekerjaannya, kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di

wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak untuk kembali

(2) Hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap

sesuai hati nuraninya.

(3) Hak kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat

Pasal 28 F
(1) Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi

Pasal 28 G
(1) Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan
harta benda, Hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi
manusia
(2) Hak untuk bebeas dari penyiksaan (torture) dan perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia

Pasal 28 H
(1) Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, Hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan .
(2) Hak untuk mendapat kemudahan dan perlakuan khusus guna mencapai
persamaan dan keadilan
(3) Hak atas jaminan sosial
(4) Hak atas milik pribadi yang tidak boleh diambil alih sewenang-wenang
oleh siapapun.

12
Pasal 28 I
(1) Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (retroaktif)
(2) Hak untuk bebas dari perlakuan diskriminasi atas dasar apapun dan berhak
mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminatif tersebut
(3) Hak atas identitas budaya dan hak masyarakat tradisional

Pasal 28 J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan dan melindungi hak asasi dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketetiban umum.

Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia, keberadaan

Konstitusi telah mengalami beberapa kali perubahan, mulai dari pemberlakuan UUD

1945 ke-1, Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950, pemberlakuan UUD 1945 ke-2 setelah

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan UUDNRI 1945 hasil amandemen. Menggunakan teori

Legal System dari Lawrens M. Friedmann, dalam melihat Hukum sebagai sistem yang

meliputi, legal subtance (isi hukum), legal structure (institusi hukum) dan legal culture

(budaya hukum), keberadaan Konstitusi menjalankan fungsinya dalam kehidupan

bermansyarakat, berbangsa dan bernegara dapat dianalisis sebagai berikut :

Dilihat dari substansi hukum, sesungguhnya telah banyak sekali peraturan yang

dibentuk oleh DPR bersama Presiden yang bertujuan untuk menjadi ketertiban,

keamanan dan kenyaman dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara. Dilihat dari struktur/institusi penegak hukum, keberadaan Konstitusi di

Indonesia semakin lengkap setelah amandemen, seperti lahirnya Lembaga Baru yaitu

13
Mahkamah Konstitusi, Komisi Pemberantas Korupsi, Komisi Yudisial, Komisi

Ombushman dan lain-lain. Namun antangan yang dihadapi adalah seringnya terjadi

masalah penyalah gunaan wewenang atau melampaui batas kewenangan dari aparatur

penegak hukum tersebut.

Dilihat dari budaya hukum masyarakat, dapat dinyatakan bahwa masyarakat

belum mempunyai kesadaran hukum yang memadai, terlihat masih banyak terjadi

perbuatan melanggar/melawan hukum baik oleh Pejabat maupun Rakyat. Konstitusi

berisi tentang janji, setiap janji harus ditaati dan dipertanggung jawabkan. Konstitusi

mempunyai kedudukan yang penting dalam kehidupan bermasyarkat, berbangsa dan

sesuai dengan ketatanegaraan. Sehingga keberadaan Konstitusi sebagai sarana untuk

mewujudkan cita-cita dan tujuan negara. Begitu fondamentalnya konstitusi tersebut,

maka bila terjadi masalah yang bersifat sistemik, maka perlu dilaksanakan, reformasi

konstitusi, reformasi institusi maupun reformasi kultural. Maka oleh sebab itu untuk

menciptakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang elok, seluruhun

komponen sistem ketatanegaraan harus saling bangun-membangun untuk

mewujudkannya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konstitusi merupakan salah satu syarat terbentuknya suatu negara,

tanpa adanya konstitusi negara tersebut tidak mungkin terbentuk. Di dalam

sebuah konstitusi memuat banyak kepentingan seputar tatanan organisasi negara,

HAM, UUD dan banyak lagi. Konstitusi juga memiliki kedudukan dan pengaruh

sangat besar bagi suatu negara karena fungsinya dalam mengatur kekuasaan.

Dari beberapa fungsi konstitusi tersebut, dapat dipahami bahwa

konstitusi mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan pemerintah di

suatu negara. Bahwa konstitusi menjadi suatu pedoman yang dapat membatasi

hak penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang dan fokus mengedepankan

kepentingan rakyat demi kebaikan.

Dengan begitu, konstitusi menjadi alat yang dapat menyeimbangkan

agar penyelenggaraan pemerintahan suatu negara dalam berjalan dengan baik

dan adil. Konstitusi berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi. Konstitusi

berfungsi sebagai alat yang membatasi kekuasaan. Konstitusi berfungsi sebagai

identitas dan lambang nasional. Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi

manusia dan kebebasan warga suatu negara.

B. Saran

Demikianlah penulisan kami kali ini, semoga apa yang kami tulis

bermanfaat. Kritik dan saran dari para pembaca yang membangun kami

harapkan, agar meningkatkan kemajuan penulisan kami ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Astim Riyanto. 2000. Teori Konstitusi. Bandung : Yapemdo.

Erman Hermawan. 2001. Politik Membela yang Benar, Teori Kritik dan Nalar.
Jakarta: Garda Bangsa.

J.B. Dalijo, dkk. 1994. Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta: Gramedia.

M. Solly Lubis. 2008. Hukum Tata Negara. Bandung : Mandar Maju.

Miriam Budiarjo. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta : Gramedia Pustaka


Utama.

Moh . Kusnardi, et. all. 2000. Ilmu Negara. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Padmo Wahyono.1986. Indonesia Negara Berdasarkan atas Hukum. Jakarta: Ghalia


Indonesia.

Tim ICCE UIN Jakarta. 2003. Pendidikan Kewargaan (Civic Eduatin) Demokrasi
Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah.

16
17

Anda mungkin juga menyukai