Anda di halaman 1dari 11

ARTI DAN PROSES LAHIRNYA KONSTITUSI NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata kuliah Ppkn
Dosen pengampu: Ratu Dwi Gustian, M.Pd

Disusun Oleh

1. Raysisca Dora Elcia 2311040086


2. Restu Putri Hanifah 2311040087
3. Sabrina Intan Maharani 2311040198
4. Salwa Maliha Zain 2311040201
5. Shofiyana 2311040106

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS TARBIYAH KEGURUAN

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur ke rat Allah SWT. serta sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. Atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Makalah Pancasila dan Kewarganegaraan Berjudul Konstitusi" telah diselesaikan dengan
baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan tugas
Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan.

Makalah ini ditugaskan secara individu yang tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik
dukungan moril ataupun materil selama proses pengerjaan. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ratu Dwi Gustian, M.Pd selaku dosen Mata Kuliah
Pancasila dan Kewarganegraan.yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugass ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada karya ilmiah
ini. Oleh karena itu, penyusun mengundang para pembaca untuk memberikan kritik serta saran
yang dapat memotivasi penyusun agar lebih baik untuk kedepannya. Akhir kata, semoga karya
ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya maupun bagi pembaca.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Wasalamualaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, Oktober 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .............................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 2
A. Arti Konstitusi ................................................................................................................... 2
B. Proses Lahirnya Konstitusi ................................................................................................ 4
BAB III............................................................................................................................................. 7
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 7
B. Saran .................................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide
demokrasi dapat dikatakan tampa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk.
Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraaan
bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai hokum dasar. Negara yang berlandaskan
kepada suatu konstitusi dinamakan Negara konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat
dikatakan secara ideal sebagai Negara konstitusional maka konstitusi Negara tersebut
harus memenuhi sifat-sifat dan cirri-ciri dari konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut
harus menganut gagasan tenttang konstitusionalisme. Konstitusionalisme sendiri
merupakan suatu ide, gagasan, atau paham. Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan
konstitusi pada bab ini terdiri atas konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945
sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.
Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar
belakangnya. Mula-mula manusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan
kepentingan dan wilayah tempat tinggalnya, ia hidup dalam kestuan sosial yang disebut
masyarakat dan pada akhirnya menjadi bangsa. Bangsa adalah kumpulan masyarakat
yang membentuk suatu negara. Berkaitan dengan tumbuh kembangnya bangsa, terdapat
berbagai teori besar dari para ahli untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat
dan karakter sendiri. Istilah bangsa memiliki berbagai makna dan pengertian nya yang
berbeda-beda. Bangsa merupakan terjemahan dari kata “nation” (dalam bahasa inggris).
Kata nation bermakna keturunan atau bangsa.

B. Rumusan masalah

1. Menjelaskan arti konstitusi negara


2. Mengemukakan proses lahirnya konstitusi

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetetahui arti konstitusi negara


2. Untuk mengetahui proses lahinya konstitusi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Konstitusi
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah
sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci,
melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan
lainnya. Dalam kasus bentukan negara, kontitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas
politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional
sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentuk
struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi
merujuk umumnya merujuk pada pinjaman hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi
dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.
Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan peraturan baik
tertulis maupuntidak tretulis yang mengatur secara mengikat mengenai cara penyelenggaraan
suatu pemerintahan. Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa kumpulanm peraturan yang membentuk,
mengatur atau memenuhi negara. Peraturan perundang-undangan tersebut ada yang tretulis
sebagai keputusan badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan
dalam praktik penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai
dewasa ini dapat menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak
tertulis.

Terdapat beberapa definisi konstitusi dari pada ahli, yaitu :


a. Herman Heller, membagi pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu :
1. Konstitusi dalam pengertian politik sosiologi. Konstitusi mencerminkan kehiupan
politik didalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.
2. Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang
selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah yang hidup dalammasyarakat yang
selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum konstitusi dalam hal ini sudah
mengandung pengertian yuridis. Konstitusi atau undang-undang dapat dianggap
sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang harus ditaati oleh negara dan pejabat-
pejabat negara sekalipun. Hal ini sesuai dengan dalil “Goverment by law, not by men”
( pemerintahan berdasarkan hukum, bukan oleh manusia). Pada permulaan abad ke-19
dan awal abad ke 20, gagasan mengenai konstitusionalisme, (kekuasaan terbatas dan
jaminan hak dasar warga negara). Mendapatkan perumusan secara yuridis.
1

1
Effendi Suryani dan Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa ( Bandung:
PT Refika Aditama, 2015 ), hlm. 141.

2
Sejarah konstitusi di Indonesia mencerminkan perjalanan panjang menuju pembentukan dan
pemantapan negara Republik Indonesia, yang berjuang untuk kemerdekaan, stabilitas, dan
demokrasi. Konstitusi ini tetap menjadi landasan hukum bagi negara Indonesia hingga saat ini.

Fungsi Konstitusi

Konstitusi memiliki beragam fungsi yang sangat penting dalam sistem pemerintahan suatu
negara. Berikut adalah beberapa fungsi konstitusi secara lengkap:

1. Mengatur Kekuasaan Pemerintahan


Konstitusi menentukan bagaimana kekuasaan akan dibagi antara cabang-cabang
pemerintahan, seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ini membantu mencegah
penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah.

2. Mengatur Hubungan Pemerintah dan Rakyat


Konstitusi menetapkan hubungan antara pemerintah dan warga negara. Ini mencakup hak
dan kewajiban warga negara serta hak-hak asasi manusia yang dilindungi oleh konstitusi.

3. Menentukan Batasan-batasan Kekuasaan


Konstitusi mengatur batasan-batasan terhadap kekuasaan pemerintah. Ini memastikan
bahwa pemerintah tidak beroperasi secara sewenang-wenang dan harus tunduk pada
hukum.

4. Mengatur Proses Perubahan


Konstitusi menguraikan bagaimana perubahan atau amendemen terhadap konstitusi dapat
dilakukan. Ini sering kali melibatkan prosedur yang rumit dan memerlukan persetujuan
yang luas.

5. Mengatur Hukum
Konstitusi sering mengandung norma-norma hukum yang lebih spesifik, seperti peraturan
mengenai perpajakan, hak milik, atau kebijakan social.

6. Mengatur Otonomi Daerah


Konstitusi dapat mengatur hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,
termasuk tingkat otonomi yang dimiliki oleh daerah-daerah.

7. Memberikan Pedoman Moral


Konstitusi sering mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang dijunjung tinggi
dalam masyarakat, membantu membentuk karakter bangsa.

8. Mengatur Hubungan Internasional


Konstitusi juga dapat mengatur hubungan internasional negara tersebut, termasuk prosedur
untuk menyetujui perjanjian internasional.

3
Fungsi-fungsi ini menjadikan konstitusi sebagai landasan hukum dan moral dalam suatu
negara, yang memastikan bahwa pemerintahan berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
telah ditetapkan dan melindungi hak-hak serta kepentingan warga negara.

B. Proses Lahirnya Konstitusi

Sebagai Negara yang berdasarkan hukum, tentu saja Indonesia memiliki konstitusi yang
dikenal dengan undang-undang dasar 1945. Eksistensi UndangUndang Dasar 1945 sebagai
konstitusi di Indonesia mengalami sejarah yang sangaat panjang hingga akhirnya diterima
sebagai landasan hukum bagi pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia. Dalam sejarahnya,
Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni 1945 oleh badan
penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa jepang
dikenal dengan dokuritsu zyunbityoosakai yang beranggotakan 21 orang, diketuai Ir. Soekarno
dan Drs. Moh, Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota yang terdiri dari 11 orang
wakil dariJawa, 3 orang dari Sumatra dan masing-masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku,dan
Sunda kecil. Badan tersebut (BPUPKI) ditetapkan berdasarkan maklumat gunseikan nomor 23
bersamaan dengan ulang tahun Tenno Heika pada 29 April1945. 2

Badan ini kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi
Indonesia merdeka yang kemudian dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar 1945
(UUD45). Para tokoh perumus itu adalah antara lain Dr.Radjiman Widiodiningrat, Ki Bagus
Hadikoesoemo,Oto Iskandardinata, Pangeran Purboyo, Pangeran Soerjohamidjojo, Soetarjo
Kartohamidjojo, Mr.Soepomo,Mr. Abdul Abbas (Sumatra), Dr. Ratulangi, Andi Pangerang
(kedu anya dari Sulawesi), Mr. Latuharhary, Mr. Pudja (Bali), AH. Hamidan (Kalimantan), R.P.
Soeroso, Abdul Wachid Hasyim dan Mr. Mohammad Hasan (Sumatra). Latar belakang
terbentuknya konstitusi (UUD45) bermula dari janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan
bagi bangsa Indonesia dikemudian hari. Janji tersebut antara lain berisi sejak dari dahulu,
sebelum pecahnya peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha
membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia belanda. Tentara Dai
Nippon serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun udara, untuk
mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda. Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang
bangsa Indonesia sebagai saudara muda serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan
tulus ikhlas disemua bidang, sehingga diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri
sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya. Namun janji hanyalah janji penjajah tetaplah penjajah
yang selalu ingin lebih lama menindas dan menguras kekayaan bangsa Indonesia.3

Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu, Jepang tak lagi ingat akan janjinya. Setelah
menyerah tanpa syarat kepada sekutu, rakyat Indonesia lebih bebas dan leluasa untuk berbuat
dan tidak bergantung pada Jepang sampai saat kemerdekaan tiba. Sebagai Negara yang
berdasarkan hukum, tentu saja Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal dengan undang-
undang dasar 1945. Eksistensi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi di Indonesia
mengalami sejarah yang sangaat panjang hingga akhirnya diterima sebagai landasan hukum

2
Majda, El-Muhtaj. Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia. Jakarta: Kencana,
2007. Hlm 59
3
Pangeran Alhaj S.T.S dan Surya Partia Usman, 1995. Materi Pokok Pendekatan
Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.1995

4
bagi pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia.Dalam sejarahnya, Undang-Undang Dasar 1945
dirancing sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni 1945 oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa jepang dikenal dengan dokuritsu zyunbi
tyoosakai yang beranggotakan 21 orang, diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Moh, Hatta sebagai
wakil ketua dengan 19 orang anggota yang terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang dari
Sumatra dan masing-masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil.

Badan tersebut (BPUPKI) ditetapkan berdasarkan maklumat gunseikan nomor 23


bersamaan dengan ulang tahun Tenno Heika pada 29 April 1945 (Malian, 2001:59) Badan ini
kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi Indonesia merdeka
yang kemudian dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar 1945 (UUD’45). Para tokoh
perumus itu adalah antara lain Dr. Radjiman Widiodiningrat, Ki Bagus Hadikoesoemo, Oto
Iskandardinata, Pangeran Purboyo, Pangeran Soerjohamidjojo, Soetarjo Kartohamidjojo, Prop.
Dr. Mr. Soepomo, Abdul Kadir, Drs. Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir (Sumatra), Mr.
Abdul Abbas (Sumatra), Dr. Ratulangi, Andi Pangerang (keduanya dari Sulawesi), Mr.
Latuharhary, Mr. Pudja (Bali), AH. Hamidan (Kalimantan), R.P. Soeroso, Abdul WACHID
hasyim dan Mr. Mohammad Hasan (Sumatra).

Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD’45) bermula dari janji Jepang untuk
memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dikemudian hari. Janji tersebut antara lain
berisi sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah
mulai berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia belanda.
Tentara Dai Nippon serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun
udara, untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda.83

Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai saudara muda
serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di semua bidang, sehingga
diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya.
Namun janji hanyalah janji, penjajah tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas
dan menguras kekayaan bangsa Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu, Jepang
tak lagi ingat akan janjinya.

Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu, rakyat Indonesia lebih bebas dan leluasa
untuk berbuat dan tidak bergantung pada Jepang sampai saat kemerdekaan tiba. Setelah
kemerdekaan diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi nampaknya tidak bisa ditawar-
tawar lagi, dan segera harus dirumuskan. Sehingga lengkaplah Indonesia menjadi sebuah
Negara yang berdaulat. Pada tanggal 18 Agustus 1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan,
Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidangnya yang pertama kali dan
menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:

a. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannya diambil dari
rancangan undang-undang yang disusun oleh panitia perumus pada tanggal 22 Juni 1945
b. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hampir seluruhnya diambil dari
RUU yang disusun oleh panitia perancang UUD tanggal 16 Juni 1945

5
c. Memilih ketua persiapan kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno sebagai presiden dan wakil
ketua Drs. Muhammad Hatta sebagai wakil presiden
d. Pekerjaan presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yang kemudian menjadi komite Nasional

Dengan terpilihnya presiden dan wakilnya atas dasar Undang-Undang Dasar 1945 itu, maka
secara formal Indonesia sempurna sebagai sebuah Negara, sebab syarat yang lazim diperlukan
oleh setiap Negara telah ada yaitu adanya:

1. Rakyat, yaitu bangsa Indonesia


2. Wilayah, yaitu tanah air Indonesia yang terbentang dari sabang hingga ke merauke yang
terdiri dari 13.500 buah pulau besar dan kecil
3. Kedaulatan yaitu sejak mengucap proklamasi kemerdekaan Indonesia
4. Pemerintah yaitu sejak terpilihnya presiden dan wakilnya sebagai pucuk pimpinan
pemerintahan Negara kesatuan.4

4
Jimly Asshidiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia, Konstitusi Press,
Jakarta, 2005.Hal.1

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah sebuah
norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan
sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya
menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya.
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan
peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi.
Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan. Perubahan yang dilakukan
merupakan ada atau sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi yang asli tetap berlaku. Adapun
bagian yang diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari konstitusinya.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang makalah dengan sumber-
sumber yang lebih banyak dan dapat lebih dipertanggung jawabkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Effendi Suryani dan Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa ( Bandung: PT Refika
Aditama, 2015 ), hlm. 141.

Jimly Asshidiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia, Konstitusi


Press, Jakarta, 2005.Hal.1

Konradus Danggur, Masalah Masalah Hukum Politik Hukum Berdasarkan Konstitusi. Jawa
Tengah: undip 2016 hlm 198-206

Lubis Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Medan: AKASHA SAKTI, 2018

Majda, El-Muhtaj. Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia.


Jakarta: Kencana, 2007. Hlm 59

Pangeran alhaj S.T.S dan Surya Patria Usman, 1995. Materi Pokok pendekatan Pancasila.
Jakarta: universitas Terbuka Depdikbud, 1995

Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan


Tinggi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017

Anda mungkin juga menyukai