Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSTITUSI DAN UUD 1945


“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan”

Dosen Pengampu:
Huma Magridoni Koling, S.Pd

Disusun Oleh:
Tasya Mutia
22002238

ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta yakninya Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya diakhir
nanti.
Penulis mengucap syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmatt-Nya, baik
ituberupa nikmat kesehatan maupun nikmat akal pikiran. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Huma Magridoni Koling, S.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan kewarganegaraan sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “konstitusi dan UUD 1945”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian semoga makalah ini
daapat bermanfaat. Terima kasih.

Padang, 3 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II ...................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3
A. Konsep Konstitusi Dan UUD 1945 ............................................................................ 3
B. Perbedaan Konstitusi Dengan UUD 1945 ................................................................. 4
C. Alasan Diperlukanya Konstitusi Bagi Suatu Negara Dan UUD 1945 Bagi Negara
Indonesia .............................................................................................................................. 4
D. Kedudukan Konstitusi Dan UUD 1945 ..................................................................... 5
E. Dinamika Dan Tantangan Konstitusi Serta UUD 1945 ........................................... 7
F. Urgensi Konstitusi Dan UUD 1945 ............................................................................ 8
BAB II .................................................................................................................................... 10
PENUTUP .............................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10
B. Saran .......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai
ketatanegaraan. Berdirinya sebuah negara tidak lepas dari adanya konstitusi yang
mendasarinya. Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut
Undang-Undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis. Konstitusi merupakan dasar
dari tatanan hukum sebuah negara, yang di dalamnya terdapat perlindungan
terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan mengatur tentang distribusi kekuasaan
(Distribution of Power) dalam penyelenggaraan negara. Konstitusi biasanya juga
disebut sebagai hukum fundamental negara, sebab konstitusi ialah aturan dasar.
Aturan dasar yang nantinya akan menjadi acuan bagi lahirnya aturan-aturan hukum
lain yang ada dibawahnya. Konstitusi dalam arti formal adalah suatu dokumen
resmi, seperangkat norma hukum yang hanya dapat diubah di bawah pengawasan
ketentuan- ketentuan khusus, yang tujuannya adalah untuk menjadikan perubahan
norma- norma ini lebih sulit. Konstitusi dalam arti material terdiri atas peraturan-
peraturan yang mengatur pembentukan norma-norma hukum yang bersifat umum,
terutama pembentukan undang-undang.
Di Indonesia, konstitusi yang digunakan merupakan konstitusi tertulis yaitu
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau biasa disebut
UUD 1945. UUD 1945 pertama kali disahkan sebagai konstitusi negara Indonesia
dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18
Agustus 1945. Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan mempertegas kedudukan Undang-
Undang Dasar sebagai sebuah Hukum Dasar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Konsep Konstitusi Dan UUD 1945?
2. Perbedaan Konstitusi Dengan UUD 1945?
3. Alasan Diperlukanya Konstitusi Bagi Suatu Negara Dan UUD 1945 Bagi
Negara Indonesia?
4. Kedudukan Konstitusi Dan UUD 1945?
5. Dinamika Dan Tantangan Konstitusi Serta UUD 1945?
6. Urgensi Konstitusi Dan UUD 1945?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Konsep Konstitusi Dan UUD 1945
2. Untuk Mengetahui Perbedaan Konstitusi Dengan UUD 1945
3. Untuk Mengetahui Alasan Diperlukanya Konstitusi Bagi Suatu Negara
Dan UUD 1945 Bagi Negara Indonesia
4. Untuk Mengetahui Kedudukan Konstitusi Dan UUD 1945
5. Untuk Mengetahui Dinamika Dan Tantangan Konstitusi Serta UUD 1945
6. Untuk Mengetahui Urgensi Konstitusi Dan UUD 1945

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Konstitusi Dan UUD 1945


Konstitusi merupakan jaminan yg paling efektif dalam menjaga agar kekuasaan
yg ada dim Negara tidak salah gunakan dan hak asasi manusia/warga Negara tidak
dilanggar konstitusi sangat penting artinya bagi suatu Negara karena kedudukannya
dalam mengatur dan membatasi kekuasan dalam suatu Negara.

Konstitusi berasal dari istilah bahasa Prancis, yaitu constituer artinya


membentuk beberapa istilah dari konstitusi seperti gromwer (bahasa Belanda) artinya
yaitu wer berarti undang-undang dan ground berarti tanah Beberapa Negara yg
menggunakan istilah constitution (bahasa Inggris) untuk mengartikan konstitusi.

Menurut beberapa para ahli:

❖ K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketaatanegaraaan suatu


negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur
/memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
❖ Herman heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi tidak
hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis.
❖ Lasalle, konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang terdapat di dalam
masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di dalam
masyarakat misalnya kepala negara angkatan perang, partai politik dsb.
❖ L.j Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun peraturan
tak tertulis.
❖ Koernimanto soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cisme
yang berarati bewrsama dengan dan statute yang berarti membuat sesuatu agar
berdiri. Jadi konstitusi berarti menetapkan secara bersama.

3
Secara teoretis konstitusi dapat diklasifikasikan berdasarkan pada beberapa
aspek. Aristoteles membuat klasifikasi konstitusi berdasarkan pada tujuan yang dikejar
oleh negara dan jenis otoritas yang dijalankan oleh pemerintah. Tujuan tertinggi dari
negara adalah kehidupan yang baik, hal ini merupakan kepentingan bersama seluruh
warga masyarakat. Karena itu, Aristoteles membedakan antara right constitution dan
wrong constitution dengan ukuran kepentingan bersama itu. Jika konstitusi diarahkan
untuk tujuan mewujudkan ke-pentingan bersama, maka konstitusi itu disebutnya
konstitusi yang benar, tetapi jika sebaliknya maka konstitusi itu adalah konstitusi yang
salah.

B. Perbedaan Konstitusi Dengan UUD 1945


UUD 1945 adalah peraturan yang menjadi dasar seluruh peraturan, konstitusi,
atau Perundang-undangan disebuah negara, Tidak sah sebuah konstitusi tanpa mengacu
pada UUD. sedangkan KONSTITUSI adalah Semua ketentuan, peraturan, atau
perundang-undangan, termasuk didalamnya UUD itu sendiri. Menurut saya
hubungannya bahwa suasana kebatianan UUD1945 dan cita-cita hukum UUD1945
tidak lain adalah bersumber kepada atau dijiwai dasar falsafah negara pancasila.
Disinilah arti dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara.Jadi pancasila adalah jiwa,
sumber dan landasan UUD 1945. secara teknis dapat dikatakan bahwa pokok-pokok
pikiran yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 adalah garis besarcita-cita yang
terkandung dalam pancasila. Batang tubuh UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilai-
nilai pancasila yang disusun dalam pasal-pasal.

C. Alasan Diperlukanya Konstitusi Bagi Suatu Negara Dan UUD 1945 Bagi
Negara Indonesia
Perlunya Konstitusi bagi suatu negara adalah menjadi pedoman yang mengatur
jalannya pemerintahan, pembatasan kekuasaan, dan menjamin hak asasi manusia agar
pemerintah tidak bertindak sewenang-wenang. Pemerintah tidak bisa bertindak
sewenang-wenang karena konstitusi membatasi kekuasaan. Konstitusi membagi
kekuasaan, mengatur kerja sama antar lembaga pemerintahan, dan menjadi agar semua

4
kebijakan yang dijalankan tetap dilakukan demi kesejahteraan rakyat. Adanya
konstitusi, membuat pemerintahan tetap berfokus pada kepentingan rakyat banyak
tanpa adanya pelanggaran hak-hak asasi manusia. Konstitusi menjadi pedoman agar
hak–hak warga negara dan hak asasi manusia tidak dilanggar dan terus dijamin oleh
pemerintah.

Menurut Yuliandri dalam Konstitusi dan Konstitusionalisme (2018), dalam


UUD 194 yang merupakan konstitusi negara Indonesia bahkan dimuat kewajiban
negara untuk Melindungi, memajukan, dan menegakan hak asasi manusia. Kewajiban
untuk melindungi fakir miskin dan anak telantar. Kewajiban untuk memajukan
kesejahteraan umum melalui pendidikan. Kewajiban lainnya untuk mencapai tujuan
melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum. Dengan
adanya konstitusi, suatu negara memiliki pedoman yang kuat dan terus relevan seiring
dengan berkembangnya zaman. Sehingga, negara bisa terus berjalan sesuai dengan
tujuannya yang mengedepankan kesejahteraan rakyat.

D. Kedudukan Konstitusi Dan UUD 1945


Kedudukan konstitusi dalam negara mengalami banyak perubahan sesuai
dengan perkembangan zaman.

1) Pada masa negara feodal monarkhi atau oligarkhi sebagai benteng pemisah
antara rakyat dan penguasa
2) Pada masa peralihan dari negara feodal monarkhi atau oligarkhi (dengan
kekuasaan mutlak penguasa) ke negara nasional demokrasi sebagai alat yang
digunakan oleh rakyat dalam perjuangan melawan penguasa.
3) Pada masa negara demokrasi senjata pamungkas rakyat untuk mengakhiri
kekuasaan sepihak satu golongan serta untuk membangun tata kehidupan baru.

Konstitusi menempati kedudukan yang paling penting dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara. Konstitusi merupakan ide-ide dasar yang digariskan oleh the
founding father, serta memberikan arahan dan pedoman bagi para generasi penerus

5
bangsa dalam mengemudikan suatu negara yang dipimpin. Negara yang berlandaskan
pada konstitusi dinamakan dengan negara konstitusional atau disebut constitutional
state. Constitutional state adalah salah satu ciri negara demokrasi modern.

Di Indonesia konstitusi negara adalah Undang-Undang Dasar 1945. Undang-


Undang Dasar 1945 merupakan kedudukan yang paling tinggi di negara Indonesia
dalam susunan peraturan perundangan negara. Namun menurut hukum, Undang-
Undang Dasar 1945 berada di bawah Pancasila sebagai norma dasar suatu negara.
Kesepakatan tentang tujuan negara Indonesia termuat dalam 4 sila dalam pembukaan
undang-undang Dasar 1945, yaitu:

• Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia


• Memajukan kesejahteraan umum
• Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
• Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

Undang-Undang 1945 telah memuat pasal-pasal yang berisi pengaturan segala


yang berkenaan dengan hubungan negara dan warga negara. Dengan adanya Undang-
Undang Dasar 1945 maka negara Indonesia sudah memenuhi syarat sebagai negara
konstitusional. Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang sumber hukum
dan tata urutan peraturan perundang-undangan, berikut kedudukan Undang Undang
Dasar 1945 yang berada di posisi paling atas dari perundang-undangan yang ada:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


2) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
3) Peraturan Presiden
4) Peraturan Daerah, terdiri dari:
- Peraturan Daerah provinsi
- Peraturan Daerah kabupaten/kota
- Peraturan Desa atau peraturan yang setingkat

6
E. Dinamika Dan Tantangan Konstitusi Serta UUD 1945
Menengok perjalanan sejarah Indonesia merdeka, ternyata telah terjadi
dinamika ketatanegaraan seiring berubahnya konstitusi atau undang undang dasar yang
diberlakukan. Setelah ditetapkan satu hari setelah proklamasi kemerdekaan, UUD NRI
1945 mulai berlaku sebagai hukum dasar yang mengatur kehidupan ketatanegaraan
Indonesia dengan segala keterbatasannya. Mengapa demikian, karena sejak semula
UUD NRI 1945 oleh Bung Karno sendiri dikatakan sebagai UUD kilat yang akan terus
disempurnakan pada masa yang akan datang.

Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntutan di


masyarakat. Tuntutan tersebut disampaikan oleh berbagai komponen bangsa, terutama
oleh mahasiswa dan pemuda. Beberapa tuntutan reformasi itu adalah:

a. mengamandemen UUD NRI 1945


b. menghapuskan doktrin Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia;
c. menegakkan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM),
serta pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN);
d. melakukan desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah;
e. mewujudkan kebebasan pers, f. mewujudkan kehidupan demokrasi.

Adanya tuntutan tersebut didasarkan pada pandangan bahwa UUD NRI 1945
belum cukup memuat landasan bagi kehidupan yang demokratis, pemberdayaan
rakyat, dan penghormatan HAM. Di samping itu, dalam tubuh UUD NRI 1945 terdapat
pasal-pasal yang menimbulkan penafsiran beragam, atau lebih dari satu tafsir
(multitafsir) dan membuka peluang bagi penyelenggaraan negara yang otoriter,
sentralistik, tertutup, dan berpotensi tumbuhnya praktik korupsi kolusi, dan nepotisme
(KKN). Penyelenggaraan negara yang demikian itulah yang menyebabkan timbulnya
kemerosotan kehidupan nasional. Salah satu bukti tentang hal itu adalah terjadinya
krisis dalam berbagai bidang kehidupan (krisis multidimensional). Tuntutan perubahan
UUD NRI 1945 merupakan suatu terobosan yang sangat besar. Dikatakan terobosan

7
yang sangat besar karena pada era sebelumnya tidak dikehendaki adanya perubahan
tersebut.

Dalam perkembangannya, tuntutan perubahan UUD NRI 1945 menjadi


kebutuhan bersama bangsa Indonesia. Berdasarkan hal itu MPR hasil Pemilu 1999,
sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam Pasal 37 UUD NRI 1945 melakukan
perubahan secara bertahap dan sistematis dalam empat kali perubahan, yakni:

a. Perubahan Pertama, pada Sidang Umum MPR 1999.


b. Perubahan Kedua, pada Sidang Tahunan MPR 2000.
c. Perubahan Ketiga, pada Sidang Tahunan MPR 2001.
d. Perubahan Keempat, pada Sidang Tahunan MPR 2002

F. Urgensi Konstitusi Dan UUD 1945


Dalam negara modern, penyelenggaraan kekuasaan negara dilakukan
berdasarkan hukum dasar (konstitusi). Dengan demikian konstitusi mempunyai
kedudukan atau derajat supremasi dalam suatu negara. Yang dimaksud dengan
supremasi konstitusi adalah konstitusi mempunyai kedudukan tertinggi dalam tertib
hukum suatu negara. UUD NRI 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia memiliki
kedudukan sebagai hukum tertinggi dan hukum dasar negara. Sebagai hukum tertinggi
negara, UUD NRI 1945 menduduki posisi paling tinggi dalam jenjang norma hukum
di Indonesia. Sebagai hukum dasar, UUD NRI 1945 merupakan sumber hukum bagi
pembentukan peraturan perundang-undangan di bawahnya.

Sebagai hukum dasar dan hukum tertinggi negara, maka peraturan perundangan
di bawah UUD NRI 1945, isinya bersumber dan tidak boleh bertentangan dengannya.
Misal isi norma suatu pasal dalam undang- undang, tidak boleh bertentangan dengan
UUD NRI. Dengan demikian UUD NRI 1945 sebagai konstitusi negara menjadi batu
uji apakah isi peraturan di bawahnya bertentangan atau tidak. Undang-undang pada
dasarnya adalah pelaksanaan daripada norma-norma yang terdapat dalam undang-
undang dasar. Misal Pasal 31 Ayat 3 UUD NRI 1945 menyatakan “Pemerintah

8
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”. Berdasar hal di
atas, disusunlan undang-undang pelaksanaanya yakni Undang-undang No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Secara normatif undang-undang tidak boleh bertentangan dengan UUD NRI


1945, maka jika ditemukan suatu norma dalam undang- undang bertentangan dengan
UUD NRI 1945 dapat melahirkan persoalan konstitusionalitas undang-undang tersebut
terhadap UUD NRI 1945. Dalam sistem hukum di Indonesia, lembaga negara yang
berwenang menguji konstitusionalitas undang-undang terhadap UUD NRI 1945 adalah
Mahkamah Konstitusi. Pengujian konstitusionalitas undang-undang adalah pengujian
mengenai nilai konstitusionalitas undang-undang itu baik dari segi formal ataupun
material terhadap UUD. Uji material menyangkut pengujian UU yang berkenaan
dengan materi muatan dalam ayat, pasal, dan/atau bagian UU yang dianggap
bertentangan dengan UUD NRI 1945. Uji formal menyangkut pengujian UU yang
berkenaan dengan proses pembentukan UU dan hal-hal lain yang tidak termasuk
pengujian material.

9
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Konstitusi merupakan jaminan yg paling efektif dalam menjaga agar kekuasaan
yg ada dim Negara tidak salah gunakan dan hak asasi manusia/warga Negara tidak
dilanggar konstitusi sangat penting artinya bagi suatu Negara karena kedudukannya
dalam mengatur dan membatasi kekuasan dalam suatu Negara. Kedudukan konstitusi
dalam negara mengalami banyak perubahan sesuai dengan perkembangan zaman.
Perlunya Konstitusi bagi suatu negara adalah menjadi pedoman yang mengatur
jalannya pemerintahan, pembatasan kekuasaan, dan menjamin hak asasi manusia agar
pemerintah tidak bertindak sewenang-wenang.
Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntutan di
masyarakat. Tuntutan tersebut disampaikan oleh berbagai komponen bangsa, terutama
oleh mahasiswa dan pemuda. Beberapa tuntutan reformasi itu adalah:
a. mengamandemen UUD NRI 1945
b. menghapuskan doktrin Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia;
c. menegakkan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM),
serta pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN);
d. melakukan desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah;
e. mewujudkan kebebasan pers, f. mewujudkan kehidupan demokrasi.
B. Saran
Demikianlah makalah yang telah saya susun, semoga bermanfaat bagi pembaca
dan pemakalah sendiri. Dan semoga apa yang saya diskusikan dapat menambah rasa
syukur kita kepada Allah dan menambah pengetahuan kita. Saya menyadari masih
banyak salah dalam penyusunan makalah ini, untuk itu saya berharap kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Atas
peerhatiannya saya ucapkan terima kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Carla M. Zoethout et all. (eds.). Control in Constitutional Law. Netherland: Martinus


Nijhoff Publisher, 1993.
Jimly Asshiddiqie. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta, Konstitusi
Pers, 2007
M.S.Faridy. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Sanford Levinson. Constitutional Faith, Princeton University Press, 1990.
Sarifudin Winataputra, Udin dkk (2019). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik
Indonesia
Andrews. Constitutions and Constitutionalism.3rd edition. Van Nostrand Company,
New Jersey, 1968.

11

Anda mungkin juga menyukai