Anda di halaman 1dari 21

KONSTITUSI NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas makalah

Dosen pengampu:

Teguh setiabudi,M.H

Di susun oleh :

Ari Budi: 123

Elok Nur: 123

Ika Santi: 123

Mutma: 123

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS HUMANIORA DAN BUDAYA
UNIVERSITAS MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012

II
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas karunia-NYA berupa akal agar kita bisa
bertadabbur dan bertafakkur atas segala nikmat dari-NYA.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
dorongan, bimbingan dan arahan kepada penyusun.Dalam makalah ini kami
menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna
perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

penyusun

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai Negara yang berdasarkan hukum, tentu saja Indonesia memiliki konstitusi
yang dikenal dengan undang-undang dasar 1945. Eksistensi Undang-Undang Dasar
1945 sebagai konstitusi di Indonesia mengalami sejarah yang sangaat panjang hingga
akhirnya diterima sebagai landasan hukum bagi pelaksanaan ketatanegaraan di
Indonesia.

Dalam sejarahnya, Undang-Undang Dasar 1945 dirancing sejak 29 Mei 1945 sampai
16 Juni 1945 oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau dalam bahasa jepang dikenal dengan dokuritsu zyunbi tyoosakai yang
beranggotakan 21 orang, diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Moh, Hatta sebagai wakil
ketua dengan 19 orang anggota yang terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang
dari Sumatra dan masing-masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil.
Badan tersebut (BPUPKI) ditetapkan ber dasarkan maklumat gunseikan nomor 23
bersamaan dengan ulang tahun Tenno Heika pada 29 April 1945 (Malian, 2001:59).

Badan ini kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi
Indonesia merdeka yang kemudian dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar 1945
(UUD’45). Para tokoh perumus itu adalah antara lain Dr. Radjiman Widiodiningrat,
Ki Bagus Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata, Pangeran Purboyo, Pangeran
Soerjohamidjojo, Soetarjo Kartohamidjojo, Prop. Dr. Mr. Soepomo, Abdul Kadir, Drs.
Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir (Sumatra), Mr. Abdul Abbas (Sumatra), Dr.
Ratulangi, Andi Pangerang (keduanya dari Sulawesi), Mr. Latuharhary, Mr. Pudja
(Bali), AH. Hamidan (Kalimantan), R.P. Soeroso, Abdul WACHID hasyim dan Mr.
Mohammad Hasan (Sumatra).

B. POKOK PERMASALAHAN

Beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain;

1. Pengertian konstitusi?
2. Kedudukan konstitusi sebagai hukum dasar dan hukum tertinggi?
3. Isi,tujuan,dan fungsi konstitusi Negara?
4. UUD sebagai konstitusi Negara Indonesia?
5. Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia?
6. Proses amandemen UUD 1945

II
7. Isi UUD 1945 di Indonesia

C. TUJUAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pada ditulisnya makalah ini antara lain;

1. Untuk menambah pengetahuan tentang konstitusi Negara


2. Untuk menambah pengetahuan tentang latar belakang lahirnya konstitusi Negara
indonesia
3. Untuk menambah pengetahuan tentang asas asas terbentuknya perundang undangan
serta bagaiman UUD pada tahun 1945,serta proses amandemennya

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG ........................................................................................

RUMUSAN MASALAH .............................................................................

TUJUAN ........................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN

PENGERTIAN KONSTITUSI...................................................................

KEDUDUKAN KONSTITUSI SEBAGAI HUKUM DASAR .................

KEDUDUKAN KONSTITUSI SEBAGAI HUKUM TERTINGGI........

ISI,TUJUAN,DAN FUNGSI KONSTITUSI…………………….

KONSTITUSI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA……….

PROSES AMANDEMEN UUD 1945…………………………………

ISI UUD 1945…………………………………………………………..

BAB III : PENUTUP

KESIMPULAN ................................................................................................

SARAN ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..

II
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konstitusi berasal dari bahasa Latin “constitutio” konstitusi memuat aturan dan
prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk
menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip
dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya, Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan
hak kepada warga masyarakatnya. Konstitusi dalam negara adalah sebuah norma
sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara – biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis – Dalam kasus bentukan negara,

3.2 Saran

Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa mengambil


manfaat tentang pentingnya mengetahui konstitusi Indonesia,hukum yang pernah
berlaku di Indonesia dan bagaiman proses amandemen UUD di Indonesia hingga
menjadi UUD seperti yan sekarang ini.

DAFTAR PUSTAKA

Basrie,Khaidir.2003.pengantar pendidikan kewarganegaraan,Jakarta.

Satria,Bambang.2009.pendidikan kewarganegaraan.Malang:niswana media.

www.artikel bagus.com

II
BAB II

PEMBAHASAN KONSTITUSI

A.PENGERTIAN KONSTITUSI

Konnstitusi berasal dari kata prancis “contitueri” yang artinya membentuk.kontitusi


juga bisa di artikan pula dengan peraturan dasar (awal) pembentukan Negara. dalam
kamus besar bahasa Indonesia kontitusi di artikan dgn segala ketentuan dan aturan
mengenai ketata negaraan. Tapi bisa juga di artian dengan undang-undang suatu
negara. atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Dalam bahasa Yunani Kuno
yaitu “Politea”. Dalam bahasa latin. “Cumstatuere” yang terbagi menjadi dua yaitu
“Constitutio” (tunggal) menetapkan sesuatu secara bersama-sama, dan “Constitutions”
(jamak) segala sesuatu telah di tetapkan.

Dalam istilah bahasa belanda, konstitusi atau undang-undang itu berasal dari kata
“grondwet” yang berasal dari kata “gront” berarti tanah dan “wet” berarti undang-
undang. Dan dalam Negara-negara yang menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa
nasional konstitusi itu biasa di istilahkan dengan constitution. Sedangkan dalam
praktik kontitusi itu dapat brarti lebih luas dari pengertian dasar, meskipun ada pula
yang menyamakannya dengan undang-undang dasar.

Konstitusi juda di artikan sebagai hukum dasar. Para pendiri Negara kita ( the
founding fathers) mengunakan istilah kontitusi sebagai hokum dasar. Dalam
pengertian UUD 1945 di sebutkan ; undang-undan dasar suatu Negara adalah hokum
dasar yang tertulis , sedangkan di samping undang-undang dasar tersebut berlaku juga
undang-undang yang tidak tertulis, ya’itu aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktik penyelengaraan Negara. dan hokum yang tidaktertulis itu di
namakan dengan konvensi.

pengertian konstitusi menurut para ahli :

Istilah Pengertian

pengertian
konstitusi menurut konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun
L.j Van peraturan tak tertulis
Apeldoorn

pengertian istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cisme yang

II
Istilah Pengertian

konstitusi menurut berarati bewrsama dengan dan statute yang berarti


Koernimanto membuat sesuatu agar berdiri. Jadi konstitusi berarti
soetopawiro menetapkan secara bersama.

konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang


pengertian
terdapat di dalam masyarakat seperti golongan yang
konstitusi menurut
mempunyai kedudukan nyata di dalam masyarakat
Lasalle
misalnya kepala negara angkatan perang, partai politik

pengertian konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD.


konstitusi menurut Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis tettapi juga
Herman heller sosiologis dan politis

membagi konstitusi dalam 4 pengertian yaitu: a)


Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub
pengertian yaitu; -“ Konstitusi sebagai kesatuan
organisasi yang mencakup hukum dan semua organisasi
yang ada di dalam negara. -“ Konstitusi sebagai bentuk
Negara. -“ Konstitusi sebagai faktor integrasi.-“
Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum
yang tertinggi di dalam Negara. b) Konstitusi dalam
pengertian artoi relatif dibagi menjadi dua pengertian yaitu
konstitusi menurut konstitusi sebagai tuntutan dari golongan borjuis agar
Carl schmitt haknya dapat dijamin oleh penguasa dan konstitusi
sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil (konstitrusi
dapat berupa terttulis) dan konstitusi dalam arti materiil
(konstitusi yang dilihat dari segi isinya) c) konstitusi
dalam arti positif adalah sebagai sebuah keputusan
politik yang tertinggi sehingga mampu mengubah
tatanan kehidupan kenegaraan d) konstitusi dalam arti
ideal yaitu konstitusi yang memuat adanya jaminan atas
hak asasi serta perlindungannya

konstitusi adalah keseluruhan sistem ketaatanegaraaan


pengertian
suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang
konstitusi menurut
mmbentuk mengatur /memerintah dalam pemerintahan
K. C. Wheare
suatu negara.

Istilah konstitusi mempunyai 2 ( dua ) pengertian yaitu :


1. Konstitusi dalam arti luas :
adalah keseluruhan dari ketentuan – ketentuan dasar atau disebut juga hukum
dasar,baik hukum dasar tertulis maupun hukum dasar tidak tertulis.

II
2. Konstitusi dalam arti sempit :
Adalah hukum dasar tertulis yaitu undang-undang dasar. Di Indonesia disebut juga
dengan UUD 1945dan Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub pengertian
yaitu;

1. Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum dan semua organisasi
yang ada di dalam negara.
2. Konstitusi sebagai bentuk negara.
3. Konstitusi sebagai faktor integrasi.
4. Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi di dalam negara .

Konstitusi dalam arti relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu konstitusi sebagai
tuntutan dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin oleh penguasa dan konstitusi
sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil (konstitusi dapat berupa tertulis) dan
konstitusi dalam arti materiil (konstitusi yang dilihat dari segi isinya).konstitusi dalam
arti positif adalah sebagai sebuah keputusan politik yang tertinggi sehingga mampu
mengubah tatanan kehidupan kenegaraan.konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi
yang memuat adanya jaminan atas hak asasi serta perlindungannya.

B.KEDUDUKAN KONSTITUSI

Kontitusi menepati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan


suatu Negara karena konstitusi menjadi baro meter kehidupan bernegara dan
berbangsa yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu. Selain itu,
konstitusi juga merupakan ide-ide dasar yang digariskanoleh the founding fathers,serta
memberikan arahan kepada para generasi penerus bangsa dalam mengemudikan suatu
Negara yang mereka pimpin.
Konstitusi secara umum berisi hal-hal yang mendasar dari sustu Negara. hal mendasar
itu adalah aturan-aturan atau norma-norma dasaryang di pakai sebagai pedoman
pokok bernegara.
Meskiun konsttitusi yang ada di dunia ini berbeda-beda dalam hal tujuan, bentuk,dan
isi tapi umumnya mera itu mempunyai kedudukan formal yang sama, ya’itu sebagai
a). hukum dasar dan b). hukum
konstitusi sebagai hukum tertinggi

a.konstitusi sebagai hukum dasar

II
dasar karena dia berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam
kehidupan suatu Negara. secara kusus konstitusi memuat aturan tentang badan-badan
pemerintahan(lembaga-lembaganegara),sekaligus memberikan kewenagan kepadanya.
Jadi, konstitusi menjadi; (a) dasr adanya dan (b)sumber kekuasaan bagi setiap
kekuasaan baadan legislative(pembuat undang-undang), maka UUD juga merupakan
(c)dasar adanya dan sumber bagi isi aturan hukum yang ada di bawahnya

b. konstitusi sebagai hukum tertinggi

konstitusi lazimnya juga di beri kedudukan sebagai hukum tertinggi dalam tata hukum
Negara yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa aturan-aturan yang terdapat dalam
konstitusi,secara hierarkis mempunyai kedudukan lebih tinggi(superior)terhadap
aturan lainnya. Oleh karena itu aturan-aturan lain yang dibuat oleh pembentuk
undang-undang harus sesuwai atau tidak bertentangan dengan undang-undang
dasar.Lebih lagi dijelaskan oleh Simanjuntak, NH. (2007:34) dalam bukunya
Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP/MTS kelas VIII, konsekuensi yuridis yang
diperoleh dari UUD yang menempati posisi tertinggi ialah bahwa seluruh peraturan
yang ada di bawahnya harus dijiwai oleh substansi dan materi muatan konstitusi
tersebut. Oleh karenanya tidak dibenarkan jika dalam membuat peraturan baru tanpa
melihat muatannya dalam konstitusi apa lagi jika sampai melanggar atau bertentangan
dengan konstitusi. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan yang berifat fundamental

Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketat

Secara umum ada 3 hal pokok yang harus terkandung di dalam konstitusi atau UUD,
yakni sebagai berikut:

1. Adanya jaminan HAM


2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan yang berifat fundamental

3 Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatnegaraan yang juga bersifat


fundamental.

Undang-undang Dasar sangatlah dperlukan dalam menjalankan fungsi lembaga tinggi


negara karena salah satu fungsi yang khas dari konstitusi adalah membatasi kekuasaan
pemerintah sehingga tidak terjadi tindakan yang sewenang-wenang dalam
menggunakan kekuasaan.

Kesimpulan

Dari sedikit penjabaran di atas dapat kita simpulkan kedudukan sekaligus fungsi
konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah sebagai berikut:

II
1. Konstitusi berfungsi sebagai dokumen nasional yang mengandung perjanjian luhur,
yang berisikan kesepakatan tentang politik, hukum, budaya, ekonomi, kesejahteraan
dan aspek fundamental yang menjadi tujuan negara.
2. Konstitusi sebagai piagam kelahiran negara baru.
3. Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi.
4. Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambng persatuan.
5. Konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan.
6. Konstitusi sebagai penjamin HAM dan kebebasan warga negara

C.ISI ,TUJUAN, DAN FUNGSI KONSTITUSI

Konstitusi sebagai tonggak atau awal terbentuknya suatu Negara. konstitusi menjadi
dasar utama bagi penyelengaraan bernegara. Karena itu konstitusi menepati posisi
penting, dan setrategis dalam kehidupan ketatanegaraan suatu Negara.Setiap negara
modern pasti memiliki sebuah panduan (konstitusi) sebagai dasar menjalankan
pemerintahan. Pada jaman dahulu konstutusi dibuat untuk membatasi kekuasaan para
raja dan kaum bangsawan terhadap rakyat. Konstitusi lahir dari sebuah konsep
perjanjian agung antara penguasa dengan rakyatnya. Perlahan peranan konstitusi
semakin jelas sebagai pengawal hak rakyat dimana rakyat menundukkan diri pada
penguasa untuk dipimpin. Ketundukan tersebut harus dibayar dengan kemakmuran
dan jaminan bagi rakyat untuk mengakses hak dasar mereka. Hal tersebut dicatatkan
dalam sebuah dokumen suci bernama konstitusi.

Konstitusi diartikan sebagai pembuatan atau penyusunan yang me nentukan hakikat


sesuatu (the “make” or com po sition which determines the nature of any thing). Dari
pendapat tersebut dapat kita temukan bahwa konstitusi memegang peranan penting
dalam kehidupan bernegara. Dalam praktik ketatanegaraan diperlukan sebuah hukum
dasar yang menjadi panduan bagaimana negara dan rakyat berinteraksi. Kedudukan
konstitusi dalam sebuah negara sebagai hukum dasar. Konstitusi sebagai sumber
hukum tidak hanya dinilai sebagai seperangkat aturan. Melainkan sebuah rangkaian
sistemik dari perbuatan manusia yang menentukan isi sebuah hukum.
Konstitusi dalam perkembangan negara modern konstitusi menjamin alat rakyat untuk
kedudukan hukum dan politik, untuk mengatur kehidupan bersama dan mencapai cita-
cita dalam bentuk negara,juga merumuskan atau menyimpulkan prinsip hukum, haluan

II
negara dan petokan kebijaksanaan yang mengikat penguasa.konstitusi menurut Hans
Kelsen memberi kekuasaan membentuk hukum kepada pihak yang ditentukan.
Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaran
suatu negaraara. .

Menurut Jimly Asshiddiqie, konstitusi negara memiliki fungsi-fungsi:


a. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan;
b. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara;
c. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ negara dengan warga Negara;
d. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan Negara;
e. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang sah kepada
organ Negara;
f. Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of unity), sebagai rujukan
identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation) serta center of ceremony;
g. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam arti
sempit yaitu bidang politik dan dalam arti luas mencakup bidang sosial ekonomi;
h. Fungsi sebagai sarana perekayasa dan pembaharuan masyarakat (social engineering
atau social reform)

Tujuan konstitusi menurut Strong adalah untuk membatasi kesewenangan


tindakan pemerintah, untuk menjamin hak yang diperintah, dan merumuskan
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Sedangkan Carl Loewenstein menyatakan
konstitusi pada dasarnya mempunyai dua tujuan utama yakni: (1) untuk memberikan
pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik; (2) untuk membebaskan
kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa, serta menempatkan bagi para penguasa
tersebut batas kekuasaan mereka.
Konstitusi dalam sistim hukum modern merupakan hukum dasar yang memiliki
otoritas tertinggi. Konstitusi bukan semata dokumen yang tercatat di atas kertas.
Melainkan sebuah dokumen yang berisi jaminan hak sipil dan perlindungan hak asasi
manusia serta sebagai landasan politik nasional.
Menurut Bagir Manan, hakikatdari dari konstitusi merupakan perwujudan
paham tentang konstitusi atau konstitunalisme, yaitu pembatasan terhadap kekuasaan
pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap
penduduk di pihak lain, .
Setelah perjuangan dimenangkan oleh rakyat, konstitusi bergeser kedudukan dan

II
perannya dari sekedar penjaga keamanan dan kepentingan hidup rakyat terhadap
kezaliman golongan penguasa, menjadi senjata pamungkas rakyat untuk mengakhiri
kekuasaan sepihak satu golongan dalam sistem monarkhi dan Oligarkhi, serta untuk
membangun tata kehidupan baru atas dasar landasan kepentingan bersama rakyat
dengan menggunakan berbagai ideologi seperti: Individualisme, liberalisme,
universalisme, demokrasi, dsb.
Dalam sejarahnya di dunia barat, konstitusi dimaksudkan untuk menentukan batas
wewenang penguasa, menjamin hak rakyat dan mengatur jalannya pemerintahan.
dengan kebangkitan paham kebangsaan sebagai kekuatan pemersatu, serta dengan
kelahiran demokrasi sebagai paham politik yang progresif dan militan, konstitusi
menjamin alat rakyat untuk konsolidasi kedudukan hukum dan politik, untuk mengatur
kehidupan bersama dan untuk mencapai cita-citanya dalam bentuk negara. Berhubung
dengan itu konstitusi di zaman modern tidak hanya memuat aturan-aturan hukum,
tetapi juga merumuskan atau menyimpulkan prinsip-prinsip hukum, haluan negara dan
patokan kebijaksanaan, yang kesemuanya mengikat penguasa.
Pada prinsipnya tujuan konstitusi adalah untuk membatasi kesewenangan tindakan
pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah, dan merumuskan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat. Pendapat yang hampir senada disampaikan oleh
Loewenstein di dalam bukunya Political Power and the Governmental Process, bahwa
konstitusi itu suatu sarana dasar untuk mengawasi proses-proses kekuasaan. Oleh
karena itu setiap konstitusi senantiasa mempunyai dua tujuan:
1. Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik.
2. Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa, serta
menetapkan bagi para penguasa tersebut batas-batas kekuasaan mereka.

C. Nilai-nilai Penting Konstitusi/UUD Dalam Suatu Negara


Eksistensi konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara merupakan sesuatu
hal yang sangat krusial, karena tanpa konstitusi bisa jadi tidak akan terbentuk sebuah
negara. Dalam lintasan sejarah hingga awal abad ke-21 ini, hampir tidak ada negara
yang tidak memiliki konstitusi. Hal ini menunjukkan betapa urgennya konstitusi
sebagai suatu perangkat negara. Konstitusi dan negara ibarat dua sisi mata uang yang
satu sama lain tidak terpisahkan.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah mengapa konstitusi itu menjadi sesuatu
yang urgen dalam tatanan kehidupan ketatanegaraan suatu negara? Seperti telah
disinggung sebelumnya bahwa konstitusi merupakan sekumpulan aturan yang
mengatur organisasi negara, serta hubungan antara negara dan werga negara sehingga
saling menyesuaikan diri darn saling bekerja sama. Dr. A. Hamid S. Attamimi
menegaskan seperti yang dikutip Thaib, bahwa konstitusi atau undang-undang dasar
merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai pemberi pegangan dan memberi
batas sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam mengatur bagaimana kekuasaan

II
negara harus dijalankan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Bagir Manan mengatakan
bahwa hakikat konstitusi atau konstitusionalisme yaitu pembatasan terhadap
kekuasaan pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara
maupun setiap penduduk di pihak lain.
Sejalan dengan perlunya konstitusi sebagai instrumen untuk membatasi kekuasaan
dalam suatu negara, Miriam Budiarjo mengatakan:
“Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional,
undang-undang dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan
pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat
sewenang-wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara akan lebih
terlindungi”. (Budiarjo, 1978: 96)
dalam konteks pentingnya konstitusi sebagai pemberi batas kekuasaan tersebut,
Kusnardi menjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari fungsinya terbagi ke dalam dua (2)
bagian yaitu membagi kekuasaan dalam negara, dan membatasi kekuasaan pemerintah
atau penguasa dalam negara. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa bagi mereka yang
memandang negara dari sudut kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi
kekuasaan, bagaimana kekuasaan dibagi diantara beberapa lembaga kenegaraan,
seperti antara lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Selain sebagai pembatas kekuasaan, konstitusi juga digunakan sebagai alat untuk
menjamin hak-hak warga negara. Hak-hak tersebut mencakup hak-hak asasi, seperti
hak untuk hidup, kesejahteraan hidup dan hak kebebasan.
Mengingat pentingnya konstitusi dalam suatu negara ini, stricken dalam bukunya “Het
Staatsrecht Van Het Keninkrijk Der Nederlander” menyebutkan bahwa undang-
undang dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan dokumen formal yang berisikan:
1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau
2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa.
3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik untuk waktu
sekarang maupun untuk waktu yang akan datang.
4. Suatu keinginan dimana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak
dipimpin.
Keempat materi yang terdapat dalam konstitusi atau undang-undang tersebut
menunjukkan arti pentingnya suatu konstitusi yang menjadi barometer kehidupan
bernegara dan berbangsa, serta memberikan arahan dan pedoman bagi generasi
penerus bangsa dalam menjalankan suatu negara. Dan pada prinsipnya, semua agenda
penting kenegaraan serta prinsip-prinsip.

II
D. UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI NEGARAINDONESIA
Undang-undang Dasar 1945 merupakan konstitusi bagi Negara Indonesia. Sebagai
dasar hukum, UUD 1945 memegang peranan dalam mewujudkan nilai-nilai luhur
yang terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.

Pancasila merupakan hukum diatas segala hukum (staats fundamental norm). Artinya
UUD 1945 sebagai dasar hukum, dalam pembuatannya tidak boleh beretentangan dan
harus mematuhi nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila, sebab UUD 1945 adalah
hukum yang setingkat di bawah Pancasila (walaupun tidak tertera secara langsung
dalam UU). Maka dari itu, dikenal lah sebuah asas yang berbunyi lex superior derogat
legi inferior, artinya, hukum yang lebih tinggi menjadi acuan hukum yang lebih
rendah.

UUD 1945 dalam proses pelaksanaannya tidak bersifat sattis/absolut. UUD 1945 dapat
diamandemen sesuai dengan keadaan dan kebutuhan negara. Bahkan soal perubahan
UUD ini sudah tertuang sendiri pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 37. Dalam
perubahannya ini juga UUD 1945 harus tetap mematuhi asas lex superior derogat legi
inferior. Sampai saat tulisan ini ditulis, UUD 1945 sudah mengalami 4 kali
amandemen.

Setiap warga negara Indonesia beserta pemerintah wajib mematuhi apa yang sudah
tertulis dalam UUD 1945. Sebab dengan cara ini, tujuan negara dalam
menyelenggarakan kepentingan umum tanpa menyingkirkan kepentingan pribadi
dapat terlaksana dengan baik dan bijaksana

a. Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia

Dalam sejarahnya , sejak poklamasi 17 agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia


telah berlaku 3(tiga) macam undang-undang dasar dalam 4(empat) piriode ya’itu;

1. UUD 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)

Menurut bentuknya Konstitusi pertama Indonesia (UUD 1945) adalah konstitusi


tertulis, karena UUD 1945 merupakan hukum dasar Negara Indonesia pada waktu itu
yang dituangkan dalam suatu dokumen yang formal. Di pertegas dalam Risalah
Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai Naskah Perbantuan
dan Kompilasi Tanpa Ada Opini. Bukti bahwa UUD 1945 adalah konstitusi tertulis
yaitu bahwa pada naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang

II
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah
rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Konstusi ini di tuangkan dalam satu
dokumen saja tanpa ada dokumen lainnya yang juga merupakan konstitusi seperti
yang ada di Negara Denmark( 2 dokumen) dan Swedia (4 dokumen).

Menurut sifatnya UUD 1945 termasuk konstitusi yang Rigid (kaku) karena UUD
1945 hanya dapat diubah dengan cara tertentu secara khusus dan istimewa tidak
seperti mengubah peraturan perundangan biasa. Hal ini dijelaskan dalam BAB XVI
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR pasal 37 ayat 1” Untuk mengubah
UUD sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota MPR harus hadir” dan pasal 2
“Putusan Diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah
anggota yang hadir”.

Menurut kedudukannya UUD 1945 merupan konstitusi derajat tinggi karena UUD
1945 di jadikan dasar pembuatan suatu peraturan perundang-undangan yang lain.
Karena menjadi dasar bagi peratutan yang lain maka syarat untuk mengubahnyapun
lebih berat jika di bandingkan dengan yang lain. Mengakibatkan adanya hierarki
peraturan perundangan. Tata urutan peraturan perundang-undangan pertama kali diatur
dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, yang kemudian diperbaharui dengan
Ketetapan MPR No. III/MPR/2000, dan terakhir diatur dengan Undang-undang No. 10
Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dimana dalam
Pasal 7 diatur mengenai jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan

1. Menurut bentuk Negara, konstitusi (UUD 1945) mejelaskan bahwa bentuk


Negara Indonesia adalan Negara kesatuan. Buktinya terdapat pada BAB I BENTUK
DAN KEDAULATAN pasal 1 ayat 1 “ Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang
berbentuk Republik”.

2. Menurut system pemerintahan yang dianut, Indonesia menganut sistem


pemerintahan Presidensial. Salah satu ciri sistem pemerintahan Presidensial
adalah”Dalam melakukan kewajibannya Presiden di bantu oleh satu orang wakil
presiden” (Pasal 4 Ayat 2 UUD’45)

2. UUD RIS 1949.(27 Desember 1949-17 Agustus 1950)

a. Menurut bentuknya Kosntitusi RIS merupakan kostitusi tertulis karena


dituangkan dalam suatu dokumen. Konstitusi RIS ini terbentuk atas usulan dari PBB,
dengan mempertemukan wakil-wakil dari Indonesia dengan Belanda , maka
terbentuklah suatu persetujuan dan persetujuan tersebut dituangkan dalam sebuah
dokumen pada tanggal 27 Desember 1949, maka terbentuklah konstitusi RIS.

b. Menurut sifatnya Konstitusi RIS merupakan konstitusi rigid karena


mempersyaratkan prosedur khusus untuk perubahan atau amandemennya. Tertuang

II
dalam BAB VI Perubahan, ketentuan-ketentuan peralihan dan ketentuan-ketentuan
penutup bagian satu perubahan, pasal 190 ayat (1), (2), pasal 191 Ayat (1), (2), (3),
bagian dua ketentuan-ketentuan peralihan pasal 192 Ayat (1), (2), pasal 193 Ayat
(1),(2).

c. Menurut kedudukannya konstitusi RIS merupakan konstitusi derajat tinggi


karena persyaratan untuk mengubah lebih berat jika dibandingkan merubah peraturan
perundangan yang lain.

d. Menurut bentuk negara konstitusi RIS serikat/federal karena negara


didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian
memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.Terdapat BAB I
negara Republik Indonesia Serikat bagian I bentuk negara dan kedaulatan pasal 1,
Ayat (1).

e. Menurut bentuk pemerintahannya konstitusi RIS, berbentuk parlementer


karena kepala negara dan kepala pemerintahan,di jabat oleh orang yang berbeda.
Kepala negaranya adalah presiden, dan kepala pemerintahannya perdana menteri.
Terdapat pada pasal 69 ayat 1, pasal 72 ayat 1.

3.UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959).

1. Menurut bentuknya UUDS’50 merupakan konstitusi tertulis karena dituangkan


dalam suatu dokumen yang formal. Dimana dengan berlakunya UUDS 1950 maka
konstitusi RIS tidak berlaku.

2. Menurut sifatnya UUDS’50 merupakan konstitusi rigid karena dalam


perubahannya mempersyaratkan prosedur khusus sehingga tidak semudah seperti
merubah peraturan perundang-undangan biasa. Diatur dalam pasal 140 UUDS 1950
ayat 1-4.

3. Menurut kedudukannya UUDS’50 merupakan konstitusi derajat tinggi karena


persyaratan merubahnya tidak semudah peraturan perundangan biasa. Dan kedudukan
UUDS ’50 merupakan peraturan tertinggi dalam perundang-undangan diatas UU dan
UU Darurat.

4. Menurut bentuk negara UUDS’50, Indonesia berbentuk kesatuan karena pada


asasnya seluruh kekuasaan dalam negara berada ditangan pemerintah pusat.

6. Menurut sistem pemerintahannya UUDS’50, Indonesia menganut sistem


pemerintahan parlementer dimana kepala negara dijabat oleh seorang presiden dan
kepala pemerintah di jabat oleh perdana mentri.

4.UUD’45 setelah amandemen I-IV

II
1. Menurut bentuknya UUD ’45 amandemen termasuk konstitusi tertulis karena
dituangkan dalam satu bentuk dokumen formal.

2, Menurut sifatnya UUD ’45 merupakan konstitusi rigid karena dalam


perbahannya memperhatikan syarat-syarat tertentu seperti tertera dalam pasal 37 ayat
1-5 UUD ’45, bahwa pengajuan perubahan minimal dilakuakan oleh 1/3 dari anggota
MPR, dan dalam sidangnya dihadiri oleh 2/3 dari anggota MPR, dan putusan disetujui
oleh lima puluh persen ditambah satu dari seluruh jumlah anggota MPR, dan syarat
lain adalah dalam ayat 5 bahwa “Khusus mengenai bentuk negara kesatuan Republik
Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”.

3, Menurut kedudukannya UUD ’45 termasuk konstitusi derajat tinggi karena


UUD ’45 berkedudukan sebagai hukum dasar dan pedoman pembentukan peraturan
perundangan yang lain. Sehingga terdapat hierarki perundangan sebagai
konsekuensinya, di atur dalam UU No 10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan
perundangan.

5. Menurut bentuk negara UUD ’45, Indonesia menganut konstitusi dalam negara
kesatuan. Merujuk pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “ Negara Indonesia ialah negara
kesatuan yang berbentuk Republik”.

6, Menurut sistem pemerintahannya, konstitusi yang dianut adalah konstitusi dalam


pemerintahan presidensial. Dimana kepala negara dan kepala pemerintahan berada
ditangan presiden.

TABEL KESIMPULAN UUD 1945

Kategori UUD’4 Konstitu UUD’ UUD’4


5 si RIS 50 5
Sebelu Setelah
m Amand
Amand emen 4
emen

Bentuk Tertulis Tertulis Tertuli Tertulis


s

Sifatnya Rigid Rigid Rigid Rigid

Kedudu Derajat DerajatTi Deraja Derajat


kan Tinggi nggi t Tinggi
Tinggi

Bentuk Kesatua Serikat/F Kesatu Kesatua


pemerin n ederal an n
tahan

II
Sistem Preside Parlemen Parlem Preside
pemerin nsial ter enter nsial
tahan

2.Proses amandemen UUD 1945

Amandemen(bahasa Inggris: amendment) artinya perubahan. Mengamandemen


artinya mengubah atau mengadakan perubahan. Istilah amandemen sebenarnya
merupakan hak, yaitu hak parlemen untuk mengubah atau mengusulkan perubahan
rancangan undang-undang. Perkembangan selanjutnya muncul istilah amandemen
UUD yang artinya perubahan UUD. Isti1ah perubahan konstitusi itu sendiri
mencakup dua pengertian (Taufiqurohman Syahuri, 2004), yaitu

1. Amandemen kontitusi (constitutional amendment)


2. Pembaruan konstitusi (constitutional reform)

Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan merupakan


addendum atau sisipan dari konstitusi yang asli. Jadi, konstitusi yang asli tetap
berlaku. Adapun bagian yang diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari
konstitusinya. Jadi, antara bagian perubahan dengan konstitusi aslinya masih terkait.
Nilai-nilai lama dalam konstitusi asli yang belum berubah masih tetap eksis. Sistem
perubahan ini dianut oleh Amerika Serikat dengan istilah populemya amandemen.

Dalam hal pembaruan konstitusi, perubahan yang dilakukan adalah ‘baru” secara
keseluruhan. Jadi, yang berlaku adalah konstitusi yang barn, yang tidak lagi ada
kaitannya dengan konstitusi lama atau asli. Sistem ini dianut oleh negara seperti
Belanda, Jerman, dan Prancis.

Amandemen atas UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah dan memperbaharui


konstitusi negara Indonesia agar sesuai dengan prinsip-prnsip negara demokrasi.
Dengan adanya amandemen terhadap UUD 1945 maka konstitusi kita diharapkan
semakin baik dan lengkap menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan dan
kehidupan kenegaraan yang demokratis.

Alasan yang logis untuk menjawab alasan di atas adalah dihubungkan dengan
proses pembuatan konstitusi kita yang relatif singkat. Dimana banyak terjadi tekanan
akibat kondisi yang belum stabil. Oleh karena itu wajar jika banyak pasal-pasal
yangmulti tafsir dan perlu diadakan revisi/amandemen agar tetap sesuai dan berjalan
sebagaimana mestinya.

II
ISI UUD NEGARA INDONESIA TAHUN 1945

Undang-Undang Dasar pada umumnya berisi hal-hal sebagai berikut:

1. Organisasi negara, artinya mengatur lembaga-lembaga apa saja yang ada dalam suatu
negara dengan pembagian kekuasaan masing-masing serta prosedur penyelesaian
masalah yang timbul diantara lembaga tersebut.
2. Hak-hak asasi manusia
3. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar,
4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari undang-undang
dasar, seperti tidak dikehendaki terulangnya kembali munculnya seorang dictator atau
kembalinya pemerintahan kerajaan yang kejam misalnya.
5. Sering pula memuat cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi negara.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17


Agustus 1945, maka perlulah untuk ditetapkan sebuah Undang-Undang Dasar yang
melandasi kehidupan bernegara sebagai tata hukum baru atas sebuah negara baru yaitu
negara Indonesia. Oleh karenanya pada tanggal 18 Agustus 1945 saat itu Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi pertama bangsa Indonesia.

Sebenarnya Undang-Undang Dasar 1945 yang ditetapkan dan disahkan oleh


Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonsia (PPKI) sebagai konstitusi pertama negara
Republik Indonesia adalah naskah Rancangan Undang-Undang Dasar yang telah
dipersiapkan oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) dengan beberapa perubahan penyesuaian dan kesepakatan wakil-wakil
bangsa Indonesia yang duduk sebagai Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)


merupakan badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang untuk

II
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, yang beranggotakan 62 orang bangsa
Indonesia, dan bersidang sejak tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan tanggal 16 Juli
1945 mempersiapkan segala sesuatu untuk sebuah negara baru termasuk
mempersiapkan sebuah Rancangan Undang-Undang Dasar. Oleh karenanya penetapan
dan pengesahan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan penetapan dan pengesahan
sebuah Undang-Undang Dasar sebagai hasil kesepakatan bangsa Indonesia yang
duduk di BPUPKI yang berasal dari berbagai daerah dan golongan yang ada. Dengan
demikian Undang-Undang Dasar 1945 inilah merupakan wujud persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia yang senasib dan sepenanggungan sebagai bekas bangsa
jajahan Belanda dan Jepang. Dengan kata lain Undang-undang Dasar 1945 memiliki
nilai pemersatu bangsa.

II

Anda mungkin juga menyukai