Anda di halaman 1dari 8

Makalah Asal Mula Terjadinya Negara

KATA PENGANTAR

Puji syukur seraya kami ucapkan kepada Tuhan atas rahmat dan berkat-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini guna melengkapi tugas yang dibebankan oleh dosen
pengampu kami, yaitu Dosen Pembimbing Pendidikan Kewarganegaraan di STKIP Tapanuli Selatan
Padang Sidimpuan. Di samping itu, kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian makalah ini.

Makalah ini berisi materi tentang “Asal Mula Terjadinya Negara”. Di mana disini akan
dijabarkan tentang teori-teori yang merujuk pada terbentukinya suatu negara, berikut contoh-contoh
tentang uraian yang berkaitan.

Tujuan pembuatan makalah ini seperti sudah kami sebutkan di atas adalah untuk
menyelesaika tugas Pendidikan Kewargnegaraan. Di samping itu juga dapat bermanfaat untuk para
pembaca guna mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang asal mula terbentuknya negara.

Dari hati yang terdalam kami mengutarakan permintaan maaf atas kekurangan makalah ini,
karena kami tahu makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
berharap kritikan, saran, dan masukan yang membangun dari pembaca guna penyempurnaannya ke
depan.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat sesuai dengan
fungsinya. Amin.

Padang Sidimpuan, 25 Maret 2012

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara adalah suatu wilayah yang memiliki batas, penduduk, dan pemerintahan yang
berdaulat di dalamnya. Suatu negara terbentuk bukan karena tidak ada alasan atau penyebabnya.
Semua negara di muka bumi ini memiliki sejarah tersendiri tentang asal mula terbentuknya. Oleh
karenanya kita harus mengetahui asal mula terbentuknya suatu negara. Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai hal itu.
Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas yang dibebankan oleh dosen pembimbing mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Dan juga bertujuan memberikan sedikit bahan bacaan untuk
melengkapi pengetahuan kita tentang topik yang telah diutarakan sebelumnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Proses atau pendekatan primer tentang asal mula terjadinya negara;
2. Teori-teori tentang terjadinya negara;
3. Proses atau pendekatan sekunder tentang asal mula terjadinya negara; dan
4. Pendapat sebagian tokoh dalam teori terjadinya negara.

C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan;
2. Memberikan materi tentang asal mula terjadinya suatu negara;
3. Memaparkan proses/ pendekatan tentang asal mula terjadinya suatu negara; dan
4. Memberikan beberapa contoh negara sesuai pendekatan yang dipaparkan.

BAB II
PEMBAHASAN

Di muka bumi ini terdapat ratusan negara yang berdiri. Negara-negara tersebut berdiri karena
ada asal usulnya. terjadinya negara terbagi menjadi dua proses/ pendekatan , yaitu proses primer
dan proses sekunder. Berikut ini akan dipaparkan pendekatan tentang terjadinya negara, yaitu
sebagai berikut:

1. PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA PRIMER

Terjadinya negara secara primer adalah bertahap yaitu dimulai dari adanya masyarakat
hukum yang paling sederhana, kemudian berevolusi ketingkat yang lebih maju dan tidak dihubungkan
dengan negara yang telah ada sebelumnya.
Menurut G. Jellinek, terjadinya negara secara primer melalui 4 tahapan (fase) yaitu :
 Fase Suku Persekutuan Manusia
Kehidupan diawali dari sebuah keluarga, kemudian menjadi kelompok masyarakat hukum
tertentu atau disebut suku yang akhirnya berkembang menjadi lebih besar dan dipimpin oleh kepala
suku yang merupakan primus interpares.
 Fase Kerajaan
Pada fase ini kepala suku sebagai primus interpares kemudian menjadi raja dengan cakupan
wilayah yang lebih luas akibat fakta alamiah maupun karena penaklukan - penaklukan wilayah lain.
 Fase Negara Nasional
Awalnya negara nasional diperintah oleh raja yang absolut dengan pemerintahan yang
tersentralisasi semua rakyat dipaksa mematuhi kehendak dan diperintah raja. Hanya ada satu
identitas kebangsaan, maka fase ini disebut fase nasional.
 Fase Negara Demokrasi
Setelah rakyat memiliki kesadaran kebangsaan, kemudian tidak ingin diperintah oleh raja
yang absolut. Rakyat ingin mengendalikan pemerintahan dan memilih pemimpinnya sendiri yang
dianggap dapat mewujudkan aspirasi mereka yang lebih dikenal dengan "kedaulatan rakyat" maka
lahirlah negara demokrasi.

Di samping itu, untuk mempelajari asal mula terbentuknya suatu negara dapat menggunakan
teori-teori yang diajukan oleh tokoh-tokoh sesuai buah pikiran masing-masing, antara lain sebagai
berikut:

A. Teori Kontrak Sosial (Social Contract)


Teori perjanjian masyarakat atau teori kontrak sosial menganggap perjanjian sebagai dasar
negara dan masyarakat. Teori ini meletakkan negara untuk tidak berpotensi menjadi negara tirani..
Tokoh dari teori ini adalah Hugo de Groot, Thomas Hobbes, Jhon Locke dan J.J. Rousseau. Teori ini
mengasumsikan adanya keadaan alamiah yang terjadi sebelum manusia mengenal negara. Keadaan
alamiah itu merupakan keadaan dimana manusia masih bebas, belum mengenal hukum dan masih
memiliki hak asasi yang ada pada dirinya. Akan tetapi karena akibat pekembangan kehidupan yang
menghasilkan kompleksitas kebutuhan maka manusia membutuhkan sebuah kehidupan bersama.
Dimana dibentuk berdasarkan perjanjian bersama untuk menyerahkan kedaulatan kepada
sekelompok orang yang ditunjuk untuk mengatur kehidupan bersama tersebut.
a) Hugo de Groot (Grotius)
Negara merupakan ikatan manusia yang insaf akan arti dan panggilan kodrat. Negara berasal
dari suatu perjanjian yang disebut “pactum” dengan tujuan untuk mengadakan ketertiban dan
menghilangkan kemelaratan. Grotius merupakan orang yang pertama kali memakai hukum kodrat
yang berasal dari rasio terhadap hal-hal kenegaraan. Dan ia menganggap bahwa perjanjian
masyarakat sebagai suatu kenyataan sejarah yang sungguh-sungguh pernah terjadi.

b) Thomas Hobbes
Menurut Hobbes kehidupan manusia terpisah dalam dua zaman, yaitu keadaan sebelum
adanya negara atau keadaan alamiah (stats natural, state of nature) dan keadaan setelah adanya
negara. Pada keadaan sebelum adanya negara, suasana alam bebas dalam status naturalis
merupakan keadaan penuh kekacauan, tanpa hukum, tanpa pemerintah, tanpa ikatan sosial, dan
kehidupan manusia tak ubahnya seperti binatang buas di hutan belantara (Homo homini
lupus) sehingga menyebabkan terjadinya perkelahian atau perang semua lawan semua (Bellum
omnium contra omnes atau The war of all aginst all). Keadaan tersebut diakibatkan adanya
pelaksanaan natural rights, (yaitu hak dan kekuasaan yang dimiliki setiap manusia untuk berbuat apa
saja untuk mempertahankan kehidupannya) yang tanpa batas.
Dalam keadaan penuh kekacauan, lahirlah natural law dari rasio manusia untuk mengakhiri
pelaksanaan natural rights secara liar dengan jalan mengadakan perjanjain. Menurut Thomas
Hobbes, perjanjian masyarakat hanya ada satu yaitu “Pactum Subjectionis”, dalam perjanjian ini
terjadi penyerahan natural rights (hak kodrat) kepada suatu badan yang dibentuk (yaitu body politik)
yang akan membimbing manusia untuk mencapai kebahagiaan umum yang disebut dengan negara.

c) John Locke
Melalui bukunya yang berjudul “Two treaties on civil Government”, ia menyatakan keadaan
alamiah atau suasana alam bebas bukan merupakan keadaan penuh kekacauan karena sudah ada
hukum kodrat yang bersumber pada rasio manusia yang mengajarkan bahwa setiap orang tidak
boleh merugikan kepentingan orang lain. Untuk menghindari anarkhi maka manusia mengadakan
perjanjian membentuk negara dengan tujuan menjamin suasana hukum individu secara
alam. Perjanjian masyarakat ada 2 yaitu :
1. Pactum Unionis : Perjanjian antar individu yang melahirkan negara.
2. Pactum Subjectionis : Perjanjain anatara individu dengan penguasa yang diangkat dalam pactum
unionis, yang isinya penyerahan hak–hak alamiah.
Dalam pactum sujectionis tidak semua hak–hak alamiah yang dimiliki manusia diserahkan
kepada penguasa tetapi ada beberapa hak pokok (asasi) yang meliputi hak hidup, hak kemerdekaan/
kebebasan, hak milik yang tetap melekat pada diri manusia dan hak tersebut tidak dapat diserahkan
kepada siapapun termasuk penguasa. Dan hak-hak tersebut harus dilindungi dan dijamin oleh
penguasa/ pemerintah dalam konstitusi (UUD). Melalui teorinya John Locke dianggap sebagai
peletak dasar teori hak asasi manusia.

d) Jean Jacques Rousseau


Melalui bukunya yang berjudul “Du Contract Social”, Jean Jacques Rousseau menyatakan
menurut kodratnya manusia sejak lahir sama dan merdeka, tetapi agar kepentingannya terjamin
maka tiap-tiap orang dengan sukarela menyerahkan hak dan kekuasaannya itu kepada organisasi
(disebut negara) yang dibentuk bersama-sama dengan orang lain.
Kepada negara tersebut diserahkan kemerdekaan alamiah dan di bawah organisasi negara,
manusia mendapatkan kembali haknya dalam bentuk hak warga negara (civil rights). Negara yang
dibentuk berdasarkan perjanjian masyarakat harus dapat menjamin kebebasan dan persamaan serta
menyelenggarakan ketertiban masyarakat. Yang berdaulat dalam negara adalah rakyat, sedangkan
pemerintah hanya merupakan wakilnya saja, sehingga apapila pemerintah tidak dapat melaksanakan
urusannya sesuai dengan kehendak rakyat, maka rakyat dapat mengganti pemerintah tersebut
dengan pemerintah yang baru karena pemerintah yang berdaulat dibentuk berdasarkan kehendak
rakyat. Melalui teorinya tersebut, J.J. Rousseau menghendaki bentuk negara yang berkedaulatan
rakyat (negara demokrasi). Itulah sebabnya ia dianggap sebagai Bapak kedaulatan rakyat
(demokrasi).

B. Teori Ketuhanan (Theokratis)


Dasar pemikiran teori ini adalah suatu kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada atau
terjadi di alam semesta ini adalah semuanya kehendak Tuhan, demikian pula negara terjadi karena
kehendak Tuhan. Sisa-sisa perlambang teori theokratis nampak dalam kalimat yang tercantum di
berbagai Undang-Undang Dasar negara, seperti : “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa” atau
“By the grace of God”.
Penganut teori theokrasi modern antara lain:
a. Frederich Julius Stahl
Dalam bukunya yang berjudul “Die Philosophie des recht”, ia menyatakan bahwa negara
secara berangsur-angsur tumbuh melalui proses evolusi : Keluarga -Bangsa -Negara. Negara bukan
tumbuh disebabkan berkumpulnya kekuatan dari luar, melainkan disebabkan perkembangan dari
dalam. Ia tidak tumbuh disebabkan kekuatan manusia, melainkan disebabkan kehendak Tuhan.

b. Santo Agustinus
Kedudukan gereja yang dipimpin Sri Paus lebih tinggi dari kedudukan Negara yang di pimpin
oleh raja, karena paus merupakan wakil dari tuhan. Agustinus membagi ada dua macam Negara
yaitu :
a. Civitate Dei (Kerajaan Tuhan).
b. Civitate Diabolis/Terrana (Kerajaan Setan) yang ada di dunia fana.
c. Thomas Aquinas
Negara merupakan lembaga alamiah yang lahir karena kebutuhan sosial manusia, sebagai
lembaga yang bertujuan menjamin ketertiban dan kehidupan masyarakat serta penyelenggara
kepentingan umum, negara merupakan penjelmaan yang tidak sempurna. Kedudukan raja dan Sri
Paus sama tinggi, keduanya merupakan wakil Tuhan yang masing-masing mempunyai tugas
berlainan yaitu raja mempunyai tugas dibidang keduniawian yaitu mengusahakan agar rakyatnya
hidup bahagia dan sejahtera di dalam negara, sedangkan Paus mempunyai tugas dibidang
kerohanian yaitu membimbing rakyatnya agar kelak dapat hidup bahagia di akhirat.
C. Teori Kekuasaan / Kekuatan
Teori kekuasaan menyatakan bahwa negara terbentuk berdasarkan kekuasaan, sedangkan
kekuasaan berasal dari mereka-mereka yang paling kuat dan berkuasa, sehingga dengan demikian
negara terjadi karena adanya orang yang memiliki kekuatan/ kekuasaan menaklukkan yang lemah.
Orang kuatlah yang pertama-tama mendirikan negara, karena dengan kekuatannya itu ia berkuasa
memaksakan kehendaknya terhadap orang lain.
Gambaran bahwa negara terbentuk karena kekuasaan dapat disimak dalam berbagai
pendapat yang dikemukan oleh para ahli sebagai berikut :
1. Kalikles : Dalam suasana alam bebas bila ada orang–orang yang lebih baik telah memperoleh
kekuasaan yang lebih besar dari yang kurang baik, maka disitulah keadilan, demikian pula pada
negara bahwa yang kuat memerintah (menguasai) yang lemah.
2. Voltaire : “Raja yang pertama ialah pahlawan yang menang perang”.
3. Karl Marx : Negara adalah hasil pertarungan antar kekuatan–kekuatan ekonomis dan negara
merupakan alat pemeras bagi mereka yang lebih kuat terhadap yang lemah dan negara akan lenyap
kalau perbedaan kelas tidak ada lagi.
4. Harold J. Laski : Setiap pergaulan hidup memerlukan organisasi pemaksa untuk menjamin kelanjutan
hubungan produksi yang tetap.
5. Leon Duguit : Yang dapat memaksakan kehendak kepada pihak lain ialah mereka–mereka yang
paling kuat yang memiliki keistimewaan phisik, otak (kecerdasan), ekonomi dan agama.
6. G. Jellinek : Negara adalah kesatuan yang dilengkapi dengan kekuasaan memerintah bagi orang-
orang yang ada di dalamnya yaitu kemampuan memaksakan kemauan sendiri terhadap orang-orang
lain tanpa tawar menawar.

Menurut teori ini negara muncul terbentuk dari salah satu akibat penaklukan kaum lemah oleh
kaum kuat. Teori ini berbasis dalam dasar pikiran psikologis dimana sifat manusia itu agresip. Sifat ini
membawa manusia meronta terus-menerus untuk meraih kekuasaan; dan dari sifat ini pula
mendorong kaum kuat untuk menjajah kaum lemah. Sifat dasar agresip inilah membawa naluri
manusia bangkit dan membentuk institusi negara, oleh karena itu kekuatan kekuatan adalah
dasarnya negara. Jean bodin, D. hume, Oppenheimer dan Jenks merupakan ahli Filsafat dimasa
modern dimana mereka memegang dan menyokong teori ini.

Intisari dari teori ini adalah’’ perang untuk menjadi raja ‘’ ditahun 1080 Pope Gregory VII
menulis: barangsiapa yang tidak mengetahui bahwa raja- raja atau pemimpin- pemimpin mereka
yang membawa mereka dari permulaan, dimana para pemimpin tersebut buta dari mengenal tuhan,
dan berpura- pura, buta yang disebabkan oleh ketamakan dan kesombongan yang tak tertahankan,
bisa dianggap menjaga harga diri, kekerasan , kepercayaan yang jelek, pembunuhan, dan dekat
dengan segala bentuk kejahatan, menjadi penghasut bersama para pemimpinnya menuju jalan iblis.
Pada abad 18. D. Hume mengungkapkan pandangan yang serupa, dia mengatakan, apakah
mungkin kekuasaan pertama seseorang terhadap orang banyak selama perang dinegara tersebut
masih berlaku, dimana keunggulan keberanian dan mengetahui kejeniusan dirinya sendiri sebagian
besar nampak. Tatkala konser kebulatan hati sebagian besar merupakan syarat dan dimana
kekacauan harta benda merusak dengan pantas sebagian besar perasaan, secara terus- menerus
menjadi kebiasaan dimana kebiadaban diantara manusia membiasakan masyarakat kepada
ketundukan.
Disisi lain ide Leacock tentang teori ini: pengertian menurut histori bahwa pemerintahan
muncul dari agresip manusia, dimana permulaan negara ditemukan dalam perebutan dan
perbudakan dari manusia sendiri, dalam perebutan hati dan penaklukan kaum lemah dimana
dilakukan layaknya kampanye, pencarian yang diperoleh tidak jauh dari dominasi dirinya dalam
kekuatan fisik. Dari inilah pertumbuhan manusia yang agresip menuju kerajaan dan dari kerajaan
sampai kepada kekaisaran merupakan suatu proses yang lama.

D. Teori Hukum Alam

Menurut teori ini, terbentuknya negara dan hukum dengan memandang manusia sebelum ada
masyarakat hidup sendiri-sendiri. Para penganut teori hukum alam terdiri :
1. Masa Purba, seperti Plato dan Aristoteles.
2. Masa Abad Pertengahan, seperti Agustinus dan Thomas Aquinas.
3. Masa Rasionalisme, seperti penganut teori perjanjian masyarakat.

a. Plato
Asal mula terjadinya negara sangat sederhana antara lain :
1. Adanya keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam menyebabkan mereka
harus bekerjasama.
2. Mengingat manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya harus bekerjasama dengan orang lain,
maka mengharuskan manusia dalam menghasilkan sesuatu harus lebih untuk dipertukarkan.
3. Karena seringnya mereka saling tukar menukar hasil dan sekaligus bergabung, maka terbentuklah
desa.
4. Antara desa yang satu dengan desa yang lain terjadi pula hubungan kerjasama, maka terbentuklah
suatu masyarakat negara.

b. Aristoteles
Menurut Aristoteles, keberadaan manusia menurut kodratnya adalah sebagai mahluk individu
dan mahluk sosial. Oleh karena itu manusia harus bersosial dan hidup secara ketrgantungan dan
bekerjasama membentuk suatu organisasi yang disebut negara.

2. PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA SEKUNDER


Terjadinya negara secara sekunder adalah membahas terjadinya negara baru yang
dihubungkan dengan negara lain yang telah ada sebelumnya, berkaitan dengan hal tersebut maka
pengakuan negara lain dalam teori sekunder merupakan unsur penting berdirinya suatu negara baru.
Untuk mengetahui terjadinya negara baru dapat menggunakan pendekatan faktual yaitu suatu
pendekatan yang didasarkan pada kenyataan dan pengalaman sejarah yang benar-benar terjadi.
1. Penaklukan/Pendudukan(Occupasi)
Suatu daerah belum ada yang menguasai kemudian diduduki oleh suatu bangsa. Contoh:
Liberia diduduki budak-budak Negro yang dimerdekakan tahun1847.

2. Pelepasan diri (Proklamasi)


Suatu daerah yang semula termasuk daerah negara tertentu melepaskan diri dan menyatakan
kemerdekaannya. Contoh : Belgia melepaskan diri dari Belanda tahun 1839, Indonesia tahun 1945,
Pakistan tahun 1947 (semula wilayah Hindustan), Banglades tahun 1971 (semula wilayah Pakistan),
Papua Nugini tahun1975 (semula wilayah Australia), 3 negara Baltik (Latvia, Estonia, Lituania)
melepaskan diri dari Uni Soviet tahun 1991, dsb.
3. Pelenyapan dan pembentukan negara baru
Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian diatas wilayah itu muncul negara baru.
Contoh :
a. Colombia pecah menjadi Venezuella dan Colombia Baru tahun 1832.
b. Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur tahun 1945.
c. Korea menjadi Korea Selatan dan Korea Utara tahun 1945.
d. Vietnam menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan tahun 1954.
e. Uni Soviet pecah/lenyap tahun 1992 kemudian muncul Rusia, Georgia, Kazakistan dsb.
f. Yugoslavia pecah tahun 1992 kemudian muncul Kroasia, Bosnia, Serbia (Yugoslavia Baru).
g. Cekoslovakia menjadi Ceko dan Slovakia tahun 1992.

4. Penarikan ( Accesie )
Mulanya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai atau timbul dari dasar laut
(delta). Wilayah tersebut kemudian dihuni oleh sekelompok orang hingga akhirnya membentuk
negara. Contoh: Negara Mesir terbentuk dari delta sungai Nil.

5. Penyerahan ( Cessie )
Terjadi ketika suatu wilayah diserahkan pada negara lain atas dasar perjanjian tertentu.
Contoh: Wilayah Sleewijk diserahkan oleh Austria pada Prussia ( Jerman ).

6. Pencaplokan / Penguasaan ( Anexatie )


Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai ( dicaplok ) oleh bangsa lain tanpa reaksi
berarti. Contoh: negara Israel ketika dibentuk tahun 1948 banyak mencaplok daerah Palestina,
Suriah, Yordania dan Mesir.

7. Pemisahan ( Separatise )
Suatu wilayah yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya kemudian
menyatakan kemerdekaan. Contoh: Belgia memisahkan diri dari Belanda dan menyatakan merdeka.
8. Peleburan ( Fusi )
Terjadi ketika negara - negara kecil yang mendiami suatu wilayah mengadakan perjanjian
untuk melebur menjadi satu negara baru. Contoh: terbentuknya federasi kerajaan Jerman tahun
1871.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Terjadinya negara terbagi menjadi dua proses/ pendekatan , yaitu proses primer dan proses
sekunder.
2. Terjadinya negara secara primer adalah bertahap yaitu dimulai dari adanya masyarakat hukum yang
paling sederhana, kemudian berevolusi ketingkat yang lebih maju dan tidak dihubungkan dengan
negara yang telah ada sebelumnya.
3. Menurut G. Jellinek, terjadinya negara secara primer melalui 4 tahapan (fase) yaitu :

a. Fase Suku Persekutuan Manusia


b. Fase Kerajaan
c. Fase Negara Nasional
d. Fase Negara Demokrasi

4. Proses primer juga dapat dipelajari dengan teori seperti berikut ini:
a. Teori Kontrak Sosial (Social Contract)
b. Teori Ketuhanan (Theokratis)
c. Teori Kekuasaan / Kekuatan
d. Teori Hukum Alam
5. Terjadinya negara secara sekunder adalah membahas terjadinya negara baru yang dihubungkan
dengan negara lain yang telah ada sebelumnya, berkaitan dengan hal tersebut maka pengakuan
negara lain dalam teori sekunder merupakan unsur penting berdirinya suatu negara baru.
6. Bentuk-bentuk terjadinya negara secara sekunder antara lain:
a. Penaklukan/Pendudukan(Occupasi)
b. Pelepasan diri (Proklamasi)
c. Pelenyapan dan pembentukan negara baru
d. Penarikan ( Accesie )
e. Penyerahan ( Cessie )
f. Pencaplokan / Penguasaan ( Anexatie )
g. Pemisahan ( Separatise )
h. Peleburan ( Fusi )

B. Saran
Kita harus mengetahui asal usul negara kita agar kita bisa mengetahui dan menghargai
sejarah berdirinya negara kita.

DAFTAR PUSTAKA

Ubaedillah A. dan Abdul Rozak.2008.Pendidikan Kewargaan. Jakarta: ICCE UIN Jakarta


Kaelan dan Zubaidi.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta: Paradigma
http://jasonwalkerpanggabean.blogspot.co.id/2013/09/makalah-asal-mula-terjadinya-negara.html

Anda mungkin juga menyukai