Mungkin kalian pernah membaca literatur yang menyebutkan tentang jari2 bumi, massa bumi itu
berapa. bagaimana para ilmuwan bisa mengetahui hal ini. alat ukurnya apa ya.. kita juga yang
dibumi menggunakan alat timbangan biasa, bagaiman mungkin menimbang massa bumi, seberat
apa sih bumi itu? nah… masih kelanjutan tentang gaya gravitasi yang menjadi dasar keilmuwan
kita sebelmunya, para ilmuwan bisa memecahkan persoalan tersebut yang mungkin pernah ada
dalam benak kita.
Berdasarkan hukum gravitasi Newton, data-data tersebut digunakan untuk menghitung besaran
lain tentang benda ruang angkasa yang tidak mungkin diukur dalam laboratorium.
1. Menghitung Massa Bumi
Massa bumi dapat dihitung dengan menggunakan nilai G yang telah diperoleh dari percobaan
Cavendish. Anggap massa bumi M dan jari-jari bumi R = 6,37 × 106 m (bumi dianggap bulat
sempurna). Berdasarkan rumus percepatan gravitasi bumi, Anda bisa menghitung besarnya massa
bumi.
3. Hukum-Hukum Kepler
Hukum pertama Kepler atau dikenal sebagai hukum lintasan elips berbunyi:
“Semua planet bergerak pada lintasan elips mengitari Matahari dengan Matahari
berada di salah satu fokus elips”
Hukum pertama Kepler sukses menyatakan bentuk orbit planet, tetapi gagal
memperkirakan kedudukan planet pada suatu saat. Menyadari hal itu, Kepler
dengan setumpukan data yang dimiliki pada kertas kerjanya berusaha keras untuk
memecahkannya. Dari kerja kerasnya itu, ia menemukan hukum keduanya, yang
dikenal sebagai Hukum Kedua Kepler tentang gerak planet yang berbunyi:
“Suatu garus khayal yang menghubungkan Matahari dengan planet menyapu luas
juring yang sama dalam selang waktu yang sama”
Dalam gambar di atas terlihat bahwa laju revolusi planet terbesar adalah ketika
garis khayal terpendek, yaitu ketika planet paling dekat ke Matahri (perihelium).
Kelajuan revolusi planet terkecil terjadi ketika garis khayal terpanjang, yaitu ketika
planet berada paling jauh dari Matahari (aphelium). Berdasarkan metode untuk
menentukan kelajuan ini, dapat diperkirakan kedudukan planet pada beberapa
selang waktu yang akan datang.
Setelah publikasi kedua hukumnya pada tahun 1609, Kepler mulai mencari suatu
hubungan antara gerak planet-planet berbeda dan suatu penjelasan untuk
menghitung gerak-gerak tersebut. Sepuluh tahun kemudian ia mempublikasikan De
Harmonica Mundi (Harmony of the World) dan di situ ia menyatakan Hukum
Ketiga Gerak Planet, yang dikenal sebagai Hukum harmonik, yang berbunyi:
“Perbandingan kuadrat periode terhadap pangkat tiga dari setengah sumbu
panjang elips adalah sama untuk semua planet”