Anda di halaman 1dari 21

TUGAS FISIKA

HUKUM GRAVITASI

Dosen Pengampu :

Margaretha Praba Aulia, S.T., M.T

Anggota Kelompok :

1. Nunik Purwanti D21010001


2. Bagus Fitri Pratama D21010008
3. Muhammad Agus S D21010018

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BOYOLALI

TAHUN 2022/2023
HUKUM KEPLER

Hukum Gerakan Planet Kepler merupakan tiga hukum sistematis yang menjelaskan
mengenai pergerakan planet -planet. Penyusunan hukum ini dilakukan
oleh Johanes pada abad ke-16 Masehi berdasarkan kepada data hasil pengamatan yang
dilakukannya sendiri. Di dalam astronomi, tiga Hukum Gerakan Planet Kepler adalah :

 Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu fokusnya.
 Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama.
 Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari
Matahari.

Ketiga hukum di atas ditemukan oleh ahli matematika dan astronomi Jerman : Johannes
Kepler (1571–1630), yang menjelaskan gerakan planet di dalam tata surya. Hukum di atas
menjabarkan gerakan dua benda yang saling mengorbit.

Karya Kepler didasari oleh data pengamatan Tycho Brahe, yang diterbitkannya sebagai
'Rudolphine tables'. Sekitar tahun 1605, Kepler menyimpulkan bahwa data posisi planet hasil
pengamatan Brahe mengikuti rumusan matematika cukup sederhana yang tercantum di atas.

Hukum Kepler mempertanyakan kebenaran astronomi dan fisika warisan


zaman Aristoteles dan Ptolemaeus. Ungkapan Kepler bahwa Bumi beredar sekeliling, berbentuk
elips dan bukannya epicycle, dan membuktikan bahwa kecepatan gerak planet bervariasi,
mengubah astronomi dan fisika. Hampir seabad kemudian, Isaac Newton mendeduksi Hukum
Kepler dari rumusan hukum karyanya, hukum gerak dan hukum gravitasi Newton, dengan
menggunakan Euclidean geometri klasik.

Pada era modern, hukum Kepler digunakan untuk aproksimasi orbit satelit dan benda-benda
yang mengorbit Matahari, yang semuanya belum ditemukan pada saat Kepler hidup (contoh:
planet luar dan asteroid). Hukum ini kemudian diaplikasikan untuk semua benda kecil yang
mengorbit benda lain yang jauh lebih besar, walaupun beberapa aspek seperti gesekan atmosfer
(contoh: gerakan di orbit rendah), atau relativitas (contoh: prosesi preihelion merkurius), dan
keberadaan benda lainnya dapat membuat hasil hitungan tidak akurat dalam berbagai keperluan.
Penjelasan Tiga Hukum Kepler

1. Hukum Kepler I

"Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu
fokusnya."

Pada zaman Kepler, klaim di atas adalah radikal. Kepercayaan yang berlaku (terutama
yang berbasis teori epicycle) adalah bahwa orbit harus didasari lingkaran sempurna.
Pengamatan ini sangat penting pada saat itu karena mendukung pandangan alam
semesta menurut Kopernikus. Ini tidak berarti ia kehilangan relevansi dalam konteks
yang lebih modern.

Meski secara teknis elips yang tidak sama dengan lingkaran, tetapi sebagian besar
planet planet mengikuti orbit yang bereksentrisitas rendah, jadi secara kasar bisa
dibilang mengaproksimasi lingkaran. Jadi, kalau ditilik dari pengamatan jalan edaran
planet, tidak jelas kalau orbit sebuah planet adalah elips. Namun, dari bukti perhitungan
Kepler, orbit-orbit itu adalah elips, yang juga memeperbolehkan benda-benda angkasa
yang jauh dari Matahari untuk memiliki orbit elips. Benda-benda angkasa ini tentunya
sudah banyak dicatat oleh ahli astronomi, seperti komet dan asteroid. Sebagai contoh,
Pluto, yang diamati pada akhir tahun 1930, terutama terlambat diketemukan karena
bentuk orbitnya yang sangat elips dan kecil ukurannya.

Figure 2: Hukum Kepler pertama menempatkan Matahari di satu titik fokus edaran elips.

2. Hukum Kepler II
Hukum kedua Kepler menjelaskan tentang kecepatan orbit suatu planet. Bunyi dari
hukum keduanya yaitu : “Setiap planet bergerak sedemikian sehingga suatu garis khayal
yang ditarik dari matahari ke planet tersebut mencakup daerah dengan luas yang sama
dalam waktu yang sama.”

Pada gambar diatas dperlihatkan dua contoh luasan untuk menjelaskan hukum II Kepler.
Kedua luasan ini mempunyai luas yang sama. Pada selang waktu yang sama, garis khayal
yang menghubungkan planet dan matahari menyapu luasan yang memiliki besar yang
sama. Oleh karena itu, ketika planet bergerak dari b ke c (titik aphelion), kecepatan orbit
planet lebih kecil atau lambat. Sedangkan ketika planet bergerak dari d ke e (titik
perihelion) kecepatan orbit planet lebih besar atau cepat. Maka kesimpulannya keceptan
orbit maksimum planet yaitu ketika planet berada di titik perihelion dan kecepatan
minimumnya ketika berada di titik aphelion.

3. Hukum Kepler III

Pada hukum ini Kepler menjelaskan tentang periode revolusi setiap planet yang melilingi
matahari. Hukum Kepler III berbunyi : “Kuadrat perioda suatu planet sebanding dengan
pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari.”

Secara matematis Hukum Kepler dapat ditulis sebagai berikut :

Keterangan :
T1= Periode planet pertama
T2= Periode planet kedua
r1 = jarak planet pertama dengan matahari
r2 = jarak planet kedua dengan matahari

Contoh soal :

Dua buah planet P dan Q mengorbit matahari. Apabila perbandingan antara jarak planet P
dan planet Q ke matahari adalah 4:9 dan periode planet P mengelilingi matahari 24 hari,
maka periode planet Q mengelilingi matahari adalah . . . . .

Penyelesaian :

Diketahui:

RP : R Q = 4 : 9

TP = 24 hari

Ditanya: TQ ?

Jawab :

Fungsi Hukum Kepler

Hukum Kepler berfungsi untuk memprediksi lintasan planet-planet atau benda luar
angkasa lain seperti asteroid atau komet yang mengorbit matahari. Selain itu, hukum Kepler
dapat pula digunakan untuk benda-benda langit lain yang tidak hanya mengorbit matahari tapi
benda langit lainnya seperti orbit bulan terhadap planetnya. Hukum Kepler digunakan karena ia
dapat memprediksi lintasan orbit dengan perhitungan yang cukup sederhana. Untuk perhitungan
yang lebih akurat, hukum Gravitasi Newton dapat dipakai menggantikan hukum Kepler.
HUKUM GRAVITASI NEWTON

Gaya Gravitasi

Isaac Newton adalah orang pertama yang mengemukakan gagasan tentang adanya gaya
gravitasi. Menurut cerita, gagasan tentang gaya gravitasi ini diawali dari pengamatan Newton
pada peristiwa jatuhnya buah apel dari pohonnya. Kemudian, melalui penelitian lebih lanjut
mengenai gerak jatuhnya benda-benda, ia menyimpulkan bahwa apel dan setiap benda jatuh
karena tarikan Bumi. Gaya tarik bumi terhadap benda-benda ini dinamakan gaya gravitasi bumi.

Hukum gravitasi Newton adalah kesimpulan Newton bahwa gaya tarik gravitasi yang
bekerja antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing benda dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak kedua benda. Gravitasi bumi merupakan salah satu ciri bumi, yaitu benda-
benda ditarik ke arah pusat bumi. Gaya tarik bumi terhadap benda-benda ini dinamakan gaya
gravitasi bumi. Besar gaya tarik-menarik ini berbanding lurus dengan massa masing-masing
benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya.

Dimana:
F = gaya tarik gravitasi (N)
m1, m2 = massa masing-masing benda (kg)
r = jarak antara kedua benda (m)
G = konstanta gravitasi umum (6,673 x 10–11Nm2/kg2)

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hukum gravitasi Newton adalah:

Benda dianggap partikel atau berbentuk bola


Garis kerja gaya terletak antara garis hubung yang menghubungkan pusat benda 1 dan pusat
benda ke-2
F12, gaya gravitasi pada benda 1 yang dikerjakan oleh benda 2(disebut F aksi), F2,1, adalah gaya
gravitasi yang dilakukan pada benda 2 oleh benda 1(disebut F reaksi)

Contoh soal
Berapa besar gaya gravitasi antara seorang siswa bermassa 40 kg dengan seorang siswi bermassa
30 kg yang berjarak 2 meter ? konstanta gravitasi umum = 6,67 x 10-11 N m2 / kg2
Diketahui :
m1 = 40 kg
m2 = 30 kg
r=2m
G = 6,67 x 10-11 N m2 / kg2
Ditanya : Gaya gravitasi (F) ?
Jawab :

Jika suatu benda dipengaruhi oleh dua buah gaya gravitasi atau lebih, maka resultan gaya
gravitasi yang bekerja pada benda tersebut dihitung berdasarkan penjumlahan vektor. Misalnya
dua gaya gravitasi F12 dan F13 yang dimiliki benda bermassa m2 dan m3 bekerja pada benda
bermassa m1, maka resultan gaya gravitasi pada m1, yaitu F1 adalah :

F = F1 + F 2
Besar resultan gaya gravitasi F1 adalah

dengan α, adalah sudut antara F12 dan F13.


POTENSIAL GRAVITASI

Pengertian

Energi potensial gravitasi adalah energi yang diperoleh oleh sebuah benda ketika telah
bergerak melawan medan gravitasi. Sebagai contoh, sebuah benda dinaikkan ke atas permukaan
bumi akan mendapatkan energi yang dilepaskan jika benda diperbolehkan untuk jatuh kembali
ke tanah. Agar suatu benda yang akan diangkat secara vertikal ke atas, usaha harus dilakukan
terhadap tarikan gravitasi ke bawah. Usaha ini kemudian disimpan sebagai energi potensial
gravitasi. Ketika benda dilepaskan dan jatuh menuju bumi, energi potensial diubah menjadi
energi kinetik, atau gerakan.

Sebuah bandul adalah contoh yang baik dari hubungan antara potensial gravitasi dan
energi kinetik. Pada ti-tik tertinggi, pendulum hanya memiliki energi potensial. Saat turun, ini
diubah menjadi energi kinetik, mencapai maksimum pada ti-tik terendah, di mana ia tidak
memiliki energi potensial. Saat berayunan lagi, energi kinetik diubah menjadi energi potensial.
Jumlah energi potensial yang dimiliki sebuah benda tergantung pada massa benda atau
berat, ketinggian di atas permukaan, dan kekuatan medan gravitasi. Jika faktor-faktor lain adalah
sama, benda yang lebih berat akan memiliki energi potensial gravitasi lebih besar dari benda
ringan. Sebuah benda 1 mil (1,6 km) di langit akan memiliki lebih banyak energi daripada benda
yang sama dengan ketinggian 1 kaki (30,48 cm) dari permukaan. Di Bulan, yang memiliki
medan gravitasi yang lebih lemah daripada Bumi, benda akan memiliki energi potensial kurang
dari benda yang sama pada ketinggian yang sama di atas bumi.

Rumus Energi Potensial gravitasi

Energi potensial suatu benda dapat dihitung sebagai massa benda, dikalikan dengan gaya
gravitasi, dikalikan dengan ketinggian benda di atas titik tertentu. Titik yang bisa menjadi
permukaan bumi atau bisa juga lantai ruangan. Bahkan, energi potensial dapat dihitung untuk
setiap ti-tik di bawah benda.

Ayunan

Berayun-ayun di ayunan adalah contoh yang baik dari energi potensial dan energi kinetik.

Gaya gravitasi biasanya dinyatakan sebagai percepatan yang dialami oleh suatu benda dibiarkan
jatuh bebas, dengan mengabaikan efek hambatan udara atau gesekan. Meskipun kekuatan medan
gravitasi di permukaan bumi bervariasi dari satu tempat ke tempat, variasinya sangat kecil
sehingga hampir dapat diabaikan. Dalam fisika, oleh karena itu, percepatan gravitasi dekat
permukaan bumi di biasanya dianggap konstan, dengan nilai sekitar 32 kaki (9,8 meter) per detik
per detik (kaki / s2 atau m / s2).

Rumus energi potensial sederhana untuk sebuah benda yang terangkat dari permukaan bumi
dengan demikian dinyatakan sebagai berikut:

Ep = m.g.h

M = mengacu pada massa benda dalam kilogram (kg)


G = mengacu pada konstanta gravitasi yaitu 9,8 m / s2

H = adalah tinggi benda dalam meter (m)

Ep= mengacu pada energi potensial dalam joule (J) atau kg⋅m2 / s2

Rumus ini bekerja dengan baik untuk benda-benda dekat dengan permukaan bumi. Hal ini dapat
dengan mudah diadaptasi untuk mengatasi skenario yang sama di medan gravitasi lain, misalnya
di Bulan atau Mars, dengan mengubah nilai gaya gravitasi.

Karena kekuatan setiap medan gravitasi berkurang dengan jarak dari sumbernya, rumus ini
hanya akan bekerja untuk benda yang relatif dekat dengan permukaan sumber gravitasi, di mana
penurunan gaya gravitasi akan terlalu sedikit sehingga menjadi penting. Untuk benda yang relatif
jauh dari permukaan, massa sumber gravitasi dan jarak dari pusat ke benda harus diperhitungkan.

Contoh

1. Misalkan sebuah bola basket memiliki massa 2,2 kg dan bola itu jatuh dari tepi jendela ke
tanah 50 m di bawahnya. Jadi, hitung energi potensial gravitasi bola ketika bola itu tiba di
bawahnya?

Penyelesaian:

Massa = 2,2 kg

Tinggi = 50 m

Gravitasi = 9,8 m / s2

Menempatkan nilai dalam rumus:

Ep = mgh

Ep = (2,2 kg) (9,8 m / s2) (50 m)

Ep = 1078 kg⋅m2 / s2 = 1078 J


PERCEPATAN GRAVITASI

Gaya merupakan bagian dari bahasan ilmu pengetahuan alam atau lebih tepatnya pelajaran
fisika, ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makhluk tidak hidup dan gejala alam. Gaya
ini secara sederhana diartikan sebagai tarikan dan dorongan.

Gaya gravitasi baru dikenal sekitar abad 16 kemudian dipertegas oleh Issac Newton, Ilmuwan
Gravitasi yang paling dikenal dengan diakui teori dan perhitungannya. Gravitasi didefinisikan
sebagai gaya tarik menarik antar partikel yang mempunyai massa. Gaya tarik ini membuat dua
buah benda bergerak mendekati atau membentuk keteraturan. Partikel dengan gaya gravitasi
lebih besar terlihat menarik benda atau partikel yang memiliki gaya gravitasi kecil.

Contohnya, setiap planet di tata surya mempunyai gaya gravitasi. Namun, karena gaya gravitasi
matahari lebih besar maka semua planet tertarik ke arah matahari dan seakan membentuk
lintasan. Bayangkan jika tidak ada gaya gravitasi matahari, semua planet berada dalam lintasan
tidak teratur.

Bumi, planet yang didiami oleh manusia mempunyai gaya gravitasi yang dikenal dengan
gravitasi bumi. Gaya ini pertama kali diperkenalkan oleh Newton pada tahun 1687. Teori
Newton yang didapat setelah mengamati apel yang jatuh dari pohon disebut sebagai fenomena
benda jatuh. Gaya gravitasi bumi yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

- Bola yang dilempar ke atas selalu jatuh ke bawah, perhatikan dalam setiap olahraga
permainan bola kecil dan bola besar, seperti sepak bola, bola kasti, basket, dan voli.
Adanya gaya gravitasi telah sejak lama disadari para ilmuwan. Mereka meyakini bahwa selain
kekuatan Tuhan yang mengatur alam semesta, ada mekanisme tertentu yang membuat semua
keteraturan. Keteraturan yang dimaksud seperti semua yang berada di bumi tetap berada di
tempatnya meski disebut bentuk bumi bulat, planet dan bintang tidak saling bertabrakan, dan
sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut, banyak ilmuwan melakukan penelitian tentang alam semesta. Beberapa
di antaranya disebut sebagai peletak dasar teori percepatan gravitasi.

1. Teori Ptolemy atau Ptolemeus Tahun 100 M


Ptolemeus dengan segala keterbatasan teknologi yang ada pada zamannya menyebutkan
teori yang kemudian dipakai selama ratusan tahun, yaitu teori geosentris. Berdasarkan
teori ini disebutkan bahwa semua benda langit, termasuk planet-planet dan matahari
mengelilingi bumi sebagai pusatnya.

Ptolemy belum dapat menyebutkan apa yang menyebabkan semua benda bergerak dan
mengelilingi bumi. Namun, ilmuwan saat ini sepakat bahwa teori geosentris bagian dari teori
dasar percepatan gravitasi. Dengan penelitian yang dilakukannya, ilmuwan lain tergerak untuk
membuktikan sekaligus mencari penyebabnya.

2. Copernicus Tahun 1543 M

Teori Ptolomeus tidak terpatahkan selama lebih dari 1 abad. Baru sekitar tahun 1543, Copernicus
mengeluarkan teori baru sekaligus mengoreksi teori pertama. Copernicus yang melakukan
penelitian setelah ditemukannya teropong sederhana atau teropong pantul atau teropong bintang,
menyebutkan bahwa semua benda langit memang bergerak dengan mengelilingi sesuatu.

Namun, benda langit bukan beredar mengelilingi bumi sebagai pusatnya. Semua benda langit
dalam tata surya bergerak dan berkeliling dengan matahari sebagai pusatnya. Teori ini cukup
lama tidak diakui oleh masyarakat pada zamannya. Berkat penelitian lain yang terus
berkembang, akhirnya teori heliosentris atau teori matahari sebagai pusat tata surya diakui
sampai kini.
3. Thyco Brahe dan Johanes Kepler Tahun 1609

Thyco dan asistennya juga merupakan peneliti di bidang ilmu bumi. Mereka menemukan bahwa
orbit atau garis edar planet mengelilingi matahari tidak berbentuk lingkaran atau bulat sempurna.
Orbit planet berbentuk elips. Dengan demikian ada saat tertentu planet berada sangat dekat
dengan matahari sementara di kain waktu sangat jauh.

Kepler juga merumuskan jarak antar planet dan jarak planet dengan matahari. Perumusan dan
teori ini disebut Hukum Kepler. Claudius Copernicus dan Kepler saat itu belum dapat
merumuskan mengapa planet dan benda langit lain bergerak mengelilingi matahari dan
mempunyai orbit masing-masing

4. Issac Newton Tahun 1680

Sudah sedikit diuraikan di atas bahwa Issac Newton merupakan ilmuwan penemu gaya gravitasi.
Teori yang diperkenalkannya kemudian dikenal dengan sebutan Hukum Newton. Hukum
Newton III merupakan pernyataan bahwa gaya gravitasi dipengaruhi oleh percepatan gravitasi
dan massanya.

5. Henry Cavendish Tahun 1789

Setelah Newton menemukan gaya gravitasi dan hukumnya, Cavendish menghitung percepatan
gravitasi. Saat itu belum ada alat seperti gravitymeter untuk menghitung percepatan gravitasi di
bumi. Cavendish menghitung percepatan gravitasi di beberapa tempat menggunakan neraca torsi
atau ayunan bandul sederhana.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Percepatan Gravitasi

Secara sederhana faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan gravitasi dapat terlihat pada
rumus yang akan ditampilkan di bagian akhir artikel. Namun, sedikit penjelasan ini diharapkan
dapat membantu.

1. Ketinggian

Ketinggian mempengaruhi besarnya percepatan gravitasi di bumi. Pengaruhnya berbanding


terbalik. Semakin tinggi jarak benda dari permukaan bumi, maka percepatan gravitasi semakin
kecil. Itu sebabnya di luar angkasa tidak ada daya tarik bumi. Namun, ketinggian ini akan
signifikan pengaruhnya jika mendekati atau lebih besar dari jari-jari bumi.

2. Kedalaman

Kedalaman menunjukkan sebuah benda yang berada di bawah permukaan laut, yang artinya
jarak benda dengan pusat lebih kecil dari jari-jari bumi.

Percepatan gravitasi bumi di kedalaman tertentu lebih kecil dibandingkan benda di permukaan
bumi.

3. Letak Lintang

Bentuk bumi tidak bulat sempurna seperti bola. Di bagian kutub dengan garis lintang 0 derajat
bumi sedikit pepat. Jari-jari bumi di wilayah ini semakin kecil. Jika menggunakan rumus
percepatan gravitasi dapat ditemukan bahwa percepatan gravitasi di kutub lebih besar di
bandingkan di equator.

Rumus Percepatan Gravitasi

Percepatan Gravitasi

Secara sederhana, dalam Hukum Newton II dirumuskan :

F = m. A

F = besar gaya dalam newton

M = massa dalam kg

A= percepatan

Contoh Soal dan Pembahasan Percepatan Gravitasi

Hitunglah besar percepatan gravitasi di bulan, jika diketahui massa bulan 7,35 kg x 1022 kg dan
jari jari bulan 1.740.000 meter. Konstanta gravitasi = 6,67 x 10-11Nm2/kg2.

Jawab:

M =7,35 kg x1022
R = 1,7 x 106 m

G = 6,67 x 10-11Nm2/kg2

Percepatan gravitasi =g = Gx M/r2 = 1,62 m /s2

Percepatan gravitasi bulan lebih kecil dibandingkan di bumi.


MEDAN GRAVITASI

Gaya gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel bermassa. Atmosfer bumi pun
dipengaruhi oleh gaya ini. Semakin jauh dari pusat bumi kerapatan atmosfer semakin berkurang.
Semakin jauh lagi dari pusat bumi, maka partikel bermassa tidak lagi tertarik oleh gaya gravitasi
bumi. Berarti partikel sekarang berada di luar medan gravitasi bumi. Dengan demikian, medan
gravitasi dapat didefinisikan sebagai “Ruang di sekitar satu benda bermassa di mana benda
bermassa lainnya dalam ruang itu akan mengalami gaya gravitasi” (Kanginan, 2007:69).

Besaran pada medan gravitasi adalah kuat medan gravitasi. Kuat medan gravitasi pada suatu titik
adalah gaya gravitasi per satuan massa. Maka, medan gravitasi g yang membuat massa
uji m mengalami gaya F adalah.

Gaya gravitasi yang dikerjakan suatu benda bermassa M pada massa uji m yang terletak
sejauh r pusat massa M adalah
Untuk benda yang berada di permukaan bumi, r pada persamaan diatas sama dengan jejari bumi
R. Dengan demikian, gaya gravitasi yang dialami benda – benda yang berada di permukaan bumi
adalah

Dengan memasukkan F ke persamaan g diperoleh rumus untuk menghitung kuat medan


gravitasi, yaitu

Kuat medan gravitasi adalah besar gaya gravitasi yang bekerja pada satu satuan massa yang
berada atau diletakkan di dalam medan gravitasi tersebut. Jadi, kuat medan gravitasi di mana
benda bermassa m mengalami gaya sebesar F adalah F/m (dalam N/kg). Selain itu, g juga dapat
diartikan sebagai percepatan gravitasi dari benda bermassa yang mengalami jatuh bebas di
bawah pengaruh medan gravitasi Bumi.

Besar percepatan gravitasi yang dialami semua benda di sebuah permukaan planet
adalah sama. Karena besaran G, M dan R adalah konstan maka g juga konstan, yaitu

secara umum, perceptan gravitasi yang dialami oleh benda – benda yang berada pada jarak r dari
sebuah benda lain bermassa m adalah
Dengan demikian, percepatan gravitasi suatu tempat di permukaan bumi, adalah

Berdasarkan rumus umum untuk g, jika g’ adalah percepatan gravitasi pada jarak a dari pusat
bumi , dengan a > R seperti gambar di bawah ini

Selembar bulu ayam dan segumpal tanah liat dijatuhkan dari ketinggian yang sama dalam tabung
hampa akan bersamaan mencapai dasar tabung. Namun bila tabung berisi udara tanah liat akan
mencapai dasar tabung lebih dahulu. Hal itu bukan disebabkan karena percepatan gravitasi di
tempat tersebut yang berbeda untuk benda yang berbeda, namun disebabkan oleh adanya
hambatan udara di dalam tabung.
Contoh :
Sebuah planet bermassa 6 x 1024 kg dan berjari-jari 4.000 km. Tentukan percepatan gravitasi di
permukaan planet tersebut!
Penyelesaian :
MEDAN GRAVITASI KULIT BOLA DAN BOLA PEJAL

Kulit bola berjari-jari R yang memiliki ketebalan ΔR serta massa M dan pertikel titik bermasa m
(a) dapat diganti dengan sebuah partikel bermassa M yang terletak di pusat kulit bola dan

partikel bermassa m (b)


DAFTAR PUSTAKA

Lailani. 2019. Gravitasi Newton.


https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Gravitasi%20Newton-SH/Topik-
1.html#:~:text=Hukum%20gravitasi%20Newton%20adalah%20kesimpulan,ditarik%20ke
%20arah%20pusat%20bumi, diakses pada 27 Mei 2022 pukul 13.30

https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Gravitasi%20Newton-SH/Topik-
1.html#:~:text=Hukum%20gravitasi%20Newton%20adalah%20kesimpulan,ditarik%20ke
%20arah%20pusat%20bumi.

Anda mungkin juga menyukai