Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN TERNAK POTONG


DI KANDANG MADU MOJOSONGO, BOYOLALI

Disusun Oleh :
1. Nunik Purwanti D21010001
2. Aqila Fatchan Chanin D21010006
3. Dhimas Nur Setiadi D21010011
4. Meylano Novi P D21010016
5. Mutiara D21010021
6. Ya'qub Sulaiman H P D21010026

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS BOYOLALI
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat serta Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas dari mata kuliah
Manajemen Ternak Potong.
Pada kesempatan ini penulis berterimakasih kepada Bapak Purwadi, S.Pt.,
M.Si selaku pembimbing lapangan yang telah mencurahkan perhatian untuk
membimbing dan mengarahkan penulis hingga dapat menyelesaikan Praktikum
ini.
Penulis mengharapkan agar laporan praktikum ini dapat memberi
wawasan yang luas bagi pembaca hingga dapat membantu dalam solusi ntuk
kegiatan-kegiatan yang bersangkutan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
mungkin masih terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu kritik dan
saran perbaikan sangat diharapkan.
Boyolali, Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum..........................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................3


2.1 Ternak............................................................................................3
2.1.1 Sapi Potong...........................................................................3
2.1.2 Bos Taurus............................................................................3
2.1.3 Bos Sondaicus.......................................................................4
2.2 Manajemen Pakan..........................................................................4
2.2.1 Pakan Hijauan.......................................................................4
2.2.2. Pakan Konsentrat.................................................................5
2.3 Manajemen Perkandangan ............................................................6

BAB III MATERI DAN METODE.....................................................7


3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan.........................................................7
3.2 Materi dan Metode ........................................................................7
3.2.1 Materi....................................................................................7
3.2.2 Metode..................................................................................7
3.3 Prosedur Praktikum .......................................................................8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................9


BAB V KESIMPULAN.........................................................................13
BAB VI DAFTAR PUSTAKA.............................................................14
BAB VII LAMPIRAN...........................................................................15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sapi potong merupakan komoditas sumber pangan hewani terutama
daging yang bertujuan untuk mensejahterakan manusia, memenuhi kebutuhan
selera konsumen dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, dan
mencerdaska nmasyarakat. Konsumsi daging di Indonesia terus mengalami
peningkatan. Namun, peningkatan tersebut tidak diimbangi dengan produksi
daging yang memadai sehingga impor daging selalu dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan daging nasional.salah satu upaya dalam memenuhi
kebutuhan protein hewani pada manusia yaitu dengan pengadaan
penggemukan sapi potong.
Kandang merupakan salah satu faktor penting pendukung berjalannya
suatu usaha agribisnis peternakan. Mulai dari peternakan ternak ruminansia,
non ruminansia dan unggas. Kandang merupakan tempat bagi ternak untuk
melakukan segala aktifitasnya, mulai dari pemberian pakan dan minum,
proses melahirkan, tempat ternak dimandikan, dan lain sebagainya. Kandang
juga melindungi ternak dari berbagai gangguan yang disebabkan oleh
lingkungan, seperti panasnya sengatan matahari, angin yang bertiup kencang,
hujan dan masih banyak lainnya. Kontruksi kandang yang belum sesuai
dengan persyaratan teknis dapat mengganggu produktivitas ternak, kurang
efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan berdampak terhadap lingkungan
sekitarnya. Kondisi kandang yang tidak leluasa, tidak nyaman dan tidak sehat
akan menghambat produktivitas ternak.
Harga pakan cenderung selalu berubah setiap saat tergantung situasi
dan kondisi politik, alam dan pasar. Masalah yang terjadi adalah kurangnya
kuantitas dan kualitas pakan, harga yang cenderung tidak stabil dan tingkat
ketersediaan yang secara simultan terus berkurang. Semuanya saling kait
mengkait sehingga apabila problem ada di salah satu bagian, hal itu berarti
juga menjadi problem bagian lain pula. Kondisi kualitas pakan di Indonesia
masih memprihatinkan karena umumnya pakan kurang berkualitas, belum ada

1
standarisasi kualitas pakan dan masih beragamnya kualitas masing-masing
bahan pakan.
Kualitas dan kuantitas pakan adalah salah satu faktor sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan usaha peternakan. Pada usaha ternak
ruminansia hampir 70 persen komponen biaya produksi berasal dari pakan.
Untuk itu perhatian terhadap standar asupan nutrisi ini berperan penting untuk
mencukupi kebutuhan pokok (maintenance), perkembangan tubuh dan untuk
kebutuhan reproduksi dari ternak. Implikasi dari kondisi asupan nutrisi ternak
yang kurang, tak jarang dijumpai ternak dengan pertambahan berat hidup
(ADG/ average daily gain) yang masih sangat jauh dari hasil yang diharapkan
baik di tingkat peternakan rakyat skala kecil maupun skala industri.
Kesehatan hewan merupakan syarat mutlak bagi produktivitas
optimumnya. Dalam usaha peternakan sapi potong tanpa status kesehatan
ternak yang baik tidak akan dicapai produktivitas maksimumnya.
Pertambahan bobot harian pada sapi potong yang maksimum hanya akan
diperoleh bila status kesehatan ternak optimum pula. Status kesehatan yang
kurang baik akan berakibat minimumnya pertambahan berat badan harian,
emasiasi, rentan terhadap penyakit lain, kematian ternak maupun pedetnya,
gangguan status reproduksi, rendahnya reproduktivitas dan produktivitas
ternak tersebut. Kesehatan ternak berpengaruh langsung pada produktivitas
sapi potong penghasil bibit maupun sapi bakalan. Status kesehatan sapi
potong sangat mempengaruhi berat badan, perubahan berat badan dan skor
kondisi badan. Sehingga jelas, bahwa kesehatan sapi potong sangat
mempengaruhi produktivitas sapi potong bakalan maupun sapi potong bibit.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui
pola manajemen pakan, manajemen perkandangan, manajemen kesehatan
yang baik dalam rangka mencapai efisiensi produksi yang tinggi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ternak
2.1.1 Sapi Potong
Sapi potong merupakan salah sumber daya penghasil daging yang
memiliki nilai ekonomi tinggi, dan penting artinya di dalam kehidupan
masyarakat. Seekor atau kelompok ternak bisa menghasilkan berbagai macam
kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping hasil
ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit, dan tulang (Sudarmono dan
Sugeng 2009).
Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama
sebagai penghasil daging. Sapi potong biasa disebut sebagai sapi tipe
pedaging. Adapun ciri-ciri sapi pedaging adalah tubuh besar, berbentuk
persegi empat atau balok, kualitas dagingnya maksimum, laju pertumbuhan
cepat, cepat mencapai dewasa, efisiensi pakannya tinggi, dan mudah
dipasarkan (Santosa, 1995).
Setiap proses penggemukan sapi, pada akhirnya sapi akan menjadi
penghasil daging. Sapi-sapi yang dipekerjakan sebagai pembajak sawah atau
ternak-ternak perah yang tidak produktif lagi biasanya akan digemukkan
sebagai ternak potong. Umumnya, 7 mutu daging yang berasal dari sapi-sapi
afkiran ini tidak terlalu baik. Meskipun demikian, ada beberapa jenis sapi
yang memang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristik yang
dimilikinya, seperti tingkat pertumbuhannya cepat dan kualitas daging cukup
baik. Sapi-sapi inilah yang umumnya dijadikan sebagai sapi bakalan, yang
dipelihara secara intensif selama beberapa bulan sehingga diperoleh
pertambahan berat badan yang ideal untuk di sembelih (Abidin, 2002).
2.1.2 Bos Taurus
Setiap proses penggemukan sapi, pada akhirnya sapi akan menjadi
penghasil daging. Sapi-sapi yang dipekerjakan sebagai pembajak sawah
atau ternak-ternak perah yang tidak produktif lagi biasanya akan
digemukkan sebagai ternak potong. Umumnya, 7 mutu daging yang

3
berasal dari sapi-sapi afkiran ini tidak terlalu baik. Meskipun demikian,
ada beberapa jenis sapi yang memang khusus dipelihara untuk
digemukkan karena karakteristik yang dimilikinya, seperti tingkat
pertumbuhannya cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi-sapi inilah
yang umumnya dijadikan sebagai sapi bakalan, yang dipelihara secara
intensif selama beberapa bulan sehingga diperoleh pertambahan berat
badan yang ideal untuk di sembelih (Abidin, 2002).
2.1.3 Bos Sondaicus
Setiap proses penggemukan sapi, pada akhirnya sapi akan menjadi
penghasil daging. Sapi-sapi yang dipekerjakan sebagai pembajak sawah
atau ternak-ternak perah yang tidak produktif lagi biasanya akan
digemukkan sebagai ternak potong. Umumnya, 7 mutu daging yang
berasal dari sapi-sapi afkiran ini tidak terlalu baik. Meskipun demikian,
ada beberapa jenis sapi yang memang khusus dipelihara untuk
digemukkan karena karakteristik yang dimilikinya, seperti tingkat
pertumbuhannya cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi-sapi inilah
yang umumnya dijadikan sebagai sapi bakalan, yang dipelihara secara
intensif selama beberapa bulan sehingga diperoleh pertambahan berat
badan yang ideal untuk di sembelih (Abidin, 2002).
2.2 Manajemen Pakan
Pakan mempunyai peranan yang penting baik diperlukan bagi ternak-
ternak untuk mempertahankan hidupnya dan menghasilkan suatu produksi
serta tenaga bagi ternak dewasa berfungsi untuk memelihara daya tahan tubuh
dan kesehatan. Pakan yang diberikan pada ternak tersebut harus mengandung
semua nutrien yang diperlukan oleh tubuh dengan kualitas yang baik (Sugeng,
2005).
2.2.1 Pakan Hijauan
Ruminansia mempunyai potensi biologis untuk dapat
menggunakan hijauan dengan baik sebagai bahan pakan utamanya.
Hijauan terutama rumput relatif lebih mudah ditanam/dipelihara sehingga
harganya sebagai sumber energi relatif lebih murah dibanding dengan
tanaman sumber karbohidrat lainnya. Akan tetapi, dilain pihak hewan

4
dapat mengadaptasikan diri terhadap berbagai keadaan lingkungan
(Prakkasi, 1986). Faktor- faktor yang mempengaruhi daya cerna adalah
komposisi pakan.
Sapi memerlukan jumlah pakan yang cukup dan berkualitas baik
dari segi kondisi pakan maupun imbangan nutrisi yang dikandungnya.
Sapi muda yang masih dalam masa pertumbuhan membutuhkan jumlah
pakan yang terus meningkat sampai dicapai kenaikan pertumbuhan yang
maksimal. Jenis pakan ada dua, pakan kasar adalah pakan yang kadar
nutrisinya rendah. Jumlah kandungan nutrisi tidak sebanding dengan
jumlah fisik volume pakan tersebut. Contoh : jerami, silase dan lain
sebagainya. Pakan penguat/konsentrat adalah pakan yang mengandung
nutrisi tinggi dengan serat kasar rendah. Sapi yang dipacu
pertumbuhannya seperti pada usaha penggemukan memerlukan
penambahan konsentrat dengan susunan yang lebih dari kebutuhan
normalnya (Akoso, 1996).
Hijauan merupakan bahan pakan utama bagi sapi potong berupa
rumput yang terdiri dari rumput unggul, rumput lapangan dan sebagian
jenis leguminosa. Bahan pakan hijauan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan meliputi :
a. Rumput-rumputan, terdiri dari rumput liar (lapangan) atau rumput
unggul yang segaja ditanam seperti : ilalang, rumput gajah, rumput
belangga.
b. Daun-daunan berupa daun pisang dapat diberikan dalam bentuk
segar ataupun sisa pembungkusan yang diberikan dalam keadaan
segar agar zat gizi pakan tidak terlalu banyak yang hilang.
c. cDaun-daun dari jenis kacang-kacangan banyak mengandung
protein dan zat kapur yang tinggi sangat baik digunakan untuk
pakan ternak rumunansia. Daun kacang- kacangan yang dapat
dipilih antara lain daun turi dan daun lamtoro, daun kacang tanah.
Biaya pakan mencapi 70% dari total biaya produksi maka perlu
dikembangkan jenis pakan sapi potong yang lainnya sebagai pakan

5
subtitusi dengan persyaratan pemberian pakan hijauan sebesar 10% dari
berat badan sapi (Nani, 2009).
2.2.2 Pakan Konsentrat
Pakan konsentrat adalah campuran bahan-bahan makanan yang
dicampur sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bahan makanan yang
berfungsi untuk melengkapi kekurangan gizi dari bahan lainnaya
(hijauan). Pakan konsentrat mempunyai kandungan serat kasar rendah dan
mudah dicerna. Pemberian pakan konsentrat per ekor per hari ± 1% dari
berat badan.
Ernawati dan Ulin Nusehati (2006) mengatakan, pemenuhan
kebutuhan protein dan energi yang seimbang pada sapi yang digemukan
tidak bisa dipenuhi hanya dari pakan hijauan saja tetapi peranan pakan
konsentrat sangatlah penting. Pakan konsentrat merupakan pakan sumber
protein dan energi dan hijauan merupakan sumber pakan berserat, oleh
karena itu dalam menyusun ransum untuk penggemukan sapi sebaiknya
terdiri dari pakan kasar/hijauan dan pakan konsentart, tujuannya adalah
untuk saling melengkapi kekurangan zat gizi satu sama lain dari bahan-
bahan pakan sehingga penampilan ternak dapat optimal. Zulbardi et all,
(1995) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa peningkatan
kandungan energi erat kaitannya dengan peningkatan kandungan protein
pakan guna mendapatkan efesiensi pertumbuhan bobot badan ternak.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pemberian membuktikan bahwa
pemberian konsentrat yang tinggi merupakan salah satu upaya untuk
mempercepat proses pertumbuhan produksi karkas dan daging dengan
kualitas tinggi serta meningkatkan nilai ekonominya (Sumadi et all,.1994,
Soeparno).
2.3 Manajemen Perkandangan
Kandang bagi sapi ternak potong merupakan sarana yang perlukan
meski ternak sapi tanpa kandang pun tidak banyak mengalami kesulitan.
Kandang berfungsi tidak hanya sekedar sebagai tempat istirahat yang nyaman.
Kandang untuk sapi potong bisa dibuat dari bahan-bahan sederhana dan
murah, tetapi harus dengan konstruksi yang cukup kuat (Sugeng, 1994).

6
Tipe kandang berdasarkan jenisnya ada dua, yaitu kadang tunggal dan
kandang ganda. Kadang tunggal terdiri dari satu baris kadang yang dilengkapi
lorong jalan dan selokan atau parit. Kadang ganda ada dua macam yaitu sapi
saling berhadapan memudahkan pemberian pakan dan pengontrolan ternak
(Ngadiyono, 2007). Fungsi kandang adalah untuk melindungi sapi potong dari
gangguan cuaca, tempat spai beristirahat dengan nyaman, mengontrol agar
sapi tidak merusak tanaman disekitar lokasi, tempat pengumpulan kotoran
sapi, melindungi sapoi dari hewan pengganggu, dan memudahkan pelaksanaan
pemeliharaan sapi tersebut. (Abidin, 2006).

BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan
Kegiatan praktikum dilakukan selama 5 hari pertemuan yaitu pada hari Jumat
– Selasa, 8-12 Desember 2023, yang bertempat di Kandang Sapi Madu,
Mojosongo Boyolali.
3.2 Materi dan Metode
3.1.1 Materi
a. Ternak
Sapi potong sebanyak 71 ekor yang berasal dari bangsa Brahman,
Peranakan Ongole, Simental, Limosin, Aberden Angus, dan
Belgian Blue
b. Alat dan bahan :
Sapu lidi, sekop, gerobag, timbangan pakan, hijauan, konsentrat,
selaing air, ember, parang/arit.
3.2.2 Metode
Metode yang dilaksanakan :
a. Manajemen Pakan
Pemberian pakan untuk ternak yang dikandangkan
dilakukan dengan pecampuran beberapa bahan berikut :
1. Ampas pohung

7
2. Ampas tahu
3. Konsentrat mesh buatan sendiri
4. Konsentran Pelet
5. Air
Bahan tersebut diberikan sesuai dengan takaran tergantung
pada bobot sapi dan dapat memenuhi kebutuhan sapi. Pemberian
komboran dilakukan 2 kali yakni pada pagi dan sore. Pada sore
hari di beri pakan jerami padi sebagai penambah serat untuk sapi.
b. Manajemen Kandang
Model perkandangan yang digunakan yaitu adalah kandang
head to head yang ditengahnya ada lorong untuk akses jalan dan
pemberian pakan. Kandang dibuat tinggi ±3 meter dengan bagian
tembok atas terbuka sehingga memiliki sirkulasi udara yang baik.
Kandang juga dibuat agak miring seingga pembersihan kandang
lebih mudah dan tidak menjadi sarang bertumbuhnya bakteri.
c. Manajemen Kesehatan
Untuk mengantisipasi terjadinya penularan penyakit maka
dilakukan pembersihan kandang dua kali setiap hari pada pagi dan
sore.
3.3 Prosedur Praktikum
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada prosedur praktikum ini
adalah sebagai berikut:
 Pagi Hari
a. Pembersihan kandang sapi
Pembersihan dilakukan dengan menyapu dan menyekop seluruh
kandang dari feses serta dari sisa-sisa pakan yang terjatuh atau
tertinggal, serta mengganti air di tempat minum.
b. Mencampurkan ampas pohung, ampas tahu, pellet pabrik serta
konsetrat ditakar sesuai dengan bobot sapi yang akan di kombor.
 Sore Hari
a. Pembersihan kandang sapi

8
Pembersihan dilakukan dengan menyapu dan menyekop seluruh
kandang dari feses serta dari sisa-sisa pakan yang terjatuh atau
tertinggal, serta mengganti air.
b. Mencampurkan ampas pohung, ampas tahu, pellet pabrik serta
konsetrat ditakar sesuai dengan bobot sapi yang akan di kombor.
c. Setelah itu pemberian jerami padi untuk semua ternak sapi potong
d. Setelah selesai pemberian pakan kandang Kembali disapu dan
dibersihkan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Ternak
4.1.1 Sapi potong
Pertumbuhan sapi potong yang ada dikandang ini sangat bagus
bahkan PBB per hari hampir mencapai 2kg. Sapi potong merupakan
ternak ruminansia yang dipelihara bertujuan untuk menghasilkan
daging. Ciri–ciri sapi potong memiliki pertambahan bobot badan yang
baik, berbadan besar dan efisiensi pakan tinggi. Jenis sapi yang biasa
dipelihara adalah Peranakan Ongole, Brahman Cross, Peranakan
Limousin, Peranakan Brangus, Budidaya sapi potong bertujuan untuk
menghasilkan daging (Roessali dkk., 2005). Sapi potong adalah jenis sapi
khusus yang dipelihara untuk digemukkan (Abidin, 2006).
4.2 Manajemen Perkandangan
Kandang merupakan tempat tinggal sapi selama dalam tahap
penggemukan. Kandang harus selalu dibersihkan setiap hari untuk menjaga
sapi tetap sehat. Kandang yang baik tidak berdekatan dengan pemukiman,
memiliki penanganan limbah dan ketersediaan air. Jarak kandang dengan

9
pemukiman 100 m, pembuangan limbah tersalurkan, persediaan air cukup dan
jauh dari keramaian.
Kandang yang baik harus memenuhi pesyaratan-persyaratan, seperti
nyaman dan sehat bagi ternak, lantai tidak licin mengurangi risiko ternak
terluka, kandang yang dibangun harus bisa menunjang peternak baik dari segi
ekonomis maupun segi kemudahan dalam pelayanan, mudah dibersihkan,
pertukaran udara yang sempurna, bahan mudah di dapat dan murah. Penentuan
tata letak kandang harus memperhatikan hal-hal, seperti penempatan kandang
dekat dengan sumber air, jarak antara kandang dan rumah penduduk sekitar
25m atau lebih, hendaknya dipilih pada suatu tempat yang tinggi dan jauh dari
pemukiman penduduk.
Perkadangan yang terdapat dikandang Sapi Madu Mojosongo selalu
dibersihkan pagi dan sore hari untuk mencegah penyakit pada ternak,
sedangkan untuk limbah di pergunakan untuk pupuk tanaman. Kandang
bertipe head to head dengan lorong ditengah jarak antar sapi pas dan tidak
terlalu sempit lantai kandang di semen dan di lapisi karet agar tidak licin
sehingga sapi tidak mugah terpeleset.
Pada pembuatan kandang perlu memperhatikan mengenai lantai
kandang, dinding kandang, atap kandang, ventilasi, tempat pakan dan minum,
gang/jalan, dan selokan. Dinding kandang berguna untuk membentengi ternak
agar tidak lepas keluar, menahan angin yang langsung masuk ke dalam
kandang dan menahan keluarnya panas dari tubuh ternak itu sendiri pada
malam hari sedangkan tinggi dinding kandangnya lebih kurang sekitar 3 m.
Lantai kandang merupakan dasar atau alas kandang yang berfungsi sebagai
tempat berdirinya ternak dan pelepas lelah. Pembuatan lantai kandang harus
benar-benar memenuhi persyaratan seperti rata, tidak licin, tidak mudah
lembab, tahan injakan atau awet. Lantai kandang terbuat dari semen dengan
campuran semen terdiri dari 1 bagian semen, 2 bagian pasir, dan 3 bagian
kerikil dengan kemiringan 2% dan tebal 5 cm.
4.3 Manajemen Pemberian Pakan
Pakan merupakan biaya tertinggi dalam usaha peternakan, dengan
adanya manajemen pemberian pakan yang baik dapat menekan biaya tersebut.

10
Manajemen pemberian pakan diharapkan mampu meningkatkan bobot badan
ternak secara optimal sesuai dengan potensi genetik ternak. Pemberian pakan
dilakukan pada pagi dan sore sesuai dengan kebutuhan sapi. Pemberian air
secara terus menerus dan atau adlibitum.
Pemberian pakan pada ternak perlu memperhitungkan efisiensi
biologis dan efisiensi ekonomis. Teknik pemberian pakan yang baik untuk
mendapatkan pertambahan bobot badan yang baik adalah dengan mengatur
jarak waktu antara pemberian konsentrat dengan pemberian hijauan.
Pemberian konsentrat sebaiknya terlebih dahulu kurang lebih 2 jam sebelum
pemberian hijauan agar proses pencernaan berjalan optimal. Pemberian pakan
dengan mengatur jarak waktu antara pemberian konsentrat dengan hijauan
akan meningkatkan produksi. Pemberian konsentrat yaitu sebanyak 4 kg untuk
6 ekor ternak. Pemberian kosentrat berguna untuk merangsang pencernaan.
Di Kandang Madu Mojosongo pemberian pakan konsentrat dilakukan
dua kali dalam sehari. Pemberian konsentrat dua kali dalam sehari dapat
dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.30 dan sekitar pukul 14.30. Untuk
jerami diberikan setelah pemberian pakan konsentrat di sore hari.
Teknik pemberian pakan yang baik untuk mencapai pertambahan
bobot badan yang lebih tinggi pada penggemukan sapi potong adalah dengan
mengatur jarak waktu antara pemberian konsentrat dengan hijauan.
Pemberian konsentrat dapat dilakukan dua atau tiga kali dalam sehari
semalam. Frekuensi pemberian hijauan yang lebih sering dilakukan dapat
meningkatkan kemampuan sapi itu untuk mengonsumsi ransum dan juga
meningkatkan kencernaan bahan kering hijauan, peningkatan kecernaan bahan
kering ransum akan menambah jumlah zat-zat gizi yang dapat dimanfaatkan
untuk produksi, termasuk pertumbuhan (Siregar, 2018).
4.4 Manajemen Kesehatan
Sanitasi merupakan usaha menjaga kesehatan melalui kebersihan agar
ternak bebas dari suatu infeksi penyakit bakteri, virus maupun parasit, antara
lain menjaga kebersihan dengan mencuci tempat pakan peralatan dan
kandang, kebersihan kulit ternak yang dipelihara, menjaga kebersihan di
dalam kandang maupun di luar kandang, mengubur dan membakar bangkai,

11
kebersihan petugas dan kebersihan bahan pakan dari kandungan racun.
Sanitasi kandang dapat dilakukan dengan cara membersihkan kotoran sapi
secara rutin di pagi hari dan sore hari. Pada praktikum ini dilakukan kegiatan
pembersihan kandang untuk menjaga agar terhindar dari penyakit.
Di kandang Madu Mojosongo pembersihan kandang dilakukan dua
kali sehari, yaitu pagi dan sore. Hal pertama yang dilakukan yaitu
membersihkan tempat pakan dan minum, menyapu lantai yang terdapat sisa –
sisa pakan, membersihkan kotoran ternak dan membersihkan tubuh sapi
dengan menyikatnya. Menurut (Fatrisia et al.,2017) cara yang bisa dilakukan
untuk menjaga kebersihan antara kandang lain:
a. Menyemprot lantai kandang secara teratur dengan menggunakan disifektan
untuk membasmi kuman dan bakteri
b. Tidak membiarkan kotoran sapi menumpuk dikandang
c. Merancang ventilasi agar aliran udara dapat berjalan dengan lancar
d. Membersihkan tempat pakan dan minum setiap hari serta menyapu sisa
pakan yang jatuh dilantai
e. Membersihkan area luar kandang seperti sampah dan semak-semak
f. Menjaga kebersihan badan sapi
g. Menghindari pemberian pakan yang yang tercemar bahan bahaya seperti
jamur dan ulat
Dengan menerapkan kegiatan sanitasi kandang, adapun manfaatnya sebagai
berikut:
a. Menjaga kesehatan hewan dan meningkatkan daya tahan tubuhnya
b. Mencegah serangan penyakit pada hewan ternak
c. Menekan biaya pengobatan hewan ternak
d. Meningkatkan nafsu makan ternak, sehingga berat badannya selalu terjaga
e. Kondisi kandang dan lingkungan kerja yang bersih dan nyaman bagi
peternak (Balai Proteksi Tanaman Pertanian Maluku, 2019).

12
BAB V
KESIMPULAN
 Sapi yang ada di Kandang Madu Mojosongo termasuk jenis sapi
potong sebanyak 71 ekor yang berasal dari bangsa Brahman,
Peranakan Ongole, Simental, Limosin, Aberden Angus, dan Belgian
Blue
 Perkadangan yang terdapat dikandang Sapi Madu Mojosongo selalu
dibersihkan pagi dan sore hari untuk mencegah penyakit pada ternak.
 Di Kandang Madu Mojosongo pemberian pakan konsentrat dilakukan
dua kali dalam sehari.

13
DAFTAR PUSTAKA

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai