C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Wirausaha Produk
Budidaya Ternak Unggas Petelur ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kewirausahaan budidaya unggas petelur.
2. Untuk mengetahui dan mengenal unggas petelur.
3. Untuk mengetahui cara perencanaan wirausaha di bidang budidaya unggas
petelur.
4. Untuk mengetahui sarana dan peralatan budidaya unggas petelur.
5. Untuk mengetahui teknik budidaya unggas petelur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kewirausahaan Budidaya Unggas Petelur
Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Menurut Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan bahwa Pangan
merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya
merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar
untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai negara
dengan jumlah penduduk yang besar dan memiliki sumber daya alam dan
sumber pangan yang beragam, Indonesia seharusnya dapat memenuhi
kebutuhan pangannya secara berdaulat dan mandiri.
Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan cara memproduksi
pangan sendiri melalui kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya di bidang
peternakan telah membuka peluang berwirausaha. Peluang wirausaha di bidang
budidaya unggas petelur sangat besar karena telur adalah pangan pokok sebagai
sumber utama protein dan lemak hewani bagi masyarakat. Saat ini tantangan
untuk memenuhi kebutuhan pangan semakin besar. Jumlah penduduk yang
terus bertambah perlu diiringi dengan usaha meningkatkan produksi pangan.
Budidaya ternak unggas menjadi salah satu usaha untuk memproduksi pangan,
khususnya telur.
Itik merupakan unggas yang hidup di air. Itik memiliki badan kecil dan
ramping serta dapat bergerak lincah.
c. Bebek atau Entok
Bebek juga merupakan unggas air yang memiliki badan lebih gemuk dan
bergerak lebih lamban dibandingkan dengan itik.
d. Angsa
Angsa merupakan unggas air yang memilik badan lebih tinggi dan besar
serta bulu berwarna putih. Angsa memiliki leher yang lebih panjang
dibandingkan dengan bebek, itik, atau ayam. Pengusahaan angsa sebagai petelur
tidak sebanyak itik dan bebek.
e. Burung Puyuh
Burung puyuh merupakan salah satu jenis burung yang banyak diternakkan
untuk komersial. Burung puyuh memiliki bulu yang berwarna coklat bercak-
bercak hitam putih. Burung puyuh terlihat pendek dan gemuk.
2. Peralatan Kandang
Selain kandang dibutuhkan juga peralatan seperti di bawah ini tempat
makan, minum, dan grit. Kandang postal harus dilengkapi dengan tempat makan
dan minum sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Tempat makan
dan minum pada kandang battery sudah menyatu dengan kandang yang dapat
terbuat dari bambu, aluminium atau bahan lainnya yang kuat, tidak bocor, dan
tidak berkarat.
3. Bibit Unggas
Bibit unggas petelur dapat diperoleh pada penyedia bibit. Bibit ayam yang
digunakan disebut DOC (Day Old Chicken) atau ayam umur sehari. Persyaratan
bibit DOC adalah:
a. Anak unggas (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
b. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya.
c. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d. Anak unggas mempunyai nafsu makan yang baik.
e. Ukuran badan normal, yaitu mempunyai berat badan antara 35-40 gram.
f. Tidak ada letakan tinja di duburnya.
Pakan adalah campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah
lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan
mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat
dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya. Pakan dapat dibuat dari bahan-
bahan hasil pertanian, perikanan, peternakan, dan hasil industri yang
mengandung zat gizi dan layak dipergunakan sebagai pakan baik yang telah
diolah maupun yang belum diolah.
4. Pakan
Pakan unggas terdiri atas campuran bahan makanan seperti jagung, kedelai,
dan bahan lainnya sehingga memiliki komposisi nutrisi karbohidrat (kalori),
serat kasar, protein, lemak, kalsium, dan fosfor sehingga sesuai sebagai pakan
ayam. Pakan ayam sudah tersedia dalam bentuk siap pakai yang dapat dibeli di
toko pakan ternak. Sebagai contoh pakan ayam petelur yang diperjualbelikan
harus sesuai dengan SNI 01-3929-2006. Saat ini sudah tersedia berbagai jenis
pakan unggas petelur yang disesuaikan dengan umur unggas.
Jika memungkinkan juga dapat menggunakan dedak, sisa dari penggilingan
beras, sebagai pakan ternak. Biaya pakan ternak adalah komponen biaya paling
besar dalam usaha budidaya ternak unggas. Dapat membuat pakan ternak
sendiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar
tempat tinggal.
4. Pemeliharaan
a. Pemberian Pakan
Pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4
minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
Tabel Jumlah Pakan yang Dibutuhkan Ayam Petelur Berdasarkan
Umur pada Fase Starter
Jumlah
No. Umur Kebutuhan
(Gram/Ekor)
Jumlah 1.520
Jumlah 3.829
b. Pemberian Minum
Pemberian minum pada ayam dilakukan dengan menyediakan air dalam
suatu wadah.
Jumlah 64,9
Catatan: Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi
tambahan gula dan obat anti stres ke dalam air minumnya. Banyaknya gula
yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
c. Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit pada unggas petelur dilakukan dengan cara
membersihkan kandang secara rutin, memisahkan unggas yang sakit, dan
memberikan vaksin. Pemberian vaksin dapat disesuaikan dengan kondisi ternak
unggas. Vaksinasi adalah usaha untuk menimbulkan kekebalan tubuh.
Tujuan vaksinasi adalah untuk pengendalian penyakit menular yang
disebabkan oleh virus. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk
mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Vaksin aktif, yaitu vaksin yang mengandung virus hidup. Kekebalan yang
ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
Vaksin inaktif, yaitu vaksin yang mengandung virus yang telah
dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenik sehingga mampu
membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin inaktif lebih
pendek, tapi hanya diberikan pada ayam yang diduga sakit.
5. Panen
Hasil yang dipanen dari ayam petelur adalah telur ayam. Telur dipanen 3
kali dalam sehari agar kerusakan telur yang disebabkan oleh virus dapat
terhindar. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00;
pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; dan pengambilan ketiga (terakhir) sambil
mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00. Hasil tambahan
yang dapat dinikmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam
yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk
kandang.
6. Pasca Panen
Kegiatan pasca panen budidaya unggas petelur meliputi penyortiran dan
pembersihan telur. Telur yang telah dikumpulkan langsung disortir berdasarkan
ukuran dan bentuknya, yaitu telur normal dan abnormal. Telur normal adalah
telur yang oval, bersih, dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan
volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu
besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong. Selanjutnya telur dibersih
dari kotoran dan liter yang menempel dengan cara dicuci atau diampelas pelan-
pelan kemudian telah siap untuk dikemas dan dipasarkan. Setelah panen selesai
dilakukan maka selanjutnya dilakukan pemeliharaan dan sanitasi kandang.
a. Pemeliharaan Kandang
3.prosedur pemeliharaan
Sistem “ngangon” yaitu sistem menggiring ke sawah sudah mulai ditinggalkan dan
beralih ke sistem intensif atau semi intensif yang dinilai lebih menguntungkan.
4.lokasi kandang
Jauh dari pemukiman penduduk dan tidak rawan penggusuran lokasi peternakan, jauh
dari peternakan unggas lain untuk mencegah penularan wabah penyakit, jauh dari
kebisingan karena bebek atau itik cukup peka dengan suara bising/berisik, tanah
tempat mendirikan bangunan memiliki drainase yang baik, kondisi cuaca dan iklim
yang kondusif misalnya lokasi sejuk, suhu optimal sekitar 27 – 32 oC dengan kelembaban
relatif 60 – 65%, mudah mendapatkan pakan dan air bersih, mudah diakses alat
transportasi,keamanan lingkungan kandang terjamin dan, terjangkau aliran listrik.
5.penyiapan kandang
Salmonellosis
Penyakit salmonellosis menyerang itik pada segala umur dan dapat menyebabkan angka
kematian hingga 50%. Penyebabnya adalah kuman “Salmonella Anatis”, melalui
perantaraan lalat atau makanan atau minuman yang tercemar kuman tersebut.
Pencegahan, dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan kandang dan
secara berkala dilakukan pembersihan kandang agar kandang terbebas dari kuman
salmonella. Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan “Furazolidone”.
Penyakit Parasit (berak darah, cacingan)
Penyakit virus (cacar, cepatitis itik)
Penyakit bakteri (pasteurellosis, corryza, coccidiosis)
Penyakit jamur (pneumonia, afloktosikosis)