Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

(WIRAUSAHA PRODUK BUDIDAYA UNGGAS PETELUR)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas penulisan Makalah kelompok ini dengan baik dan tanpa kendala apapun.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Makalah ini yaitu teman-teman kelompok.

Makalah Berjudul Tentang WIRAUSAHA PRODUK BUDIDAYA UNGGAS


PETELUR ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran PRAKARYA.
Penulis memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
Makalah ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini.
Penulis juga menerima kritik serta saran dari pembaca agar dapat membuat
Makalah dengan lebih baik di kesempatan berikutnya. Penulis berharap makalah
ini memberikan manfaat dan dampak besar sehingga dapat menjadi inspirasi bagi
pembaca.
Terima Kasih
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................2

Daftar Isi................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................4/5

B. Rumusan Masalah......................................................................................................5

C. Tujuan........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. PERENCANAAN USAHA BUDIDAYA UNGGAS PETELUR.................................6/8

1. Mengenal unggas petelur.................................................................................................6/8

B. PERANCANGAN DAN KEGIATAN BUDI DAYA UNGGAS PETELUR.............8/12

C. PERHITUNGAN HARGA JUAL PRODUK BUDIDAYA UNGGAS PPETELUR...12/13

D. MEDIA PROMOSI PRODUK HASIL BUDIDAYA UNGGAS PETELUR................13/15

E. PENJUALAN SISTEM KONSINYASI PRODUK BUDI DAYA UNGGAS


PETELUR.....................................................................................................................15/22

BAB III PENUTUP

I. Kesimpulan......................................................................................................23
II. Saran................................................................................................................23

Daftar Pustaka.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.
Pangan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi manusia untuk dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Nutrisi yang dibutuhkan manusia terdiri
dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Nutrisi yang
dibutuhkan akan terpenuhi dengan baik jika mengonsumsi sumber pangan
beragam. Sumber pangan terdiri dari pangan nabati dan pangan hewani.
Pangan nabati berasal dari tanaman, sedangkan pangan hewani berasal dari
hewan terutama lemak dan protein sehingga dalam kehidupan sehari sering
dikenal lemak dan protein nabati serta lemak dan protein hewani. Semua jenis
nutrisi yang dibutuhkan harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dan
seimbang.
Saat ini pola konsumsi pangan masyarakat sudah berubah. Peningkatan
kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi untuk tumbuh kembang serta
peningkatan pendapatan cenderung mendorong peningkatan konsumsi bahan
pangan yang menjadi sumber protein dan lemak, seperti ikan, telur, daging,
dan susu. Indonesia adalah satu negara yang berpenduduk besar sehingga
jumlah pangan yang dibutuhkan juga besar. Usaha pemenuhan pangan
menjadi persoalan penting bagi Bangsa Indonesia. Tingkat pertumbuhan
penduduk harus disikapi secara serius untuk memenuhi kebutuhan pangan
bangsa Indonesia sehingga ketahanan pangan dapat terwujud
Terdapat tiga pilar utama dalam ketahanan pangan, yaitu: ketersediaan
yang cukup, distribusi yang lancar dan merata, serta konsumsi pangan yang
aman dan berkecukupan gizi bagi seluruh individu masyarakat. Agar dapat
memenuhi kebutuhan individu dan/atau keluarga agar dapat memperoleh akses
pangan baik secara fisik, maka proses distribusi pangan yang lancar dari
produsen hingga ke pasar konsumen menjadi persyaratan yang utama.
Di antara ketiga pilar ketahanan pangan, usaha untuk meningkatkan
produksi pangan mendapat perhatian lebih banyak. Setelah dapat
meningkatkan produksi pangan, maka tahap berikutnya adalah
mendistribusikan pangan yang dihasilkan. Sebaran wilayah produksi pangan
dan wilayah konsumsi sangat luas sehingga distribusi pangan sangat penting
agar pangan dapat diperoleh oleh konsumen. Distribusi pangan tidak terlepas dari
aspek pemasaran. Budidaya adalah tindakan mengelola sumber daya nabati
untuk diambil hasilnya.
Budidaya juga diartikan sebagai usaha memelihara tanaman atau ternak mulai
dari menyiapkan benih atau bibit untuk dipanen hasilnya. Budidaya ternak
adalah satu usaha untuk mendapatkan hasil dari peternakan. Salah satu budidaya
ternak adalah telur. Telur adalah bahan pangan yang kaya akan kandungan
protein dan lemak.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah tentang Wirausaha Produk Budidaya Unggas Petelur ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk kewirausahaan budidaya unggas petelur?
2. Apa yang dimaksud dengan unggas petelur?
3. Bagaimana perencanaan wirausaha di bidang budidaya unggas petelur
4. Apa saja sarana dan peralatan untuk budidaya unggas petelur?
5. Bagaimana teknik budidaya unggas petelur

C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Wirausaha Produk Budidaya
Unggas Petelur ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kewirausahaan budidaya unggas petelur.
2. Untuk mengetahui dan mengenal unggas petelur.
3. Untuk mengetahui cara perencanaan wirausaha di bidang budidaya unggas
petelur.
4. Untuk mengetahui sarana dan peralatan budidaya unggas petelur.
5. Untuk mengetahui teknik budidaya unggas petelur
BAB II
(PEMBAHASAN)

A. PERENCANAAN USAHA BUDIDAYA UNGGAS PETELUR

Kegiatan budi daya dibidang peternakan telah membuka peluang berwirausaha.


Peluang wirausaha dibidang budi daya unggas petelur sangat besar karena telur
adalah pangan pokok sebagai sumber utama protein dan lemak hewani bagi
masyarakat. Saat ini tantangan untuk memenuhi kebutuhan pangan semakin
besar. Jumlah penduduk yang terus bertambah perlu diiringi dengan usaha
meningkatkan produksi pangan. Budi daya ternak unggas menjadi salah satu
usaha untuk memproduksi pangan, khususnya telur.

I. Mengenal Unggas Petelur

A. Jenis-jenis unggas petelur unggas adalah jenis hewan yang termasuk kedalam
kelompok burung-burungan. Ciri-ciri unggas adalah bersayap, berbulu, berkaki,
dan memiliki paruh.

Berdasarkan produk yang dihasilkan, kita mengenal unggas petelur dan unggas
pedaging. Unggas petelur adalah unggas yang dihasilkan untuk bertelur,
sedangkan unggas pedaging adalah unggas yang dipelihara untuk menghasilkan
daging. Jenis-jenis Unggas petelur adalah ayam, bebek, burung puyuh, dan angsa.

• Ayam ayam adalah unggas petelur, dibudi dayakan karena kebutuhan


masyarakat terhadap telur ayam.
Berdasarkan tujuan budi dayanya ayam dikelompokkan menjadi:
Ayam pedaging memiliki tubuh berukuran besar sehingga mengandung
banyak daging, pertumbuhan cepat, bergerak lamban, dan tenang, serta
sebagian memiliki cakar dan kaki berbulu.

• Ayam petelur berbadan ramping dan ringan serta mencapai dewasa lebih
cepat.
• Ayam dwiguna adalah ayam yang dibudidayakan untuk menghasilkan telur
dan daging. Ayam ini memiliki badan berukuran sedang, tapi bergerak
tidak lamban dan kemampuan bertelur cukup baik.
• Ayam ornamental adalah ayam yang digunakan untuk fungsi keindahan
baik pada suara maupun bulunya. Ayam ornamental ditandai dengan warna
bulu dan bentuk badan yang indah serta suara yang merdu.
• Ayam petelur terdiri atas dua jenis, yaitu:

1. Ayam petelur ringan dan ayam petelur medium. Ayam petelur ringan (ayam
petelur putih) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Mempunyai badan yang ramping dan kecil, bulu berwarna putih, berjengger
merah. Ayam petelur putih mampu bertelur sampai 260 butir setiap tahun.

2. Ayam petelur medium ditandai dengan bobot tubuh yang lebih besar
dibandingkan dengan ayam petelur putih sehingga dapat menghasilkan daging
cukup banyak. Ayam petelur medium memiliki telur berwarna coklat.

▪︎ Itik
Itik merupakan unggas yang hidup di air. Itik memiliki badan kecil dan ramping
serta dapat bergerak lincah.

▪︎ Bebek atau entok


Bebek juga merupakan unggas air yang memiliki badan lebih gemuk dan
bergerak lebih lamban dibandingkan dengan itik.

▪︎ Angsa
Angsa merupakan unggas air yang memilik badan lebih tinggi dan besar serta
bulu berwarna putih. Angsa memiliki leher yang lebih panjang dibandingkan
dengan bebek, itik, atau ayam. Pengusahaan angsa sebagai petelur tidak sebanyak
itik dan bebek.

▪︎ Burung puyuh
Burung puyuh merupakan salah satu jenis burung yang banyak diternakkan untuk
komersial. Burung puyuh memiliki bulu yang berwarna coklat bercak-bercak
hitam putih. Burung puyuh terlihat pendek dan gemuk.

B. MengenaI Produk Budi Daya Ternak Unggas Petelur


Budidaya ternak unggas merupakan kegiatan untuk menghasilkan produk
budidaya ternak berupa telur. Telur yang dihasilkan dapat langsung dikonsumsi
dengan cara direbus atau digoreng. Telur adalah bahan baku dalam industri
berbagai jenis makanan, kue, dan roti. Selain itu telur dapat juga diolah menjadi
produk dengan nilai jual lebih tinggi seperti telur asin, yaitu telur itik yang diasin.

C. Mensyukuri Keberagaman Produk Budidaya Dan Wirausaha Di Bidang


Unggas Petelur sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa
Telur merupakan sumber protein dan lemak hewani yang mudah dan murah
didapatkan.Berbagai jenis unggas petelur hidup disekitar kita.secara alami
unggas bertelur untuk berkembang biak.dengan membudidayakannya, unggas
akan menghasilkan telur yang lebih banyak. Semua adalah rahmat dari yang
mahakuasa kepada manusia sehingga sudah seharusnya manusia mensyukuri
nikmat yang diberikan-Nya.

B. PERANCANGAN DAN KEGIATAN BUDI DAYA UNGGAS


PETELUR

Budi daya unggas petelur merupakan usaha pengelolaan sumber daya hayati
berupa unggas dengan tujuan untuk dipanen hasilnya.DaIam budi daya unggas
petelur dibutuhkan sarana dan peralatan.

1. Sarana dan peralatan budi daya unggas petelur

• Kandang
Kandang adalah kebutuhan utama dalam usaha budi daya ternak unggas.
Kandang berguna untuk menjaga agar unggas peliharaan tidak berkeliaran,
memudahkan pemeliharaan, seperti pemberian pakan dan obat-obatan, serta
memudahkan pemanenan atau perkumpulan hasil peternakan. Selain itu kandang
juga berfungsi untuk memperoleh hasil panen yang berkualitas kandang yang
umum digunakan pada budi daya unggas petelur adalah kandang sangkar yang
dimodifikasi menjadi kandang battery. Unggas petelur biasanya dipelihara
terlebih dahulu dalam kandang postal selanjutnya dipindahkan ke kandang
bettery jika sudah dewasa. Biasanya kandang battery diletakkan dalam bangunan
kandang, jadi seolah olah ada kandang dalam kandang. Kandang battery dapat
dibuat dari kawat kayu atau bambu yang didesain sedemikian rupa sehingga telur
dapat menggelinding keluar dari kandang battery.

Biaya pembuatan kandang battery cukup besar, sedangkan keuntungan kandang


battery adalah:
- Memudahkan mengambil dan mengumpulkan telur
- Menghindarkan kerusakan telur oleh unggas
- Memperoleh telur yang bersatu dari kotoran unggas
- Menghindari kanibalisme antar unggas

• Peralatan kandang
Selain kandang dibutuhkan juga dibutuhkan juga peralatan seperti tempat makan
dan minum.kandang postal harus dilengkapi dengan tempat makan dan minum
dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Tempat makan dan minum pada
kandang battery sudah menyatu dengan kandang yang dapat terbuat dari bambu,
aluminium atau bahan lainnya yang kuat, tidak bocor dan tidak berkarat.

• Bibit
Bibit ayam yang di gunakan disebut DOC(day old chicken)/ayam umur sehari.
Persyaratan bibit DOC adalah: -anak ayam(DOC) berasal dari induk yang sehat.

- Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya.

- Tidak terdapat kecatatan pada tubuhnya.

- Anak ayam mempunyai nafsu yang baik.

- Ukuran badan normal, yaitu Mempunyai berat badan antara 35-40 gram.

- Tidak ada letakan tinja diduburnya

• Pemanas kandang
Unggas termasuk kedalam hewan berdarah dingin. Suhu tubuhnya sangat
tergantung pada suhu lingkungan. Dimasa awal pertumbuhan keberadaan
pemanas dalam kandang sangat diperlukan untuk mempertahankan suhu
tubuhnya. Pemanas kandang dapat menggunakan lampu.

• Pakan
Pakan adalah campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah
lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan
mengandung zat gizi yang mencakupi kebutuhan ternak untuk dapat
dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya. Pakan dapat dibuat dari bahan bahan
hasil pertanian, perikanan peternakan dan hasil industri yang mengandung zat gizi
dan layak dipergunakan sebagai pakan baik yang telah diolah maupun yang
belum diolah. pakan unggas terdiri atas campuran bahan makanan seperti jagung,
kedelai dan bahan lainnya sehingga memiliki komposisi nutrisi karbohidrat kalori
serat kasar, protein lemak kalsium dan fospor sehingga sesuai sebagai pakan
ayam. jika memungkinkan kamu juga dapat menggunakan dedak, sisa dari
penggilingan beras sebagai pakan ternak.

• Obat-obatan, vitamin, dan hormon pertumbuhan obat-obatan diberikan jika


diperlukan, yaitu untuk unggas sakit. Obat-obatan yang diberikan harus
disesuaikan dengan penyakit yang diderita oleh unggas. Vitamin berfungsi untuk
membantu pertumbuhan menjaga kesehatan unggas, sedangkan hormon
berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan unggas. Secara alami unggas dapat
tumbuh sehat jika mendapatkan pakan dalam jumlah yang cukup.

• Peralatan panen
Peralatan panen diperlukan untuk mempermudah dan mempercepat panen.
Disamping itu, peralatan panen dapat digunakan untuk mencegah telur yang
dihasilkan telur yang dihasilkan tidak pecah dan rusak. Peralatan panen yang
paling umum adalah wadah untuk mengumpulkan telur yang telah di panen,
seperti ember, başkom dan keranjang.

2. Teknik budi daya unggas petelur kegiatan budi daya ayam petelur meliputi:

• Penyediaan kandang
Kandang dapat dibuat dari bahan bahan sederhana yang penting dapat mencegah
ternak kabur dan dapat berlindung dari hujan dan panas. Selain itu kandang juga
harus bersih.

• Penyediaan bibit
Bibit ayam dapat dibeli pada penyedia bibit. Untuk mengurangi resiko, dapat
menggunakan bibit yang sudah agak besar.

• Penyediaan pakan
pakan untuk budi daya ayam kampung dapat menggunakan pelet tapi untuk
menghemat biaya pakan biasa menggunakan pakan alternatif.

• Pemeliharaan
- Pemberian pakan
Ada 2 fase yaitu fase starter (0-4 minggu) dan finisher (4-6 minggu)

- Pemberian minum
Pemberian minum dan dilakukan dengan menyediakan air dalam suatu wadah

- Pengendalian penyakit
Pengendalian penyakit pada unggas petelur dilakukan dengan cara membersihkan
kandang secara rutin, memisahkan unggas yang sakit dan memberikan vaksin.
Pemberian vaksin dapat disesuaikan dengan kondisi ternak unggas.

Vaksinasi adalah usaha untuk menimbulkan kekebalan tubuh tujuan vaksinasi


adalah untuk pengendalian penyakit menular yang disebabkan oleh virus
pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin
dibagi menjadi dua macam yaitu:

1.vaksin aktif : vaksin yang mengandung virus hidup. Kekebalan yang


ditimbulkan lebih lama dari pada dengan vaksin inaktif/pasif.

2.vaksin inaktif : vaksin yang mengandung virus yang telah


dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenik sehingga mampu
membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin inaktif lebih
pendek, tapi hanya diberikan kepada ayam yang diduga sakit.

• Panen
hasil yang di panen dari ayam petelur adalah telur ayam. telur dipanen tiga kali
dalam sehari agar kerusakan telur yang disebabkan oleh virus dapat terhindar
pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00 sampar 11.00,
pengambilan kedua pukul 13.00 sampai 14.00, dan pengambilan ketiga (terakhir)
sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00 sampai 16.00.
hasil tambahan yang dapat di nikmati dari hasil budi daya ayam petelur adalah
daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk
dijadikan pupuk kandang.

• Pasca panen
kegiatan pasca panen budi daya unggas petelur meliputi penyortiran dan
pembersihan telur. telur yang telah dibersihkan langsung disortir berdasarkan
ukuran dan bentuknya yaitu normal dan abnormal. telur normal adalah telur yang
oval, bersih dan kulitnya mulus serta berat 2 gram dengan volume sebesar 63 cc.
telur yang abnormal misalnya telurnya terlalu kecil atau terlalu besar. kulitnya
retak atau keriting, bentuk lonjong. selanjutnya telur dibersihkan dari kotoran dan
litter yang menempel dengan cara dicuci atau diamplas pelan pelan kemudian
telah siap untuk dikemas dan dipasarkan. setelah panen selesai dilakukan maka
selanjutnya dilakukan pemeliharaan dan sanitasi kandang.

• Pemeliharaan kandang
bangunan kandang perlu dipelihara secara baik dengan cara dibersihkan secara
teratur. apabila ada bagian kandang yang rusak maka harus segera diperbaiki
kembali, dengan demikian daya guna kandang dapat maksimal tanpa mengurangi
persyaratan kandang bagi ternak yang di pelihara.
• Sanitasi
menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar kandang ( sanitasi) pada area
peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah dan
mudah.

C.PERHITUNGAN HARGA JUAL PRODUK BUDIDAYA UNGGAS


PETELUR
Harga pokok produksi adalah jumlah dari pada produksi yang melekat pada
produksi yang dihasilkan yaitu meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan mulai pada
saat pengadaan bahan baku tersebut sampai dengan proses akhir produk, yang
siap untuk digunakan atau dijual. Biaya-biaya yang dimaksud ini, biaya bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.

Harga jual produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen
yang dihitung dari biaya produksi dan biaya lain diluar produksi, seperti biaya
distribusi dan promosi.
Metode penghitungan harga pokok produksi dapat dibuat dengan dua pendekatan,
yaitu: full costing (memperhitungkan semua unsur biaya produksi) dan variable
costing (memisahkan penghitungan biaya produksi yg berlaku variabel dengan
biaya tetap.
1.Full costing
Pendekatan full costing Memperhitungkan semua unsur biaya Produksi, yaitu
biaya bahan baku, biaya Tenaga kerja produksi dan biaya overhead (tetap dan
variabel), serta tambah dengan Biaya nonproduksi, seperti biaya Pemasaran dan
biaya administrasi dan Umum.

2.Variabel costing
Pendekatan variabel costing Memisahkan perhitungan biaya produksi Yang
berlaku variabel dengan biaya tetap Biaya variabel terdiri atas biaya bahan Baku,
biaya tenaga kerja produksi, danOverhead variabel di tambah dengan Biaya
pemasaran variabel dan biaya Umum variabel. Biaya tetap terdiri atas Biaya
overhead tetap biaya pemasaran Tetap dan biaya umum tetap

Metode penetapan harga produk secara teori dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan:

I. Pendekatan permintaan dan penawaran (supply demand approach)


Dari tinggkatan permintaan dan penawaran yang ada, ditentukan harga
keseimbangan (equelibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu
dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah
yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

II. Pendekatan biaya (cost oriented Aproach)


Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen
dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan
break even analys.

III. Pendekatan pasar (market approach)


Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung
variavel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi
politik persaingan sosial budaya

D.MEDIA PROMOSI PRODUK HASIL BUDIDAYA UNGGAS PETELUR

Mempromosikan Produk Usaha Budidaya Unggas Petelur bisa dilakukan baik


offline ataupun online. Untuk cara promosi secara online, anda bisa membuatkan
website untuk usaha anda, Kenapa website? Karena website diibaratkan tempat
usaha anda di dunia maya, yang berujuan untuk mendapatkan pelanggan atau
pembeli secara online. Jika anda sudah memiliki Produk Usaha Budidaya Unggas
Petelur dalam bentuk fisik, website akan membantu mempromosikan usaha anda.
Dimana website tersebut akan berisi produk, layanan/jasa, alamat & kontak
usaha, testimoni, dan lain-lain.

Beberapa langkah strategis yang dapat diambil dalam melakukan promosi adalah
sebagai berikut:

• Lakukan riset pasar yang akan dibidik

Kegiatan pemasaran yang termasuk ke dalamnya adalah kegiatan distribusi untuk


memperlancar arus komoditas dari sentral produksi ke sentral
konsumsi,informasi pasar,penyimpanan pengangkutan penjualan dan promosi.
Informasi pasar yang dikumpulkan bukan hanya perubahan harga telur yang
terjadi, melainkan juga jenis dan kualitas produk yang diinginkan
konsumen,lokasi penjualan telur yang memberikan peluang lebih baik, serta
kebutuhan konsumen terhadap produk telur yang dihasilkan. Manfaat yang
diperoleh dari pengumpulan dengan jenis jenis dan kualitas produk yang
diinginkan konsumen mengetahui cara pemasaran yang sebaiknya ditempuh agar
volume penjualan telur dapat ditingkatkan dan peternak dapat mengetahui
tindakan-tindakan perbaikan yang akan dilakukan agar pelanggan tetap atau
jumlahnya dapat ditingkatkan.

• Penetrasi pasar atau pertumbuhan terkonsentrasi

Strategi selanjutnya yang dilakukan setelah melakukan pemasaran adalah dengan


mengembangkan are pemasaran atau dikenal dengan penetrasi pasar.

Penetrasi pasar dilakukan untuk :


a. Menambah tingkat penggunaan pelanggan lama, dengan cara menambah
jumlah pembelian,mengiklankan pengunaan lain,dan memberi insetif harga
untuk pengunaan lebih banyak

b. Memikat pelanggan pesaing,melalui mempertajam diferensiasi


produk,peningkatan usaha promosi, dan penurunan harga

c. Memikat bukan pengguna untuk membeli produk,dengan cara merangsang


keinginan mencoba melalui produk contoh (sampling) , insetif harga, dan
sebagainya

Beberapa tujuan promosi antara lain:

1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial


2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba
3. Untuk mendapatkan konsumen baru dan menjaga kesetiaan konsumen
4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
7. Mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen.

Saat menerapkan cara-cara promosi di bawah ini, selalu sertakan alamat website
Produk Usaha Budidaya Unggas Petelur anda agar bisa diingat oleh calon
pelanggan.

1. Memasang iklan baris di koran.


2. Memasang iklan di buku telepon (yellow pages).
3. Menyebarkan katalog promosi dan iklan di pusat perkulakan.
4. Mendekati calon konsumen lewat telepon secara aktif.
5. Mendatangi langsung konsumen yang potensial.
6. Berpromosi lewat surat (direct mail).
7. Menjadi pembicara di seminar, dan bicarakan hal-hal yang hanya dikuasai.
8. Menjadi pembicara tamu acara dialog di radio.
9. Membuat data konsumen lengkap dengan alamat dan kontaknya. Jaga terus
agar tetap up to date.
10. Membangun citra perusahaan dengan kop surat yang menarik.
11. Merancang brosur yang menjelaskan keuntungan produk.
12. Mengembangkan cara pemesanan lewat jarak jauh (delivery) seperti lewat
surat, email, SMS, Telpon, BBM atau media lainnya
13. Membuat tempat khusus untuk memamerkan Produk Usaha Budidaya
Unggas Petelur
14. Merancang pemasaran jarak jauh (telemarketing)
15. Membuat logo perusahaan sesuai dengan citra yang dibangun
16. Menerbitkan bulletin yang berkaitan dengan usaha yang dimiliki, paling tidak
3 bulan sekali
17. Mencetak kalender dan membagikannya sebagai souvenir.
18. Membuat kampanye sosial yang berkaitan dengan Produk Usaha Budidaya
Unggas Petelur.
19. Membuat stiker dengan logo dan slogan perusahaan dan membagikannya
20. Membuat kaos dengan logo dan nama perusahaan lalu membagikannya.
21. Menjajaki promosi dengan perusahaan lain yang bukan pesaing.
22. Memasang iklan di media cetak mingguan atau bulanan seperti majalah,
bulletin, atau tabloid.
23. Memanfaatkan promosi patungan untuk menghemat biaya promosi
24. Berterimakasih pada konsumen dengan mengirimi surat
25. Menjaga hubungan dengan konsumen dengan mengirimkan kartu ucapan

Itu dia cara promosi bisnis atau Produk Usaha Budidaya Unggas Petelur dan
strategi pemasarannya. Semoga dapat menjadi inspirasi untuk meningkatkan
Produk Usaha Budidaya Unggas Petelur anda.

E.PENJUALAN SISTEM KONSINYASI PRODUK BUDI DAYA


UNGGAS PETELUR

Penjualan dengan sistem konsinyasi adalah penjualan dengan cara menitipkan


produk kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga jual dan persyaratan
sesuai dengan perjanjian antara pemilik produk dan penjual. Perjanjian
konsinyasi berisi mengenai hak dan kewajiban kedua belah pihak. Informasi yang
harus ada dalam perjanjian konsinyasi adalah nama pihak pemilik barang
(konsinyor), nama pihak yang dititipi barang (konsinyi), nama dan keterangan
teknis barang yang dititipkan, ketentuan penjual, ketentuan komisi (keuntungan
yang akan diperoleh toko).

Pengertian Sistem Penjualan Konsinyasi adalah Secara definisi, sistem


konsinyasi artinya adalah suatu perjanjian antara dua pihak dimana salah satu
pihak sebagai pemilik barang menyerahkan barangnya kepada pihak tertentu
untuk menjualnya dan kemudian akan mendapatkan komisi tertentu.

Pihak pemilik barang disebut consignor sementara pihak yang dititipi atau
menjual barang disebut dengan consignee.
Sistem penjualan konsinyasi sendiri sudah banyak dilakukan, diantaranya bidang
makanan, elektronik dan bidang usaha lain
Kelebihan Sistem Penjualan Konsinyasi adalah Kelebihan melakukan penjualan
secara konsinyasi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi consignor dan dari sisi
consignee.

Berikut beberapa penjelasannya:

Bagi pemilik produk atau consignor Beberapa kelebihan sistem konsinyasi bagi
pemilik produk atau consignor adalah sebagai berikut.

• Memperluas pasar dan menghemat biaya promosi

Dengan melakukan perjanjian penjualan konsinyasi, pihak consignor akan


memperoleh keuntungan seperti memperluas pasar dan menghemat biaya
promosi.

Produk Anda dapat dipasarkan sesuai keinginan Anda di toko atau tempat yang
sudah memiliki pelanggan sehingga Anda tidak perlu mengeluarkan biaya
promosi di tempat tersebut.

• Menghemat SDM dan biaya pelayanan

Produk yang dititipkan kepada pihak penjual tentu saja akan dijual oleh mereka.

Sehingga Anda tidak perlu melayani konsumen atau pelanggan secara langsung.

Dengan demikian cara ini dapat menghemat Sumber Daya Manusia untuk
melakukan pemasaran maupun biaya pelayanan.
• Fokus terhadap produk

Kelebihan selanjutnya yang dapat diperoleh consignor adalah dia dapat lebih
fokus terhadap kualitas produk yang akan diproduksinya.

Selain itu, Anda juga dapat melakukan inovasi-inovasi agar produk lebih unggul.
Pemasaran produk dan penjualan telah diatasi oleh consignee, dengan begitu
pastinya consignor lebih bisa menghemat waktu untuk mengembangkan produk
lagi

Manfaat penjualan konsinyasi bagi penjual, penyalur atau consignee Beberapa


kelebihan sistem konsinyasi bagi penyalur atau consigee adalah sebagai berikut.

A. Dapat keuntungan tanpa mengeluarkan modal

Seperti yang diketahui bahwa pihak penjual hanya menjual produknya saja
sehingga dia akan mendapatkan keuntungan tanpa mengeluarkan modal.

Biasanya penjual akan menambahkan harga dari harga yang ditetapkan.


Tambahan harga tersebut merupakan keuntungan yang akan diperoleh. Selain itu,
pihak penjual juga akan mendapatkan fee dari pihak produsennya

B. Risiko kecil

Kelebihan lain bagi penjual adalah risiko yang kecil. Risiko yang dimaksud yakni
risiko jika barang tidak laku.

Jika barang tidak laku atau rusak maka consignee tidak akan mengalami kerugian
atas produk tersebut, hanya saja pendapatan atau keuntungannya saja uang akan
menurun.

C. Display produk bertambah

Adanya penitipan-penitipan barang atau produk akan membuat penjual


menambah jumlah barang yang dijual dalam display tokonya.

Selain itu, penambahan produk tersebut tanpa harus mengeluarkan modal


sehingga ini akan sangat membantu penjual untuk mendapatkan keuntungan.
Kekurangan Sistem Penjualan Konsinyasi adalah Bisnis dengan cara konsinyasi
juga memiliki kekurangan. Sama seperti kelebihan, kekurangan bisnis konsinyasi
juga dibagi menjadi dua sisi, yaitu dari sisi consignor dan dari sisi consignee.
Berikut beberapa penjelasannya

Bagi pemilik produk atau consignor Beberapa kekurangan sistem konsinyasi bagi
pemilik produk atau consignor adalah sebagai berikut.

1. Risiko kerugian

Adapun risiko kerugian yang dimaksud disebabkan jika salah dalam pemilihan
penjual.

Jika penjual yang Anda pilih tidak menjual produk dengan baik atau produk yang
ada lakunya sangat lama maka Anda dapat mengalami kerugian.

Oleh karena itu, Anda juga harus memastikan penjual atau penyalur atau pihak
consignee merupakan penjual yang baik dan dapat diandalkan.

2. Promosi tidak sesuai

Karena pihak pemilik produk tidak melakukan penjualannya secara langsung,


maka ada kemungkinan jika promosi yang dilakukan oleh penjual tidak sesuai
dengan yang diharapkan.

Ya hal ini wajar jika Anda menitipkan produk kepada toko-toko kelontong,
biasanya mereka tidak akan mempromosikan produk Anda. Untuk mengatasi hal
ini, Anda dapat menempatkan SPG di supermarket atau mall.

Sementara untuk toko kelontong, dapat Anda berikan tawaran fee atau bonus
yang menarik.

3. Uang tidak dapat langsung diterima

Kelemahan terakhir dari penjualan konsinyasi bagi pemilik produk adalah


pembayaran yang tidak langsung atau uang tidak dapat langsung diterima setelah
produk terjual.
Keuntungan Penjualan Konsinyasi
Adanya kerja sama konsinyasi antara kedua belah pihak menandakan bahwa ada
keuntungan yang bisa dirasakan oleh pengirim barang (consignor) dan penerima
barang (consignee). Berikut ini beberapa keuntungan dari penjualan konsinyasi:

Untuk Pengirim Produk (Consignor)

1. Tidak Perlu Menyewa Toko


Benar sekali, pengirim produk atau pemilik produk ketika ingin memasarkan
produknya tidak harus memiliki toko atau menyewa toko untuk berjualan. Hal ini
dikarenakan, pengirim produk hanya menitipkan ke beberapa toko yang benar-
benar cocok untuk diajak kerja sama. Tidak adanya biaya menyewa toko
menandakan bahwa tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk menyewa toko,
sehingga keuntungan yang bisa diambil bisa semakin besar.

2. Memperkenalkan Merek Barang


Seorang atau kelompok yang membangun sebuah perusahaan pasti ingin sekali
kalau merek produknya dikenal oleh banyak orang, sehingga mampu bersaing
dengan kompetitor. Terlebih lagi merek dagang ini bisa diperkenalkan langsung
terhadap pelanggan baru. Manfaat ini akan sangat bermanfaat sekali untuk
kemajuan perusahaan agar semakin banyak orang yang mengetahui suatu produk.

3. Peluang Barang Laris Lebih Besar


Dalam dunia bisnis, memperoleh keuntungan merupakan faktor yang sangat
penting bagi keberlangsungan perusahaan. Keuntungan itu sendiri diperoleh
dengan adanya produk yang laris terjual. Oleh sebab itu, supaya pemilik produk
mampu menjual produk-produknya dengan cepat, maka salah satu caranya adalah
melakukan penjualan konsinyasi. Produk yang dihasilkan ini bisa dititipkan lebih
dari satu toko.

4. Tidak Perlu Membayar Penyimpanan


Keuntungan berikutnya yang bisa dirasakan oleh pengirim produk atau pemilik
produk ketika melakukan penjualan konsinyasi adalah tidak perlu membayar
tempat penyimpanan. Tidak adanya biaya tempat penyimpanan menghemat biaya
produksi. Selain itu, tidak adanya biaya untuk tempat penyimpanan disebabkan
karena produk yang tidak laku bisa langsung dibuang (makanan kedaluwarsa).

5. Mudah Mengetahui Barang Laku dan Tidak Laku


Dengan adanya, penjualan konsinyasi, pemilik produk akan mudah mengetahui
barang yang laris dipasaran dan barang yang tidak laku. Hal ini sangat bermanfaat
karena pemilik produk bisa meningkatkan produk yang laris terjual dan
mengevaluasi produk yang tidak laku.

6. Bisa Menjalin Hubungan Lebih Lama dengan Pengecer


Kerja sama yang saling menguntungkan ini bisa meningkatkan hubungan lebih
lama dengan pengecer. Keuntungan ini sangat bermanfaat bagi pemilik produk
karena pengecer mau menjual produknya lebih lama.

7. Menambah Keuntungan
Keuntungan yang terakhir ini bisa dibilang keuntungan utama yang bisa
dirasakan oleh pemilik produk dari penjualan konsinyasi yaitu menambah
keuntungan. Keuntungan yang terus mengalami peningkatan bisa memajukan
perusahaan yang sedang dibangun oleh pemilik produk.

Untuk Penerima Produk (Consignee)

• Tidak Perlu Membayar Barang


Bagi penerima produk atau pengecer tidak perlu membayar produk yang
dititipkan oleh pengirim produk, sehingga tidak membutuhkan modal. Meskipun
tidak membutuhkan modal yang banyak, tetapi ketersediaan barang di toko
semakin banyak, sehingga bisa menarik banyak pembeli.

• Barang Tidak Laku Bisa Dikembalikan


Keuntungan penjualan konsinyasi yang bisa dirasakan oleh penerima barang
adalah barang yang tidak laku bisa dikembalikan kepada pengirim produk.
Dengan kata lain, penerima produk tidak perlu mengganti rugi produk-produk
yang tidak laku.

• Terhindar dari Kehabisan Stok Barang


Ketika memiliki warung sembako kecil supaya banyak pembelinya, maka stok
barang harus selalu ada. Dengan adanya penjualan konsinyasi, maka stok barang
bisa terjamin karena pemilik warung bisa memesan kembali produk yang sudah
habis tanpa harus berbelanja terlebih dahulu.

• Barang yang Dititipkan Bisa Membuat Pelanggan Baru Tertarik


Selain stok barang yang selalu ada, ternyata penjualan konsinyasi bisa
memberikan keuntungan kepada penerima barang berupa adanya pelanggan baru.
Pada umumnya, munculnya pelanggan baru disebabkan karena barang-barang
yang dijual merupakan keluaran terbaru yang dikirimkan oleh pengirim produk.
Contoh Konsinyasi

Supaya lebih mudah memahami apa itu konsinyasi, maka di bawah ini akan
diberikan dua contoh penjualan konsinyasi yang sering terjadi, di antaranya:

1. Penjualan Konsinyasi Antara Produsen Besar dengan Toko Ritel yang Berskala
Kecil

Contoh penjualan konsinyasi yang pertama ini sering terjadi pada produsen besar
dengan toko ritel kecil. Adapun beberapa produk yang biasanya dilakukan pada
penjualan konsinyasi, seperti kopi kemasan, mie instan, jajanan kecil, sabun,
pasta gigi, dan produk-produk yang bisa diecerkan lainnya.

Sederhananya, ketika kamu atau keluarga kamu ada yang memiliki warung
sembako kecil di sebuah kampung atau perumahan. Biasanya akan ada seseorang
yang menawarkan suatu produk dari perusahaan ritel B, seseorang tersebut akan
melakukan perjanjian penjualan konsinyasi dengan pemilik warung tersebut.

2. Penjualan Konsinyasi Antara Toko Besar dengan UMKM

Contoh kedua ini biasanya sering terjadi ketika penjualan konsinyasi dilakukan
oleh toko besar dengan UMKM. Penjualan konsinyasi ini bisa terjadi ketika kamu
seseorang yang memiliki sebuah produk yang belum begitu besar, kemudian
ingin memasarkan produknya dengan cara mengajukan proposal terhadap pasar
swalayan. Pengajuan proposal ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan
produk.

Salah satu media pemasaran produk budi daya itik petelur adalah dengan cara
konsinyasi. Cara konsinyasi adalah pola pendistribusian atau penjualan barang.
Penjual hanya menyediakan tempat dan personel,barang yang dijual ,disimpan,
atau dititipkan pada penjual baik di toko,pasar,atau penjual lainnya. Penjual
tersebut membayar pada pihak produsen pada saat barang tersebut telah dijual.
Pemilik toko akan menjual dengan nilai jual yang lebih tinggi dengan harga yang
didapat dari produsen. Produsen mengambil kembali barang yang tidak terjual
dan mencoba untuk menjualnya di tempat lain. Proses konsinyasi terjadi melalui
persetujuan antara produsen/pelaku usaha dengan penjjual. Strategi dengan
penjualan sistem konsinyasi ini sangat efektif bagi pemilik produk.

Cara konsinyasi untuk produk hasil budi daya itik ini cukup bagus untuk
ditempuh sebagai upaya penetrasi pasar dengan target pemasaran yang lebih luas.
Upaya ini baik dilakukan,mengingat keterbatasan pelaku usaha dalam melakukan
pemasaran ke berbagai tempat. Kerja sama yang dibangun antara pelaku usaha
budi daya itik dengan penjual di beberapa tempat, diyakini akan menghasilkan
keuntungan yang lebih.
BAB III
(PENUTUP)

I. Kesimpulan

Budidaya unggas petelur merupakan usaha pengelolaan sumber daya hayati


berupa unggas dengan tujuan untuk dipanen hasilnya. Dalam budidaya unggas
petelur dibutuhkan sarana dan peralatan. Peluang wirausaha di bidang budidaya
ternak unggas petelur sangat besar karena kebutuhan telur untuk memenuhi
nutrisi masyarakat sangat tinggi. Hal ini menjadikan wirausaha di bidang
budidaya ternak unggas petelur sangat menarik. Agar dapat melakukan wirausaha
di bidang usaha ternak ayam petelur, maka terlebih dahulu harus mengenal teknik
budidaya unggas petelur. Dalam berwirausaha, hal penting yang harus
diperhatikan adalah pemasaran produk yang dihasilkan. Sebelum memulai
wirausaha, terlebih dahulu harus memahami pemasaran produk budidaya yang
dihasilkan.

II. Saran

Keberhasilan wirausaha sangat ditentukan oleh pemasaran produk yang


dihasilkan. Pemasaran merupakan bagian ujung dari suatu wirausaha, tapi sangat
menentukan keberlanjutan wirausaha.

Anda mungkin juga menyukai