Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas penulisan Makalah kelompok ini dengan baik dan tanpa kendala apapun.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Makalah ini yaitu teman-teman kelompok.
Daftar Isi................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................4/5
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
I. Kesimpulan......................................................................................................23
II. Saran................................................................................................................23
Daftar Pustaka.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.
Pangan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi manusia untuk dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Nutrisi yang dibutuhkan manusia terdiri
dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Nutrisi yang
dibutuhkan akan terpenuhi dengan baik jika mengonsumsi sumber pangan
beragam. Sumber pangan terdiri dari pangan nabati dan pangan hewani.
Pangan nabati berasal dari tanaman, sedangkan pangan hewani berasal dari
hewan terutama lemak dan protein sehingga dalam kehidupan sehari sering
dikenal lemak dan protein nabati serta lemak dan protein hewani. Semua jenis
nutrisi yang dibutuhkan harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dan
seimbang.
Saat ini pola konsumsi pangan masyarakat sudah berubah. Peningkatan
kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi untuk tumbuh kembang serta
peningkatan pendapatan cenderung mendorong peningkatan konsumsi bahan
pangan yang menjadi sumber protein dan lemak, seperti ikan, telur, daging,
dan susu. Indonesia adalah satu negara yang berpenduduk besar sehingga
jumlah pangan yang dibutuhkan juga besar. Usaha pemenuhan pangan
menjadi persoalan penting bagi Bangsa Indonesia. Tingkat pertumbuhan
penduduk harus disikapi secara serius untuk memenuhi kebutuhan pangan
bangsa Indonesia sehingga ketahanan pangan dapat terwujud
Terdapat tiga pilar utama dalam ketahanan pangan, yaitu: ketersediaan
yang cukup, distribusi yang lancar dan merata, serta konsumsi pangan yang
aman dan berkecukupan gizi bagi seluruh individu masyarakat. Agar dapat
memenuhi kebutuhan individu dan/atau keluarga agar dapat memperoleh akses
pangan baik secara fisik, maka proses distribusi pangan yang lancar dari
produsen hingga ke pasar konsumen menjadi persyaratan yang utama.
Di antara ketiga pilar ketahanan pangan, usaha untuk meningkatkan
produksi pangan mendapat perhatian lebih banyak. Setelah dapat
meningkatkan produksi pangan, maka tahap berikutnya adalah
mendistribusikan pangan yang dihasilkan. Sebaran wilayah produksi pangan
dan wilayah konsumsi sangat luas sehingga distribusi pangan sangat penting
agar pangan dapat diperoleh oleh konsumen. Distribusi pangan tidak terlepas dari
aspek pemasaran. Budidaya adalah tindakan mengelola sumber daya nabati
untuk diambil hasilnya.
Budidaya juga diartikan sebagai usaha memelihara tanaman atau ternak mulai
dari menyiapkan benih atau bibit untuk dipanen hasilnya. Budidaya ternak
adalah satu usaha untuk mendapatkan hasil dari peternakan. Salah satu budidaya
ternak adalah telur. Telur adalah bahan pangan yang kaya akan kandungan
protein dan lemak.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah tentang Wirausaha Produk Budidaya Unggas Petelur ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk kewirausahaan budidaya unggas petelur?
2. Apa yang dimaksud dengan unggas petelur?
3. Bagaimana perencanaan wirausaha di bidang budidaya unggas petelur
4. Apa saja sarana dan peralatan untuk budidaya unggas petelur?
5. Bagaimana teknik budidaya unggas petelur
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Wirausaha Produk Budidaya
Unggas Petelur ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kewirausahaan budidaya unggas petelur.
2. Untuk mengetahui dan mengenal unggas petelur.
3. Untuk mengetahui cara perencanaan wirausaha di bidang budidaya unggas
petelur.
4. Untuk mengetahui sarana dan peralatan budidaya unggas petelur.
5. Untuk mengetahui teknik budidaya unggas petelur
BAB II
(PEMBAHASAN)
A. Jenis-jenis unggas petelur unggas adalah jenis hewan yang termasuk kedalam
kelompok burung-burungan. Ciri-ciri unggas adalah bersayap, berbulu, berkaki,
dan memiliki paruh.
Berdasarkan produk yang dihasilkan, kita mengenal unggas petelur dan unggas
pedaging. Unggas petelur adalah unggas yang dihasilkan untuk bertelur,
sedangkan unggas pedaging adalah unggas yang dipelihara untuk menghasilkan
daging. Jenis-jenis Unggas petelur adalah ayam, bebek, burung puyuh, dan angsa.
• Ayam petelur berbadan ramping dan ringan serta mencapai dewasa lebih
cepat.
• Ayam dwiguna adalah ayam yang dibudidayakan untuk menghasilkan telur
dan daging. Ayam ini memiliki badan berukuran sedang, tapi bergerak
tidak lamban dan kemampuan bertelur cukup baik.
• Ayam ornamental adalah ayam yang digunakan untuk fungsi keindahan
baik pada suara maupun bulunya. Ayam ornamental ditandai dengan warna
bulu dan bentuk badan yang indah serta suara yang merdu.
• Ayam petelur terdiri atas dua jenis, yaitu:
1. Ayam petelur ringan dan ayam petelur medium. Ayam petelur ringan (ayam
petelur putih) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Mempunyai badan yang ramping dan kecil, bulu berwarna putih, berjengger
merah. Ayam petelur putih mampu bertelur sampai 260 butir setiap tahun.
2. Ayam petelur medium ditandai dengan bobot tubuh yang lebih besar
dibandingkan dengan ayam petelur putih sehingga dapat menghasilkan daging
cukup banyak. Ayam petelur medium memiliki telur berwarna coklat.
▪︎ Itik
Itik merupakan unggas yang hidup di air. Itik memiliki badan kecil dan ramping
serta dapat bergerak lincah.
▪︎ Angsa
Angsa merupakan unggas air yang memilik badan lebih tinggi dan besar serta
bulu berwarna putih. Angsa memiliki leher yang lebih panjang dibandingkan
dengan bebek, itik, atau ayam. Pengusahaan angsa sebagai petelur tidak sebanyak
itik dan bebek.
▪︎ Burung puyuh
Burung puyuh merupakan salah satu jenis burung yang banyak diternakkan untuk
komersial. Burung puyuh memiliki bulu yang berwarna coklat bercak-bercak
hitam putih. Burung puyuh terlihat pendek dan gemuk.
Budi daya unggas petelur merupakan usaha pengelolaan sumber daya hayati
berupa unggas dengan tujuan untuk dipanen hasilnya.DaIam budi daya unggas
petelur dibutuhkan sarana dan peralatan.
• Kandang
Kandang adalah kebutuhan utama dalam usaha budi daya ternak unggas.
Kandang berguna untuk menjaga agar unggas peliharaan tidak berkeliaran,
memudahkan pemeliharaan, seperti pemberian pakan dan obat-obatan, serta
memudahkan pemanenan atau perkumpulan hasil peternakan. Selain itu kandang
juga berfungsi untuk memperoleh hasil panen yang berkualitas kandang yang
umum digunakan pada budi daya unggas petelur adalah kandang sangkar yang
dimodifikasi menjadi kandang battery. Unggas petelur biasanya dipelihara
terlebih dahulu dalam kandang postal selanjutnya dipindahkan ke kandang
bettery jika sudah dewasa. Biasanya kandang battery diletakkan dalam bangunan
kandang, jadi seolah olah ada kandang dalam kandang. Kandang battery dapat
dibuat dari kawat kayu atau bambu yang didesain sedemikian rupa sehingga telur
dapat menggelinding keluar dari kandang battery.
• Peralatan kandang
Selain kandang dibutuhkan juga dibutuhkan juga peralatan seperti tempat makan
dan minum.kandang postal harus dilengkapi dengan tempat makan dan minum
dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Tempat makan dan minum pada
kandang battery sudah menyatu dengan kandang yang dapat terbuat dari bambu,
aluminium atau bahan lainnya yang kuat, tidak bocor dan tidak berkarat.
• Bibit
Bibit ayam yang di gunakan disebut DOC(day old chicken)/ayam umur sehari.
Persyaratan bibit DOC adalah: -anak ayam(DOC) berasal dari induk yang sehat.
- Ukuran badan normal, yaitu Mempunyai berat badan antara 35-40 gram.
• Pemanas kandang
Unggas termasuk kedalam hewan berdarah dingin. Suhu tubuhnya sangat
tergantung pada suhu lingkungan. Dimasa awal pertumbuhan keberadaan
pemanas dalam kandang sangat diperlukan untuk mempertahankan suhu
tubuhnya. Pemanas kandang dapat menggunakan lampu.
• Pakan
Pakan adalah campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah
lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan
mengandung zat gizi yang mencakupi kebutuhan ternak untuk dapat
dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya. Pakan dapat dibuat dari bahan bahan
hasil pertanian, perikanan peternakan dan hasil industri yang mengandung zat gizi
dan layak dipergunakan sebagai pakan baik yang telah diolah maupun yang
belum diolah. pakan unggas terdiri atas campuran bahan makanan seperti jagung,
kedelai dan bahan lainnya sehingga memiliki komposisi nutrisi karbohidrat kalori
serat kasar, protein lemak kalsium dan fospor sehingga sesuai sebagai pakan
ayam. jika memungkinkan kamu juga dapat menggunakan dedak, sisa dari
penggilingan beras sebagai pakan ternak.
• Peralatan panen
Peralatan panen diperlukan untuk mempermudah dan mempercepat panen.
Disamping itu, peralatan panen dapat digunakan untuk mencegah telur yang
dihasilkan telur yang dihasilkan tidak pecah dan rusak. Peralatan panen yang
paling umum adalah wadah untuk mengumpulkan telur yang telah di panen,
seperti ember, başkom dan keranjang.
2. Teknik budi daya unggas petelur kegiatan budi daya ayam petelur meliputi:
• Penyediaan kandang
Kandang dapat dibuat dari bahan bahan sederhana yang penting dapat mencegah
ternak kabur dan dapat berlindung dari hujan dan panas. Selain itu kandang juga
harus bersih.
• Penyediaan bibit
Bibit ayam dapat dibeli pada penyedia bibit. Untuk mengurangi resiko, dapat
menggunakan bibit yang sudah agak besar.
• Penyediaan pakan
pakan untuk budi daya ayam kampung dapat menggunakan pelet tapi untuk
menghemat biaya pakan biasa menggunakan pakan alternatif.
• Pemeliharaan
- Pemberian pakan
Ada 2 fase yaitu fase starter (0-4 minggu) dan finisher (4-6 minggu)
- Pemberian minum
Pemberian minum dan dilakukan dengan menyediakan air dalam suatu wadah
- Pengendalian penyakit
Pengendalian penyakit pada unggas petelur dilakukan dengan cara membersihkan
kandang secara rutin, memisahkan unggas yang sakit dan memberikan vaksin.
Pemberian vaksin dapat disesuaikan dengan kondisi ternak unggas.
• Panen
hasil yang di panen dari ayam petelur adalah telur ayam. telur dipanen tiga kali
dalam sehari agar kerusakan telur yang disebabkan oleh virus dapat terhindar
pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00 sampar 11.00,
pengambilan kedua pukul 13.00 sampai 14.00, dan pengambilan ketiga (terakhir)
sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00 sampai 16.00.
hasil tambahan yang dapat di nikmati dari hasil budi daya ayam petelur adalah
daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk
dijadikan pupuk kandang.
• Pasca panen
kegiatan pasca panen budi daya unggas petelur meliputi penyortiran dan
pembersihan telur. telur yang telah dibersihkan langsung disortir berdasarkan
ukuran dan bentuknya yaitu normal dan abnormal. telur normal adalah telur yang
oval, bersih dan kulitnya mulus serta berat 2 gram dengan volume sebesar 63 cc.
telur yang abnormal misalnya telurnya terlalu kecil atau terlalu besar. kulitnya
retak atau keriting, bentuk lonjong. selanjutnya telur dibersihkan dari kotoran dan
litter yang menempel dengan cara dicuci atau diamplas pelan pelan kemudian
telah siap untuk dikemas dan dipasarkan. setelah panen selesai dilakukan maka
selanjutnya dilakukan pemeliharaan dan sanitasi kandang.
• Pemeliharaan kandang
bangunan kandang perlu dipelihara secara baik dengan cara dibersihkan secara
teratur. apabila ada bagian kandang yang rusak maka harus segera diperbaiki
kembali, dengan demikian daya guna kandang dapat maksimal tanpa mengurangi
persyaratan kandang bagi ternak yang di pelihara.
• Sanitasi
menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar kandang ( sanitasi) pada area
peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah dan
mudah.
Harga jual produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen
yang dihitung dari biaya produksi dan biaya lain diluar produksi, seperti biaya
distribusi dan promosi.
Metode penghitungan harga pokok produksi dapat dibuat dengan dua pendekatan,
yaitu: full costing (memperhitungkan semua unsur biaya produksi) dan variable
costing (memisahkan penghitungan biaya produksi yg berlaku variabel dengan
biaya tetap.
1.Full costing
Pendekatan full costing Memperhitungkan semua unsur biaya Produksi, yaitu
biaya bahan baku, biaya Tenaga kerja produksi dan biaya overhead (tetap dan
variabel), serta tambah dengan Biaya nonproduksi, seperti biaya Pemasaran dan
biaya administrasi dan Umum.
2.Variabel costing
Pendekatan variabel costing Memisahkan perhitungan biaya produksi Yang
berlaku variabel dengan biaya tetap Biaya variabel terdiri atas biaya bahan Baku,
biaya tenaga kerja produksi, danOverhead variabel di tambah dengan Biaya
pemasaran variabel dan biaya Umum variabel. Biaya tetap terdiri atas Biaya
overhead tetap biaya pemasaran Tetap dan biaya umum tetap
Metode penetapan harga produk secara teori dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan:
Beberapa langkah strategis yang dapat diambil dalam melakukan promosi adalah
sebagai berikut:
Saat menerapkan cara-cara promosi di bawah ini, selalu sertakan alamat website
Produk Usaha Budidaya Unggas Petelur anda agar bisa diingat oleh calon
pelanggan.
Itu dia cara promosi bisnis atau Produk Usaha Budidaya Unggas Petelur dan
strategi pemasarannya. Semoga dapat menjadi inspirasi untuk meningkatkan
Produk Usaha Budidaya Unggas Petelur anda.
Pihak pemilik barang disebut consignor sementara pihak yang dititipi atau
menjual barang disebut dengan consignee.
Sistem penjualan konsinyasi sendiri sudah banyak dilakukan, diantaranya bidang
makanan, elektronik dan bidang usaha lain
Kelebihan Sistem Penjualan Konsinyasi adalah Kelebihan melakukan penjualan
secara konsinyasi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi consignor dan dari sisi
consignee.
Bagi pemilik produk atau consignor Beberapa kelebihan sistem konsinyasi bagi
pemilik produk atau consignor adalah sebagai berikut.
Produk Anda dapat dipasarkan sesuai keinginan Anda di toko atau tempat yang
sudah memiliki pelanggan sehingga Anda tidak perlu mengeluarkan biaya
promosi di tempat tersebut.
Produk yang dititipkan kepada pihak penjual tentu saja akan dijual oleh mereka.
Sehingga Anda tidak perlu melayani konsumen atau pelanggan secara langsung.
Dengan demikian cara ini dapat menghemat Sumber Daya Manusia untuk
melakukan pemasaran maupun biaya pelayanan.
• Fokus terhadap produk
Kelebihan selanjutnya yang dapat diperoleh consignor adalah dia dapat lebih
fokus terhadap kualitas produk yang akan diproduksinya.
Selain itu, Anda juga dapat melakukan inovasi-inovasi agar produk lebih unggul.
Pemasaran produk dan penjualan telah diatasi oleh consignee, dengan begitu
pastinya consignor lebih bisa menghemat waktu untuk mengembangkan produk
lagi
Seperti yang diketahui bahwa pihak penjual hanya menjual produknya saja
sehingga dia akan mendapatkan keuntungan tanpa mengeluarkan modal.
B. Risiko kecil
Kelebihan lain bagi penjual adalah risiko yang kecil. Risiko yang dimaksud yakni
risiko jika barang tidak laku.
Jika barang tidak laku atau rusak maka consignee tidak akan mengalami kerugian
atas produk tersebut, hanya saja pendapatan atau keuntungannya saja uang akan
menurun.
Bagi pemilik produk atau consignor Beberapa kekurangan sistem konsinyasi bagi
pemilik produk atau consignor adalah sebagai berikut.
1. Risiko kerugian
Adapun risiko kerugian yang dimaksud disebabkan jika salah dalam pemilihan
penjual.
Jika penjual yang Anda pilih tidak menjual produk dengan baik atau produk yang
ada lakunya sangat lama maka Anda dapat mengalami kerugian.
Oleh karena itu, Anda juga harus memastikan penjual atau penyalur atau pihak
consignee merupakan penjual yang baik dan dapat diandalkan.
Ya hal ini wajar jika Anda menitipkan produk kepada toko-toko kelontong,
biasanya mereka tidak akan mempromosikan produk Anda. Untuk mengatasi hal
ini, Anda dapat menempatkan SPG di supermarket atau mall.
Sementara untuk toko kelontong, dapat Anda berikan tawaran fee atau bonus
yang menarik.
7. Menambah Keuntungan
Keuntungan yang terakhir ini bisa dibilang keuntungan utama yang bisa
dirasakan oleh pemilik produk dari penjualan konsinyasi yaitu menambah
keuntungan. Keuntungan yang terus mengalami peningkatan bisa memajukan
perusahaan yang sedang dibangun oleh pemilik produk.
Supaya lebih mudah memahami apa itu konsinyasi, maka di bawah ini akan
diberikan dua contoh penjualan konsinyasi yang sering terjadi, di antaranya:
1. Penjualan Konsinyasi Antara Produsen Besar dengan Toko Ritel yang Berskala
Kecil
Contoh penjualan konsinyasi yang pertama ini sering terjadi pada produsen besar
dengan toko ritel kecil. Adapun beberapa produk yang biasanya dilakukan pada
penjualan konsinyasi, seperti kopi kemasan, mie instan, jajanan kecil, sabun,
pasta gigi, dan produk-produk yang bisa diecerkan lainnya.
Sederhananya, ketika kamu atau keluarga kamu ada yang memiliki warung
sembako kecil di sebuah kampung atau perumahan. Biasanya akan ada seseorang
yang menawarkan suatu produk dari perusahaan ritel B, seseorang tersebut akan
melakukan perjanjian penjualan konsinyasi dengan pemilik warung tersebut.
Contoh kedua ini biasanya sering terjadi ketika penjualan konsinyasi dilakukan
oleh toko besar dengan UMKM. Penjualan konsinyasi ini bisa terjadi ketika kamu
seseorang yang memiliki sebuah produk yang belum begitu besar, kemudian
ingin memasarkan produknya dengan cara mengajukan proposal terhadap pasar
swalayan. Pengajuan proposal ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan
produk.
Salah satu media pemasaran produk budi daya itik petelur adalah dengan cara
konsinyasi. Cara konsinyasi adalah pola pendistribusian atau penjualan barang.
Penjual hanya menyediakan tempat dan personel,barang yang dijual ,disimpan,
atau dititipkan pada penjual baik di toko,pasar,atau penjual lainnya. Penjual
tersebut membayar pada pihak produsen pada saat barang tersebut telah dijual.
Pemilik toko akan menjual dengan nilai jual yang lebih tinggi dengan harga yang
didapat dari produsen. Produsen mengambil kembali barang yang tidak terjual
dan mencoba untuk menjualnya di tempat lain. Proses konsinyasi terjadi melalui
persetujuan antara produsen/pelaku usaha dengan penjjual. Strategi dengan
penjualan sistem konsinyasi ini sangat efektif bagi pemilik produk.
Cara konsinyasi untuk produk hasil budi daya itik ini cukup bagus untuk
ditempuh sebagai upaya penetrasi pasar dengan target pemasaran yang lebih luas.
Upaya ini baik dilakukan,mengingat keterbatasan pelaku usaha dalam melakukan
pemasaran ke berbagai tempat. Kerja sama yang dibangun antara pelaku usaha
budi daya itik dengan penjual di beberapa tempat, diyakini akan menghasilkan
keuntungan yang lebih.
BAB III
(PENUTUP)
I. Kesimpulan
II. Saran