Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Guru serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun
materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempuraan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada guru serta teman-teman sekalian,
yang kadang kala hanya menturuti egois pribadi, untuk itu besar harapan kami
jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah –
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
BAB II
2.1 Pengertian Industri Pengolahan Hasil Peternakan............................ 2
2.2 Industri Pengolahan Hasil Peternakan Sapi...................................... 2
2.3 Proses dalam Peternakan Sapi.......................................................... 5
2.4 Penghasilan Peternakan Sapi..............................................................8
BAB III
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian penting
sebagai tombak perekenomian negara dari sisi pangan. Subsistem
peternakan mempunyai peluang dan potensi usaha besar bagi masyarakat
Indonesia dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani rakyat baik usaha perseorangan maupun kelompok peternak. Potensi
besar usaha peternakan yang mempunyai potensi besar dan layak
dikembangkan terdapat pada salah satu jenis ternak yaitu sapi potong.
Daging sapi menjadi sumber pemenuhan akan protein hewani yang
selalu dibutuhkan oleh masyarakat dan sampai saat ini masih menjadi
komoditi unggulan di dunia industri peternakan. Selain karena pemenuhan
yang masih tidak merata dan harga relatif mahal dibandingkan dengan harga
daging sapi impor.
iii
BAB II
PEMBAHAASAN
iv
(babalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa. Sapi potong asli Indonesia
adalah sapi potong yang sejak dahulu kala sudah terdapat di Indonesia,
sedangkan sapi lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia,
tetapi sudah berkembang biak dan dibudidayakan lama sekali di Indonesia,
sehingga telah mempunyai ciri khas tertentu. Bangsa sapi potong asli
Indonesia hanya sapi Bali sedangkan yang termasuk sapi lokal adalah sapi
Madura dan sapi Sumba Ongole.
PETERNAKAN SAPI INDONESIA
Indonesia masih membutuhan banyak bibit sapi potong, hal ini
dikarenakan bibit sapi potong merupakan salah satu faktor produksi yang
menentukan dan mempunyai nilai strategis dalam upaya mendukung
terpenuhinya kebutuhan sapi bakalan dan daging terutama dalam
mendukung swasembada daging sapi. Cara yang utama untuk meningkatkan
keseimbangan penyediaan dan kebutuhan ternak sangat tergantung pada
ketersediaan bibit yang berkualitas. Oleh karena itu upaya perbaikan mutu
dan penyediaan bibit yang memenuhi standar dalam jumlah yang cukup dan
tersedia secara berkelanjutan serta harga terjangkau harus diupayakan secara
terus menerus.
Potensi ternak sapi potong di Indonesia masih luar biasa, dan pangsa
pasar dalam negeri pun sudah sangat terbuka tapi mengapa potensi tersebut
belum mampu membangkitkan dunia peternakan di Indonesia? Hal ini
dikarenakan peternakan sapi potong masih dikelola secara tradisional,
kualitas ternak yang kurang baik serta manajemen pemeliharaan ala
kadarnya sehingga tidak mengherankan apabila sapi yang dipelihara
memiliki pertambahan bobot harian yang sangat rendah. Disamping itu
skala kepemilikan berkisar 2 – 3 ekor/ rumah tangga, kondisi ini jelas sangat
merugikan peternak sendiri karena kurang mendapatkan hasil yang
memuaskan. Untuk mengembangkan sapi saja masih berat, ataupun
bertahan memerlukan upaya yang besar, sehingga peternak lebih dominan
memilih menjual sapi mereka untuk dijadikan usaha yang lain yang cepat
v
menghasilkan uang misalnya membeli motor kreditan dan beralih profesi
menjadi ojek.
Prospek usaha pembibitan sapi potong mempunyai peluang yang
besar, hal ini terlihat dari tingkat konsumsi daging sapi masyarakat
Indonesia yang terus meningkat setiap tahun-nya, karena peningkatan
jumlah penduduk, jumlah pendapatan dan bertambahnya pengetahuan
masyarakat akan pentingnya gizi. Namun demikian apabila dibandingkan
dengan masyarakat di kawasan Asia Tenggara tingkatan Indonesia dalam
mengkonsumsi daging sapi tergolong masih sangat rendah. Proyeksi
konsumsi daging sapi dan kerbau tahun 2020 meningkat 3,91% dari tahun
2019 yaitu dari angka 2,56 kg/konsumsi/tahun menjadi 2,66
kg/konsumsi/tahun (Susenas BPS). Namun dampak pandemi Covid 19 pada
tahun 2020 yang berlangsung sampai saat ini terjadi penurunan konsumsi
daging sapi dan kerbau karena daya beli masyarakat yang rendah dan
banyak terjadi PHK.
Belajar dari Bangsa Korea, dimana lima puluh tahun yang lalu,
bobot hidup sapi potong lokal mereka tak lebih dari 350 Kg, namun berkat
kerja keras mereka bobot hidup sapi-sapi tersebut saat ini mampu mencapai
800 Kg bahkan 1 Ton lebih. Teknologi apa yang dipergunakan di Korea,
jawabannya adalah rekording yang akurat dan kemampuan telusur dari
produk hidup hingg produk olahan, seleksi ketat induk, inseminasi buatan,
dan manajemen pemeliharaan yang baik. Sebenarnya teknologi ini juga
sudah dikenal oleh Bangsa Indonesia lima puluh tahun yang lalu dan sudah
menghasilkan guru-guru besar serta Profesor di bidang peternakan, namun
sayang, ternak dan peternak kita masih sama seperti 50 tahun yang lalu. Hal
ini kontradiktif dengan kondisi di Indonesia banyak sapi-sapi yang belum
mencapai bobot optimum sudah dipotong karena terdesak dengan kebutuhan
hidup sehari-hari. Sapi-sapi yang dipotong di RPH mayoritas BB nya baru
mencapai 250 kg/ekor, apabila dilakukan penggemukan 6 bulan agar
mencapai bobot lebih dari 400 kg/ekor maka akan membawa dampak
mengurangi jumlah ternak yang dipotong.
vi
Program pembibitan yang bisa di andalkan melalui pengaturan
perkawinan dengan menggunakan ternak-ternak unggul, baik kawin alam
maupun kawin suntik (insemenasi buatan). Selain itu untuk jangka panjang
disetiap kabupaten/kota diharapkan terbentuk Wilayah Sumber Bibit
(Wilsumbit). Sehingga dimasa mendatang memiliki provinsi yang menjadi
salah satu pusat penghasil bibit ternak unggul di Indonesia dan konsisten
dalam pelaksanaannya yang didukung dengan stake holder terkait. Upaya
peningkatan kualitas multi genetik antara lain peningkatan mutu genetik
bibit ternak sapi potong, hal ini merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan serta mempunyai nilai strategis dalam mendukung percepatan
laju produksi. Sehingga diperlukan upaya pengembangan pembibitan sapi
secara berkelanjutan.
Pembinaan kelompok pembibitan ternak sapi potong diwilayah
sumber bibit merupakan salah satu upaya untuk memperkuat kelompok
pembibit sapi potong, kegiatan ini diharapkan kelompok di Wilsumbit dapat
menghasilkan ternak-ternak bakalan yang nantinya dipelihara untuk menjadi
ternak potong. Khusus untuk sapi-sapi betina akan dijadikan bibit untuk
induk dan pejantan hasil seleksi dijadikan bibit pejantan unggul.
Selain itu dalam rangka mencukupi ketersediaan bibit sapi potong
dan mencegah berkurangnya ternak sapi potong betina produktif perlu
dilakukan pengendalian terhadap pemotongan ternak ruminansia betina
produktif yang dilakukan dibeberapa RPH/TPH law enforcement lebih
ditegakkan.
Upaya lainnya dengan kegiatan uji performan, yaitu metode
pengujian untuk memilih ternak bibit berdasarkan sifat kualitatif dan
kuantitatif meliputi pengukuran dan penimbangan serta penilain. Uji
tersebut menjadi salah satu metode pemilihan calon pejantan atau induk
unggul dalam satu kelompok ternak bibit yang efektif dengan dukungan
pencatatan identifikasi dan mutasi ternak dapat dikontrol serta diawasi
dengan baik. Melalui uji tersebut pejantan sapi potong dan betina unggul
akan terpilih secara akurat, kemudian diprogramkan untuk peremajaan
vii
(replacement) dan pada gilirannya akan berdampak pada perbaikan
produktifitas bibit ternak.
Dalam mewujudkan suatu peternakan yang berkelanjutan dengan
melakukan disiplin secara ketat melalui pola pembibitan dan pemeliharaan
ternak secara terpadu, diantaranya adalah dengan melakukan sistem
pencatatan (rekording) yang jelas, akurat dan disiplin, seleksi induk yang
berkualitas secara ketat, inseminasi buatan maupun embrio transfer,
manajemen pemeliharaan yang menunjang pada usaha peternakan sapi yang
menguntungkan (profitable).
viii
Cara umum ternak sapi potong dan perah :
1. Tetapkan Modal Awal Usaha Ternak Sapi
Jangan merasa takut untuk mengeluarkan dana besar. Karena,
keuntungan yang akan Anda dapatkan dari anggaran awal bisa berkali
lipat. Anggaran awal tersebut setidaknya harus bisa mencukupi
kebutuhan beberapa ternak sapi pertama yang mulai Anda kembangkan.
Modal awal bukan hanya soal anggaran dana saja, namun juga jaringan
pertemanan. Jaringan pertemanan ini adalah hal yang sangat penting
untuk mendapatkan berbagai informasi tentang merawat dan berbisnis
ternak sapi.
2. Memilih Jenis Sapi
Sapi ternak ini memiliki berbagai jenis, seperti:
- Sapi Ongole
- Sapi Limousin
- Sapi Brahman
- Sapi Madura
- Sapi Bali
ix
antara kandang dan rumah peternak sapi. Kandang sapi juga harus
mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk menjaga suhu didalam
kandang.
4. Membuat Kandang Sapi
Ada berbagai posisi kandang yang bisa Anda buat. Ada posisi yang
satu baris sejajar atau dua baris yang berhadapan atau berlawanan atau
dengan posisi mengelilingi kandang saling berhadapan atau berlawanan.
Hal ini tergantung dari jumlah sapi yang ingin Anda kembangbiakkan.
Selain itu, perlu untuk memberikan lubang ventilasi yang berguna agar
cahaya matahari bisa masuk, dan kandang tidak lembab.
5. Memilih Bibit Sapi Ternak yang Unggul
Sapi ternak yang bagus adalah yang memiliki mata bersih dan
cerah, dan tidak memiliki lendir di hidungnya. Jika ada lendir di
hidungnya, itu berarti sapi tersebut memiliki gangguan pada pernapasan.
Kulit dan bulu sapi juga harus bersih dan tidak rontok sebagai tanda sapi
terhindar dari infeksi dan zat berbahaya, kukunya tidak panas bila
disentuh dan dubur serta ekor sapi juga harus diperiksa apakah ada
gejala diare atau tidak.
6. Pemberian Pakan
Untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan sapi dengan
cepat, maka sapi perlu diberi pakan dengan cara tertentu. Pemberian
pakan hijau saja pada sapi kurang efektif sehingga perlu dikombinasikan
antara pakan hijau dengan pakan yang mengandung konsentrat seperti
ampas tahu, kulit kacang kedelai, bekatul, dan kulit nanas. Sedangkan
makanan seperti jerami, daun, tebu dan alang-alang merupakan makanan
yang berkualitas rendah.
Untuk meningkatkan kualitas pakan sapi, berikan juga rumput
gajah atau setaria kolonjono. Jangan lupa juga untuk memberikan zat
vitamin, mineral dan protein tambahan pada sapi untuk menjaga daya
tahan tubuh dan mencegah berbagai penyakit. Biaya yang harus Anda
x
keluarkan untuk pakan sapi ini kurang lebih Rp. 100 juta untuk 1
tahunnya.
7. Perawatan Sapi
Lakukan vaksinasi dan beri obat cacing untuk menjaga kekebalan
tubuh sapi. Kandang harus dibersihkan setiap hari supaya tetap kering
dan bersih guna menghindari berbagai virus dan penyakit yang
menyerang tubuh sapi. Jangan sampai kandang terkena cipratan air
hujan. Karena hal itu dapat membuat kandang sapi lembab, bau, dan
mudah menjadi sarang bakteri, virus, kuman penyakit.
Jumlah Rp 62.200.000.
Biaya Operasional (Perkiraan)
Biaya untuk penggemukan sapi atau perawatannya:
- Makanan tambahan senilai Rp 15.000,- per hari, sebulan Rp
450.000.
- Konsentrat Rp 100.000,- per hari, sebulan Rp 3.000.000.
- Vaksin Rp 15.000,- per hari, sebulan Rp 450.000.
- Vitamin sekitar Rp 20.000,- per hari. Sebulan Rp 600.000.
xi
- Obat sekitar Rp 20.000,- per hari. Sebulan Rp 600.000.
- BBM, air, listrik, dan lainnya Rp 1.000.000.
- Kawin dianggarkan Rp 150.000.
- Biaya lain-lain Rp 300.000.
Jumlahnya Rp 6.550.000.
Total modalnya adalah Rp 62.200.000 + Rp 6.550.000,- = Rp
68.750.000.
Perkiraan Pendapatan Ternak Sapi
Pada umumnya, sapi bisa dikembangkan selama sekitar 6 sampai
12 bulan. Bisa juga memakan waktu sekitar 3 tahun jika memang bibit
yang diambil masih kecil.
Dengan perkiraan sapi siap jual setelah 6 bulan, maka pendapatannya
adalah:
- Misalnya satu ekor sapi dihargai Rp 25.000.000,-, dikali 5 = Rp
125.000.000.
- Kotoran sapinya 20 kg per hari x 30 x 5 ekor = 3.000 kg.
- Dengan estimasi harga per kg kotorannya adalah Rp 1.500,-, maka
kotorannya akan mendapatkan uang sebesar 3.000 x Rp 1.500,- = Rp
4.500.000.
- Dengan demikian, total pendapatannya adalah Rp 129.500.000.
- Keuntungannya adalah Rp 129.500.000,- – Rp 68.750.000,- = Rp
60.750.000,- per 6 bulan.
- Estimasi pendapatan di atas, hanya berlaku jika kamu mulai beternak
dengan 5 ekor sapi. Bisa semakin besar pendapatan yang diraih jika
ternaknya lebih banyak.
xii
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
xiii
xiv