Nama Kelompok :
Arifurrahman (2005104010047 )
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat allah swt atas segala rahmatnya dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul sapi perah tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa di praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
BAB I PENDAHULUAN
Sapi perah adalah sapi yang dikembangbiakkan secara khusus karena kemampuannya
dalam menghasilkan susu dalam jumlah besar. Pada umumnya, sapi perah termasuk dalam
spesies Bos taurus. Awalnya, manusia tidak membedakan sapi penghasil susu dengan sapi
potong. Seekor sapi dapat digunakan untuk menghasilkan susu (sapi betina) maupun daging
(umumnya sapi jantan). Namun, ketika seleksi buatan mulai diterapkan, jenis sapi tertentu
dikembangkan sebagai sapi perah untuk menghasilkan susu dalam jumlah besar.
Switzerland, Belanda), Italia, Amerika, Australia, Afrika danAsia (India dan Pakistan). Sapi
Friesian Holstein misalnya, terkenal dengan produksi susunya yang tinggi (+ 6350 kg/th),
dengan persentase lemak sususekitar 3-7%. Namun demikian sapi-sapi perah tersebut ada yang
mampu berproduksi hingga mencapai 25.000 kg susu/tahun, apabila digunakan bibit unggul,
diberi pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak, lingkungan yang mendukung dan
menerapkan budidaya dengan manajemen yang baik. Saat iniproduksi susu di dunia mencapai
385 juta m2/ton/th, khususnya pada zone yang beriklim sedang. Produksi susu sapi di PSPB
masih kurang dari 10liter/hari dan jauh dari standar normalnya 12 liter/hari (rata-ratanya hanya
5-8liter/hari
Sapi perah merupakan salah satu ternak penghasil protein hewani yang dalam
pemeliharaannya selalu diarahkan pada produksi susu. Pemeliharaan sapi perah beberapa tahun
terakhir ini menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan ini terus didorong
oleh pemerintah agar swasembada susu tercapai secepatnya. Tingkat konsumsi susu di Indonesia
masih belum dapat diimbangi oleh produksi susu nasional, yaitu produksi susu nasional pada
tahun 2016 hanya mencapai 852,95 ribu ton, sedangkan permintaan untuk konsumsi sudah
mencapai 11,8 liter/kapita/tahun (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jendral-
Kementrian Pertanian 2016), sehingga menyebabkan pemerintah harus melakukan impor untuk
memenuhinya.
Pemerintah perlu melakukan upaya peningkatan produksi susu dalam negeri guna
menekan angka impor susu agar secara bertahap dapat mengurangi ketergantungan terhadap susu
impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Peningkatan produksi susu dapat dilakukan
dengan peningkatan populasi dan produktivitas sapi perah, atau melakukan seleksi terhadap sapi
Salah satu jenis ternak penghasil susu yang banyak tersebar di Indonesia adalah sapi
Friesian Holstein (FH). Sapi FH banyak dipelihara karena produksi susu yang tinggi serta
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Iklim tropis di Indonesia menyebabkan berkurang
dan menurunnya produksi susu sapi FH dibandingkan di negara yang beriklim sub tropis yang
yang masih rendah dan kualitas susu yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) 3141.1:2011. Untuk meningkatkan produksi susu dalam
negeri diperlukan peningkatan jumlah populasi dan produktivitas sapi perah. Produksi susu pada
setiap peternak berbeda-beda, sehingga untuk memenuhi kebutuhan susu, produksi susu harus
ditingkatkan lagi. Produksi dan kualitas susu pada peternakan rakyat di daerah tropis sangat
dipengaruhi oleh kandungan nutrisi pakan (Adinda, 2004). Kualitas susu ditentukan oleh
persentase dari masing-masing komponen yang ada dalam susu yang terdiri atas air, protein,
lemak, laktosa, vitamin, dan konstituen susu lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
komposisi susu adalah genetik, tahap laktasi, umur, nutrisi, lingkungan, dan prosedur pemerahan.
Pemberian pakan yang baik akan meningkatkan kualitas susu yang dihasilkan. Kadar lemak susu
sangat dipengaruhi oleh pakan yang diberikan terutama kandungan serat kasar hijauan. Semakin
tinggi kadar lemak susu maka kualitas susu akan semakin baik, sehingga harga jual susu akan
semakin tinggi. Oleh karena itu pemberian pakan hijauan dan konsentrat yang seimbang akan
Peternak sapi perah Indonesia kurang memiliki pengetahuan tentang tata cara beternak
sapi yang baik dan benar, sehingga produktifitas susu yang dihasilkan sapi rendah. Rata - rata
peternak sapi perah di Indonesia lebih banyak belajar secara turun - temurun, tidak ada ilmu baru
Dalam kenyataannya peternaak Sapi perah kebanyakan berada di desa – desa hal ini
sangat beralasan, mengingat didesa banyak tersedia rerumputan hijau sebagai bahan makanan
ternak. Pemerintahan desa mempunyai peran yang sangat penting didalam pemberdayaan
peternak sapi perah, mengingat desa merupakan sistem pemerintahan yang berada dilevel paling
bawah sehingga bersentuhan langsung dengan masyarakat tingkat bawah, semisal masyarakat
peternak sapi perah. Dalam kegiatannya kepala desa secara langsung memberikan pelayanan
Sapi perah merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibandingkan ternak
perah lainnya. Sapi perah sangat efisien dalam mengubah makanan ternak berupa konsentrat dan
hijauan menjadi susu yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Di negara-negara maju, sapi perah
dipelihara dalam populasi yang tertinggi, karena merupakan salah satu sumber kekuatan ekonomi
bangsa. Sapi perah menghasilkan susu dengan keseimbangan nutrisi sempurna yang tidak dapat
digantikan bahan makanan lain. Dalam SK Dirjen Peternakan No. 17 Tahun 1983, dijelaskan
definisi susu adalah susu sapi yang meliputi susu segar, susu murni, susu pasteurisasi, dan susu
sterilisasi. Susu segar adalah susu murni yang tidak mengalami proses pemanasan. Susu murni
adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat. Susu murni diperoleh dengan cara pemerahan
yang benar, tanpa mengurangi atau menambah sesuatu komponen atau bahan lain. Sapi perah
merupakan salah satu penghasil protein hewani yang sangat penting. Air susu sebagai sumber
gizi berupa protein hewani sangat besar manfaatnya bagi bayi. Bagi mereka yang sedang dalam
proses tumbuh, bagi orang dewasa dan bahkan bagi yang berusia lanjut. Susu memiliki
kandungan protein cukup tinggi sehingga sangat menunjang pertumbuhan, kecerdasan dan daya
tahan tubuh
Sapi perah adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan
kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95%
Peternakan sapi perah harus bisa menghasilkan daging yang menjadi sumber protein,
susu, dan kulit yang dimanfaatkan untuk industri dan pupuk kandang sebagai salah satu sumber
organik lahan pertanian.dalam Pemeliharaan sapi perah juga ada hal- hal yang harus di
perhatikan yaitu:
sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas. Sapi perah yang dipelihara dalam naungan
(ruangan) memiliki konsepsi produksi yang lebih tinggi (19%) dan produksi susunya 11% lebih
banyak daripada tanpa naungan. Bibit yang sakit segera diobati karena dan bibit yang menjelang
Perawatan Ternak
Ternak dimandikan 2 hari sekali. Seluruh sapi induk dimandikan setiap hari setelah kandang
dibersihkan dan sebelum pemerahan susu. Kandang harus dibersihkan setiap hari, kotoran
kandang ditempatkan pada penampungan khusus sehingga dapat diolah menjadi pupuk. Setelah
kandang dibersihkan,sebaiknya lantainya diberi tilam sebagai alas lantai yang umumnya terbuat
dari jerami atau sisa-sisa pakan hijauan (seminggu sekali tilam tersebut harus
dibongkar).Penimbangan dilakukan sejak sapi pedet hingga usia dewasa. Sapi pedetditimbang
seminggu sekali sementara sapi dewasa ditimbang setiap bulan atau 3 bulan sekali. Sapi yang
baru disapih ditimbang sebulan sekali. Sapi dewasa dapat ditimbang dengan melakukan taksiran
pengukuran berdasarkan lingkar dan lebar dada, panjang badan dan tinggi pundak.
Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk
daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan diberikan
siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi
dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak
hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknyacukup jauh dari
pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan.Kandang harus terpisah dari rumah
tinggal dengan jarak minimal 10 meter dansinar matahari harus dapat menembus pelataran
kandang serta dekat denganlahan pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok
Pembibitan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah:
(c)berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susutinggi,
(e)matanya bercahaya, punggunglurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang
(f)ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik,apabila diraba lunak, kulit halus, vena
susu banyak, panjang dan berkelok-kelok, puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi
pejantanyang baik,
(r) dada lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukup lebar,
(s) badanpanjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar,
(t) sehat,bebas dari penyakit menular dan tidak menurunkan cacat pada keturunannya
2.2.2 upaya pemerintah
Pemerintah perlu melakukan upaya peningkatan produksi susu dalam negeri guna
menekan angka impor susu agar secara bertahap dapat mengurangi ketergantungan terhadap susu
impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Peningkatan produksi susu dapat dilakukan
dengan peningkatan populasi dan produktivitas sapi perah, atau melakukan seleksi terhadap sapi
Salah satu jenis ternak penghasil susu yang banyak tersebar di Indonesia adalah sapi
Friesian Holstein (FH). Sapi FH banyak dipelihara karena produksi susu yang tinggi serta
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Iklim tropis di Indonesia menyebabkan berkurang
dan menurunnya produksi susu sapi FH dibandingkan di negara yang beriklim sub tropis yang
Permasalahan pada usaha peternakan sapi perah yang sering terjadi adalah produksi susu
yang masih rendah dan kualitas susu yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) 3141.1:2011. Untuk meningkatkan produksi susu dalam
negeri diperlukan peningkatan jumlah populasi dan produktivitas sapi perah. Produksi susu pada
setiap peternak berbeda-beda, sehingga untuk memenuhi kebutuhan susu, produksi susu harus
ditingkatkan lagi. Produksi dan kualitas susu pada peternakan rakyat di daerah tropis sangat
dipengaruhi oleh kandungan nutrisi pakan (Adinda, 2004) Kualitas susu ditentukan oleh
persentase dari masing-masing komponen yang ada dalam susu yang terdiri atas air, protein,
lemak, laktosa, vitamin, dan konstituen susu lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
komposisi susu adalah genetik, tahap laktasi, umur, nutrisi, lingkungan, dan prosedur pemerahan.
Pemberian pakan yang baik akan meningkatkan kualitas susu yang dihasilkan. Kadar lemak susu
sangat dipengaruhi oleh pakan yang diberikan terutama kandungan serat kasar hijauan. Semakin
tinggi kadar lemak susu maka kualitas susu akan semakin baik, sehingga harga jual susu akan
semakin tinggi. Oleh karena itu pemberian pakan hijauan dan konsentrat yang seimbang akan
Peternak sapi perah Indonesia kurang memiliki pengetahuan tentang tata cara beternak
sapi yang baik dan benar, sehingga produktifitas susu yang dihasilkan sapi rendah. Rata - rata
peternak sapi perah di Indonesia lebih banyak belajar secara turun - temurun, tidak ada ilmu baru
Dalam kenyataannya peternaak Sapi perah kebanyakan berada di desa – desa hal ini sangat
beralasan, mengingat didesa banyak tersedia rerumputan hijau sebagai bahan makanan ternak.
Pemerintahan desa mempunyai peran yang sangat penting didalam pemberdayaan peternak sapi
perah, mengingat desa merupakan sistem pemerintahan yang berada dilevel paling bawah
sehingga bersentuhan langsung dengan masyarakat tingkat bawah, semisal masyarakat peternak
sapi perah. Dalam kegiatannya kepala desa secara langsung memberikan pelayanan publik
Sapi perah dapat digembalakan oleh petani maupun dipelihara di dalam kandang secara
komersial dalam usaha peternakan susu. Ukuran peternakan dan jumlah sapi perah dapat
bervariasi tergantung luas kepemilikan lahan dan struktur sosial. Di Selandia Baru, jumlah
kepemilikan sapi perah rata-rata 375 ekor per peternak.Di Australia, jumlah kepemilikan sapi
perah rata-rata 220 ekor per peternak. Di Inggris, terdapat dua juta ekor sapi perah dengan rata-
rata kepemilikan 100 ekor. Di Amerika Serikat, jumlah kepemilikan sapi bervariasi antara
selusin hingga 15.000 ekor.Sedangkan di Indonesia, kepemilikan sapi perah rata-rata hanya 4
Untuk mempertahankan periode laktasi, sapi perah harus beranak. Tergantung kondisi pasar, sapi
perah betina dapat dikawinkan dengan pejantan dari ras yang sama (dengan harapan untuk
mendapatkan anak sapi betina penghasil susu) atau dikawinkan dengan sapi potong jantan. Jika
anak yang didapatkan berupa sapi betina penghasil susu yang produktif, ia bisa dipelihara untuk
dijadikan pengganti sapi perah yang telah tua. Jika anak yang didapatkan berupa sapi betina
nonproduktif atau sapi jantan, maka ia bisa dijadikan sapi potong. Peternak dapat memilih untuk
membesarkannya sendiri, atau dijual ke penggemukan sapi. Sapi muda juga bisa disembelih
untuk mendapatkan daging sapi muda. Peternak sapi perah umumnya mulai melakukan
inseminasi buatan pada sapi betina di usia 13 bulan dengan masa kehamilan sekitar sembilan
bulan. Anak sapi yang baru lahir segera dipisahkan dari induknya (umumnya setelah tiga hari)
karena hubungan antara anak sapi dan induknya dapat bertambah intens seiring berjalannya
dipertahankan hingga usia tersebut karena ketika sapi perah tidak produktif, ia akan disembelih.
Pada tahun 2009, setidaknya 19% stok daging yang disuplai oleh Amerika Serikat berasal dari
sapi perah yang tidak produktif. Selain karena tidak lagi produktif, sapi perah yang sudah tua
rentan terhadap penyakit seperti mastitis yang dapat memengaruhi kualitas susu yang dihasilkan.
Di India dan Nepal, masyarakat penganut agama Hindu memuja sapi sehingga menyembelihnya
dapat dianggap berdosa. Penyembelihan sapi dilarang di sebagian besar India dan menjadi
masalah yang dipertentangkan di wilayah yang diizinkan Sapi perah yang tidak produktif dapat
terlihat berkeliaran di jalanan kota dan dibiarkan begitu saja karena mereka akan meninggal
karena sakit atau usia lanjut. Beberapa organisasi Hindu membangun rumah singgah khusus sapi
sampai 17.000 kg per masa laktasi. Sapi ras tertentu menghasilkan lebih banyak susu
dibandingkan ras lain. Rata-rata susu yang dihasilkan di Amerika Serikat adalah 9.164,4 kg per
ekor per tahun, tidak termasuk susu yang dikonsumsi anaknya.[15] Sedangkan di Israel mencapai
12.240 kg berdasarkan data tahun 2009.[16] Usaha peternakan sapi perah di daerah tropis
memiliki hambatan lebih, terutama akibat tingginya temperatur dan kelembaban yang tidak
disukai oleh sapi perah. Di Cirebon, Jawa Barat, satu ekor sapi hanya menghasilkan maksimum
sekitar 4.500 liter susu per ekor per masa laktasi. Keturunan sapi yang dikembangbiakkan di
daerah tropis, meski jenis rasnya sama, menghasilkan susu lebih sedikit daripada
induknya.Temperatur udara yang tinggi diketahui mengurangi penyerapan nutrisi pakan oleh
sapi sehingga berpotensi mengurangi produksi susu. Usia harapan hidup sapi perah sangat terkait
dengan tingkat produksi susu.Sapi dengan tingkat produksi susu yang rendah dapat hidup lebih
lama dibandingkan sapi dengan tingkat produksi susu yang tinggi, tetapi hal ini tidak
menunjukkan seberapa menguntungkan sapi jenis tertentu. Sapi yang tidak lagi memproduksi
susu dengan jumlah yang menguntungkan akan disembelih. Daging dari sapi perah tersebut
biasanya berkualitas rendah sehingga hanya dijadikan daging terproses (sosis, dan sebagainya).
Tingkat produksi susu umumnya dipengaruhi oleh tingkat stres sapi. Peneliti dari Universitas
Leicester Inggris menemukan bahwa musik tertentu disukai oleh sapi perah dan memengaruhi
Nutrisi berperan penting dalam menjaga kesehatan sapi. Pemberian nutrisi yang tepat
dapat meningkatkan produksi dan performa reproduksi sapi. Nutrisi yang dibutuhkan dapat
Hijauan, terutama rerumputan dan jerami merupakan jenis pakan yang paling banyak digunakan.
Serealia seperti jelai banyak digunakan sebagai pakan tambahan di berbagai negara beriklim
sedang karena merupakan sumber protein, energi, dan serat yang baik.
Pemenuhan kadar lemak pada tumbuh sapi penting dalam menjaga produktivitas susu. Sapi yang
terlalu gemuk atau terlalu kurus dapat menimbulkan masalah pada kesehatannya maupun sistem
reproduksinya. Pemberian suplemen lemak diketahui dapat menguntungkan masa laktasi sapi.
Suplemen lemak yang dimaksud terutama asam oleat yang ditemukan pada minyak kanola, asam
palmitat yang ditemukan pada minyak sawit, dan asam linoleat yang ditemukan pada biji kapas,
bunga matahari, dan kedelai. Pemberian suplemen lemak yang tepat juga dapat meningkatkan
Pemanfaatan produk samping suatu usaha budi daya tanaman merupakan salah satu cara dalam
mengurangi biaya pemberian pakan. Namun, jenis pakan yang diberikan tidak bisa sembarangan
karena dapat menyebabkan penyakit. Daun jagung, daun kedelai, dan daun singkong dapat
dijadikan pakan tambahan bagi sapi, yang kesemuanya merupakan produk samping
pembudidayaan tanaman pertanian. Daun singkong memiliki kandungan protein kasar sebanyak
28,66 persen, lebih tinggi dibandingkan kadar protein rumput gajah yang hanya 13,13 persen.
3.2 Manejemen pemasaran
untuk menarik perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memuaskan
Dalam proses tata niaga, terdapat fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh produsen dan
Dijual lagi atau untuk digunakan sendiri dengan harga, pelayanan dari penjual
2) Penjualan (selling), yaitu bertujuan menjual barang atau jasa yang diperlukan
Laba,
Yangakan disalurkan,
Pemasaran,
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan diatas Sapi perah merupakan ternak penghasil susu yang sangat
dominan dibandingkan ternak perah lainnya. Sapi perah sangat efisien dalam mengubah
makanan ternakberupa konsentrat dan hijauan menjadi susu yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan.
4.2 Saran
belum ada yang mampu melakukan kerja sama dengan industri karena belum sanggup
memenuhi permintaan susu karena jumlah produksi yang masih rendah belom ada kemajuan
https://id.wikipedia.org/wiki/Sapi_perah#Tingkat_produksi_susu
http://eprints.umpo.ac.id/1151/2/BAB%20I.pdf
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/69153/DWI%20NOVI%20ARIYA
NTI.pdf?sequence=1