Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FISIOLOGI & ANATOMI TERNAK

PENGERTIAN HORMON PADA TUBUH MAKHLUK HIDUP

DISUSUN OLEH : ARIFURRAHMAN 2005104010047

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS PERTANIAN
DARUSSALAM BANDA ACEH 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengertian Hormon Pada Tubuh
Makhluk Hidup" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas ujian Mata Kuliah Fisiologi & Anatomi
Ternak . Selain itu, makalah ini bertujuan menambah pengetahuan tentang hormon pada
tubuh makhluk hidup bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia maupun hewan memiliki banyak sistem organ tubuh. Sistem tersebut
masing-masing melaksanakan fungsi tertentu. Agar dapat berfungsi dengan baik dan tidak
terjadi benturan, maka di dalam tubuh itu dilengkapi dengan sistem pengatur yang dikenal
dengan sistem regulasi. Sistem regulasi dilakukan oleh sistemsaraf, sistem endokrin, dan
sistem indra. Ketiganya memiliki tugas mengatur keserasian kerja organ tubuh. Sistem saraf
menanggapi adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Sistem hormon mengatur
pertumbuhan, keseimbangan internal,reproduksi, serta tingkah laku. Alat indra merupakan
penerima rangsang dari luar tubuh. Dalam makalah ini akan dibahas lebih mendalam
mengenai hormon

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hormon?
2. Apa peranan hormon bagi tubuh?
3. Apa saja hormon yang terdapat dalam tubuh?
4. Bagaimana mekanisme kerja hormon?
5. Bagaimana transpor hormon yang ada di dalam tubuh?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian hormon.
2. Mengetahui peranan hormon bagi tubuh.
3. Mengetahui macam-macam hormon yang ada di dalam tubuh.
4. Mengetahui mekanisme kerja hormon di dalam tubuh.
5. Mengetahui transpor hormon yang ada di dalam tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hormon
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai
efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Hormon seks merupakan zat
yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin langsung ke dalam aliran darah.
Mereka secara sebagian bertanggungjawab dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi
perkembangan organ seks yang normal. Mereka juga memulai pubertas dan kemudian
memainkan peran dalam pengaturan perilaku seksual
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan
masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada
suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya
pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya
merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan
pemasakan seksual.
Hormon (dari bahasa Yunani, horman - “yang menggerakkan”) adalah pembawa
pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk
tumbuhan, memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target
yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh
kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua
sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke
aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) -
yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel
target.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian
dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui
kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan
memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor
regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim
impuls saraf ke lobus posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya
masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap
perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon dari
satu bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau
transfer antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.

B. Peranan Hormon
Yang disebut dengan hormon adalah suatu zat yang diproduksi oleh kelenjar hormon
yang sifatnya spesifik dan hormon tersebut akan masuk kealiran darah, kemudian bekerja
pada suatu organ/alat tubuh tertentu. Kelenjar-kelenjar tersebut dikenal dengan nama
kelenjar endokrin dan aktifitas kelenjar-kelenjar tersebut dikontrol oleh suatu kelenjar
utama didalam otak yang disebut kelenjar hipopise (pituitary gland). Didalam tubuh,
kelenjar-kelenjar endokrin ini terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya :
 Kelenjar Gondok : yang terdapat pada daerah leher bagian depan,
fungsinyamemproduksi hormon tiroid yang mengatur metabolisme pada tubuh.
 Kelenjar Hipopise : terdapat ditengah otak, berfungsi mengeluarkan beberapa
hormon, misalnya Hormon pertumbuhan, untuk pertumbuhan tubuh dan hormon
prolaktin, untuk memproduksi air susu bagi wanita
 Kelenjar Pankreas : letaknya didekat usus dua belas jari dan fungsinya memproduksi
hormon insulin yang mengatur kadar gula dalam darah.
 Kelenjar Parathormon : letaknya didaerah leher, yang berfungsi mengeluarkan
hormon yang mengatur kadar calcium dalam tulang.
 Kelenjar Testis (pada pria) dan Ovarium (pada wanita) : kelenjar ini berfungsi
memproduksi hormon-hormon yang menentukan sifat-sifat sex (kelamin) dan
memproduksi sel telur dan sperma.
 Kelenjar Anak Ginjal (suprarenal) : letaknya diatas ginjal, berfungsi memproduksi
hormon adrenalin yang sifatnya mengaktifkan tubuh.
Dalam prakteknya, semua hormon-hormon tersebut bekerja dalam suatu koordinasi
yang diatur oleh hipopise. Misalnya pada anak yang dalam masa pertumbuhan aktivitas
hormon pertumbuhan (growth hormone) tentunya sangat menonjol. Hormon ini akan
merangsang pertumbuhan jaringan tulang yang baru dan untuk itu bekerja sama dengan
hormon parathormon untuk menambah deposit calcium pada tulang. Semua hormonhormon
ini akan bekerja dengan system feed back (umpan balik), yaitu bila terasa sudah cukup
efeknya pada jaringan, maka suatu mekanisme yang akan mengirim pesan pada otak untuk
menyetop produksi hormon tersebut. Bila fungsi feed back ini tidak berjalan baik, maka akan
terjadi kelainan.
Misalnya terjadi pada growth hormone, maka otak tidak mendapatkan pesan untuk
menyetop produksi dan akan diproduksi terus menerus. Akibatnya pertumbuhan tulang akan
terus berlangsung, sehingga anak tersebut akan menjadi raksasa, tinggi sekali, kemudian
tulang-tulangnya akan menjadi besar dan penuh dengan tonjolan-tonjolan (misalnya pada
dagu, siku dll) dan juga terjadi pembesaran organ-organ dalam perut seperti, jantung, hati
(lever) ginjal, limpa dll.
Bila dilihat dari segi makanan, dapat dikatakan bahwa fungsi pankreas menjadi sangat
penting, karena kerja hormon insulin yang sifatnya untuk menurunkan kadar gula darah. Bila
makan banyak, maka makanan akan masuk kelambung, lalu ke usus dan diserap oleh usus,
sehingga hal ini yang mengakibatkan naiknya kadar gula dalam darah. Sebagai akibatnya
hormon insulin lalu bekerja untuk membawa gula darah tersebut kedalam sel-sel tubuh dan
gula tersebutlah yang akan digunakan sebagai sumber tenaga, baik itu untuk melakukan
aktivitas olahraga atau sebagai energi untuk metabolisme pada sel tubuh. Pada kegiatan fisik
atau berolahraga, maka fungsi daripada hormon adrenalin menjadi utama, karena hormon
tersebut menyebabkan :
 Peningkatan kewaspadaan (alertness)
 Peningkatan denyut jantung, sehingga pompa jantung akan lebih kencang dan darah
akan lebih banyak mengalir pada otot-otot.
 Peningkatan tekanan darah, yang menyebabkan darah dipompa lebih kencang
keseluruh alat-alat tubuh.
 Peningkatan pengeluaran keringat. Ini disebabkan meningkatnya aliran darah pada
daerah kulit/tepi, sehingga meningkatkan pengeluaran keringat, yang
kemudian menguap untuk menjaga tubuh agar tetap dingin.
Khusus pada wanita, ovarium merupakan kelenjar yang berfungsi pada waktu
menstruasi dan pada waktu kehamilan yaitu, terdapat hormon-hormon yang berfungsi
mempertahankan janin sampai saatnya melahirkan. Hormon yang bekerja disini adalah
estrogen dan progesteron. Apabila akan menyusui bayi, maka hormon prolaktin akan bekerja
sehingga produksi air susu ibu akan terus keluar. Pada laki-laki, sangat menonjol peranan
hormon testosteron dan androgen, yang memberikan sifat laki-laki (male characteristic) dan
memproduksi sperma dalam testis. Testosteron juga berfungsi untuk membesarkan otot,
sehingga hormon ini akan besar peranannya pada olahraga yang membutuhkan otot-otot
besar. Seperti pada binaragawan, atlet lempar martil, atlet lempar cakram, atlet lempar
lembing dan olahraga lain yang bersifat “power” seperti olahraga sprint jarak pendek (lari
dan renag atau balap sepeda). Atlet ini umumnya mempunyai massa otot yang besar, karena
otot besar tersebut diperlukan untuk tenaga/power yang besar dan cepat tentunya. (HT)
Itulah sebabnya para atlet-atlet ini banyak mengkonsumsi suplemen yang berisi
protein untuk pembesaran otot tersebut. Yang menjadi masalah apabila atlet tersebut
memakai hormon tambahan dari luar. Hal ini tentunya akan merubah keseimbangan
hormon-hormon yang ada dalam tubuh, sehingga terjadi hal-hal yang diluar kendali.
Misalnya pemakaian hormon testosteron yang banyak, bukannya akan lebih membesarkan
otot, tetapi kelebihan akan testosterone tersebut akan diubah (diaromatase) menjadi
hormon estrogen (yang bersifat wanita) dan sebagai akibatnya terjadilah sifat wanita pada
payudara yang disebut gynecomastia. Tanda-tandanya adalah payudara menjadi besar dan
putting susu juga membesar. Jadi karena seluruh hormon ada dalam keseimbangan dan
kontrol yang sudah berjalan normal, pemakaian tambahan hormon dari luar akan
menyebabkan terganggunya keseimbangan tadi, sehingga timbullah kelainan-kelainan pada
tubuh (dr. Hario Tilarso).
Hormon sangat bermanfaat karena dari fungsi yang dilakukan hormon pada organ
tertentu. Fungsi hormon adalah sebagai berikut :
 Mempengaruhi dalam metabolisme glukosa, protein dan lemak pada seluruh
tubuh
 Mengendalikan tekanan darah
 Merangsang dalam pembentukan sel darah merah
 Mengendalikan dalam perkembangan ciri seksual dan sistem reproduksi
 Mengendalikan pembentukan dan pelepasan hormon oleh korteks adrenal
 Merangsang pembentukan dan pelepasan dari kelenjar tiroid
 Mempertahankan homeostasis (keseimbangan keadaan tubuh dengan lingkungan
C. Klasifikasi Hormon
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi
kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di
dalam sel :
1. Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya
 Golongan Steroid, yang termasuk golongan ini adalah : Turunan dari kolestrerol
yaitu androgen ,estrogen dan adrenokortikoid
 Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
 Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil, yang termasuk golongan
ini adalah Thyroid, Katekolamin, epinefrin dan tiroksin
 Golongan Polipeptida/Protein : Insulin, Glukagon, GH, TSH, oksitosin vasoperin,
hormon yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lain –lainnya.
2. Klasifikasi hormon berdasarkan sifat kelarutan molekul hormonLipofilik :
 Kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak,contohnya : hormon golongan
steroid (estrogen, progesteron,testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin
(mis., tiroksin)
 Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air, contohnya insulin,
glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin dan katekolamin (mis:
dopamin, norepinefrin,epinefrin)
3. Klasifikasi hormon berdasarkan lokasi reseptor hormone
 Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
 Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasmamembran)
4. Klasifikasi hormon berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon didalam sel
yaitu kelompok Hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa
cAMP,cGMP,Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase sebagai
mediator intraseluler
5. Klasifikasi hormon berdasarkan pola siklus sekresi hormon, maka di bedakan
atas :
 Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam, contohnya
 Kortisol , dimana kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari.
 Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjangwaktu tertentu, seperti
bulanan, contohnya Estrogen dimana merupakan non siklik dengan puncak dan lembahnya
menyebabkan siklus menstruasi.
 Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrak
lainnya, contohnya Hormon paratiroid dimana proses sekresinya tergantung respons
terhadap kadar kalsium serum.
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis,
tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.

D. Mekanisme Kerja Hormon


Earl Sutherland memulai penelitiannya tentang mekanisme kerja enzim pada tahun
1950. Mula-mula ia bertujuan untuk mengetahui bagaimana epinefrin dan glukagon bekerja
pada reaksi pemecahan glikogen dan pembentukan glukosa oleh hati. Yang diamati pertama
kali ialah bahwa reaksi pemecahan glikogen menjadi glukosa dipercepat oleh hormon-
hormon tersebut. Epinefrin dan glukagon dapat bekerja pada reaksi tersebut. Pada
penelitian lebih lanjut Sutherland menemukan bahwa adanya epinefrin dan glukagon pada
reaksi pemecahan glikogen telah menimbulkan terbentuknya suatu zat yang tahan panas
sebagai zat antara. Dari analisis kimia ternyata zat tersebut ialah AMP siklik, atau adenosin
3’, 5’ monofosfat.
Selanjutnya diketahui bahwa AMP siklik ini terbentuk dari ATP oleh enzim adenil
siklase. AMP siklik dapat dihidrolisis oleh enzim fosfodiesterase menjadi AMP.
Reaksi ini bersifat sangat eksergonik dan bila tidak ada fosfodiesterase , AMP siklik
merupakan senyawa yang sangat stabil.
Hasil penelitian Sutherland lebih lanjut dapat menjelaskan konsep tentang
mekanisme kerja hormon. Hal-hal penting pada konsep tersebut adalah:
1. Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.
2. Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membran plasma dapat
merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam membran plasma.
3. Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya jumlah AMP siklik
dalam sel.
4. AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau beberapa proses.
Dari konsep tersebut dapat digambarkan mekanisme kerja hormon serta peranan
AMP siklik sebagai berikut.
Adanya rangsangan dari luar maupun dari dalam menyebabkan kelenjar endokrin
memproduksi dan mengeluarkan hormon ke dalam plasma darah. Setelah sampai pada sel
yang menjadi tujuan, hormon bergabung dengan reseptor dan meningkatkan aktivitas
adenil siklase yang terdapat pada membran.
Aktivitas adenil siklase yang meningkat ini menyebabkan peningkatan pembentukan
AMP siklik yang terdapat dalam plasma sel yang dapat mengubah proses di dalam sel
tersebut, misalnya aktivitas enzim , permeabilitas membran dan sebagainya. Keseluruhan
proses yang berubah ini dapat terwujud dalam tindakan sebagai jawaban fisiologi atau
usaha yang dilakukan oleh manusia. Proses yang bersifat hormonal ini terdiri atas dua
tahap, yaitu tahap pertama pembentukan hormon sampai tiba pada dinding sel atau
plasma, sedangkan tahap kedua ialah peningkatan jumlah AMP siklik hingga terjadinya
pertumbuhan atas proses dalam sel. ( Poedjiadi, Anna, 2009).
Mekanisme Siklase Adenilat
Enzim siklase adenilat mengubah ATP menjadi 3,5-adenosin monofosfat siklik,
disingkat sebagai cAMP. siklase adenilat berlokasi pada membran sel, mungkin didekat
reseptor pengikat hormon. Dengan beberapa jalan , kombinasi hormon dan reseptornya
mengaktifkan siklase adenilat, dan ATP diubah menjadi cAMP. Bukti percobaan baru-baru ini
menyarankan bahwa prostaglandin tertentu dapat menyesuaikan aktivitas siklase adenilat
dan dengan jalan ini mengatur tanggapan intrasel terhadap stimulasi oleh hormon tertentu.
cAMP diinaktifkan oleh konversinya menjadi 5’-adenosin monofosfat (5’-AMP) lewat kerja
fosfodiesterase. Metal xantin seperti kafein dan teofilin menghambat reaksi fosfodiasterase
dan dengan demikian menurunkan laju pemecahan cAMP. hal ini mengakibatkan
pengikatan kadar cAMP dalam sel dan dengan demikian memperbesar atau memperkuat
pengaruh cAMP (Lehninger.1982).
AMP Siklik Merangsang Aktivitas Protein Kinase
AMP siklik tidak mempengaruhi kinase fosforilase, akan tetapi kinase fosforilase juga
terdapat dalam bentuk aktif dan kurang aktif. Bentuk tidak aktif fosforilase kinase diubah
menjadi bentuk aktifnya dengan reaksi fosforilase, juga dengan penggunaan ATP.
Hubungan antara AMP siklik dengan kegiatan glikogen fosforilase. Rantai
penyambung kegiatan ini adalah suatu enzim yang disebut protein kinase, yang juga
terdapat dalam bentuk aktif dan tidak aktif. Bentuk aktifnya mengkatalisis fosforilasi dari
kinase fosforilase yang tidak aktif dengan ATP untuk menghasilkan bentuk aktif yang sudah
difosforilasi, dalam suatu reaksi dengan ATP bertindak sebagai gugus fosfat donor dan Ca2+
dibutuhkan sebagai aktifator atau penggerak.
Fosforilase kinase adalah suatu protein yang sangat besar, berat molekulnya labih dari
1 juta. Enzim ini mempunyai 16 subunit, yang masing-masing berisi residu serin spesifik yang
mengalami fosforilasi oleh ATP melalui kegiatan protein kinase aktif. (Lehninger.1982)
Fosfodiesterase
Kerja yang ditimbulkan oleh hormon yang meningkatkan konsentrasi cAMP bisa
diakhiri dengan sejumlah cara termasuk hidrolisis cAMP oleh fosfodiesterase. Enzim
hidrolisis ini menjamin proses pergantian sinyal yang cepat dengan demikian juga
penghentian proses biologik yang cepat begitu stimulus hormonal dihilangkan. Inhibitor
fosfodiesterase,yang paling terkenal adalah derivat xantintermetilasi seperti kafein dan
teofilin, akan meningkatkan cAMP intrasel,meniru atau memperpanjang kerja hormon.
(Indah, Mutiara. 2004)
Penjelasan Kinerja Hormon
 Model umum. Hormon yang bergabung dengan suatu penerima (reseptor) akan
mengaktifkan reaksi kimiawi untuk membuat second messengers, yang memicu
terjadinya berbagai tanggapan sel terhadap sinyal awal.
 Kemudian reseptor berada pada permukaan sel target. Pada kasus lain, hormon
masuk ke dalam sel dan berikatan dengan reseptor khusus yang berada di dalam sel.
 Rangsangan lingkungan juga dapat mengawali lintasan sinyal, misalnya konversi
fitokrom adalah tahap pertama dalam transduksi sinyal yang mengarah pada
tanggapan sel terhadap cahaya merah.

E. Transpor Hormon
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target.
Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu
pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima
sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah
aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan
pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau
penonaktifansistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru
(misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas
dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan
hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme
multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh
kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua
sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung
kealiran darah, walaupun ada juga jenis hormone yang disebut ektohormon (ectohormone)
yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel
target.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai
efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Yang disebut dengan hormon
adalah suatu zat yang diproduksi oleh kelenjar hormon yang sifatnya spesifik dan hormon
tersebut akan masuk kealiran darah, kemudian bekerja pada suatu organ/alat tubuh
tertentu. Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi
kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di
dalam sel. Earl Sutherland memulai penelitiannya tentang mekanisme kerja enzim pada
tahun 1950. Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel
target.

B. Saran
Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca agar
tertarik untuk terus dapat meningkatkan keingintahuan nya terhadap informasi baru yang
bermanfaat. Demi kesempurnaan makalah ini, saya berharap kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun agar makalah ini bisa lebih baik untuk ke depannya .
DAFTAR PUSTAKA

Haqiqi, S.H. 2008. Biosintesis Hormon Tiroid dan Paratiroid. Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya, Malang.
Indah, Mutiara. 2004. Mekanisme Kerja Hormon. Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Jatmika, S. 1986. Dasar-dasar Fisiologi Hewan. Gitamedia Press. Surabaya.
Karyanto, Agus. 2005. Mekanisme Kinerja Hormon. UNILA, Lampung.
Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 3. Erlangga, Jakarta.
Poedjiadi, Anna. dkk. 2009. Dasar-dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta.
Wulangi, K. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai