Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PETERNAKAN SAPI PERAH GREENFIELD

Disusun Oleh : Dimas Bimantoro


200311006

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2022
Daftar isi
Contents
Bab 1 pendahuluan..........................................................................................................................3
1. Latar bekang.........................................................................................................................3
Bab 2 Rumusan masalah..................................................................................................................4
2.1 Rumusan masalah..................................................................................................................4
2.2 Tujuan pembuatan makalah...................................................................................................4
2.3 manfaat pembuatan makalah.................................................................................................4
Bab 3 isi...........................................................................................................................................5
3.1 pengertian..........................................................................................................................5
3.1 Menejemen pakan..................................................................................................................5
3.3 Perkandangan.........................................................................................................................5
3.4 Penanganan Limbah...............................................................................................................6
3.5 total produksi susu.................................................................................................................6
bab 4 penutup...................................................................................................................................7
4.1 kesimpulan.............................................................................................................................7
4.2 daftar pustaka....................................................................................................................7
Bab 1 pendahuluan
1. Latar bekang
Sapi perah merupakan salah satu ternak penghasil protein hewani yang dalam
pemeliharaannya selalu diarahkan pada produksi susu. Pemeliharaan sapi perah beberapa tahun
terakhir ini menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan ini terus didorong
oleh pemerintah agar swasembada susu tercapai secepatnya. Tingkat konsumsi susu di Indonesia
masih belum dapat diimbangi oleh produksi susu nasional, yaitu produksi susu nasional pada
tahun 2016 hanya mencapai 852,95 ribu ton, sedangkan permintaan untuk konsumsi sudah
mencapai 11,8 literkapitatahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jendral-
Kementrian Pertanian 2016, sehingga menyebabkan pemerintah harus melakukan impor untuk
memenuhinya.
Pemerintah perlu melakukan upaya peningkatan produksi susu dalam negeri guna
menekan angka impor susu agar secara bertahap dapat mengurangi ketergantungan terhadap susu
impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Peningkatan produksi susu dapat dilakukan
dengan peningkatan populasi dan produktivitas sapi perah, atau melakukan seleksi terhadap sapi
-sapi dengan produksi dan kualitas susu yang tinggi. Salah satu jenis ternak penghasil susu yang
banyak tersebar di Indonesia adalah sapi Friesian Holstein FH. Sapi FH banyak dipelihara karena
produksi susu yang tinggi serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Iklim tropis di
Indonesia menyebabkan berkurang dan menurunnya produksi susu sapi FH dibandingkan di
negara yang beriklim sub tropis yang merupakan asal daerahnya.
Di awal 1990-an, negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mengalami
perkembangan ekonomi yang sangat pesat. Seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat,
kebutuhan akan gaya hidup sehat dan bahan makanan berkualitas tinggi juga meningkat,
sayangnya kebutuhan untuk hal tersebut kebanyakan dipenuhi dengan produk-produk impor.
Di sisi lain, kami melihat adanya berbagai kendala lain berupa tidak adanya perusahaan
peternakan penghasil susu berskala besar, tidak adanya angkatan kerja yang cukup untuk
menunjang, dan tidak adanya tanah subur, sumber air serta sumber bahan dasar lainnya. Peluang
dan berbagai tantangan ini menjadi awal dari terbentuknya PT Greenfields Indonesia. Pada
tanggal 14 Maret 1997, PT Greenfields Indonesia dilahirkan oleh sekelompok usahawan
Australia dan Indonesia yang memiliki latar belakang, keahlian dan pengalaman kuat di bidang
agrobisnis.

Bab 2 Rumusan masalah


2.1 Rumusan masalah
1. Bagaimana manajemen pemeliharaan sapi di greenfilds?
2. Bagaimana manajemen pakan di greenfields?
3. Data apa saja yang di perkukan pada pemeliharaan yang di perlukan?
4. Manajemen kandang dan sanitasinya apa aja?
5. Berapa jumlah produksi susu yang dihasilkan setiap harinya dan berapa kebutuhan yang
membutuhi nasional?
2.2 Tujuan pembuatan makalah
1. Untuk memberikan informasi tentang peternakan sapi perah greenfields
2. Untuk mengetahui Manajemen kandang dan sanitasinya
3. Untuk mendapatkan informasi pentingnya susu sapi diindonesia
4. Memberikan pemahaman lebih kepada mahasiswa
2.3 manfaat pembuatan makalah
Apabila tujuan dari pembuatan makalah tentang penulisan karya ilmiah ini tercapai, maka
manfaat dari makalah ini adalah dapat memperluas wawasan dalam bidang ilmu
peternakan dan menjadikan bahan bacaan untuk mengetahui menejemen produksi dari
peternakan sapi perah

Bab 3 isi
3.1 pengertian
Susu sapi segar adalah hasil dari sekresi kelenjar susu yang berasal dari sapi yang sedang
dalam masa laktasi. Susu merupakan bahan pangan yang mengandung gizi lengkap seperti
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Susu yang baru diperah memiliki jumlah
mikroorganisme tergolong rendah yaitu kurang dari 1000 per ml susu, jumlah ini akan semakin
meningkat saat disimpan pada suhu kamar 25oC. Mikroorganisme patogen yang menyebabkan
keracunan pada saat mengkonsumsi susu adalah Salmonella spp, Campylobacter spp,
Staphylococcus aureus, Basillus cereus dan Clostridium botulinum, Escherichia coli Darmansah,
2011. Susu sapi merupakan bahan makanan yang bersifat mudah rusak karena pertumbuhan
mikrobia, oleh karena itu memerlukan proses penanganan dan pengolahan yang baik untuk
mencegah kerusakan pangan pada susu dari segi kualitas serta keamanan.
Greenfields adalah perusahaan susu kemasan yang berpusat di Malang, Indonesia dan
merupakan produsen susu terbesar di Asia Tenggara. Greenfields memiliki pabrik dan 2
peternakan di lereng Gunung Kawi di Malang dan Blitar. Perusahaan ini didirikan pada 14 Maret
1997. Perusahaan ini juga merupakan produsen susu terbesar di Asia Tenggara. Susu skim
Greenfield mengandung sejumlah potasium yang baik. Hal ini dapat membantu mengontrol
tekanan darah dengan menghilangkan stress dan ketegangan pada pembuluh darah dan arteri.
Jika Anda perlu meningkatkan asupan kalsium dengan menambahkan kalori makanan,
mengonsumsi susu skim adalah cara yang tepat.

3.1 Menejemen pakan


Pakan yang dibutuhkan sapi perah akan berbeda dengan pakan pada sapipotong. Pakan
pada sapi perah cenderung lebih banyak sumber protein dan hijauan sebanyak 60% hijauan dan
40% konsentrat. Bahan pakan ternak sapi pada dasarnya dapat digolongkan menjadi tiga, yakni
pakan hijauan, pakan penguat dan pakan tambahan Pakan hijauan adalah semua bahan
pakan yang berasal dari tanaman atau tumbuhan berupa daun-daunan, terkadang batang,
ranting, dan bunga. Kelompok jenis pakan hijauan adalah rumput, legume dan tumbuh-
tumbuhan lain, yang dapat diberikan dalam bentuk segar dan kering (Kusnadi,1983).
Hijauan segar adalah pakan hijauan yang diberikan dalam keadaan segar, dapat berupa
rumput segar ,batang jagung muda, kacang-kacangan dan lain-lain yang masih
segar. Pemberian pakan dalam bentuk segar diberikan secara ad libitum sesuai dengan
kebutuhan yang dihitung dalam bahan kering berdasarkan bobot badan(Yusuf, 2010).
Hijauan kering adalah pakan yang berasal dari hijauan yang dikeringkan misalnya jerami dan
hay.Pakan tambahan bagi ternak sapi biasanya berupa vitamin dan mineral.
3.3 Perkandangan
Air yang digunakan untuk mencuci peralatan, minum dan mandi sapi berasal dari mata air
yang ada di lereng perbukitan dan disalurkan melalui pipa pralon ke kandang. Di kandang, air
ditampung pada bak penampung yang terbuat dari semen. Gambaran jumlah kandungan
mikroba di dalam air yang ditampung dalam bak penampung tersaji pada
.
Menurut SNI 01-3553-1996 jumlah mikroba aerob maksimal dalam air yang layak minum
adalah 1,0 x 105 CFU/ml dan E.coli patogen 0 CFU/100 ml Prinsip manajemen
perkandangan yang baik adalah sinar matahari pagi bisa masuk ke dalam kandang, karena
sinar matahari pagi tidak begitu panas dan banyak mengandung ultraviolet yang
berfungsi sebagai disinfektan dan membantu pembentukan vitamin D. Pembuatan
kandang sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak menganggu
masyarakat baik dari limbah ternak maupun pencemaran udara. Perkandangan berfungsi untuk
tempat perlindungan sapi itu sendiri dari sinar matahari, angin dan berfungsi sebagai
tempat istirahat Menurut konstruksinya kandang sapi perah dapat dibedakan menjadi
dua yaitu kandang tunggal yang terdiri satu baris dan kandang ganda yang terdiri dari dua baris
yang saling berhadapan (Head to Head) atau berlawanan (Tail to Tail). Tipe kandang Head to
Head dirancang dengan satu gang bertujuan agar mempermudah saat memberi pakan dan
efisien waktu, sedangkan tipe kandang Tail to Tail terdapat 2 gang dengan tujuan
untuk mempermudah saat membersihkan feses (Anonimus, 2002).
3.4 Penanganan Limbah
Biogas, bahan bakar yang tidak menghasilkan asap merupakan suatu pengganti yang
unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam. Gas ini dihasilkan oleh suatu
proses yang disebut prosespencernaan anaerobik, merupakan gas campuran metan (CH4),
karbon dioksida (C02), dan sejumlah kecil nitrogen, amonia, sulfur dioksida, hidrogen sulfide
dan hidrogen. Secara alami, gas ini terbentuk pada limbah pembuangan air, tumpukan
sampah, dasar danau atau rawa. Mamalia termasuk manusia menghasilkan biogas
dalam sistem pencernaannya, bakteri dalam sistem pencernaan menghasilkan biogas untuk
proses mencerna selulosa (Haryati, 2006).
Pengolahan kotoran sapi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung
dari bahan tambahan yang digunakan. Jika limbah sapi dijadikan komoditas
sampingan, harus dipersiapkan tempat khusus pengolahan kompos yang disesuaikan dengan
tata letak kandang, sehingga memudahkan penanganannya (Sudono, 2003).
3.5 total produksi susu
Susu segar adalah kebutuhan penting bagi setiap keluarga, dan kami hanya memberikan
susu terbaik juga dengan kandungan nutrisi terbaik. Pabrik yang pertama berlokasi di Babadan,
Malang, Jawa Timur dengan kapasitas produksi 40 juta liter susu setiap tahun. Dan kini kami
mengoptimalkan produksi dengan memindahkan lokasi produksi ke pabrik baru kami di Desa
Palaan, Malang, Jawa Timur. Dibangun di atas lahan seluas 7 hektar, pabrik kedua ini memiliki
kapasitas 70 juta liter susu setiap tahun.

bab 4 penutup
4.1 kesimpulan
Susu adalah salah satu penunjang kualitas hidup yang baik, karena bisa menambah
protein dalam tubu sehingga tubuh lebih dapat bekerja secara optimal. namunSusu sapi
merupakan bahan makanan yang bersifat mudah rusak karena pertumbuhan mikrobia, oleh
karena itu memerlukan proses penanganan dan pengolahan yang baik untuk mencegah kerusakan
pangan pada susu dari segi kualitas serta keamanan. Untuk meningkatkan keamanan pt
greenfileds menggunakan teknologi dan menejemen produksi yang sudah diatur dengan baik.
Untuk mencegah susu mengalami masalah.
Menurut SNI 01-3553-1996 jumlah mikroba aerob maksimal dalam air yang layak
minum adalah 1,0 x 105 CFU/ml dan E.coli patogen 0 CFU/100 ml Prinsip
manajemen perkandangan yang baik adalah sinar matahari pagi bisa masuk ke dalam kandang,
karena sinar matahari pagi tidak begitu panas dan banyak mengandung ultraviolet
yang berfungsi sebagai disinfektan dan membantu pembentukan vitamin D. Pembuatan
kandang sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak menganggu
masyarakat baik dari limbah ternak maupun pencemaran udara.
4.2 daftar pustaka
Cole, J.B. dan D. J. Null. 2003. Genetic evalutions of lactation persistency for five breeds of dairy
cattle. J. Dairy Sci. 92: 2248-2258.

Dematawewa, C.M.B., Pearson, R.E., and VanRaden, P.M. 2007. Modeling extended
lactations of holstein. J. Dairy Sci. 90: 3924-3936

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2015. Tingkat konsumsi susu untuk
kecerdasan bangsa.www.pertanian.go.id .Diakses 5 Maret 2016.

Hariyanto, B. 2011.Buku Pintar Beternak dan Bisnis Sapi Perah.Agromedia Pustaka. Jakarta.

Haryati, T. 2006. Biogas: limbah peternakan yang menjadi sumber energi alternative.
WARTAZOA.16 (3) : 160-169.

Iskandar. 2011. Performan Reproduksi Sapi PO pada Dataran Rendah dan Dataran Tinggi di
Provinsi Jambi. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan..14(1): 51-61.

Anda mungkin juga menyukai