BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
keuntungan yang cukup tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi banyak
lainnya, usaha peternakan juga membutuhkan modal dan manajemen yang efisien
faktor input sehingga akan berdampak pada tingkat keuntungan yang relatif kecil.
Ternak babi merupakan salah satu jenis ternak yang penting bagi para
peternak kecil, terutama bagi masyarakat perdesaan. Pentingnya ternak babi ini,
dapat diperoleh melalui diversifikasi usahatani dengan ternak babi. Hal ini karena
ternak babi mempunyai nilai ekonomis yang tinggi apabila dipasarkan dengan baik.
Terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dalam beternak babi, selain
sebagai sumber protein juga dapat memberikan sumbangan yang besar bagi
Menurut Sihombing (2010) dalam Zadrak, dkk (2014), biaya produksi terbesar
dalam usaha ternak babi ialah biaya makanan mencapai 65-80 persen dari total
1
1
merupakan masalah bagi peternak karena biaya produksi merupakan faktor penentu
orang diantaranya adalah non-Muslim atau sebesar 12,44% dari total penduduk
Indonesia (BPS, 2014 dalam Bayu, dkk, 2015). Oleh karena itu, daging babi
Indonesia. Konsumsi ideal untuk anak-anak, remaja dan dewasa adalah sebesar
1,5; 1,0 dan 0,8 g protein/kg berat tubuh per hari masing-masingnya. (Hoffman &
Falvo, 2005 dalam Bayu, dkk, 2015). Di Indonesia, populasi babi terkonsentrasi
pada beberapa daerah antara lain di Bali, Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,
Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi dan Papua. Penyebaran populasi babi
tersebut baik jenis lokal maupun impor dalam lima tahun terakhir dapat dilihat
pada Tabel 1 (Ditjen PKH 2013a dalam Bayu, dkk, 2015) dan banyaknya populasi
tersebut dapat dijadikan salah satu sumber daging bagi sekitar 13% penduduk
Indonesia.
keuntungan. (Wahyudi, dkk, 2011). Dalam hal ini analisis profitabilitas sangat
penting untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari usaha peternakan babi
agar pihak pemilik atau manajer dapat mengetahui apakah manajemen sudah
efisien atau belum sehingga dapat dilihat tingkat keberhasilan usaha peternakan
2
1
babi tersebut. Oleh karena usaha peternakan babi milik kami (sya) Di Sp 3
Kelurahan Karang Senang Disrtik Kuala Kencana Kabupaten Mimika yang sudah
setempat. Hal ini mendorong saya untuk membagi informasi atau pengetahuan
dituankan dalam prosal ini dengan judul “Analisis Profitabilitas Usaha Peternakan
babi milik bapak Nius Wenda dalam memperdayakan masyarakat lokal Distrik
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang dihadapi yaitu
sebagai berikut:
1. Berapakah besarnya biaya produksi yang digunakan dalam usaha peternakan
2. Berapakah keuntungan yang didapatkan dari usaha peternakan babi milik bapak
Nius Wenda?
usahanya?
C. TUJUAN
Tujuan Yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis besarnya biaya produksi yang digunakan dalam usaha peternakan
babi.
3
1
D. MANFAAT
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat usaha ternak babi dalam
4 Sebagai sumber referensi dan pengembangan lebih lanjut bagi penelitian mengenai
KONSEP DASAR
Babi adalah ternak monogastric dan bersifat prolific (banyak anak tiap
kelahiran), pertumbuhannya cepat dan dalam umur enam bulan sudah dapat
dipasarkan. Disisi lain ternak babi sangat mudah untuk dikembangkan selain
dapat mengkonsumsi banyak jenis makanan bahkan sisa makan atau limbah dapur
dan hasil ikutan produk pertanian sebagai bahan pakan (Mo’A Ro, 2002 dalam
Ngongo 2004).
Phylum : Chordata
4
1
Genus : Sus
Sus vittatus
Sus celebensis
Sus barbatus
Ternak babi di Indonesia berasal dari babi liar atau babi hutan yang disebut
daerah, seperti babi Bali; babi sumba, babi Nias, babi Jawa yang dikenal sebagai
babi Kerawang, babi di Sumatera (babi Batak, babi Nias, babi Riau), babi Irian, babi
Toraja dan masih banyak terdapat babi-babi lokal yang tersebar di beberapa daerah
lainnya. Pada beberapa perusahaan ternak babi di Indonesia, terdapat turunan dari
beberapa bangsa babi unggul di luar negeri yang dikawinkan dengan ternak babi
lokal, seperti babi yang berwarna hitam dengan warna putih yang melingkar pada
bagian depan badan hingga kaki depan yang biasa disebut babi berselendang,
diduga keturunan dari Wessex Saddleback atau Hampshire. Di samping itu, juga
terdapat babi berwarna putih yang kemungkinan keturunan dari Yorkshire, dan
beberapa babi yang diduga keturunan dari Berkshire, Duroc, dan sebagainya.
dengan memberikan nutrisi dalam jumlah optimal untuk kondisi ternak, tahap
produksi, dan tujuan produktivitas yang berlaku. Peternakan babi lebih efesien
makanan yang sama ternak babi lebih banyak menghasilkan daging dan lemak
5
1
dibanding dengan ternak lainnya kecuali ternak broiler yang dipelihara secara
Ternak babi dapat berkembang dengan cepat karena dalam sekali melahirkan
dapat menghasilkan banyak anak, babi lokal rata-rata dapat menghasilkan anak 6-8
ekor, babi unggul (keturunan babi Eropa dan Amerika) 12-13 ekor sedang babi yang
dihasilkan di Tiongkok ada yang melahirkan lebih dari 20 ekor (Sihombing, 2006
dalam Sadli, 2014). Disamping itu, dalam 1 tahun induk babi melahirkan 2 kali
ternak babi cukup tinggi, pada umur 7-8 bulan dapat mencapai berat badan 100 kg.
Seekor induk babi dibandingkan dengan ternak sapi dan ternak ruminansia lainnya
semasa hidupnya menghasilkan anak lebih banyak yakni 40 sampai 60 ekor. Dari
data di atas dapat disimpulkan bahwa ternak babi menguntungkan dan cepat
Berdasarkan data satistik peternakan dan kesehatan hewan populasi babi pada
tahun 2013 berjumlah 7,6 juta bila dibandingkan tahun 2014 berjumlah 7,7 juta ekor
atau meningkat 1%. Adapun produksi daging babi tahun 2013 mencapai 298 ribu ton
mengalami peningkatan menjadi 302 ribu ton pada tahun 2014 atau meningkat
teknis dan aspek kelembagaan. Aspek teknis terdiri dari manajemen pemeliharaan,
6
1
salah satu bagian dari manajemen. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
memenuhi persyaratan.
b. Pemilihan ternak babi yang baik, dengan ciri – ciri sebagai berikut :
2) Babi memiliki badan sehat, tidak menunjukkan tanda-tanda sakit dan lincah.
c. Peternak agar menjaga kebersihan kandang dan penanganan limbah secara
rutin.
d. Babi dara yang baik diperlukan untuk efisiensi reproduksi optimal. Babi dara
mencapai birahi pada umur 5 bulan atau sebelumnya, akan tetapi sangat dianjurkan
untuk tidak mengawinkan saat birahi atau estrus pertama, karena produksi sel telur
atau ova untuk dibuahi masih sangat kurang. Upaya yang dilakukan supaya cepat
mendapatkan birahi babi dara adalah dengan memeliharanya dalam kelompok baru
kandang dengan suhu lingkungan yang panas (di atas 30°C) dapat memperlambat
7
1
atau mencegah terjadinya birahi, menekan laju ovulasi, bahkan dapat menyebabkan
kematian.
e. Calon induk yang dipelihara dapat diperlakukan sama dengan yang akan
dipotong sampai mencapai berat hidup 90 kg. Tetapi sesudah tahap ini, perlakuan
calon induk harus berbeda. Target pertumbuhan calon induk tidak boleh lebih dari
f. Calon induk (babi dara) dapat dikawinkan pada birahi ke-2 atau ke 3 agar sel telur
g. Sistem pengawinan dapat dilakukan dengan cara kawin alam dan IB, dikawinkan
saat birahi. Pengawinan yang dilakukan dua kali tiap birahi maka babi tersebut
dikawinkan pada sore hari pertama birahi dan dikawinkan lagi pada pagi hari.
h. Babi diketahui bunting apabila 21 hari kemudian tidak berahi kembali. Selama
kebuntingan pemberian pakan diatur sedemikian rupa agar babi tidak terlalu gemuk
i. Pada umur 3 bulan 3 minggu 3 hari kebuntingan induk babi akan beranak,
j. Anak babi menyusu selama 3-5 minggu tergantung kepada pemeliharaannya.
k. Pengawinan induk kembali (birahi) kira-kira 3-5 hari kemudian tergantung lama
menyusui.
Biaya pakan mencapai 60-80% dari total biaya produksi, oleh karena itu
nutrisi yang cukup sangat penting dalam manajemen pemberian pakan. Babi
membutuhkan air, protein, energi, mineral dan vitamin baik untuk reproduksi maupun
8
1
Bahan makanan yang biasa digunakan untuk pakan ternak babi, adalah:
1) Bahan makanan yang mengandung sumber protein antara lain : Tepung ikan,
9
1
2) Bahan makanan sebagai sumber energi antara lain : Jagung, Dedak Padi dan
Molases;
Cara memberi pakan pada ternak babi biasanya diberikan ad libitum atau
secara tidak terbatas. Memberi pakan secara terbatas yaitu pakan diberi sekali atau
beberapa kali dalam sehari. Namun memberi dengan cara terbatas dapat berakibat
memperlambat pertumbuhan dan waktu lebih lama untuk mencapai bobot potong
babi, sehingga perlu diperhatikan beberapa hal dalam memberikan pakan babi.
Pada umumnya ada 2 cara pemberian pakan, yaitu sistem basah dan kering. Pada
Teknik pemberian pakan semacam ini dilakukan dengan pemberian pakan yang
dihaluskan terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air. Pakan ini bisa diberikan
kepada babi dengan menggunakan tempat pakan. Hal ini juga sangat tergantung
kepada jumlah babi dan tempat. Keuntungan dalam pemberian secara basah,
(2) Menambah napsu makan, sebab babi lebih suka makanan basah;
10
1
(1) Lebih banyak tenaga, karena harus menyiapkan atau membasahi makanan terlebih
dahulu;
(2) Sisa makanan dengan sangat mudah menjadi basi dan bau;
Tujuan pemberian pakan semacam ini ialah untuk memberikan rangsangan agar
bisa diperoleh berat hidup yang maksimal. Maka sistem ini sangat baik buat babi-
babi potong, yang umur sekitar 3 ½ - 4 bulan dengan berat 45 – 55 kg. Pemberian
pakan ini dapat disebar dilantai atau tempat khusus seperti tempat pakan otomatis.
(4) Lebih menghemat tenaga, karena peternak tidak setiap kali harus membersihkan
Jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan umur dan fase pertumbuhan.
11
1
Berbagai sumber zat makanan yang dapat digunakan babi belum dapat
sebagaimana mestinya.
Pengolahan bahan pakan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
12
1
Untuk mencapai tujuan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu secara
terkait dengan waktu yang bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga komoditi
yang disimpan dengan cara menghindari, menghilangkan berbagai faktor yang dapat
Penyimpanan pakan yang terlalu lama dengan cara yang salah akan
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan, yaitu pakan tidak
boleh disimpan lebih dari 2 minggu, tempat penyimpanan pakan sebaiknya kering
Analisis usaha ternak merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu
usaha ternak komersial. Melalui usaha ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai
kendala yang dihadapi. Analisis usaha peternakan bertujuan mencari titik tolak untuk
memperbaiki kendala yang dihadapi. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk
13
1
skala usaha. Berdasarkan data tersebut dapat diukur keuntungan usaha dan
prospek cerah dapat dilihat dari analisis usahanya. Analisis dapat juga memberikan
informasi lengkap tentang modal yang diperlukan, penggunaan modal, besar biaya
untuk bibit (bakalan), ransum dan kandang, lamanya modal kembali dan tingkat
Analisis usaha dilakukan untuk mengukur atau menghitung apakah usaha tersebut
beberapa asumsi dasar. Asumsi dasar dapat berubah sesuai dengan perkembangan
2.4 Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga
yang tidak dapat menutupi biaya akan mengalami kerugian. Sebaliknya, apabila
suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi,
maupun biaya non operasi akan menghasilkan keuntungan. Biaya total adalah
seluruh biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan atau dengan kata lain biaya
total ini merupakan jumlah dari biaya variable dan biaya tetap. Wulandari (2006)
Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan setelah usaha berjalan dan
tidak habis pakai pada tiap proses produksi. Biaya tetap atau biaya kapasitas
14
1
tingkat kapasitas tertentu. Besar biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan
menurut Wulandari (2006) dalam Marewa (2012), biaya tetap adalah biaya-biaya
yang tidak berubah-ubah (konstan) untuk setiap tingkatan atau hasil yang
diproduksi. Contoh biaya tetap adalah pajak bumi dan bangunan (PBB), sewa lahan,
perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap, semakin besar
volume kegiatan semakin besar pula biaya totalnya, sebaliknya semakin kecil biaya
volume kegiatan, semakin kecil pula biaya totalnya). Biaya bahan baku merupakan
contoh biaya variabel yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi.
Menurut Wulandari (2006) dalam Marewa (2012), dikatakan bahwa biaya variable
Contoh biaya variabel adalah biaya bibit, biaya ransum, tenaga kerja, biaya
Dari hasil penjualan, pedagang akan menerima sejumlah uang dan inilah
produksi yang telah dikeluarkan dan hasil pengurangan ini disebut dengan
keuntungan kotor. Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dan biaya-
biaya (cost). Biaya ini dalam banyak kenyataan, dapat diklasifikasikan menjadi dua
yaitu biaya tetap (seperti sewa tanah, pembelian alat pertanian) dan biaya tidak
tetap ( seperti biaya yang dikeluarkan untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan,
15
1
tersebut. Fungsi dari analisis tersebut untuk menentukan biaya-biaya produksi dan
dan profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi (modal) atau disebut dengan
Rentabilitas (R) dan Turn Over of Assets (TOA). (Wahyudi, dkk, 2011)
Gross Profit Margin (GPM) merupakan nilai laba kotor dibagi dengan satuan
industri adalah sebesar 24,90 %. Nilai GPM yang rendah dipengaruhi oleh jumlah
standar rata-rata NPM industri adalah sebesar 3,92 %. Nilai NPM yang tinggi dapat
16
1
Nilai NPM yang rendah disebabkan oleh jumlah keuntungan bersih yang didapatkan
sangat kecil proporsinya dibanding dengan penerimaan. Tingginya nilai NPM pada
rendah pada suatu perusahaan perlu diantisipasi agar tidak memberikan dampak
Operating Ratio (OR) atau rasio biaya operasional merupakan besarnya biaya
jumlah penerimaan dari penjualan produk yang dihasilkan. Menurut Wahyudi, dkk,
(2011) menyatakan jika nilai Operating Ratio (OR) semakin besar, maka semakin
Pada tahap ini anggota terlebih dahulu melakukan suvei untuk melihat
2. Persiapan program.
a. Perijinan
b. Menyediakan alat-alat
17
1
Peternakan babi milik bapak Nius Wenda Distrik Kuala Kencana SP 3. Pemilihan
usaha Peternakan babi milik bapak Nius Wenda salah satu usaha peternakan yang
berada di SP 3 Keluran Karang Senang yang sudah beroperasi sejak lama sehingga
akan memudahkan dalam proses penelitian. Selain itu, kesediaan perusahaan untuk
1. Melakukan survei atau mengunjungi lokasi penelitian dengan tujuan untuk
sebuah judul yang sesuai dengan masalah yang hendak dibahas, yakni “Analisis
Profitabilitas usaha peternakan babi milik bapak Nius Wenda Distrik Kuala Kencana
5. Analisis data yaitu kegiatan yang membutuhkan ketelitian peneliti dalam
6. Pelaporan hasil dari penelitian dalam bentuk penulisan draft skripsi, konsultasi
18
1
peternakan babi dengan menjumlahkan keseluruhan biaya, baik biaya tetap maupun
dari 3 bentuk, yaitu: Gross Profit Margin (GPM)/keuntungan kotor dibanding dengan
peternakan. Data yang di ambil terdiri dari segala jenis biaya dalam usaha
peternakan babi milik bapak Samsuri dan digunakan dalam menghitung profitabilitas
terakhir.
adalah peneliti itu sendiri. Peneliti merupakan alat pencari informasi, menilai
keadaan atau tindakan dan mengambil keputusan dalam usaha pengumpulan data.
Sebagai alat bantu peneliti dalam pengumpulan data digunakan buku catatan,
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada 2 (dua) macam, yaitu data
19
1
a. Wawancara
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
b. Observasi
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
memiliki ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
melakukan komunikasi dengan orang lain, maka observasi tidak terbatas pada
Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data yang di ambil dari berbagai
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
20
1
Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan usaha peternakan selama
satu tahun. Dengan kata lain biaya total adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya
variable.
2. Penerimaan.
Penerimaan adalah hasil penjualan atau keseluruhan jumlah uang yang diterima
3. Pendapatan.
total biaya.
4. Profitabilitas.
sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
TC = TFC + TVC
Biaya Total (total cost) sama dengan biaya tetap ditambahkan biaya variabel. Rumus yang
digunakan untuk menghitung biaya total ( Suryana, 2013 dalam Utomo, dkk, 2015 ). Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan :
21
1
2.
TR = Q x P
Penerimaan (revenue) adalah penerimaan produksi dari hasil penjualan outputnya (Suryana,
2013 dalam Utomo, dkk, 2015), secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan:
dengan biaya total yang dikeluarkan (Soekartawi, 1996 dalam Welerubun, dkk,
Π = TR – TC
Keterangan:
Π = Profit / Pendapatan (Rp)
Cholila, 2014) :
22
1
B. SASARAN
Sasarannya adalah Usaha peternak babi milik bapak Nius Wenda Jl. Trikora
C. KETERKAITAN
Yang ikut serta dalam kegiatan ini adalah para tokoh masyarakat, petugas
E. EVALUASI
23
1
Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi kegiatan yakni; berupa respon yng
bertenak babi.
Sehingga hasil yang diperoleh dari pelatihan ini tidak otomatis berhenti
F. JADWAL KEGIATAN
1 SURVEI LAPANGAN
2 PENYUSUNAN
PROPOSAL
3 PELAKSANAAN
PENELITIAN
4 PEMBUATAN
LAPORAN
PENELITIAN
5 PRESENTASE
PROPOSAL
24