Anda di halaman 1dari 12

PROSPEK PENGEMBANGAN TERNAK ITIK LOKAL DI KABUPATEN

TAPANULI TENGAH

MAKALAH

Disusun Oleh :

Bina Hidayat

2110611044

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Ir. Hj. Husmaini, MP

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG,

2024
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peternakan merupakan salah satu subsector pertanian yang sangat diperlukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, terutama kebutuhan gizi protein hewani.
Komoditas terbesar dipeternakan saat ini berasal pada sektor perunggasan, hampir 70% di
sektor peternakan dan didominasi perunggasan

Itik merupakan jenis unggas yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Daging dan
telurnya memiliki nilai gizi yang tinggi dan harganya relatif terjangkau. Selain itu, itik juga
mudah dipelihara dan tidak membutuhkan banyak modal. Hal ini menjadikan ternak itik
sebagai salah satu usaha yang menjanjikan bagi peternak.

Ternak itik merupakan komoditi ternak unggas yang potensial sebagai penghasil telur
dan daging. Di antara komoditas peternakan lokal khususnya ternak unggas yang telah
berkembang di Indonesia dengan baik adalah itik petelur. Itik petelur yang ada dimasyarakat
mempunyai peranan yang cukup besar baik dalam memenuhi kebutuhan telur konsumsi
maupun sebagai alternatif sumber pendapatan bagi petani/peternak. Populasi itik di Indonesia
dari tahun ke tahun terus meningkat, di tahun 2017 sudah mencapai 49.056 ekor (Dirjenak
dan Keswan, 2017).

Bagi masyarakat pedesaan, ternak itik sebenarnya mempunyai peranan lebih besar
daripada komoditi penyediaan pangan bergizi. Usaha memelihara itik secara tradisional yang
sampai saat ini masih dilakukan, ikut ambil alih dalam mendukung ekonomi pedesaan.
Bahkan tidak jarang ada keluarga pedesaan yang menjadikan mata pencaharian pokok hanya
dengan memelihara itik secara tradisional. Dari segi sosial ekonomi pedesaan, ternak itik
sudah sedemikian memasiarakat. Di samping mampu menciptakan peluang kerja bagi
masiarakat ( Murtidjo, 1990).

Tapanuli Tengah adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara, dengan


ibukotanya adalah Pandan yang lokasinya berbatasan dengan Kota Sibolga. Luas wilayah
2,188 km² dan jumlah penduduk sebanyak 290,000 orang. Hal ini menunjukkan bahwa ternak
itik memiliki prospek yang cukup besar seiring dengan kebutuhan protein hewani yang
semakin bertambah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaiman prospek pengembangan ternak itik di Kabupaten Tapanuli Tengah.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui propsek pengembangan ternaik itik di Kabupaten Tapanuli
Tengah.
TINJAUAN PUSTAKA

Budidaya itik potensial bagi masyarakat Indonesia sebagai bahan pangan maupun untuk
industri. Budidaya itik telah dilakukan sejak lama oleh masyarakat Indonesia. Perkembangan
kebutuhan masyarakat akan protein hewani maka budidaya itik pedaging mulai dilirik oleh
masyarakat sebagai salah satu sumber protein hewani. Jika sebelumnya masyarakat
memenuhi kebutuhan tersebut hanya dari ayam dan ikan, kini bertambah dari itik. Terbukti,
kandungan gizi daging itik tak kalah dibandingkan dengan daging ayam. Bahkan kandungan
energi, kalsium serta vitamin A dan B pada itik lebih tinggi dari pada ayam. Masyarakat
beranggapan bahwa daging itik memiliki cita rasa yang khas dengan rasa lebih gurih dari
daging ayam (Feily dan Bagus, 2012)

Itik merupakan salah satu ternak yang cukup dikenal oleh masyarakat, terutama produksi
telurnya. Selain produksi telur, dagingnya juga mudah diperoleh dengan harga yang
terjangkau menurut ukuran pendapatan masyarakat pedesaaan. Ternak itik merupakan salah
satu perunggasan yang cukup berkembang di Indonesia meskipun tidak sepopuler ternak
ayam dan mempunyai potensi sebagai penghasil telur dan daging. Jika dibandingkan dengan
ternak unggas yang lain, ternak itik mempunyai kelebihan diantaranya adalah memiliki daya
tahan yang cukup baik terhadap penyakit, oleh karena itu usaha ternak itik memiliki resiko
relative kecil sehingga sangat potensial untuk dikembangkan (Nugraha, dkk. 2013).

Itik merupakan salah satu spesies yang tergolong sebagai unggas air (water fowls).
Dibandingkan dengan unggas lain, itik memiliki beberapa keunggulan seperti mampu
mempertahankan produksi telur lebih lama dibandingkan ayam, mampu berproduksi dengan
baik pada sistem pemeliharaan yang sederhana dan pakan berkualitas rendah, tingkat
kematian (mortalitas) rendah, lebih tahan terhadap penyakit. Selain itu, itik selalu bertelur di
pagi hari sehingga kegiatan pengambilan telur hanya dilakukan sekali sehari (efisiensi tenaga
kerja) (Suharno, 2009).

Itik telah dibudidayakan dan dikembangkan masyarakat secara luas dengan bangsa dan
jenis yang beragam. Setiap bangsa dan jenis itik memiliki bentuk, ukuran tubuh, warna bulu,
dan sifat-sifat khas lain yang berbeda satu sama lain. Namun, pada hakikatnya bangsa itik
digolongkan menjadi empat yaitu itik petelur, itik pedaging, itik petelur dan pedaging
(dwiguna), serta itik hias (Cahyono, 2011).
HARDJOSWORO et al . (2002) menyatakan bahwa keragaman produktivitas itik lokal
yang masih sangat tinggi merupakan tantangan besar yang harus diatasi dalarn upaya
meningkatkan produktivitas itik lokal yang ada di Indonesia, khususnya dalam menyediakan
bibit berkualitas . Saat ini belum tersedia pusat-pusat pembibitan yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan para peternak itik terhadap bibit berkualitas . Saat ini para penetas telur
itik memperoleh telur tetas dari para peternak itik di sekitarnya, dimana belum dapat
dibedakan antara jenis telur konsumsi dan telur tetas untuk menghasilkan bibit . Hat ini
mengakibatkan kualitas itik serta kemampuan produksi telur tidak dapat diketahui dengan
pasti . Suatu usaha pembibitan selayaknya dapat memberikan jaminan kualitas bibit itik yang
dihasilkan kepada para peternak budidaya. Oleh karena itu, saat ini kebutuhan akan adanya
pengembangan usaha pembibitan itik yang layak di daerah-daerah produksi itik sudah
semakin mendesak.

Itik di Indonesia kebanyakan disebut juga “itik Jawa” karena pada awalnya banyak
dipelihara di Jawa. Itik ini berasal dari salah satu dari sekian banyak varietas itik liar yang
sudah dijinakkan dan diperkenalkan pertama kali di Indonesia oleh pendatang-pendatang
bangsa India pada zaman kerajaan-kerajaan Hindu. Hampir seluruh populasi itik asli
Indonesia termasuk jenis Indian Runner (Anas plathyryncos) yang terkenal sebagai itik
petelur dengan produksi cukup baik (Srigandono, 1997).

Ternak itik yang ada di Indonesia menurut para ahli berasal dari Amerika Utara yang
merupakan itik liar (Anas moscha) atau Wild mallard yang sampai saat ini masih banyak
tersebar diseluruh dunia. Itik turunan Mallard di Indonesia dikenal dengan berbagai macam
nama seperti itik tegal, itik alabio, itik bali dan itik mojosari. Ternak itik merupakan komoditi
ternak unggas yang potensial sebagai penghasil telur dan daging (Janiszewski et al., 2018).
Ternak itik merupakan salah satu komoditi peternakan yang populer dikembangkan di
pedesaan, selain sebagai sumber plasma nutfah, ternak itik terbukti berperan besar sebagai
penyedia daging dan telur bagi masyarakat (Mahfudz et al., 2006).

Suharno dan Khairul (2001) menyatakan bahwa pada sistem pemeliharaanmitik dapat
terdiri dari :

1. Sistem Pemeliharaan Intensif

Sistem ini tidak mengembalakan sama sekali itik yang dipelihara, makanan yang
digunakan 100% adalah makanan buatan, kandang yang digunakan adalah kandang sistem
kering dan cage seperti ayam ras. Sistem ini menggunakan vaksinasi dan obat-obatan secara
intensif.

2. Sistem Pemeliharaan Semi Intensif

Sistem ini mengembalakan itiknya dalam waktu yang tidak ditentukan (sekali-sekali),
makanan yang digunakan 50% makanan buatan dan 50% makanan alami yang dapat
diperoleh pada saat waktu digembalakan. Kandang yang digunakan dilengkapi dengan kolam
air dan kadang dilakukan vaksinasi dan pengobatan.

3. Sistem Pemeliharaan Tradisional

Sistem Pemeilharaan ini dengan cara mengembalakan itiknya setiap hari, makanan yang
diberikan 100% adalah makanan alami yang diperoleh waktu digembalakan. Kandang yang
digunakan biasanya tidak dilengkapi kolam sama sekali. Sistem ini tidak mengenal
penanganan kesehatan sama sekali.

Ketersediaan air minum dalam kandang pemeliharaan itik juga harus selalu ada agar itik
dapat minum setiap saat. Jumlah air minum yang diberikan disesuaikan dengan banyak itik.
Air yang digunakan harus air bersih diganti setiap hari dan tempat minum dibersihkan secara
rutin, ada baiknya tempat pakan diletak berdekatan dengan tempat minum agar itik mudah
menyelingi kegiatan makan dan minum (Wakhid, 2013).

Sifat kuantitatif adalah sifat yang tidak tampak dari luar dan tidak dapat diamati dengan
mata telanjang, tetapi dapat di ukur dengan satuan tertentu seperti bobot badan, panjang
paruh, lebar paruh, panjang leher, panjang punggung, lingkar dada, panjang sayap, panjang
paha, dan panjang betis (Mahfudz et al., 2006), Sedangkan sifat kualitatif adalah suatu sifat
individu yang dapat di klasifikasikan dalam kelompok dari dua kelompok atau lebih, dan
pengelompokan itu berbeda jelas satu sama lain dapat dibedakan jelas warna bulu, warna
kulit kaki/shank, bentuk paruh, warna kerabang telur dan warna kulit badan (Halim, 2017)

Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk


memberikan informasi mengenai barang dan jasa dalam kaitannya dengan memuaskan
kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan
manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang
manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka
kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi
kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek
Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai
dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa
(Kotler, 2001).

Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan – kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Dari definisi tersebut di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan
rencana – rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan
konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapakan melalui proses pertukaran atau
transaksi.

Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan
suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Dari definisi ini paling tidak ada tiga hal
yang perlu menjadi perhatian. Yang pertama yaitu kegiatan yang disebut sebagai jasa adalah
suatu fungsi yang dilaksanakan dalam kegiatan pemasaran. Fungsi ini bertujuan untuk
mengubah produk berdasarkan bentuk (form), waktu (time), tempat (place) atau kepemilikan
(posseson). Yang kedua adalah titik produsen atau petani. Yang ketiga adalah titik konsumen.
Tujuan dari suatu pemasaran adalah menyampaikan produk ke konsumen akhir sebagai
transaksi akhir (Anindita, 2004).

Secara umum saluran pemasaran dapat dibedakan atas dua saluran yaitu: saluran
pemasaran secara langsung dan saluran pemasaran melalui perantara. Jika pemasaran
dilakukan secara langsung, harga yang diterima produsen sama dengan harga yang dibayar
oleh konsumen. Dengan demikian produsen akan mendapatkan harga yang wajar sementara
konsumen mempunyai daya beli yang tinggi, disamping itu juga konsumen mendapatkan
produk dalam keadaan yang segar, sedangkan pemasaran yang melalui perantara akan
melibatkan pedagang lain (Kotler, 2003).
PEMBAHASAN

Masyarakat yang semakin maju tingkat pengetahuannya semakin sadar akan kebutuhan
protein dalam kehidupan sehari-hari. Sumber protein dapat diperoleh baik dari sumber
protein nabati maupun hewani (Widyanto dkk, 2013; Utami SW 2019). Itik merupakan salah
satu komoditas unggas lokal yang berpotensi untuk dibudidayakan sebagai penghasil telur
yang dapat memenuhi kebutuhan protein hewani.

Itik merupakan salah satu jenis unggas yang memiliki peluang pengembangan yang
cukup baik di Indonesia. Hal ini didukung oleh beberapa faktor, seperti:

1. Permintaan pasar yang tinggi: Daging dan telur itik memiliki nilai gizi yang tinggi
dan harganya relatif terjangkau.
2. Daya tahan itik yang kuat: Itik memiliki daya tahan tubuh yang kuat terhadap
penyakit, sehingga tingkat kematiannya rendah.
3. Kemampuan beradaptasi: Itik dapat hidup di berbagai lingkungan, baik di daerah
dataran rendah maupun dataran tinggi.
4. Sumber pendapatan: Ternak itik dapat menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan
bagi peternak.
A. Peluang Pasar

Permintaan terhadap daging dan telur itik di Indonesia terus meningkat, di kabupaten
Tapanuli Tengah sendiri meningkatkan seiring dengan mulai banyak nya terbuka rumah
makan olahan dari daging itik. Hal ini disebabkan oleh:

1. Peningkatan jumlah penduduk: Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan


meningkatnya kebutuhan akan protein hewani, termasuk daging dan telur itik.
2. Perubahan pola konsumsi: Masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya gizi
dan kesehatan, sehingga mereka mulai mencari alternatif sumber protein hewani
selain daging sapi dan ayam.
3. Peningkatan daya beli masyarakat: Meningkatnya daya beli masyarakat
memungkinkan mereka untuk membeli lebih banyak produk pangan, termasuk
daging dan telur itik.
B. Keuntungan Ternak Itik

Ternak itik memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

1. Mudah dipelihara: Itik mudah dipelihara dan tidak membutuhkan banyak perawatan.
2. Daya tahan tubuh kuat: Itik memiliki daya tahan tubuh yang kuat terhadap penyakit,
sehingga tingkat kematiannya rendah.
3. Beradaptasi dengan berbagai lingkungan: Itik dapat hidup di berbagai lingkungan,
baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi.
4. Sumber pendapatan menjanjikan: Ternak itik dapat menjadi sumber pendapatan yang
menjanjikan bagi peternak.

KESIMPULAN
Sumatera Utara memiliki potensi yang besar untuk pengembangan ternak itik. Untuk
mengembangkannya, perlu dilakukan beberapa strategi, seperti meningkatkan kualitas
produk, meningkatkan efisiensi produksi, memperkuat pemasaran, dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan peternak.

DAFTAR PUSTAKA
Anindita. 2004. Dasar- Dasar Pemasaran Hasil Pertanian, Buku Diktat Ajar, Jurusan Sosial
Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

Badan Pusat Statistik. 2017. Provinnsi Jawa Tengah dalam Angka 2017. Agustus. BPS Jawa
Tengah. Semarang.

Buku Statistik. 2018. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Cahyono, Bambang. 2011. Pembibitan Itik. Penebar Swadaya, Jakarta.

Feily dan Bagus Harianto. 2012. 40 Hari Panen Itik Raja Itik Pedaging Unggul. Jakarta: P.T
AgroMedia Pustaka.

Halim, B. 2017. Potensi Dan Strategi Pengembangan Itik Pitalah Di Kabupaten Tanah Datar.
Badan Penerbit Universitas Andalas. Padang.

HARDJOSWORO, P .S ., A.R. SETIOKO, P .P . KETAREN, L.H. PRASETYO, A.P .


SINURAT dan RUKMIASIH . 2002 . Perkembangan teknologi peternakan unggas air
di Indonesia . Pros . Lokakarya Unggas Air . Bogor, 6 - 7 Agustus 2001 . Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor dan Balai Penelitian Ternak, Ciawi . him.
22 - 41 .

Kotler, P. dan K.L. Keller. 2013. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2. Penerbit Erlangga.
Jakarta.

Mahfudz, L.D. dan D. Sumarjono. 2006. Efisiensi Teknis dan Ekonomis Itik Tegal Jantan
Umur 1-12 Minggu yang Diberi Tepung Oncom Ampas Tahu. Prosiding Seminas
Nasional 2006 : Pemberdayaan Masyarakat peternak di Bidang Agribisnis untuk
Mendukung Ketahanan Pangan. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro
Semarang, 3 Agustus 2006. 326-324.

Nugraha, dkk. 2013.Kualitas Telur Itik Yang Dipelihara Secara Terkurung Basah dan Kering
Di Kabupaten Cirebon. Jurnal Ilmiah Peternakan 112 : 726-734. Fakultas Pertanian
Universitas Jendral Soedirman Purwokerto.

Srigando, B.1997. Ilmu Unggas Air. Cetakan ke-3. Gajah Madah University, Press.
Yogyakarta.
Stanton, William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Suharno, B.2009. Beternak Itik Secara Intensip. Penebar Swadaya. Bogor.

Suharno, B. dan A. Khairul. 2001. Beternak Itik Secara Intensif. Cetakan ke Sebelas. PT.
Penebar Swadaya, Jakarta

Utami, SW., Agustin RA., dan Zuhro F. 2019. Potensi Penambahan Ekstrak Daun Beluntas
dan Kulit Manggis Terhadap Kualitas Fisik Telur Itik Asin. Jurnal Biologi dan
Konversi

Anda mungkin juga menyukai