B. KEGUNAAN TERNAK............................................................................................................2
C. KARAKTERISTIK PETERNAKAN........................................................................................3
6. TERNAK PUYUH..............................................................................................................28
1. Ternak adalah Hewan piara yang kehidupannya yakni mengenai tempat, perkembang biakan
serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia dan dipelihara khusus sebagai penghasil bahan-
bahan dan jasa-jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia.
2. Peternak adalah orang atau badan hukum dan atau buruh peternakan yang mata pencaharian
nya sebagian atau seluruhnya bersumber kepada peternakan.
5. Perusahaan peternakan adalah usaha peternakan yang dilakukan pada tempat tertentu serta
perkembang biakannya dan manfaatnya diatur dan diawasi oleh peternak-peternak.
6. Kelas Ternak adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa-bangsa ternak yang dibentuk dan
dikembangkan mula-mula disuatu daerah tertentu.
7. Bangsa Ternak (Breed) adalah Suatu kelompok dari ternak yang memiliki persamaan dalam
bentuk morphologis, sifat-sifat fisiologis ddan bentuk anatomis yang karakteristik untuk tiap-tiap
bangsa dan sifat-sifat persamaan ini dapat diturunkan pada generasi selanjutnya.
Ada Istilah Animal Husbandry dan Animal Breeding. Dalam Bahasa Indonesia keduanya memiliki
arti yang sama yaitu “ BETERNAK”, namun sebenarnya ada perbedaan makna diantara keduanya :
1. Animal Husbandry adalah Beternak dalam arti luas meliputi komponen memelihara, merawat,
mengatur kehidupan, mengatur perkawinan, mengatur kelahiran, penjagaan kesehatan serta
mengambil manfaatnya.
2. Animal Breeding adalah Beternak dalam arti sempit yang hanya menitikberatkan pada usaha
mengatur perkembangbiakan seperti mengatur perkawinan, pemilihan bibit, menjaga kemandulan
dan kebuntingan serta kelahiran.
3. Cross Breeding adalah Perkawinan antara hewan/ternak yang berbeda bangsanya (Breed)
dimana masing-masing adalah bangsa murni.
4. Grading Up adalah suatu sistem breeding dimana pejantan murni (biasanya didatangkan dari
tempat lain) dikawinkan dengan betina lokal. Sesudah itu keturunannya yang betina dikawinkan
pula dengan pejantan murni itu. Hasil-hasil anakan yang jantan terus disingkirkan sampai pada
titik tingkat genetik tertentu, sehingga hasil akhir akan diperoleh betina dan pejantan Unggul.
Nama yang umum dimasyarakat kalau masih dalam taraf grading up adalah Peranakan.
5. Close Breeding / Inbreeding adalah Sistem perkawinan antar individu yang masih erat
hubungan kekeluargaannya.
6. Line Breeding adalah In Breeding yang diarahkan pada suatu sifat Individu yang disukai.
7. Line-crossing adalah persilangan antara lines baik dalam bangsa yang sama ataupun antar
bangsa yang berbeda.
Ternak-ternak yang ada sekarang bermula dari hewan-hewan yang liar. Karena adanya
kepentingan manusia terhadap hewan-hewan liar tersebut, maka manusia melakukan penjinakan
(domestikasi) agar menjadi hewan piara (ternak) yang berguna dan bermanfaat bagi manusia. Adapun
manfaat atau kegunaan dari usaha ternak yaitu :
Produksi ternak seperti telur, daging dan susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi
karena banyak mengandung protein, mudah dicerna dan lezat. Bahkan air susu merupakan komponen
penyempurna dari pemenuhan 4 sehat 5 sempurna.
Keberadaan ternak besar dan kecil dimanfaatkan untuk sumber tenaga menarik alat-alat pertanian
dan alat transportasi. Keberadaan sumber tenaga ternak sebagai pembajak sawah masih dipertahankan
karena topografi tanah pertanian yang berbukit-bukit sehingga sangat sulit penerapan mekanisasi
pertanian modern.
Hasil samping kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang bagi tanaman
Dengan memelihara ternak maka dapat merupakan sumber untuk memperoleh uang.
Hasil utama dan samping dari ternak dapat digunakan untuk bahan baku industri. Telur, daging
dan susu dapat digunakan dalam berbagai industri makanan. Kulit, Bulu, tulang dan lainnya dapat
digunakan untuk industri kerajinan.
Dengan semakin berkembangnya usaha peternakan maka akan membutuhkan tenaga kerja yang
lebih banyak. Industri peternakan adalah industri biologis sehingga campur tangan manusia mutlak
diperlukan.
Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maka ternak merupakan sarana penelitian yang efektif
bagi pemenuhan kebutuhan manusia.
Dari segi sosial, maka ternak merupakan daya tarik wisata tersendiri, khususnya terkait dengan
hobi atau kesenangan (Funcy).
Kepemilikan Ternak dapat meningkatkan status sosial bagi seseorang atau sekelompok orang
khususnya kepemilikan ternak-ternak pilihan.
Di Indonesia masih sangat banyak dibutuhkan ternak-ternak sebagai kelengkapan dalam sesaji,
kepercayaan yang berkaitan dengan tatacara atau adat daerah.
1. Karakteristik Ternak adalah Usaha / Industri yang dikendalikan oleh manusia dimana
mencakup 4 komponen yaitu : Manusia sebagai subyek, Ternak sebagai obyek, lahan/tanah
sebagai basis ekologi dan teknologi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
2. Karakteristik Usaha dinamis, dimana usaha peternakan harus dikaji dengan analisis dinamis
dengan referensi waktu dan penuh dengan ketidakpastian.
3. Karakteristik Produk peternakan adalah karakteristik hasil utama maupun sampingan usaha
peternakan. Yaitu Fragile (mudah pecah secara fisik), Perishable (mudah rusak secara kimiawi dan
biologi), Quality variation ( Tingkat Variasi yang tinggi dalam kualitas produk) serta Bulky ( Nilai
ekonomis hasil samping berlawanan dengan hasil utama).
5. Karakateristik sistim Usaha Peternakan terdiri dari Sistem Intensif (Modal dan teknologi
tinggi/banyak dengan tenaga kerja rendah/sedikit) serta sistem Ektensif (Modal dan teknologi
rendah/sedikit dengan tenaga kerja tinggi/banyak). Jadi yang Intensif respon supply rendah
sedangkan ektensif respon suplly tinggi.
6. Karakteristik tipe ternak berdasarkan penggunaan pakan yaitu Ternak Non Ruminansia
(Berperut tunggal) dan Ternak Ruminansia (Berperut ganda).
Kalau ditilik dari asal usul ayam-ayam yang ada sekarang diduga berasal dari ayam-ayam liar
(Wild-fowl) atau ayam hutan dari Gallus species. Adapun gallus species yang memungkinkan adanya
ternak ayam sekarang ini ada 4, yaitu :
- Gallus gallus
Dikenal dengan Gallus bankiva, gallus ferrugenius, Red Jungle Fowl.
Tempat hidup disekitar hutan india, Burma, Siam (Muangthai), Chocin China (Indo China), Filipina,
Malaysia dan Sumatra Barat.
Ciri-ciri : Bulu Utama pada ekor 14 helai, Jengger satu, pial dua, Badan relatif kecil dibanding
dengan ayam sekarang, Jantan Bulu pada bagian leher, sayap dan punggung berwarna merah,
sedangkan bagian dada dan badan bawah berwarna hitam. Pada Betina bulu berwarna coklat bergaris
hitam, Telur kecil berkulit merah kekuningan.
- Gallus lafayetti
Dikenal dengan Ceylonese Jungle Fowl. Tempat hidup disekitar Pulau Ceylon (Srilangka)
Ciri-ciri : Mirip Gallus gallus, hanya Bulu Jantan Bulu pada bagian leher, sayap dan punggung
berwarna merah, sedangkan bagian dada dan badan bawah berwarna Oranye. Pada bagian tengah
jengger warna kuning dikelilingi merah, Kulit telur berbintik-bintik.
- Gallus sonneratti
Dikenal dengan Grey Jungle Fowl. Tempat hidup disekitar hutan india bagian barat daya dari
Bombay sampai Madras.
Menurut Teori asal usul terbentuknya bangsa-bangsa ayam sekarang dikenal 2 teori yaitu :
- Teori Monopyletic
Dikemukakan oleh Charles Darwin (1868), dimana dikemukakan bahwa yang menurunkan
bangsa-bangsa ayam sekarang adalah jenis (species) gallus gallus. Alasan :
1. Gallus gallus mudah dikawinkan secara bebas dengan bangsa ayam yang ada sekarang,
sedangkan ketiga jenis yang lain sulit dilakukan.
2. Filia Pertama (F-1) antara Gallus gallus dengan bangsa ayam yang ada sekarang biasanya
bersifat subur, sedangkan ketiga jenis yang lain bersifat mandul.
3. Pada ayam-ayam seperti Brown Leghorn dan Black Breasted, Red Games dalam beberapa hal
terutama warna bulu mirip dengan gallus gallus.
4. Dari beberapa percobaan perkawinan pada ayam-ayam jinak sewaktu-waktu terdapat
keturunan seperti Gallus gallus (Reversion)
- Teori Polypyletic
Teori ini mengemukakan adanya 2 kemingkinan mengenai terbentuknya bangsa-bangsa ayam
sekarang.
Pertama : Kemungkinan dibentuk oleh lebih dari satu jenis yang ada dan
Kedua : Kemungkinan dibentuk oleh jenis yang ada sekarang dengan jenis lain.
Alasan : – Bangsa – bangsa yang terbentuk di kelas Mediteranean mungkin diturunkan oleh sekurang-
kurangnya 2 jenis dari 4 jenis yang ada, sedang bangsa yang ada di kelas Asia kemungkinan
diturunkan dari nenek moyang jenis ayam yang telah punah.
a. Bangsa dan Kelas Ayam
Bangsa ayam adalah suatu kelompok ayam yang memiliki persamaan dalam bentuk
morphologis, sifat physiologis dan bentuk anatomis yang karakteristik untuk tiap-tiap bangsa dan
sifat-sifat persamaan ini dapat diturunkan pada generasi berikutnya.
Kelas ayam adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa ayam yang dibentuk dan dikembangkan
mula-mula didaerah tertentu yang karakteristik tiap-tiap bangsa dan sifat-sifatnya dapat diturunkan
pada generasi berikutnya. Sifat-sifat khas yang terdapat dalam bangsa ayam dan kelas ayam telah
disahkan oleh The Standart American of Perfection. Ada 4 kelas yang memiliki arti ekonomi yaitu :
- Sussex
Tubuh panjang lebar dalam dan bahu lebar dari depan kebagian belakang. Terdapat
varietas : light, red, spekled.
- Redcap
Besar badan sedang dan jengger rose.
- Cornish
Tipe pedaging dengan bulu kompak, breas (daerah dada) sangat dalam dan lebar, terdapat
varietas : dark, white, white laced red
.
4. Kelas Asia (Asiatic class)
Bangsa-bangsa dari kelas asia memiliki tubuh yang besar dengan ditutupi bulu yang tebal
sampai kekaki (shank).
b. Strain.
Strain adalah merek dagang atau hasil seleksi dalam breeding untuk tujuan tertentu.
Tujuannya pada umumnya cenderung untuk komersial atau nilai ekonomi tinggi (high
producers).
Pada peredaran sekarang telah jarang ditemui bangsa-bangsa ayam seperti leghorn,
australops, rhode island red dan sebagainya. Yang umum dipelihara atau diternakkan adalah
strain-strain ayam yang merupakan bibit unggul hasil breeding farm baik pada ayam ras
maupun ayam negeri dalam bentuk Final Stock (FS).
c. Klasifikasi Ayam
Pada ayam dikenal adanya 2 cara dalam klasifikasi yaitu :
- Klasifikasi Standart
Pada saat ini tipe ayam dapat digolongkan menjadi 4 macam yaitu :
- Tipe Petelur (Egg type)
Tipe ini sangat efisien merubah pakan
menjadi telur. Misal Leghorn, Hy-Line,
Minorca, Babcock W 300, Platinum dll)
d. Kandang Ayam
Kandang adalah Bangunan yang dibuat untuk tempat ternak ayam berlindung dari pengaruh
luar dan tempat tinggal dalam memberikan produksi, tumbuh dan berkembang biak dan aktivitas
lainnya. Kandang bagi ayam Ras / Negeri/ Unggul memiliki arti yang sangat penting dalam rangka
mencapai tujuan pemeliharaan yang optimal.
e. Sistem Kandang.
Ditinjau dari bangunan kandang dan cara pemeliharaan, maka dikenal 4 sistem kandang yaitu:
- Sistem Alas (Litter system)
f. Membangun Kandang
Untuk membangun sebuah kandang harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengetahui syaratnya yaitu Lokasi, Sistem serta Bentuk dan Konstruksinya.
2. Mengetahui bentuk dan konstruksi bagian bawah, tengah dan atas.
3. Bagian Bawah bisa litter, batery, panggung. Bagian tengah : Ventilasi, cahaya, angin.
Sedangkan bagian atas adalah atap.
4. Tipe Atap ada beberapa macam yaitu Monitor, semi monitor, gable, shade, zig-zaq dll.
5. Kelembaban 50 – 60 % suhu ideal dalam kandang 21-26 oC serta cahaya 14 – 17 jam/hari.
6. Tidak perlu secara mutlak memperhatikan arah kandang dengan arah datangnya sinar
matahari, akan tetapi jangan menentang datangnya angin. Ventilasi dibuat sebanyak mungkin.
7. Kepadatan kandang disesuaikan dengan umur ternak ayam dimana secara prinsip ayam bisa
bergerak bebas tetapi tidak terlalu leluasa untuk berlari. Kepadatan kandang disesuaikan dengan
karakteristik dan tipe ayam. Patokan awal 40 ekor/m 2dan akhir 5 – 7 ekorm2 baik untuk pedaging
maupun petelur.
8. Perlengkapan kandang harus terpenuhi untuk kegiatan manejemen pemeliharaan ayam
seperti Brooder, Drinking through, Feeding through, dropping pit (kotoran), alat tangkap, alat
suntuk dll.
g. Makanan
h. Bentuk Ransum
Ransum adalah sejumlah makanan yang siap diberikan kepada ayam untuk kebutuhan 24 jam.
Ransum tersusun dari Bahan-bahan pakan. Ransum bisa berbentuk halus, kasar dan modifikasi dari 2
bentuk menjadi bentuk pellet dan crumble.
i. Jenis Makanan.
Jenis makanan pada dasarnya merupakan bahan-bahan penyusun ransum dan ransum jadi.
Jenisnya antara lain Konsentrat (30 – 40 % Protein), Makanan fase Starter (20-22% Protein), Grower
(18-20% Protein) , Layer/Finisher (16-18 % Protein).
Secara garis besar, tujuan utama dari bisnis telur ayam adalah telurnya. Namun, selain telur,
anda dapat memanfaatkan kotoran ayam sebagai pupuk kandang, maupun sebagai media pakan bagi
ikan seperti ikan lele. Bulu - bulunya bisa digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya kelut atau
alat kebersihan. Tak hanya itu, kotoran ayam kini bisa digunakan untuk bahan pembuatan biogas.
Dengan berbagai manfaat pemeliharaan ayam petelur ini, sudah sangat pas kiranya jika anda
menjalankan peluang usaha ternak ayam petelur.
c. Pemeliharaan
Pada ternak itik terdapat fase-fase pemeliharaan, yaitu :
d. Kandang
Pada pemeliharaan itik, kandang ditentukan oleh sistem pemeliharaan yang dipakai. Pada sistem
tradisional kandang tidak diutamakan, bahkan kandang permanen tidak tersedia. Untuk menampung
itik-itik yang telah selesai digembalakan, maka cukup dengan cara membatasi bambu yang dapat
digulung dan dipasang kembali ditempat lain tergantung lokasi penggembalaan. Pada pemeliharaan
dengan Lanting, kandang berada diatas kapal kecil/perahu merupakan sistem tradisional yang banyak
terdapat di Hulu sungai utara Kalimantan selatan untuk itik alabio.
Pada sistem Semi Intensif, kandang permanen yang dibuat hanya digunakan untuk berteduh pada
saat tidak digembalakan. Pada pemeliharaan secara Intensif terdapat 3 sistem, yaitu :
1). Sistem Litter, pada dasar kandang terdapat litter (sekam, jerami, serbuk gergaji dll).
2). Sistem Sangkar / kurungan, dengan dasar dari kawat (wire floor).
3). Sistem Umbaran, dimana selain kandang juga ada tempat umbaran/halaman.
Pada pemeliharaan itik baik pedaging atau petelur dapat dilakukan dengan Pola All In All
Out (Sekali masuk dan sampai diafkir/panen/dikeluarkan) serta dengan Pola berpindah, yaitu pada
periode awal (starter) dengan kandang sistem sangkar atau sistem litter, dan selanjutnya dengan
sistem umbaran. Menurut Wiharto, 2004 bahwa untuk umur pemeliharaan 4 minggu ke atas sebaiknya
dengan sistem litter. Adapun kebutuhan luas kandang harus didasarkan pada umur ternak, sbb.
Umur 0 – 4 minggu : Luas Lantai 4 m2/100 ekor.
Umur 4 – 8 minggu : Luas Lantai 9 m2/100 ekor
Umur 8 – 16 minggu : Luas Lantai 12 m2/100 ekor
Penyediaan kolam sangat penting artinya khususnya pada itik yang dipelihara untuk tujuan
penghasil telur tetas, dikarenakan untuk memperlancar proses perkawinan.
e. Perlengkapan Kandang
- Tempat Pakan.
Tempat Pakan dibuat lebar agar mudah makan sesuai dengan tingkah laku diwaktu makan.
- Tempat Minum.
Tempat minum harus selalu tersedia karena itik setiap makan selalu diselingi dengan minum.
f. Makanan
Bentuk makanan itik ada 3 macam yaitu mash (halus), crumble (kasar) dan pellet (cetakan).
Pemberian makanan pada sistem pemeliharaan intensif bisa dilakukan secara kering (dry mash
g. Bibit Itik
Bibit itik diperoleh dengan jalan menetaskan telur tetas (telur yang dibuahi dan fertil) hasil dari
perkawinan secara alam atau IB. Bentuk pelaksanaan penetasan dapat dilakukan secara alami (dierami
oleh ayam, entok atau angsa, dll) atau secara buatan (mesin tetas). Ada bentuk penetasan buatan tapi
dilakukan secara tradisional yaitu dengan mengubur telur-telur itik pada gabah yang telah
dipanaskan / dijemur (Bali).
Kingdom : Animal
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Anseriformes
Family : Anatidae
Genus : Anser
Species : Anser anser
Dari beberapa catatan diketahui bahwa angsa adalah species unggas yang pertama dijinakkan
dan berasal dari species angsa liar yang disebut Graylag (Anser anser) dan angsa liar China (Anser
cygnoides). Kedua jenis species angsa tersebut sampai sekarang lebih banyak dijumpai dan sangat
luas penyebarannya. Bangsa angsa di Asia dan Afrika umumnya merupakan keturunan Anser
cygnoides sedang bangsa angsa di Eropa diturunkan oleh Anser anser.
Secara alamiah angsa-angsa mengerami telur-telurnya walaupun sudah didomestikasi maka
sifat mengeram (Mother ability) masih ada kecuali bangsa Touluuse. Angsa merupakan unggas yang
paling cerdas dengan daya ingat yang kuat. Dalam keadaan liar monogamous dan setelah
didomestikasi berangsur-angsur Polygamous.
Pemeliharaan angsa pada umumnya bertujuan untuk produksi daging dan juga sebagai
“Weeder” (pembersih rumput-rumputan yang tidak berguna) diperkebunan buah atau kapas.
- Bangsa-bangsa Angsa.
Berbeda dengan ayam atau itik, maka penggolongan angsa didasarkan pada ukuran badan dan
tujuan pemeliharaan karena pada umumnya tujuan pemeliharaan adalah produksi daging. Di luar
negeri terdapat beberapa bangsa, sedangkan di Indonesia hanya terdapat satu bangsa yaitu Bangsa
Chinese. Adapun Tipe dan Bangsa angsa adalah :
Selanjutnya hanya beberapa saja yang terasa penting untuk dijelaskan secara lebih luas.
- Bangsa Toulouse.
Merupakan bangsa angsa yang terbesar atau paling berat. Pada umur 12 bulan ternak jantan dapat
mencapai 11 Kg sedangkan betina mencapai 9 Kg. Pada umur 10 – 13 minggu dipasarkan dengan
Berat 5 – 6 Kg sebagai “Green geese”. Bulu jantan dan betina sama yaitu berwarna abu-abu gelap,
bagian punggung (back) berangsur-angsur menjadi terang, berakhir dengan warna putih pada bagian
dada dan perut. Pertumbuhan badan cepat dan produksi telur 20 – 30 butir/thn.
- Bangsa Embden
Ukuran tubuh lebih kecil daripada Toulouse dimana berat jantan dewasa 9 Kg, sedangkan betina 8
Kg. Pada umur 9 – 12 minggu dipasarkan dengan berat 4 – 5 Kg. Warna bulu jantan dan betina putih
sehingga sebagai ternak potong sangat disukai.
- Bangsa African
Merupakan turunan dari angsa liar Anser cygnoides. Berat badan hampir sama dengan Embden,
dimana jantan dewasa mencapai 8 – 9 Kg sedangkan betina dewasa 7,5 – 8 Kg. Dipasarkan pada umur
10 – 12 minggu dengan berat 4 – 4,5 Kg. Warna bulu abu-abu dengan bayangan kecoklatan, leher
bergelambir. Pada pangkal paruh yang hitam terdapat tonjolan “knob” hingga tampak lebih gagah dan
penampilan agak tegak.
- Bangsa Chinese
Angsa ini paling kecil (ringan) dan merupakan keturunan angsa liar Anser cygnoides seperti angsa
African. Angsa Chinese masak dini, bertelur lebih cepat, pemeliharaannya mudah dan daya tetas lebih
baik dari angsa yang lain. Dipasarkan sebagai “Green geese umur 10–12 minggu dengan berat 4–4,5
Kg Seperti bangsa African, bangsa Chinese juga memiliki “knob” yang berwarna oranye seperti
warna paruhnya. Warna bulu putih bersih, tetapi adapula yang berwarna kecoklatan dengan paruh
kehitaman. Kemampuan produksi telur cukup baik 40 – 60 butir/thn. Terdapat 2 varietas yaitu putih
dan coklat.
Di Indonesia merupakan satu-satunya bangsa angsa yang ada, namun untuk produksi daging belum
umum dan kebanyakan hanya sebagai binatang hiasan atau diambil bulu.
a. PEMELIHARAAN
Telur angsa yang baik ditetaskan dengan berat 140 – 200 gram. Penetasan dapat secara alamiah
maupun buatan. Penetasan alamiah dilakukan dengan pengeraman induknya maupun induk unggas
lain, sedangkan penetasan buatan dilakukan dengan campur tangan manusia berupa mesin penetasan.
Masa pengeraman untuk jenis ringan berkisar 28 – 30 hari, sedangkan jenis berat 34 – 35 hari. Anak
Kingdom : Animal
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Anseriformes
Family : Anatidae
Genus : Cairina
Species : Cairina Muschata
Diduga entog berasal dari Amerika sebagai unggas Air yang banyak hidup secara terrestrial (di
darat). Badan besar sampai 5 – 5,5 Kg untuk entog jantan dan 2,5 – 3 Kg untuk entog betina.
Perbedaan berat badan ini bias dijadikan patokan untuk membedakan entog jantan dan betina.
Pertumbuhan badan entog juga sangat cepat, dimana pada umur 3 bulan bisa mencapai 4 – 4,5 Kg.
Entog memiliki gerak lamban dan posisi datar, suara mendesis, sayap besar dapat dipakai terbang
serta tidak memiliki sex feather pada ekor jantan.
Ciri-ciri khusus antara lain : Bulu umumnya putih – biru, putih, kebiruan, totol hitam dan pada
kepala terdapat Karankula warna merah hitam. Peternakan Entog masih belum banyak dilakukan
karena produksi telur rendah dan daging belum banyak menarik minat konsumen. Namun ternak
berguna untuk penetasan telur secara alamiah. Anak entog setelah menetas biasanya ikut induk atau
dipiara pada Box dan setelah umur 1 bulan dipiara secara free range.
Secara umum manejemen pemeliharaan dan pemberantasan penyakit hampir sama dengan
manajemen pada itik atau ayam.
a. Analisis Keuntungan Beternak Itik
1. jika usaha ini dimulai dengan 500 ekor itik siap telur
2. asumsi harga itik siap telur 39 ribu/ ekor
3. umur itik sekitar 5 bulan
4. tanah yang digunakan adalah 200 m2 (milik sendiri)
5. pemeliharaan dilakukan selama 10 bulan
6. harga telur konsumsi 1100/butir
7. harga pakan racikan sendiri 2400/kg
8. tingkat kematian 2%
9. produktivitas rata- rata 70%
10.masa pakai kandang 5 tahun
11.penggunaan pakan yang baik per 100 ekor,16kg
12.gaji pegawai untuk 1 orang adalah 600 rb
13.harga itik afkir adalah 31 ribu/ekor
maka dengan asumsi diatas maka kita dapat memperhitungkan besarnya modal, biaya, serta
keuntungan yang dikeluarkan maupun yang diperoleh dalam waktu 10 bulan, dengan rincian sebagai
berikut:
A. INVESTASI
Untuk point ini investasi adalah kandang dan ternak, dan karena kita ketahui bersama bahwa kandang
yang digunakan adalah kandang dengan keadaan tidak permanen maka daya tahannya hanya untuk 5
6. TERNAK PUYUH
a. Pengertian Burung Puyuh
Burung Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki
pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya
disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakkan di Amerika Serikat,
tahun 1987. Dan dikembangkan ke penjuru dunia, sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan
diternakkan semenjak akhir tahun 1979 kini mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada
di Indonesia ( Nugroho dan Mayun, 1986).
Perbedaan susunan protein dan lemak telur burung puyuh dibandingkan dengan telur unggas lain
tertera pada tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan susunan protein dan lemak dari berbagai telur unggas
Jenis Unggas Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) Abu (%)
Ayam ras 12,7 11,3 0,9 1,0
Ayam buras 13,4 10,3 0,9 1,0
Itik 13,3 14,5 0.7 1,1
Angsa 13,9 13,3 1,5 1,1
Merpati 13,8 12,0 0,8 0,9
Kalkun 13,1 11,8 1,7 0,8
Burung Puyuh 13,1 11,1 1,6 1,1
Sumber : NRC, (1984)
Rasyaf (1985) menyatakan bahwa ransum yang diberikan pada ternak harus disesuaikan
dengan umur dan kebutuhan ternak. Hal ini bertujuan untuk mengefisienkan penggunaan ransum.
Kebutuhan ransum burung puyuh tertera pada tabel 3.
Tabel 3. Jumlah ransum diberikan per hari menurut umur burung puyuh