Anda di halaman 1dari 34

DAFTAR ISI

PRODUK BUDIDAYA TERNAK UNGGAS PETELUR DAN PENGEMASANNYA......................1

A. DASAR BUDIDAYA TERNAK................................................................................................1

B. KEGUNAAN TERNAK............................................................................................................2

C. KARAKTERISTIK PETERNAKAN........................................................................................3

D. MACAM-MACAM TERNAK UNGGAS.................................................................................4

1. TERNAK AYAM (Gallus domesticus).................................................................................4

2. TERNAK ITIK (Anas plathyryncos)...................................................................................13

3. TERNAK  ANGSA ( Anser anser ).....................................................................................23

4. TERNAK  ENTOG (Cairina Muschata)..............................................................................25

5. TERNAK TIKTOK (Mule duck).........................................................................................26

6. TERNAK PUYUH..............................................................................................................28

SITI DYAH NINGSIH


PRODUK BUDIDAYA TERNAK UNGGAS PETELUR DAN
PENGEMASANNYA

A. DASAR BUDIDAYA TERNAK

Pada Undang-Undang Pokok kehewanan, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967, tentang


Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan, pada Bab I Pasal 1, dikemukakan
beberapa Istilah diantaranya :

1. Ternak adalah Hewan piara yang kehidupannya yakni mengenai tempat, perkembang biakan
serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia dan dipelihara khusus sebagai penghasil bahan-
bahan dan jasa-jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia.

2. Peternak adalah orang atau badan hukum dan atau buruh peternakan yang mata pencaharian
nya sebagian atau seluruhnya bersumber kepada peternakan.

3. Peternakan adalah pengusahaan/pembudidayaan/pemeliharaan ternak dengan segala fasilitas


penunjang bagi kehidupan ternak.

4. Peternakan murni adalah cara peternakan dimana perkembangbiakan ternak-ternaknya


dilakukan dengan jalan pemacekan antara ternak/hewan yang termasuk dalam satu rumpun.

5. Perusahaan peternakan adalah usaha peternakan yang dilakukan pada tempat tertentu serta
perkembang biakannya dan manfaatnya diatur dan diawasi oleh peternak-peternak.

6. Kelas Ternak adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa-bangsa ternak yang dibentuk dan
dikembangkan mula-mula disuatu daerah tertentu.

7. Bangsa Ternak (Breed) adalah Suatu kelompok dari ternak yang memiliki persamaan dalam
bentuk morphologis, sifat-sifat fisiologis ddan bentuk anatomis yang karakteristik untuk tiap-tiap
bangsa dan sifat-sifat persamaan ini dapat diturunkan pada generasi selanjutnya.

SITI DYAH NINGSIH


Arti dari istilah tersebut dikemukakan terlebih dahulu untuk menghindarkan salah pengertian
sekaligus untuk membedakan pengertian “TERNAK” dengan “HEWAN” yang sering salah dalam
penggunaan sehari-hari. Tidak semua hewan tergolong ternak dan dengan sendirinya tidak semua
hewan dapat diusahakan sebagai ternak. Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat baik yang
dipelihara maupun yang hidup secara liar. Jadi bisa dikatakan bahwa hewan adalah ternak dalam arti
luas.

Ada Istilah Animal Husbandry dan Animal Breeding. Dalam Bahasa Indonesia keduanya memiliki
arti yang sama yaitu “ BETERNAK”, namun sebenarnya ada perbedaan makna diantara keduanya :

1. Animal Husbandry adalah Beternak dalam arti luas meliputi komponen memelihara, merawat,
mengatur kehidupan, mengatur perkawinan, mengatur kelahiran, penjagaan kesehatan serta
mengambil manfaatnya.

2. Animal Breeding adalah Beternak dalam arti sempit yang hanya menitikberatkan pada usaha
mengatur perkembangbiakan seperti mengatur perkawinan, pemilihan bibit, menjaga kemandulan
dan kebuntingan serta kelahiran.

3. Cross Breeding adalah Perkawinan antara hewan/ternak yang berbeda bangsanya (Breed)
dimana masing-masing adalah bangsa murni.

4. Grading Up adalah suatu sistem breeding dimana pejantan murni (biasanya didatangkan dari
tempat lain) dikawinkan dengan betina lokal. Sesudah itu keturunannya yang betina dikawinkan
pula dengan pejantan murni itu. Hasil-hasil anakan yang jantan terus disingkirkan sampai pada
titik tingkat genetik tertentu, sehingga hasil akhir akan diperoleh betina dan pejantan Unggul.
Nama yang umum dimasyarakat kalau masih dalam taraf grading up adalah Peranakan.

5. Close Breeding / Inbreeding adalah Sistem perkawinan antar individu yang masih erat
hubungan kekeluargaannya.

6. Line Breeding adalah In Breeding yang diarahkan pada suatu sifat Individu yang disukai.

7. Line-crossing adalah persilangan antara lines baik dalam bangsa yang sama ataupun antar
bangsa yang berbeda.

SITI DYAH NINGSIH


B. KEGUNAAN TERNAK 

Ternak-ternak yang ada sekarang bermula dari hewan-hewan yang liar. Karena adanya
kepentingan manusia terhadap hewan-hewan liar tersebut, maka manusia melakukan penjinakan
(domestikasi) agar menjadi hewan piara (ternak) yang berguna dan bermanfaat bagi manusia. Adapun
manfaat atau kegunaan dari usaha ternak yaitu :

- Sebagai Sumber Gizi.

Produksi ternak seperti telur, daging dan susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi
karena banyak mengandung protein, mudah dicerna dan lezat. Bahkan air susu merupakan komponen
penyempurna dari pemenuhan 4 sehat 5 sempurna.

- Sebagai Sumber Tenaga

Keberadaan ternak besar dan kecil dimanfaatkan untuk sumber tenaga menarik alat-alat pertanian
dan alat transportasi. Keberadaan sumber tenaga ternak sebagai pembajak sawah masih dipertahankan
karena topografi tanah pertanian yang berbukit-bukit sehingga sangat sulit penerapan mekanisasi
pertanian modern.

- Sebagai Sumber Pupuk

Hasil samping kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang bagi tanaman

- Sebagai Sumber Penghasilan.

Dengan memelihara ternak maka dapat merupakan sumber untuk memperoleh uang.

SITI DYAH NINGSIH


- Sebagai Sumber Bahan Industri.

Hasil utama dan samping dari ternak dapat digunakan untuk bahan baku industri. Telur, daging
dan susu dapat digunakan dalam berbagai industri makanan. Kulit, Bulu, tulang dan  lainnya dapat
digunakan untuk industri kerajinan.

- Sebagai Sumber Lapangan Kerja.

Dengan semakin berkembangnya usaha peternakan maka akan membutuhkan tenaga kerja yang
lebih banyak. Industri peternakan adalah industri biologis sehingga campur tangan manusia mutlak
diperlukan.

- Sebagai Sumber Penelitian Ilmu.

Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maka ternak merupakan sarana penelitian yang efektif
bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

- Sebagai Sumber Pariwisata.

Dari segi sosial, maka ternak merupakan daya tarik wisata tersendiri, khususnya terkait dengan
hobi atau kesenangan (Funcy).

- Sebagai Sumber Status Sosial.

Kepemilikan Ternak dapat meningkatkan status sosial bagi seseorang atau sekelompok orang
khususnya kepemilikan ternak-ternak pilihan.

- Sebagai Sumber Sosial Budaya.

Di Indonesia masih sangat banyak dibutuhkan ternak-ternak sebagai kelengkapan dalam sesaji,
kepercayaan yang berkaitan dengan tatacara atau adat daerah.

SITI DYAH NINGSIH


C. KARAKTERISTIK PETERNAKAN

1. Karakteristik Ternak adalah Usaha / Industri yang dikendalikan oleh manusia dimana
mencakup 4 komponen yaitu : Manusia sebagai subyek, Ternak sebagai obyek, lahan/tanah
sebagai basis ekologi dan teknologi sebagai alat untuk mencapai tujuan.

2. Karakteristik Usaha dinamis, dimana usaha peternakan harus dikaji dengan analisis dinamis
dengan referensi waktu dan penuh dengan ketidakpastian.

3. Karakteristik Produk peternakan adalah karakteristik hasil utama maupun sampingan usaha
peternakan. Yaitu Fragile (mudah pecah secara fisik), Perishable (mudah rusak secara kimiawi dan
biologi), Quality variation ( Tingkat Variasi yang tinggi dalam kualitas produk) serta Bulky ( Nilai
ekonomis hasil samping berlawanan dengan hasil utama).

4. Karakteristik Produksi Peternakan adalah faktor-faktor produksi usaha peternakan yang


jumlahnya relatif banyak serta dominansi pengaruh lingkungan yang besar.

5. Karakateristik sistim Usaha Peternakan terdiri dari Sistem Intensif (Modal dan teknologi
tinggi/banyak dengan tenaga kerja rendah/sedikit) serta sistem Ektensif (Modal dan teknologi
rendah/sedikit dengan tenaga kerja tinggi/banyak). Jadi yang Intensif respon supply rendah
sedangkan ektensif respon suplly tinggi.

6. Karakteristik tipe ternak berdasarkan penggunaan pakan yaitu Ternak Non Ruminansia
(Berperut tunggal) dan Ternak Ruminansia (Berperut ganda).

Karakteristik Peternakan di Indonesia terdiri dari :

- Peternakan Tradisional dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi rendah,


Tenaga kerja Keluarga dan profit rendah (sebagai tabungan).
- Peternakan Backyard dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi mulai tinggi,
Tenaga kerja Keluarga dan profit sedang. Diwakili peternak ayam ras dan sapi perah

SITI DYAH NINGSIH


- Peternakan Modern dengan ciri-ciri Jumlah ternak banyak, Input teknologi tinggi, Tenaga
kerja spesifik bidang peternakan dan profit tinggi.

D. MACAM-MACAM TERNAK UNGGAS


1. TERNAK AYAM (Gallus domesticus)

Phylum      : Chordata (Binatang bertulang


belakang)
Class         : Aves (Burung).
Order         : Galliformes (Burung dengan bulu
pengait)
Family       : Phasianidae (Burung berparuh dan
berjalan ditanah)
Dalam sistematika binatang (sistematika
Genus       : Gallus (Ayam Hutan).
zoology) ternak ayam dapat disusun sbb.
Species     : Gallus domesticus (Ayam hutan
Kingdom    : Animal  (Binatang)
yang dijinakkan)

Kalau ditilik dari asal usul ayam-ayam yang ada sekarang diduga berasal dari ayam-ayam liar
(Wild-fowl) atau ayam hutan dari Gallus species. Adapun  gallus species yang memungkinkan adanya
ternak ayam sekarang ini ada 4, yaitu :
- Gallus gallus
Dikenal dengan Gallus bankiva, gallus ferrugenius, Red Jungle Fowl.
Tempat hidup disekitar hutan india, Burma, Siam (Muangthai), Chocin China (Indo China), Filipina,
Malaysia dan Sumatra Barat.
Ciri-ciri : Bulu Utama pada ekor 14 helai, Jengger satu, pial dua, Badan relatif kecil dibanding
dengan ayam sekarang, Jantan Bulu pada bagian leher, sayap dan punggung berwarna merah,
sedangkan bagian dada dan badan bawah berwarna hitam. Pada Betina bulu berwarna coklat bergaris
hitam, Telur kecil berkulit merah kekuningan.
- Gallus lafayetti
Dikenal dengan Ceylonese Jungle Fowl. Tempat hidup disekitar Pulau Ceylon (Srilangka)
Ciri-ciri : Mirip Gallus gallus, hanya Bulu Jantan Bulu pada bagian leher, sayap dan punggung
berwarna merah, sedangkan bagian dada dan badan bawah berwarna Oranye. Pada bagian tengah
jengger warna kuning dikelilingi merah, Kulit telur berbintik-bintik.
- Gallus sonneratti
Dikenal dengan Grey Jungle Fowl. Tempat hidup disekitar hutan india bagian barat daya dari
Bombay sampai Madras.

SITI DYAH NINGSIH


Ciri-ciri : Mirip Gallus gallus, hanya pada bulu ada aspek warna abu-abu. Kulit telur kadang-
kadang berbintik-bintik.
- Gallus varius
Dikenal dengan Green Jungle Fowl / Japan Jungle Fowl. Tempat hidup disekitar hutan Jawa
Timur, Bali, Lombok,Nusa Tenggara sampai flores.
Ciri-ciri : Bulu Utama pada ekor 16 helai, Jengger satu licin, pial satu terletak antara rahang,
Badan relatif kecil dibanding dengan ayam sekarang, Jantan Bulu pada bagian leher pendek dan bulat,
berwarna hitam dilapisi warna kehijauan pada permukaan atas.

Menurut Teori asal usul terbentuknya bangsa-bangsa ayam sekarang dikenal 2 teori yaitu :
- Teori Monopyletic
Dikemukakan oleh Charles Darwin (1868), dimana dikemukakan bahwa yang menurunkan
bangsa-bangsa ayam sekarang adalah jenis (species) gallus gallus. Alasan :
1. Gallus gallus mudah dikawinkan secara bebas dengan bangsa ayam yang ada sekarang,
sedangkan ketiga jenis yang lain sulit dilakukan.
2. Filia Pertama (F-1) antara Gallus gallus dengan bangsa ayam yang ada sekarang biasanya
bersifat subur, sedangkan ketiga jenis yang lain bersifat mandul.
3. Pada ayam-ayam seperti Brown Leghorn dan Black Breasted, Red Games dalam beberapa hal
terutama warna bulu mirip dengan gallus gallus.
4. Dari beberapa percobaan perkawinan pada ayam-ayam jinak sewaktu-waktu terdapat
keturunan seperti Gallus gallus (Reversion)
- Teori Polypyletic
Teori ini mengemukakan adanya 2 kemingkinan mengenai terbentuknya bangsa-bangsa ayam
sekarang.
Pertama : Kemungkinan dibentuk oleh lebih dari satu jenis yang ada dan
Kedua    : Kemungkinan dibentuk oleh jenis yang ada sekarang dengan jenis lain.
Alasan : – Bangsa – bangsa yang terbentuk di kelas Mediteranean mungkin diturunkan oleh sekurang-
kurangnya 2 jenis dari 4 jenis yang ada, sedang bangsa yang ada di kelas Asia kemungkinan
diturunkan dari nenek moyang jenis ayam yang telah punah.
a. Bangsa dan Kelas Ayam
Bangsa ayam adalah suatu kelompok ayam yang memiliki persamaan dalam bentuk
morphologis, sifat physiologis dan bentuk anatomis yang karakteristik untuk tiap-tiap bangsa dan
sifat-sifat persamaan ini dapat diturunkan pada generasi berikutnya.
Kelas ayam adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa ayam yang dibentuk dan dikembangkan
mula-mula didaerah tertentu yang karakteristik tiap-tiap bangsa dan sifat-sifatnya dapat diturunkan
pada generasi berikutnya. Sifat-sifat khas yang terdapat dalam bangsa ayam dan kelas ayam telah
disahkan oleh The Standart American of Perfection. Ada 4 kelas yang memiliki arti ekonomi yaitu :

SITI DYAH NINGSIH


1.    Kelas Amerika (American Class)
Bangsa bangsa ayam kelas Amerika biasanya berbadan besar dengan sifat-sifat umum seperti : warna
kulit kuning, Cakar (Shank) tidak berbulu, daun telinga berwarna merah, Umumnya warna kulit telur
coklat (kecuali Lamonas berwarna putih kulit telurnya)
Contoh Bangsa-bangsa Kelas Amerika :
- Plymouth Rock
Badan agak besar panjang dan tipe dwiguna, Jengger tunggal bergerigi dan pial 2 helai, warna
jengger, pial dan muka merah, Paruh putih kehitaman dan kaki keputihan, kulit telur putih kotor, telur
umumnya kecil serta sulit menetas.
Terdapat beberapa varietas : – Barret Plymouth Rock, White Plymouth Rock, Colombian Plymouth
Rock, Blue Plymouth Rock, Silver penciled Plymouth Rock dan Partridge Plymouth Rock,
- Rhode Island
Tubuh hampir sama dengan Plymouth Rock, terdapat beberapa varietas antara lain Rhode Island
Red dan Rhode Island White.
- Wyandottes
Tubuh bulat dan cepat tumbuh bulu, punggung pendek dan melekuk agak dalam, terdapat
beberapa vaietas seperti : White Wyandottes, Buff Wyandottes, Black Wyandottes, Colombian
Wyandottes, Partridge Wyandottes, Silver Penciled Wyandottes, Silver Laced Wyandottes (sangat
menarik)
- New Hampshire
Jengger tunggal seperti Rhode Island, pada jantan warna brillian deep chest nut, pada betina
warna medium chest nut.
- Lamonas, Yersey White Giants, Yavas, Chantecler dan lain-lain

2.    Kelas Mediteranean (Mediteranean Class)


Bangsa dari Kelas Mediteranean umumnya memiliki  badan yang relatif kecil, umumnya kulit
berwarna putih (kecuali leghorn dan anconas berkulit kuning), daun telinga warna putih/perak, cakar
tidak berbulu, jengger dan pial relatif besar (jantan/betina), temperamen nervous, jarang mengeram
serta umumnya petelur yang baik.
Contoh Bangsa-bangsa dari Kelas Mediteranean :
- Leghorn
Paruh, kulit, cakar dan jari berwarna
kuning, terdapat varietas jengger tunggal
(single comb) dan jengger Rose (Rose Comb),
terdapat varietas warna : Buff, Black, Red,
White, Silvers, colombian, Black Tailed Red,
White Dark Brown, Light.

SITI DYAH NINGSIH


- Anconas
Menyerupai Leghorn dan mempunyai bulu hitam dan beberapa bulu bercak-bercak putih.
- Minorca
Berbulu panjang, berjengger lebar dan pial lebar, Merupakan terbesar dikelas
Mediteranean, terdapat varietas : Black, White, Jengger tunggal dan Rose.
- Blue Andalusian
Seperti Plymouth Rock, tidak baik untuk petelur, Warna bulu Hitam:biru:putih dengan perbandingan
1:2:1.
- White faces black Spanish, Buttercup dan lain-lain.

3.    Kelas Inggris (English class)


Mempunyai sifat-sifat umum : warna kulit umumnya putih (kecuali Cornish berwarna
kuning), daun telinga merah, cakar tidak berbulu, kulit telur coklat (kecuali Dorking &
Redcap berwarna putih).
Contoh Bangsa-bangsa dari kelas Inggris :
- Orpington
Tubuh besar panjang dalam dan bulat, bulu penuh pada dada dan punggung, terdapat
varietas : Buff, Blue, Black, White.
- Dorking
Tubuh panjang dalam lebar dan agak rendah, terdapat varietas : White, colored, silver-
grey.
- Australops
Berasal dari Black Orpington, bulu hitam, paruh dan shank kehitaman-kuning, muka
jengger pial merah cerah.

- Sussex
Tubuh panjang lebar dalam dan bahu lebar dari depan kebagian belakang. Terdapat
varietas : light, red, spekled.
- Redcap
Besar badan sedang dan jengger rose.
- Cornish
Tipe pedaging dengan bulu kompak, breas (daerah dada) sangat dalam dan lebar, terdapat
varietas : dark, white, white laced red
.
4.    Kelas Asia (Asiatic class)
Bangsa-bangsa dari kelas asia memiliki tubuh yang besar dengan ditutupi bulu yang tebal
sampai kekaki (shank).

SITI DYAH NINGSIH


1. Brahma. Terdapat beberapa varietas : Buff dan Light.
2. Cochin. Terdapat varietas : Buff, Black, White dan Partidge.
3. Langshan. Terdapat varietas : Black dan White.

b. Strain.
Strain adalah merek dagang atau hasil seleksi dalam breeding untuk tujuan tertentu.
Tujuannya pada umumnya cenderung untuk komersial atau nilai ekonomi tinggi (high
producers).
Pada peredaran sekarang telah jarang ditemui bangsa-bangsa ayam seperti leghorn,
australops, rhode island red dan sebagainya. Yang umum dipelihara atau diternakkan adalah
strain-strain ayam yang merupakan bibit unggul hasil breeding farm baik pada ayam ras
maupun ayam negeri dalam bentuk Final Stock (FS).

Contoh beberapa Strain Ayam yang pernah beredar di Indonesia :


1. Kimber chick asal Kimber farm di Fremont California USA. Jenis Kimber Chick K 137
Petelur putih (FS), Kimber K 163 (Putih kotor Final Stock), Kimbrown (Coklat merah FS Betina,
Putih kotor FS Jantan), Kimcross K 44 ayam pedaging (broiler) putih.
2. Babcock Asal USA. Babcock B 300 dan B 300 F petelur putih (FS). Babcock B 380, coklat
merah (FS betina), putih kotor (FS Jantan).
3. Hy-line. Hy-line W 36 petelur putih (FS), Hy-line 717, coklat merah (FS), Hy-line brown,
coklat (FS Betina), putih coklat (FS Jantan).
4. Super Harco Hitam merah (FS betina) Lurik (FS Jantan).
5. Jagerveld chick asal negeri Belanda. Jagersveld white leghorn (putih), Rosella coklat merah
(FS Betina), putih coklat (FS Jantan), Jagersveld Broiler putih kotor.
6. Dekalb. Asal massasuhhet USA. Dekalb warren sex link, coklat merah (FS Betina), putih
coklat (FS Jantan).Dekalb amber link putih coklat (FS Betina), Dekalb XL Link putih (FS).
7. Indian River ayam pedaging (broiler) putih.
8. Cobb. Asal Massasushet USA. Cobb 100 pedaging putih kotor.
9. Hubbard. Hubbard Leghorn putih (FS), Hubbard golden comet, coklat merah (FS Betina),
Hubbard broiler putih kotor.
10. Lohman, Multibreeder, Bromo, CP (charoend phokphand).,Platinum. dan masih banyak lagi
yang belum tertulis.

c. Klasifikasi Ayam
Pada ayam dikenal adanya 2 cara dalam klasifikasi yaitu :
- Klasifikasi Standart

SITI DYAH NINGSIH


Klasifikasi yang didasarkan pada tempat / kedudukan ayam. Istilah yang lazim dipakai
adalah pembagian berdasarkan Kelas, Bangsa, Varietas dan Strain.
- Klasifikasi Ekonomi
Klasifikasi yang didasarkan penggunaan atau tujuan pemeliharaan ayam dan menurut
sifat produksi utamanya. Istilah yang lazim dipakai adalah Tipe Ayam.

Pada saat ini tipe ayam dapat digolongkan menjadi 4 macam yaitu :
- Tipe Petelur (Egg type)
Tipe ini sangat efisien merubah pakan
menjadi telur. Misal Leghorn, Hy-Line,
Minorca, Babcock W 300, Platinum dll)

- Tipe Pedaging (Meat type)

Tipe ini sangat efisien merubah pakan


menjadi daging. Misal Brahma, cochin, Indian
River, CP, MF, Hubbard dll)

- Tipe Dwiguna / Dual Purpose


Tipe ini sangat efisien merubah pakan menjadi daging dan telur. Misal Plymouth rock, Rhode
Island, Australops, Lohman dll.
- Tipe  Kesenangan (Fancy type)
Ayam-ayam untuk kesenangan/perhiasan karena dipelihara bukan untuk penghasil telur atau
daging. Misal. Bantam, Yokohama, Kapas, Kate, Cemani, Bekisar dll.

d. Kandang Ayam
Kandang adalah Bangunan yang dibuat untuk tempat ternak ayam berlindung dari pengaruh
luar dan tempat tinggal dalam memberikan produksi, tumbuh dan berkembang biak dan aktivitas
lainnya. Kandang bagi ayam Ras / Negeri/ Unggul memiliki arti yang sangat penting dalam rangka
mencapai tujuan pemeliharaan yang optimal.

e. Sistem Kandang.
Ditinjau dari bangunan kandang dan cara pemeliharaan, maka dikenal 4 sistem kandang yaitu:
- Sistem Alas (Litter system)

SITI DYAH NINGSIH


Suatu kandang yang lantai menempel pada tanah, dimana alas kandang diberi Litter seperti sekam
padi, Jerami padi yang dicacah, Serbuk gergaji, Tongkol jagung yang dicacah, postal dll. Kandang ini
biasanya untuk pemeliharaan Intensif.
- Sistem Sangkar / Kurungan (Cage system)
Suatu kandang yang lantai tidak menempel pada tanah tetapi berbentuk sangkar atau kurungan.
Modifikasi dari jenis ini adalah Kandang Battery. Kandang ini digunakan untuk pemeliharaan intensif
bahkan kandang sering dibuat bertingkat.
- Sistem Umbaran (Raenge system)
Suatu kandang yang memiliki tempat halaman / umbaran. Pemeliharaan sistem ini biasanya semi
intensif, dimana kadang-kadang dikandangkan dan kadang-kadang diumbar.
- Sistem Kombinasi (Combination System)
Suatu kandang hasil penggabungan dari sistem kandang yang ada. Bisa dari 2 atau 3 sistem,
bahkan bisa memformulasikan ke dalam bentuk modifikasi. Prinsip dasar penggunaan sistem
kombinasi adalah untuk mengurangi kelemahan-kelemahan dari sistem yang lain.

f. Membangun Kandang
Untuk membangun sebuah kandang harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengetahui syaratnya yaitu Lokasi, Sistem serta Bentuk dan Konstruksinya.
2. Mengetahui bentuk dan konstruksi bagian bawah, tengah dan atas.
3. Bagian Bawah bisa litter, batery, panggung. Bagian tengah : Ventilasi, cahaya, angin.
Sedangkan bagian atas adalah atap.
4. Tipe Atap ada beberapa macam yaitu Monitor, semi monitor, gable, shade, zig-zaq dll.
5. Kelembaban 50 – 60 %  suhu ideal dalam kandang 21-26 oC serta cahaya 14 – 17 jam/hari.
6. Tidak perlu secara mutlak memperhatikan arah kandang dengan arah datangnya sinar
matahari, akan tetapi jangan menentang datangnya angin. Ventilasi dibuat sebanyak mungkin.
7. Kepadatan kandang disesuaikan dengan umur ternak ayam dimana secara prinsip ayam bisa
bergerak bebas tetapi tidak terlalu leluasa untuk berlari. Kepadatan kandang disesuaikan dengan
karakteristik dan tipe ayam. Patokan awal 40 ekor/m 2dan akhir 5 – 7 ekorm2 baik untuk pedaging
maupun petelur.
8.  Perlengkapan kandang harus terpenuhi untuk kegiatan manejemen pemeliharaan ayam
seperti Brooder, Drinking through, Feeding through, dropping pit (kotoran), alat tangkap, alat
suntuk dll.

g. Makanan

SITI DYAH NINGSIH


Ternak ayam tergolong Non Ruminansia, dimana lambungnya adalah lambung tunggal
dengan alat pencernaan pendek/sederhana sehingga makanan harus sedikit serat kasar. Fungsi
makanan adalah : Maintenance (Hidup Pokok), Produksi dan Reproduksi.

h. Bentuk Ransum
Ransum adalah sejumlah makanan yang siap diberikan kepada ayam untuk kebutuhan 24 jam.
Ransum tersusun dari Bahan-bahan pakan. Ransum bisa berbentuk halus, kasar dan modifikasi dari 2
bentuk menjadi bentuk pellet dan crumble.

i. Jenis Makanan. 
Jenis makanan pada dasarnya merupakan bahan-bahan penyusun ransum dan ransum jadi.
Jenisnya antara lain Konsentrat (30 – 40 % Protein), Makanan fase Starter (20-22% Protein), Grower
(18-20% Protein) , Layer/Finisher (16-18 % Protein).

j. Syarat Menyusun Ransum


1. Memenuhi semua zat makanan yang dibutuhkan.
2. Mengandung protein sesuai dengan umur.
3. Kandungan lemak < 8 %, SK < 6 %, Metabolesme energi 2800 Kg Cal/Kg pakan).
4. Mengandung mineral dan vitamin yang cukup.

k. Beberapa Istilah yang terkait dengan ternak ayam :


1. DOC (Day Old Chick), anak ayam umur 1 hari.
2. Chick = Anak ayam umur 7- 30 hari.
3. Pullet = Ayam Petelur Umur 1 – 5/6 Bulan.
4. Yearling = Ayam petelur umur kurang dari 1 tahun.
5. Laying Hen = Ayam Petelur umur lebih dari 1 tahun.
6. Cockerel = Ayam pejantan dewasa kelamin sampai umur 1 tahun.
7. Cock = Ayam Pejantan umur lebih dari 1 tahun.
8. Henny = Ayam jantan yang bulunya menyerupai ayam betina.
9. Hen specs = Kacamata untuk ayam.
10. Hatchery = Usaha khusus untuk penetasan.
11. Hatcher = Mesin Tetas.
12. Rearing = Kegiatan Pembesaran ayam jantan atau betina.
13. Broiler = Ayam yang dibudidayakan untuk produksi daging umur sampai 8 minggu.
14. Roaster = Ayam pedaging yang dipelihara lebih dari 2 bulan.
15. Capon = Ayam jantan yang testesnya diambil.

SITI DYAH NINGSIH


16. Barred = Warna bulu blirik.
17. Brailling = Suatu teknik untuk mencegah ayam tidak terbang.
18. Brooding = Memberi pemanasan atau mengerami.
19. Broody/broodines = sifat mengerami telur.
20. Cage = sangkar/kandang baterei, sedangkan cake = Bungkil.
21. Cage layer fatigue = kelumpuhan akibat kurang gerakdalam sangkar/kandang baterei.
22. Debeaking = Kegiatan potong paruh untuk mengurangi kanibalisme.
23. Dewattling  = Pemotongan pial (wattle) pada unggas muda.
24. Dubbing = Pemotongan jengger (comb) agar tidak mengganggu waktu makan.
25. Giblet = Viscera unggas yang masih dapat dimakan (hati, Jantung dan Gizzard).

l. Manfaat Memelihara Ayam Petelur

Secara garis besar, tujuan utama dari bisnis telur ayam adalah telurnya. Namun, selain telur,
anda dapat memanfaatkan kotoran ayam sebagai pupuk kandang, maupun sebagai media pakan bagi
ikan seperti ikan lele. Bulu - bulunya bisa digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya kelut atau
alat kebersihan. Tak hanya itu, kotoran ayam kini bisa digunakan untuk bahan pembuatan biogas.
Dengan berbagai manfaat pemeliharaan ayam petelur ini, sudah sangat pas kiranya jika anda
menjalankan peluang usaha ternak ayam petelur.

m. Kisah Sukses Bisnis telur ayam


Telur ayam telah menjadi salah satu makanan favorit masyarakat. Tak heran jika kebutuhan
akan telur ayam semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kebutuhan ini tentu menjadi salah satu sebab
mengapa bisnis ini sangat potensial serta menguntungkan. Peluang ini ternyata mampu dimanfaatkan
oleh Melati Fajarwati, pebisnis muda dari Pontianak yang berhasil mendapatkan kesuksesan dari
bisnis telur ayam ini.
Dalam sehari, Melati dapat menghasilkan keuntungan bersih tak kurang Rp. 10 juta perhari.
Omzet pertahun yang berhasil ia raih adalah Rp. 4,3 Milyar. Angka yang sangat fantastis. Telur yang
ia hasilkan setiap harinya mencapai 4 ribu butir dengan harga perbutir Rp. 2.500. 
Kesuksesan yang diraihnya tentu tidak didapatkan dengan mudah, butuh ketekunan dan
keuletan agar usaha yang dijalankannya bisa berhasil. Dan semua itu adalah berasal dari perencanaan
bisnis yang baik sehingga dapat menjalankan bisnis dengan baik dengan tata kelola yang tepat dapat
menghasilkan hasil yang maksimal.

n. Analisa Peluang Usaha Bisnis Ternak Ayam Petelur

SITI DYAH NINGSIH


1. Kebutuhan modal awal sekitar Rp.15.000.000.,- / 100 ekor ayam (untuk bibit ayam, pakan,
kandang,)
2. Pembuatan kandang Rp.8.000.000,- (bisa ditekan dengan memanfaatkan kayu-kayu bekas
bongkaran bangunan)
3. Ayam siap telur (pullet)  Rp.52.000,- x 100 ekor = Rp. 5.200.000,- (harga per-awal 2013)
4. Pakan Konsentrat 3 Kg x Rp.5.000,-     = Rp. 15.000,-
5. Pakan Beras Jagung 6 Kg x Rp.2.500,- = Rp. 15.000,-
6. Pakan Bekatul 2 Kg x Rp.1.000             = Rp.   2.000,-
7. Tiga jenis pakan di atas dicampur menjadi 11 Kg = Rp.32.000,-
8. 1 ekor per hari butuh 110gr pakan, 110gr x 100 ekor = 11.000 gr atau 11 Kg, jadi per hari 100
ekor ayam butuh 11 Kg Pakan (Rp.32.000,-)
9. Total biaya pakan hingga produksi (betelor) adalah sekitar Rp.1.000.000,-
10. Hasil telur untuk 100 ekor, rata-rata adalah 6 Kg per hari
11. Harga telur Rp.12.000,-/Kg x 6 Kg/hari = Rp. 72.000,-/hari
12. Keuntungan bersih per hari (harga telur per hari dikurangi biaya pakan per hari) Rp.72.000 - 
Rp.32.000 =Rp.40.000,-/hari
13. Keuntungan perbulan  Rp.40.000,- x 30 hari = Rp.1.200.000,-
14. Masa produksi 3 tahun (sejak pertama kali bertelor)
15. Kotoran ayam dijual per kantong = Rp.10.000,-
16. Ayam afkir (sudah tidak bertelor) dijual jadi ayam pedaging = Rp.35.000,-/ekor

2. TERNAK ITIK (Anas plathyryncos)


Itik (Anas plathyryncos) yang juga dikenal dengan nama Duck atau Bebek adalah tergolong
Unggas Air dengan sistimatika Zoology sebagai berikut :
Kingdom       :  Animal
Phylum         :  Chordata
Class            :  Aves
Order            :  Anseriformes
Family          :  Anatidae
Genus          :  Anas
Species        :  Anas plathyryncos

SITI DYAH NINGSIH


Unggas air yang sefamily dengan itik adalah Genus Cairina dengan species Cairina muschata
(Entog). Penjelasan tentang asal usul itik terpisah dengan entog karena keduanya tidak sama. Ternak
itik yang banyak dikenal sekarang (itik domestik) merupakan itik-itik hasil budidaya (jinak) atau Anas
domesticus. Itik ini merupakan keturunan dari Itik-itik liar species Anas plathyryncos yang dikenal
dengan nama Wild Mallard. Itik-itik liar tersebut di Indonesia sering disebut dengan nama Belibis
atau Wliwis.
Pada keadaan liar itik-itik tersebut mengalami penyebaran yang luas diantaranya dapat ditemui di
Amerika Utara, Kanada dan Benua Eropa. Pada saat pergantian musim, maka itik-itik melakukan
migrasi dari Eropa Utara ke Eropa Selatan sampai ke Afrika Utara. Selanjutnya itik-itik ini terdapat
didaratan Amerika Selatan, Inggris, Malaysia, Tiongkok, Filipina dan Indonesia.
Itik-itik liar (Mallard) hidup berpasangan (monogamous) dan secara naluri masih mununjukkan
sifat-sifat mengeram untuk menetaskan telur-telurnya. Pada itik jantan liar (Mallard drake) memiliki
bulu warna yang indah dibanding dengan itik betina liar (Mallard female). Interaksi keduanya akan
berkumpul pada saat musim kawin.
Alasan yang menguatkan bahwa itik-itik sekarang merupakan keturunan dari Mallard /Wild Mallard
yaitu :
1. Itik-itk domestik memiliki tanda-tanda karakteristik pada yang jantan yakni berupa bulu ekor
yang mencuat ke atas (Sex Feather) seperti yang dimiliki oleh Mallard drake.
2.  Dibanding dengan itik-itik liar yang lain, maka Mallard lebih mudah dijinakkan.
Dengan adanya proses domestikasi (penjinakkan) terhadap itik-itik liar dan adanya perubahan alamiah
yang secara bertahap, maka terjadilah ternak itik sekarang dengan perubahan bentuk badan, hilangnya
sifat mengeram dan perubahan monogamous menjadi Poligamous (Satu jantan untuk banyak betina).
a. Tanda-Tanda Itik.
–    Kepala   
Kepala tampak kecil dibandingkan dengan besar badan.
Di Kepala terdapat Paruh (Beak) besar lurus dan pipih, mendatar, ujungnya terdapat bagian keras
(tip).
Pada rongga paruh (beak cavity) terdapat lembaran-lembaran bertanduk (herny lamella) yang berguna
menyaring makanan.
–    Bulu  
Bulu bermacam-macam, menempel erat, keadaanya selalu berminyak yang berasal dari kelenjar
minyak (pree gland) yang terletak pada pangkal ekor.
–    Kaki 
 Kaki secara keseluruhan pendek. Pergelangan kaki (shank) tidak berbulu, sisik tidak jelas, berjari 4
yang dilengkapi dengan selaput (foot web) berfungsi membantu pergerakan di air
–    Lapisan Lemak   
Lapisan lemak sub cutan di bawah kulit untuk isolator dari kedinginan

SITI DYAH NINGSIH


–    Daging
Daging itik tergolong daging gelap (dark meat) dengan persentase karkas yang lebih rendah
dibandingkan dengan persentase karkas ayam
–    Tulang Dada   Bentuk tulang dada lurus seperti sampan
–    Suara  Suara tidak keras dan satu irama, kecuali pada yang itik jantan kadang-kadang bersuara
keras dan kaku.

b. Type dan Bangsa Ternak itik.


Pada ternak itik dikenal 3 tipe yang pengelompokkannya berdasarkan tujuan utama pemeliharaan
yaitu :
- Tipe Petelur (Egg type)
Ternak itik yang termasuk tipe petelur, pada umumnya sangat produktif dalam menghasilkan
telur. Tubuhnya kecil dibanding dengan tipe pedaging, secara keseluruhan bentuk tubuhnya seperti
botol, dimana bagian kepala kecil dan bagian tulang ekor besar.
- Tipe Pedaging (Meat type)
Bangsa ini sangat efisien menghasilkan daging, pertumbuhannya cepat dan struktur daging baik.
- Tipe Ornamental (ornament type).
Itik tipe ini dipelihara bukan karena produksi telur atau produksi daging yang tinggi, akan tetapi
karena adanya daya tarik tersendiri yang menyebabkan orang senang atau menyukai sebagai hiasan

Contoh Tipe Petelur : 


- Indian Runner (Indische loopeend)
Banyak penulis yang menyatakan bahwa itik itik berasal dari Asia Tenggara atau India. Bangsa
ini penyebarannya luas, misalnya Malaysia, Filipina, Indochina dan Indonesia. Itik ini tahan berjalan
jauh untuk digembalakan (loop = berjalan, eend = itik)
Tanda-tanda :
–    Badan : Tegak berdiri, BB jantan 4-4,5 lbs dan Betina 3,5 – 4 Lbs.
–    Kepala : Ramping, mata bersinar, paruh panjang hitam.
–    Leher : Panjang, halus, lurus dan silender.
–    Sayap : Erat melekat dengan posisi agak tinggi.
–    Bulu : Kebanyakan berwarna merah tua/coklat, namun ada yang totol-totol.
–    Kaki : Shank pendek dengan posisi agak kebelakang.
–    Telur : Hijau kebiruan (250 – 300 butir per tahun).
- Campbell
Campbell merupakan tipe petelur dan juga tipe pedaging. Itik ini diciptakan oleh Mrs Adale
Campbell di Inggris dengan melakukan persilangan antara itik liar (Mallard) dengan Indian Runner.
Namun diperkirakan juga ada darah Rouen. Ada beberapa varietas yakni Khaki Campbell, Dark

SITI DYAH NINGSIH


Campbell dan White Campbell.  Tanda-tanda :
–    Badan : agak bulat, kompak, postur tubuh tidak setegak Indian Runner, BB jantan 5,5 Lbs dan
Betina 5 Lbs.
–    Kepala : Ramping dan mata bersinar. Warna paruh sesuai dengan varietasnya. Pada Khaki
campbell paruh hijau gelap dan ujung hitam. Dark Campbell jantan paruh hijau gelap ujung hitam
sedangkan yang betina paruh kecoklatan ujung hitam. White Campbell paruh oranye ujunung
keputihan.
–    Leher : Ramping, meruncing arah kepala dan sedikit lengkung.
–    Sayap : Berkembang dengan baik, posisi agak tinggi.
–    Bulu : Kompak, melekat erat pada tubuh.
Khaki Campbell = badan dan sayap warna drill polisi, leher, kepala dan dada kehijauan.
Dark Campbell = Badan coklat muda dan bagian bawah ekor hitam, kepala, leher hijau tua pada yang 
jantan sedangkan yang betina warna agak muda.
–    Kaki : Umumnya berwarna jingga sampai kuning.
–    Telur : Hijau kebiruan (280 – 300 butir per tahun).
- Bangsa Buff (Buff Orpington)
Merupakan salah satu varietas dari bangsa orpington, berasal dari Inggris, merupakan tipe petelur
dan pedaging. Diduga keturunan dari persilangan itik Aylesbury, Indian Runner, Cayuga dan Rouen.
Tanda-tanda :
–    Badan : Cukup besar, BB Jantan 7 – 8 Lbs, Betina 6 – 7 Lbs.
–    Bulu : jantan atau betina hampir sama berwarna deep red atau buff seperti warna kerbau.
–    Paruh : jantan kuning dan betina oranye.

Contoh Tipe Pedaging (Meat Type)


- Aylesbury
Pertama kali dikembangkan di Aylesbury Inggris. Merupakan tipe pedaging dengan daging
berwarna putih (White Meat). Adapun tanda-tandanya :
Badan  :  Besar dan padat, Bagian badan bawah hampir menyentuh tanah, posisi badan mendatar. BB
jantan 8 – 9 Lbs  (4,5 Kg) dan Betina 7 – 8 Lbs (4 Kg).
Kepala : Agak besar dibandingkan dengan itik lain, sehingga seperti angsa berkaki pendek. Paruh
seperti warna daging.
Bulu : Jantan dan Betina sama putih mengkilat (Pearly white)  Kaki : warna oranye.
- Cayuga
Asal itik ini tidak diketahui secara pasti, namun banyak dipelihara di Cayuga New York USA.
Termasuk tipe pedaging dengan produksi telur 150 – 200 butir / tahun. Adapun tanda-tandanya :
Badan : Posisi tubuh tegak, BB jantan 7 – 8 Lbs dan BB Betina 6-7 Lbs.
Bulu : Jantan dan betina berwarna hitam, kadang-kadang kehijau-hijauan. Warna bulu ini memberi

SITI DYAH NINGSIH


kesan pada warna karkas sehingga kurang cerah.
Paruh : Warna Hitam.
Peking
Berasal dari Tiongkok (Tient Sien) yang dibesarkan di Inggris dan Amerika pada Tahun 1873.
Merupakan ternak potong yang sangat populer dan digemari. Adapun tanda-tandanya :
Kepala : Agak besar dengan mahkota (Crown) pipi cembung
Badan : Kompak, bulat, busung, BB Jantan 8-9 Lbs dan BB Betina 7-8 Lbs.
Bulu     : Jantan dan betina warna putih, kadang-kadang berjambul.
Kaki     : kekuning-kuningan sampai oranye
Telur    : Warna putih kotor, produksi 110 – 130 butir/tahun.
- Rouen
Mula-mula diternak di Rouen – Inggris pada Tahun 1800 dan masuk ke Amerika pada tahun
1850. Sebagai tipe pedaging yang sangat disukai karena jinak. Adapun tanda-tandanya:
Kepala : Bersih, tampan, paruh panjang, warna kuning kehijauan.
Badan  : Besar, kompak, massive, dalam, gerak lamban, posisi badan hampir datar dan bagian bawah
seperti bergelambir. BB Jantan 8-9 Lbs dan BB Betina 7-8 Lbs.
Bulu     : Jantan hijau kebiru-biruan dan ada pula yang abu-abu dengan cincin putih dileher sedangkan
warna betina coklat tua.
Kaki     : berwarna merah bata (tera cota)
Telur    : kulit hijau kebiruan dan kadang-kadang ada yang putih, Produksi 80-100 butir/tahun.

Contoh Tipe Ornamental  (Ornament Type)


1. Crested
2. Blue Swedish
3. Calls
4. Mandarin
5. East Indian
Itik – itik ini tidak banyak diuraikan karena untuk kepentingan ekonomi tidak menonjol.
- Itik Indonesia
Itik-itik Indonesia yang dikenal sekarang dapat digolongkan sebagai anggota Bangsa Itik Indian
Runner yang berasal dari Asia Tenggara atau India. Kalau dipelajari benar-benar, maka itik-itik
Indonesia kiranya dapat dianggap sebagai varietas dari Itik Indian Runner. Hal ini karena perbedaan
dengan itik Indian Runner hanya terbatas pada warna bulu, warna paruh dan kaki. Jadi Itik-itik 
Indonesia merupakan itik tipe petelur.
Sebagai contoh itik-itik Indonesia yang telah banyak berkembang antara lain :
1. Itik Alabio (Anas plathyryncos 2. Itik Tegal (Anas javanica)
borneo) 3. Itik Mojosari (Anas spc)

SITI DYAH NINGSIH


4. Itik Bali (Anas spc).
- Itik Alabio (Anas plthyryncos borneo)
Itik Alabio telah lama dikembangkan di Amuntai Kalimantan Selatan dan sebagai pusat
pengembangan berada di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Itik-itik ini mempunyai perbedaan dengan
itik-itik Indonesia lainnya terutama pada warna bulu, warna paruh, kaki dan kemampuan produksi.
Keadaan itik alabio pertama kali dilaporkan oleh Drh. Selamet (1927) dan selanjutnya pada tahun
1970 oleh Drh. Saleh Puspo diberi nama Alabio, yang disesuaikan dengan nama salah satu kota di
daerah Hulu Sungai Utara. Tanda – tanda :
Tubuh  : Seperti Indian Runner, langsing, leher panjang kecil dan bulat. Secara keseluruhan seperti
botol. Posisi tegak membentuk sudut 45 derajat.
BB       : Jantan mencapai 1,75 Kg dan Betina mencapai 1,6 Kg
Warna : Betina banyak warna kuning keabu-abuan dengan totol coklat, ujung sayap, ekor, dada dan
leher serta kepala agak hitam. Pada jantan warna bulu abu-abu kehitaman dengan garis leher putih
didepan dada. Pada ekor terdapat bulu yang mencuat (Sex feather).
Paruh  : Jantan dan betina warna kuning – jingga dengan totol warna gelap.
Telur    : Bertelur mulai umur kurang lebih 5,5 – 6 bulan, produksi 200 – 220 butir / tahun. Warna
Kulit telur hijau muda.
- Itik Tegal (Anas javanica)
Itik ini berasal dari daerah Tegal, pesisir pantai utara Jawa Tengah. Secara umum karakteristiknya
seperti itik Indian Runner. Dengan tanda-tanda sbb.
Tubuh  : Seperti Indian Runner, langsing, leher panjang kecil dan bulat. Secara keseluruhan seperti
botol. Posisi tegak membentuk sudut 45 derajat.
BB       : Jantan mencapai 1,5 Kg dan Betina mencapai 1,4 Kg
Paruh  : Jantan dan betina warna jingga dengan totol warna gelap.
Telur    : Bertelur mulai umur kurang lebih 5,5 – 6 bulan, produksi 200 – 240 butir / tahun. Warna
Kulit telur hijau muda.
Warna : Warna bulu ada bermacam-macam. Sesuai dengan nama setempat, maka dikenal nama
lemahan, branjangan, jarakan, blorong, putihan, jalen dan jambul.
Lemahan : Warna seperti tanah, coklat muda sampai abu-abu, kadang-kadang coklat dengan batasan
tidak jelas.
Branjangan : Warna kecoklatan atau totol coklat dengan batas yang jelas.
Jarakan : Warna bulu belang, totol hitam atau coklat jelas.
Blorong : warna bulu coklat tua atau coklat hitam atau coklat jelas.
Putihan : Warna bulu putih bersih, dengan paruh dan kaki kuning-jingga.
Jalen : Warna bulu putih bersih dengan warna kaki dan paruh hitam kehijauan.
Jambul : Warna bulu seperti branjangan namun pada kepala terdapat bulu yang mebentuk jambul.

SITI DYAH NINGSIH


Dari beberapa variasi warna tersebut, maka warna-warna yang banyak ditemui adalah warna
Branjangan
- Itik Mojosari (Anas spc)
Itik ini banyak ditemui di Mojosari Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Secara umum memiliki
ciri-ciri seperti pada Indian Runner. Namun tanda-tanda secara khusus dapat dijelaskan sbb.
Tubuh  : Seperti Indian Runner, langsing, tinggi, leher panjang kecil dan bulat. Secara keseluruhan
seperti botol. Posisi tegak membentuk sudut 45 derajat.
BB       : BB mencapai 1,4 – 1,5 Kg
Paruh  : Jantan dan betina warna jingga dengan totol warna gelap.
Telur    : Bertelur mulai umur kurang lebih 5,5 – 6 bulan, produksi 200 – 250 butir / tahun. Warna
Kulit telur kehijauan.
Warna : Warna bulu coklat merah dihiasi dengan warna hitam. Warna jantan umumnya lebih gelap
dari betina.
- Itik Bali (Anas spc)
Itik Bali belum jelas asal-usulnya dan diperkirakan semula berasal dari Pulau Lombok hingga
sering disebut juga Itik Lombok. Keadaan tubuh mirip dengan itik tegal hanya pada leher tampak
lebih pendek. Warna bulu sangat bervariasi, ada yang berwarna putih bersih, coklat merah dengan
campuran hitam dengan bintik-bintik putih dan ada pula yang berjambul. Khusus untuk itik bali warna
kulit telur putih dan BB dapat mencapai 1,5 Kg.

c. Pemeliharaan
Pada ternak itik terdapat fase-fase pemeliharaan, yaitu :

1.Tipe Petelur 2.Tipe Pedaging


 Starter (fase 1) : Umur  0 –  3    Starter (fase 1) : Umur  0 –  2  Minggu
Minggu  Grower I (fase 2) : Umur  2 – 4 
 Grower I (fase 2) : Umur  3 – 10 Minggu
Minggu  Finisher (fase Akhir) : Umur  5–7
 Grower II : Umur 10 – 20 Minggu Minggu.
 Layer (fase Produksi) : Umur > 20  Pemeliharaan itik pedaging umumnya
Minggu. hanya sampai 7-8 minggu

Di Indonesia dikenal sistem pemeliharaan itik sbb.


1. Sistem Tradisional : pemeliharaan berdasarkan turun temurun yang biasa dilaksanakan
disuatu daerah tertentu yang biasanya dilakukan dengan penggembalaan ternak.

SITI DYAH NINGSIH


2.  Sistem Semi Intensif : Disamping itik digembalakan, maka juga dikandangkan. Dengan
demikian pakan selain diperoleh dari penggembalaan juga diberikan pakan pada saat di kandang.
3. Sistem Intensif : Itik dikandangkan secara terus menerus.

d. Kandang
Pada pemeliharaan itik, kandang ditentukan oleh sistem pemeliharaan yang dipakai. Pada sistem
tradisional kandang tidak diutamakan, bahkan kandang permanen tidak tersedia. Untuk menampung
itik-itik yang telah selesai digembalakan, maka cukup dengan cara membatasi bambu yang dapat
digulung dan dipasang kembali ditempat lain tergantung lokasi penggembalaan. Pada pemeliharaan
dengan Lanting, kandang berada diatas kapal kecil/perahu merupakan sistem tradisional yang banyak
terdapat di Hulu sungai utara Kalimantan selatan untuk itik alabio.
Pada sistem Semi Intensif, kandang permanen yang dibuat hanya digunakan untuk berteduh pada
saat tidak digembalakan. Pada pemeliharaan secara Intensif terdapat  3 sistem, yaitu :
1).   Sistem Litter, pada dasar kandang terdapat litter (sekam, jerami, serbuk gergaji dll).
2).   Sistem Sangkar / kurungan, dengan dasar dari kawat (wire floor).
3).   Sistem Umbaran, dimana selain kandang juga ada tempat umbaran/halaman.
Pada pemeliharaan itik baik pedaging atau petelur dapat dilakukan dengan Pola All In All
Out (Sekali masuk dan sampai diafkir/panen/dikeluarkan) serta dengan Pola berpindah, yaitu pada
periode awal (starter) dengan kandang sistem sangkar atau sistem litter, dan selanjutnya dengan
sistem umbaran. Menurut Wiharto, 2004 bahwa untuk umur pemeliharaan 4 minggu ke atas sebaiknya
dengan sistem litter. Adapun kebutuhan luas kandang harus didasarkan pada umur ternak, sbb.
 Umur 0 – 4 minggu                       : Luas Lantai  4 m2/100 ekor.
 Umur 4 – 8 minggu                       : Luas Lantai  9 m2/100 ekor
 Umur 8 – 16 minggu : Luas Lantai  12 m2/100 ekor
Penyediaan kolam sangat penting artinya khususnya pada itik yang dipelihara untuk tujuan
penghasil telur tetas, dikarenakan untuk memperlancar proses perkawinan.

e. Perlengkapan Kandang
- Tempat Pakan.
Tempat Pakan dibuat lebar agar mudah makan sesuai dengan tingkah laku diwaktu makan.
- Tempat Minum.
Tempat minum harus selalu tersedia karena itik setiap makan selalu diselingi dengan minum.

f. Makanan
Bentuk makanan itik ada 3 macam yaitu mash (halus), crumble (kasar) dan pellet (cetakan).
Pemberian makanan pada sistem pemeliharaan intensif bisa dilakukan secara kering (dry mash

SITI DYAH NINGSIH


feeding) atau secara basah (wet mash feeding). Namun akhir-akhir telah banyak dilakukan pemberian
makanan dalam bentuk pellet.  Kebutuhan Gizi protein untuk itik adalah fase starter  18%, Grower 16
% dan Layer 15-16 %. Itik merupakan ternak unggas yang konsumsi ransumnya cukup banyak yaitu
130 Gr (bulan pertama), 150 gr (bulan kedua / ketiga) dan selanjutnya rata-rata 155 – 170 gr (Data
diambil dari jenis itik Tegal). Sedangkan pada itik yang digembalakan sulit untuk menentukan jumlah
konsumsi pakan.

g. Bibit Itik
Bibit itik diperoleh dengan jalan menetaskan telur tetas (telur yang dibuahi dan fertil) hasil dari
perkawinan secara alam atau IB. Bentuk pelaksanaan penetasan dapat dilakukan secara alami (dierami
oleh ayam, entok atau angsa, dll) atau secara buatan (mesin tetas). Ada bentuk penetasan buatan tapi
dilakukan secara tradisional yaitu dengan mengubur telur-telur itik pada gabah yang telah
dipanaskan / dijemur (Bali).

h. Beberapa Istilah yang terkait dengan ternak Itik (Unggas)


1. DOD (Day old Duck) = Itik yang berumur 1 hari.
2. Duckling = Sebutan untuk Anak itik
3. Duck = Sebutan untuk itik secara umum.
4. Drake = Itik Jantan Dewasa
5. Drakelet / drakeling = itik jantan muda.
6. Anatipestifer Infection = Penyakit yang menyerang ternak itik, menyerupai Cholera.
Penyebabnya adalah bakteri Pasteurella anapestifer. Penyakit ini disebut juga NDD (New Duck
Disease).
7. Gadwall = Itik liar (Anas strepera)
8. Autosexing = Memisahkan anak unggas jantan dari yang betina dengan melihat sifat yang
nampak dari luar misalnya warna bulunya.
9. Bantam = Varietas yang kerdil dari Unggas (Kate).  Barred = Blirik.
10. Dark meat = Daging pada kaki dan paha unggas
11. Debeaking = potong paruh ayam untuk mencegah kanibalisme. Pada kalkun disebut  de-
snooding.
12. Decapitate = pemenggalan leher (memisahkan kepala dari badan).
13. Deutectomy = penghilangan yolk sac (kantung kuning telur) dari anak ayam yang baru
menetas
14. Developer = Fase pemeliharaan ayam petelur yaitu mulai umur 12 minggu (3 bulan) sampai
menjelang bertelur (pullet)

SITI DYAH NINGSIH


15. Egg tooth = ujung paruh pada embrio unggas yang digunakan untuk memecah dinding telur
pada saat menetas.
16. Egg Yield = Jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor ayam atau unggas lain
17. Galliformes = Nama ordo unggas yang hidup terestial (di daratan) seperti ayam, kalkun,
puyuh dll.
18. Getaway = suatu model kandang unggas bertingkat yang memungkinkan unggas dapat
berpindah dari lantai satu ke lantai yang lainnya.
19. Gillygaloo = Burung atau bangsa kelas aves yang menurut mitos bentuk telurnya  kubus.
20. Wet plucking = pencabutan bulu unggas yang telah disembelih dengan cara basah
21. Nest = sarang pada unggas.
22. Non Ruminant = Hewan yang tidak memiliki rument yang fungsional = monogastric (perut
tunggal) misal kuda babi ayam anjing dan kuda.
23. Perch = Tempat bertengger unggas dalam kandang
24. Preen gland = kelenjar minyak yang terletak didekat ekor pada berbagai jenis unggas dan
burung yang berfungsi untuk meminyaki bulu sehingga kedap air.
25. Amino acid = Asam amino, suatu senyawa organic yang mengandung C, H, O dan N. Tiap
asam amino mengandung satu atau lebih gugus amine (NH2) dan sedikitnya satu gugus karboksil
(COOH). Disamping itu ada pula asam amino yang mengandung Sulphur misalnya Cystine dn
Methionine. Didalam pola tertentu, asam-asam amino membentuk suatu molekul protein. Dalam
bentuk asama amino inilah protein asal makanan diserap ke dalam aliran darah. Terdapat 2
golongan asam amino, yaitu yang essensial (indispensable) dan yang non-essensial (dispensable).
Terdapat 10 AA essensial yaitu : Lysine, Methionine, Tryptophan, Leucine, Isoleucine,
Phenilalanine, Threonine, Histidine, Valine dan Arginine. Untuk bangsa burung (termasuk unggas)
masih harus ditambah 2 AA lagi yang dianggap essensial, yaitu Glycine atau Serine (karena 2 AA
ini konvertable) dan Proline sehingga jumlahnya menjadi 12. Diantara yang essensial itu, maka
Lysine, Methyonine dan Trypthophan adalah 3 AA yang harus diperhatikan dalam menyusun
ransom unggas dan babi, sebab pada umumnya jumlah atau tersedianya terbatas pada bahan
makanan. Pada ternak ruminansia beberapa AA dapat dibentuk di dalam tubuh sehingga tidak
mutlak harus tersedia di dalam ransumnya.
26. Konsentrat = Bahan makanan ternak yang memiliki “digestibility” kecernaan tinggi karena
kadar serat kasarnya yang rendah yaitu dibawah 20 % dengan TDN lebih dari 60%. Yang
termasuk ke dalam golongan ini adalah biji-bijian dan hasil ikutannya, serta produk asal hewan.
Konsentrat protein dicampurkan dengan bahan lain sebelum disajikan.
27. Corn (jagung) / Zea mays = Bahan yang sangat penting sebagai komponen penyusun
ransom ternak. Lebih disukai jagung kuning (yellow corn) karena banyak mengandung
“Carotene”. Jagung mengandung PK 8,8 %, (11 Kadar air), Energi Metabolis 3400 kkal/Kg,
Lysine dan Methione masing-masing sebesar 0,24 dan 0,20 %.

SITI DYAH NINGSIH


28. Fleshing = penilaian perlekatan daging pada tulang. Misalnya pada ayam penilaian di
didasarkan keadaan daging dada (breast), paha (thigh) dan kaki (drumstick).

3. TERNAK  ANGSA ( Anser anser )


Dalam systematic Zoology angsa dapat disusun sebagai berikut

Kingdom :  Animal
Phylum :  Chordata
Class   :  Aves
Order   :  Anseriformes
Family :  Anatidae
Genus :  Anser
Species :  Anser anser
Dari beberapa catatan diketahui bahwa angsa adalah species unggas yang pertama dijinakkan
dan berasal dari species angsa liar yang disebut Graylag (Anser anser) dan angsa liar China (Anser
cygnoides). Kedua jenis species angsa tersebut sampai sekarang lebih banyak dijumpai dan sangat
luas penyebarannya. Bangsa angsa di Asia dan Afrika umumnya merupakan keturunan Anser
cygnoides sedang bangsa angsa di Eropa diturunkan oleh Anser anser.
Secara alamiah angsa-angsa mengerami telur-telurnya walaupun sudah didomestikasi maka
sifat mengeram (Mother ability) masih ada kecuali bangsa Touluuse. Angsa merupakan unggas yang
paling cerdas dengan daya ingat yang kuat. Dalam keadaan liar monogamous dan setelah
didomestikasi berangsur-angsur Polygamous.
Pemeliharaan angsa pada umumnya bertujuan untuk produksi daging dan juga sebagai
“Weeder” (pembersih rumput-rumputan yang tidak berguna) diperkebunan buah atau kapas.
- Bangsa-bangsa Angsa.
Berbeda dengan ayam atau itik, maka penggolongan angsa didasarkan pada ukuran badan dan
tujuan pemeliharaan karena pada umumnya tujuan pemeliharaan adalah produksi daging. Di luar 
negeri terdapat beberapa bangsa, sedangkan di Indonesia hanya terdapat satu bangsa yaitu Bangsa
Chinese. Adapun Tipe dan Bangsa angsa adalah :

SITI DYAH NINGSIH


1. Tipe Berat  – Bangsa African, Embden, Toulouse.
2. Tipe Sedang – Bangsa American Buff, Brecon Buff, Pilgria, Pemeranian.
3. Tipe Kecil – Bangsa Chinese, Roman.
4. Tipe Ornament – Bangsa Canada, Egyptian dan Sebastopol.

Selanjutnya hanya beberapa saja yang terasa penting untuk dijelaskan secara lebih luas.
- Bangsa Toulouse.
Merupakan bangsa angsa yang terbesar atau paling berat. Pada umur 12 bulan ternak jantan dapat
mencapai 11 Kg sedangkan betina mencapai 9 Kg. Pada umur 10 – 13 minggu dipasarkan dengan
Berat  5 – 6 Kg sebagai “Green geese”. Bulu jantan dan betina sama yaitu berwarna abu-abu gelap,
bagian punggung (back) berangsur-angsur menjadi terang, berakhir dengan warna putih pada bagian
dada dan perut. Pertumbuhan badan cepat dan produksi telur 20 – 30 butir/thn.
- Bangsa Embden
Ukuran tubuh lebih kecil daripada Toulouse dimana berat jantan dewasa 9 Kg, sedangkan betina 8
Kg. Pada umur 9 – 12 minggu dipasarkan dengan berat 4 – 5 Kg. Warna bulu jantan dan betina putih
sehingga sebagai ternak potong sangat disukai.
- Bangsa African
Merupakan turunan dari angsa liar Anser cygnoides. Berat badan hampir sama dengan Embden,
dimana jantan dewasa mencapai 8 – 9 Kg sedangkan betina dewasa 7,5 – 8 Kg. Dipasarkan pada umur
10 – 12 minggu dengan berat 4 – 4,5 Kg. Warna bulu abu-abu dengan bayangan kecoklatan, leher
bergelambir. Pada pangkal paruh yang hitam terdapat tonjolan “knob” hingga tampak lebih gagah dan
penampilan agak tegak.
- Bangsa Chinese
Angsa ini paling kecil (ringan) dan merupakan keturunan angsa liar Anser cygnoides seperti angsa 
African. Angsa Chinese masak dini, bertelur lebih cepat, pemeliharaannya mudah dan daya tetas lebih
baik dari angsa yang lain. Dipasarkan sebagai “Green geese umur 10–12 minggu dengan berat 4–4,5
Kg Seperti bangsa African, bangsa Chinese juga memiliki “knob” yang berwarna oranye seperti
warna paruhnya. Warna bulu putih bersih, tetapi adapula yang berwarna kecoklatan dengan paruh
kehitaman. Kemampuan produksi telur cukup baik 40 – 60 butir/thn. Terdapat 2 varietas yaitu putih
dan coklat.
Di Indonesia merupakan satu-satunya bangsa angsa yang ada, namun untuk produksi daging belum
umum dan kebanyakan hanya sebagai binatang hiasan atau diambil bulu.
a. PEMELIHARAAN
Telur angsa yang baik ditetaskan dengan berat 140 – 200 gram. Penetasan dapat secara alamiah
maupun buatan. Penetasan alamiah dilakukan dengan pengeraman induknya maupun induk unggas
lain, sedangkan penetasan buatan dilakukan dengan campur tangan manusia berupa mesin penetasan.
Masa pengeraman untuk jenis ringan berkisar 28 – 30 hari, sedangkan jenis berat  34 – 35 hari. Anak

SITI DYAH NINGSIH


angsa yang baru menetas masih memerlukan induk buatan (Brooder) sampai 4 minggu (kandang
khusus). Setelah umur lebih dari 1 bulan, maka anak angsa dilepas bebas (free range) dengan
memberikan peneduh sebagai kandang (shades).
b. MAKANAN
Makanan angsa harus dibuat berbeda disesuaikan dengan umur dan tujuan pemeliharaan.
Menurut NRC (National Research Council) 1994, bahwa kebutuhan ransum angsa adalah sbb.
Fase Starter  (awal)      =   PK 22 %, EM 2900 KKal/Kg
Fase Grower ( tumbuh) =  PK 15 %, EM 2900 KKal/Kg
Pembibitan (Breeding)  =   PK 15 %, EM 2900 KKal/Kg
Kebutuhan ransom angsa dewasa 250 – 300 gram/ekor/hari.
Pemasaran umur 14 – 18 minggu dan dapat dipercepat 10 minggu berupa Green geese.
c. Beberapa Istilah pada Ternak Angsa dan Kalkun
 Anser cygnoides = Nama lain untuk angsa liar yang diduga merupakan leluhur (ancestor) dari
angsa domestic yang kita kenal sekarang, khususnya bangsa angsa afrika dan china
 Branta = Nama genus dari angsa liar. Salah satu anggotanya ialah angsa liar Canada (Branta
canadaensis).
 Brecon Buff = Salah satu bangsa angsa (goose) yang termasuk tipe medium (sedang).
 Embden Geese = salah satu angsa tipe berat yang terkenal
 Gaggle = Sekelompok angsa
 Gander = Angsa jantan dewasa.
 Gosling = Anak angsa atau angsa muda.
 Weeder = Angsa sebagai pembersih tanaman misal rumput-rumputan.
 Goose = Nama umum dari angsa (geese = jamak), juga istilah angsa betina.
 Green Geese = Angsa muda dipasarkan umur 8 – 10 minggu.
 Pate de foice gras = Hati angsa yang banyak mengandung lemak karena force feeding dg
butiran.
 Davainea meleagridis = cacing pita pada kalkun.
 Turkey = kalkun (Meleagris galopavo)
 Tom = istilah untuk kalkun jantan dewasa atau untuk kucing dewasa
 Poult = anak kalkun
 Snood = jaringan seperti daging yang menutupi sebagian dahi pada kalkun.

4. TERNAK  ENTOG (Cairina Muschata)


Entog dikenal dengan nama Muskovi, itik Guinea, Barbary, Cairon, Indian, Pato atau
Muscuseend. Di Indonesia dikenal dengan nama entog/ mentog / itik manila. Entog bukan itik asli
seperti itik-itik yang lain.

SITI DYAH NINGSIH


Dalam systematic Zoology tersusun sebagai berikut

Kingdom :  Animal
Phylum :  Chordata
Class   :  Aves
Order   :  Anseriformes
Family :  Anatidae
Genus :  Cairina
Species :  Cairina Muschata

Diduga entog berasal dari Amerika  sebagai unggas Air yang banyak hidup secara terrestrial (di
darat). Badan besar sampai 5 – 5,5  Kg untuk entog jantan dan 2,5 – 3 Kg untuk entog betina.
Perbedaan berat badan ini bias dijadikan patokan untuk membedakan entog jantan dan betina.
Pertumbuhan badan entog juga sangat cepat, dimana pada umur 3 bulan bisa mencapai 4 – 4,5 Kg.
Entog memiliki gerak lamban dan posisi datar, suara mendesis, sayap besar dapat dipakai terbang
serta tidak memiliki sex feather pada ekor jantan.
Ciri-ciri khusus antara lain : Bulu umumnya putih – biru, putih, kebiruan, totol hitam dan pada
kepala terdapat Karankula warna merah hitam. Peternakan Entog masih belum banyak dilakukan
karena produksi telur rendah dan daging belum banyak menarik minat konsumen. Namun ternak
berguna untuk penetasan telur secara alamiah. Anak entog setelah menetas biasanya ikut induk atau
dipiara pada Box dan setelah umur 1 bulan dipiara secara free range.

5. TERNAK TIKTOK (Mule duck)


Ternak Tiktok (mule duck) merupakan hasil persilangan antara ternak itik Alabio dengan ternak
Entog dengan cara inseminasi buatan (IB). Alasan dipilih dua komoditas tersebut karena kedua jenis
ternak tersebut  sudah adaptasi di Indonesia serta itik alabio merupakan jenis itik yang sangat
produktif dalam menghasilkan telur dan memiliki berat yang lebih dibandingkan jenis itik yang
lainnya, sedangkan entog memiliki berat badan yang cukup sifgnifikan.
Tiktok yang dikenal masyarakat perdesaan terjadi secara spontan, dimana awal mulanya terjadi proses
kawin silang antara itik jantan yang dipelihara bersama-sama dengan entog betina. Ada beberapa
julukan untuk menyebut tiktok yaitu Branti atau togri (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Blengong
atau longong (Cirebon), Mandalung atau pandalungan (Jawa barat),
Tongki (Tangerang), Serati (Kalimantan dan Sumatera), Tokua (Kalimantan barat), Korree (Sulawesi
Selatan).  Orang Inggris menyebut hasil silang entog jantan dengan itik betina dengan istilah Mule
duck, sedangkan persilangan antara entog betina dengan itik jantan dengan istilah hinny.Saat ini
kawin silang antara entog dan itik alabio dikembangkan oleh PT Usaha Cipta Bahari yang berlokasi di

SITI DYAH NINGSIH


Desa Bedahan Kecamatan Sawangan Kota Depok Jawa Barat serta UPT & HMT Branggahan
Ngadiluwih Kediri Jawa Timur.
Proses kawin silang ini, mula-mula didatangkan telur entog dari Taiwan sebagai pejantannya
yang kemudian dikawinkan dengan itik alabio. Lama penetasan berkisar antara 31 – 32 Hari, yaitu
lebih lama 3 hari dari penetasan telur itik dan lebih singkat 3 hari dari penetasan entog yang berkisar
35 Hari.
Pada saat ini tiktok masih dirintis sebagai sumber pedaging, namun warna daging msih belum
putih bersih sehingga kurang disukai oleh masyarakat. Kelebihan daging tiktok adalah rendah lemak
(Hasil penelitian kadar lemak daging paha tiktok 1,5 % dan paha ayam ras potong sebesar 6,8 %), rasa
cukup enak, tidak amis atau anyir dan cenderung empuk. Beberapa perbandingan kandungan lemak
unggas adalah sebagai berikut : Ayam Potong (Broiler) bagian dada 1,3 % dan paha 6,8 %, Ayam
Kampung bagian dada 0,8 % dan paha 4,4 %, Itik bagian dada 0,7 % dan paha 4,4 %, Entog bagian
dada 1,4 % dan paha 2,26 %, Tiktok bagian dada 1,0 % dan paha 1,5 %.

Secara umum manejemen pemeliharaan dan pemberantasan penyakit hampir sama dengan
manajemen pada itik atau ayam.
a. Analisis Keuntungan Beternak Itik
1. jika usaha ini dimulai dengan 500 ekor itik siap telur
2. asumsi harga itik siap telur 39 ribu/ ekor
3. umur itik sekitar 5 bulan
4. tanah yang digunakan adalah 200 m2 (milik sendiri)
5. pemeliharaan dilakukan selama 10 bulan
6. harga telur konsumsi 1100/butir
7. harga pakan racikan sendiri 2400/kg
8. tingkat kematian 2%
9. produktivitas rata- rata 70%
10.masa pakai kandang 5 tahun
11.penggunaan pakan yang baik per 100 ekor,16kg
12.gaji pegawai untuk 1 orang adalah 600 rb
13.harga itik afkir adalah 31 ribu/ekor
maka dengan asumsi diatas maka kita dapat memperhitungkan besarnya modal, biaya, serta
keuntungan yang dikeluarkan maupun yang diperoleh dalam waktu 10 bulan, dengan rincian sebagai
berikut:
A. INVESTASI
Untuk point ini investasi adalah kandang dan ternak, dan karena kita ketahui bersama bahwa kandang
yang digunakan adalah kandang dengan keadaan tidak permanen maka daya tahannya hanya untuk 5

SITI DYAH NINGSIH


tahun dan biaya pembuatan kandang dengan bahan baku dari bambu dan atap dari asbes adalah
sebesar Rp 6 juta dengan kapasitas 500 ekor itik. sedangkan untuk biaya ternak adalah 39.000,- X 500
adalah 19,500.000,-
jadi total ivestasi adalah 25.500.000,-
B. BIAYA OPERASIONAL
1.biaya penyusutan kandang 6 juta : 60 bulan = 100.000,-
2.penyusutan itik 500 ekor X (Rp 39.000,- dikurangi 31.000,-)= 4.000.000,- dibagi 10 bulan adalah
400.000,-
3.biaya pakan, 5 X 16 kg X Rp.2400,- X 30 hari = 5.760.000,-
4.listrik dan air perbulan Rp. 80.000,-
5.gaji karyawan sebesar 600.000,-
total biaya operasional adalah Rp. 6.940.000,-
C. PENDAPATAN PERBULAN
dari penjualan telur itik perbulan dengan asumsi harga telur 1100 per butir dan kemampuan bertelur
rata- rata 70% maka 70% X 500 X 1100 X 30 hari adalah Rp. 11.550.000,-
penjualan itik afkir dengan toleransi kematian 2% maka 490 X 31.000,- adalah 15.190.000,- dibagi 10
bulan 1.519.000,-
adapun total pendapatan yang diperoleh dari usaha ini adalah 13.069.000,-
D. KEUNTUNGAN PER BULAN
keuntungan adalah total pendapatan perbulan dikurangi total biaya operasional
maka = 13.069.000 - 6.940.000,- = 6.129.000,-
jadi itulah sekedar analisis awal yang dapat saya berikan, paling tidak menunjukkan kepada para calon
peternak itik, bahwasanya beternak itik sangat menguntungkan asalkan standard pakan, kandang dan
pemeliharaannya terpenuhi.

6. TERNAK PUYUH
a. Pengertian Burung Puyuh
Burung Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki
pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya
disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakkan di Amerika Serikat,
tahun 1987. Dan dikembangkan ke penjuru dunia, sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan
diternakkan semenjak akhir tahun 1979 kini mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada
di Indonesia ( Nugroho dan Mayun, 1986).

b. Klasifikasi Burung Puyuh


Klasifikasi burung puyuh menurut Topan (2007) adalah sebagai berikut:
Kelas : Aves ( Bangsa Burung) Ordo  : Galiformes

SITI DYAH NINGSIH


Sub Ordo : Phasianoidae Sub Famili : Phasianinae
Famili : Phasianidae Genus : Coturnix
Spesies : Coturnix-coturnix Japonica

c. Telur Burung Puyuh


Menurut Anwar (2012) Telur burung puyuh merupakan telur yang berukuran kecil, bercorak, dan
rasanya enak. Telur puyuh sangat potensial untuk dikembangkan terlebih karena konsumsi telur
puyuh sudah mulai menyebar di seluruh kota-kota menengah dan kota besar di Pulau Jawa.
Kandungan protein dan lemak telur burung puyuh cukup baik bila dibandingkan dengan telur unggas
lainnya. Kandungan proteinnya tinggi, tetapi kadar lemaknya rendah sehingga sangat baik untuk
kesehatan.

Perbedaan susunan protein dan lemak telur burung puyuh dibandingkan dengan telur unggas lain
tertera pada tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan susunan protein dan lemak dari berbagai telur unggas
Jenis Unggas Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) Abu (%)
Ayam ras 12,7 11,3 0,9 1,0
Ayam buras 13,4 10,3 0,9 1,0
Itik 13,3 14,5 0.7 1,1
Angsa 13,9 13,3 1,5 1,1
Merpati 13,8 12,0 0,8 0,9
Kalkun 13,1 11,8 1,7 0,8
Burung Puyuh 13,1 11,1 1,6 1,1
Sumber : NRC, (1984)

d. Beternak Burung Puyuh


Menurut Listiyowati  dan Roospitasari (2007) langkah awal untuk beternak burung puyuh yang
perlu disiapkan adalah sebagai berikut :
1.      Perkandangan
Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal
atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang
pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca
mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk
kedalam kandang. Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter
(lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m 2 dapat diisi 90-100 ekor anak
puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi
40 ekor/m 2 sampai masa bertelur.

SITI DYAH NINGSIH


2.      Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan.
3.      Penyiapan Bibit
Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada tiga macam
tujuan peliharaan burung puyuh, yaitu :
a. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari karier
penyakit.
b. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
c. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan
puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.

e. Pemeliharaan Burung Puyuh


Menurut Wahyuning, dkk (1985) dalam memelihara burung puyuh yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :
1.      Sanitasi dan Tindakan Preventif
            Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungann
kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.
2.      Pengontrolan Penyakit
             Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat
terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas
peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.
3.      Pemberian Pakan
             Burung puyuh mempunyai dua fase pemeliharaan, yaitu fase pertumbuhan dan fase produksi
(bertelur). Fase pertumbuhan burung puyuh terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu fase starter (umur
0-3 minggu) dan fase grower (umur 3-5 minggu). Perbedaan fase ini beresiko pada pemberian pakan
berdasarkan perbedaan kebutuhannya. Anak burung puyuh berumur 0-3 minggu membutuhkan
protein 25% dan energi metabolis 2.900 kkal/kg. Pada umur 3-5 minggu kadar proteinnya dikurangi
menjadi 20% protein dan 2.600 kkal/kg energi metabolis. Untuk burung puyuh dewasa berumur lebih
dari 5 minggu sama dengan 3-5 minggu. Sementara kebutuhan protein untuk pembibitan (sedang
bertelur atau dewasa kelamin) sebesar 18-20% (Widodo dkk., 2013).
Kebutuhan zat-zat makanan dalam ransum burung puyuh dapat dilihat pada tabel. 
            Tabel 2. Kebutuhan zat-zat makanan dalam ransum burung puyuh (Coturnix-coturnix
japonica) untuk daerah tropis.
Zat-zat makanan Layer (umur 6 minggu keatas)
Energi Metabolisme (kkal/kg) 3000
ProteinKasar (%) 20

SITI DYAH NINGSIH


Lemak (%) 2,5
Serat Kasar(%) 4,4
Ca*(%) 3,75-3,8
P* (%) 1
Lysin (%) 1,15
Metionin(%) 0.45
            Sumber : NRC, (1984)

           
               Rasyaf (1985) menyatakan bahwa ransum yang diberikan pada ternak harus disesuaikan
dengan umur dan kebutuhan ternak. Hal ini bertujuan untuk mengefisienkan penggunaan ransum.
Kebutuhan ransum burung puyuh tertera pada tabel 3.
            Tabel 3. Jumlah ransum diberikan per hari menurut umur burung puyuh

4.      Pemberian Vaksinasi dan Obat


      Pada  umur  4-7  hari  puyuh  di  vaksinasi  dengan  dosis  separo dari dosis untuk ayam.
Vaksin  dapat  diberikan  melalui  tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral) .  Pemberian  obat
segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit  dengan  meminta  bantuan  petunjuk
dari  dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh.

f. Manfaat Burung Puyuh


          Selain bermanfaat bagi para peternak sebagai salah satu usaha peternakan . Burung Puyuh juga
memiliki manfaat sebagai berikut:
a.      Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
b.      Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
c.      Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk
tanaman.

SITI DYAH NINGSIH

Anda mungkin juga menyukai