Anda di halaman 1dari 7

HUKUM TATA NEGARA

A. Lingkup Kajian Hukum Tata Negara


Sebagai ilmu, Hukum tata negara mempunyai objek penyelidikan dan mempunyai
metode melakukan penyelidikan.1 Berikut ini adalah kajian kajian tentang ruang lingkup
atau objek dari hukum tata negara, antara lain :
1. Konstitusi sebagai hukum dasar berserta berbagai aspek mengenai
perkembangannya dalam sejarah kenegaraan yang bersangkutan, peroses
pembentukan dan perubahannnya, kekuatan mengikatnya dalam hirearki
peraturan perundang- undangan, cakupan subtansi ataupu muatan isinya
sebagai hukum dasar yang tertulis.
2. Pola-pola dasar ketatanegaraan yang dianut dan dijadikan acuan bagi
pengoganisasian institusi, pembentukan dan penyelenggaraan organisai negara
serta mekanisme kerja organisasi-organisasi negara dalam menjalankan
fungsi-fungsinya pemerintahan dan pembangunan.
3. Struktur kelembagaan negara dan mekanisme hubungan antar organ
kelembagaan negara, baik secara vertical maupun secara horizontal dan
diagonal.
4. Perinsip-perinsip kewarganegaraan dan hubungan antar negara dengan warga
negara berserta hak-hak dan kewajiban asasi manusia, bentuk-bentuk prosedur
pengambilan keputusan hukum serta mekanisme perlawanan terhadap
keputusan hakim. 2

B. Pengertian Hukum Tata Negara dan Hubungannya dengan Hukum Administrasi


Negara
Perkataan hukum tata negara berasal dari kata hukum, tata, negara. Pada
umumnya, hukum mempunyai arti sebagai peraturan-peraturan mengenai tingkah laku
orang perorang didalam masyarakat yang mempunyai sanksi yang dipaksakan.
Sedangkan tata sering disebut dengan pengaturan atau pengelolaan, dan negara adalah
sebuah organisasi tertinggi diantara stu kelompok atau beberapa kelompok masyarakat
1
Ni’matul Hudaa, Hukum Tata Negara Indonesia, ( Jakarta: Rajawai Pers, 2013).hlm.1
2
Ahmad Sukardja, Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara dalam Perspektif Fikih Siyasah, ( Jakarta,:
Sinar Grafika, 2014 ). Hlm. 35

1
yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup didalam daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat.
Dalam konsep ini negara diatur dan dikelola oleh sistem hukum yang memaksa
itu. Kemudian dalam konteks ini, tata negara berarti sistem peraturan,pentaatan, dan
penggolaan negara, yang berisi ketentuan mengenai struktur kenegaraan besubtansi
norma kenegaraan.
Hukum tata negara diberi pengertian sebagai cabang hukum yang mengatur
tentang perinsip-prinsip dan norma-norma hukum yang tertuang secara tertulis atau yang
hidup dalam kenyataan praktikkenegaraan. Berkenaan dengan konstitusi, institusi-
institusi, kekuasaan negara beserta fungsinya, mekanisme hubungan antarinstitusi, dan
prinsip hubungan antara kekuasaan negara dengan warga negara.3
Hukum belanda membedakan antara “ hukum tata negara bersifat luas “ dan ‘
hukum tata negara besifat sempit”, dan untuk membagi hukum tata negara dalam arti luas
itu atas dua golongan hukum yaitu :
1. Hukum tata negara dalam arti sempit,
2. Hukum tata usaha negara.4
Perbedaaan yang timbul , terdapat pada pengertian dan batas-batas kedua gologan
hukum itu. Kemudian timbulah beberapa pendapat, Prof. Mr. Ph. Kleintjes mengatakan,
bahwa hukum tata negara Hindia Belanda terdiri dari kaidah- kaidah hukum mengenai
tata Hindia Belanda, alat-alat perlengkapan kekuasaan negara yang harus menjalankan
tugas Hindia Belanda, dan perhubungan kekuasaan diantara alat-alat perlengkapan itu.
Sementara itu hukum tata usaha negara Hindia Belanda dirumuskan oleh kleintjes
sebagai kaidah hukum mengenai penyelenggaraan tugas masing-masing alat
perlengkapan.
Menurut Prof. mr. r. Kranenburg perbedaan antara hukum tata negara dengan
hukum administarsi negara tidaklah bersifat prinsipil ( tidak mengenai prinsip ), tetapi
melainkan hanya merupakan soal untuk keperluan pembagian tugas, untuk keperluan
pembagian tugas itu, krenenburg menghendaki pembagian sebagai berikut :

3
Ibid, hlm. 11
4
Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2013 ). Hlm. 5

2
1. Hukum tata negara meliputi hukum yang mengenai susunan ( struktur ) umum
dari negara, yaitu yang terdapat dalam undang- undang dasar atau undang-
undang organik.
2. Hukum tata usaha negara meliputi hukum yang mengatur susunan dan
wewenang khusus dari alat-alat pelengkapan badan-badan kenegaraan, seperti
hukum kepegawaian, peraturan wajib militer, peraturan tentang pendidikan
dan lain-lain. Ini semua dengan pengertian bahwa diantara bagian-bagian
hukum tata usaha negara telah terdapat spesialisasi sedemikian rupa sehingga
bagian yang bersangkutan berdiri sendiri. Contohnya hukum pajak.5

Kemudian atas dasar perbedaan jenis tugas kenegaraan yang mengakibatkan


keharusaan perbedaan jenis alat perlengkapan seperti diterangkan diatas, kita
dapat membagi hukum tata negara atas dua golongan sebagai berikut :

1. Hukum tata usaha negara ialah hukum mengenai susunan, tugas dan
wewenang, dan hubungan kekuasaan satu sama lain, hubungan dengan pribadi
pribadi hukum lainnya dari alat-alat perlengkapan ( jabatan-jabatan ) tata
usaha sebagai pelaksana segala usaha negara.
2. Hukum tata negara ialah hukum mengenai organisasi negara pada umumnya
( hubungan warga dengan negara, pemilihan umum, kepartaian, dan lain lain ),
singkatnya, segala sesuatu mengenai organisasi negara yang tidak termasuk
dalam tata usaha negara dapat dimasukkan kedalam hukum tata negara.

C. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara dan Ilmu Politik
Timbulnya istilah ilmu negara sebagai istilah teknis akibat penyelidikan sarjana
jerman bernama George Jellinak, ia dikenal sebagai bapak ilmu negara.
Ilmu negara adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki asas-asas pokok dan pengertia-
pengertian pokok tentang negara dan hukum tata negara.
Negara sebagai objek .tidak hanaya dikaji didalam ilmu negara, tetapi juga
dijadikn objek dalam kajian Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara.

5
Ibid, hlm. 10

3
Negara sebagai objeknya yang menitikberatkan kepada pengertian yang kongkit. Artinya
objek negara itu terikat pada tempat, keadaan, dan waktu tertentu.
Ilmu kenegaraan dibagi menjadi dua yaitu dalam arti sempit dan ari luas, yang
dimaksud arti sempit adalah pengetahuan tentang negara dimana titikberat masalah
dibahas di tentukan pada objeknya, sedangkan dalam arti luasnya adalah ilmu
pengetahuan mengenai objek negara, tetpi titik berat masalah yang dibahas ditetapkan
pada aspek yuridis dan negara termsuk didalamnya hukum tata negara, hukum tata usaha
negara dan hukum internasional.6
Heotink mengatakan bahwa ilmu politik adalah semacam sosiologi negara , ilmu
negara dan hukum tata negara menyelidiki kerangka yuridis dari negara, sedangkan ilmu
polotik menyelidiki bagian yang ada disekitar itu. Dengan penggambran seperti itu
Heotink ingin menunjukan betapa erat nya hubungan antara ilmu negara dan ilmu politik
karena keduanya mempunyai objek yang sama yaitu negara.
Pebedaannnya ilmu negara menggunakan metode yuridis, sedangkan politik
menggunkan metode sosiologis. Barents menggambarkan hubungan antar ilmu politik
dengan hukum tata negara dengan suatu perumpamaan bahwahukum tata negara adalah
kerangkanya, sedangkan ilmu politik merupakan daging yang ada disekitarnya.
Keputusan-keputusan politik merupkan peristiwa-peristiwa yang banyak
pengaruhnya terhadap hukum tata negara. Dalam beberapa hal untuk mengetahui latar
belakang dari suatu peraturan undang-undang sebaiknya perlu dibantu dengan
mempelajari ilmu politik.7
Perbedaan ilmu negara dengan ilmu politik adalah ilmu negara menitik beratkan
kepada sifat-sifat teoristis tentang asas-asas pokok dan pengertian-pengertian pokok
negara. Oleh karena itu ilmu negara kurang dianamis
Sementara itu ilmu politik adalah lebih menitikberatkan kepada faktor-faktor yang
konkret, terutama berpusat pada gejal-gejala kekuasaan, dan ilmu polotik lebih dinamis.
Berdasarkan penjelasan diatas ilmu negara merupakansuatu pelajaran pengantar dan ilmu
dasar pokok bagi pelajaran hukum tata negara. 8

6
Dasril Radjab, Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta : Rineka Cipta), hlm. 6
7
Kansil , Hukum Tata Negara Republik Indonesia (Jakarta : Rineka Cipta, 2008 ), hlm. 25
8
Ni’matul Huda, hukum tata negara Indonesia ( Jakarta : Rajawali Pers 2014 ), hlm. 20

4
NO Materi Data / Referensi

1 Lingkup Kajian HTN Ni’matul Hudaa, Hukum Tata Negara Indonesia,


( Jakarta: Rajawai Pers, 2013).hlm.1
(1)
Ahmad Sukardja, Hukum Tata Negara dan
Hukum Administrasi Negara dalam Perspektif
Fikih Siyasah, ( Jakarta,: Sinar Grafika, 2014 ).
Hlm. 35
(2)
2 Pengertian HTN dan Ahmad Sukardja, Hukum Tata Negara dan
Hubungan dengan HAN Hukum Administrasi Negara dalam Perspektif
Fikih Siyasah, ( Jakarta,: Sinar Grafika, 2014 ).
Hlm. 11
(3)
Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia,
( Jakarta: Rajawali Pers, 2013 ). Hlm. 5
(4)
Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia,
( Jakarta: Rajawali Pers, 2013 ). Hlm.10
(5)
3 Hubungan HTN dengan Ilmu Dasril Radjab, Hukum Tata Negara Indonesia
Negara dan Ilmu Politik (Jakarta : Rineka Cipta), hlm. 6
(6)
Kansil , Hukum Tata Negara Republik Indonesia
(Jakarta : Rineka Cipta, 2008 ), hlm. 25
(7)
Ni’matul Huda, hukum tata negara Indonesia
( Jakarta : Rajawali Pers 2014 ), hlm. 20
(8)
Jumblah Buku : 4 buku

5
DAFTAR PUSTAKA

Huda, Ni’matul, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers,2013.

Sukardja, Ahmad, Hukum Tata Negara dan Hukum Administarasi Negara alam perspektif fikih
siyasayh, Jakarta : Sinar Grafika, 2014.

Kansil, Hukum Tata Negara Republik Indonesia, Jakarta:Rineka Cipta, 2008.

Radjab, Dasril, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 1994.

6
7

Anda mungkin juga menyukai