Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengatakan akan selalu menghadirkan layanan
telekomunikasi terkini yang nantinya akan menjadi tren teknologi telekomunikasi
mendatang.
Melalui teknologi 5G, Telkomsel berharap dapat mendukung kemajuan bangsa dengan
menghadirkan teknologi revolusioner yang dapat merubah cara hidup masyarakat sehingga
dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi secara nyata.
"Bagi masyarakat yang ingin merasakan kecanggihan layanan 5G bisa datang ke Telkomsel
5G Experience Center yang ada di perhelatan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta," kata dia.
Edward Ying Siew Heng, Direktur Planning and Transformation Telkomsel mengatakan,
dengan layanan 5G ini masyarakat dapat merasakan cepatnya akses mobile internet dengan
latency kurang 1ms.
Dengan kecepatan yang tinggi dan latency kurang 1ms, Edward optimis layanan 5G dapat
memberikan manfaat yang lebih besar tak hanya kepada industri telekomunikasi saja. Tetapi
juga ke industri lainnya seperti kedokteran, pemerintahan, IOT dan lifestyle.
Liputan6.com, Jakarta - Dua operator seluler terbesar di Indonesia yakni Telkomsel dan XL
Axiata telah melakukan uji coba teknologi internet generasi kelima 5G.
Telkomsel menggelar uji coba 5G dengan menampilkan teknologi bus otonom dan sejumlah
gim virtual reality di sekitar area Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sepanjang
perhelatan Asian Games 2018.
Sementara belum lama ini, XL Axiata menguji coba 5G untuk mendukung program smart
cityPemprov DKI Jakarta dalam bentuk transportasi cerdas, pengelolaan air, sampah, dan
kamera keamanan.
Tidak hanya itu, XL Axiata juga menjanjikan kehadiran internet cepat 5G untuk jaringan
internet nirkabel di rumah dengan teknologi Wireless Gigabit (WiGig) dengan harga
terjangkau.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut, ada kemungkinan pihaknya akan
men-shut down jaringan 2G, namun semuanya tergantung hitung-hitungan biaya efektif yang
dikorbankan untuk menyelenggarakan layanan 2G dibandingkan dengan layanan 5G.
"Begini, pada akhirnya kita akan menghitung berapa effective cost per Mb atau Gb. Sudah
pasti, 2G lebih mahal. Kalau 2G sudah tidak ekonomis, pasti kita akan putuskan agar 2G di-
shut down," kata Rudiantara ditemui di Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta, baru-baru ini.
"Waktunya kapan itu tinggal ke-ekonomiannya. Kalau sekarang lebih murah per Mb untuk
data, hanya kan Indonesia belum 100 persen (menggunakan layanan) data," ucapnya.
Rudiantara mencontohkan, operator seluler Telkomsel dan XL Axiata misalnya, masih
memiliki basis pelanggan 2G yang cukup banyak.
"Kayak Telkomsel atau XL, industri secara keseluruhan sudah data. 70-80 persennya XL kan
(pelanggan layanan) data, nah begitu semua sudah pakai data, yang namanya 2G itu sudah
tidak efisien," tuturnya menjelaskan.
Menteri yang karib disapa Chief RA ini menjelaskan, basis layanan 2G bukanlah Internet
Protocol (IP) tetapi masih menggunakan teknologi lama, makanya untuk menghadirkan
internet per Mb jadi lebih mahal.
"Tinggal tunggu waktunya, nanti 2G di-shut down, tetapi masih menunggu industri, karena
kalau misalnya mahal untuk masyarakat, buat apa? Kecuali kalau masyarakat cuma mau
SMS," katanya.
Penataan Jaringan 2G
Menkominfo Rudiantara didampingi Direktur / Chief Service Management XL Axiata Yessie
D. Yosetya saat meninjau Network monitoring XL di Jakarta, Jumat (23/6).
(Liputan6.com/Angga Yuniar)
"Untuk darah yang 2G-nya rendah dan data tinggi, sudah mulai ditata untuk jadi data.
Contohnya di beberapa daerah, lebih dari 15 ribu site kita 1.800 Mhz-nya sudah 15 Ghz.
Artinya, 2G yang dilayani dengan frekuensi 1.800 Mhz sudah makin sedikit," kata Yessie.
Yessie juga menyebut, sudah ada ratusan kabupaten di Indonesia yang jaringan 2G-nya telah
ditata.