Hari Kiamat adalah peristiwa di mana alam semesta beserta isinya hancur luluh yang membunuh
semua makhluk di dalamnya tanpa terkecuali.Hari kiamat ditandai dengan bunyi terompet
sangkakala oleh Malaikan Israfil atas perintah dari Allah SWT.
Setelah semua makhuk yang hidup mati maka Allah SWT akan membali memerintahkan
Malaikat Israfil untuk meniup terompet untuk yang kedua kali guna membangunkan orang
semua yang telah mati untuk bangkit kembali mulai dari manusia pertama zaman Nabi Adam
hingga manusia yang terakhir saat kiamat tiba untuk melaksanakan hari pembalasan.
Kiamat Sughra adalah kiamat kecil yang sering terjadi dalam kehidupan manusia yaitu kematian.
Setelah mati roh seseorang akan berada di alam barzah atau alam kubur yang merupakan alam
antara dunia dan akhirat.
Kiamat sughra sudah sering terjadi dan bersifat umum atau biasa terjadi di lingkungan sekitar
kita yang merupakan suatu teguran Allah SWT pada manusia yang masih hidup untuk kembali
ke jalan yang lurus dengan taubat.
Kiamat kubra adalah kiamat yang mengakhiri kehidupan di dunia ini karena hancurnya alam
semesta beserta isinya. Setelah kiamat besar maka manusia akan menjalani alam setelah alam
barzah / alam kubur. Lihat Di Sini untuk melihat lebih rinci.
Kiamat kubra akan terjadi satu kali dan itu belum pernah terjadi dengan kejadian yang benar-
benar luar biasa di luar bayangan manusia dengan tanda-tanda yang jelas dan pada saat itu segala
amal perbuatan tidak akan diterima karena telah tertutup rapat.
Kapan akan datang hari kiamat, tidak seorang pun tahu termasuk Nabi Muhammad SAW.
Namun kita dapat mengetahuinya dengan memperhatikan tanda-tanda di mana hari kiamat akan
datang, yaitu antara lain :
2. Yaumul Ba’ats (Hari kebangitan dari Alam Kubur) ث ِ يَوْ ُم ْالبَ ْع
Firman Allah dalam surat al-Mujadalah ayat 6
Artinya :
Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa
yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal
mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.(Q.S. al-Mujadalah :
6)
3. Yaumul Hasyr (Hari Berkumpul di padang Mahsyar). يَوْ ُم ْال َح ْش ِر
Firman Allah dalam surat al-An’am ayat 22
Artinya :
Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya kemudian Kami
berkata kepada orang-orang musyrik: “Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dahulu
kamu katakan (sekutu-sekutu Kami)?”. (Q.S. al An’am :22)
4. Yaumul Hisãb (Hari Perhitungan/Pemeriksaan) ب ِ يَوْ ُم ْال ِح َسا
Firman Allah dalam surat al-Insyiqãq ayat 8
Artinya :
Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. (Q.S. al Insyiqaq :8)
5. Yaumul Mîzan (Hari Pertimbangan Amal) يَوْ ُم ْال ِميْزَ ا ِن
Firman Allah dalam surat al-Anbiya’ : 87
Artinya :
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia
menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru
dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”.
(Q.S.al Anbiya’ : 87)
Surga itu tempat yang telah dijanjikan Allah untuk orang-orang yang bertakwa, sebagaimana
firmannya dalam surat ali Imrãn ayat 133 :
Artinya :
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.(Q.S. ali Imran :133)
Surga dijanjikan Allah untuk orang-orang beriman dan beramal saleh, sebagaimana firmannya
dalam surat al-Baqarah ayat 25
Artinya :
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi
mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi
rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: ” Inilah yang pernah diberikan
kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya
ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.(Q.S. al Baqarah :25)
2. Neraka
Neraka adalah sesuatu tempat kehidupan di akhirat yang merupakan tempat penyiksaan yang
sangat hebat dan dahsyat, yang dijanjikan Allah bagi orang-orang kafir (ingkar kepada Allah
swt), orang-orang musyrik dan orang-orang munafik.
Firman Allah surat al-Baqarah ayat 24 :
Artinya :
Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya),
peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi
orang-orang kafir. (Q.S. al Baqarah : 24)
Firman Allah surat al-Baqarah ayat 39 :
Artinya :
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al Baqarah : 39)
Firman Allah surat al Bayyinah ayat 6:
Artinya :
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke
neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Q.S.
al Bayyinah :6)
Firman Allah surat an-Nisa’ ayat 145:
Artinya :
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (Q.S. an-
Nisa’ : 145)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al Aqidah Wasithiyah mengatakan bahwa bentuk keimanan
kepada hari akhir adalah beriman mengenai perkara-perkara setelah kematian sebagaimana yang
telah diberitakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Keimanan ini mencakup keimanan kepada cobaan (pertanyaan) di alam kubur, adzab dan nikmat
kubur, hari berbangkit dan dikumpulkannya manusia di padang mahsyar, penimbangan amalan,
pembukaan catatan amal, hisab (perhitungan), Al Haudh (telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam), Shiroth (jembatan), syafa’at, surga dan neraka. (Lihat Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal
Jama’ah, Yazid bin Abdil Qodir Jawas, 176)
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas sebagian dari keimanan di atas. Semoga menjadi
ilmu yang bermanfaat.
Saudaraku, setelah sangkakala ditiup dengan tiupan pertama, maka semua yang berada di langit
dan di bumi akan mati kecuali yang dikehendaki Allah. Lalu disusul dengan tiupan yang kedua,
maka manusia akan segera bangkit untuk menunggu keputusannya masing-masing. Itulah hari
berbangkit.
Kebangkitan adalah kebenaran yang pasti, kebenaran yang ditunjukkan oleh Al-Kitab, As-
Sunnah dan berdasarkan kesepakatan umat Islam. Allah Ta’ala berfirman (yang
artinya),“Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari
Kiamat”. (QS. Al-Mu’minun [23] : 15-16). Orang yang bertakwa yang mentauhidkan, mentaati
Allah dan Rasul-Nya akan dikumpulkan sebagai tamu terhormat, sedangkan orang yang durhaga
karena berbuat syirik dan maksiat akan digiring dalam keadaan kehausan seperti hewan ternak.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),”(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-
orang yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai utusan terhormat dan Kami akan
menggiring orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.”(QS.
Maryam [19] : 85-86). Sufyan Ats Tsauri mengatakan mereka (orang beriman) akan datang
dengan mengendarai unta betina –semoga Allah memudahkan kondisi kita kelak seperti ini-.
(Lihat Ma’arijul Qobul, II/186 dan Aysarut Tafasir, 741)
Hisab adalah diperlihatkannya amalan manusia oleh Allah Ta’ala.Hal ini adalah suatu yang pasti
dan tidak boleh diingkari.Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya kepada Kamilah
mereka kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka” (QS. Al
Ghasyiyah [88]: 25-26).
Bagaimana seorang mukmin dihisab? Allah akan bersendirian dengan seorang mukmin tanpa
seorang pun yang melihatnya. Allah akan membuatnya mengakui dosa-dosanya dengan
mengatakan kepadanya : “Engkau telah melakukan demikian dan demikian … ” sehingga dia
mengakui dan mengenal dosa-dosanya itu. Kemudian Allah katakan,”Aku tutup dosamu di dunia
dan Aku mengampunimu hari ini.”Lalu bagaimana dengan orang-orang kafir? Orang-orang kafir,
mereka tidak akan dihisab (diperhitungkan) sebagaimana orang yang ditimbang kebaikan dan
kejelakannya karena kebaikan orang kafir tidak teranggap. (Syarh Al Aqidah Al Wasithiyah, 383)
Ingatlah! Setiap perbuatan dan tingkah laku kita hingga yang remeh sekalipun akan dicatat pada
kitab amalan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),”Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang
tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya;
dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak
menganiaya seorang pun juga.” (QS. Al Kahfi [18] :49). Kitab tersebut akan memuat amalan
kebaikan dan kejelekan yang telah kita lakukan di dunia. Kitab tersebut akan diambil di sisi
kanan dan kiri. Maka sungguh beruntung orang mukmin yang mendapat kitab tersebut dengan
tangan kanannya dan dia akan sangat berbahagia. Dan sangat merugilah orang kafir yang
mendapatkan catatan amalnya dengan tangan kirinya dan dia akan celaka.
Setiap orang bersama dengan amalan dan kitab amalannya akan ditimbang di suatu mizan
(timbangan) yang memiliki dua daun timbangan. “Dan adapun orang-orang yang berat
timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun
orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka
Hawiyah.” (QS. Al Qari’ah [101] : 6-9)
Sebelum memasuki surga atau neraka, manusia akan melewati Shiroth yaitu jembatan yang
direntangkan di atas neraka jahannam yang akan dilewati ummat manusia. Orang beriman akan
berjalan melalui shiroth sesuai dengan amalan mereka sedangkan orang kafir langsung masuk
dalam neraka tanpa melewati shiroth. Di antara mereka ada yang berjalan sekejap mata, ada yang
secepat kilat, ada yang secepat hembusan angin, ada pula yang berjalan secepat kuda, ada pula
yang berjalan seperti penunggang unta, ada yang dengan berlari, ada yang dengan berjalan
santai, ada yang dengan merangkak, dan ada pula yang jatuh dalam neraka, na’udzu billah.
Berjalan di shiroth tersebut bukanlah ikhtiyar (usaha) manusia. Seandainya hal itu merupakan
usaha mereka, tentu mereka akan berjalan melewati shiroth dengan cepat. Akan tetapi mereka
hanya bisa melewatinya tergantung dari amalannya di dunia. Barangsiapa yang bersegera
melakukan amalan sesuai dengan petunjuk Rasul, maka dia akan semakin cepat dalam melewati
shiroth. Sebaliknya barangsiapa yang semakin lambat dalam melakukan amalan, maka dia akan
semakin lambat pula dalam melewati shiroth. Ingatlah ‘al jaza’ min jinsil ‘amal’ (Balasan itu
tergantung dari amal perbuatan)! (Lihat SyarhAl Aqidah Al Wasithiyah, 386-387)
Barangsiapa yang selamat melewati shiroth ini maka dia akan masuk surga. Dan yang pertama
kali meminta dibukakan pintu surga adalah Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan tidak ada yang masuk ke surga sebelum beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Muslim).
Dan umat yang pertama kali akan memasuki surga adalah umat Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Lalu apakah surga dan neraka saat ini sudah ada?Menurut aqidah yang benar, surga dan neraka
saat ini sudah ada sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya),”Dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran [3] : 133) dan firman Allah
Ta’ala yang artinya,”Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang telah disediakan untuk
orang-orang yang kafir.” (QS. Ali Imran [3] : 131)
Lihatlah bagaimana indahnya surga yang tidak bisa dibayangkan.Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,”Surga itu disediakan bagi orang-orang sholih,
kenikmatan di dalamnya tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan
tidak pula pernah terlintas dalam hati.Maka bacalah jika kalian menghendaki firman Allah
Ta’ala (yang artinya),”Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah
dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As Sajdah [32] :
17) (HR. Bukhari & Muslim)
Dan lihatlah dahsyatnya neraka sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
sabdakan,”Panas api kalian di dunia hanya 1/70 bagian dari panas api jahannam.” (HR.
Bukhari). Subhanallah!! Berarti sangat dahsyat sekali siksaan di dalamnya.
Saudaraku, ingatlah akan hari di mana kita akan dikembalikan kepada Dzat yang telah
menciptakan kita, hari di mana semua perbuatan kita akan dihisab. Maka renungkanlah perkataan
sahabat Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu, ”Sesungguhnya hari ini adalah hari beramal
dan bukanlah hari hisab (perhitungan), sedangkan besok (di akhirat, pen) adalah hari hisab
(perhitungan) dan bukanlah hari beramal lagi.” (HR. Bukhari secara mu’allaq, Ma’arijul Qobul
II/106)
Ya Allah, kami meminta kepada Engkau surga dan amalan yang akan mengantarkan kami
kepadanya. Dan kami berlindung kepada Engkau (Ya Allah) dari neraka dan amalan yang akan
mengantarkan kami kepadanya. Dan kami memohon kepada-Mu agar menjadikan setiap apa
yang Engkau takdirkan bagi kami adalah baik.
Hari Kiamat dari segi bahasa bermaksud "Hari Kebangkitan Manusia", terdiri daripada 3 suku
kata, iaitu:
Dari segi istilah Yaumul Qiyamah sering dimaksudkan dengan hari kiamat (kehancuran alam
semesta berserta dengan isinya).Yaumul Qiyamahsama halnya dengan Yawm ad-Din yang
bermaksud suatu tempoh (masa) dimana ianya akan terjadi kebangkitan sebuah komuniti umat
manusia yang hidup berlandaskan agama Allah (dinullah). Umat ini bangkit 700 tahun sekali
dengan diutusnya seorang rasul daripada umat tersebut.
Selanjutnya makhluk menjalani fasa Yawn al-Mahsyar "Hari berkumpul di Mahsyar" kemudian
Yawm ad-Din "Hari Penghakiman" (Arab: )يوم الدينadalah hari dimana Allah memutuskan
segala perbuatan makhluk-Nya. Percaya Hari Akhir juga merupakan salah satu daripada rukun
iman bagi setiap umat islam agama Islam.
Siri daripada kisah ini menurut pemahaman umum adalah penghancuran dari semua makhluk,
kebangkitan makhluk yang telah mati dan penghakiman untuk seluruh makhluk. Waktu dan bila
terjadinya hari kiamat tiada sesiapapun makhluk Allah yang mengetahuinya, tetapi Allah telah
memberikan tanda-tanda besar[1] dan tanda-tanda kecil[2] yang akan terjadi mendekati waktu
Qiyamah (Kehancuran) dan kesemuanya telah direkodkan. Pengadilan terakhir membentuk satu
tema utama daripada ayat Qur'an.Banyak ayat-ayat Qur'an, khususnya yang paling awal,
didominasikan dengan kisah menjelangnya Hari Kebangkitan.[3][4]
Di padang mahsyar, saat manusia merasakan derita yang begitu berat, matahari didekatkan
kepada mereka dengan jarak satu mil, sehingga mengucurlah keringat mereka. Mereka pun
mendatangi para nabi ulul ‘azmi, meminta syafaatnya (agar mau berbicara dengan Allah), namun
masing-masing mereka tidak menyanggupinya hingga akhirnya permintaan itu ditujukan kepada
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Beliau menyanggupinya. Beliau pun
datang.menghadap Allah, meminta kepada-Nya untuk datang memberikan keputusan,
“Dan datanglah Tuhanmu; sedang Malaikat berbaris-baris–Pada hari itu diperlihatkan neraka
Jahannam; dan pada hari itu sadarlah manusia, namun tidak berguna lagi kesadaran itu
baginya.”(QS. Al Fajr: 22-23)
Neraka Jahannam didatangkan dengan ditarik oleh para malaikat dalam jumlah yang sangat
banyak, karena berat dan besarnya neraka Jahannam.
Ketika itu, semua cahaya yang ada sirna, matahari digulung, bulan diredupkan cahayanya,
kemudian keduanya dikumpulkan dan dijatuhkan ke dalam neraka yang begitu besar dan dalam,
sedang manusia dalam kegelapan, maka bersinarlah bumi dengan cahaya Allah,
“Dan terang benderanglah bumi (padang Mahsyar) dengan cahaya Tuhannya, dan buku
(catatan amal masing-masing) diberikan (kepada masing-masing), nabi-nabi dan saksi pun
dihadirkan…dst.”(QS. Az Zumar: 69)
“Tidak ada seorang pun di antara kamu, kecuali akan diajak bicara oleh Allah, tidak ada antara
dia dengan Allah seorang penerjemah.Dia melihat ke sebelah kanannya, maka tidak dilihatnya
selain amal yang dikerjakannya.Dia melihat sebelah kirinya, maka tidak dilihatnya selain amal
yang dikerjakannya.Dia pun melihat ke depannya, ternyata yang dilihatnya adalah neraka,
maka jagalah dirimu dari neraka meskipun dengan menginfakkan separuh kurma.” (HR.
Muslim)
Sementara manusia yang pertama kali dipanggil adalah Nabi Adam ‘alaihis salam dengan tujuan
untuk memisahkan antara calon penghuni surga dan calon penghuni neraka. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Manusia yang pertama dipanggil pada hari kiamat adalah Adam.Ketika itu, anak cucunya
berusaha melihatnya.Lalu dikatakan, “Inilah bapak kalian, Adam.”Adam berkata, “Saya
sambut panggilanmu dengan senang hati” yang memanggil tadi berkata, “Tampilkanlah
rombongan penghuni Jahannam dari kalangan anak cucumu!”Adam bertanya, “Ya Rabbi,
berapa orang yang harus saya tampilkan?”Allah berfirman, “Tampilkanlah sembilan puluh
sembilan orang dari seratus orang!” lalu para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, jika Adam
mengambil dari kita sembilan puluh sembilan orang dari seratus orang, siapakah di antara kita
yang masih tersisa?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya umatku dibanding umat-umat yang lain
seperti sehelai bulu putih di badan sapi yang berwarna hitam.” (HR. Bukhari, Shahihul Jami’
no. 3583)
Ketika menjalani hisab (proses pemeriksaan amal), maka manusia terbagi menjadi tiga
kelompok:
Pertama, kelompok kaum mukmin yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Umat-umat terdahulu ditampakkan kepadaku, maka aku temukan seorang nabi bersama
sekelompok umat, seorang nabi berjalan bersama beberapa orang, seorang nabi berjalan
bersama sepuluh orang, seorang nabi berjalan bersama lima orang dan ada nabi yang berjalan
sendiri.Tiba-tiba aku melihat sejumlah besar manusia.Aku pun bertanya, “Wahai Jibril!Apakah
mereka ini umatku?”Jibril menjawab, “Bukan, tetapi lihatlah ke arah ufuk!”Beliau berkata,
“Maka aku melihat sejumlah besar manusia.” Jibril berkata, “Inilah umatmu, dan mereka yang
berjalan di depan berjumlah 70.000 orang (yang akan masuk surga) tanpa hisab dan tanpa
azab.” Aku bertanya, “Mengapa?” Jibril menjawab,
َ َو َعلَى َربِّ ِه ْم يَت ََو َّكلُون، َ َوالَ يَتَطَيَّرُون، َ َوالَ يَ ْستَرْ قُون، َ » َكانُوا الَ يَ ْكتَوُون.
“(Karena) mereka tidak mengobati luka mereka dengan besi panas, mereka tidak meminta
diruqyah, mereka tidak bertathayyur (merasa sial dengan sesuatu) dan mereka bertawakkal
kepada Tuhan mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua, kelompok yang dihisab dengan mudah.Merekalah orang yang diberi catatan amal dari
sebelah kanannya.Kepada mereka hanya diperlihatkan catatan amal mereka, lalu dimaafkan.
Merekalah yang disebutkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
« َحتَّى إِ َذا. ِّ نَ َع ْم أَىْ َرب: ب َك َذا ؟ فَيَقُو ُل َ ْرفُ َذ ْن ِ ب َك َذا ؟ أَتَع َ ْرفُ َذ ْنِ أَتَع: َويَ ْستُ ُرهُ فَيَقُو ُل، ُض ُع َعلَ ْي ِه َكنَفَه َ َإِ َّن هَّللا َ يُ ْدنِى ْال ُم ْؤ ِمنَ فَي
ْ َ
َوأ َّما ال َكافِ ُر، َاب َح َسنَاتِ ِه َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ُ
َ فَيُ ْعطى ِكت. َوأنَا أغفِ ُرهَا لكَ اليَوْ َم، َستَرْ تهَا َعل ْيكَ فِى ال ُّدنيَا: ك قَا َل َ قَ َّر َرهُ بِ ُذنُوبِ ِه َو َرأَى فِى نَف ِس ِه أنهُ هَل
َ َّ َ ْ
َ أَالَ لَ ْعنَةُ هَّللا ِ َعلَى الظَّالِ ِمين، » َو ْال ُمنَافِقُونَ فَيَقُو ُل األَ ْشهَا ُد هَ ُؤالَ ِء الَّ ِذينَ َك َذبُوا َعلَى َربِّ ِه ْم.
“Sesungguhnya Allah akan mendekatkan orang mukmin, lalu Dia meletakkan tirai-Nya dan
menutupinya (dari keramaian), Dia berfirman, “Kamu kenal dosa ini?Kamu kenal dosa ini?Ia
menjawab, “Ya, wahai Tuhanku” sehingga apabila ia telah mengakui dosa-dosanya dan
merasakan bahwa dirinya akan binasa, Allah berfirman,”Aku telah menutupi dosamu di dunia
dan Aku akan mengampuninya pada hari ini.” Maka ia diberikan catatan amal kebaikannya.
Sedangkan orang-orang kafir dan munafik, maka para saksi berkata (di hadapan seluruh
makhluk), “Merekalah orang-orang yang mendustakan Tuhan mereka. Ingatlah! Sesungguhnya
laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim.” (HR. Bukhari)
Ketiga, kelompok yang dihisab dengan berat, yaitu mereka yang keburukannya lebih banyak
daripada kebaikannya.Merekalah orang yang diberi catatan amal dari sebelah kirinya. Allah
berfirman:
“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata,
“Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini).—Dan aku tidak
mengetahui apa hisab terhadap diriku.–Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan
segala sesuatu.– Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.–Telah hilang
kekuasaanku dariku.” (QS. Al Haaqqah: 25-29)
Yang demikian adalah karena mereka melupakan Allah sewaktu di dunia; mereka lupa
mengingat-Nya dan lupa terhadap hak-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َال – فَيَ ْلقَى ْال َع ْب َد فَيَقُو ُل أَىْ فُلْ أَلَ ْم أُ ْك ِر ْمك َ َضارُّ ونَ فِى ر ُْؤيَ ِة أَ َح ِد ِه َما – ق َ ُضارُّ ونَ فِى ر ُْؤيَ ِة َربِّ ُك ْم ِإالَّ َك َما ت َ ُفَ َوالَّ ِذى نَ ْف ِسى بِيَ ِد ِه الَ ت
ُ
فَيَقو ُل. َى فَيَقو ُل ال ُ َّ َ ْ َ َ ُ َ ُ
َّ ِ قَا َل فَيَقو ُل أفَظنَنتَ أنكَ ُمالَق. ك تَرْ أسُ َوتَرْ بَ ُع فَيَقو ُل بَلى َ َ َ
َ ْك ال َخ ْي َل َوا ِإلبِ َل َوأذرْ َ ك َوأُ َسخرْ ل
َ ِّ َ ْك َوأُزَ ِّوج َ َوأُ َس ِّو ْد
ت ُ ص ْم ُ ْت َوُ صلَّي
َ ك َوبِ ُر ُسلِكَ َو َ ِك َوبِ ِكتَاب َ ِت بُ ك فَيَقُو ُل يَا َربِّ آ َم ْن َ ِث فَيَقُو ُل لَهُ ِم ْث َل َذل َ ِ ثُ َّم يَ ْلقَى الثَّال.… ك َك َما نَ ِسيتَنِى َ فَإِنِّى أَ ْن َسا
َويَتَفك ُر فِى نَف ِس ِه َمن ذا ال ِذى. َ َوي ُْثنِى بِ َخي ٍْر َما ا ْستَطا َع فيَقو ُل هَا هُنَا إِذا – قا َل – ث َّم يُقا ُل لهُ اآلنَ نَ ْب َعث َشا ِه َدنَا َعل ْيك. ت
َّ َ ْ ْ َّ َ َ ُ َ َ ُ َ ً ُ َ َ ُ َص َّد ْق
َ َوت
َ َو َذلِك. ق فَ ِخ ُذهُ َولَحْ ُمهُ َو ِعظَا ُمهُ بِ َع َملِ ِه َو َذلِكَ لِيُ ْع ِذ َر ِم ْن نَ ْف ِس ِه ُ ى فَي ُْختَ ُم َعلَى فِي ِه َويُقَا ُل لِفَ ِخ ِذ ِه َولَحْ ِم ِه َو ِعظَا ِم ِه ا ْن ِطقِى فَتَ ْن ِط َّ َيَ ْشهَ ُد َعل
ك الَّ ِذى يَسْخَ طُ هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َ ِق َو َذل ُ ِْال ُمنَاف
“Demi Allah yang jiwaku berada di Tangan-Nya, kalian tidak akan kesulitan melihat Rabb
kalian kecuali sebagaimana kalian melihat salah satu dari keduanya (matahari atau bulan
purnama), -maksudnya tidak sulit-. Kemudian Allah bertemu dengan seorang hamba dan
berkata, “Hai fulan!Bukankah Aku telah memuliakanmu, meninggikanmu, memberikan
pasangan untukmu, memudahkan kamu menggunakan kuda dan onta, membiarkan kamu
berkuasa dan bertindak semaumu?”Ia menjawab, “Ya.” Allah berkata lagi, “Apakah kamu
yakin akan bertemu dengan-Ku?”Ia menjawab, “Tidak.” Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku
melupakanmu sebagaimana kamu melupakan-Ku……dst.Kemudian Allah bertemu dengan orang
yang ketiga dan berkata kepadanya seperti di atas.Ia pun menjawab, “Wahai Tuhanku, aku
beriman kepada-Mu, kepada kitab-Mu dan kepada rasul-rasul-Mu. Aku pun shalat, berpuasa
dan bersedekah” dan ia memuji dirinya dengan kebaikan semampunya. Allah berfirman,
“Kalau begitu kamu tetap disini!” Lalu dikatakan kepadanya, “Sekarang Kami akan
membangkitkan saksimu”, ia pun berpikir dalam hati siapa yang akan menjadi saksinya, lalu
mulutnya dikunci dan dikatakan kepada paha, daging dan tulang, “Berbicaralah!” maka
pahanya berbicara, dagingnya berbicara dan tulangnya pun berbicara tentang amalnya. Hal itu
dimaksudkan agar ia membatalkan sendiri alasannya. Itulah orang munafik dan itulah orang
yang dimurkai Allah.” (HR. Muslim)
Penimbangan amal setelah dihisab termasuk bukti keadilan Allah. Allah Azza wa Jalla
berfirman:
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidaklah dirugikan
seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pasti Kami akan
mendatangkan (pahala)nya…dst.” (QS. Al Anbiyaa’: 47)
Barangsiapa yang berat timbangan kebaikannya, maka merekalah orang-orang yang beruntung.
Sebaliknya, barangsiapa yang ringan timbangan kebaikannya maka rugilah dia dan ia akan
masuk ke neraka (lihat Al Mu’minun: 102-103 dan Al Qaari’ah: 6-11).
Menjaga Tauhid, Dzikrullah dan berakhlak mulia merupakan sebab beratnya timbangan
Di tengah-tengah gentingnya suasana, ada seorang yang selesai dihisab di hadapan seluruh
makhluk dan hendak ditimbang amalnya, lalu dibuka 99 catatan amal buruknya, masing-masing
catatan amal buruk sejauh pandangan mata (karena banyaknya dosa yang dilakukan), kemudian
disiapkan pula lembaran kebaikan yang di sana tertulis, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya
dan utusan-Nya”, maka ketika ditimbang, catatan amal buruk menjadi ringan dan lembaran
tersebut ternyata lebih berat (Sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Tirmidzi, Shahihul
Jami’ no. 1776).
Tidak hanya itu, ada pula amalan ringan lainnya yang memberatkan timbangan, yaitu ucapan
Subhaanallah wa bihamdih, subhaanallahil ‘azhiim (sebagaimana dalam hadis riwayat Bukhari
dan Muslim). Demikian juga akhlak mulia, ia pun sama memberatkan timbangan (sebagaimana
dalam hadis riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi, dan dishahihkan oleh al-Albani).
Read more https://yufidia.com/4015-hari-kiamat-hari-pengadilan.html
Kiamat Sugra (Kiamat Kecil) :Pengertian kiamat sugra adalah kejadian hancurnya jagat
raya dengan skala kecil, Misalnya tanda-tanda kiamat sugra adalah kematian, bencana
alam seperti, tsunami, gempa bumi, banjir, gunung meletus, , dan sebagainya. Setelah
seseorang mati, rohnya akan berada di alam Barzah atau alam kubur, alam barzah adalah
alam antara dunia dan akhirat. Kiamat sugra sering terjadi dilingkungan kita yang
merupakan suatu teguran Allah swt.
Kiamat Kubra (Kiamat Besar) : Pengertian kiamat kubra adalah kejadian hancurnya
alam semesta beserta isinya atau hancurnya alam semesta seluruhnya termasuk semua
penghuni-penghuninya, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan tanda dimulainya
kehidupan di akhirat serta Manusia akan mempertanggung jawabkan segala amal
perbuatannya yang pernah dibuat sewaktu hidup. Tanda-tanda kiamat kubra adalah
munculnya dajjal, matahari terbit dari barat, turunnya ya'juj dan ma'juj.
Menyadari bahwa alam seisinya akan hancur lebur maka setiap orang muslim harus
banyak melakukan amal kebaikan serta menjauhi segala amal perbuatan yang tidak baik
atau menjauhi larangan Allah swt.
Mengingat bahwa hidup di dunia ini merupakan sawah ladang kehidupan alam akhirat
atau merupakan jembatan untuk menuju ke alam akhirat maka kita harus membelanjakan
atau menginfakkan sebagian harga untuk menghindari diri dari sifat rakus, tamak, dan
kikir.
Berani dan tidak takut mati karena membela agama, serta menegakkan dan menjunjung
tinggi agama Islam.
Tidak iri terhadap kenikmatan yang diperoleh orang lain.
Dapat menenteramkan jiwa orang yang mendapat perlakukan kurang adil
“Telah dekat terjadinya Hari Kiamat. Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain
Allah” (Q.S an-Najm : 57-58)
Al- Qori’ah
1- Hari Kiamat, 2- apakah hari Kiamat itu? 3- Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? 4- Pada hari itu
manusia seperti anai-anai yang bertebaran, 5- dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-
hamburkan. (Al Qori’ah 1-5)
Al- Zalzalah
1- Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat), 2- dan bumi telah mengeluarkan
beban-beban berat (yang dikandung) nya, 3- dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (jadi begini)?”, 4-
pada hari itu bumi menceritakan beritanya, 5- karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan
(yang sedemikian itu) kepadanya. (Al Zalzalah 1-5)
Al – Infitar
1- Apabila langit terbelah, 2- dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, 3- dan apabila lautan
dijadikan meluap, ( Al Infitar 1-3)
At – Takwir
1- Apabila matahari digulung, 2- dan apabila bintang-bintang berjatuhan, 3- dan apabila gunung-gunung
dihancurkan, 4- dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan), 5- dan apabila
binatang-binatang liar dikumpulkan, 6- dan apabila lautan dipanaskan, (At Takwir 1-6)
Daripada Abu Hurairah ra, bahawa RasuluLLah SAW telah bersabda (yang bererti) “Sebaik-baik hari yang
terbit matahari padanya adalah hari Jumat. Pada hari itulah Adam dicipta, pada waktu itu juga ia
dimasukkan dalam syurga dan waktu itu juga dia dikeluarkan daripadanya. Hari kiamat tidak akan terjadi
kecuali pada hari Jumat.”
(Hadith Riwayat Muslim, Abu Daud, Nasa’i serta Tirmidzi yang mengesahkannya).
Nabi Muhammad SAW bertanya pada para sahabat: “Apa yang sedang kalian perbincangkan? Para
sahabat menjawab : Kami sedang membicarakan hari kiamat. Kemudian Nabi bersabda : Kiamat tidak
akan terjadi sebelum kelihatan 10 macam tanda :
(1) Ad-Dukhon, asap atau kabut
(2) Dajjal
(3) Dabbaah
(4) Matahari terbit dari barat
(5) Turunnya Isa al masih
(6) Ya’juj Ma’juj
(7) Gerhana di timur
(8) Gerhana di barat
(9) Gerhana di wilayah arab
(10) Api menyala di Yaman menghalau umat manusia ke mahsyar.”
Sabda Rasulullah s.a.w; “Tidak terjadi kiamat itu sehingga orang bersetubuh (berzina) seperti
bersetubuh keldai di tengah jalan.”
(Hadith Riwayat Ibnu Hibban)
“Saat akhir tidak akan tiba hingga mereka (orang orang jahat) berbuat zina di jalan-jalan (tempat lalu
lintas umum).”
(Hadith Riwayat Ibnu Hibban dan Bazzar).
“Kiamat tidak akan berlaku selagi masih ada orang yang menyebut perkataan “Allah, Allah.”
(Hadith Riwayat Muslim)
http://hadits-riwayat.blogspot.co.id/2012/12/kiamat-menurut-al-quran-dan-hadits.html