Anda di halaman 1dari 33

TENTANG :

“Produk budidaya ternak unggas bertelur”

Nama : abdal fadilah


Kelas : XIi MB 1
SEKOLAH MENENGAH kejuruan( SMK) NEGERI
1PEKANBARU TAHUN AJARAN
2016/2017
DASAR BUDIDAYA TERNAK
Pada Undang-Undang Pokok kehewanan, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967, tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan, pada Bab I Pasal 1,
dikemukakan beberapa Istilah diantaranya :

1. Ternak adalah Hewan piara yang kehidupannya yakni mengenai tempat, perkembang
biakan serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia dan dipelihara khusus sebagai
penghasil bahan-bahan dan jasa-jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia.
2. Peternak adalah orang atau badan hukum dan atau buruh peternakan yang mata
pencaharian nya sebagian atau seluruhnya bersumber kepada peternakan.
3. Peternakan adalah pengusahaan/pembudidayaan/pemeliharaan ternak dengan segala
fasilitas penunjang bagi kehidupan ternak.
4. Peternakan murni adalah cara peternakan dimana perkembangbiakan ternak-ternaknya
dilakukan dengan jalan pemacekan antara ternak/hewan yang termasuk dalam satu rumpun.
5. Perusahaan peternakan adalah usaha peternakan yang dilakukan pada tempat tertentu
serta perkembang biakannya dan manfaatnya diatur dan diawasi oleh peternak-peternak.
6. Kelas Ternak adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa-bangsa ternak yang dibentuk
dan dikembangkan mula-mula disuatu daerah tertentu.
7. Bangsa Ternak (Breed) adalah Suatu kelompok dari ternak yang memiliki persamaan
dalam bentuk morphologis, sifat-sifat fisiologis ddan bentuk anatomis yang karakteristik
untuk tiap-tiap bangsa dan sifat-sifat persamaan ini dapat diturunkan pada generasi
selanjutnya.
Arti dari istilah tersebut dikemukakan terlebih dahulu untuk menghindarkan salah pengertian
sekaligus untuk membedakan pengertian “TERNAK” dengan “HEWAN” yang sering salah
dalam penggunaan sehari-hari. Tidak semua hewan tergolong ternak dan dengan sendirinya tidak
semua hewan dapat diusahakan sebagai ternak. Hewan adalah semua binatang yang hidup di
darat baik yang dipelihara maupun yang hidup secara liar. Jadi bisa dikatakan bahwa hewan
adalah ternak dalam arti luas.

Ada Istilah Animal Husbandry dan Animal Breeding. Dalam Bahasa Indonesia keduanya
memiliki arti yang sama yaitu “ BETERNAK”, namun sebenarnya ada perbedaan makna
diantara keduanya :

1. Animal Husbandry adalah Beternak dalam arti luas meliputi komponen memelihara,
merawat, mengatur kehidupan, mengatur perkawinan, mengatur kelahiran, penjagaan
kesehatan serta mengambil manfaatnya.
2. Animal Breeding adalah Beternak dalam arti sempit yang hanya menitikberatkan pada
usaha mengatur perkembangbiakan seperti mengatur perkawinan, pemilihan bibit, menjaga
kemandulan dan kebuntingan serta kelahiran.
3. Cross Breeding adalah Perkawinan antara hewan/ternak yang berbeda bangsanya (Breed)
dimana masing-masing adalah bangsa murni.
4. Grading Up adalah suatu sistem breeding dimana pejantan murni (biasanya didatangkan
dari tempat lain) dikawinkan dengan betina lokal. Sesudah itu keturunannya yang betina
dikawinkan pula dengan pejantan murni itu. Hasil-hasil anakan yang jantan terus disingkirkan
sampai pada titik tingkat genetik tertentu, sehingga hasil akhir akan diperoleh betina dan
pejantan Unggul. Nama yang umum dimasyarakat kalau masih dalam taraf grading up adalah
Peranakan.
5. Close Breeding / Inbreeding adalah Sistem perkawinan antar individu yang masih erat
hubungan kekeluargaannya.
6. Line Breeding adalah In Breeding yang diarahkan pada suatu sifat Individu yang disukai.
7. Line-crossing adalah persilangan antara lines baik dalam bangsa yang sama ataupun antar
bangsa yang berbeda.
Kegunaan Ternak 
Ternak-ternak yang ada sekarang bermula dari hewan-hewan yang liar. Karena adanya
kepentingan manusia terhadap hewan-hewan liar tersebut, maka manusia melakukan penjinakan
(domestikasi) agar menjadi hewan piara (ternak) yang berguna dan bermanfaat bagi manusia.
Adapun manfaat atau kegunaan dari usaha ternak yaitu :
Sebagai Sumber Gizi.
Produksi ternak seperti telur, daging dan susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi
karena banyak mengandung protein, mudah dicerna dan lezat. Bahkan air susu merupakan
komponen penyempurna dari pemenuhan 4 sehat 5 sempurna.
Sebagai Sumber Tenaga
Keberadaan ternak besar dan kecil dimanfaatkan untuk sumber tenaga menarik alat-alat
pertanian dan alat transportasi. Keberadaan sumber tenaga ternak sebagai pembajak sawah masih
dipertahankan karena topografi tanah pertanian yang berbukit-bukit sehingga sangat sulit
penerapan mekanisasi pertanian modern.
Sebagai Sumber Pupuk
Hasil samping kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang bagi tanaman
Sebagai Sumber Penghasilan.
Dengan memelihara ternak maka dapat merupakan sumber untuk memperoleh uang.
Sebagai Sumber Bahan Industri.
Hasil utama dan samping dari ternak dapat digunakan untuk bahan baku industri. Telur, daging
dan susu dapat digunakan dalam berbagai industri makanan. Kulit, Bulu, tulang dan  lainnya
dapat digunakan untuk industri kerajinan.
Sebagai Sumber Lapangan Kerja.
Dengan semakin berkembangnya usaha peternakan maka akan membutuhkan tenaga kerja yang
lebih banyak. Industri peternakan adalah industri biologis sehingga campur tangan manusia
mutlak diperlukan.
Sebagai Sumber Penelitian Ilmu.
Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maka ternak merupakan sarana penelitian yang efektif
bagi pemenuhan kebutuhan manusia.
Sebagai Sumber Pariwisata
Dari segi sosial, maka ternak merupakan daya tarik wisata tersendiri, khususnya terkait dengan
hobi atau kesenangan (Funcy).
Sebagai Sumber Status Sosial.
Kepemilikan Ternak dapat meningkatkan status sosial bagi seseorang atau sekelompok orang
khususnya kepemilikan ternak-ternak pilihan.
Sebagai Sumber Sosial Budaya.
Di Indonesia masih sangat banyak dibutuhkan ternak-ternak sebagai kelengkapan dalam sesaji,
kepercayaan yang berkaitan dengan tatacara atau adat daerah.

Karakteristik Peternakan
1. Karakteristik Ternak adalah Usaha / Industri yang dikendalikan oleh manusia dimana
mencakup 4 komponen yaitu : Manusia sebagai subyek, Ternak sebagai obyek, lahan/tanah
sebagai basis ekologi dan teknologi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
2. Karakteristik Usaha dinamis, dimana usaha peternakan harus dikaji dengan analisis
dinamis dengan referensi waktu dan penuh dengan ketidakpastian.
3. Karakteristik Produk peternakan adalah karakteristik hasil utama maupun sampingan
usaha peternakan. Yaitu Fragile (mudah pecah secara fisik), Perishable (mudah rusak secara
kimiawi dan biologi), Quality variation ( Tingkat Variasi yang tinggi dalam kualitas produk)
serta Bulky ( Nilai ekonomis hasil samping berlawanan dengan hasil utama).
4. Karakteristik Produksi Peternakan adalah faktor-faktor produksi usaha peternakan yang
jumlahnya relatif banyak serta dominansi pengaruh lingkungan yang besar.
5. Karakateristik sistim Usaha Peternakan terdiri dari Sistem Intensif (Modal dan teknologi
tinggi/banyak dengan tenaga kerja rendah/sedikit) serta sistem Ektensif (Modal dan teknologi
rendah/sedikit dengan tenaga kerja tinggi/banyak). Jadi yang Intensif respon supply rendah
sedangkan ektensif respon suplly tinggi.
6. Karakteristik tipe ternak berdasarkan penggunaan pakan yaitu Ternak Non Ruminansia
(Berperut tunggal) dan Ternak Ruminansia (Berperut ganda).
Karakteristik Peternakan di Indonesia terdiri dari :
Peternakan Tradisional dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi rendah, Tenaga
kerja Keluarga dan profit rendah (sebagai tabungan).
Peternakan Backyard dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi mulai tinggi,
Tenaga kerja Keluarga dan profit sedang. Diwakili peternak ayam ras dan sapi perah
Peternakan Modern dengan ciri-ciri Jumlah ternak banyak, Input teknologi tinggi, Tenaga kerja
spesifik bidang peternakan dan profit tinggi.
Dengan demikian ternak-ternak yang dibudidayakan oleh manusia dapat dikelompokkan menjadi
4 kelompok yaitu :
Ternak Unggas (Class Aves biasanya Meat type dan Egg type) antara lain Ayam (Gallus 
domesticus), Itik (Anas planthyrynchos), Entog (Cairina moschata), Angsa (Anser anser) dan
Kalkun (Melegris galopavo) dan Tiktok.
TERNAK UNGGAS
TERNAK AYAM (Gallus domesticus)

Dalam sistematika binatang (sistematika zoology) ternak ayam dapat disusun sbb.
Kingdom    : Animal  (Binatang)
Phylum      : Chordata (Binatang bertulang belakang)
Class         : Aves (Burung).
Order         : Galliformes (Burung dengan bulu pengait)
Family       : Phasianidae (Burung berparuh dan berjalan ditanah)
Genus       : Gallus (Ayam Hutan).
Species     : Gallus domesticus (Ayam hutan yang dijinakkan).

Kalau ditilik dari asal usul ayam-ayam yang ada sekarang diduga berasal dari ayam-ayam liar
(Wild-fowl) atau ayam hutan dari Gallus species. Adapun  gallus species yang memungkinkan
adanya ternak ayam sekarang ini ada 4, yaitu :
Gallus gallus
Dikenal dengan Gallus bankiva, gallus ferrugenius, Red Jungle Fowl.
Tempat hidup disekitar hutan india, Burma, Siam (Muangthai), Chocin China (Indo China),
Filipina, Malaysia dan Sumatra Barat.
Ciri-ciri : Bulu Utama pada ekor 14 helai, Jengger satu, pial dua, Badan relatif kecil dibanding
dengan ayam sekarang, Jantan Bulu pada bagian leher, sayap dan punggung berwarna merah,
sedangkan bagian dada dan badan bawah berwarna hitam. Pada Betina bulu berwarna coklat
bergaris hitam, Telur kecil berkulit merah kekuningan.
Gallus lafayetti
Dikenal dengan Ceylonese Jungle Fowl.
Tempat hidup disekitar Pulau Ceylon (Srilangka)
Ciri-ciri : Mirip Gallus gallus, hanya Bulu Jantan Bulu pada bagian leher, sayap dan punggung
berwarna merah, sedangkan bagian dada dan badan bawah berwarna Oranye. Pada bagian tengah
jengger warna kuning dikelilingi merah, Kulit telur berbintik-bintik.
Gallus sonneratti
Dikenal dengan Grey Jungle Fowl.
Tempat hidup disekitar hutan india bagian barat daya dari Bombay sampai Madras.
Ciri-ciri : Mirip Gallus gallus, hanya pada bulu ada aspek warna abu-abu. Kulit telur kadang-
kadang berbintik-bintik.
Gallus varius
Dikenal dengan Green Jungle Fowl / Japan Jungle Fowl
Tempat hidup disekitar hutan Jawa Timur, Bali, Lombok,Nusa Tenggara sampai flores.
Ciri-ciri : Bulu Utama pada ekor 16 helai, Jengger satu licin, pial satu terletak antara rahang,
Badan relatif kecil dibanding dengan ayam sekarang, Jantan Bulu pada bagian leher pendek dan
bulat, berwarna hitam dilapisi warna kehijauan pada permukaan atas.
Menurut Teori asal usul terbentuknya bangsa-bangsa ayam sekarang dikenal 2 teori yaitu :
Teori Monopyletic
Dikemukakan oleh Charles Darwin (1868), dimana dikemukakan bahwa yang menurunkan
bangsa-bangsa ayam sekarang adalah jenis (species) gallus gallus. Alasan :
1. Gallus gallus mudah dikawinkan secara bebas dengan bangsa ayam yang ada sekarang,
sedangkan ketiga jenis yang lain sulit dilakukan.
2. Filia Pertama (F-1) antara Gallus gallus dengan bangsa ayam yang ada sekarang biasanya
bersifat subur, sedangkan ketiga jenis yang lain bersifat mandul.
3. Pada ayam-ayam seperti Brown Leghorn dan Black Breasted, Red Games dalam
beberapa hal terutama warna bulu mirip dengan gallus gallus.
4. Dari beberapa percobaan perkawinan pada ayam-ayam jinak sewaktu-waktu terdapat
keturunan seperti Gallus gallus (Reversion)
Teori Polypyletic
Teori ini mengemukakan adanya 2 kemingkinan mengenai terbentuknya bangsa-bangsa ayam
sekarang.
Pertama : Kemungkinan dibentuk oleh lebih dari satu jenis yang ada dan
Kedua    : Kemungkinan dibentuk oleh jenis yang ada sekarang dengan jenis lain.
Alasan : – Bangsa – bangsa yang terbentuk di kelas Mediteranean mungkin diturunkan oleh
sekurang-kurangnya 2 jenis dari 4 jenis yang ada, sedang bangsa yang ada di kelas Asia
kemungkinan diturunkan dari nenek moyang jenis ayam yang telah punah.
Bangsa dan Kelas Ayam
Bangsa ayam adalah suatu kelompok ayam yang memiliki persamaan dalam bentuk
morphologis, sifat physiologis dan bentuk anatomis yang karakteristik untuk tiap-tiap bangsa dan
sifat-sifat persamaan ini dapat diturunkan pada generasi berikutnya.
Kelas ayam adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa ayam yang dibentuk dan dikembangkan
mula-mula didaerah tertentu yang karakteristik tiap-tiap bangsa dan sifat-sifatnya dapat
diturunkan pada generasi berikutnya. Sifat-sifat khas yang terdapat dalam bangsa ayam dan kelas
ayam telah disahkan oleh The Standart American of Perfection. Ada 4 kelas yang memiliki arti
ekonomi yaitu :
1.    Kelas Amerika (American Class)
Bangsa bangsa ayam kelas Amerika biasanya berbadan besar dengan sifat-sifat umum seperti :
warna kulit kuning, Cakar (Shank) tidak berbulu, daun telinga berwarna merah, Umumnya warna
kulit telur coklat (kecuali Lamonas berwarna putih kulit telurnya)

Contoh Bangsa-bangsa Kelas Amerika :


Plymouth Rock
Badan agak besar panjang dan tipe dwiguna, Jengger tunggal bergerigi dan pial 2 helai, warna
jengger, pial dan muka merah, Paruh putih kehitaman dan kaki keputihan, kulit telur putih kotor,
telur umumnya kecil serta sulit menetas.
Terdapat beberapa varietas : – Barret Plymouth Rock, White Plymouth Rock, Colombian
Plymouth Rock, Blue Plymouth Rock, Silver penciled Plymouth Rock dan Partridge Plymouth
Rock,

Rhode Island
Tubuh hampir sama dengan Plymouth Rock, terdapat beberapa varietas antara lain Rhode Island
Red dan Rhode Island White.
Wyandottes
Tubuh bulat dan cepat tumbuh bulu, punggung pendek dan melekuk agak dalam, terdapat
beberapa vaietas seperti : White Wyandottes, Buff Wyandottes, Black Wyandottes, Colombian
Wyandottes, Partridge Wyandottes, Silver Penciled Wyandottes, Silver Laced Wyandottes
(sangat menarik)
New Hampshire
Jengger tunggal seperti Rhode Island, pada jantan warna brillian deep chest nut, pada betina
warna medium chest nut.
Lamonas, Yersey White Giants, Yavas, Chantecler dan lain-lain
2.    Kelas Mediteranean (Mediteranean Class)
Bangsa dari Kelas Mediteranean umumnya memiliki  badan yang relatif kecil, umumnya kulit
berwarna putih (kecuali leghorn dan anconas berkulit kuning), daun telinga warna putih/perak,
cakar tidak berbulu, jengger dan pial relatif besar (jantan/betina), temperamen nervous, jarang
mengeram serta umumnya petelur yang baik.

Contoh Bangsa-bangsa dari Kelas Mediteranean :


Leghorn
Paruh, kulit, cakar dan jari berwarna kuning, terdapat varietas jengger tunggal (single comb) dan
jengger Rose (Rose Comb), terdapat varietas warna : Buff, Black, Red, White, Silvers,
colombian, Black Tailed Red, White Dark Brown, Light.

Anconas
Menyerupai Leghorn dan mempunyai bulu hitam dan beberapa bulu bercak-bercak putih.
Minorca
Berbulu panjang, berjengger lebar dan pial lebar, Merupakan terbesar dikelas Mediteranean,
terdapat varietas : Black, White, Jengger tunggal dan Rose.
Blue Andalusian
Seperti Plymouth Rock, tidak baik untuk petelur, Warna bulu Hitam:biru:putih dengan
perbandingan 1:2:1.
White faces black spanish
Buttercup dan lain-lain.
3.    Kelas Inggris (English class)
Mempunyai sifat-sifat umum : warna kulit umumnya putih (kecuali Cornish berwarna kuning),
daun telinga merah, cakar tidak berbulu, kulit telur coklat (kecuali Dorking & Redcap berwarna
putih).

Contoh Bangsa-bangsa dari kelas Inggris :


Orpington
Tubuh besar panjang dalam dan bulat, bulu penuh pada dada dan punggung, terdapat varietas :
Buff, Blue, Black, White.
Dorking
Tubuh panjang dalam lebar dan agak rendah, terdapat varietas : White, colored, silver-grey.
Australops
Berasal dari Black Orpington, bulu hitam, paruh dan shank kehitaman-kuning, muka jengger pial
merah cerah.
Sussex
Tubuh panjang lebar dalam dan bahu lebar dari depan kebagian belakang. Terdapat varietas :
light, red, spekled.
Redcap
Besar badan sedang dan jengger rose.
Cornish
Tipe pedaging dengan bulu kompak, breas (daerah dada) sangat dalam dan lebar, terdapat
varietas : dark, white, white laced red.
4.    Kelas Asia (Asiatic class)
Bangsa-bangsa dari kelas asia memiliki tubuh yang besar dengan ditutupi bulu yang tebal sampai
kekaki (shank).

1. Brahma. Terdapat beberapa varietas : Buff dan Light.


2. Cochin. Terdapat varietas : Buff, Black, White dan Partidge.
3. Langshan. Terdapat varietas : Black dan White.
Strain.
Strain adalah merek dagang atau hasil seleksi dalam breeding untuk tujuan tertentu. Tujuannya
pada umumnya cenderung untuk komersial atau nilai ekonomi tinggi (high producers).
Pada peredaran sekarang telah jarang ditemui bangsa-bangsa ayam seperti leghorn, australops,
rhode island red dan sebagainya. Yang umum dipelihara atau diternakkan adalah strain-strain
ayam yang merupakan bibit unggul hasil breeding farm baik pada ayam ras maupun ayam negeri
dalam bentuk Final Stock (FS).
Contoh beberapa Strain Ayam yang pernah beredar di Indonesia :
1. Kimber chick asal Kimber farm di Fremont California USA. Jenis Kimber Chick K 137
Petelur putih (FS), Kimber K 163 (Putih kotor Final Stock), Kimbrown (Coklat merah FS
Betina, Putih kotor FS Jantan), Kimcross K 44 ayam pedaging (broiler) putih.
2. Babcock Asal USA. Babcock B 300 dan B 300 F petelur putih (FS). Babcock B 380,
coklat merah (FS betina), putih kotor (FS Jantan).
3. Hy-line. Hy-line W 36 petelur putih (FS), Hy-line 717, coklat merah (FS), Hy-line
brown, coklat (FS Betina), putih coklat (FS Jantan).
4. Super Harco Hitam merah (FS betina) Lurik (FS Jantan).
5. Jagerveld chick asal negeri Belanda. Jagersveld white leghorn (putih), Rosella coklat
merah (FS Betina), putih coklat (FS Jantan), Jagersveld Broiler putih kotor.
6. Dekalb. Asal massasuhhet USA. Dekalb warren sex link, coklat merah (FS Betina), putih
coklat (FS Jantan).Dekalb amber link putih coklat (FS Betina), Dekalb XL Link putih (FS).
7. Indian River ayam pedaging (broiler) putih.
8. Cobb. Asal Massasushet USA. Cobb 100 pedaging putih kotor.
9. Hubbard. Hubbard Leghorn putih (FS), Hubbard golden comet, coklat merah (FS Betina),
Hubbard broiler putih kotor.
10. Lohman, Multibreeder, Bromo, CP (charoend phokphand).,Platinum. dan masih banyak
lagi yang belum tertulis.
Klasifikasi Ayam
Pada ayam dikenal adanya 2 cara dalam klasifikasi yaitu :
Klasifikasi Standart
Klasifikasi yang didasarkan pada tempat / kedudukan ayam. Istilah yang lazim dipakai adalah
pembagian berdasarkan Kelas, Bangsa, Varietas dan Strain.
Klasifikasi Ekonomi
Klasifikasi yang didasarkan penggunaan atau tujuan pemeliharaan ayam dan menurut sifat
produksi utamanya. Istilah yang lazim dipakai adalah Tipe Ayam. Pada saat ini tipe ayam dapat
digolongkan menjadi 4 macam yaitu :
Tipe Petelur (Egg type)

Tipe ini sangat efisien merubah pakan menjadi telur. Misal Leghorn, Hy-Line, Minorca, Babcock
W 300, Platinum dll)
Tipe Pedaging (Meat type)

Tipe ini sangat efisien merubah pakan menjadi daging. Misal Brahma, cochin, Indian River, CP,
MF, Hubbard dll)
Tipe Dwiguna / Dual Purpose
Tipe ini sangat efisien merubah pakan menjadi daging dan telur. Misal Plymouth rock, Rhode
Island, Australops, Lohman dll.
Tipe  Kesenangan (Fancy type)
Ayam-ayam untuk kesenangan/perhiasan karena dipelihara bukan untuk penghasil telur atau
daging. Misal. Bantam, Yokohama, Kapas, Kate, Cemani, Bekisar dll.
Kandang Ayam
Kandang adalah Bangunan yang dibuat untuk tempat ternak ayam berlindung dari pengaruh luar
dan tempat tinggal dalam memberikan produksi, tumbuh dan berkembang biak dan aktivitas
lainnya. Kandang bagi ayam Ras / Negeri/ Unggul memiliki arti yang sangat penting dalam
rangka mencapai tujuan pemeliharaan yang optimal.
Sistem Kandang.
Ditinjau dari bangunan kandang dan cara pemeliharaan, maka dikenal 4 sistem kandang yaitu :
Sistem Alas (Litter system)
Suatu kandang yang lantai menempel pada tanah, dimana alas kandang diberi Litter seperti
sekam padi, Jerami padi yang dicacah, Serbuk gergaji, Tongkol jagung yang dicacah, postal dll.
Kandang ini biasanya untuk pemeliharaan Intensif.
Sistem Sangkar / Kurungan (Cage system)
Suatu kandang yang lantai tidak menempel pada tanah tetapi berbentuk sangkar atau kurungan.
Modifikasi dari jenis ini adalah Kandang Battery. Kandang ini digunakan untuk pemeliharaan
intensif bahkan kandang sering dibuat bertingkat.
Sistem Umbaran (Raenge system)
Suatu kandang yang memiliki tempat halaman / umbaran. Pemeliharaan sistem ini biasanya semi
intensif, dimana kadang-kadang dikandangkan dan kadang-kadang diumbar.
Sistem Kombinasi (Combination System)
Suatu kandang hasil penggabungan dari sistem kandang yang ada. Bisa dari 2 atau 3 sistem,
bahkan bisa memformulasikan ke dalam bentuk modifikasi. Prinsip dasar penggunaan sistem
kombinasi adalah untuk mengurangi kelemahan-kelemahan dari sistem yang lain.
Membangun Kandang
Untuk membangun sebuah kandang harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengetahui syaratnya yaitu Lokasi, Sistem serta Bentuk dan Konstruksinya.
2. Mengetahui bentuk dan konstruksi bagian bawah, tengah dan atas.
3. Bagian Bawah bisa litter, batery, panggung. Bagian tengah : Ventilasi, cahaya, angin.
Sedangkan bagian atas adalah atap.
4. Tipe Atap ada beberapa macam yaitu Monitor, semi monitor, gable, shade, zig-zaq dll.
5. Kelembaban 50 – 60 %  suhu ideal dalam kandang 21-26 oC serta cahaya 14 – 17
jam/hari.
6. Tidak perlu secara mutlak memperhatikan arah kandang dengan arah datangnya sinar
matahari, akan tetapi jangan menentang datangnya angin. Ventilasi dibuat sebanyak mungkin.
7. Kepadatan kandang disesuaikan dengan umur ternak ayam dimana secara prinsip ayam
bisa bergerak bebas tetapi tidak terlalu leluasa untuk berlari. Kepadatan kandang disesuaikan
dengan karakteristik dan tipe ayam. Patokan awal 40 ekor/m2dan akhir 5 – 7 ekorm2 baik
untuk pedaging maupun petelur.
8.  Perlengkapan kandang harus terpenuhi untuk kegiatan manejemen pemeliharaan ayam
seperti Brooder, Drinking through, Feeding through, dropping pit (kotoran), alat tangkap, alat
suntuk dll.
Makanan
Ternak ayam tergolong Non Ruminansia, dimana lambungnya adalah lambung tunggal dengan
alat pencernaan pendek/sederhana sehingga makanan harus sedikit serat kasar. Fungsi makanan
adalah : Maintenance (Hidup Pokok), Produksi dan Reproduksi.
Bentuk Ransum
Ransum adalah sejumlah makanan yang siap diberikan kepada ayam untuk kebutuhan 24 jam.
Ransum tersusun dari Bahan-bahan pakan. Ransum bisa berbentuk halus, kasar dan modifikasi
dari 2 bentuk menjadi bentuk pellet dan crumble.
Jenis Makanan. 
Jenis makanan pada dasarnya merupakan bahan-bahan penyusun ransum dan ransum jadi.
Jenisnya antara lain Konsentrat (30 – 40 % Protein), Makanan fase Starter (20-22% Protein),
Grower (18-20% Protein) , Layer/Finisher (16-18 % Protein).
Syarat Menyusun Ransum
1. Memenuhi semua zat makanan yang dibutuhkan.
2. Mengandung protein sesuai dengan umur.
3. Kandungan lemak < 8 %, SK < 6 %, Metabolesme energi 2800 Kg Cal/Kg pakan).
4. Mengandung mineral dan vitamin yang cukup.
Kesimpulan 
Ada Segitiga sama sisi dengan komponen Bibit (Breeding), Pakan (Feeding) dan Manajemen
yang memiliki kontribusi dalam usaha peternakan ayam. Manajemen terbagi menjadi
Manajemen Rutinitas, Manajemen Non Rutin (Manajemen kandang dan penyakit) serta
manajemen pasca panen.
Beberapa Istilah yang terkait dengan ternak ayam :
1. DOC (Day Old Chick), anak ayam umur 1 hari.
2. Chick = Anak ayam umur 7- 30 hari.
3. Pullet = Ayam Petelur Umur 1 – 5/6 Bulan.
4. Yearling = Ayam petelur umur kurang dari 1 tahun.
5. Laying Hen = Ayam Petelur umur lebih dari 1 tahun.
6. Cockerel = Ayam pejantan dewasa kelamin sampai umur 1 tahun.
7. Cock = Ayam Pejantan umur lebih dari 1 tahun.
8. Henny = Ayam jantan yang bulunya menyerupai ayam betina.
9. Hen specs = Kacamata untuk ayam.
10. Hatchery = Usaha khusus untuk penetasan.
11. Hatcher = Mesin Tetas.
12. Rearing = Kegiatan Pembesaran ayam jantan atau betina.
13. Broiler = Ayam yang dibudidayakan untuk produksi daging umur sampai 8 minggu.
14. Roaster = Ayam pedaging yang dipelihara lebih dari 2 bulan.
15. Capon = Ayam jantan yang testesnya diambil.
16. Barred = Warna bulu blirik.
17. Brailling = Suatu teknik untuk mencegah ayam tidak terbang.
18. Brooding = Memberi pemanasan atau mengerami.
19. Broody/broodines = sifat mengerami telur.
20. Cage = sangkar/kandang baterei, sedangkan cake = Bungkil.
21. Cage layer fatigue = kelumpuhan akibat kurang gerakdalam sangkar/kandang baterei.
22. Debeaking = Kegiatan potong paruh untuk mengurangi kanibalisme.
23. Dewattling  = Pemotongan pial (wattle) pada unggas muda.
24. Dubbing = Pemotongan jengger (comb) agar tidak mengganggu waktu makan.
25. Giblet = Viscera unggas yang masih dapat dimakan (hati, Jantung dan Gizzard).

Manfaat Memelihara Ayam Petelur

Secara garis besar, tujuan utama dari bisnis telur ayam adalah telurnya. Namun, selain telur, anda
dapat memanfaatkan kotoran ayam sebagai pupuk kandang, maupun sebagai media pakan bagi
ikan seperti ikan lele. Bulu - bulunya bisa digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya kelut
atau alat kebersihan. Tak hanya itu, kotoran ayam kini bisa digunakan untuk bahan pembuatan
biogas. Dengan berbagai manfaat pemeliharaan ayam petelur ini, sudah sangat pas kiranya jika
anda menjalankan peluang usaha ternak ayam petelur.

Kisah Sukses Bisnis telur ayam

Telur ayam telah menjadi salah satu makanan favorit masyarakat. Tak heran jika kebutuhan akan
telur ayam semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kebutuhan ini tentu menjadi salah satu sebab
mengapa bisnis ini sangat potensial serta menguntungkan. Peluang ini ternyata mampu
dimanfaatkan oleh Melati Fajarwati, pebisnis muda dari Pontianak yang berhasil mendapatkan
kesuksesan dari bisnis telur ayam ini.

Dalam sehari, Melati dapat menghasilkan keuntungan bersih tak kurang Rp. 10 juta perhari.
Omzet pertahun yang berhasil ia raih adalah Rp. 4,3 Milyar. Angka yang sangat fantastis. Telur
yang ia hasilkan setiap harinya mencapai 4 ribu butir dengan harga perbutir Rp. 2.500. 

Kesuksesan yang diraihnya tentu tidak didapatkan dengan mudah, butuh ketekunan dan keuletan
agar usaha yang dijalankannya bisa berhasil. Dan semua itu adalah berasal dari perencanaan
bisnis yang baik sehingga dapat menjalankan bisnis dengan baik dengan tata kelola yang tepat
dapat menghasilkan hasil yang maksimal.
Analisa Peluang Usaha Bisnis Ternak Ayam Petelur
1. Kebutuhan modal awal sekitar Rp.15.000.000.,- / 100 ekor ayam (untuk bibit ayam,
pakan, kandang,)
2. Pembuatan kandang Rp.8.000.000,- (bisa ditekan dengan memanfaatkan kayu-kayu bekas
bongkaran bangunan)
3. Ayam siap telur (pullet)  Rp.52.000,- x 100 ekor = Rp. 5.200.000,- (harga per-awal 2013)
4. Pakan Konsentrat 3 Kg x Rp.5.000,-     = Rp. 15.000,-
5. Pakan Beras Jagung 6 Kg x Rp.2.500,- = Rp. 15.000,-
6. Pakan Bekatul 2 Kg x Rp.1.000             = Rp.   2.000,-
7. Tiga jenis pakan di atas dicampur menjadi 11 Kg = Rp.32.000,-
8. 1 ekor per hari butuh 110gr pakan, 110gr x 100 ekor = 11.000 gr atau 11 Kg, jadi per hari
100 ekor ayam butuh 11 Kg Pakan (Rp.32.000,-)
9. Total biaya pakan hingga produksi (betelor) adalah sekitar Rp.1.000.000,-
10. Hasil telur untuk 100 ekor, rata-rata adalah 6 Kg per hari
11. Harga telur Rp.12.000,-/Kg x 6 Kg/hari = Rp. 72.000,-/hari
12. Keuntungan bersih per hari (harga telur per hari dikurangi biaya pakan per hari)
Rp.72.000 -  Rp.32.000 =Rp.40.000,-/hari
13. Keuntungan perbulan  Rp.40.000,- x 30 hari = Rp.1.200.000,-
14. Masa produksi 3 tahun (sejak pertama kali bertelor)
15. Kotoran ayam dijual per kantong = Rp.10.000,-
16. Ayam afkir (sudah tidak bertelor) dijual jadi ayam pedaging = Rp.35.000,-/ekor

TERNAK ITIK (Anas plathyryncos)


Itik (Anas plathyryncos) yang juga dikenal dengan nama Duck atau Bebek adalah tergolong
Unggas Air dengan sistimatika Zoology sebagai berikut :

Kingdom       :  Animal
Phylum         :  Chordata
Class            :  Aves
Order            :  Anseriformes
Family          :  Anatidae
Genus          :  Anas
Species        :  Anas plathyryncos

Unggas air yang sefamily dengan itik adalah Genus Cairina dengan species Cairina muschata
(Entog). Penjelasan tentang asal usul itik terpisah dengan entog karena keduanya tidak sama.
Ternak itik yang banyak dikenal sekarang (itik domestik) merupakan itik-itik hasil budidaya
(jinak) atau Anas domesticus. Itik ini merupakan keturunan dari Itik-itik liar species Anas
plathyryncos yang dikenal dengan nama Wild Mallard. Itik-itik liar tersebut di Indonesia sering
disebut dengan nama Belibis atau Wliwis.
Pada keadaan liar itik-itik tersebut mengalami penyebaran yang luas diantaranya dapat ditemui di
Amerika Utara, Kanada dan Benua Eropa. Pada saat pergantian musim, maka itik-itik melakukan
migrasi dari Eropa Utara ke Eropa Selatan sampai ke Afrika Utara. Selanjutnya itik-itik ini
terdapat didaratan Amerika Selatan, Inggris, Malaysia, Tiongkok, Filipina dan Indonesia.

Itik-itik liar (Mallard) hidup berpasangan (monogamous) dan secara naluri masih mununjukkan
sifat-sifat mengeram untuk menetaskan telur-telurnya. Pada itik jantan liar (Mallard drake)
memiliki bulu warna yang indah dibanding dengan itik betina liar (Mallard female). Interaksi
keduanya akan berkumpul pada saat musim kawin.
Alasan yang menguatkan bahwa itik-itik sekarang merupakan keturunan dari Mallard /Wild
Mallard yaitu :

1. Itik-itk domestik memiliki tanda-tanda karakteristik pada yang jantan yakni berupa bulu
ekor yang mencuat ke atas (Sex Feather) seperti yang dimiliki oleh Mallard drake.
2.  Dibanding dengan itik-itik liar yang lain, maka Mallard lebih mudah dijinakkan.
Dengan adanya proses domestikasi (penjinakkan) terhadap itik-itik liar dan adanya perubahan
alamiah yang secara bertahap, maka terjadilah ternak itik sekarang dengan perubahan bentuk
badan, hilangnya sifat mengeram dan perubahan monogamous menjadi Poligamous (Satu jantan
untuk banyak betina).
Tanda-Tanda Itik.
–    Kepala   
Kepala tampak kecil dibandingkan dengan besar badan.
Di Kepala terdapat Paruh (Beak) besar lurus dan pipih, mendatar, ujungnya terdapat bagian keras
(tip).
Pada rongga paruh (beak cavity) terdapat lembaran-lembaran bertanduk (herny lamella) yang
berguna menyaring makanan.
–    Bulu  
Bulu bermacam-macam, menempel erat, keadaanya selalu berminyak yang berasal dari kelenjar
minyak (pree gland) yang terletak pada pangkal ekor.
–    Kaki 
 Kaki secara keseluruhan pendek. Pergelangan kaki (shank) tidak berbulu, sisik tidak jelas,
berjari 4 yang dilengkapi dengan selaput (foot web) berfungsi membantu pergerakan di air
–    Lapisan Lemak   
Lapisan lemak sub cutan di bawah kulit untuk isolator dari kedinginan
–    Daging
Daging itik tergolong daging gelap (dark meat) dengan persentase karkas yang lebih rendah
dibandingkan dengan persentase karkas ayam
–    Tulang Dada   Bentuk tulang dada lurus seperti sampan
–    Suara  Suara tidak keras dan satu irama, kecuali pada yang itik jantan kadang-kadang
bersuara keras dan kaku.
Type dan Bangsa Ternak itik.
Pada ternak itik dikenal 3 tipe yang pengelompokkannya berdasarkan tujuan utama pemeliharaan
yaitu :
Tipe Petelur (Egg type)
Ternak itik yang termasuk tipe petelur, pada umumnya sangat produktif dalam menghasilkan
telur. Tubuhnya kecil dibanding dengan tipe pedaging, secara keseluruhan bentuk tubuhnya
seperti botol, dimana bagian kepala kecil dan bagian tulang ekor besar.
Tipe Pedaging (Meat type)
Bangsa ini sangat efisien menghasilkan daging, pertumbuhannya cepat dan struktur daging baik.
Tipe Ornamental (ornament type).
Itik tipe ini dipelihara bukan karena produksi telur atau produksi daging yang tinggi, akan tetapi
karena adanya daya tarik tersendiri yang menyebabkan orang senang atau menyukai sebagai
hiasan
Contoh Tipe Petelur : 
Indian Runner (Indische loopeend)
Banyak penulis yang menyatakan bahwa itik itik berasal dari Asia Tenggara atau India. Bangsa
ini penyebarannya luas, misalnya Malaysia, Filipina, Indochina dan Indonesia. Itik ini tahan
berjalan jauh untuk digembalakan (loop = berjalan, eend = itik)
Tanda-tanda :
–    Badan : Tegak berdiri, BB jantan 4-4,5 lbs dan Betina 3,5 – 4 Lbs.
–    Kepala : Ramping, mata bersinar, paruh panjang hitam.
–    Leher : Panjang, halus, lurus dan silender.
–    Sayap : Erat melekat dengan posisi agak tinggi.
–    Bulu : Kebanyakan berwarna merah tua/coklat, namun ada yang totol-totol.
–    Kaki : Shank pendek dengan posisi agak kebelakang.
–    Telur : Hijau kebiruan (250 – 300 butir per tahun).
Campbell
Campbell merupakan tipe petelur dan juga tipe pedaging. Itik ini diciptakan oleh Mrs Adale
Campbell di Inggris dengan melakukan persilangan antara itik liar (Mallard) dengan Indian
Runner. Namun diperkirakan juga ada darah Rouen. Ada beberapa varietas yakni Khaki
Campbell, Dark Campbell dan White Campbell.  Tanda-tanda :
–    Badan : agak bulat, kompak, postur tubuh tidak setegak Indian Runner, BB jantan 5,5 Lbs
dan Betina 5 Lbs.
–    Kepala : Ramping dan mata bersinar. Warna paruh sesuai dengan varietasnya. Pada Khaki
campbell paruh hijau gelap dan ujung hitam. Dark Campbell jantan paruh hijau gelap ujung
hitam sedangkan yang betina paruh kecoklatan ujung hitam. White Campbell paruh oranye
ujunung keputihan.
–    Leher : Ramping, meruncing arah kepala dan sedikit lengkung.
–    Sayap : Berkembang dengan baik, posisi agak tinggi.
–    Bulu : Kompak, melekat erat pada tubuh.
Khaki Campbell = badan dan sayap warna drill polisi, leher, kepala dan dada kehijauan.
Dark Campbell = Badan coklat muda dan bagian bawah ekor hitam, kepala, leher hijau tua pada
yang  jantan sedangkan yang betina warna agak muda.
–    Kaki : Umumnya berwarna jingga sampai kuning.
–    Telur : Hijau kebiruan (280 – 300 butir per tahun).
Bangsa Buff (Buff Orpington)
Merupakan salah satu varietas dari bangsa orpington, berasal dari Inggris, merupakan tipe petelur
dan pedaging. Diduga keturunan dari persilangan itik Aylesbury, Indian Runner, Cayuga dan
Rouen.
Tanda-tanda :
–    Badan : Cukup besar, BB Jantan 7 – 8 Lbs, Betina 6 – 7 Lbs.
–    Bulu : jantan atau betina hampir sama berwarna deep red atau buff seperti warna kerbau.
–    Paruh : jantan kuning dan betina oranye.
Contoh Tipe Pedaging (Meat Type)
  Aylesbury
Pertama kali dikembangkan di Aylesbury Inggris. Merupakan tipe pedaging dengan daging
berwarna putih (White Meat). Adapun tanda-tandanya :
Badan  :  Besar dan padat, Bagian badan bawah hampir menyentuh tanah, posisi badan
mendatar. BB jantan 8 – 9 Lbs  (4,5 Kg) dan Betina 7 – 8 Lbs (4 Kg).
Kepala : Agak besar dibandingkan dengan itik lain, sehingga seperti angsa berkaki pendek.
Paruh seperti warna daging.
Bulu : Jantan dan Betina sama putih mengkilat (Pearly white)  Kaki : warna oranye.
Cayuga
Asal itik ini tidak diketahui secara pasti, namun banyak dipelihara di Cayuga New York USA.
Termasuk tipe pedaging dengan produksi telur 150 – 200 butir / tahun. Adapun tanda-tandanya :
Badan : Posisi tubuh tegak, BB jantan 7 – 8 Lbs dan BB Betina 6-7 Lbs.
Bulu : Jantan dan betina berwarna hitam, kadang-kadang kehijau-hijauan. Warna bulu ini
memberi kesan pada warna karkas sehingga kurang cerah.
Paruh : Warna Hitam.
Peking
Berasal dari Tiongkok (Tient Sien) yang dibesarkan di Inggris dan Amerika pada Tahun 1873.
Merupakan ternak potong yang sangat populer dan digemari. Adapun tanda-tandanya :
Kepala : Agak besar dengan mahkota (Crown) pipi cembung
Badan : Kompak, bulat, busung, BB Jantan 8-9 Lbs dan BB Betina 7-8 Lbs.
Bulu     : Jantan dan betina warna putih, kadang-kadang berjambul.
Kaki     : kekuning-kuningan sampai oranye
Telur    : Warna putih kotor, produksi 110 – 130 butir/tahun.
Rouen
Mula-mula diternak di Rouen – Inggris pada Tahun 1800 dan masuk ke Amerika pada tahun
1850. Sebagai tipe pedaging yang sangat disukai karena jinak. Adapun tanda-tandanya :
Kepala : Bersih, tampan, paruh panjang, warna kuning kehijauan.
Badan  : Besar, kompak, massive, dalam, gerak lamban, posisi badan hampir datar dan bagian
bawah seperti bergelambir. BB Jantan 8-9 Lbs dan BB Betina 7-8 Lbs.
Bulu     : Jantan hijau kebiru-biruan dan ada pula yang abu-abu dengan cincin putih dileher
sedangkan warna betina coklat tua.
Kaki     : berwarna merah bata (tera cota)
Telur    : kulit hijau kebiruan dan kadang-kadang ada yang putih, Produksi 80-100 butir/tahun.
Contoh Tipe Ornamental  (Ornament Type)
1. Crested
2. Blue Swedish
3. Calls
4. Mandarin
5. East Indian
Itik – itik ini tidak banyak diuraikan karena untuk kepentingan ekonomi tidak menonjol.
Itik Indonesia
Itik-itik Indonesia yang dikenal sekarang dapat digolongkan sebagai anggota Bangsa Itik Indian
Runner yang berasal dari Asia Tenggara atau India. Kalau dipelajari benar-benar, maka itik-itik
Indonesia kiranya dapat dianggap sebagai varietas dari Itik Indian Runner. Hal ini karena
perbedaan dengan itik Indian Runner hanya terbatas pada warna bulu, warna paruh dan kaki. Jadi
Itik-itik  Indonesia merupakan itik tipe petelur.
Sebagai contoh itik-itik Indonesia yang telah banyak berkembang antara lain :

1. Itik Alabio (Anas plathyryncos borneo)


2. Itik Tegal (Anas javanica)
3. Itik Mojosari (Anas spc)
4. Itik Bali (Anas spc).
Itik Alabio (Anas plthyryncos borneo)
Itik Alabio telah lama dikembangkan di Amuntai Kalimantan Selatan dan sebagai pusat
pengembangan berada di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Itik-itik ini mempunyai perbedaan
dengan itik-itik Indonesia lainnya terutama pada warna bulu, warna paruh, kaki dan kemampuan
produksi.
Keadaan itik alabio pertama kali dilaporkan oleh Drh. Selamet (1927) dan selanjutnya pada
tahun 1970 oleh Drh. Saleh Puspo diberi nama Alabio, yang disesuaikan dengan nama salah satu
kota di daerah Hulu Sungai Utara. Tanda – tanda :
Tubuh  : Seperti Indian Runner, langsing, leher panjang kecil dan bulat. Secara keseluruhan
seperti botol. Posisi tegak membentuk sudut 45 derajat.
BB       : Jantan mencapai 1,75 Kg dan Betina mencapai 1,6 Kg
Warna : Betina banyak warna kuning keabu-abuan dengan totol coklat, ujung sayap, ekor, dada
dan leher serta kepala agak hitam. Pada jantan warna bulu abu-abu kehitaman dengan garis leher
putih didepan dada. Pada ekor terdapat bulu yang mencuat (Sex feather).
Paruh  : Jantan dan betina warna kuning – jingga dengan totol warna gelap.
Telur    : Bertelur mulai umur kurang lebih 5,5 – 6 bulan, produksi 200 – 220 butir / tahun.
Warna Kulit telur hijau muda.
Itik Tegal (Anas javanica)
Itik ini berasal dari daerah Tegal, pesisir pantai utara Jawa Tengah. Secara umum
karakteristiknya seperti itik Indian Runner. Dengan tanda-tanda sbb.
Tubuh  : Seperti Indian Runner, langsing, leher panjang kecil dan bulat. Secara keseluruhan
seperti botol. Posisi tegak membentuk sudut 45 derajat.
BB       : Jantan mencapai 1,5 Kg dan Betina mencapai 1,4 Kg
Paruh  : Jantan dan betina warna jingga dengan totol warna gelap.
Telur    : Bertelur mulai umur kurang lebih 5,5 – 6 bulan, produksi 200 – 240 butir / tahun.
Warna Kulit telur hijau muda.
Warna : Warna bulu ada bermacam-macam. Sesuai dengan nama setempat, maka dikenal nama
lemahan, branjangan, jarakan, blorong, putihan, jalen dan jambul.
Lemahan : Warna seperti tanah, coklat muda sampai abu-abu, kadang-kadang coklat dengan
batasan tidak jelas.
Branjangan : Warna kecoklatan atau totol coklat dengan batas yang jelas.
Jarakan : Warna bulu belang, totol hitam atau coklat jelas.
Blorong : warna bulu coklat tua atau coklat hitam atau coklat jelas.
Putihan : Warna bulu putih bersih, dengan paruh dan kaki kuning-jingga.
Jalen : Warna bulu putih bersih dengan warna kaki dan paruh hitam kehijauan.
Jambul : Warna bulu seperti branjangan namun pada kepala terdapat bulu yang mebentuk
jambul.
Dari beberapa variasi warna tersebut, maka warna-warna yang banyak ditemui adalah warna
Branjangan
Itik Mojosari (Anas spc)
Itik ini banyak ditemui di Mojosari Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Secara umum memiliki
ciri-ciri seperti pada Indian Runner. Namun tanda-tanda secara khusus dapat dijelaskan sbb.
Tubuh  : Seperti Indian Runner, langsing, tinggi, leher panjang kecil dan bulat. Secara
keseluruhan seperti botol. Posisi tegak membentuk sudut 45 derajat.
BB       : BB mencapai 1,4 – 1,5 Kg
Paruh  : Jantan dan betina warna jingga dengan totol warna gelap.
Telur    : Bertelur mulai umur kurang lebih 5,5 – 6 bulan, produksi 200 – 250 butir / tahun.
Warna Kulit telur kehijauan.
Warna : Warna bulu coklat merah dihiasi dengan warna hitam. Warna jantan umumnya lebih
gelap dari betina.
Itik Bali (Anas spc)
Itik Bali belum jelas asal-usulnya dan diperkirakan semula berasal dari Pulau Lombok hingga
sering disebut juga Itik Lombok. Keadaan tubuh mirip dengan itik tegal hanya pada leher tampak
lebih pendek. Warna bulu sangat bervariasi, ada yang berwarna putih bersih, coklat merah
dengan campuran hitam dengan bintik-bintik putih dan ada pula yang berjambul. Khusus untuk
itik bali warna kulit telur putih dan BB dapat mencapai 1,5 Kg.
Pemeliharaan
Pada ternak itik terdapat fase-fase pemeliharaan, yaitu :
1.Tipe Petelur
 Starter (fase 1)         :  Umur  0 –  3   Minggu
 Grower I (fase 2)     :  Umur  3 – 10 Minggu
 Grower II                  :  Umur 10 – 20 Minggu
 Layer (fase Produksi)          :  Umur > 20 Minggu.
2.Tipe Pedaging
 Starter (fase 1)                        :  Umur  0 –  2  Minggu
 Grower I (fase 2)        :  Umur  2 – 4  Minggu
 Finisher (fase Akhir)   :  Umur  5 – 7  Minggu.
Pemeliharaan itik pedaging umumnya hanya sampai 7-8 minggu.
Di Indonesia dikenal sistem pemeliharaan itik sbb.

1. Sistem Tradisional : pemeliharaan berdasarkan turun temurun yang biasa dilaksanakan


disuatu daerah tertentu yang biasanya dilakukan dengan penggembalaan ternak.
2.  Sistem Semi Intensif : Disamping itik digembalakan, maka juga dikandangkan. Dengan
demikian pakan selain diperoleh dari penggembalaan juga diberikan pakan pada saat di
kandang.
3. Sistem Intensif : Itik dikandangkan secara terus menerus.
Kandang
Pada pemeliharaan itik, kandang ditentukan oleh sistem pemeliharaan yang dipakai. Pada sistem
tradisional kandang tidak diutamakan, bahkan kandang permanen tidak tersedia. Untuk
menampung itik-itik yang telah selesai digembalakan, maka cukup dengan cara membatasi
bambu yang dapat digulung dan dipasang kembali ditempat lain tergantung lokasi
penggembalaan. Pada pemeliharaan dengan Lanting, kandang berada diatas kapal kecil/perahu
merupakan sistem tradisional yang banyak terdapat di Hulu sungai utara Kalimantan selatan
untuk itik alabio.
Pada sistem Semi Intensif, kandang permanen yang dibuat hanya digunakan untuk berteduh pada
saat tidak digembalakan. Pada pemeliharaan secara Intensif terdapat  3 sistem, yaitu :
1).   Sistem Litter, pada dasar kandang terdapat litter (sekam, jerami, serbuk gergaji dll).
2).   Sistem Sangkar / kurungan, dengan dasar dari kawat (wire floor).
3).   Sistem Umbaran, dimana selain kandang juga ada tempat umbaran/halaman.
Pada pemeliharaan itik baik pedaging atau petelur dapat dilakukan dengan Pola All In All
Out (Sekali masuk dan sampai diafkir/panen/dikeluarkan) serta dengan Pola berpindah, yaitu
pada periode awal (starter) dengan kandang sistem sangkar atau sistem litter, dan selanjutnya
dengan sistem umbaran. Menurut Wiharto, 2004 bahwa untuk umur pemeliharaan 4 minggu ke
atas sebaiknya dengan sistem litter. Adapun kebutuhan luas kandang harus didasarkan pada umur
ternak, sbb.
 Umur 0 – 4 minggu                       : Luas Lantai  4 m2/100 ekor.
 Umur 4 – 8 minggu                       : Luas Lantai  9 m2/100 ekor
 Umur 8 – 16 minggu         : Luas Lantai  12 m2/100 ekor
Penyediaan kolam sangat penting artinya khususnya pada itik yang dipelihara untuk tujuan
penghasil telur tetas, dikarenakan untuk memperlancar proses perkawinan.
Perlengkapan Kandang
Tempat Pakan.
Tempat Pakan dibuat lebar agar mudah makan sesuai dengan tingkah laku diwaktu makan.
Tempat Minum.
Tempat minum harus selalu tersedia karena itik setiap makan selalu diselingi dengan minum.
Makanan
Bentuk makanan itik ada 3 macam yaitu mash (halus), crumble (kasar) dan pellet (cetakan).
Pemberian makanan pada sistem pemeliharaan intensif bisa dilakukan secara kering (dry mash
feeding) atau secara basah (wet mash feeding). Namun akhir-akhir telah banyak dilakukan
pemberian makanan dalam bentuk pellet.  Kebutuhan Gizi protein untuk itik adalah fase starter 
18%, Grower 16 % dan Layer 15-16 %. Itik merupakan ternak unggas yang konsumsi ransumnya
cukup banyak yaitu 130 Gr (bulan pertama), 150 gr (bulan kedua / ketiga) dan selanjutnya rata-
rata 155 – 170 gr (Data diambil dari jenis itik Tegal). Sedangkan pada itik yang digembalakan
sulit untuk menentukan jumlah konsumsi pakan.
Bibit Itik
Bibit itik diperoleh dengan jalan menetaskan telur tetas (telur yang dibuahi dan fertil) hasil dari
perkawinan secara alam atau IB. Bentuk pelaksanaan penetasan dapat dilakukan secara alami
(dierami oleh ayam, entok atau angsa, dll) atau secara buatan (mesin tetas). Ada bentuk
penetasan buatan tapi dilakukan secara tradisional yaitu dengan mengubur telur-telur itik pada
gabah yang telah dipanaskan / dijemur (Bali).
Beberapa Istilah yang terkait dengan ternak Itik (Unggas)
1. DOD (Day old Duck) = Itik yang berumur 1 hari.
2. Duckling = Sebutan untuk Anak itik
3. Duck = Sebutan untuk itik secara umum.
4. Drake = Itik Jantan Dewasa
5. Drakelet / drakeling = itik jantan muda.
6. Anatipestifer Infection = Penyakit yang menyerang ternak itik, menyerupai Cholera.
Penyebabnya adalah bakteri Pasteurella anapestifer. Penyakit ini disebut juga NDD (New
Duck Disease).
7. Gadwall = Itik liar (Anas strepera)
8. Autosexing = Memisahkan anak unggas jantan dari yang betina dengan melihat sifat
yang nampak dari luar misalnya warna bulunya.
9. Bantam = Varietas yang kerdil dari Unggas (Kate).  Barred = Blirik.
10. Dark meat = Daging pada kaki dan paha unggas
11. Debeaking = potong paruh ayam untuk mencegah kanibalisme. Pada kalkun disebut  de-
snooding.
12. Decapitate = pemenggalan leher (memisahkan kepala dari badan).
13. Deutectomy = penghilangan yolk sac (kantung kuning telur) dari anak ayam yang baru
menetas
14. Developer = Fase pemeliharaan ayam petelur yaitu mulai umur 12 minggu (3 bulan)
sampai menjelang bertelur (pullet)
15. Egg tooth = ujung paruh pada embrio unggas yang digunakan untuk memecah dinding
telur pada saat menetas.
16. Egg Yield = Jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor ayam atau unggas lain
17. Galliformes = Nama ordo unggas yang hidup terestial (di daratan) seperti ayam, kalkun,
puyuh dll.
18. Getaway = suatu model kandang unggas bertingkat yang memungkinkan unggas dapat
berpindah dari lantai satu ke lantai yang lainnya.
19. Gillygaloo = Burung atau bangsa kelas aves yang menurut mitos bentuk telurnya  kubus.
20. Wet plucking = pencabutan bulu unggas yang telah disembelih dengan cara basah
21. Nest = sarang pada unggas.
22. Non Ruminant = Hewan yang tidak memiliki rument yang fungsional = monogastric
(perut tunggal) misal kuda babi ayam anjing dan kuda.
23. Perch = Tempat bertengger unggas dalam kandang
24. Preen gland = kelenjar minyak yang terletak didekat ekor pada berbagai jenis unggas
dan burung yang berfungsi untuk meminyaki bulu sehingga kedap air.
25. Amino acid = Asam amino, suatu senyawa organic yang mengandung C, H, O dan N.
Tiap asam amino mengandung satu atau lebih gugus amine (NH2) dan sedikitnya satu gugus
karboksil (COOH). Disamping itu ada pula asam amino yang mengandung Sulphur misalnya
Cystine dn Methionine. Didalam pola tertentu, asam-asam amino membentuk suatu molekul
protein. Dalam bentuk asama amino inilah protein asal makanan diserap ke dalam aliran
darah. Terdapat 2 golongan asam amino, yaitu yang essensial (indispensable) dan yang non-
essensial (dispensable). Terdapat 10 AA essensial yaitu : Lysine, Methionine, Tryptophan,
Leucine, Isoleucine, Phenilalanine, Threonine, Histidine, Valine dan Arginine. Untuk bangsa
burung (termasuk unggas) masih harus ditambah 2 AA lagi yang dianggap essensial, yaitu
Glycine atau Serine (karena 2 AA ini konvertable) dan Proline sehingga jumlahnya menjadi
12. Diantara yang essensial itu, maka Lysine, Methyonine dan Trypthophan adalah 3 AA
yang harus diperhatikan dalam menyusun ransom unggas dan babi, sebab pada umumnya
jumlah atau tersedianya terbatas pada bahan makanan. Pada ternak ruminansia beberapa AA
dapat dibentuk di dalam tubuh sehingga tidak mutlak harus tersedia di dalam ransumnya.
26. Konsentrat = Bahan makanan ternak yang memiliki “digestibility” kecernaan tinggi
karena kadar serat kasarnya yang rendah yaitu dibawah 20 % dengan TDN lebih dari 60 %.
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah biji-bijian dan hasil ikutannya, serta produk asal
hewan. Konsentrat protein dicampurkan dengan bahan lain sebelum disajikan.
27. Corn (jagung) / Zea mays = Bahan yang sangat penting sebagai komponen penyusun
ransom ternak. Lebih disukai jagung kuning (yellow corn) karena banyak mengandung
“Carotene”. Jagung mengandung PK 8,8 %, (11 Kadar air), Energi Metabolis 3400 kkal/Kg,
Lysine dan Methione masing-masing sebesar 0,24 dan 0,20 %.
28. Fleshing = penilaian perlekatan daging pada tulang. Misalnya pada ayam penilaian di
didasarkan keadaan daging dada (breast), paha (thigh) dan kaki (drumstick).
TERNAK  ANGSA ( Anser anser )
Dalam systematic Zoology angsa dapat disusun sebagai berikut

Kingdom          :  Animal
Phylum            :  Chordata
Class   :  Aves
Order   :  Anseriformes
Family :  Anatidae
Genus :  Anser
Species           :  Anser anser
Dari beberapa catatan diketahui bahwa angsa adalah species unggas yang pertama dijinakkan dan
berasal dari species angsa liar yang disebut Graylag (Anser anser) dan angsa liar China (Anser
cygnoides). Kedua jenis species angsa tersebut sampai sekarang lebih banyak dijumpai dan
sangat luas penyebarannya. Bangsa angsa di Asia dan Afrika umumnya merupakan keturunan
Anser cygnoides sedang bangsa angsa di Eropa diturunkan oleh Anser anser.

Secara alamiah angsa-angsa mengerami telur-telurnya walaupun sudah didomestikasi maka sifat
mengeram (Mother ability) masih ada kecuali bangsa Touluuse. Angsa merupakan unggas yang
paling cerdas dengan daya ingat yang kuat. Dalam keadaan liar monogamous dan setelah
didomestikasi berangsur-angsur Polygamous.

Pemeliharaan angsa pada umumnya bertujuan untuk produksi daging dan juga sebagai “Weeder”
(pembersih rumput-rumputan yang tidak berguna) diperkebunan buah atau kapas.

Bangsa-bangsa Angsa.
Berbeda dengan ayam atau itik, maka penggolongan angsa didasarkan pada ukuran badan dan
tujuan pemeliharaan karena pada umumnya tujuan pemeliharaan adalah produksi daging. Di luar 
negeri terdapat beberapa bangsa, sedangkan di Indonesia hanya terdapat satu bangsa yaitu
Bangsa Chinese. Adapun Tipe dan Bangsa angsa adalah :
1. Tipe Berat  – Bangsa African, Embden, Toulouse.
2. Tipe Sedang – Bangsa American Buff, Brecon Buff, Pilgria, Pemeranian.
3. Tipe Kecil – Bangsa Chinese, Roman.
4. Tipe Ornament – Bangsa Canada, Egyptian dan Sebastopol.
Selanjutnya hanya beberapa saja yang terasa penting untuk dijelaskan secara lebih luas.

Bangsa Toulouse.
Merupakan bangsa angsa yang terbesar atau paling berat. Pada umur 12 bulan ternak jantan
dapat mencapai 11 Kg sedangkan betina mencapai 9 Kg. Pada umur 10 – 13 minggu dipasarkan
dengan Berat  5 – 6 Kg sebagai “Green geese”. Bulu jantan dan betina sama yaitu berwarna abu-
abu gelap, bagian punggung (back) berangsur-angsur menjadi terang, berakhir dengan warna
putih pada bagian dada dan perut. Pertumbuhan badan cepat dan produksi telur 20 – 30 butir/thn.
Bangsa Embden
Ukuran tubuh lebih kecil daripada Toulouse dimana berat jantan dewasa 9 Kg, sedangkan betina
8 Kg. Pada umur 9 – 12 minggu dipasarkan dengan berat 4 – 5 Kg. Warna bulu jantan dan betina
putih sehingga sebagai ternak potong sangat disukai.
Bangsa African
Merupakan turunan dari angsa liar Anser cygnoides. Berat badan hampir sama dengan Embden,
dimana jantan dewasa mencapai 8 – 9 Kg sedangkan betina dewasa 7,5 – 8 Kg. Dipasarkan pada
umur 10 – 12 minggu dengan berat 4 – 4,5 Kg. Warna bulu abu-abu dengan bayangan
kecoklatan, leher bergelambir. Pada pangkal paruh yang hitam terdapat tonjolan “knob” hingga
tampak lebih gagah dan penampilan agak tegak.
Bangsa Chinese
Angsa ini paling kecil (ringan) dan merupakan keturunan angsa liar Anser cygnoides seperti
angsa  African. Angsa Chinese masak dini, bertelur lebih cepat, pemeliharaannya mudah dan
daya tetas lebih baik dari angsa yang lain. Dipasarkan sebagai “Green geese umur 10–12 minggu
dengan berat 4–4,5 Kg Seperti bangsa African, bangsa Chinese juga memiliki “knob” yang
berwarna oranye seperti warna paruhnya. Warna bulu putih bersih, tetapi adapula yang berwarna
kecoklatan dengan paruh kehitaman. Kemampuan produksi telur cukup baik 40 – 60 butir/thn.
Terdapat 2 varietas yaitu putih dan coklat.
Di Indonesia merupakan satu-satunya bangsa angsa yang ada, namun untuk produksi daging
belum umum dan kebanyakan hanya sebagai binatang hiasan atau diambil bulu.
PEMELIHARAAN
Telur angsa yang baik ditetaskan dengan berat 140 – 200 gram. Penetasan dapat secara alamiah
maupun buatan. Penetasan alamiah dilakukan dengan pengeraman induknya maupun induk
unggas lain, sedangkan penetasan buatan dilakukan dengan campur tangan manusia berupa
mesin penetasan. Masa pengeraman untuk jenis ringan berkisar 28 – 30 hari, sedangkan jenis
berat  34 – 35 hari. Anak angsa yang baru menetas masih memerlukan induk buatan (Brooder)
sampai 4 minggu (kandang khusus). Setelah umur lebih dari 1 bulan, maka anak angsa dilepas
bebas (free range) dengan memberikan peneduh sebagai kandang (shades).
MAKANAN
Makanan angsa harus dibuat berbeda disesuaikan dengan umur dan tujuan pemeliharaan.
Menurut NRC (National Research Council) 1994, bahwa kebutuhan ransum angsa adalah sbb.
Fase Starter  (awal)      =   PK 22 %, EM 2900 KKal/Kg
Fase Grower ( tumbuh) =  PK 15 %, EM 2900 KKal/Kg
Pembibitan (Breeding)  =   PK 15 %, EM 2900 KKal/Kg
Kebutuhan ransom angsa dewasa 250 – 300 gram/ekor/hari.
Pemasaran umur 14 – 18 minggu dan dapat dipercepat 10 minggu berupa Green geese.
Beberapa Istilah pada Ternak Angsa dan Kalkun
 Anser cygnoides = Nama lain untuk angsa liar yang diduga merupakan leluhur (ancestor)
dari angsa domestic yang kita kenal sekarang, khususnya bangsa angsa afrika dan china
 Branta = Nama genus dari angsa liar. Salah satu anggotanya ialah angsa liar Canada
(Branta canadaensis).
 Brecon Buff = Salah satu bangsa angsa (goose) yang termasuk tipe medium (sedang).
 Embden Geese = salah satu angsa tipe berat yang terkenal
 Gaggle = Sekelompok angsa
 Gander = Angsa jantan dewasa.
 Gosling = Anak angsa atau angsa muda.
 Weeder = Angsa sebagai pembersih tanaman misal rumput-rumputan.
 Goose = Nama umum dari angsa (geese = jamak), juga istilah angsa betina.
 Green Geese = Angsa muda dipasarkan umur 8 – 10 minggu.
 Pate de foice gras = Hati angsa yang banyak mengandung lemak karena force feeding dg
butiran.
 Davainea meleagridis = cacing pita pada kalkun.
 Turkey = kalkun (Meleagris galopavo)
 Tom = istilah untuk kalkun jantan dewasa atau untuk kucing dewasa
 Poult = anak kalkun
 Snood = jaringan seperti daging yang menutupi sebagian dahi pada kalkun.
TERNAK  ENTOG (Cairina Muschata)
Entog dikenal dengan nama Muskovi, itik Guinea, Barbary, Cairon, Indian, Pato atau
Muscuseend. Di Indonesia dikenal dengan nama entog/ mentog / itik manila. Entog bukan itik
asli seperti itik-itik yang lain.
Dalam systematic Zoology tersusun sebagai berikut

Kingdom          :  Animal
Phylum            :  Chordata
Class   :  Aves
Order   :  Anseriformes
Family :  Anatidae
Genus :  Cairina
Species           :  Cairina Muschata
Diduga entog berasal dari Amerika  sebagai unggas Air yang banyak hidup secara terrestrial (di
darat). Badan besar sampai 5 – 5,5  Kg untuk entog jantan dan 2,5 – 3 Kg untuk entog betina.
Perbedaan berat badan ini bias dijadikan patokan untuk membedakan entog jantan dan betina.
Pertumbuhan badan entog juga sangat cepat, dimana pada umur 3 bulan bisa mencapai 4 – 4,5
Kg. Entog memiliki gerak lamban dan posisi datar, suara mendesis, sayap besar dapat dipakai
terbang serta tidak memiliki sex feather pada ekor jantan.
Ciri-ciri khusus antara lain : Bulu umumnya putih – biru, putih, kebiruan, totol hitam dan pada
kepala terdapat Karankula warna merah hitam. Peternakan Entog masih belum banyak dilakukan
karena produksi telur rendah dan daging belum banyak menarik minat konsumen. Namun ternak
berguna untuk penetasan telur secara alamiah. Anak entog setelah menetas biasanya ikut induk
atau dipiara pada Box dan setelah umur 1 bulan dipiara secara free range.
TERNAK TIKTOK (Mule duck)

Ternak Tiktok (mule duck) merupakan hasil persilangan antara ternak itik
Alabio dengan ternak Entog dengan cara inseminasi buatan (IB). Alasan dipilih dua komoditas
tersebut karena kedua jenis ternak tersebut  sudah adaptasi di Indonesia serta itik alabio
merupakan jenis itik yang sangat produktif dalam menghasilkan telur dan memiliki berat yang
lebih dibandingkan jenis itik yang lainnya, sedangkan entog memiliki berat badan yang cukup
sifgnifikan.
Tiktok yang dikenal masyarakat perdesaan terjadi secara spontan, dimana awal mulanya terjadi
proses kawin silang antara itik jantan yang dipelihara bersama-sama dengan entog betina. Ada
beberapa julukan untuk menyebut tiktok yaitu Branti atau togri (Jawa Tengah dan Jawa
Timur), Blengong atau longong (Cirebon), Mandalung atau pandalungan (Jawa
barat), Tongki (Tangerang), Serati  (Kalimantan dan Sumatera), Tokua (Kalimantan
barat), Korree (Sulawesi Selatan).  Orang Inggris menyebut hasil silang entog jantan dengan itik
betina dengan istilah Mule duck, sedangkan persilangan antara entog betina dengan itik jantan
dengan istilah hinny.Saat ini kawin silang antara entog dan itik alabio dikembangkan oleh PT
Usaha Cipta Bahari yang berlokasi di Desa Bedahan Kecamatan Sawangan Kota Depok Jawa
Barat serta UPT & HMT Branggahan Ngadiluwih Kediri Jawa Timur.
Proses kawin silang ini, mula-mula didatangkan telur entog dari Taiwan sebagai pejantannya
yang kemudian dikawinkan dengan itik alabio. Lama penetasan berkisar antara 31 – 32 Hari,
yaitu lebih lama 3 hari dari penetasan telur itik dan lebih singkat 3 hari dari penetasan entog yang
berkisar 35 Hari.
Pada saat ini tiktok masih dirintis sebagai sumber pedaging, namun warna daging msih belum
putih bersih sehingga kurang disukai oleh masyarakat. Kelebihan daging tiktok adalah rendah
lemak (Hasil penelitian kadar lemak daging paha tiktok 1,5 % dan paha ayam ras potong sebesar
6,8 %), rasa cukup enak, tidak amis atau anyir dan cenderung empuk. Beberapa perbandingan
kandungan lemak unggas adalah sebagai berikut : Ayam Potong (Broiler) bagian dada 1,3 % dan
paha 6,8 %, Ayam Kampung bagian dada 0,8 % dan paha 4,4 %, Itik bagian dada 0,7 % dan
paha 4,4 %, Entog bagian dada 1,4 % dan paha 2,26 %, Tiktok bagian dada 1,0 % dan paha 1,5
%.
Secara umum manejemen pemeliharaan dan pemberantasan penyakit hampir sama dengan
manajemen pada itik atau ayam.

Keuntungan ternak bebek petelur – Pada artikel sebelumnya mengenai ternak bebek


peking telah dituliskan di sini, kali ini akan saya bahas mengenai keuntungan ternak bebek
petelur. Perlu diketahui bahwa permintaan ternak bebek di kota-kota besar di Indonesia seperti
Medan, Jakarta, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Malang, Samarinda dan Balikpapan dari tahun
ketahun semakin meningkat. Telur bebek ini dapat diolah untuk berbagai makanan dan minuman
seperti kue dan banyak digunakan untuk martabak telur. Adanya opini yang berkembang di
masyarakat yang menyatakan khasiat telur bebek lebih baik dari telur ayam kampung juga telah
mendongkrak penjualan telur bebek. peluang-peluang bisnis tersebut seharusnya dapat dijadikan
sebagai alasan utama menekuni budidaya bebek petelur pada lahan kosong yang kita miliki.
Seperti cara budidaya bebek peking maupun bebek pedaging yang dibahas dahulu, bebek petelur
juga membutuhkan kolam untuk tempat bermain. Berenang merupakan salah satu sifat perilaku
ternak bebek secara alami dan ini akan membantu perkembangan dan pertumbuhan sekor bebek.
Bebek petelur sebaiknya dibudidayakan dengan system kandang, boleh saja mengembalakan
bebek petelur tapi durasi pengembalaan tidak boleh lebih dari 3 jam / hari. Hal ini karena
kebiasaan bebek yang bertelur di sembarang tempat. Itulah keunikan yang harus diperhatikan
dalam cara ternak bebek petelur ini.

Keuntungan ternak bebek petelur, sampai saat ini budidaya bebek masih menjadi pilihan.
Karena, bebek memiliki daya tahan yang cukup tinggi dari serangan penyakit, termasuk flu
burung. Ini tak terlepas dari faktor bawaan (carrier) bebek yang memang memiliki kekebalan
terhadap serangan virus tersebut.
Di samping itu, budidaya bebek petelur juga memiliki beberapa keuntungan. Pertama, dari segi
pemeliharaan, beternak bebek memang lebih mudah dibandingkan dengan beternak ayam. Di
samping kegiatan yang dilakukan lebih sedikit, beternak bebek juga tidak dipusingkan dengan
jadwal vaksin yang harus dilakukan terhadap unggas.

Dari segi pakan, banyak bahan yang bisa dijadikan pakan campuran dengan konsentrat. Seperti
katul, jagung, karak nasi, roti kadaluwarsa, krupuk kadaluwarsa, menir, dan lain-lain. Tidak
mengherankan, kalau ransum di satu daerah peternakan, berbeda dengan daerah lainnya. Justru,
ketepatan strategi mengolah pakan potensial setempat, akan sangat menguntungkan peternak.
Pengolahan pakan untuk bebek dapat berupa menir, katul, gaplek, roti kadaluwarsa, karak nasi,
dan lain-lain.

Untuk merawat bebek petelur dapat juga dengan pemberian pakan berupa 40% bekatul, 10%
tepung ikan, 10% nasi aking yang dikeringkan, dan sisanya hijau-hijauan seperti kangkung atau
daun pepaya. Dengan komposisi pakan tersebut rata-rata peternak menghasilkan produksi telur
diangka 60%/hari. Dengan kata lain seandainya kita memelihara bebek 1000ekor dalam setiap
harinya kita akan memperoleh omset kotor sekitar Rp 840.000 yang diperoleh dari 600 x 1.400
(harga telur bebek saat ini). Dalam sebulan pendapatan kotor sekitar Rp 25.200.000 angka yang
cukup besar yang dapat diperoleh dari beternak bebek. Banyak peternak bilang “keuntungan
ternak bebek petelurmemang cukup besar”. Strategi yang harus dilakukan yaitu menyiasati
pengeluaran pakan dengan penyusunan pakan dengan bahan yang murah tetapi tetap memenuhi
kebutuhan kalori maupun protein bebek petelur.

analisis keuntungan beternak itik

Sabtu, September 25, 2010 07.22 Diposkan oleh Dody Faizal , 3 Comments

oleh: Dody Faizal

kenapa harus itik/bebek, kok tidak ayam, puyuh, atau jenis unggas lainnya, memang berbagai
alasan yang menguatkan telah saya paparkan pada artikel artikel sebelumnya, dan kini saatnya
saya coba menulis tentang analisis keuntungan beternak itik, tentunya dengan harapan ini
menjadi dasar pijakan untuk para peternak pemula dibidang ini. adapun analisis yang saya
gunakan saat ini adalah dengan menggunakan patokan harga yang berlaku saat ini di daerah
jombang-mojokerto jatim.

1. jika usaha ini dimulai dengan 500 ekor itik siap telur

2. asumsi harga itik siap telur 39 ribu/ ekor

3. umur itik sekitar 5 bulan

4. tanah yang digunakan adalah 200 m2 (milik sendiri)


5. pemeliharaan dilakukan selama 10 bulan

6. harga telur konsumsi 1100/butir

7. harga pakan racikan sendiri 2400/kg

8. tingkat kematian 2%

9. produktivitas rata- rata 70%

10.masa pakai kandang 5 tahun

11.penggunaan pakan yang baik per 100 ekor,16kg

12.gaji pegawai untuk 1 orang adalah 600 rb

13.harga itik afkir adalah 31 ribu/ekor

maka dengan asumsi diatas maka kita dapat memperhitungkan besarnya modal, biaya, serta
keuntungan yang dikeluarkan maupun yang diperoleh dalam waktu 10 bulan, dengan rincian
sebagai berikut:

A. INVESTASI

Untuk point ini investasi adalah kandang dan ternak, dan karena kita ketahui bersama bahwa
kandang yang digunakan adalah kandang dengan keadaan tidak permanen maka daya tahannya
hanya untuk 5 tahun dan biaya pembuatan kandang dengan bahan baku dari bambu dan atap dari
asbes adalah sebesar Rp 6 juta dengan kapasitas 500 ekor itik. sedangkan untuk biaya ternak
adalah 39.000,- X 500 adalah 19,500.000,-

jadi total ivestasi adalah 25.500.000,-

B. BIAYA OPERASIONAL

1.biaya penyusutan kandang 6 juta : 60 bulan = 100.000,-

2.penyusutan itik 500 ekor X (Rp 39.000,- dikurangi 31.000,-)= 4.000.000,- dibagi 10 bulan
adalah 400.000,-

3.biaya pakan, 5 X 16 kg X Rp.2400,- X 30 hari = 5.760.000,-

4.listrik dan air perbulan Rp. 80.000,-

5.gaji karyawan sebesar 600.000,-

total biaya operasional adalah Rp. 6.940.000,-


C. PENDAPATAN PERBULAN

dari penjualan telur itik perbulan dengan asumsi harga telur 1100 per butir dan kemampuan
bertelur rata- rata 70% maka 70% X 500 X 1100 X 30 hari adalah Rp. 11.550.000,-

penjualan itik afkir dengan toleransi kematian 2% maka 490 X 31.000,- adalah 15.190.000,-
dibagi 10 bulan 1.519.000,-

adapun total pendapatan yang diperoleh dari usaha ini adalah 13.069.000,-

D. KEUNTUNGAN PER BULAN

keuntungan adalah total pendapatan perbulan dikurangi total biaya operasional

maka = 13.069.000 - 6.940.000,- = 6.129.000,-

jadi itulah sekedar analisis awal yang dapat saya berikan, paling tidak menunjukkan kepada para
calon peternak itik, bahwasanya beternak itik sangat menguntungkan asalkan standard pakan,
kandang dan pemeliharaannya terpenuhi.
“TERNAK PUYUH”
Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia merupakan salah satu hal menyebabkan
prospek dunia peternakan semakin cerah. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka
konsumsi terhadap protein hewani akan meningkat pula. Apalagi di tunjang dengan kesadaran
masyarakat akan arti pentingnya nilai gizi yang menyebabkan konsumsi komoditi hasil
peternakan akan mengalami peningkatan.
Usaha peternakan yang banyak diminati oleh masyarakat saat ini salah satunya adalah
peternakan unggas. Hal ini dikarenakan peternakan unggas merupakan usaha yang dapat
diusahakan mulai dari skala usaha rumah tangga hingga skala usaha besar. Salah satu peternakan
unggas yang saat ini kembali diminati oleh masyarakat adalah peternakan puyuh.
Burung puyuh memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Hewan ini
merupakan binatang liar yang hidup di gunung-gunung. Namun beberapa puluh tahun terakhir,
ternyata burung liar ini sudah bisa dijinakkan dan dibudidayakan, serta dikembangkan secara
komersial. Pengembangan burung puyuh sangat cocok untuk usaha kecil, menengah hingga ke
peternakan besar. Hal ini dikarenakan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh ternak puyuh
diantaranya kemampuan produksi telurnya cepat dan tinggi. Untuk memelihara dan menernakan
burung puyuh secara komersial tidak terlalu rumit perawatannya. Bahkan apabila dibandingkan
dengan menernakan ayam, jauh lebih mudah dan efisien. Mengingat, memelihara burung puyuh
tidak memerlukan kandang dan lahan yang luas.
            Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, dan
Jawa Tengah. Usaha peternakan mempunyai prospek untuk dikembangkan karena tingginya
permintaan akan produk peternakan. Usaha peternakan juga memberi keuntungan yang cukup
tinggi dan menjadi pendapatan bagi banyak masyarakat pedesaan di Indonesia. Salah satunya
yaitu dengan beternak burung puyuh bisa dijadikan sebagai usaha sampingan atau profesi. Sebab,
telur maupun daging burung puyuh, kini mulai digemari masyarakat dari berbagai kalangan.
Tetapi, tingkat produktivitasnya masih jauh dari mencukupi permintaan pasar, karena masih
banyak

orang yang belum mengetahui prospek, cara beternak, memperoleh bibit dan pemeliharaannya
dengan cara komersial. Padahal kehadiran burung puyuh ini telah dikenal orang sejak lama.
Hanya dahulu banyak orang memeliharanya sebatas hobi dan tidak dikembangkan secara bisnis.
            Dalam makalah ini dibahas cara-cara beternak dan pemeliharaan burung puyuh, serta
manfaat apa saja yang dimiliki oleh burung puyuh.

                
Pengertian Burung Puyuh
                                    Burung Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh
relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-
Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali
diternakkan di Amerika Serikat, tahun 1987. Dan dikembangkan ke penjuru dunia, sedangkan di
Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternakkan semenjak akhir tahun 1979 kini mulai
bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia ( Nugroho dan Mayun, 1986).

Klasifikasi Burung Puyuh


                        Klasifikasi burung puyuh menurut Topan (2007) adalah sebagai berikut :
Kelas               : Aves ( Bangsa Burung)
Ordo                : Galiformes
Sub Ordo         : Phasianoidae
Famili              : Phasianidae
Sub Famili       : Phasianinae
            Genus              : Coturnix
Spesies             : Coturnix-coturnix Japonica

Telur Burung Puyuh


            Menurut Anwar (2012) Telur burung puyuh merupakan telur yang berukuran kecil,
bercorak, dan rasanya enak. Telur puyuh sangat potensial untuk dikembangkan terlebih karena
konsumsi telur puyuh sudah mulai menyebar di seluruh kota-kota menengah dan kota besar di
Pulau Jawa. Kandungan protein dan lemak telur burung puyuh cukup baik bila dibandingkan
dengan telur unggas lainnya. Kandungan proteinnya tinggi, tetapi kadar lemaknya rendah
sehingga sangat baik untuk kesehatan.
            Perbedaan susunan protein dan lemak telur burung puyuh dibandingkan dengan telur
unggas lain tertera pada tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan susunan protein dan lemak dari berbagai telur unggas
Jenis Unggas Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) Abu (%)
Ayam ras 12,7 11,3 0,9 1,0
Ayam buras 13,4 10,3 0,9 1,0
Itik 13,3 14,5 0.7 1,1
Angsa 13,9 13,3 1,5 1,1
Merpati 13,8 12,0 0,8 0,9
Kalkun 13,1 11,8 1,7 0,8
Burung Puyuh 13,1 11,1 1,6 1,1
Sumber : NRC, (1984)

Beternak Burung Puyuh


                        Menurut Listiyowati  dan Roospitasari (2007) langkah awal untuk beternak
burung puyuh yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut :
1.      Perkandangan
            Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang
ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan
kandang pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku
untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari
pagi dapat masuk kedalam kandang. Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa
diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1
m 2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari
sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m 2 sampai masa bertelur.
2.      Peralatan
            Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat
obat-obatan.
3.      Penyiapan Bibit
            Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada tiga macam
tujuan peliharaan burung puyuh, yaitu :
a.       Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas
dari karier penyakit.
b.      Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
c.       Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi
telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin
telur tetas yang baik.
Pemeliharaan Burung Puyuh
Menurut Wahyuning, dkk (1985) dalam memelihara burung puyuh yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
1.      Sanitasi dan Tindakan Preventif
            Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungann
kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.
2.      Pengontrolan Penyakit
             Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang
sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan
atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.
3.      Pemberian Pakan
             Burung puyuh mempunyai dua fase pemeliharaan, yaitu fase pertumbuhan dan fase
produksi (bertelur). Fase pertumbuhan burung puyuh terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu fase
starter (umur 0-3 minggu) dan fase grower (umur 3-5 minggu). Perbedaan fase ini beresiko pada
pemberian pakan berdasarkan perbedaan kebutuhannya. Anak burung puyuh berumur 0-3
minggu membutuhkan protein 25% dan energi metabolis 2.900 kkal/kg. Pada umur 3-5 minggu
kadar proteinnya dikurangi menjadi 20% protein dan 2.600 kkal/kg energi metabolis. Untuk
burung puyuh dewasa berumur lebih dari 5 minggu sama dengan 3-5 minggu. Sementara
kebutuhan protein untuk pembibitan (sedang bertelur atau dewasa kelamin) sebesar 18-20%
(Widodo dkk., 2013)
Kebutuhan zat-zat makanan dalam ransum burung puyuh dapat dilihat pada tabel. 
            Tabel 2. Kebutuhan zat-zat makanan dalam ransum burung puyuh (Coturnix-coturnix
japonica) untuk daerah tropis.
Zat-zat makanan Layer (umur 6 minggu
keatas)
Energi Metabolisme 3000
(kkal/kg) 20
ProteinKasar (%) 2,5
Lemak (%) 4,4
Serat Kasar(%) 3,75-3,8
Ca*(%) 1
P* (%) 1,15
Lysin (%) 0.45
Metionin(%)
            Sumber : NRC, (1984)

           
               Rasyaf (1985) menyatakan bahwa ransum yang diberikan pada ternak harus
disesuaikan dengan umur dan kebutuhan ternak. Hal ini bertujuan untuk mengefisienkan
penggunaan ransum. Kebutuhan ransum burung puyuh tertera pada tabel 3.
            Tabel 3. Jumlah ransum diberikan per hari menurut umur burung puyuh

Umur burung puyuh Jumlah ransum yang diberikan (g)


1 hari–1 minggu 2
1 minggu–2 minggu 4
2 minggu–4 minggu 8
4 minggu–5 minggu 13
5 minggu–6 minggu 15
Lebih dari 6 minggu 17-19

Sumber : Gema Penyuluhan Pertanian, (1984).

4.      Pemberian Vaksinasi dan Obat


      Pada  umur  4-7  hari  puyuh  di  vaksinasi  dengan  dosis  separo dari dosis untuk ayam.
Vaksin  dapat  diberikan  melalui  tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral) .  Pemberian
obat  segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit  dengan  meminta  bantuan
petunjuk  dari  dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh.
Manfaat Burung Puyuh
          Selain bermanfaat bagi para peternak sebagai salah satu usaha peternakan . Burung Puyuh
juga memiliki manfaat sebagai berikut:
a.       Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
b.      Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
c.       Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai
pupuk tanaman.

Anda mungkin juga menyukai