b. Pemberian Pakan
Secara alamiah ternak kambing lebih menyukai rambanan (daun-daunan)
dari pada rumput. Hampir sebagian besar keberhasil usaha peternakan ditentukan
oleh semakin efisiennya penggunaan pakan, karena biaya tertinggi adalah pada
pakan.
Berkaitan dengan alasan tersebut pemberian pakan secara ekonomis dan
teknis memenuhi persyaratan dilandasi kebutuhan sebagai berikut :
Kebutuhan hidup pokok, artinya kebutuhan makanan pokok meskipun ternak
kambing sudah tidak mengalami pertumbuhan dan aktivitas.
Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan makanan yang diperlukan ternak
kambing untuk memproduksi jaringan tubuh dan menambah bobot badan.
Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan makanan yang diperlukan ternak
kambing untuk proses reproduksi (kebuntingan)
Kebutuhan untuk laktasi, yaitu kebutuhan makanan yang diperlukan untuk
memproduksi air susu.
c. Kesehatan
Faktor kesehatan sangat menentukan keberhasilan usaha peternakan. Oleh
karena itu menjaga kesehatan ternak harus menjadi prioritas utama disamping
pakan dan tatalaksana yang memadai. Secara umum penyakit yang sering
menyerang ternak kambing adalah :
1. Kudis atau scabies
2. Cacingan
3. Kembung/Timpani
4. Radang kelenjar susu / Mastitis
5. Penyakit mulut dan kuku
6. Belatungan / Myasis
Kesehatan pada ternak perah juga tidak luput dari pencegahan penyakit
dan pengobatan Pencegahan penyakit merupakan usaha yang dilakukan untuk
menurunkan jumlah atau persentase penyakit menular melalui suntikan,
penggunaan bahan kimia yang membunuh induk semang antara yang membawa
bibit penyakit, dan isolasi hewan terserang dan mencegah agar tidak menular ke
hewan yang sehat. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan menjaga tata
laksana pemeliharaan
atau pemberian vaksinasi untuk merangsang sistem kekebalan tanpa dipengaruhi
penyakit (Ellis, 2002). Vaksinasi berfungsi terhadap kekuatannya dapat
diterangkan dalam beberapa cara (Ruma, 2000).
Pengobatan yang dilakukan secara mudahnya dapat diartikan sebagai
penanganan suatu penyebab adanya penyakit dan membantu tubuh hewan untuk
melawan penyakit. Paramedis kesehatan hewan jarang untuk mengobati penyakit
ternak itu sendiri walaupun ada kalanya dibawah petunjuk dokter hewan yang
memungkinkan peternak untuk menyelamatkan hewan melalui pemberian obat
yang cocok, pengobatan penyakit yang menular dicegah agar tidak terjadi
penyebaran ke hewan lain atau dilindungi dari penyakit dengan jalan vaksinasi
(Akoso, 1996). Pengobatan penyakit dapat dilakukan dengan cara yaitu dengan
cara intramuscular, intravena dan secara oral. Pengobatan tidak akan efektif jika
manajemen peternak tidak dijalankan dengan baik sehingga akan menyebabkan
kerugian secara ekonomi akibat biaya
pengobatan.
d. Manejemen reproduksi
Reproduksi adalah suatu kemewahan fungsi tubuh yang secara fisiologi
tidak vital bagi kehidupan tetapi sangat penting bagi kelanjutan keturunan suatu
jenis atau bangsa hewan (Toelihere, 1994).Proses reproduksi baru dapat
berlangsung setelah hewan mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dimana
proses ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon-hormon yang
dihasilkannya.proses reproduksi dipengaruhi oleh beberapa proses yaitu :
pubertas
Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-
organ reproduksi mulai berfungsi dan perkembangbiakan dapat terjadi
(Toelihere,1994). Pada hewan jantan pubertas ditandai dengan kemampuan hewan
untuk berkopulasi dan menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan
kelamin sekunder lain, sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya
estrus dan ovulasi.
e. Siklus birahi
Berahi atau disebut juga estrus adalah dimana hewan betina bersedia
menerima pejantan untuk kopulasi, sedangkan siklus berahi merupakan jarak atau
interval antara berahi yang satu sampai berahi berikutnya (Hafez, 2000). Yuni
Ahda (2017) membagi siklus berahi ini menjadi empat periode menurut
perubahan-perubahan yang tampak maupun tidak tampak yang terjadi selama
siklus berahi tersebut, yaitu fase proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Lama
birahi periode estrus pada sapi dapat dinyatakan sebagai saat dimana sapi betina
siap sedia dinaiki oleh pejantan. Periode ini rata-ratanya adalah 18 jam untuk sapi
induk dan sedikit lebih pendek pada sapi dara dengan kisaran normal 12-24 jam
(Frandson, 1992). Kebanyakan periode estrus terjadi cukup lama, sehingga betina
yang mulai birahi malam hari masih tetap berahi pada hari berikutnya di siang
hari.
f. Ovulasi
Ovulasi adalah proses terlepasnya sel ovum atau oosit dari ovarium
sebagai akibat pecahnya folikel yang telah masak (Andi, 2024). Ovulasi terjadi
dengan pecahnya folikel dan rongga folikel segera mengecil secara berangsur-
angsur diikuti dengan berhentinya pengeluaran lender. salah satu cara untuk
menentukan waktu ovulasi pada sapi yaitu dengan palpasi ovarium sehingga dapat
dirasakan adanya penampilan corpus luteum(CL). Ovulasi pada sapi lebih sering
terjadi pada ovarium kanan dapipada ovarium kiri.Penyebabnya mungkin karena
secara otonomi remen berada disebelah kiri dan penekanannya membatasi
aktivitas ovarium kiri tetapi penyebab pasti belum diketahui.
deteksi kebuntingan
g. Kebuntingan
Kebuntingan adalah suatu periode sejak terjadinya fertilisasi sampai terjadi
kelahiran. Kebuntingan merupakan keadaan dimana anak sedang berkembang
dalam uterus seekor hewan betina (Illawati, 2009).Deteksi kebuntingan dini pada
ternak ruminansia menjadi penting bagi keberhasilan sebuah manajemen
reproduksi sebagaimana ditinjau dari segi ekonomi. diagnosa kebuntingan dini
perlu dilakukan untuk mengidentifikasi ternak yang tidak bunting segera setelah
perkawinan atau IB sehingga waktu produksi yang hilang karena infertilitas dapat
ditekan dengan penanganan yang cepat, pertimbangan apabila ternak harus dijual.