OLEH :
Ternak merupakan hewan yang sengaja dipelihara oleh manusia untuk diambil
hasil produksinya. Ternak terbagi atas beberapa macam yaitu ternak tipe potong dan
tipe perah. Ternak potong merupakan salah satu penghasil daging yang memiliki nilai
gizi dan ekonomi tinggi. Ternak potong adalah ternak yang dipelihara yang
kemudian dipotong untuk diambil daging, kulit, tanduk dan sebagainya. Disamping
menghasilkan produk berupa daging dan susu, atau disebut sebagai ternak dwiguna.
Ternak kambing PE dan kambing Senduro merupakan ternak yang sedang dan terus
dikembangkan saat ini. Ternak kambing merupakan salah satu ternak yang
mengalami perkembangan pesat saat ini. Diantara contoh kambing yang memiliki
kemampuan sebagai ternak dwiguna yaitu jenis kambing Senduro dan kambing
intensif lebih efisien karena memperoleh perlakuan lebih teratur dalam hal pemberian
I.2. Tujuan
(capra aegagrus hircus) yaitu untuk mengetahui pertambahan bobot badan harian
(capra aegagrus hircus) yaitu untuk mengetahui pertambahan bobot badan harian
Kambing perah peranakan etawa merupakan jenis tipe ternak dwiguna dimana
macam penyakit asma, hepatitis, TBC, anemia, masalah otot, dan lambung.
Disamping itu, susu kambing juga memiliki kandungan nutrient atau gizi lengkap
yang dibutuhkan oleh manusia untuk tumbuh kembang seperti lemak, laktosa,
Kambing peranakan etawa memiliki ciri cirinya yaitu bulu badannya belang
karena hasil percampuran warna bulu kambing etawa dan kacang. Selain itu,
memiliki telinga panjang, antara 18-30 cm, lembek menggantung dan ujungnya agak
berlipat, ujung tanduk agak melengkung, tubuh tinggi, pipih, bentuk garis punggung
Kambing etawa berasal dari wilayah Jamnapari (India), sehingga kambing ini
disebut juga sebagai kambing Jamnapari. Kambing Etawa merupakan kambing yang
kambing tipe dwiguna, yaitu sebagai penghasil susu dan daging. Kambing Etawa
memiliki postur tubuh besar, telinga panjang menggantung, bentuk muka cembung
konsentrat diberikan terlebih dahulu, setelah itu baru pemberian hijauan 3 jam
kemudian. Pemberian pakan pada ternak ruminansia akan lebih efisien bila diberikan
dalam bentuk pakan komplit. Pakan komplit merupakan perpaduan komponen antara
pakan penguat dan sumber serat. pakan komplit adalah pakan yang dibuat lengkap
terdiri dari hijauan, konsentrat, atau ditambah suplemen pakan dan zat aditif lainnya
seperti vitamin dan mineral dengan perbandingan tertentu untuk dapat memenuhi
efisiensi dalam pemberian pakan, mengurangi sisa pakan dalam palungan, dan
tradisional dapat diberikan secara langsung (cut and carrry) pada ternak kambing
ketersediaan pakan alami yang tergantung musim, pada musim penghujan pakan
masih dapat tercukupi namun pada musim kemarau ternak kambing terjadi
pada kambing disebabkan oleh tingkat palatabilitas kambing dan tingkat kebutuhan
zat gizi lebih banyak sehingga kambing berusaha memenuhi kebutuhan tersebut
dengan mengkonsumsi lebih banyak pakan yang tersedia. Tingkat konsumsi bahan
kering pakan pada kambing PE dapat dijadikan indikasi untuk menentukan konsumsi
nutrisi yang lain dari pakan tersebut, artinya bahwa konsumsi bahan kering
berkorelasi positif dengan konsumsi bahan organik, protein kasar dan energi bruto
(Amrudin, 2014).
pada jenis pakan yang diberikan. Hal yang terpenting adalah kebutuhan pakan
peternak rakyat dengan sistem pemberian pakan yang tidak teratur seperti jumlah
pakan yang harus diberikan dan waktu pemberian pakan yang dilakukan ketika
perlu penyediaan bahan pakan hijauan dan konsentrat yang berkualitas tinggi, guna
pemahaman peternak cara penanganan dan pengolahan susu kambing yang baik dan
limbah peternakan, pemelihraan kambing perah memiliki tingkat kesulitan yang lebih
dipelihara masih di bawah standar, terutama produksi susunya masih di bawah 1 liter
perhari. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan manajemen guna meningkatkatkan
kambingkhususnya dalam hal ini kambing perah yang sedang laktasi. Peternak
belum memahami secara tepatdalam membangun kandang , ukuran kandang serta tata
kambing perah yang sedang tinggi. Manajemen pemeliharaan kambing yang baik,
peternak dalam budidaya rumput unggul Pakchong. Hijauan pakan yang berkualitas
Rumput gajah merupakan rumput unggul yang memiliki daya adaptasi yang cukup
baik, dengan produksi biomassa yang tinggi dan perakaran dalam sehingga cukup
kelengkapan dalam usaha peternakan terdiri dari kandang, gudang pakan, gudang
peralatan, kandang isolasi, pengolahan pupuk dan biogas. Selain itu terdapat beberapa
fasilitas penunjang antara lain kantor, mess, lapangan parkir dan gazebo pandang.
dalam pemeliharaan seperti pemberian makan dan minum, mengetahui ternak yang
sakit, pemberian vaksin, sanitasi dan menghemat lahan untuk pemeliharaan. Kandang
yang digunakan dalam pemeliharan kambing terdapat dua jenis yaitu kandang
panggung yang berkolong sebagai tempat penampungan kotoran dan kandang lantai
yang biasanya dibuat datar dengan keadaan kering, sehingga mudah dibersihkan.
Kandang panggung baik digunakan untuk ternak kambing untuk menjaga kebersihan
sehingga tidak saling mengganggu satu sama lain (Usman et.al, 2016).
panas, hujan, angin dan suhu atau temperatur dan juga untuk melindungi dari
kambing perah yang baik adalah jauh dari pemukiman, bersih, memiliki sinar
matahari yang cukup dan tidak panas. Kandang harus jauh dari area pemukiman
infeksi oleh agen-agen penyebab penyakit melalui upaya menjaga biosekuriti dengan
higienitas dan sanitasi kandang, manajemen pakan yang baik serta pemberian
multivatamin dan obat cacing secara teratur. Dengan penerapan manajemen kesehatan
ternak secara konsisten dan berkelanjutan, diharapkan dapat meminimalkan dampak
negatif penyakit ternak. Kesehatan ternak merupakan salah satu kunci keberhasilan
berahi pertama tertunda, daya reproduksi terganggu, efisiensi pakan rendah, dan
kematian terna. Ciri-ciri kambing sehat adalah lincah, aktif, rasa ingin tahu terhadap
lingkungannya dan kepala tegak, tubuh berdiri tegak dengan keempat kaki, berespon
terhadap lingkungannya. Selain itu, kambing sehat terlihat dari bulu mengkilap,
bercahaya, mata terang dan lubang hidung bersih dan suhu tubuh normal berkisar
secara maksimal. Selain itu, masih rendahnya pengetahuan peternak terkait penyakit
berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian suatu penyakit. Ternak yang sakit
atau kesehatannya yang buruk akan menyebabkan kerugian bagi peternaknya seperti
sebagainya. Selain kerugian tersebut, terdapat beberapa penyakit pada ternak yang
membahayakan bagi peternaknya. Beberapa penyakit pada sapi dan kambing yang
bersifat zoonosis seperti anthrax, brucellosis, tuberkulosis, skabies, Q fever dan lain
tempat tinggal ternak atau kandang dan lingkungannya dalam rangka untuk menjaga
kandang, dan kepadatan parasit. Lokasi kandang seharusnya terpisah dengan rumah
dengan jarak minimal 10 m, ketersediaan air bersih yang cukup dan terdapat lokasi
penampungan kotoran atau sisa pakan ternak serta kemiringan pada lantai diperlukan
menjaga lantai kandang supaya tetap kering. Lokasi kandang dengan sanitasi yang
buruk dan keberadaan genangan air juga dapat memungkinkan ternak menderita
cacingan seperti cacing hati Fasciola sp. dan cacing saluran pencernaan, maka
infestasi cacing ini dapat menurunkan nilai total eritrosit dan esosinofilia sehingga
berlangsung dalam waktu lama. Upaya sanitasi kandang berupa pembersihan sudah
dari kotoran feces dan urin. Jika ketersediaan air cukup sebaiknya pembersihan
melakukan pembersihan tempat pakan dan minum pada saat kambing mau diberikan
Lokasi kandang seharusnya terpisah dengan rumah dengan jarak minimal 10-
15 meter. Ketersediaar air bersih yang cukup dan terdapat lokasi penampungan
kotoran atau sisa pakan ternak serta kemiringan pada lantai diperlukan untuk
lantai kandang supaya tetap kering. Lokasi kandang dengan sanitasi yang buruk dan
seperti cacing hati Fasciola sp. dan cacing saluran pencernaan, maka infestasi cacing
ini dapat menurunkan nilai total eritrosit dan esosinofilia sehingga menyebabkan
Aegagrus Hircus) dilaksanakan pada hari Minggu, 7 Mei – 28 Mei 2023 pukul 06-00
WITA dan 16.00 WITA, bertempat di Laboratorium Unit Ternak Potong, Kerja dan
potong kambing etawa (Capra Aegagrus Hircus) yaitu dapat dilihat pada Tabel 2.
1. Asistensi
4. Menimbang kambing pada hari pertama dan pada hari terakhir praktikum
8. Membuat laporan
33−31
PBBH = =0 , 09 Kg
21
Konsumsi Bahan Kering Pakan dapat dihitung dengan rumus di bawah ini.
Konsumsi BK =( Jml pakanyangdiberikan – Jml pakansisa ) x % BK pakan
Konsumsi BK harian
Konversi pakan=
PBB
2 ,3
Konversi pakan= =25 ,5
0 , 09
kambing etawa (Capra Aegagrus Hircus) dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
4.2. Pembahasan
ternak potong kambing etawa (capra aegagrus hircus) yang mulanya memiliki bobot
memperoleh PBBH 0,09 kg. Hal ini sesuai dengan pendapat Rostini, (2017) yang
menyatakan kambing jenis etawa lebih efisien dalam penyerapan protein yaitu protein
yang diserap oleh tubuh ternak dalam bentuk asam amino dan ketersediaan protein
proses pencernaan dan konsumsi serta berat badan meningkat. Menurut Hidayat,
(2016) menyatakan bahwa pertambahan bobot badan di sebabkan pakan hijauan yang
berprotein tinggi karena rotein pakan yang lebih tinggi menyebabkan PBBH kambing
lebih besar. Hal ini disebabkan karena protein merupakan zat makanan yang
ternak potong kambing etawa (capra aegagrus hircus) memperoleh konsumsi bahan
kering yang cukup rendah yaitu sebesar 2,3% dari hasil pemeliharaan selama 21 hari.
Hal ini sesuai dengan pendapat Suparma et.al, (2016) yang menyatakan bahwa
rendahnya persentase kecernaan BK tersebut akibat dari tinggat degradasi pakan yang
berbeda yang disebabkan oleh kandungan serat kasar dan lignin pada hijauan. Bahan
pakan yang mengandung serat kasar yang tinggi akan menurunkan nilai kecernaan
zat-zat makanan lainnya. Menurut pendapat Suparjo, (2017) yang menyatakan bahwa
konsumsi bahan kering di bawah standar kebutuhan ternak sering terjadi karena
pakan lebih tahan terhadap pemecahan selama pengunyahan (chewing) yang akan
menurunkan kecernaan bahan kering dan kecernaan mempunyai hubungan yang erat
ternak potong kambing etawa (capra aegagrus hircus) memperoleh konversi pakan
sebesar 25,5% dari hasil pemeliharaan selama 21 hari. Hal ini sesuai dengan pendapat
Alwi, (2015) menyatakan bahwa semakin tinggi nilai konversi pakan berarti pakan
yang digunakan untuk menaikkan bobot badan persatuan berat semakin banyak atau
efisiensi pakan rendah. Hal juga dinyatakan oleh Hakim, (2019) yang menyatakan
bahwa konversi pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi untuk mendapatkan
kenaikan satu satuan bobot hidup. Kemudian dikatakan bahwa tingginya konversi
pakan dapat terkait dengan kandungan serat kasar pakan. Serat kasar yang tinggi
dalam pakan akan menyebabkan daya cerna menjadi kecil, sehingga konversi pakan
pemiliharaan ternak potong kambing etawa (capra aegagrus hircus) selama 21 hari
memperoleh nilai PBBH sekitar 0,09 kg, konsumsi bahan kering 2,5% dan konfersi
pakannya 25,5%.
5.2. Saran
labolatorium ini lebih lengkap alat-alatnya dan tersusun rapi. Untuk asisten secara
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Arfan. 2015. Pertambahan Bobot Badan dan Konversi Pakan Ternak Kambing
Peranakan Etawa yang Diberi Pakan Silase Jerami Padi dan Daun Gamal
(Gliricidia sepium). Skripsi. Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin. Makassar. 18-20.
Aisah dan MI Haris. 2020. Pengaruh Manajemen Pemeliharaan terhadap Penerimaan
Peternakan Sapi Potong Rakyat Kutai Barat. Jurnal Peternakan
Lingkungan Tropis. 3(2): 56-63
Amrudin R, P Sambodho dan TH Suprayogi. 2018. Pengaruh Frekuensi Pemberian
Hijauan Tang Berbeda Terhadap Produksi Dan Bahan Kering Susu
Kambing Perah. Animal Agriculture Journal. 3(2): 242-248.
Bambar MM, L Doloksaribu dan IGAA Putra. 2019. Profil Kesehatan Kambing
Peternakan Etawa yang diberi Probiotik pada Peternakan Rakyat di
Kampung Bugis Desa Sarangan Bali. Jurnal Peternakan Tropika. 5(8).
17-18.
Hakim L, AA Hertanto dan E Susanto. 2019. Pengaruh Penambahan Rendeng Kedelai
dalam Ransum Terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing Peternakan
Etatawa Jantan. Jurnal Ternak. 10(1). 5-7.
Hidayah N. 2016. Pemanfaatan Senyawa Metabolit Sekunder Tanaman (Tanin dan
Saponin) dalamMengurangi Emisi MetanTernak Ruminansia. Jurnal
Sains Peternakan. 11(2): 89-98.
Purbowati E, I Rahmawati I dan E Rianto. 2015. Jenis hijauan pakan dan kecukupan
nutrien kambing Jawarandu di Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Jurnal
Pastura. 5(1): 10-14.
Riswandi dan RA Muslima. 2013. Manajemen Pemberian Pakan Ternak Kambing di
Desa Sukamulya Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal
Peternakan Sriwijaya. 7(2): 21-32.
Rostini T dan I Zakir. 2017. Pervormans Produksi Jumlah Nematode Usus dan Profil
Metabolic Darah Kambing yang Diberi Pakan Hijauan Rawa Kalimantan.
Jurnal Veteriner. 18(3): 467-477.
Rusdiana S, I Praharani dan Sumanto. 2015. Kualitas dan produksi susu kambing
perah persilangan di Indonesia. Jurnal Litbang Peternakan. 34(2): 79-86.
Sukoco H, I Susanti, S Nuraliyah, Marsudi, Agustina, M Irfan dan E Susanti. 2023.
Sosialisasi Manajemen Kesetan Ternak Sebagai Upaya Peingkatan
Ketahanan Panga di Desa Tangan Baru Kecamatan Limboro Polewali
Mandar. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 7(1). 15-18.
Suparman, Hafid H dan LD Baa. 2016. Kajian Pertumbuhan dan Produksi Kambing
Peternakan Etawa Jantan yang diberi Pakan Berbeda. Jitro. 3(3). 34-37.
Zaenal HM dan M Khairi. 2020. Sistem Manajemen Kandang pada Peternakan Sapi
Bali di Cv Enhal Farm. Jurnal Peternakan Lokal. 2(1). 11-12.
Zulfikar, Hambali, Syarkawi, S Hurri dan A Malik. Pelatihan Manajemen
Pemeliharaan Ternak Kambing Berbasis Lingkungan di Desa Gampong
Raya Dagang Kecamatan Peusang Kabupaten Bireun Provinci Aceh.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyrakat. 3(3): 37-40.