id
A. Domba
Domba merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara oleh
peternak kecil di Indonesia karena tidak membutuhkan modal yang cukup
besar dan pemeliharaanya lebih mudah. Domba asli Indonesia salah satunya
adalah domba lokal. Domba pada umumnya dipelihara untuk penggemukan
yaitu untuk menghasilkan daging. Usaha penggemukan domba yang
terpenting pertambahan bobot badan merupakan hal yang penting karena
akan mempengaruhi bobot potongnya (Mawati et al., 2004).
Domba merupakan hewan ruminansia kecil yang masih tergolong
kerabat kambing, sapi, dan kerbau. Keuntungan dari beternak domba antara
lain dapat beradaptasi di berbagai lingkungan, menghasilkan dua jenis produk
yaitu wool dan daging, domba dapat memanfaatkan pakan dengan kualitas
rendah, domba mampu melahirkan anak kebih dari satu dalam satu kali
kelahiran. Indonesia dikenal ada tiga jenis domba antara lain: domba ekor
tipis, domba ekor gemuk dan domba periangan (Atmaja et al., 2012).
Domba Garut merupakan rumpun domba asli dari Jawa Barat, dengan
ciri khas memiliki kuping rumpung (<4 cm) atau ngadaun hiris (4-8 cm)
dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong. Keunggulan yang
dimiliki Domba Garut adalah sifat prolifik yaitu dapat beranak lebih dari satu
ekor dalam setiap siklus kelahiran, kualitas daging dan kulit baik, serta
memiliki performa yang baik serta nilai ekonomis yang tinggi. Pemeliharaan
Domba Garut di wilayah Jawa Barat mengarah pada dua sasaran utama, yaitu
sebagai domba penghasil daging dan sebagai ternak fancy (Praja et al., 2020).
Domba Ekor Gemuk (DEG) merupakan salah satu domba plasma
nutfah Indonesia yang merupakan domba tipe pedaging. DEG memiliki sifat
fisik yang menjadi ciri khasnya, yaitu mempunyai ekor gemuk, berwarna
putih, tidak bertanduk, berbulu kasar, mampu beradapatasi pada iklim kering
dan mampu beranak 1 – 2 ekor per kelahiran dan kadang 3 ekor. Kekhasan
ini merupakan ekspresi dari kekhasan potensi genetik DEG, yang belum
4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
kuantitas pakan. Pakan adalah salah satu kebutuhan pokok domba yang harus
terpenuhi agar domba dapat tumbuh dan bertahan hidup. Pakan utama domba
adalah hijauan, tetapi dalam waktu terakhir ini ketersediaan hijauan mulai
terbatas. Keterbatasan hijauan disebabkan karena keterbatasan lahan
pengembalaan dan penyediaan hijauan pakan ternak yang mulai beralih
fungsi dari lahan produktif menjadi lahan pemukiman dan kawasan industri.
Pakan alternative sebagai pengganti hijauan yaitu dapat dengan
memanfaatkan sumberdaya lokal yang berupa limbah pertanian. Tumpi
jagung adalah limbah dari hasil perontokan jagung pipilan yang
ketersediaannya cukup kontinyu, tidak bersaing dengan manusia, dan
harganya relatif murah (Wulandari et al., 2017).
D. Manajemen Kebersihan dan Kesehatan Ternak
Kebersihan kandang sangat erat kaitannya dengan kesehatan dan
produktivitas ternak. Kandang di sucihamakan dengan desinfektan terlebih
dahulu sebelum diisi dengan ternak domba. Pembersihan kandang
selanjutnya dilakukan secara rutin terutama pembersihan kotoran di lantai
kandang. Kotoran yang menumpuk pada lantai kandang apabila jarang
dibersihkan akan memudahkan kuman penyakit parait dan jamur berkembang
biak. Kayu yang kotor dan basah akan mudah lapuk, sehingga berbahaya bagi
tenak apabila tiang yang digunakan mudah roboh/patah akibat buruknya
sanitasi kandang (Waluyo dan Efendi, 2016).
Penyakit merupakan faktor yang berpengaruh dalam suatu usaha
produksi ternak, karena akan menurunkan produktivitas baik daging maupun
susu. Pendekatan mendasar yang diperlukan peternak agar tidak rugi secara
ekonomi adalah mempertahankan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan
cara tanggap terhadap kondisi kesehatan ternaknya. Penyakit pada ternak
dapat disebabkan oleh ektoparasit maupun endoparasit. Lingkungan kandang
yang kotor sangat memungkinkan berkembangnya endoparasit, salah satunya
cacing. Selain lingkungan kandang, pakan yang tercemar cacing atau telur
cacing dapat menjadi sumber penularan (Safitri, 2015).
Gangguan kesehatan pada ternak terjadi karena adanya infeksi agen
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
penyakit oleh bakteri/ kuman, virus, parasit atau disebabkan oleh gangguan
metabolism. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan memperhatikan
perkandangan yang baik misalnya ventilasi kandang, lantai kandang juga
kontak dengan ternak lain yang sakit dan orang yang sakit. Sanitasi
merupakan usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau
mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan perpindahan dari
penyakit tersebut. Ternak yang sakit tidak boleh dipotong apalagi dikonsumsi
karena bias menjadi agen penularan penyakit yang bias berdampak meluas
secara sosiologis dan ekomonis. Ternak sakit harus dilaporkan pada petugas
kesehatan hewan secara dini, tidak boleh ditunda dan dibiarkan merana
(Pratama, 2020).
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
biosecurity, vaksinasi dan medikasi. Tindakan biosecurity dimaksudkan
untuk mencegah penularan penyakit dari berbagai sumber penularan yang ada
di luar tubuh ternak. Prinsip dasar biosecurity adalah sanitasi kandang
pembersihan dan desinfektan. Tindakan tersebut berupa penyemprotan
kandang dengan air bersih untuk menjaga kebersihan kandang dengan cara
desinfeksi secara teratur dengan menggunakan desinfektan di lingkungan
kandang sehingga dapat membunuh penyakit. Tindakan vaksinasi dilakukan
untuk membunuh agen penyakit yang mampu masuk ke dalam tubuh ternak
dengan cara menyediakan zat kebal (antibody) dalam tubuh ternak. Tujuan
vaksinasi untuk menjaga kesehatan ternak sehingga didapatkan ternak sehat
dan mampu berproduksi maksimal selama ternak masa produkstif. Tindakan
program medikasi adalah suatu tindakan pemberian suplemen dan vitamin
untuk menjaga kondisi kesehatan ternak (Sapanca, 2015).
Sebelum domba jantan lokal ditempatkan didalam kandang individual,
kandang terlebih dahulu dibersihkan dan disuci hamakan dengan larutan
desinfektan dengan dosis 20 cc dilarutkan kedalam 10 liter air. Seminggu
sebelum dilakukan penelitian, domba terlebih dahulu dimandikan dengan
larutan Butox pada siang hari bertujuan untuk membasmi caplak. Pemberian
obat cacing dengan 0,5 bolus untuk 1 ekor domba selanjutnya disuntik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
vitamin B komplek dengan dosis 2 ml per ekor domba untuk penambah atau
pemacu nafsu makan dan daya tahan tubuh (Suryani, 2016).
E. Manajemen Limbah
Limbah ternak yang berpotensi sebagai sumber pupuk organik adalah
kambing etawa dan domba. Limbah ternak kambing dan domba berupa feses
dan urin mengandung kalium relatif lebih tinggi dari limbah ternak lain.
Feses kambing dan domba mengandung N dan K dua kali lebih besar
daripada kotoran sapi. Limbah kambing etawa dan domba diolah menjadi
pupuk organik cair (POC) untuk mengurangi limbah dan mengurangi biaya
produksi pertanian akibat pembelian pupuk anorganik pabrik. Pupuk organik
cair lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur sudah
terurai dan jumlah tidak terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat
terasa (Sari et al., 2015).
Urine domba dapat diolah menjadi pupuk organik cair dan pestisida
nabati. Berbagai manfaat yang diperoleh dari biourine yaitu sebagai zat
perangsang pertumbuhan akar tanaman pada benih/bibit. Biourine juga dapat
sebagai pupuk daun organik. Apabila dicampur pestisida organik bisa
membuka daun yang keriting akibat serangan thrip. Urine ternak
mengandung bau yang khas juga dapat mencegah datangnya berbagai hama
tanaman sehingga dapat berfungsi sebagai pengendalian hama tanaman dari
serangan. Pupuk memegang peranan penting dalam meningkatkan hasil
tanaman terutama pada tanah yang kandungan unsur haranya rendah. Pupuk
cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya
sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun daun
juga punya kemampuan menyerap hara. Berdasarkan hal tersebut maka
terdapat manfaat apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman,
tapi juga di bagian daun-daun (Irawan et al., 2020).
Usaha peternakan domba yang semakin berkembang ditandai dengan
jumlah populasi ternak yang semakin bertambah. Pertambahan jumlah
populasi ternak tentu akan menyebabkan bertambahnya limbah atau hasil
samping, seperti kotoran ternak. Pengembangan instalasi biogas tepat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Biaya variabel adalah variasi total biaya yang berbanding lurus dengan
perubahan tingkat aktivitas. Biaya langsung yang digunakan selama suatu
periode akan bervariasi secara total dalam bentuk langsung dengan jumlah
unit yang diproduksi. Biaya variabel usaha ternak domba sekitar 76% dari
total biaya, dan terbesar berasal dari pakan suplemen dan biaya penjualan
(Syam et al., 2019).
Penerimaan adalah keseluruhan nilai output yang berasal dari
penjualan ternak, nilai pertambahan ternak, anak kambing /domba yang
dilahirkan dan pupuk kandang. Penerimaan merupakan jumlah yang
diperoleh dari penjualan sejumlah pengeluaran yang dihasilkan oleh
perusahaan atau produsen. Besarnya penerimaan usaha ternak domba yang
dipelihara semi ekstensif dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah
faktor teknis, sosial, dan ekonomi. (Rahman dan Sembiring, 2013).
Keuntungan adalah jumlah pendapatan dikurangi dengan jumlah
pengeluaran. Kegunaan analisis keuntungan adalah untuk mengukur tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam usaha domba (Yusmichad 2013).
Keuntungan dirumuskan sebagai berikut:
Keuntungan = Pendapatan – Total Biaya
Perhitungan BCR (Benefit Cost Ratio) dilakukan untuk melihat berapa
manfaat bersih yang diterima. BCR akan menggambarkan keuntungan dan
layak dilaksanakan jika mempunyai >1. Nilai BCR= 1, maka proyek tersebut
tidak untung dan juga tidak rugi (marjinal atau paspasan), sehingga terserah
kepada penilai pengambil keputusan dilaksanakan atau tidak. Apabila BCR <
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
BCR =
Keterangan :
BCR = Benefit Cost Ratio
Total benefit = Penerimaan
Total cost = Biaya pengeluaran
IRR merupakan tingkat keuntungan bersih atas investasi, dimana
benefit bersih yang positif ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan
mendapatkan tingkat i yang sama yang diberi bunga selama sisa umur
proyek. Tingkat discount rate yang dipakai di Indonesia adalah berkisar
antara 10-15 persen. IRR merupakan nilai discount rate (i) yang membuat
NPV dari suatu proyek samadengan nol. Nilai IRR > nilai discount rate maka
usaha ternak dianggap menguntungkan (Rahman dan Sembiring, 2013).
IRR = i‟ +
keterangan :
i„ = tingkat bunga awal
i‟‟ = tingkat bunga kedua
NPV = NPV pada saat awal dengan tingkat bunga i‟
NPV‟‟ = NPV dengan tingkat bunga i‟‟
Net present value (NPV) atau keuntungan bersih sekarang merupakan
selisih antara nilai benefit sekarang dan nilai biaya sekarang pada tingkat
diskonto tertentu selama umur proyek pada unit usaha. Kegunaan analisis Net
present value adalah untuk melihat apakah investasi mempunyai nilai
potensial yang menguntungkan atau merugikan (Nurmalia, 2009). Net
present value dirumuskan sebagai berikut:
NPV = ∑
BEP (Rupiah)
BEP (Unit) =
Rentabilitas = x 100%
Payback Period =
Keterangan :
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup
investasi mula-mula.
Kriteria PPC sebagai berikut :
- PPC > Umur Ekonomis = tidak layak
- PPC < Umur Ekonomis = layak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
Profit Margin =