Anda di halaman 1dari 14

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Domba
Domba merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara oleh
peternak kecil di Indonesia karena tidak membutuhkan modal yang cukup
besar dan pemeliharaanya lebih mudah. Domba asli Indonesia salah satunya
adalah domba lokal. Domba pada umumnya dipelihara untuk penggemukan
yaitu untuk menghasilkan daging. Usaha penggemukan domba yang
terpenting pertambahan bobot badan merupakan hal yang penting karena
akan mempengaruhi bobot potongnya (Mawati et al., 2004).
Domba merupakan hewan ruminansia kecil yang masih tergolong
kerabat kambing, sapi, dan kerbau. Keuntungan dari beternak domba antara
lain dapat beradaptasi di berbagai lingkungan, menghasilkan dua jenis produk
yaitu wool dan daging, domba dapat memanfaatkan pakan dengan kualitas
rendah, domba mampu melahirkan anak kebih dari satu dalam satu kali
kelahiran. Indonesia dikenal ada tiga jenis domba antara lain: domba ekor
tipis, domba ekor gemuk dan domba periangan (Atmaja et al., 2012).
Domba Garut merupakan rumpun domba asli dari Jawa Barat, dengan
ciri khas memiliki kuping rumpung (<4 cm) atau ngadaun hiris (4-8 cm)
dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong. Keunggulan yang
dimiliki Domba Garut adalah sifat prolifik yaitu dapat beranak lebih dari satu
ekor dalam setiap siklus kelahiran, kualitas daging dan kulit baik, serta
memiliki performa yang baik serta nilai ekonomis yang tinggi. Pemeliharaan
Domba Garut di wilayah Jawa Barat mengarah pada dua sasaran utama, yaitu
sebagai domba penghasil daging dan sebagai ternak fancy (Praja et al., 2020).
Domba Ekor Gemuk (DEG) merupakan salah satu domba plasma
nutfah Indonesia yang merupakan domba tipe pedaging. DEG memiliki sifat
fisik yang menjadi ciri khasnya, yaitu mempunyai ekor gemuk, berwarna
putih, tidak bertanduk, berbulu kasar, mampu beradapatasi pada iklim kering
dan mampu beranak 1 – 2 ekor per kelahiran dan kadang 3 ekor. Kekhasan
ini merupakan ekspresi dari kekhasan potensi genetik DEG, yang belum

4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

teroptimalkan dan cenderung dieksploitasi (Darmawan dan Supartini, 2012).


Pemilihan bakalan mendapat nilai terhitung 4, sangat baik karena
memperhatikan kondisi fisik, terutama dari kesehatan dan cacat fisik.
Bakalan yang memiliki cacat fisik seperti kebutaan, tanduk patah, pincang,
lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta cacat lainnya maka akan
dikembalikan. Peternakan lebih memilih bobot badan dan tingkat
pertambahan bobot badan. Bobot badan bakalan berkisar antara 12-20 kg.
Rataan pertambahan bobot badan harian domba mencapai 118 g ekor/hari
(Hasan et al., 2018).
B. Manajemen Perkandangan
Kandang merupakan tempat untuk hidup bagi hewan. Pemberian
jaminan kesehatan ternak yang akan dipelihara maka kandang sangat penting
perannya untuk kelangsungan hewan ternak. Ternak membutuhkan kandang
yang bersih dan sehat. Komposisi dari kandang harus dapat melindungi dari
parasit lain atau gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi kesehatan
ternak (Putra, 2018).
Kondisi kandang mempengaruhi pertumbuhan ternak. Ternak akan
mampu berkembang dan tumbuh secara optimal dalam kondisi kandang yang
baik. Kandang yang baik harus sesuai bagi pertumbuhan ternak antara lain
kenyamanan, naungan serta perlindungan dari pengaruh lingkungan. Kondisi
kandang yang baik sangat dipengaruhi oleh suhu udara, kelembaban,
kecepatan angin, dan intensitas cahaya. Kualitas kandang sangat ditentukan
oleh iklim lingkungan mikro seperti suhu udara, kelembaban, kecepatan
angin, dan intensitas cahaya. Iklim lingkungan mikro sangat mempengaruhi
pertumbuhan domba misalnya temperature lingkungan yang tinggi dapat
mengurangi nafsu makan domba sehingga mempengaruhi berat badan domba
(Widyarti dan Oktavia, 2011).
Pemilihan lokasi kandang harus memperhatikan beberapa
pertimbangan antara lain ketersediaan sumber air, lokasi dekat dengan
sumber pakan, memiliki areal perluasan, ketersediaan akses transportasi,
jarak kandang dengan perumahan minimal 10 m. Kontruksi kandang dibuat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

sekokoh mungkin sehingga mampu menahan beban dan benturan serta


dorongan dari ternak. Kontruksi kandang dirancang sesuai agroklimat
wilayah, tujuan pemeliharaan dan status fisiologis ternak (Simamora, 2015).
Tahap awal beternak domba ialah membuat kandang yang memadai,
kokoh, dan sehat bagi domba. Kandang menaungi domba dari terpaan hujan,
angin, dan sengatan matahari. Kandang juga melindungi domba dari serangan
predator, menjadi tempat domba berkembang biak, dan selanjutnya
pengandangan memudahkan petani memelihara dan merawat ternaknya.
Bahan konstruksi kandang turut memengaruhi iklim/suhu di dalam kandang.
Suhu yang optimal sangat erat kaitannya dengan kenyamanan, kesehatan, dan
reproduksi domba. Ukuran kandang yang ideal juga akan berdampak baik
pada pertumbuhan anak domba dan mengurangi stres domba yang dipelihara
(Hidayat et al., 2015).
Kandang untuk penggemukan domba berbeda dan harus terpisah
dengan kandang untuk pembiakan. Tipe kandang yang digunakan yaitu
kandang panggung. Lantai pada kadang tipe ini terletak diatas tanah (ada
kolong). Fungsi kolong ini untuk menampung kotoran ternak. Kandang yang
demikian cocok untuk daerah-daerah yang curah hujannya tinggi, sering
banjir dan permukaan tanahnya lembab. Lantai kandang dibuat bercelah
selebar 1-1,5 cm agar kotoran domba dapat atuh ke kolong dan kandang
mudah dibersihkan (Purbowati, 2011).
C. Manajemen Pakan
Perbaikan manajemen pakan adalah langkah penting dalam
pengembangan usaha ternak domba ke arah yang lebih rasional, mengingat
pakan merupakan sarana produksi yang sangat penting bagi ternak.
Ketersediaan pakan yang cukup jumlah maupun mutunya secara
berkesinambungan menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
pengembangan ternak. Hijauan khususnya rumput adalah pakan utama ternak
ruminansia, oleh karena itu produktivitas ternak tersebut secara biologis
ditentukan oleh kinerja sistem rumen dalam mencerna bahan pakan sumber
serat tersebut (Krisnan et al., 2009).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

Manajemen pemberian pakan dapat mendukung ternak dalam


memenuhi pemanfaatan nutrisi. Suhu pada siang hari, suhu lingkungan
cenderung lebih tinggi sehingga dapat mengakibatkan cekaman panas
terhadap ternak, dan sebaliknya pada malam hari suhu lingkungan cenderung
lebih rendah sehingga ternak mengalami cekaman dingin. Lingkungan
dengan suhu dan kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan ternak menjadi
stress karena sistem pengaturan panas tubuh ternak dengan lingkungannya
menjadi tidak seimbang. Pemberian pakan setelah siang hari dapat mencegah
terjadinya puncak metabolisme dan beban panas lingkungan yang diterima
mengubah waktu makan dapat menurunkan stress panas secara signifikan
(Sayekti et al., 2015).
Peningkatan kualitas pakan salah satunya dengan pemanfaatan ampas
tahu yang dapat diperoleh dari hasil ikutan pembuatan tahu sebagai limbah
industri rumah tangga. Ampas tahu mudah didapat dan masih mempunyai
gizi yang baik. Bahan yang berasal dari kacang tanah dan kacang kedelai
mempunyai kadar protein yang tinggi dengan asam amino yang cukup
lengkap. Pemberian ampas tahu pada domba sapihan yang pakan utamanya
rumput, meningkatkan konsumsi bahan kering, protein, TDN, keefisienan
penggunaan pakan dan pertambahan bobot hidup ( Dudjalman, 2004).
Penggunaan konsentrat, khususnya untuk penggemukan domba, dapat
menjadi alternatif yang menjanjikan. Konsentrat, sebagai pakan sumber
protein, energi, dan rendah serat kasar, dapat meningkatkan pertumbuhan,
efisiensi konversi pakan, dan dapat dicerna dan difermentasi lebih cepat
dibanding hijauan. kebutuhan nutrisi domba lokal masih merujuk pada
literatur dari luar negeri seperti tabel kebutuhan Nutrient Requirement
Council (NRC, USA). Kebutuhan nutrisi domba lokal dapat dipenuhi dari
hijauan dan konsentrat. Perbedaan imbangan hijauan dan konsentrat dalam
ransum merepresentasikan perbedaan kandungan protein, energi, dan nutriens
lainnya (Supratman et al., 2016).
Akhir-akhir ini penggemukan domba mulai diminati oleh masyarakat,
faktor yang menentukan penggemukan domba terletak pada kualitas dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

kuantitas pakan. Pakan adalah salah satu kebutuhan pokok domba yang harus
terpenuhi agar domba dapat tumbuh dan bertahan hidup. Pakan utama domba
adalah hijauan, tetapi dalam waktu terakhir ini ketersediaan hijauan mulai
terbatas. Keterbatasan hijauan disebabkan karena keterbatasan lahan
pengembalaan dan penyediaan hijauan pakan ternak yang mulai beralih
fungsi dari lahan produktif menjadi lahan pemukiman dan kawasan industri.
Pakan alternative sebagai pengganti hijauan yaitu dapat dengan
memanfaatkan sumberdaya lokal yang berupa limbah pertanian. Tumpi
jagung adalah limbah dari hasil perontokan jagung pipilan yang
ketersediaannya cukup kontinyu, tidak bersaing dengan manusia, dan
harganya relatif murah (Wulandari et al., 2017).
D. Manajemen Kebersihan dan Kesehatan Ternak
Kebersihan kandang sangat erat kaitannya dengan kesehatan dan
produktivitas ternak. Kandang di sucihamakan dengan desinfektan terlebih
dahulu sebelum diisi dengan ternak domba. Pembersihan kandang
selanjutnya dilakukan secara rutin terutama pembersihan kotoran di lantai
kandang. Kotoran yang menumpuk pada lantai kandang apabila jarang
dibersihkan akan memudahkan kuman penyakit parait dan jamur berkembang
biak. Kayu yang kotor dan basah akan mudah lapuk, sehingga berbahaya bagi
tenak apabila tiang yang digunakan mudah roboh/patah akibat buruknya
sanitasi kandang (Waluyo dan Efendi, 2016).
Penyakit merupakan faktor yang berpengaruh dalam suatu usaha
produksi ternak, karena akan menurunkan produktivitas baik daging maupun
susu. Pendekatan mendasar yang diperlukan peternak agar tidak rugi secara
ekonomi adalah mempertahankan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan
cara tanggap terhadap kondisi kesehatan ternaknya. Penyakit pada ternak
dapat disebabkan oleh ektoparasit maupun endoparasit. Lingkungan kandang
yang kotor sangat memungkinkan berkembangnya endoparasit, salah satunya
cacing. Selain lingkungan kandang, pakan yang tercemar cacing atau telur
cacing dapat menjadi sumber penularan (Safitri, 2015).
Gangguan kesehatan pada ternak terjadi karena adanya infeksi agen
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

penyakit oleh bakteri/ kuman, virus, parasit atau disebabkan oleh gangguan
metabolism. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan memperhatikan
perkandangan yang baik misalnya ventilasi kandang, lantai kandang juga
kontak dengan ternak lain yang sakit dan orang yang sakit. Sanitasi
merupakan usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau
mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan perpindahan dari
penyakit tersebut. Ternak yang sakit tidak boleh dipotong apalagi dikonsumsi
karena bias menjadi agen penularan penyakit yang bias berdampak meluas
secara sosiologis dan ekomonis. Ternak sakit harus dilaporkan pada petugas
kesehatan hewan secara dini, tidak boleh ditunda dan dibiarkan merana
(Pratama, 2020).
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
biosecurity, vaksinasi dan medikasi. Tindakan biosecurity dimaksudkan
untuk mencegah penularan penyakit dari berbagai sumber penularan yang ada
di luar tubuh ternak. Prinsip dasar biosecurity adalah sanitasi kandang
pembersihan dan desinfektan. Tindakan tersebut berupa penyemprotan
kandang dengan air bersih untuk menjaga kebersihan kandang dengan cara
desinfeksi secara teratur dengan menggunakan desinfektan di lingkungan
kandang sehingga dapat membunuh penyakit. Tindakan vaksinasi dilakukan
untuk membunuh agen penyakit yang mampu masuk ke dalam tubuh ternak
dengan cara menyediakan zat kebal (antibody) dalam tubuh ternak. Tujuan
vaksinasi untuk menjaga kesehatan ternak sehingga didapatkan ternak sehat
dan mampu berproduksi maksimal selama ternak masa produkstif. Tindakan
program medikasi adalah suatu tindakan pemberian suplemen dan vitamin
untuk menjaga kondisi kesehatan ternak (Sapanca, 2015).
Sebelum domba jantan lokal ditempatkan didalam kandang individual,
kandang terlebih dahulu dibersihkan dan disuci hamakan dengan larutan
desinfektan dengan dosis 20 cc dilarutkan kedalam 10 liter air. Seminggu
sebelum dilakukan penelitian, domba terlebih dahulu dimandikan dengan
larutan Butox pada siang hari bertujuan untuk membasmi caplak. Pemberian
obat cacing dengan 0,5 bolus untuk 1 ekor domba selanjutnya disuntik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

vitamin B komplek dengan dosis 2 ml per ekor domba untuk penambah atau
pemacu nafsu makan dan daya tahan tubuh (Suryani, 2016).
E. Manajemen Limbah
Limbah ternak yang berpotensi sebagai sumber pupuk organik adalah
kambing etawa dan domba. Limbah ternak kambing dan domba berupa feses
dan urin mengandung kalium relatif lebih tinggi dari limbah ternak lain.
Feses kambing dan domba mengandung N dan K dua kali lebih besar
daripada kotoran sapi. Limbah kambing etawa dan domba diolah menjadi
pupuk organik cair (POC) untuk mengurangi limbah dan mengurangi biaya
produksi pertanian akibat pembelian pupuk anorganik pabrik. Pupuk organik
cair lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur sudah
terurai dan jumlah tidak terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat
terasa (Sari et al., 2015).
Urine domba dapat diolah menjadi pupuk organik cair dan pestisida
nabati. Berbagai manfaat yang diperoleh dari biourine yaitu sebagai zat
perangsang pertumbuhan akar tanaman pada benih/bibit. Biourine juga dapat
sebagai pupuk daun organik. Apabila dicampur pestisida organik bisa
membuka daun yang keriting akibat serangan thrip. Urine ternak
mengandung bau yang khas juga dapat mencegah datangnya berbagai hama
tanaman sehingga dapat berfungsi sebagai pengendalian hama tanaman dari
serangan. Pupuk memegang peranan penting dalam meningkatkan hasil
tanaman terutama pada tanah yang kandungan unsur haranya rendah. Pupuk
cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya
sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun daun
juga punya kemampuan menyerap hara. Berdasarkan hal tersebut maka
terdapat manfaat apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman,
tapi juga di bagian daun-daun (Irawan et al., 2020).
Usaha peternakan domba yang semakin berkembang ditandai dengan
jumlah populasi ternak yang semakin bertambah. Pertambahan jumlah
populasi ternak tentu akan menyebabkan bertambahnya limbah atau hasil
samping, seperti kotoran ternak. Pengembangan instalasi biogas tepat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

dilakukan berdampingan dengan usaha-usaha budidaya ternak domba


komunal karena selain mempermudah penyediaan bahan baku kotoran juga
memudahkan manajemen pengelolaan limbah. Kegiatan pembangunan
instalasi biogas dilakukan bersama oleh perusahaan diawali dengan
pemasangan alat biodigester sebagai pengolah limbah kotoran yang berfungsi
menghasilkan pupuk organik serta pemasangan pipa instalasi ke rumah
terdekat (Darmawan dan Sophia, 2016).
Kompos merupakan pupuk hayati yang dihasilkan dari penguraian
bakteri pada bahan organik melalui pengomposan. Kandungan yang terdapat
pada limbah jamur mempunyai kandungan kadar air 37%, nitrogen sebesar
0,9%, fosfor sebesar 2%, kalium 8,5%, dan C/N rasio sebesar 37%. Kotoran
domba berupa limbah yang dihasilkan ternak domba yang dapat digunakan
sebagai pupuk untuk tanaman. Kandungan yang terdapat dalam feses domba
mengandung banyak mikroorganisme yang berperan sebagai dekomposer.
Hasil dekomposer dari kotoran domba tersebut menjadi bahan organik
sederhana sehingga dapat diserap oleh tanaman sebagai nutrisi dan dapat
menjadi pupuk organik (Sobari et al., 2018).
F. Pemasaran
Sistem Pemasaran merupakan bagian yang penting dari mata rantai
barang sejak diproduksi sampai ke tangan konsumen. Sistem pemasaran juga
dapat menentukan efisiensi pasar suatu tataniaga barang termasuk pangan.
Pemasaran yang menimbulkan biaya tinggi akan berdampak bukan saja
mengurangi surplus produsen, tetapi juga akan membebani konsumen.
Terdapat berbagai variasi dalam jumlah agen-agen atau panjangnya rantai
pemasaran, dari yang sederhana dengan rantai yang pendek sampai
pemasaran yang melibatkan mata rantai yang panjang dalam pemasasaran
pangan (Mardianto et al, 2005).
Pemasaran adalah semua aktivitas yang berhubungan dengan
penyaluran hasil produksi ternak domba tempat produsen ke tempat
konsumen pada waktu yang tepat, pemasaran domba sangat mudah baik
dalam bentuk karkas maupun dalam bentuk hidup, sehingga dapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

memberikan peluang dan potensi pasar ternak domba di seluruh Indonesia


bahkan juga mempunyai peluang untuk di ekspor. Pengiriman ternak hidup
(kambing-domba) yang akan dipasarkan/dipotong harus diangkut dengan alat
traspotasi khusus sehingga ternak tersebut agar kambing dan domba tetap
sehat selama perjalanan. Berkembangnya usaha ternak domba secara luas,
diharapkan kebutuhan ternak di dalam negeri akan terpenuhi dengan baik
(Rusdiana dan Praharani, 2015).
Pemasaran merupakan muara akhir dari suatu aktivitas produksi,
untuk memperoleh nilai harga barang produksi guna melanjutkan usaha
dikemudian hari dan menciptakan kesejahtreaan pengguna. Pasar dapat
berupa suatu lokasi dimana terjadi transaksi dalam rangka pemindahan hak
dari sutu pihak kepada pihak lainnya yang memanfaatkan alat tukar berupa
uang yang diperlukan peternak pada berbagai aspek kehidupannya. Kegiatan
pemasaran ternak dapat berlangsung pada berbagai lokasi, yaitu di lokasi
kandang dipeternak maupun di lokasi pasar hewan yang telah ditentukan oleh
pemerintah daerah. Pemasaran suatu produk dari produsen ke konsumen akan
melibatkan beberapa badan atau perorangan mulai dari petani (produsen),
perantara (blantik, pedagang pengepul, jagal, calo ternak) dan diakhiri
konsumen (Wibow et al., 2016).
Saluran pemasaran adalah penyaluran barang atau jasa dari produsen
ke konsumen akhir dan yang menyelenggarakan berupa lembaga atau badan-
badan yang bertugas melaksanakan fungsi pemasaran atau memenuhi
keinginan konsumen semaksimal mungkin, sedangkan pihak konsumen akan
memberikan imbalan berupa margin kepada lembaga pemasaran. Saluran
pemasaran dapat dijalankan melalui 3 saluran pemasaran. Saluran pemasaran
pertama yaitu dari peternak langsung berhubungan dengan pasar atau
konsumen. Saluran pemasaran kedua yaitu peternak menjual langsung kepada
pedagang pengumpul yang akan dijual kembali ke konsumen. Saluran
pemasaran ketiga yaitu dari peternak menjual ke pedagang antar pulau
terlebih dahulu dan setelah itu baru dijual kepada konsumen (Suarda, 2009).
Konsumsi yang dibutuhkan masyarakat sebagai protein hewani masih
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

jauh dari sempurna dibandingkan dengan Negara maju di dunia. Perdagangan


kambing dan domba dalam negeri perlu memperhatikan waktu yang paling
tepat sesuai dengan permintaan konsumen dimana permintaan ternak hidup
meningkat cukup tajam menjelang hari raya idul adha untuk keperluan hewan
kurban. strategi yang menyeluruh dipelukan mulai dari hulu (produksi)
hingga hilir (pemasaran) dengan memperhatikan waktu dan target pemasaran
(Rusdiana et al., 2014).
G. Analisis Usaha
Analisis usaha merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
untuk melihat kelayakan usaha yang sedang dijalankan. Analisis usaha
domba meliputi biaya investasi yang terdiri dari kandang, peralatan, bakalan
sapi, biaya produksi, biaya kesehatan dan biaya tenaga kerja. Analisis usaha
dari pada sapi potong meliputi analisis pendapatan yang diperoleh dengan
analisis output-input. Usaha dianggap menguntungkan jika nilai pendapatan
positif dan sebaliknya akan merugi jika nilai negatif. Nilai pendapatan dapat
dihitung dengan rumus, pendapatan=penerimaan total-biaya produksi total
(Letauta et al, 2015).
Kelayakan suatu proyek atau usaha biasanya diukur dengan enam
macam kelayakan yang meliputi kelayakan teknis, kelayakan ekonomi dan
finansial, kelayakan politis, kelayakan administratif, kelayakan ekologis dan
kelayakan sosial budaya. Keenam bentuk parameter kelayakan sangat penting
dilakukan agar proyek yang direncanakan dan proyek yang baru berjalan
dapat terkontrol secara baik agar dapat menghindari kerugian yang akhirnya
membuat proyek tersebut bangkrut. Cara menganalisis apakah suatu usaha
tersebut layak atau tidak dapat diketahui dengan cara menghitung BCR, IRR,
NPV, Break Event Point dan Payback Period (Picaulima et al., 2015).
Biaya investasi adalah sejumlah modal atau biaya yang digunakan
untuk memulai usaha atau mengembangkan usaha. Biaya variabel merupakan
biaya yang rutin dikeluarkan setiap dilakukan usaha produksi dimana
besarnya tergantung pada jumlah produk yang ingin diproduksi. Biaya tetap
adalah jenis biaya yang lain yang rutin dikeluarkan oleh perusahaan selama
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

perusahaan melakukan kegiatan produksi (Pujawan, 2004).


Biaya tetap merupakan biaya yang tetap konstan, secara total terlepas
dari perubahan tingkat aktivitas. Biaya tetap yang dikeluarkan yaitu
penyusutan kandang, penyusutan peralatan dan biaya tenaga kerja. Biaya
penyusutan kandang dan penyusutan peralatan dihitung dengan menggunakan
rumus depresiasi yaitu biaya investasi dibagi umur penggunaan (ekonomis)
(Syam et al., 2019).

Biaya variabel adalah variasi total biaya yang berbanding lurus dengan
perubahan tingkat aktivitas. Biaya langsung yang digunakan selama suatu
periode akan bervariasi secara total dalam bentuk langsung dengan jumlah
unit yang diproduksi. Biaya variabel usaha ternak domba sekitar 76% dari
total biaya, dan terbesar berasal dari pakan suplemen dan biaya penjualan
(Syam et al., 2019).
Penerimaan adalah keseluruhan nilai output yang berasal dari
penjualan ternak, nilai pertambahan ternak, anak kambing /domba yang
dilahirkan dan pupuk kandang. Penerimaan merupakan jumlah yang
diperoleh dari penjualan sejumlah pengeluaran yang dihasilkan oleh
perusahaan atau produsen. Besarnya penerimaan usaha ternak domba yang
dipelihara semi ekstensif dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah
faktor teknis, sosial, dan ekonomi. (Rahman dan Sembiring, 2013).
Keuntungan adalah jumlah pendapatan dikurangi dengan jumlah
pengeluaran. Kegunaan analisis keuntungan adalah untuk mengukur tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam usaha domba (Yusmichad 2013).
Keuntungan dirumuskan sebagai berikut:
Keuntungan = Pendapatan – Total Biaya
Perhitungan BCR (Benefit Cost Ratio) dilakukan untuk melihat berapa
manfaat bersih yang diterima. BCR akan menggambarkan keuntungan dan
layak dilaksanakan jika mempunyai >1. Nilai BCR= 1, maka proyek tersebut
tidak untung dan juga tidak rugi (marjinal atau paspasan), sehingga terserah
kepada penilai pengambil keputusan dilaksanakan atau tidak. Apabila BCR <
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

1 maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan


(Rejekiningrum, 2015). BCR dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

BCR =

Keterangan :
BCR = Benefit Cost Ratio
Total benefit = Penerimaan
Total cost = Biaya pengeluaran
IRR merupakan tingkat keuntungan bersih atas investasi, dimana
benefit bersih yang positif ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan
mendapatkan tingkat i yang sama yang diberi bunga selama sisa umur
proyek. Tingkat discount rate yang dipakai di Indonesia adalah berkisar
antara 10-15 persen. IRR merupakan nilai discount rate (i) yang membuat
NPV dari suatu proyek samadengan nol. Nilai IRR > nilai discount rate maka
usaha ternak dianggap menguntungkan (Rahman dan Sembiring, 2013).
IRR = i‟ +

keterangan :
i„ = tingkat bunga awal
i‟‟ = tingkat bunga kedua
NPV = NPV pada saat awal dengan tingkat bunga i‟
NPV‟‟ = NPV dengan tingkat bunga i‟‟
Net present value (NPV) atau keuntungan bersih sekarang merupakan
selisih antara nilai benefit sekarang dan nilai biaya sekarang pada tingkat
diskonto tertentu selama umur proyek pada unit usaha. Kegunaan analisis Net
present value adalah untuk melihat apakah investasi mempunyai nilai
potensial yang menguntungkan atau merugikan (Nurmalia, 2009). Net
present value dirumuskan sebagai berikut:
NPV = ∑

NPV = Jumlah nilai sekarang pendapatan bersih penjualan selama n tahun


pada umur proyek
Bt = Manfaat yang dihasilkan dari perkalian harga jual domba hidup dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

jumlah produksinya pada tahun ke-t


Ct = Biaya operasional pemeliharaan domba pada tahun ke-t
N = Umur ekonomis 1 = Tingkat suku bunga yang berlaku (diskonto)
T = Periode waktu t 0, 1,2,3,….,n
Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan yang menunjukkan
perusahaan tidak untung dan tidak rugi. Variabel yang digunakan dalam
analisis BEP yaitu biaya tetap dan biaya variable (Sundari, 2009). Secara
teoritis dapat dituliskan sebagai berikut:

BEP (Rupiah)

BEP (Unit) =

Kelayakan usaha dapat diketahui melalui rentabilitas. Nilai tersebut


dibandingkan dengan suku bunga bank yang berlaku, jika nilai rentabilitas
lebih besar dari suku bunga maka usaha tersebut layak, sebaliknya jika nilai
rentabilitas dibawah suku bunga bank maka usaha tersebut tidak layak
(Sundari, 2009). Rumus Rentabilitas dapat dilihat sebagai berikut:

Rentabilitas = x 100%

PPC adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali


pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas. Metode PPC ini
merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu pengembalian investasi
suatu usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan benefit bersih
yang diperoleh setiap tahun (Handayanta, 2016).

Payback Period =

Keterangan :
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup
investasi mula-mula.
Kriteria PPC sebagai berikut :
- PPC > Umur Ekonomis = tidak layak
- PPC < Umur Ekonomis = layak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

Profit Margin merupakan bagian dari salah satu rasio profitabilitas


dalam penilaian finansial dalam melihat pertumbuhan atau perkembangan
dari profit yang dihasilkan oleh sebuah badan usaha.

Profit Margin =

Profit margin mengalami peningkatan atau penurunan, maka


menggambarkan bahwa peningkatan biaya atau penurunan biaya relatif lebih
besar atau lebih kecil dari pada peningkatan penjualan (Maryoni, 2016).
Penyusutan adalah berkurangnya manfaat ekonomi suatu aktiva tetap
yang disebabkan ikut sertanya aktiva tetap tersebut dalam proses produksi.
Hal ini akan mengakibatkan kapasitasnya semakin berkurang yang akhirnya
secara teknis tidak dapat digunakan lagi. Penyusutan adalah penjelasan secara
sistematis jumlah pengeluaran uang atau nilai lain dari suatu aktiva tetap
selama jangka waktu yang ditetapkan oleh undang-undang untuk dibebankan
sebagai biaya guna menghitung penghasilan kena pajak selama disusutkan
tiap tahun secara teratur menurut ukuran masa pemasarannya. Dari segi
pembelanjaan, penyusutan aktiva tetap merupakan sumber dana. Penyusutan
adalah merupakan cara untuk mengalokasikan harga perolehan aktiva tetap
keperiode-periode akuntansi yang menikmati aktiva yang bersangkutan
(Hidayat, 2011).

Anda mungkin juga menyukai