Oleh :
Kelas: F
Kelompok: 4
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2017
I
PENDAHULUAN
Domba dan domba dan kambing termasuk salah satu jenis ternak yang akrab
dengan sistem usaha ternak di pedesaan. Hampir setiap rumah tangga di daerah
dan kambing bukan hanya di pedesaan saja, tetapi sudah menyebar ke berbagai
sebabkan oleh permintaan daging dan susu kambing yang terus mengalami
peningkatan.
sifat dapat beranak kembar dan fasilitas serta pengelolaannya lebih sederhana di
potensial bila di usahakan secara komersial, antara lain: umur kedewasaan dan
umur kebuntingan ternak domba dan kambing lebih pendek bila dibandingkan
dengan ternak sapi atau kerbau sebagai ternak ruminansia besar. Keadaan yang
memanfaatkan waktu luang, sebab usaha ternak domba dan kambing hanya
dan kambing masih dapat memberikan hasil sampingan berupa susu dan pupuk
1
kandang. Khusus bagi petani-peternak yang berdomisili di pedesaan, usaha ternak
domba dan kambing berfungsi sebagai tabungan yang dapat dimanfaatkan setiap
saat. Beternak domba dan kambing memang tidak selalu memerlukan uang kontan
kambing.
2
II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Domba (Ovis aries) dan kambing (Capra hircus) merupakan salah satu jenis
ternak yang pertama dibudidayakan oleh manusia untuk keperluan sumber daging,
susu, kulit dan bulu (Chen et al., 2005). Bukti arkeologi menemukan bahwa domba
dan kambing merupakan hewan yang pertama didomestikasi di kawasan Asia Barat
bagian perut dan mengunyah makanannya). Domba dan kambing betina biasanya
bertanduk lebih kecil dari domba dan kambing jantan. Domba dan kambing adalah
salah satu hewan ruminansia terkecil yang didomestikasi, dijinakkan dan dipelihara
oleh manusia paling awal atau paling tidak nomor dua setelah anjing. Berdasarkan
informasi sisa fosil, domba dan kambing merupakan hewan berkuku yang
seperti Capra hircus (merupakan keturunan dari domba dan kambing bezoar).
hewan pemenuh kebutuhan protein, serat dan kulit di dunia (Mulyono dan Sarwono,
2005).
3
2.2 Manajemen Perkandangan Ternak Domba dan Kambing
Ada beberapa tipe kandang domba dan kambing yang terbentuk karena
karena kotoran dan air kencing jatuh kebawah, lantai kandang lebih kering dan tidak
becek, kuman penyakit, parasit dan jamur yang hidup di lantai kandang dapat
pembuatannya relatif mahal, resiko kecelakaan karena ternak terperosok atau jatuh
lebih besar dan kandang memikul beban berat dari ternak yang ada diatasnya
(Ludgate, 2006).
Menurut Devendra dan Burns (1994), ada dua tipe kandang domba dan
kambing yang umum digunakan di daerah tropis yaitu tipe kandang pada tanah yang
umum di sebagian daerah tropis dan tipe kandang panggung yang sangat umum
digunakan di Indonesia dan Malaysia. Tipe kandang panggung sangat praktis untuk
daerah yang sangat lembab, daerah dengan curah hujan tinggi, sehingga domba dan
kambing perlu dilindungi dari hujan. Tipe kandang lemprak atau kandang
beralaskan tanah merupakan kandang yang umum digunakan untuk usaha ternak
domba dan kambing kereman. Kandang lemprak tidak dilengkapi alas kayu
(Murtidjo, 1992).
4
Menurut Ludgate (2006) kandang lantai tanah memiliki kelebihan yaitu
kecelakaan dapat dihindari dan kandang tidak memikul beban yang berat dari
ternak kurang terjamin, lantai becek dan lembab, kuman penyakit, parasit dan jamur
banyak ragamnya. Domba dan kambing sangat menyukai daun-daunan dan hijauan
seperti daun turi, akasia, lamtoro, dadap, kembang sepatu, nangka, pisang, gamal,
puteri malu, dan rerumputan. Selain pakan dalam bentuk hijauan, domba dan
Pakan penguat dapat terdiri dari satu macam bahan saja seperti dedak, bekatul padi,
jagung, atau ampas tahu dan dapat juga dengan mencampurkan beberapa bahan
tersebut. Sodiq (2002) menjelaskan, ditinjau dari sudut pakan, domba dan kambing
setiap harinya sangat tergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan,
dewasa, bunting atau menyusui), kondisi tubuh (sehat, sakit), dan lingkungan
5
Pakan sangat dibutuhkan oleh domba dan kambing untuk tumbuh dan
karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral (Sarwono, 2005). Pemberian pakan
dan gizi yang efisien, paling besar pengaruhnya dibanding faktor-faktor lain, dan
yaitu:
a. Secara Ekstensif
yang mahal dan sulit untuk membuat kandang, kondisi iklim yang
menguntungkan, dan untuk daya tampung kira-kira tiga sampai dua belas
ekor domba dan kambing per hektar (Williamson dan Payne 1993). Sistem
domba dan kambing yang belum disapih harus diberi persediaan pakan yang
domba dan kambing yang dipelihara secara ekstensif dapat mencapai 20-30
b. Semi Intensif
6
Sarwono (2005), pertambahan bobot domba dan kambing yang digemukkan
c. Secara Intensif
menerus atau tanpa penggembalaan, sistem ini dapat mengontrol dari faktor
dan kambing yang merusak (Williamson dan Payne 1993). Dalam sistem
sehubungan dengan ini perlu memisahkan domba dan kambing betina muda
kambing yang digemukkan secara intensif bisa mencapai 100-150 gram per
hari dengan rata-rata 120 gram per hari atau 700-1.050 gram dengan rata-
peternakan baik ternak itu sendiri, kandang maupun dari peternaknya itu sendiri.
dan sanitasi pekerja. Pengedalian penyakit merupakan salah satu bagian daripada
7
III
PEMBAHASAN
Perkandangan yang sering tidak memenuhi kaidah dan fungsi yang sesungguhnya,
cenderung akan merugikan baik terhadap ternak itu sendiri, manusia dan
kambing yang dilakukan secara intensif maupun semi intensif. Kandang dan
muda;
8
3.1.1 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Dibuat dari bahan yang cukup kuat dengan nilai ekonomi yang
terjangkau;
Atap kandang terbuat dari bahan yang mempunyai daya pantul dan
Lantai kandang terbuat dari bahan yang cukup kuat, tidak keras, tidak
licin, tidak mudah tembus air, tahan lama dan tidak cepat panas atau
dingin;
Penempatan Kandang;
Tempatkan kandang pada tempat yang kering atau tidak tergenang air;
9
3.1.3 Tipe Kandang
Ada 3 (tiga) tipe kandang domba dan kambing yang umum digunakan oleh
a. Kandang Panggung
kandang yang lebih bagus. Kandang ini dapat dibuat tunggal atau ganda
tanah minimal 50 cm. Alas kandang harus dibuat dari bahan yang tahan
lapuk seperti kayu / bambu yang sudah diawetkan dengan jarak celah lantai
panggung ± 1,5 - 2 cm agar kotoran mudah jatuh dan kaki ternak tidak
terperosok.
penggemukan. Kandang ini tidak dilengkapi dengan alas kayu tetapi hanya
beralaskan tanah atau semen dan dilapisi jerami atau rumut kering serta sisa-
10
Kandang lemprak memiliki kelebihan yaitu biaya pembuatan lebih
dihindari dan kandang tidak memikul beban yang berat dari ternak,
ternak kurang terjamin, lantai becek dan lembab, kuman penyakit, parasit
terjamin.
dan sebagian berlantai tanah. Biasanya digunakan untuk ternak domba dan
11
dengan umur dan jumlah ternaknya, tidak
lebih cepat.
lain.
12
luas, rata-rata 1x1,5 m. Kandang
peralatan kandang yang harus selalu ada dan dibutuhkan dalam sebuah lokasi
13
kandang domba dan kambing. Peralatan kandang yang dimaksud disini adalah alat-
Merupakan tempat pemberian makanan dan air minum pada ternak domba
dan kambing di dalam kandang yang dibuat sedemikian rupa sehingga bahan
pakan yang diberikan tidak tercecer dan air minum tidak tumpah.
b. Gudang Makanan
perlu dilakukan. Hijauan pakan yang disimpan dalam gudang sebaiknya tidak
dalam ikatan agar tidak mengalami fermentasi yang menimbulkan panas dan
hendaknya disimpan pada tempat yang terhindar dari proses pembusukan dan
serangan hama.
c. Tempat Umbaran
dan kambing. Tempat umbaran ini digunakan sebagai tempat excersice ketika
ternak domba dan kambing yang tidak pernah digembalakan (intensif) sehingga
jalan bagi induk yang sedang bunting. Kesulitan induk untuk beranak (distokia)
14
d. Tempat Kotoran
kandang tipe lamprak, sisa makanan atau kotoran akan menumpuk jadi satu dan
tertumpuk pada kolong kandang sehingga akan mudah diolah untuk pembuatan
pupuk. Oleh sebab itu jarak lantai kandang tidak boleh terlalu rapat.
Selain dari perlengkapan kandang yang telah disebutkan di atas, perlu juga
disediakan alat-alat kebersihan, seperti sapu, sikat, sabit, sekop, alat pengangkut
mengandung energi dan zat-zat gizi (atau keduanya). Pakan adalah bahan yang
dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan unsur hara atau
Menurut Setiawan dan Arsa (2005), secara umum pakan ternak domba dan
kambing sebenarnya hanya terdiri dari tiga jenis, yaitu pakan kasar, pakan penguat
dan pakan pengganti. Pakan kasar merupakan bahan pakan berkadar serat kasar
tinggi. Bahan ini berupa pakan hijauan yang terdiri dari rumput dan dedaunan.
Pakan penguat merupakan bahan pakan berkadar serat rendah dan mudah dicerna
seperti konsentrat, ampas tahu dan bubur singkong. Sementara pakan pengganti
merupakan pakan hijauan yang sudah difermentasi. Domba dan kambing sangat
efisien dalam mengubah pakan berkualitas rendah menjadi protein yang berkualitas
15
3.2.1 Pemberian Pakan Hijauan Domba Dan Kambing
hijauan telah mencukupi (harus terdapat sisa). Seekor domba dan kambing dewasa
membutuhkan kira-kira 6 kg hijauan segar sehari yang diberikan 2 kali, yaitu pagi
dan sore. Tetapi domba dan kambing lebih suka mencari dan memilih pakannya
bahan kering dari bobot hidup (Batubara, dkk, 2003). Hijauan merupakan bahan
pakan berserat kasar yang dapat berasal dari rumput dan dedaunan. Kebutuhan
hijauan untuk domba dan kambing sekitar 70 % dari total pakan (Setiawan dan
Arsa, 2005). Pemberian pakan hijauan diberikan 10% dari bobot badan (Sugeng,
1995).
Gunakan lebih dari satu jenis; 2-3 jenis hijauan yang disukai ternak
16
Frekuensi Pemberian Pakan Hijauan:
diberikan sore hari dalam jumlah terbanyak, pagi hari dalam jumlah
tenaga kerja.
Domba dan kambing akan memperoleh semua gizi yang dibutuhkan dari
dengan perbandingan 1 : 1. Dengan komposisi demikian, zat gizi yang terdapat pada
masing-masing jenis hijauan yang diberikan tersebut akan saling melengkapi dan
menjamin ketersediaan gizi yang lebih baik sehingga pencernaan tidak terganggu
ramuan dari beberapa bahan pakan yang mengandung zat gizi (protein, vitamin,
mineral) dan energi dalam konsentrasi tinggi dan seimbang per satuan berat atau
volume. Pemberian pakan konsentrat pada domba dan kambing sangat membantu
17
dalam meningkatkan produktivitas. Hal ini dikarenakan penggunaan pakan dasar
saja sering tidak mampu mencapai tingkat produktivitas yang tinggi akibat tidak
karena konsentrasi nutrisinya tinggi maka harga per satuan berat juga relatif tinggi,
sehingga jumlah pemberiannya juga perlu dibatasi untuk mencapai optima biologis
biasanya berkisar antara 200-300 g / ekor / hari atau sebanyak 0,5-1,5% dari bobot
pakan dasar (hijauan), 2) tingkat produktivitas ternak yang diinginkan, dan 3) harga
pakan konsentrat. Jika kualitas nutrisi pakan dasar (hijauan) baik, dan tersedia
menurut kebutuhan.
pollard 20%, bungkil kedelai 13%, empok jagung 8%, onggok 20%, mineral dan
garam dapur 4% (Alim, 2014). Menurut Siregar (1990) standar nutrien dalam
konsentrat untuk penggemukan domba dan kambing protein minimal 16% dan serat
diaduk merata, menunggu dingin baru diberikan pada ternak. Dengan demikian
Air merupakan unsur sangat penting dan tak tergantikan yang sangat
dibutuhkan oleh ternak domba dan kambing untuk hidup dan berproduksi. Sebagian
besar (70%) tubuh ternak merupakan unsur air. Oleh karena peran air sangat penting
18
untuk kehidupan dan tidak tergantikan oleh unsur lain, maka kekurangan air dapat
berakibat fatal. Kekurangan air dalam volume yang lebih sedikit akan menggangu
induk yang sedang menyususi (laktasi). Kebutuhan akan air semakin meningkat
pada induk yang sedang menyusui (laktasi). Dalam fase laktasi tersebut air
air akan menyebabkan turunnya produksi susu yang selanjutnya akan mengganggu
periode umur ternak yaitu ternak muda membutuhkan air lebih banyak
dengan status umur ternak. Ternak domba dan kambing seperti halnya jenis ternak
lain mendapatkan air untuk kebutuhan hidupnya dari bahan pakan yang dikonsumsi.
Namun, umumnya jumlah air yang diperoleh dari pakan tidak mencukupi
kebutuhan metabolismanya. Oleh karena itu, air minum harus disediakan agar dapat
dikonsumsi setiap saat. Pemberian air minum semakin penting, apabila kepada
ternak diberikan pakan komplit yang umumnya kering. Pentingnya penyediaan air
minum juga perlu diperhatikan pada ternak domba dan kambing yang
digembalakan. Oleh karena itu, air minum harus selalu tersedia didalam kandang
setiap saat. saat saat saat saar saat saat saat saat saat saat saat saat saat saat saat saat.
tidak dapat diabaikan begitu saja. Beberapa perawatan penting yang harus
19
dilakukan secara rutin dalam pemeliharaan ternak yaitu domba dan kambing antara
lain:
a. Memandikan
Ternak yang tidak pernah dimandikan, maka bulunya akan kotor, gembel
dan lembab. Keadaan seperti ini merupakan tempat yang baik untuk
yaitu untuk menjaga kesehatan dari kuman penyakit, parasit dan jamur yang
bersarang dalam bulu. Ternak domba dan kambing yang dimandikan tampak
lebih bersih, menarik dan lebih sehat. Sebaiknya ternak dapat dimandikan
secara rutin untuk jantan seminggu sekali sedangkan betina dapat dimandikan
sebulan sekali. Dalam memandikan ternak jantan dapat di dalam kandang atau
dapat dilakukan di luar kandang atau di tempat pemandian (sumur dan kolam
sanitasi kandang.
b. Pemotongan Kuku
ternak domba dan kambing. Kuku yang panjang akan mengganggu proses
pertumbuhan anak, karena anak akan berjalan dengan tidak wajar akibat
terganggu oleh kuku. Cara berjalan yang tidak wajar tersebut akan terus terbawa
sampai dewasa, hal ini akan menurunkan nilai jual. Pada domba dan kambing
terselipnya kuman-kuman penyakit pada sela-sela kuku. Selain itu kuku yang
20
pejantan tidak bisa berdiri secara sempurna. Jika kuku tersebut patah maka akan
mengakibatkan luka dan infeksi. Pemotongan kuku pada anak dimulai sejak
anak berumur 6 bulan dan selanjutnya dilakukan seperti pada induk betina dan
Pemberian ramuan ini khusus dilakukan pada domba dan kambing pejantan
memperbanyak sel telur yang dihasilkan. Pemberian telur ini biasanya diberikan
tersebut akan turun lapang (diadukan). Dosis pemberian yaitu 1 telur dicampur
dicekokkan.
Penyakit merupakan salah satu hambatan yang perlu diatasi dalam usaha
diatasi dalam usaha ternak domba dan kambing adalah penyakit parasiter, terutama
penyakit bakterial terutama anthrax, pink eye, dan pneumonia. Penyakit viral yang
penting adalah orf, dan penyakit lainnya (penyakit non infeksius) yang perlu
diperhatikan adalah penyakit diare pada anak ternak, timpani (kembung rumen) dan
21
3.4.1 Manajemen Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit
penting dalam usaha ternak domba dan kambing. Adapun upaya yang dilakukan
dan kesehatan produk hasil ternak memiliki kualitas kesehatan sesuai dengan
ternak harus melalui suatu proses yang sistematis. Melalui penerapan manajemen
usaha peternakan. Oleh karena itu menjaga kesehatan ternak harus menjadi salah
satu prioritas utama di samping kualitas makanan ternak dan tata laksana yang
memadai. Sanitasi kandang ternak domba dan kambing merupakan usaha dalam
dianjurkan. Tindakan ini harus dilakukan secara rutin pada kandang yang akan
ditempati oleh ternak. Jika ternak mengalami sakit di kandang, maka harus dipilih
22
jenis desinfektan pada dosis yang lebih tinggi agar penyakit yang sama tidak
menyerang pada penyakit yang lain. Sanitasi dapat menjamin ternak lebih sehat,
sebab lingkungan yang kotor dapat memancing bibit penyakit. Sanitasi terhadap
kandang harus dilakukan secara menyeluruh, yakni terhadap lingkungan sekitar dan
terhadap peralatan yang berhubungan dengan ternak. Lingkungan yang kotor dan
tidak terurus merupakan media yang baik bagi berbagai jenis serangga penyebar
penyakit. Kutu dan caplak penghisap darah dapat bersarang di celah-celah kandang
sehingga merupakan tempat yang ideal untuk berkembangbiak. Oleh karena itu,
23
IV
KESIMPULAN
2. Pakan domba dan kambing terdiri atas hijauan, konsentrat, dan pakan
pejantan.
otopsi.
24
DAFTAR PUSTAKA
Alim, H. 2014. Pertambahan Bobot Badan Domba dan kambing Marica Jantan
Blakely, J dan D.H. Blade. 1998. Ilmu Petemakan. Edisi ke-4. Gadjah Mada
Burn, dan Davendra, C. 1994. Produksi Domba dan kambing di Daerah Tropik,
117- 122
com/2012/04/laporan-tetap-ilmu-teknologi-produksi_27.html. Tanggal
University, Logan.
Ludgate, P. J. 2006. Sukses Beternak Domba dan kambing dan Domba. Agro
Inovasi, Jakarta.
25
Mulyono, S. 2003. Teknik Pembibitan Domba dan kambing dan Domba. Cetakan
Prabowo, Agung. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Domba dan kambing.
Swadaya. Jakarta.
Jakarta.
Sarwono, B., 2005. Beternak Domba dan kambing Unggul. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Setiawan, T. dan Arsa, T. 2005. Beternak Domba dan kambing Perah Peranakan
Sutama, I dan Budiarsana, IGM. 2009. Panduan Lengkap Domba dan kambing dan
26
Williamson, G. and W. J. A. Payne, 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis,
Zeder, M.A. and B. Hesse. 2000. The initial domestication of goats (Capra hircus)
27