Anda di halaman 1dari 2

A.

TEORI DASAR
Drosophila melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke dalam ordo
Diptera, (bangsa lalat). Spesies ini dikenal sebagai lalat buah dalam pustaka-pustaka biologi
eksperimental (walaupun banyak jenis lalat-lalat buah lainnya) dan merupakan organisme
model yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah
kehidupan. Lalat buah populer karena sangat mudah berbiak (hanya memerlukan waktu dua
minggu untuk menyelesaikan seluruh daur kehidupannya), mudah pemeliharaannya, serta
memiliki banyak variasi fenotipe yang mudah diamati (Wahab, 2009).
Lalat buah (Drosophila melanogaster) mempunyai panjang tubuh sekitar 3 sampai 4
mm, tubuhnya berwarna kuning kecoklatan. Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat
panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada
hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina
meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. Telur
Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi
sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat
dua tangkai tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut. Pada
ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun
banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi
dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan
embrio (Fajar, 2010)
Ciri umum lainnya dari Dhrosophila melanogaster, antara lain :
Memiliki mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwarna merah
Memiliki warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh
bagian belakang
Berukuran kecil antara 3-5 mm (jantan dan betina memiliki ukuran berbeda)
Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan
tubuhnya.
Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.
Lalat buah merupakan salah satu hewan yang sering digunakan sebagai model percobaan
genetika sejak tahun 1910an. Lalat buah berasal dari filum Arthropoda, kelas Insekta, dan Ordo
Diptera. Spesies ini di Indonesia dikenal sebagai lalat buah yaitu jenis lalat yang dapat ditemui
di sekitar buah-buahan yang mulai membusuk. Selain itu, lalat buah termasuk dalam sub-ordo
Cyclophorpha, pengelompokkan lalat yang pada pupanya terdapat kulit instar 3, dan termasuk
dalam seri Acaliptra (imago menetas dan keluar dari bagian interior pupanya). Lalat buah yang
sering ditemukan di Indonesia dan Asia adalah lalat ananasae, kikawai, malerkotliana, repleta,
hypocausta, dan imigran (Wildan Yatim, 1996).
Menurut (Suryo, 2010) Lalat buah banyak digunakan dalam penelitian Genetika karna lalat
memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
Mudah dipelihara pada media makanan yang sederhana, pada suhu kama dan didalam
botol susu berukuran sedang.
Mempunyai siklus hidup pendek (hanya kira-kira 2 minggu) sehingga dalam waktu satu
tahun dapat diperoleh 25generasi.
Mempunyai tanda-tanda kelamin sekunder yang mudah dibedakan. Lalat betina lebih
besar dari pada lalat jantan, ujung abdomen meruncing dan pada abdomen terdapat
garis-garis hitam melintang. Lalat jantan lebih kecil, ujung abdomen tumpul berwarna
kehitam-hitaman dan pada abdomen terdapat sedikit garis-garis hitam melintang.
Hanya mempunyai 8 kromosom saja, sehingga mudah menghitungnya.

B. ALAT DAN BAHAN


Alat : Kompor, Panci, Spatula, Stoples, dan busa penutup
Bahan : Air, tepung beras, gula merah, garam dapur dan ragi

Anda mungkin juga menyukai