Anda di halaman 1dari 10

TOR (Term Of Reference)

NILAI EKONOMI PENGGUNAAN BERBAGAI KONSENTRAT DALAM PAKAN


BABI BERBASIS POLLARD

KLOTILDE KOLO
14050030083

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam pemeliharaan ternak babi.
Penyediaan pakan yang baik bagi ternak harus memperhatikan kualitas baik jumlah pakan
maupun nutrisi yang terkandung dalam pakan tersebut. Ketersediaan pakan ternak babi di
kalangan masyarakat saat ini bukan hanya tersedia dalam bentuk pakan lokal saja namun juga
banyak yang tersedia dalam bentuk pakan komplit. Wijayanti, et al., (2012) menyatakan
bahwa pakan komplit adalah pakan jadi yang siap diberikan kepada ternak yang dususun dari
berbagai jenis bahan pakan dengan perbandingan komposisi yang sudah dihitung berdasarkan
protein dan energi yang diperlukan pada ternak.
Ketersediaan pakan komplit yang bervariasi dari berbagai jenis di kalangan masyarakat
terutama pada masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini mampu menimbulkan
karakter yang berbeda dalam hal pemilihan jenis pakan ternak babi. Hal ini terjadi karena
masyarakat memiliki kecenderungan untuk lebih memilih bahan pakan yang lebih utama
dikenal di lingkungannya daripada bahan pakan yang baru dipasarkan. Karakter masyarakat
yang seperti ini dapat menimbulkan pemahaman yang berbeda terhadap bahan pakan yang
digunakan dimana tidak semua bahan pakan ternak babi yang dijual dalam bentuk pakan
komplit memiliki kandungan nutrisi yang lengkap.
Bahan pakan yang sering dikenal banyak oleh masyarakat NTT saat ini adalah pollard.
Menurut pendapat Utama at al., (2013) pollard adalah hasil ikutan dari penggilingan gandum
yang mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai pakan alternatif pengganti jagung dan ini
dapat diketahui dari kandungan protein pollard yang cukup tinggi yaitu 17,1%. Akan tetapi
penggunaan pollard sudah banyak dimasyarakat tanpa kajian ilmiah yang teruji dan
penggunaan pollard yang diberikan pada ternak babi saat ini lebih dominan dibandingkan
dengan dedak padi.
Presepsi masyarakat pada umumnya pollard adalah bahan pakan yang dapat digunakan
sebagai konsentrat ataupun pakan komplit sehingga pemberiannya hanya dilakukan sebagai

1
pakan tunggal. Konsekuensinya adalah pertumbuhan ternak yang tidak teratur dan kurang
maksimal sebagai akibat dari pemberian pakan yang tidak memperhatikan syarat pemberian
pakan dan kebutuhan nutrisi ternak babi. Penggunaan pollard tidak dapat diberikan sebagai
pakan tunggal karena pollard memiliki kandungan serat kasar lebih tinggi dari jagung,
sehingga perlu diperhatikan jumlah penggunaannya pada ternak babi yang masih muda.
Sesuai pernyataan Utama at al., (2013) bahwa pollard memiliki serat kasar yang tinggi
sebesar 14,59%.
Jenis pakan yang bervariasi dapat dibuktikan keuntungannya jika dipakai dalam suatu
usaha ternak babi. Usaha peternakan babi dikatakan ekonomis apabila dapat meningkatkan
keuntungan dengan menekan biaya produksi seminimal mungkin. pakan merupakan
sumbangan biaya produksi yang cukup besar dalam suatu usaha. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sihombing (2010) bahwa biaya produksi terbesar dalam usaha ternak babi ialah
biaya pakan yang mencapai 65-80 % dari total biaya produksi. hasil ini menunjukkan bahwa
masyarakat harus lebih teliti dalam memilih bahan pakan komplit yang tersedia agar
keuntungan masyarakat dapat dimaksimalkan.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka akan dilaksanakan penelitian dengan
judul “ Perhitungan Ekonomi Terhadap Penggunaan Berbagai Konsentrat Dalam
Bahan Pakan Berbasis Pollard”.
1.2 Tujuan
Penelitian akan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar IOFC, penerimaan dan
pendapatan yang diperoleh dan untuk mengetahui nilai BEP akibat penggunaan pakan
berbasis pollard.
1.3 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai sumber informasi kepada masyarakat mengenai besarnya IOFC, penerimaan
dan pendapatan yang diperoleh dan untuk mengetahui nilai BEP akibat penggunaan
pakan berbasis pollard.
2. Sebagai sumber informasi ilmiah saat ingin melakukan sebuah penelitian.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Babi landrace


Babi Landrace termasuk bacon tipe atau tipe babi sedang, dengan ukuran lebar
tubuh dan timbunan lemak sedang dan halus. Cirri-ciri babi landrace adalah berwarna
putih dengan bulu yang halus, badan panjang, kepala kecil agak panjang dengan telinga
terkulai, kaki letaknya baik dan kuat dengan paha yang bulat dan tumit yang kuat serta
tebal lemaknya tipis. Babi landrace mempunyai karkas yang panjang, paha besar, daging
dibawah dagu tebal dengan kaki yang pendek (Mangisah, 2003).
Budaarsa (2012) melaporkan bahwa babi landrace menjadi pilihan pertama para
peternak karena pertumbuhannya cepat, konversi makanan sangat bagus dan
tempramennya jinak.
2.2 Pakan Ternak Babi
Pakan mempunyai peranan penting dalam kehidupan ternak baik untuk produksi,
pertumbuhan, reproduksi, maupun maintenance (Tilman, dkk, 1998). Sesuai pendapat
sosroamidjojo (1975) bahwa pakan adalah segala bentuk yang dapat dimakan (edible),
dapat dicerna (digestible), dan tidak mengganggu kesehatan ternak yang
mengkonsumsinya. Parakkasi (1990) menyatakan bahwa kombinasi bahan pakan yang
bilaman dikonsumsi secara normal dapat mensuplai zat-zat pakan kedalam tubuh ternak
dengan perbandingan jumlah dan bentuk sedemikian rupa sehingga fungsi-fungsi
fisiologis tubuh dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
2.3 Polar
Pollard merupakan hasil samping dari pengolahan gandum dengan kandungan
nutrisi yang rendah, energi metabolisme 1140 kkal/kg, protein 11,8 %, serat 11,2 % dan
lemak 3 % (Ichwan, 2003). Bahan baku utamanya yaitu gandum didatangkan dari luar
negeri, tetapi limbahnya dapat diperoleh dari pabrik pengolahan gandum menjadi tepung
terigu (Yaman, 2010).Kualitas protein polar lebih baik dari jagung, tetapi lebih rendah
dari kualitas protein kedele, susu, ikan , dasn daging.

3
2.4 Konsentrat

2.5 IOFC
2.6 Pendapatan
Pendapatan bersih (net farm income)
Pendapatan bersih merupakan selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang
dikeluarkan, yang ditentukan dengan rumus (Soekartawi, 2002):
Pd = TR - TC
Keterangan:
Pd = pendapatan bersih
TR = penerimaan
TC = total biaya
Penerimaan merupakan nilai produksi (value of production) dari usaha
penggemukan babi bali dalam jangka waktu tertentu. Penerimaan tersebut
ditentukan berdasarkan perkalian antara jumlah produksi dengan harganya.

2.7 Bep

2.8 Penerimaan

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dengan hasil jual, sedangkan
biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani
(Soekartawi, 2002). Sedangkan menurut Lipsey et al. (1995), penerimaan adalah
hubungan menyeluruh antara kuantitas komoditi tertentu yang akan dibeli konsumen
selama periode waktu tertentu dengan harga komoditi tertentu.
Penerimaan kotor merupakan nilai produk total usahatani dalam jangka waktu
tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual (Soekartawi, 2002). Selanjutnya,
dinyatakan oleh Soekartawi (2002), bahwa penerimaan usahatani tunai didefinisikan
sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan pokok usahatani. Penerimaan tunai tidak
mencakup pinjaman uang untuk keperluan usahatani, demikian pula pengeluaran tunai
usahatani tidak mencakup bunga pinjaman dan jumlah pinjaman pokok. Penerimaan dan
pengeluaran tunai tidak

4
2.9 Biaya
Biaya atau pengeluaran adalah nilai input yang dikeluarkan untuk memproduksi output
(Lipsey et al., 1995). Sedangkan menurut Mulyadi (2000), bahwa biaya dalam arti luas
adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi
atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Mulyadi (2000) menyatakan biaya
dalam perubahannya dengan perubahan volume kegiatan dibagi menjadi dua, yaitu biaya
variabel dan biaya tetap. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan, sedangkan biaya tetap yaitu biaya yang
jumlah totalnya tetap dalam kisar kegiatan volume tertentu.
2.10

5
MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Purnamartha et al, (2014) menyatakan bahwa produksi ternak babi selain diarahkan untuk
menghasilkan daging dengan kualitas yang baik, juga diupayakan untuk menekan biaya
produksi yang tinggi. Pakan merupakan factor biaya produksi tertinggi yaitu sekitar 55-85 %
darti total biaya produksi. Umumnya ransum yang diberikan adalah ransum komersial yang
relative mahal harganya. Untuk menekan biaya produksi, maka sebaiknya digantikan dengan
polar yang lebih murah, namun penggunaan ransum harus tetap memperhatikan aspek
efisiensi teknis maupun ekonominya. Artinya, secara teknis, ransum tersebut mampu
memenuhi kebutuhan babi, baik dari sisi mutu maupun jumlah. Penambahan polar ke dalam
ransum sebaliknya

Usaha ternak babi di suatu daerah dapat berkembang dengan baik jika usaha itu
direncanakan dengan pertimbangan ekonomis, berkaitan dengan biaya produksi maupun
penerimanya (Rodjak, 2006)

2.1 Waktu dan lokasi penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di … selama 2 bulan

2.2 Materi penelitian


Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ternak babi dan pakan serta
kandang dan peralatan adalah sebagai berikut:
a. Ternak babi

6
Ternak babi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ternak babi Peranakan
landrace jantan fase starter yang telah dikastrasi sebanyak 12 ekor yang dipilih
dengan genetik dan umur yang seragam.
b. Pakan
Pakan yang akan diberikan kepada ternak adalah pakan campuran yang
dicampur berdasarkan kebutuhan nutrisi ternak babi hasil rekomendasi National
Research Council/NRC (1988) dengan kandungan protein kasar sebesar 21%, serat
kasar 4% dan gross energy sebesar 4000 Kkal/kg. Bahan pakan campuran adalah
jagung, pollard dan 4 jenis konsentrat yakni: KGP 709, Hi-Gro CP 152, Cargil dan
Menara.
c. Kandang dan peralatan
Kandang yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kandang permanen
bentuk terbuka dengan luasnya sebesar 44m2 yang terdiri dari 12 petak kandang
dengan luas masing-masing petak adalah 1,60 m2. Sedangkan peralatan yang akan
digunakan yakni timbangan duduk merk Fife Goats kapasitas 20 kg dengan tingkat
ketelitian 100 gram; timbangan gantung; alat pembersih merk Lakoni.
2.3 Variabel penelitian
a. IOFC merupakan pendapatan kotor yang dihitung dengan cara mengurangi
penerimaan dari hasil penjualan ternak hidup dengan total biaya yang dikeluarkan
untuk pakan selama periode penelitianatau IOFC yaitu selisih antara penerimaan
dengan biaya konsumsi ransum setiap ekor ternak (Arianan, dkk. 2014) atau dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut:
IOFC = TP – KR
Keterangan:
IOFC = Income Over Feed Cost (Rupiah/ekor)
TP = Total penerimaan dari penjualan ternak babi hidup (Rp/ekor)
KR = Biaya untuk ransum yang dikonsumsi ternak (Rp/ekor)
b. Biaya produksi adalah semua pengeluaran untuk proses produksi sebagai hasil
penjumlahan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Secara sistematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Dimana:
TC = Total Cos tatau Biaya Total (Rupiah/ekor)
TFC = Total Fixed Cost atau Total Biaya tetap (Rupiah/ekor)
7
TVC= Total Variable Cost atau Total Biaya Variabel (Rupiah/ekor)
c. Penerimaan merupakan pendapatan total perkalian dari jumlah ternak yang dijual
dengan harga per ekorternak dijual tersebut. Salam (2009), menggambarkan
penerimaan dengan rumus sebagai berikut:
R = P.Q
Dimana:
R = Revenue atau total penerimaan (Rupiah/ekor)
Q = Jumlah ternak (ekor)
P = Harga jual per ekor (Rupiah/kg/ekor)
d. Keuntungan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang telah
dikeluarkan oleh peternak. Secara sistematis keuntungan dapat dihitung sebagai
berikut:
π= TR – TC Salam (2009)
Dimana:
π = Keuntungan (Rupiah/ekor)
TR = Total Revenue atau Total Penerimaan (Rupiah/ekor)
TC = Total Cost atau Biaya Total (Rupiah/ekor)
e. Break Even Point (BEP) merupakan suatu keadaan dimana sebuah perusahaan tidak
mengalami kerugian atau memperoleh keuntungan BEP secara sistematis dapat
ditulis dengan rumus sebagai berikut:

BEPharga = (Riyanto, 1997)

BEPproduksi =

Keterangan:
FC = Fixed cost (FC) atau biaya tetap (Rupia/ekor)
VC =Variable cost (VC) atau biaya variabel (Rupiah/ekor)
S = Volume penjualan (ekor)
P = Harga jual (Rp/ekor)
V = Biaya variabel (Rp/ekor)
2.4 Analisis data
Data yang terkumpul dan telah ditabulasi akan dilakukan analisis menggunakan
prosedur analisis sidik ragam (ANOVA) menggunakan metode rancangan acak kelompok

8
(RAK). Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan penelitian akan dilakukan
analisis uji lanjut Duncan pada taraf 0.05 dan 0.01 (Gasperz, 1991).

9
DAFTAR PUSTAKA
Arianan INT, Puger AW, Oka AA dan Sriyani NLP. 2014. Analisis Ekonomi Usaha Ternak
Babi Dengan Pemberian Sekam Padi Dalam Ransum Yang Mengandung Limbah
Hotel. Majalah Ilmiah Peternakan. Vol. 17- No. 2.
Gaspersz V. 1991. Metode Perancangan Percobaan: CV Armico. Bandung.
National Research Council. 1988. Nutrient Requirement of Swine. 10th ed. National
Academy Press. Washington D C.
Riyanto B. 1997. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Halaman 363-374. Edisi ke-4.
BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Salam T. 2009. Analisis Finansial Usaha Peternakan ayam broiler pola kemitraan. Jurnal
agrisistem Vol. 2 No.1 http://www.stppgowa.ac.id/index.php?optim
on=com_content&view=article&id=114 &Itemid=141. Diakses tanggal 25 Agustus
2016.,
Utama I, Sulistiyanto, Setiani, Profil Mikrobiologis Pollard Yang Difermentasi Dengan
Ekstrak Limbah Pasar Sayur Pada Lama Peram Yang Berbeda (Profile
Microbiological Of Pollard Fermented With Extract Of Waste Vegetable Market In
Different Long Ripened), 13 (2) : 26-30
Wijayanti E, Wahyono F, dan Surono, Kecernaan Nutrien Dan Fermentabilitas Pakan
Komplit Dengan Level Ampas Tebu Yang Berbeda Secara In Vitro (In Vitro
Digestibility And Fermentability Of Nutrients Of Complete Feeed With Different
Levels Of Bagasse, Animal Agricultural journal, 1 (1) : 168-174

10

Anda mungkin juga menyukai