Oleh
MUHAMMAD RIFKI
1814241014
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
MENYETUJUI
MENGETAHUI,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan Praktik
Umum. Laporan ini yang disusun berdasarkan realisasi dari pelaksanaan Praktik
Umum pada 09 Agustus – 07 September 2021 di Koperasi Rukun Amrih Sentosa,
Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan laporan Praktik Umum ini dapat
diselesaikan atas dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M. Si. – selaku Dekan Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung atas izin yang diberikan untuk melaksanakan
PU ;
2. Bapak Dr. Ir. Arif Qisthon, M.S.—selaku Ketua Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung atas izin dan arahan yang telah diberikan;
3. Bapak Liman, S.Pt, M.Si. – selaku Ketua Program Studi Nutrisi dan Teknologi
Pakan Ternak dan selaku pembimbing PU, Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung atas bimbingan dan saran yang telah
diberikan;
4. Bapak Agung Kusuma W., S.Pt., M.P, Bapak Drh. Madi Hartono, M.P., Bapak
Drh. Purnama Edi Santoso, M. Si. selaku panitia PU Jurusan Peternakan,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung atas nasehat dan bimbingan yang
telah diberikan;
iii
5. Bapak Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M.S. – selaku dosen PU Jurusan Peternakan,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung atas nasehat dan bimbingan yang
telah diberikan;
7. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Peternakan atas bimbingan, nasehat, motivasi,
dan semua ilmu yang selama ini diberikan;
8. Ayah, Ibu, Kakak, Adik, serta keluarga atas doa, nasehat, motivasi, perhatian,
pengorbanan, dan kasih sayang yang tulus iklas serta senantiasa berjuang untuk
keberhasilan penulis;
9. Bapak Joko Waluyo – selaku Ketua Koperasi Rukun Amrih Sentosa, atas
bantuan, saran, kritik, motivasi, dan arahannya selama penulis mengikuti PU;
10. Ibu Aini, Mas Fani,Mbk Lia, Pakde Sisuk, Dedek Auna, Dila atas saran,
nasehat dan bimbingannya selama penulis mengikuti PU;
11. Bang topik selaku petugas inseminator atas saran, nasehat dan bimbingannya
selama penulis mengikuti PU;
12. Teman seperjuangan Isma, Irma, Aini atas dukungan, saran, nasehat dan
bimbingannya selama penulis mengikuti PU;
13. Rekan-rekan angkatan 2018 atas segala motivasi, dukungan dan bimbinganya;
14. Anggi Lefiyani atas dukungan, saran, motivasi serta materi yang diberikan;
Semoga semua bantuan dan jasa yang telah diberikan kepada penulis mendapat
bantuan dari Allah SWT. Penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Muhammad Rifki
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................……...ii
DAFTAR ISI................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................ v
DAFTAR GAMBAR...................................................................... vi
I. PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Tujuan Praktik Umum............................................................ 2
C. Waktu, Tempat, dan Metode Pelaksanaan Praktikum Umum. 3
v
B. Sanitasi Kandang.................................................................. 14
C. Pemanfaatan Limbah............................................................ 16
D. Pengolahan Pupuk Kompos.................................................. 17
1. Pengolahan Pupuk Kompos Padat................................... 17
2. Pengolahan Pupuk Kompos Cair..................................... 21
3. Manajemen Pemasaran Pupuk Kompos ......................... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel. Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.Peta Lokasi Koperasi Rukun Amrih Sentosa............................................ 5
2.Struktur Organisasi................................................................................... 6
3.Gudang Pakan........................................................................................... 10
4.Kebun Hijauan.......................................................................................... 11
5. Lantai Kandang di Koperasi Rukun Amrih Sentosa................................ 15
6. Proses Pembuatan Pupuk Kompas........................................................... 21
7. Proses Pembuatan Silase Daun Singkong................................................ 29
8. Proses Pemerahan Kambing..................................................................... 29
9. IB Kambing.............................................................................................. 30
10. Penyerahan Pelakat................................................................................ 30
11. Perpisahan Bersama Bapak Joko dan Ibu Aini Selaku Tuan
Rumah dan Ketua Koperasi Rukun Amrih Sentosa.............................. 31
viii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kambing perah merupakan salah satu ternak ruminansia yang memiliki potensi
untuk menjadi penghasil susu di Indonesia. Potensi tersebut salah satunya
disebabkan karena nilai gizi dan daya serap susu kambing dapat bersaing dengan
susu sapi. Ditambah lagi dengan potensi susu kambing yang dapat menjadi
pengganti susu sapi bagi orang yang alergi. Menurut Moelijanto, dkk (2002)
menyatakan bahwa manfaat susu kambing mempunyai antiseptik alami dan dapat
membantu menekan pembiakan bakteri patogen dalam tubuh. Protein lembut dan
efek laksatifnya ringan sehingga tidak menyebabkan diare bagi pengonsumsinya.
Selain susu produk lain yang dihasilkan dari kambing perah adalah limbah
peternakan seperti feses, urine, dan sisa pakan yang apabila dibiarkan tanpa
adanya pengolahan lebih lanjut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan,
gangguan kesehatan pada kambing, dan masyarakat yang ada disekitar peternakan
tersebut. Untuk itu, pengolahan pada kotoran ternak perlu dilakukan guna
mengurangi pencemaran lingkungan.
tanaman dan kesuburan tanah. Kotoran kambing dapat digunakan sebagai bahan
organik pada pembuatan pupuk kandang karena kandungan unsur haranya relatif
tinggi dimana kotoran kambing bercampur dengan air seninya (urine) yang juga
mengandung unsur hara.
Nilai rasio C/N kotoran kambing umumnya diatas 30. Oleh karena itu, kotoran
kambing harus dikomposkan terlebih dahulu sebelum digunakan ke tanaman.
Prinsip pengomposan adalah untuk menurunkan rasio C/N bahan organik hingga
sama dengan C/N tanah. Pengomposan adalah proses penguraian bahan-bahan
organik secara biologis oleh mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai
sumber energi. Proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama
dan lambat.
A. Lokasi Peternakan
Koperasi Rukun Amrih Sentosa di Sukoharjo I adalah sebuah pekon yang berada
di wilayah Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung,
Indonesia. Secara geografis wilayah Kecamatan Sukoharjo berbatasan langsung
dengan beberapa kecamatan. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Sendang Agung dan Kecamatan Kalirejo (Kabupaten Lampung Tengah), sebelah
Timur berbatasan dengan Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan Gedongtataan,
Kecamatan Waylima, dan Kecamatan Kedondong (Kabupaten Pesawaran),
sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bulok dan Kecamatan Cukuh
Balak (Kabupaten Tanggamus), sebelah Barat Kecamatan Pugung dan
Kecamatan Air Naningan (Kabupaten Tanggamus).
Pendiri Koperasi Rukun Amrih Sentosa dilakukan atas inisiatif Bapak Joko
Waluyo dan beberapa orang peternak lain di Sukoharjo I yang kemudian
dilakukan pertemuan dan musyawarah. Koperasi Rukun Santoso sudah
mempunyai nomor registrasi koperasi dengan nomor : 18-10/KT-600.08.2002.
Pembentukan koperasi dengan harapan dapat memberikan bantuan permodalan
dan bimbingan kepada para peternak di wilayah Sukoharjo dan wilayah di
Provinsi Lampung. Pada tahun 2017 Koperasi Rukun Amrih Sentosa
mendapatkan penghargaan Anugrah Bhakti Peternak sebagai Peternak Berprestasi
tingkat Nasional.
6
Joko Waluyo
(Ketua Kelompok)
ANGGOTA
1. Ketua Koperasi
Ketua Koperasi Rukun Amrih Santosa adalah Bapak Joko Waluyo mempunyai
tugas yang sangat penting untuk kemajuan koperasi, seorang ketua harus mampu
menentukan akan dibawa kemana koperasi kedepanya dengan cara mengambil
dan melaksanakan keputusan- keputusan strategis yang disepakati ketika dalam
diskusi.
2. Sekretaris Koperasi
3. Bendahara Koperasi
4. Seksi Pemasaran
Seksi pemasaran memiliki tanggung jawab untuk mencari kambing baik untuk
dipelihara atau saat akan melakukan penjualan kambing dan penjualan kotoran
ternak serta penjualan susu kambing dengan mencari pasar yang sesuai dengan
tujuan kelompok.
5. Seksi Kesehatan
6. Seksi Pendidikan
8
7. Seksi Humas
Seksi humas memiliki tanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengontrol
pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan untuk memastikan
tercapaianya target tingkat kemampuan dan kopetensi setiap anggota.
E. Ketenagakerjaan
F. Peralatan Produksi
9
G. Gudang Pakan
Koperasi Rukun Amrih Sentosa memiliki Gudang Pakan yang terletak didekat
kandang agar memudahkan tenaga kerja dalam mengangkut pakan untuk proses
pemeliharaan. Pakan dan peralatan terletak dalam satu gudang dikarenakan farm
tersebut tidak memiliki banyak peralatan.
10
H. Kebun Hijauan
Koperasi Rukun Amrih Sentosa mempunyai kebun hijauan yang terletak tidak
jauh dari peternakan. Kebun hijauan ditanami dengan rumput odot, singkong
karet, dan indigofera. Kebun hijauan tidak dipanen setiap hari karena dalam sekali
panen hijauan akan dijadikan silase atau fermentasi. Pemanenan dilakukan jika
hijauan siap panen dan stok silase telah menipis.
Kelompok Ternak Rukun Amrih Sentosa memiliki luas lahan usaha + 1,5 Ha
dengan rincian pada Tabel
Selain lahan Koperasi Rukun Amrih Sentosa, memiliki lahan peternakan dan
pertanian anggota kelompok ternak yang cukup luas, baik sebagai usaha budidaya
maupun sebagai penyediaan pakan ternak. Salah satu kebun hijauan milik Bapak
Joko Waluyo yang seluas 5000 m2 ditanami hijauan berupa rumput odot, singkong
karet, dan indigofera. Penanaman dilakukan dengan sistem tumpang sari yaitu
suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau
lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan.
Jenis kambing yang dipelihara di Koperasi Rukun Amrih Sentosa adalah kambing
peranakan Etawah, Sapera, Rambon, Boer, dan kambing Saburai. Jenis kambing
ini sangat mudah untuk di kembang biakan serta mudah beradaptasi dengan
lingkungan dan pemasaran kambing ini cukup mudah sehingga pada Koperasi
Rukun Amrih Sentosa lebih tertarik pada jenis kambing tersebut.
Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan salah satu ternak kambing yang
cukup potensial sebagai penyedia protein hewani baik melalui daging maupun
susunya. Rata-rata pertumbuhan bobot badan kambing PE mencapai sekitar 3,2-
3,7 kg/bulan dan kemampuan memproduksi susu sebanyak 1,5-3 liter per hari
(Setiawan dan Tanius, 2005). Kemampuan produksi susu tersebut cukup
signifikan untuk dikembangkan sebagai ternak kambing penghasil susu yang
sangat potensial. (Nuhaeli dkk., 2014).
Kambing PE memliliki ciri yang khas yaitu bentuk muka cembung, telinga relatif
panjang (18-30 cm) dan terkulai kambing jantan dan betina bertanduk pendek
serta warna bulu bervariasi dari cream sampai hitam. Bulu pada bagian paha
belakang, leher, dan pundak lebih tebal dan lebih panjang dari pada bagian
lainnya. Warna putih dengan belang hitam atau belang coklat cukup dominan.
Tinggi badan untuk jantan 70-100 cm, dengan berat badan dewasa mencapai 40-
80 kg untuk jantan dan 30-50 kg untuk betina.
Kambing ini memiliki bobot lahir dan kinerja pertumbuhan yang lebih tinggi
dibandingkan induknya (Sutama et al., 2009). Kambing PESA (nama lain Sapera)
memiliki produksi susu harian lebih baik dari pada kambing peranakan Etawah,
tetapi produksinya lebih rendah dari pada kambing Seanen impor dan kambing
Seanen keturunan (F1) (Ruhimat, 2003).
Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan telah menjadi ternak yang teregistrasi
di Indonesia selama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani. Secara
umum, Kambing Boer mempunyai tanda-tanda yang jelas yaitu: tanduk
melengkung keatas dan kebelakang, telinga lebar dan menggantung, hidung
cembung, rambut relatif pendek sampai sedang. Kambing Boer merupakan satu
satunya kambing pedaging yang sesungguhnya, yang ada di dunia karena
pertumbuhannya yang cepat. Menurut Mason (1988) dalam Setiadi (2003), rataan
litter ukuran kambing Boer adalah 1,7 ekor.
manfaat bagi peternak dan juga dalam upaya mencukupi kebutuhan daging, baik
tingkat lokal maupun nasional.
Pada bulan Juli 2021 jumlah keseluruhan ternak kambing yang dipelihara
Koperasi Rukun Amrih Sentosa sekitar 100 ekor. Sedangkan pada bulan Agustus
2021 mengalami penurunan, hal tersebut karena pada bulan Juli sedang Idhul adha
(Qurban) sehingga kambing banyak yang sudah terjual. Saat ini pada Koperasi
Rukun Amrih Sentosa tersisa 52 ekor yang terdiri dari kandang baja ringan 18
ekor indukan serta anakan dan pada kandang kayu 23 ekor dan kandang yang
lama 11 ekor kambing.
B. Sanitasi Kandang
Menurut Qomarudin dan Purnomo (2011) tujuan dari adanya kegiatan sanitasi
untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.
Sedangkan menurut Herlambang (2014). Selain dengan sanitasi, usaha
pengendalian penyakit yaitu dengan pemanfaatan kandang karantina dan vaksinasi
untuk bakalan baru. Hal tersebut sudah sesuai dengan kondisi yang berada di
Koperasi Rukun Amrih Sentosa sudah menerapkan sanitasi kandang yang baik
dan pemanfaatan kandang karantina untuk ternak yang sakit dan ternak yang baru
datang.
16
C. Pemanfaatan Limbah
Menurut Simamora et al., (2006). Usaha peternakan sangat penting peranannya
bagi kehidupan manusia karena sebagai penghasil bahan makanan. Produk
makanan dari hasil peternakan mempunyai kandungan nutrisi yang sangat tinggi
yaitu sebagai sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan untuk tubuh. Hasil
dari usaha peternakan terdiri dari produk utama yaitu susu, telur, dan daging serta
produk ikutan atau limbah yang terdiri dari kulit, feses, darah ,dan lain-lain.
Limbah peternakan akan dapat menguntungkan apabila dikelola dengan baik dan
benar. Kotoran berbentuk cair maupun padat dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
organik bagi tanaman pertanian maupun digunakan untuk lahan hijauan makanan
ternak (HMT).
Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran
hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Selama ini sisa
tanaman dan kotoran hewan tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai
pengganti pupuk buatan. Kompos yang baik adalah yang sudah cukup mengalami
pelapukan dan dicirikan oleh warna yang sudah berbeda dengan warna bahan
pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah dan sesuai suhu ruang.
Pada saat ini penggunaan pupuk anorganik secara besar-besaran terjadi justru
setelah revolusi hijau berlangsung, hal tersebut dikarenakan penggunaan pupuk
kimia anorganik dirasa lebih praktis dari segi pengaplikasiannya pada tanaman,
jumlah takarannya jauh lebih sedikit dari pupuk organik serta relatif lebih murah
karena saat itu harga pupuk disubsidi oleh pemerintah serta lebih mudah
diperoleh. Akan tetapi imbas penggunaan jangka panjang dari pupuk kimia
anorganik justru berbahaya karena penggunaan pupuk anorganik tunggal secara
terus menerus dalam jangka panjang akan membuat tanah menjadi keras karena
residu sulfat dan kandungan karbonat yang terkandung dalam pupuk dan tanah
bereaksi terhadap kalsium tanah yang menyebabkan sulitnya pengolahan tanah
(Roidah, 2013).
18
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan tersebut tidak baik bagi kesehatan
manusia. Mengingat pentingnya pupuk kompos dalam memperbaiki struktur
tanah. Pengolahan limbah peternakan untuk dijadikan pupuk organik berbahan
kotoran kambing untuk memudahkan petani dalam memanfaatkan kotoran
kambing, sekaligus memproduksi pupuk organik yang akhirnya akan menambah
pendapatan. Selain itu, manfaat pupuk kompos diantaranya adalah memperbaiki
struktur tanah berlempung sehingga menjadi ringan, memperbesar daya ikat tanah
berpasir sehingga tanah tidak berderai, menambah daya ikat tanah terhadap air
dan unsur-unsur hara tanah, memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah,
mengandung unsur hara yang lengkap, walaupun jumlahnya sedikit (jumlah hara
ini tergantung dari bahan pembuat pupuk organik), membantu proses pelapukan
bahan mineral dapat memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikrobia, serta
dapat menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan.
terdiri dari sekitar 80 genus, dan mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat
bekerja secara efektif dalam fermentasi bahan organik. Dari sekian banyak
mikroorganisme, ada tiga golongan utama, yaitu bakteri fotosintetik,
Lactobacillus sp, dan jamur fermentasi (Indriani, 2007).
b. Cara Kerja
Adapun cara kerja pembuatan pupuk kompos padat adalah sebagai berikut:
1. Meratakan kotoran kambing yang telah dicoper dengan sekop;
2. Mencampur kotoran kambing dengan larutan Em4, molases, air dan urea
kemudian diaduk hingga rata;
3. Menutup rapat hasil campuram dengan terpal dan didiamkan selama 1
minggu;
4. Melakukan pengadukan setiap 1 minggu sekali;
5. Pada minggu ke 3 sudah siap diaplikasikan/gunakan.
20
Pada Koperasi Rukun Amrih Sentosa dalam sekali produksi pupuk kompos
sebesar 1 ton kotoran kambing diperlukan 1 liter Em4, 5 liter molases, 5 liter air
,dan 3 kg pupuk urea. Proses pengolahan pupuk kompos terjadi 3 kali
pengadukan dan berlangsung selama 21 hari. Pengadukan pertama pada hari ke-7,
pengadukan kedua pada hari ke-14, pengadukan yang terahir terjadi pada hari ke-
21.
Menurut Marsono,(2007) urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa
metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Bakteri yang
22
Proses pengolahan pupuk organik cair di Koperasi Rukun Amrih Sentosa sebagai
berikut:
a. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat pembuatan pupuk kompos cair
adalah sebagai berikut:
1. Urine
2. Air
3. Em4
4. Buah
5. Fermentasi ikan
6. Ember
7. Alat fermentasi yang terbuat dari terpal
8. Mesin pengaduk
b. Cara Pembuatan
Adapun cara kerja pembuatan pupuk kompos cair adalah sebagai berikut:
1. Penadahan dan Pengumpulan Urine ternak dengan menggunakan ember;
23
Pada Koperasi Rukun Amrih Sentosa dalam sekali produksi pupuk kompos cair
sebesar 10 liter urine diperlukan 10 liter air.10 tutup botol Em4, 5% fermentasi
buah dan 5% fermentasi ikan. Fermentasi berlangsung selama 7 hari dengan
tempat tertutup agar bakteri bisa berkembang. Bila fermentasi berhasil maka
sudah tidak berbau urin lagi.
Pupuk organik ramah lingkungan yang diolah dari limbah ternak itu bisa memutus
ketergantungan petani terhadap pupuk urea atau pupuk kimia lainnya. Menurut
Warasfarm (2013) keunggulan penggunaan pupuk organik cair (biourine) yaitu
volume penggunaan lebih hemat dibandingkan pupuk organik padat serta
aplikasinya lebih mudah karena dapat diberikan dengan penyemprotan atau
penyiraman, serta dengan proses akan dapat ditingkatkan kandungan haranya
(unsur Nitrogen).
Salah satu faktor pemasaran adalah penempatan (place) distribusi produk yang
dapat diperoleh dengan mudah oleh pelanggan. Para petani merupakan konsumen
yang menggunakan produk pupuk untuk memberikan khasiat dan perkembangan
tanamannya. Dalam ranah pertanian, pupuk merupakan komoditas penting dalam
suatu tanaman. Disamping kegunaannya untuk menyuburkan tanah, terdapat
khasiat lain yang berdampak besar pada hasil.
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Pada pupuk organik cair maupun padat sebaiknya diberikan logo atau lebel
sehingga petani lebih tertarik.
2. Pada pembuatan pupuk harus menggunakan bahan yang lengkap agar hasil
yang diperoleh maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Adhianto, K., M.D. Iqbal Hamdani dan Sulastri. 2015. Model Kurva Pertumbuhan
Pra Sapih Kambing Saburai di Kabupaten Tanggamus. Jurnal Sains
Peternakan Indonesia.
BPTP Ungaran. 2000. Sanitasi Kandang Sapi Perah. Jawa Tengah: BPTP
Ungaran.
Indriani, Y. H., 2004, Membuat Kompos Secara Kilat, Penebar Swadaya, Jakarta.
Moelijanto, Rini Damayanti ,dan Bernadius. 2002. Khasiat dan Manfaat Susu
Kambing. Jakarta: Agromedia.
Roidah, I.S., 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik untuk Kesuburan Tanah.
Jurnal Bonorowo
Setiadi, N.J. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Jakarta : Kencana.
LAMPIRAN
29
Gambar 9. IB kambing
30
Gambar 11. Perpisahan bersama bapak joko dan ibu aini selaku tuan rumah dan
ketua Koperasi Rukun Amrih Sentosa.