Oleh
IRMAWATI
1814241012
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
i
i
LEMBAR PENGESAHAN
MENYETUJUI,
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik umum yang berjudul
“Manajemen Pemberian Ransum Kambing Perah di Kelompok Budidaya Ternak
Kambing Rukun Amrih Sentosa Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo,
Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung”.
ii
iii
telah diberikan kepada penulis saat melaksanakan Praktik Umum dan selaku
pembimbing lapangan atas bantuan, bimbingan, dan nasehat yang diberikan;
7. Ibu Nur, Mbak Lia, Mas Fani, Dilla, Esa, Adek Auna dan Pakde Restu selaku
tuan rumah atas bimbingan, arahan, dan bantuannya selama melaksanakan
Praktik Umum;
8. Mbah Sisuk selaku pekerja di Peternakan Rukun Amrih Sentosa atas
bimbingan, nasehat dan bantuannya selama melaksanakan Praktik Umum;
9. Orang tua penulis bapak Sarudin tersayang dan terbaik, Ibu ennah tercintaku,
Mba Sarniah tersayang, Kakak Herman, Adik-adikku serta semua keluarga
atas do’a, dukungan, bantuan, semangat, dan motivasi yang diberikan;
10. Rekan seperjuangan yaitu Ismalia May, Nur Aini dan Pakde Rifki atas
kerjasama tim, dukungan, kebersamaan, motivasi dan canda tawanya selama
melaksanakan Praktik Umum;
11. Orang yang sedang berkomitmen yang tidak dapat saya sebutkan namanya
atas dukungannya;
12. Semua sahabat, teman-teman dan kerabat yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Semoga seluruh pihak yang telah membantu penulis mendapatkan pahala dari
Allah SWT dan semoga laporan praktik umum ini bermanfaat bagi pembaca.
Irmawati
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktik Umum ...................................................................... 3
1.3 Waktu, Tempat dan Metode Pelaksanaan Kegiatan Praktik Umum 3
II. GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK UMUM ....................... 5
2.1 Sejarah Peternakan ........................................................................... 5
2.2 Lokasi Praktik Umum ...................................................................... 6
2.3 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ........................................ 7
2.4 Kegiatan Usaha................................................................................. 9
2.5 Tujuan Kelompok ............................................................................. 10
2.6 Visi dan Misi Kelompok .................................................................. 10
2.7 Sarana Kelompok ............................................................................. 11
III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN .................................... 13
3.1 Kambing Perah ............................................................................... 13
3.2 Jenis Ransum Kambing Perah ....................................................... 14
3.2.1 Konsentrat ............................................................................ 15
3.2.2 Silase .................................................................................... 17
3.3 Manajemen Pemberian Ransum Kambing Perah ........................... 21
iv
v
v
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sarana produksi Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun
Amrih Sentosa ......................................................................................... 12
2. Komposisi pembuatan pakan silase ........................................................ 19
3. Jumlah pemberian pakan di Kelompok Budidaya Ternak Kambing
Rukun Amrih Sentosa ............................................................................. 23
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur organisasi Kelompok Budidaya Ternak Kambing RAS Farm ... 7
2. Proses pembuatan konsentrat ................................................................... 16
3. Proses mencoper hijauan ......................................................................... 18
4. Penyemprotan larutan pada hijauan ......................................................... 20
5. Peta Koperasi Rukun Amrih Sentosa....................................................... 29
6. Tata letak Rukun Amrih Sentosa ............................................................ 30
7. Struktur Organisasi Kelompok Budidaya Ternak Kambing RAS Farm.. 30
8. Panen hijauan di kebun hijauan ............................................................... 30
9. Proses pengambilan pakan dalam tong .................................................... 31
10. Pemerahan susu...................................................................................... 31
11. Kunjungan dinas pertanian .................................................................... 31
12. Proses penyemprotan molases dan EM4 pada konsentrat ..................... 32
13. Monev dosen panitia Praktik Umum ..................................................... 32
14. Pengadukan konsentrat .......................................................................... 32
15. Pemberian pakan konsentrat .................................................................. 33
16. Pembuatan pupuk kompos ..................................................................... 33
vii
1
I. PENDAHULUAN
Usaha bidang peternakan saat ini sedang mengalami kemajuan sebanding dengan
peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang disertai dengan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kebutuhan protein hewani untuk menunjang
pertumbuhan. Salah satu ternak yang menyumbang protein adalah ternak kambing
perah. Ternak kambing perah adalah ternak ruminansia yang dapat dimanfaatkan
melalui susu yang diperah sebagai sumber protein. Susu kambing memberi andil
besar dalam perkembangan usaha kambing perah di Indonesia (Moedji dan
Wiryanta, 2002). Produksi susu kambing dapat ditingkatkan dengan memperbaiki
mutu genetik melalui seleksi hasil persilangan. Namun disisi lain ada faktor
penting yang dapat meningkatkan produksi susu kambing yaitu faktor ransum
ternak.
Ransum adalah bahan makanan ternak yang dipilih dan disusun dengan metode
tertentu agar kebutuhan nutrisi ternak tersebut terpenuhi dengan sejumlah
kandungan nutrisi. Ransum ternak merupakan salah satu satu faktor yang akan
menentukan berhasilnya usaha peternakan. Karena dari ransum inilah nilai
produktivitas dari ternak dapat ditentukan dan terpenuhinya kebutuhan zat-zat
makanan seperti protein, vitamin, dan mineral yang cukup adalah syarat mutlak
untuk dapat meningkatkan produktivitas ternak. Ransum yang berkualitas akan
mempercepat pertumbuhan ternak, ransum digunakan untuk kebutuhan pokok,
produksi dan reproduksi ternak. Jika ransum yang diberikan tidak memenuhi
kebutuhan nutrisi ternak maka akan menghambat dan mengganggu pertumbuhan
2
ternak. Oleh karena itu, perlu adanya keseimbangan kandungan nutrisi sesuai
dengan kebutuhan ternak.
Ransum yang digunakan pada peternakan Rukun Amrih Sentosa adalah silase dan
konsentrat. Silase yang dibuat terdiri dari daun singkong, rumput odot dan
indigofera. Pakan silase adalah pakan yang berasal dari hijauan ternak yang
difermentasi atau diawetkan yang disimpan pada silo dengan keadaan anaerob
sedangkan konsentrat yang diberikan terdiri dari ampas tahu, jenjet, onggok,
dedak, bungkil dan bekatul. Imbangan pemberian silase dengan konsentrat besar
pengaruhnya terhadap kuantitas dan kualitas susu seperti lemak, protein serta
berat jenis susu kambing. Selain faktor kualitas dan kuantitas ransum, faktor
penting lainnya yang berkaitan dengan ransum adalah manajemen pemberian
ransum. Manajemen pemberian ransum yang maksimal akan mencapai target
untuk mendapatkan hasil yang baik meliputi jumlah produksi dan kualitas susu,
sehingga dilaksanakannya praktik umum mengenai manajemen pemberian ransum
kambing perah di Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah Rukun Amrih
Sentosa, Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu. Untuk
mengetahui manajemen pemberian ransum kambing perah yang berkaitan dengan
kualitas ransum, yang mana pada setiap farm menerapkan manajemen pemberian
ransum yang berbeda-beda dalam menjalankan usaha di bidang peternakan.
3
Praktik umum ini dilaksanakan pada rentang waktu 9 Agustus 2021 sampai
dengan 7 September 2021 selama 30 hari yang berlokasi di Kelompok Budidaya
Ternak Kambing Perah Rukun Amrih Sentosa, Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan
Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu. Metode pelaksanaan praktik umum yang
penulis lakukan sebagai berikut.
1. Mendengarkan dan memahami penjelasan serta arahan yang disampaikan oleh
pembimbing lapang Praktik Umum yang berlangsung di Kelompok Budidaya
Ternak Kambing Perah Rukun Amrih Sentosa, Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan
Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu;
2. Bekerja secara langsung di Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah Rukun
Amrih Sentosa, Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten
Pringsewu dengan cara mengikuti jadwal kegiatan dan program kerja yang
meliputi pemerahan susu, pasteurisasi dan pengemasan susu, pemberian pakan,
pembersihan sisa pakan, sanitasi kandang, pembuatan pakan silase dan
konsentrat serta pembuatan pupuk kompos;
3. Diskusi dan tanya jawab secara langsung dengan pembimbing lapang serta
pegawai di Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah Rukun Amrih Sentosa,
4
SEKRETARIS BENDAHARA
RASIKUN KRISTOFANI
SEKSI SEKSI
KESEHATAN PEMASARAN
FREDI S. AMAD RIWAN
ANGGOTA
Visi
Kreatif, Inovatif, Mandiri Berazazkan Kebersamaan dan Kekeluargaan
Misi
1. Memberikan fasilitas secara khusus dari kepentingan para anggota dan
masyarakat peternak pada umumnya
2. Memperkokoh kelembagaan kelompok ternak kambing Rukun Amrih
Sentosa
3. Menumbuhkembangkan sektor peternakan dalam wadah kelompok ternak
kambing Rukun Amrih Sentosa
4. Meningkatkan ketersediaan pupuk kandang ditingkat anggota
5. Meningkatkan kesejahteraan para anggotanya
6. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dari para anggota
7. Menumbuhkembangkan sifat persahabatan, kerjasama dan saling
membantu.
Salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan suatu usaha adalah sarana
produksi. Sarana produksi dalam suatu peternakan memiliki peran dalam
mendukung kegiatan suatu usaha peternakan. Kelengkapan sarana produksi akan
memudahkan dalam menjalankan kegiatan operasional setiap harinya sehingga
kegiatan operasional akan berjalan lancar tanpa suatu hambatan. Kegiatan
operasional meliputi kegiatan yang setiap hari dilakukan selama pemeliharaan
ternak meliputi pembuatan pakan baik fermentasi maupun konsentrat, pemberian
pakan pada ternak, dan kebersihan kandang (sanitasi). Dalam menjalankan
kegiatan operasional membutuhkan sarana produksi yang memadai, efisien dan
bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Berikut adalah sarana produksi
yang dimiliki oleh Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun Amrih Sentosa
dapat dilihat pada Tabel 1.
12
Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang dapat dipelihara secara intensif
maupun digembalakan. Secara garis besar, kambing di Indonesia dikelompokkan
dalam dua tipe yaitu kambing tipe pedaging dan kambing perah. Kambing perah
merupakan ternak lokal Indonesia sehingga dapat beradaptasi dengan baik pada
berbagai kondisi lingkungan dan agroekosistem (Octavia, 2010). Kambing perah
di Indonesia biasanya adalah kambing persilangan yaitu kambing Peranakan
Ettawa (PE) dan kambing Sapera. Kambing perah memiliki peluang besar yang
bernilai ekonomi tinggi dan cukup menjanjikan sebagai hasil pangan berupa susu
dan daging serta dapat digunakan sebagai sumber pendapatan usaha. Kambing
perah juga memiliki kelebihan yaitu cara pemeliharaannya cukup mudah, tidak
memerlukan tempat yang luas, dan memerlukan modal yang relatif kecil
(Budiharsana, 2011).
kawin pada periode awal laktasi (Prieto et al. 2000). Banyaknya produksi susu
yang dihasilkan dipengaruhi oleh faktor pakan, semakin baik kualitas nutrisi
pakan yang diberikan serta mencukupi kebutuhan maka semakin tinggi pula
produksi susu yang dihasilkan.
Ransum adalah gabungan dari berbagai bahan makanan ternak yang dipilih dan
disusun menggunakan formula tertentu untuk memenuhi kebutuhan ternak dan
tidak mengganggu kesehatan ternak. Ransum yang berkualitas adalah ransum
yang memiliki kandungan nutrisi lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan nutrien
secara tepat, baik dari jenis bahan pakannya, jumlah serta imbangan yang sesuai
dengan kebutuhan ternak tersebut. Ransum merupakan faktor yang sangat penting
dalam usaha peternakan dan perlu perhatian khusus untuk menjaga kualitasnya.
Ransum yang diberikan pada ternak harus sesuai kebutuhan karena ransum
dibutuhkan untuk kehidupan pokok, produksi dan reproduksi ternak. Jika ransum
yang diberikan tidak sesuai dan kurang maka akan mempengaruhi metabolisme
tubuh ternak dan akan mempengaruhi pertumbuhan ternak itu sendiri. Pemberian
ransum yang berkualitas baik bertujuan untuk memperbaiki kondisi tubuh
sehingga akan terjadi proses regenerasi sel-sel sekretorik ambing dan dapat
meningkatkan aktivitas sel sekretorik kelenjar ambing yang pada akhirnya
membawa produksi susu pada laktasi berikutnya meningkat (Purboyo, 1991).
3.2.1 Konsentrat
3.2.2 Silase
Salah satu pakan yang dapat diberikan pada kambing perah adalah silase. Silase
adalah pakan hijauan ternak yang diawetkan dan disimpan dalam wadah
(tong/plastik/silo) yang kedap udara dalam keadaan anaerob sehingga terjadi
proses fermentasi. Tujuan dari pembuatan pakan silase adalah untuk menambah
kandungan nutrisi dan mengawetkan pakan ternak dalam proses penyimpanan.
Proses pengawetan pakan melalui fermentasi memanfaatkan keberadaan asam
laktat yang dapat mengubah karbohidrat larut air (water soluble carbohydrates)
menjadi produk utama asam laktat dalam kondisi anaerob. Pada kondisi tersebut,
asam laktat yang dihasilkan akan mengakibatkan kondisi asam pada lingkungan
anaerob (Adesogan et al., 2007). Pembuatan pakan silase secara fermentasi akan
menurunkan kandungan pH pada pakan yaitu pH <4 dan kondisi anaerob tersebut
mengakibatkan silase dapat disimpan dalam jangka waktu lama tanpa terjadinya
proses pembusukan.
Selain itu, penggunaan rumput odot pada silase adalah untuk melengkapi gizi atau
kandungan nutrisi pakan sebagai sumber energi, protein dan lain sebagainya.
Terdapat pula hijauan tambahan yaitu daun lengkuas, Pemberian daun lengkuas
hanya dalam jumlah sedikit. Daun lengkuas yang dicampurkan bertujuan untuk
18
Pembuatan silase perlu adanya takaran yang tepat agar hasilnya maksimal. Setiap
perusahaan peternakan tentunya mempunyai formulasi yang berbeda-beda.
Berikut adalah komposisi bahan pakan silase yang digunakan di Kelompok
Budidaya Ternak Rukun Amrih Sentosa dapat dilihat pada Tabel 3.
19
Hijauan yang sudah di chopper kemudian di campur dengan dedak sebanyak 10%.
Fungsi dedak dalam pembuatan silase yaitu untuk mempercepat proses
fermentasi. Selain itu, penggunaan dedak padi sebagai bahan tambahan pada
pembuatan silase yang dapat berperan sebagai sumber karbohidrat terlarut dan
bentuk fisik dedak berupa butiran dapat berperan sebagai media pemadat pada
silase. Penambahan dedak pada pembuatan silase yaitu 10% dari bahan pakan
yang dibuat. Setelah mencampurkan dedak hingga merata lalu membuat larutan
yang terdiri dari molases, EM4 dan air. Molases yang digunakan yaitu sebanyak
750 ml. Molases digunakan karena dapat menstimulasi fermentasi silase dan
menurunkan pH silase. Penambahan molases pada silase dapat meningkatkan
populasi bakteri asam laktat, meningkatkan kualitas silase, dan menghindari
hilangnya bahan kering pada silase. Selain itu, molases mengandung gula yang
digunakan mikroorganisme sebagai sumber makanan dan meningkatkan aktivitas
dari bakteri fermentasi mikroba (McDonald et al., 2002).
semprot dan sirami hijauan tersebut sampai merata. Proses penyiraman dilakukan
sampai dua kali pengadukan atau pembalikan hijauan. Proses pembalikan
bertujuan agar penyiraman larutan rata. Berikut adalah proses penyemprotan
larutan pada hijauan dapat dilihat pada Gambar 4.
Tahap terakhir yang dilakukan yaitu memasukkan hijauan yang sudah disemprot
kedalam tong. Proses memasukkan hijauan kedalam tong harus padat dan rata
agar tidak ada ruang udara atau bidang yang kosong. Ruang yang kosong didalam
tong akan menyebabkan kebusukan pada silase. Untuk memadatkan hijauan di
dalam tong dapat diinjak menggunakan kaki kemudian tutup tong tersebut sampai
tidak ada udara atau dalam keadaan anaerob. Proses fermentasi dilakukan selama
21 hari, kepadatan lingkungan pada tong mempengaruhi kualitas silase yang
dibuat. Tong silase yang tidak terisi penuh akan menyebabkan terciptanya
lingkungan asam yang lebih lama meskipun tutup tong tersebut ditutup rapat. Hal
ini dapat mengakibatkan nilai nutrien dari material yang diproses menjadi silase
akan menurun karena adanya aktivitas bakteri aerob dan respirasi hijauan. Untuk
mengatasi kegagalan pembuatan silase kondisi tong yang rapat dan padat akan
mempercepat penurunan pH dan meningkatkan proses fermentasi oleh bakteri
asam laktat (Ohmomo et al., 2002).
21
Proses pembuatan pakan silase harus memperhatikan kandungan kadar air dari
hijauan tersebut. Untuk menghasilkan kualitas yang baik dibutuhkan kadar air
berkisar antara 60-80%. Pada penelitian yang dilakukan Ohmomo et al. (2002)
menunjukkan bahwa pada kadar air 60% dihasilkan 7,8% asam laktat dan 0,1%
asam butirat, sedangkan pada kadar air 80% dihasilkan 4,7% asam laktat dan 1,8
% asam butirat. Oleh karena itu, semakin sedikit kadar air maka akan semakin
baik pula hasilnya. Hijauan merupakan sumber gizi ternak ruminansia sebagai
sumber energi, protein, vitamin, dan mineral. Selain itu hijauan juga memiliki
serat kasar yang dibutuhkan ternak, namun disamping itu ternak juga memerlukan
pakan tambahan yaitu berupa pakan konsentrat.
Sebelum ternak diberi pakan terlebih dahulu membersihkan sisa pakan yang
dilakukan pada pagi dan sore hari. Sisa pakan ternak tersebut dikumpulkan
kemudian diayak dan dipisahkan antara yang masih layak digunakan dan tidak
layak digunakan sebagai pakan. Sisa pakan yang diayak akan dicampurkan
kembali pada konsentrat yang akan diberikan pada ternak. Namun sebelum
dicampurkan terlebih dahulu diberi mineral sebanyak 100 gram untuk 1 ember
22
Jadwal pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari kecuali untuk kambing
yang diperah. Pemberian pakan silase dan konsentrat dilakukan pada pagi hari
pukul 06.00 WIB sampai selesai kemudian pada sore hari pukul 16.00 WIB
sampai dengan selesai. Namun untuk kambing yang sedang diperah memiliki
perlakuan khusus yaitu terdapat penambahan jadwal pemberian pakan. Kambing
yang sedang laktasi akan diberikan pakan sebanyak empat kali dalam sehari yaitu
pada pagi, siang, sore dan malam hari. Pemberian pakan pada kambing laktasi
dibedakan dengan cara memberikan tambahan ampas tahu sebagai sumber protein
pada siang hari pukul 12.00 WIB dan malam hari pada pukul 21.00 WIB. Hal ini
karena kambing yang diperah memerlukan lebih banyak protein yang digunakan
untuk meningkatkan produksi susu. Protein dalam pakan merupakan salah satu
komponen penentu kualitas susu, protein kasar (PK) memiliki peran dalam
pembentukan protein susu. Menurut McDonald et al., (2011), protein yang
dicerna di usus halus akan menghasilkan asam-asam amino yang diserap oleh
darah dan dibawa ke hati, selanjutnya oleh darah disalurkan ke jaringan tubuh
salah satunya kelenjar susu untuk membentuk protein susu. Produksi susu
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu faktor pakan (Herawati,
2003).
Semakin tinggi kualitas pakan maka semakin baik pertumbuhannya dan akan
meningkatkan produksi susu yang dihasilkan. Selain faktor kualitas, jumlah
pemberian pakan juga berpengaruh karena setiap ternak memiliki kebutuhan
pakan yang berbeda-beda. Berikut ini adalah jumlah pemberian pakan di
Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun Amrih Sentosa dapat dilihat pada
Tabel 4.
23
Berdasarkan Tabel 4. jumlah pemberian pakan pada ternak perah dan ternak non
perah berbeda. Pakan fermentasi atau silase untuk ternak kambing perah dan non
perah jumlahnya berbeda yaitu sebesar 2,5 kg pakan fermentasi untuk kambing
perah dan 2 kg pakan fermentasi untuk kambing non perah. Jumlah pakan
konsentrat yang diberikan sama antara kambing perah dan non perah yaitu sebesar
1.2 kg, yang membedakan adalah terdapat penambahan ampas tahu pada kambing
perah di siang dan malam hari. Tujuan penambahan ampas tahu pada kambing
perah yaitu sebagai sumber protein. Ampas tahu disebut bahan pakan sumber
protein karena memiliki protein kasar 23- 29% (Mathius dan Sinurat, 2001),
lemak 4,93% (Nuraini, 2009) dan serat kasar 22,65% (Duldjaman, 2004). Salah
satu nutrien terpenting dalam pakan adalah protein. Protein dalam pakan juga
berperan sebagai pembentukan komponen utama jaringan dan komponen
fundamental semua jaringan yang hidup. Ternak tidak dapat membuat protein,
oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhannya perlu disediakan dalam
makanannya dengan perbandingan yang tepat dan jumlah yang cukup.
Tahap pemberian konsentrat yang dilakukan di Kelompok Budidaya Ternak
Kambing Rukun Amrih Sentosa adalah mencampurkan konsentrat yang sudah
difermentasi dengan ampas tahu kemudian diaduk hingga tercampur dan diberi
mineral. Perbandingan konsentrat dan ampas tahu adalah 1 : 1. Dalam satu hari
24
satu ekor kambing menghabiskan 2,4 kg konsentrat. Selain faktor pakan yang
tercukupi, pemberian minum pada ternak juga harus dilakukan secara ad libitum
atau selalu tercukupi. Minum yang diberikan pada ternak dicampur terlebih
dahulu dengan garam yang dilarutkan menggunakan air. Garam yang diberikan
sebagai sumber mineral untuk ternak. Pemberian minum dilakukan setiap hari
yaitu pada sore hari. Minum ternak harus diganti untuk menghindari penyakit dan
kotoran yang masuk pada minum yang telah disediakan. Penggantian minum
dilakukan pada sore hari baik pada kambing perah maupun kambing non perah.
Namun sebelum diberikan minum, tempat minum harus dibersihkan terlebih
dahulu secara manual. Sisa minum ternak sebelumnya harus dibuang kemudian
diganti dengan minum yang baru. Manajemen pemberian pakan sangat
menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan. Semakin baik dan terjaga
menajemen pakan dan pakan yang diberikan memiliki nilai nutrisi serta
kualitasnya bagus, maka semakin besar kemungkinan usaha yang dijalani akan
berhasil dan memberikan keuntungan bagi peternak.
25
IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
2. Sebaiknya terdapat selang atau pipa aliran air untuk mengganti air minum
sehingga guna memudahkan dalam proses penggantian minum ternak.
27
V. DAFTAR PUSTAKA
Adesogan, A.T., S.C. Kim, K.G. Arriole, , D.B. Dean, and C.R. Staples. 2007.
Strategic addition ofdietary fibrolytic enzymes for improved performance
of lactating dairy cows. Proceedings of 18th annual Florida ruminant
nutrition. Symposium. Gainesville, Florida. Jan. 2007. PP: 92-110.
Budiharsana, IG.M. 2011. Produktivitas dan nilai ekonomi usaha ternak kambing
perah pada skala kecil. Prosiding Workshop Nasional Peternakan,
Puslitbangnak. 2011 : 119-128.
Herawati. 2003. Pengaruh subtitusi porsi hijauan pakan dalam ransum dengan
nanas afkir terhadap produksi dan kualitas susu pada sapi perah laktasi.
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Magelang. Magelang.
Moedji, R.D. dan B.T.W. Wiryanta. 2002. Khasiat dan Manfaaat Susu Kambing,
Susu Terbaik dari Hewan Ruminansia. PT Agro Media Pustaka. Jakarta.
Ohmomo, S., O. Tanaka, H. Kitamoto, and Y. Cai. 2002. Silage and microbial
performance, old story but new problems. JARQ, 36 2: 59 – 71.
VI. LAMPIRAN