Anda di halaman 1dari 46

i

MANAJEMEN PEMBERIAN RANSUM KAMBING PERAH DI


KELOMPOK BUDIDAYA TERNAK KAMBING RUKUN AMRIH
SENTOSA PEKON SUKOHARJO 1 KECAMATAN SUKOHARJO
KABUPATEN PRINGSEWU

(Laporan Praktik Umum)

Oleh

IRMAWATI
1814241012

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021

i
i

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktik Umum : Manajemen Pemberian Ransum Kambing Perah di


Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun Amrih
Sentosa Pekon Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo
Kabupaten Pringsewu
Nama : Irmawati
NPM : 1814241012
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Tanggal Pengesahan : 06 Desember 2021

MENYETUJUI,

Ketua Jurusan Peternakan Dosen Pembimbing

Dr. Ir Arif Qisthon, M.Si. Liman, S.Pt., M.Si.


NIP 196706031993031002 NIP 196704221994021001
MENGETAHUI,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung

Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si.


NIP 196110201986031002

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik umum yang berjudul
“Manajemen Pemberian Ransum Kambing Perah di Kelompok Budidaya Ternak
Kambing Rukun Amrih Sentosa Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo,
Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:


1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung atas persetujuan untuk melaksanakan Praktik
Umum;
2. Bapak Dr. Ir Arif Qisthon, M. Si. selaku Ketua Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung atas persetujuan untuk melaksanakan Praktik
Umum;
3. Bapak Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M.S. selaku pembimbing akademik penulis atas
bimbingan dan nasehat kepada penulis;
4. Bapak Liman, S.Pt., M.Si. selaku pembimbing Praktik Umum atas
persetujuan, bimbingan, dan arahan serta saran selama Praktik Umum hingga
penyelesaian laporan Praktik Umum;
5. Bapak Agung Kusuma Wijaya, S.Pt, M.P., Bapak drh. Purnama Edi S., M.Si.,
Bapak drh. Madi Hartono, M.P. selaku panitia Praktik Umum Jurusan
Peternakan atas persetujuan yang diberikan kepada penulis dalam
melaksanakan Praktik Umum;
6. Bapak Joko Waluyo, selaku ketua Kelompok Budidaya Ternak Kambing
Rukun Amrih Sentosa atas izin tempat Praktik Umum, arahan, dan ilmu yang

ii
iii

telah diberikan kepada penulis saat melaksanakan Praktik Umum dan selaku
pembimbing lapangan atas bantuan, bimbingan, dan nasehat yang diberikan;
7. Ibu Nur, Mbak Lia, Mas Fani, Dilla, Esa, Adek Auna dan Pakde Restu selaku
tuan rumah atas bimbingan, arahan, dan bantuannya selama melaksanakan
Praktik Umum;
8. Mbah Sisuk selaku pekerja di Peternakan Rukun Amrih Sentosa atas
bimbingan, nasehat dan bantuannya selama melaksanakan Praktik Umum;
9. Orang tua penulis bapak Sarudin tersayang dan terbaik, Ibu ennah tercintaku,
Mba Sarniah tersayang, Kakak Herman, Adik-adikku serta semua keluarga
atas do’a, dukungan, bantuan, semangat, dan motivasi yang diberikan;
10. Rekan seperjuangan yaitu Ismalia May, Nur Aini dan Pakde Rifki atas
kerjasama tim, dukungan, kebersamaan, motivasi dan canda tawanya selama
melaksanakan Praktik Umum;
11. Orang yang sedang berkomitmen yang tidak dapat saya sebutkan namanya
atas dukungannya;
12. Semua sahabat, teman-teman dan kerabat yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.

Semoga seluruh pihak yang telah membantu penulis mendapatkan pahala dari
Allah SWT dan semoga laporan praktik umum ini bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, 04 Oktober 2021


Penulis,

Irmawati

iii
iv

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktik Umum ...................................................................... 3
1.3 Waktu, Tempat dan Metode Pelaksanaan Kegiatan Praktik Umum 3
II. GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK UMUM ....................... 5
2.1 Sejarah Peternakan ........................................................................... 5
2.2 Lokasi Praktik Umum ...................................................................... 6
2.3 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ........................................ 7
2.4 Kegiatan Usaha................................................................................. 9
2.5 Tujuan Kelompok ............................................................................. 10
2.6 Visi dan Misi Kelompok .................................................................. 10
2.7 Sarana Kelompok ............................................................................. 11
III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN .................................... 13
3.1 Kambing Perah ............................................................................... 13
3.2 Jenis Ransum Kambing Perah ....................................................... 14
3.2.1 Konsentrat ............................................................................ 15
3.2.2 Silase .................................................................................... 17
3.3 Manajemen Pemberian Ransum Kambing Perah ........................... 21

iv
v

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 25


4.1 Kesimpulan .................................................................................... 25
4.2 Saran .............................................................................................. 26
V. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 27
VI. LAMPIRAN ........................................................................................ 29
6.1 Peta Lokasi Praktek Umum............................................................ 29
6.2 Struktur Organisasi......................................................................... 30
6.3 Foto Kegiatan Praktik Umum ........................................................ 31

v
vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Sarana produksi Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun
Amrih Sentosa ......................................................................................... 12
2. Komposisi pembuatan pakan silase ........................................................ 19
3. Jumlah pemberian pakan di Kelompok Budidaya Ternak Kambing
Rukun Amrih Sentosa ............................................................................. 23

vi
vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Struktur organisasi Kelompok Budidaya Ternak Kambing RAS Farm ... 7
2. Proses pembuatan konsentrat ................................................................... 16
3. Proses mencoper hijauan ......................................................................... 18
4. Penyemprotan larutan pada hijauan ......................................................... 20
5. Peta Koperasi Rukun Amrih Sentosa....................................................... 29
6. Tata letak Rukun Amrih Sentosa ............................................................ 30
7. Struktur Organisasi Kelompok Budidaya Ternak Kambing RAS Farm.. 30
8. Panen hijauan di kebun hijauan ............................................................... 30
9. Proses pengambilan pakan dalam tong .................................................... 31
10. Pemerahan susu...................................................................................... 31
11. Kunjungan dinas pertanian .................................................................... 31
12. Proses penyemprotan molases dan EM4 pada konsentrat ..................... 32
13. Monev dosen panitia Praktik Umum ..................................................... 32
14. Pengadukan konsentrat .......................................................................... 32
15. Pemberian pakan konsentrat .................................................................. 33
16. Pembuatan pupuk kompos ..................................................................... 33

vii
1

I. PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Usaha bidang peternakan saat ini sedang mengalami kemajuan sebanding dengan
peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang disertai dengan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kebutuhan protein hewani untuk menunjang
pertumbuhan. Salah satu ternak yang menyumbang protein adalah ternak kambing
perah. Ternak kambing perah adalah ternak ruminansia yang dapat dimanfaatkan
melalui susu yang diperah sebagai sumber protein. Susu kambing memberi andil
besar dalam perkembangan usaha kambing perah di Indonesia (Moedji dan
Wiryanta, 2002). Produksi susu kambing dapat ditingkatkan dengan memperbaiki
mutu genetik melalui seleksi hasil persilangan. Namun disisi lain ada faktor
penting yang dapat meningkatkan produksi susu kambing yaitu faktor ransum
ternak.

Ransum adalah bahan makanan ternak yang dipilih dan disusun dengan metode
tertentu agar kebutuhan nutrisi ternak tersebut terpenuhi dengan sejumlah
kandungan nutrisi. Ransum ternak merupakan salah satu satu faktor yang akan
menentukan berhasilnya usaha peternakan. Karena dari ransum inilah nilai
produktivitas dari ternak dapat ditentukan dan terpenuhinya kebutuhan zat-zat
makanan seperti protein, vitamin, dan mineral yang cukup adalah syarat mutlak
untuk dapat meningkatkan produktivitas ternak. Ransum yang berkualitas akan
mempercepat pertumbuhan ternak, ransum digunakan untuk kebutuhan pokok,
produksi dan reproduksi ternak. Jika ransum yang diberikan tidak memenuhi
kebutuhan nutrisi ternak maka akan menghambat dan mengganggu pertumbuhan
2

ternak. Oleh karena itu, perlu adanya keseimbangan kandungan nutrisi sesuai
dengan kebutuhan ternak.

Kualitas dan kuantitas ransum juga dapat mempengaruhi efisiensi penggunaan


ransum, semakin rendah nilai nutrisi atau gizi dalam ransum maka semakin
rendah pula efisiensi penggunaan ransum (Tillman et al., 1991). Jumlah nilai gizi
yang dibutuhkan dan jumlah konsumsi ransum bagi ternak ruminansia sangat
bergantung dengan bobot ternak yang bersangkutan. Pemberian ransum umumnya
10% dari bobot tubuh. Semakin tinggi nilai nutrisi dan gizi dalam ransum, maka
konversi ransum akan semakin rendah sehingga efisiensi dalam penggunaan
ransum akan semakin baik.Umumnya makanan yang diberikan pada ternak
kambing perah adalah hijauan dan konsentrat. Hijauan yang berperan sebagai
pembentuk lemak susu dan formula dasar pakan kemudian ditambah konsentrat
untuk melengkapi kandungan gizi pakan.

Ransum yang digunakan pada peternakan Rukun Amrih Sentosa adalah silase dan
konsentrat. Silase yang dibuat terdiri dari daun singkong, rumput odot dan
indigofera. Pakan silase adalah pakan yang berasal dari hijauan ternak yang
difermentasi atau diawetkan yang disimpan pada silo dengan keadaan anaerob
sedangkan konsentrat yang diberikan terdiri dari ampas tahu, jenjet, onggok,
dedak, bungkil dan bekatul. Imbangan pemberian silase dengan konsentrat besar
pengaruhnya terhadap kuantitas dan kualitas susu seperti lemak, protein serta
berat jenis susu kambing. Selain faktor kualitas dan kuantitas ransum, faktor
penting lainnya yang berkaitan dengan ransum adalah manajemen pemberian
ransum. Manajemen pemberian ransum yang maksimal akan mencapai target
untuk mendapatkan hasil yang baik meliputi jumlah produksi dan kualitas susu,
sehingga dilaksanakannya praktik umum mengenai manajemen pemberian ransum
kambing perah di Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah Rukun Amrih
Sentosa, Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu. Untuk
mengetahui manajemen pemberian ransum kambing perah yang berkaitan dengan
kualitas ransum, yang mana pada setiap farm menerapkan manajemen pemberian
ransum yang berbeda-beda dalam menjalankan usaha di bidang peternakan.
3

1.2 Tujuan Praktik Umum

Tujuan dari Praktik Umum ini adalah:


1. Untuk mengetahui jenis-jenis ransum yang digunakan pada peternakan
kambing perah di Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah Rukun
Amrih Sentosa, Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten
Pringsewu;
2. Untuk mengetahui manajemen pemberian ransum yang digunakan pada
peternakan kambing perah di Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah
Rukun Amrih Sentosa, Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo,
Kabupaten Pringsewu.

1.3 Waktu, Tempat dan Metode Pelaksanaan Kegiatan Praktik Umum

Praktik umum ini dilaksanakan pada rentang waktu 9 Agustus 2021 sampai
dengan 7 September 2021 selama 30 hari yang berlokasi di Kelompok Budidaya
Ternak Kambing Perah Rukun Amrih Sentosa, Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan
Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu. Metode pelaksanaan praktik umum yang
penulis lakukan sebagai berikut.
1. Mendengarkan dan memahami penjelasan serta arahan yang disampaikan oleh
pembimbing lapang Praktik Umum yang berlangsung di Kelompok Budidaya
Ternak Kambing Perah Rukun Amrih Sentosa, Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan
Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu;
2. Bekerja secara langsung di Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah Rukun
Amrih Sentosa, Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten
Pringsewu dengan cara mengikuti jadwal kegiatan dan program kerja yang
meliputi pemerahan susu, pasteurisasi dan pengemasan susu, pemberian pakan,
pembersihan sisa pakan, sanitasi kandang, pembuatan pakan silase dan
konsentrat serta pembuatan pupuk kompos;
3. Diskusi dan tanya jawab secara langsung dengan pembimbing lapang serta
pegawai di Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah Rukun Amrih Sentosa,
4

Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu mengenai


kondisi di lapangan serta kegiatan yang dikerjakan;
4. Mengumpulkan data mengenai manajemen pemberian ransum untuk
membantu pembuatan laporan praktik umum.
5

II. GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK UMUM

2.1 Sejarah Peternakan Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah Rukun


Amrih Sentosa

Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah Rukun Amrih Sentosa, Pekon


Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu didirikan pada tanggal
5 Oktober 2013. Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah Rukun Amrih
Sentosa diketuai oleh Bapak Joko Waluyo sekaligus pendiri dari peternakan
tersebut. Awal mula Bapak Joko Waluyo beserta istrinya memelihara 3 ekor
kambing dengan tujuan untuk mengambil fesesnya yang digunakan sebagai pupuk
di kebun coklat yang dimiliki. Kemudian Bapak Joko melihat peluang
bahwasanya memelihara kambing sangat menguntungkan karena bukan hanya
feses saja yang dapat diambil namun daging dan susu juga dapat digunakan
sebagai bisnis. Sehingga Bapak Joko menambah kambing untuk dipelihara
sebagai usaha yang menguntungkan.

Selanjutnya bapak Joko Waluyo berinisiatif membentuk kelompok ternak yang


beranggotakan masyarakat setempat mayoritas para petani sekaligus membantu
petani untuk belajar beternak dan berwirausaha melalui bidang peternakan. Upaya
pembentukan kelompok ternak disambut baik oleh masyarakat setempat dan
masyarakat setempat antusias untuk ikut berpartisipasi dan bergabung di
kelompok ternak tersebut. Sehingga terbentuklah Kelompok Ternak Rukun Amrih
Sentosa yang memiliki jumlah anggota 20 orang. Adanya Kelompok Ternak
Rukun Amrih Sentosa masyarakat dapat belajar bersama bagaimana beternak
dengan baik, mengetahui kandang yang sesuai dan pemilihan bibit ternak yang
unggul sehingga dapat menghasilkan pendapatan.
6

Kelompok Ternak Rukun Amrih Sentosa memiliki prestasi menjadi perwakilan


Provinsi Lampung sebagai kelompok ternak terbaik dan menjadi juara nasional
yang memiliki ciri khas yaitu dari bentuk kandangnya. Kelompok Ternak Rukun
Amrih Sentosa lambat laun bertambah menjadi 3 bagian yaitu budidaya ternak,
budidaya perikanan dan simpan pinjam koperasi. Awal usaha yang dijalankan
yaitu penggemukan kambing yang populasinya terus bertambah, namun terus
berkembang sehingga menjadi kambing perah. Sampai saat ini Kelompok Ternak
Rukun Amrih Sentosa masih terus berjalan dan bekerja sama dengan dinas
pertanian Kabupaten Pringsewu untuk membentuk P4S ( Pusat Pelatihan
Pertanian dan Perdesaan Swadaya). Tujuan dari P4S adalah sebagai tempat belajar
masyarakat petani dalam mengembangkan usaha pertanian yang makmur dan
terpenuhinya kualitas sumber daya manusia yang ada sebagai perwujudan
kedaulatan pangan di Indonesia.

2.2 Lokasi Praktik Umum

Lokasi Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah Rukun Amrih Sentosa di


jalan pringgondani, Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu,
Lampung 35373. Pekon Sukoharjo 1 memiliki luas wilayah 10,5 km2.
Berdasarkan topografi Kelompok Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah
Rukun Amrih Sentosa terletak pada ketinggian ± 500 mdpl, memiliki suhu
lingkungan rata-rata mencapai 27 ºC, bentang wilayah yang dimiliki adalah datar
dan memiliki curah hujan ± 500 mm/tahun. Selain itu, kelembaban di lingkungan
sekitar berkisar antara 60 – 80 RH.

Pekon Sukoharjo 1 merupakan wilayah dataran. Pekon Sukoharjo 1 juga di


dukung oleh agrosistem yang mumpuni untuk melakukan usaha peternakan
khususnya peternakan kambing perah. Selain itu, wilayah Pekon Sukoharjo 1 juga
memiliki dataran atau perkebunan yang luas sehingga masih potensial digunakan
sebagai sumber pakan. Mayoritas masyarakat Pekon Sukoharjo 1 memiliki
perkebunan coklat atau kakao, tanaman singkong dan sumber pertanian lainnya.
Pekon Sukoharjo 1 sangat potensial untuk menjadi sumber atau lumbung pakan
7

peternakan untuk provinsi Lampung sehingga perlu pengembangan berkelanjutan


dalam mewujudkan lumbung pakan peternakan. Hal inilah yang menjadi salah
satu faktor yang dapat mendukung usaha peternakan Budidaya Ternak Kambing
Perah Rukun Amrih Sentosa sehingga layak untuk dikembangkan.

2.3 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Suatu organisasi atau kelompok perlu adanya struktur keorganisasian dalam


menjalankan roda organisasi. Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun
Amrih Sentosa memiliki struktur keorganisasian yang diketuai oleh Bapak Joko
Waluyo. Struktur organisasi terbentuk berdasarkan hasil musyawarah anggota
kelompok. Adanya struktur organisasi kelompok dapat menjalankan tugas pokok
ketenagakerjaan sesuai dengan jabatan yang dimiliki. Selain itu, pembantukan AD
ART dibentuk secara bersama-sama atas kesepakatan bersama sebagai pedoman
dalam menjalankan organisasi atau kelompok tersebut. Berikut ini adalah struktur
organisasi yang ada di Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun Amrih
Sentosa:
KETUA
JOKO WALUYO

SEKRETARIS BENDAHARA
RASIKUN KRISTOFANI

SEKSI SEKSI
KESEHATAN PEMASARAN
FREDI S. AMAD RIWAN

SEKSI PENDIDIKAN SEKSI HUMAS


SAM MUJIONO DARMANTO

ANGGOTA

Gambar 1. Struktur organisasi Kelompok Budidaya Ternak Kambing RAS Farm


8

Berikut adalah tugas pokok Struktur organisasi Kelompok Budidaya Ternak


Kambing Rukun Amrih Sentosa Farm yaitu:

1. Bapak Waluyo sebagai ketua di Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun


Amrih Sentosa memiliki tugas yaitu bertanggung jawab dalam mengatur
jalannya suatu organisasi atau kelompok, menetapkan strategi untuk
mencapai visi dan misi kelompok dan menetapkan atau mengesahkan
keputusan bersama.
2. Bapak Rasikun sebagai sekretaris di Kelompok Budidaya Ternak Kambing
Rukun Amrih Sentosa memiliki tugas yaitu mengatur administrasi kelompok,
pengarsipan berkas, mencatat hasil rapat dan menyimpulkan hasil rapat.
3. Bapak Kristofani sebagai bendahara di Kelompok Budidaya Ternak Kambing
Rukun Amrih Sentosa memiliki tugas yaitu menyimpan keuangan simpan
pinjam kelompok, membuat laporan keuangan, dan membuat pembukuan kas
kelompok.
4. Bapak Fredi sebagai sebagai seksi kesehatan di Kelompok Budidaya Ternak
Kambing Rukun Amrih Sentosa memiliki tugas yaitu mengontrol atau
memantau kesehatan ternak, memberikan pengarahan untuk pencegahan
penyakit dan pengobatan pada ternak.
5. Bapak Sam Mujiono sebagai seksi pendidikan di Kelompok Budidaya Ternak
Kambing Rukun Amrih Sentosa memiliki tugas yaitu memberikan
pengarahan atau pendidikan dalam hal peternakan yang sedang dijalani.
6. Bapak Darmanto sebagai seksi humas di Kelompok Budidaya Ternak
Kambing Rukun Amrih Sentosa memiliki tugas yaitu bertanggung jawab
pada hubungan dengan masyarakat, menjalin kerja sama kelompok maupun
memberikan pelayanan melalui publik di media sosial.
7. Bapak Amad Riwan sebagai seksi pemasaran di Kelompok Budidaya Ternak
Kambing Rukun Amrih Sentosa memiliki tugas yaitu memberikan
pengarahan dan membuat strategi pemsaran dalam jual beli ternak.
9

2.4 Kegiatan Usaha

Kegiatan Usaha Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun Amri Sentosa


menjadi tiga bagian yaitu budidaya ternak kambing, budidaya ikan dan koperasi
simpan pinjam uang. Kegiatan usaha kelompok ternak ini memiliki tujuan yaitu
untuk membangun dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Pekon
Sukoharjo 1. Selain itu, tujuan dari kegiatan ini juga untuk menambah ilmu
pengetahuan dan memberikan pelatihan pada kelompok bagaimana cara beternak
dengan baik dalam hal perkembangbiakan, pemeliharaan, pembibitan, pencegahan
dan pengobatan penyakit serta cara berwirausaha dalam bidang peternakan.
Kegiatan lain yang dilakukan yaitu jika ada pameran kelompok ternak ikut
pertunjukkan untuk mengenalkan ciri khas kandang dari Kelompok Budidaya
Ternak Kambing Rukun Amrih Sentosa. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan
kepada masyarakat dan sekaligus sebagai strategi dalam mencari konsumen.

Dalam budidaya ternak semua anggota kelompok diharuskan memiliki kandang


ternak kemudian ternak tersebut akan diberikan pada peternak untuk dipelihara
secara mandiri sampai menghasilkan keturunan yang akan dijual. Ternak
dipelihara secara mandiri namun tetap dalam pengawasan kelompok dan arahan-
arahan dari ketua kelompok. Hasil penjualan ternak dari anggota kelompok akan
dibagi dengan kelompok 25%. Setiap bulan Kelompok Budidaya Ternak Kambing
Rukun Amrih Sentosa akan mengadakan pertemuan membahas mengenai masalah
maupun strategi-strategi dalam menjalankan organisasi kelompok ternak dan
anggota dapat melaporkan kendala yang dihadapi selama memlihara ternak pada
musyawarah. Selain itu, anggota juga akan setoran uang ke bendahara sesuai
kesepakatan yang berlaku.

Penjualan ternak yang dilakukan oleh Kelompok Budidaya Ternak Kambing


Rukun Amrih Sentosa akan meningkat ketika menuju hari raya. Konsumen akan
mencari ternak untuk kebutuhan pangan maupun untuk berkurban. Budidaya yang
dilakukan yaitu ternak yang masih produktif akan digemukkan selama 3-4 bulan
dengan menerapkan manajemen pemeliharaan dan manajemen pakan yang baik.
Setelah itu, ternak akan di jual dan hasilnya akan dibagi sesuai kesepakatan.
Selain penjualan ternak, Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun Amrih
10

Sentosa menggeluti pembuatan pakan ternak dengan memanfaatkan potensi yang


ada pada daerah tersebut. Pakan yang diberikan ke ternak adalah hasil formula
sendiri yaitu pakan konsentrat dan pakan silase.

Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun Amrih Sentosa terus mengalami


kemajuan, saat ini akan membentuk P4S ( Pusat Pelatihan Pertanian dan
Perdesaan Swadaya) dibawah naungan dinas pertanian. Tercetusnya P4S ini
adalah sebagai tempat pelatihan dalam bidang peternakan dan bekerjasama
dengan dinas pertanian Kabupaten Pringsewu. Tujuan dari P4S adalah sebagai
tempat belajar masyarakat petani dalam mengembangkan usaha pertanian yang
makmur dan terpenuhinya kualitas sumber daya manusia yang ada sebagai
perwujudan kedaulatan pangan di Indonesia.

2.5 Tujuan Kelompok

Terbentuknya Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun Amrih Sentosa


tentunya memiliki suatu tujuan dalam mewujudkan visi dan misi kelompok.
Berikut adalah tujuannya yaitu:

1. Mewujudkan usaha pertanian, perkebunan, dan peternakan yang saling


terintegrasi dengan baik sehingga dapat memberikan nilai yang lebih bagi
petani atau anggota kelompok.
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkembang dari
usaha tani tradisional menjadi petani yang berwawasan agribisnis dengan
memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada.
3. Membentuk masyarakat/anggota yang kompak dan penuh semangat didalam
menjalankan usahanya yang berkelanjutan menuju peternak yang berdaya
saing dan sejahtera.

2.6 Visi dan Misi Kelompok

Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun Amrih Sentosa tentunya memiliki


suatu visi dan misi dalam mewujudkan tujuan kelompok. Berikut adalah visi dan
misi kelompok:
11

Visi
Kreatif, Inovatif, Mandiri Berazazkan Kebersamaan dan Kekeluargaan

Misi
1. Memberikan fasilitas secara khusus dari kepentingan para anggota dan
masyarakat peternak pada umumnya
2. Memperkokoh kelembagaan kelompok ternak kambing Rukun Amrih
Sentosa
3. Menumbuhkembangkan sektor peternakan dalam wadah kelompok ternak
kambing Rukun Amrih Sentosa
4. Meningkatkan ketersediaan pupuk kandang ditingkat anggota
5. Meningkatkan kesejahteraan para anggotanya
6. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dari para anggota
7. Menumbuhkembangkan sifat persahabatan, kerjasama dan saling
membantu.

2.7 Sarana Produksi

Salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan suatu usaha adalah sarana
produksi. Sarana produksi dalam suatu peternakan memiliki peran dalam
mendukung kegiatan suatu usaha peternakan. Kelengkapan sarana produksi akan
memudahkan dalam menjalankan kegiatan operasional setiap harinya sehingga
kegiatan operasional akan berjalan lancar tanpa suatu hambatan. Kegiatan
operasional meliputi kegiatan yang setiap hari dilakukan selama pemeliharaan
ternak meliputi pembuatan pakan baik fermentasi maupun konsentrat, pemberian
pakan pada ternak, dan kebersihan kandang (sanitasi). Dalam menjalankan
kegiatan operasional membutuhkan sarana produksi yang memadai, efisien dan
bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Berikut adalah sarana produksi
yang dimiliki oleh Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun Amrih Sentosa
dapat dilihat pada Tabel 1.
12

Tabel 1. Sarana produksi Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun Amrih


Sentosa

No Jenis sarana produksi Jumlah (unit)


1. Kandang 3
2. Gazebo 1
3. Kendaraan Motor Viar 1
4. Tempat pembuatan pakan 1
5. Ruangan pasteurisasi susu 1
6. Mesin Chopper 2
7. Tong pakan 1
8. Tempat pemerahan 2
9. Alat pengolahan pupuk cair 1
10. Angklong 2
11. Timbangan 1
12. Sekop 2
13. Arit 2
14. Sapu lidi dan ijuk 10
Sumber : Hasil Kegiatan Praktik Umum, di Kelompok Budidaya Ternak Kambing
Rukun Amrih Sentosa, Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo,
Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung.
13

III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Kambing Perah

Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang dapat dipelihara secara intensif
maupun digembalakan. Secara garis besar, kambing di Indonesia dikelompokkan
dalam dua tipe yaitu kambing tipe pedaging dan kambing perah. Kambing perah
merupakan ternak lokal Indonesia sehingga dapat beradaptasi dengan baik pada
berbagai kondisi lingkungan dan agroekosistem (Octavia, 2010). Kambing perah
di Indonesia biasanya adalah kambing persilangan yaitu kambing Peranakan
Ettawa (PE) dan kambing Sapera. Kambing perah memiliki peluang besar yang
bernilai ekonomi tinggi dan cukup menjanjikan sebagai hasil pangan berupa susu
dan daging serta dapat digunakan sebagai sumber pendapatan usaha. Kambing
perah juga memiliki kelebihan yaitu cara pemeliharaannya cukup mudah, tidak
memerlukan tempat yang luas, dan memerlukan modal yang relatif kecil
(Budiharsana, 2011).

Kambing perah yang dipelihara di Kelompok Budidaya Ternak Rukun Amrih


Sentosa terdiri dari kambing Boer, Sapera, Saburai dan Peranakan Ettawa. Jumlah
kambing yang dipelihara di Kelompok Budidaya Ternak Rukun Amrih Sentosa
yaitu 52 ekor yang terdiri dari kambing jantan dan kambing betina. Namun untuk
kambing yang di perah di Kelompok Budidaya Ternak kambing Rukun Amrih
Sentosa berjumlah 11 ekor yang terdiri dari kambing Sapera, Boer dan kambing
PE. Kambing yang diperah rata-rata sudah melahirkan 1 kali hingga 5 kali.
Produksi susu terbanyak sendiri merupakan hasil pemerahan dari kambing sapera.
Kambing sapera menghasilkan susu jauh lebih tinggi dibanding kambing PE.
Jenis ini mampu mencapai lama laktasi hingga satu tahun apabila kambing tidak
14

kawin pada periode awal laktasi (Prieto et al. 2000). Banyaknya produksi susu
yang dihasilkan dipengaruhi oleh faktor pakan, semakin baik kualitas nutrisi
pakan yang diberikan serta mencukupi kebutuhan maka semakin tinggi pula
produksi susu yang dihasilkan.

3.2 Jenis Ransum Kambing Perah

Ransum adalah gabungan dari berbagai bahan makanan ternak yang dipilih dan
disusun menggunakan formula tertentu untuk memenuhi kebutuhan ternak dan
tidak mengganggu kesehatan ternak. Ransum yang berkualitas adalah ransum
yang memiliki kandungan nutrisi lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan nutrien
secara tepat, baik dari jenis bahan pakannya, jumlah serta imbangan yang sesuai
dengan kebutuhan ternak tersebut. Ransum merupakan faktor yang sangat penting
dalam usaha peternakan dan perlu perhatian khusus untuk menjaga kualitasnya.
Ransum yang diberikan pada ternak harus sesuai kebutuhan karena ransum
dibutuhkan untuk kehidupan pokok, produksi dan reproduksi ternak. Jika ransum
yang diberikan tidak sesuai dan kurang maka akan mempengaruhi metabolisme
tubuh ternak dan akan mempengaruhi pertumbuhan ternak itu sendiri. Pemberian
ransum yang berkualitas baik bertujuan untuk memperbaiki kondisi tubuh
sehingga akan terjadi proses regenerasi sel-sel sekretorik ambing dan dapat
meningkatkan aktivitas sel sekretorik kelenjar ambing yang pada akhirnya
membawa produksi susu pada laktasi berikutnya meningkat (Purboyo, 1991).

Ransum kambing perah berbeda dengan kambing penggemukan. Kambing perah


lebih memerlukan perhatian dan perlakuan khusus karena kambing perah sangat
sensitif, baik dipengaruhi pakan maupun suhu disekitar lingkungan. Ransum yang
diberikan pada kambing perah akan mempengaruhi tinggi rendahnya produksi
susu. Ransum seimbang adalah ransum yang diberikan selama satu hari atau 24
jam yang mengandung semua zat nutrien dan perbandingan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan tujuan pemeliharaan ternak. Kambing
perah lebih memerlukan protein didalam ransum, hal ini dapat memicu banyaknya
produksi susu kambing. Oleh karena itu, ransum yang diberikan kebutuhan
15

proteinnya harus tercukupi. Ransum yang digunakan sebagai pakan di Kelompok


Budidaya Ternak Rukun Amrih Sentosa adalah konsentrat dan silase.

3.2.1 Konsentrat

Konsentrat adalah pakan tambahan yang digunakan ternak sebagai pelengkap


untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan dan dimaksudkan
untuk disatukan atau dicampur sebagai suplemen atau bahan pelengkap. Menurut
Murtidjo (1993) menyatakan bahwa konsentrat untuk ternak kambing umumnya
disebut sebagai pakan penguat atau bahan baku pakan yang memiliki kandungan
serat kasar kurang dari 18% dan mudah dicerna. Pemberian konsentrat sebagai
sumber karbohidrat dan sumber glukosa untuk bahan baku produksi susu pada
kambing perah dan sebagai sumber protein lolos degradasi. Konsentrat juga dapat
meningkatkan efisiensi dalam penggunaan energi. Hal ini karena konsentrat dapat
meningkatkan terbentuknya asam lemak atsiri atau volatile fatty acid (VFA) yang
utamanya adalah asam propionat.

Konsentrat yang digunakan di Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun


Amrih Sentosa terdiri dari onggok, jenjet, dedak, bungkil, kacang tanah dan
molases. Bahan baku tersebut berasal dari kabupaten Pringsewu atau diluar
kabupaten tersebut. Konsentrat yang dibuat akan difermentasikan terlebih dahulu
selama 7 hari menggunakan molases dan EM4 sebelum diberikan keternak. Tahap
pertama yaitu mencampur bahan baku tersebut menjadi satu kecuali ampas tahu
kemudian disemprot menggunakan molases dan EM4 yang sudah dicairkan
dengan air. Proses fermentasi harus dalam keadaan anaerob agar hasil maksimal
dan dapat disimpan dalam jangka lama. Pembuatan konsentrat dengan kapasitas 1
ton cukup sampai satu bulan pemeliharaan di Kelompok Ternak Budidaya
Kambing Rukun Amrih Sentosa. Berikut adalah proses pembuatan konsentrat
yang telah dilakukan selama Praktik Umum.
16

Gambar 2. Proses pembuatan konsentrat

Konsentrat yang dibuat akan difermentasikan terlebih dahulu kemudian diberikan


keternak secara langsung. Konsentrat adalah pakan penguat yang tinggi protein
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan ternak dan dapat meningkatkan
produksi susu kambing. Selain produksi susu kambing, konsentrat juga berperan
dalam petumbuhan ternak. Pakan yang mengandung nilai nutrisi yang seimbang
dan kualitasnya bagus akan mempercepat pertmbuhan ternak, kesehatannya
terjaga, dan produksi yang dihasilpun akan tinggi baik produksi daging maupun
produksi susu.

Selain pakan konsentrat, kambing perah juga memerlukan pakan hijauan.


Pemberian hijauan di Kelompok Budidaya Ternak Rukun Amrih Sentosa
jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan konsentrat. Menurut Herawati
(2003) imbangan yang ideal antara hijauan dan konsentrat untuk pakan ternak
perah adalah 60:40, karena untuk memproduksi susu diperlukan hijauan yang
lebih banyak dibandingkan konsentrat. Berdasarkan hasil Laboratorium
Kandungan nutrisi konsentrat di Kelompok Budidaya Ternak Rukun Amrih
Sentosa yaitu Protein kasar 14,77%, Serat Kasar 10,69 %, Lemak Kasar 3,76%
dan BETN 22.9%.
17

3.2.2 Silase

Salah satu pakan yang dapat diberikan pada kambing perah adalah silase. Silase
adalah pakan hijauan ternak yang diawetkan dan disimpan dalam wadah
(tong/plastik/silo) yang kedap udara dalam keadaan anaerob sehingga terjadi
proses fermentasi. Tujuan dari pembuatan pakan silase adalah untuk menambah
kandungan nutrisi dan mengawetkan pakan ternak dalam proses penyimpanan.
Proses pengawetan pakan melalui fermentasi memanfaatkan keberadaan asam
laktat yang dapat mengubah karbohidrat larut air (water soluble carbohydrates)
menjadi produk utama asam laktat dalam kondisi anaerob. Pada kondisi tersebut,
asam laktat yang dihasilkan akan mengakibatkan kondisi asam pada lingkungan
anaerob (Adesogan et al., 2007). Pembuatan pakan silase secara fermentasi akan
menurunkan kandungan pH pada pakan yaitu pH <4 dan kondisi anaerob tersebut
mengakibatkan silase dapat disimpan dalam jangka waktu lama tanpa terjadinya
proses pembusukan.

Pakan yang digunakan di Kelompok Budidaya Ternak Rukun Amrih Sentosa


yaitu pakan silase. Pakan silase tersebut terdiri dari daun singkong, rumput odot
dan indigofera. Perbandingan yang dipakai dalam pembuatan pakan silase adalah
1 : 1 : 1. Penggunaan daun singkong pada pembuatan pakan silase karena daun
singkong memiliki nilai nutrien yang tinggi untuk dimanfaatkan sebagai pakan
ternak kambing perah. Selain itu, biaya produksi daun singkong juga tergolong
murah, dan daun singkong yang diproduksi tidak termanfaatkan serta tidak
berkompetisi dengan umbinya yang merupakan produk komersial utama dari
tanaman singkong (Wanapat et al., 2000). Namun daun singkong juga memiliki
kandungan anti nutrisi yaitu HCN. Untuk mengatasi hal tersebut maka sebelum
daun singkong dibuat silase maka perlu dilayukan terlebih dahulu.

Selain itu, penggunaan rumput odot pada silase adalah untuk melengkapi gizi atau
kandungan nutrisi pakan sebagai sumber energi, protein dan lain sebagainya.
Terdapat pula hijauan tambahan yaitu daun lengkuas, Pemberian daun lengkuas
hanya dalam jumlah sedikit. Daun lengkuas yang dicampurkan bertujuan untuk
18

memberikan aroma dan meningkatkan palatabilitas pakan serta sebagai ramuan


atau jamu dalam menjaga kesehatan ternak tersebut.

Pembuatan silase terlebih dahulu hijauan di chopper menggunakan mesin


chhoper. Mesin chhoper yang digunakan merupakan mesin hasil produksi sendiri
yang dibuat berdasarkan rangkaian sendiri. Mesin yang dibuat berasal dari kayu
yang dimodifikasi menjadi mesin chhoper. Kisaran potongan hijauan kurang lebih
2-3 cm. Dalam tahap menchopper hijauan, usahakan untuk menselingkan hijauan
tersebut. Tujuan dari menselingkan agar hijauan yang sudah dipotong dapat
bercampur rata antara daun singkong, rumput odot, indigofera dan daun lengkuas.
Hasil pemotongan menggunakan chhoper akan dikumpulkan menjadi satu bagian
untuk dilakukan proses fermentasi. Berikut adalah proses pemotongan hijauan
menggunakan mesin chopper dapat dilihat pada Gambar 3..

Gambar 3. Proses mencoper hijauan

Pembuatan silase perlu adanya takaran yang tepat agar hasilnya maksimal. Setiap
perusahaan peternakan tentunya mempunyai formulasi yang berbeda-beda.
Berikut adalah komposisi bahan pakan silase yang digunakan di Kelompok
Budidaya Ternak Rukun Amrih Sentosa dapat dilihat pada Tabel 3.
19

Tabel 3. Komposisi pembuatan pakan silase


No Hijauan Jumlah
1. Daun singkong 100 kg
2. Rumput odot 100 kg
3. Indigofera 100 kg
4. Dedak 10%
5. Molases 750 ml
6. Em4 50 ml
7. Air 3 liter
Sumber : Hasil Kegiatan Praktik Umum di Kelompok Budidaya Ternak Kambing
Rukun Amrih Sentosa, Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo,
Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung.

Hijauan yang sudah di chopper kemudian di campur dengan dedak sebanyak 10%.
Fungsi dedak dalam pembuatan silase yaitu untuk mempercepat proses
fermentasi. Selain itu, penggunaan dedak padi sebagai bahan tambahan pada
pembuatan silase yang dapat berperan sebagai sumber karbohidrat terlarut dan
bentuk fisik dedak berupa butiran dapat berperan sebagai media pemadat pada
silase. Penambahan dedak pada pembuatan silase yaitu 10% dari bahan pakan
yang dibuat. Setelah mencampurkan dedak hingga merata lalu membuat larutan
yang terdiri dari molases, EM4 dan air. Molases yang digunakan yaitu sebanyak
750 ml. Molases digunakan karena dapat menstimulasi fermentasi silase dan
menurunkan pH silase. Penambahan molases pada silase dapat meningkatkan
populasi bakteri asam laktat, meningkatkan kualitas silase, dan menghindari
hilangnya bahan kering pada silase. Selain itu, molases mengandung gula yang
digunakan mikroorganisme sebagai sumber makanan dan meningkatkan aktivitas
dari bakteri fermentasi mikroba (McDonald et al., 2002).

Selanjutnya molases dicairkan menggunakan air sebanyak 3 liter dan EM4


sebanyak 50 ml kemudian diaduk sampai homogen. Penambahan EM4 digunakan
sebagai starter, EM4 bukan hanya mempercepat proses fermentasi namun juga
sumber mikroba yang akan membantu proses pendegradasian serat-serat pada
hijauan. Tahap selanjutnya yaitu larutan tersebut dimasukkan kedalam teng
20

semprot dan sirami hijauan tersebut sampai merata. Proses penyiraman dilakukan
sampai dua kali pengadukan atau pembalikan hijauan. Proses pembalikan
bertujuan agar penyiraman larutan rata. Berikut adalah proses penyemprotan
larutan pada hijauan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Penyemprotan larutan EM4 dan molases pada hijauan

Tahap terakhir yang dilakukan yaitu memasukkan hijauan yang sudah disemprot
kedalam tong. Proses memasukkan hijauan kedalam tong harus padat dan rata
agar tidak ada ruang udara atau bidang yang kosong. Ruang yang kosong didalam
tong akan menyebabkan kebusukan pada silase. Untuk memadatkan hijauan di
dalam tong dapat diinjak menggunakan kaki kemudian tutup tong tersebut sampai
tidak ada udara atau dalam keadaan anaerob. Proses fermentasi dilakukan selama
21 hari, kepadatan lingkungan pada tong mempengaruhi kualitas silase yang
dibuat. Tong silase yang tidak terisi penuh akan menyebabkan terciptanya
lingkungan asam yang lebih lama meskipun tutup tong tersebut ditutup rapat. Hal
ini dapat mengakibatkan nilai nutrien dari material yang diproses menjadi silase
akan menurun karena adanya aktivitas bakteri aerob dan respirasi hijauan. Untuk
mengatasi kegagalan pembuatan silase kondisi tong yang rapat dan padat akan
mempercepat penurunan pH dan meningkatkan proses fermentasi oleh bakteri
asam laktat (Ohmomo et al., 2002).
21

Proses pembuatan pakan silase harus memperhatikan kandungan kadar air dari
hijauan tersebut. Untuk menghasilkan kualitas yang baik dibutuhkan kadar air
berkisar antara 60-80%. Pada penelitian yang dilakukan Ohmomo et al. (2002)
menunjukkan bahwa pada kadar air 60% dihasilkan 7,8% asam laktat dan 0,1%
asam butirat, sedangkan pada kadar air 80% dihasilkan 4,7% asam laktat dan 1,8
% asam butirat. Oleh karena itu, semakin sedikit kadar air maka akan semakin
baik pula hasilnya. Hijauan merupakan sumber gizi ternak ruminansia sebagai
sumber energi, protein, vitamin, dan mineral. Selain itu hijauan juga memiliki
serat kasar yang dibutuhkan ternak, namun disamping itu ternak juga memerlukan
pakan tambahan yaitu berupa pakan konsentrat.

3.3 Manajemen Pemberian Ransum Kambing Perah

Usaha peternakan memerlukan suatu manajemen yang baik meliputi manajemen


pemberian pakan. Manajemen pemberian pakan yang dimaksud yaitu suatu usaha
untuk memaksimalkan pemanfaatan pakan untuk pertumbuhan ternak baik untuk
kehidupan pokok, produksi dan reproduksi. Pemberian pakan di Kelompok
Budidaya Ternak Kambing Rukun Amrih Sentosa dibagi menjadi dua yaitu silase
dan konsentrat. Pemberian pakan yang dilakukan disesuaikan berdasarkan bobot
tubuh, jenis kelamin, kondisi ternak dan umur ternak. Perbedaan pemberian ini
bertujuan agar kebutuhan ternak dapat terpenuhi. Umumnya pemberian pakan
pada ternak diukur dari 10% bobot tubuh ternak. Umur kambing yang sama
namun belum tentu kebutuhan pakan ternak itu sama. Oleh karena itu, perlu
adanya manajemen pemberian pakan agar pakan yang diberikan tercukupi sesuai
kebutuhan.

Sebelum ternak diberi pakan terlebih dahulu membersihkan sisa pakan yang
dilakukan pada pagi dan sore hari. Sisa pakan ternak tersebut dikumpulkan
kemudian diayak dan dipisahkan antara yang masih layak digunakan dan tidak
layak digunakan sebagai pakan. Sisa pakan yang diayak akan dicampurkan
kembali pada konsentrat yang akan diberikan pada ternak. Namun sebelum
dicampurkan terlebih dahulu diberi mineral sebanyak 100 gram untuk 1 ember
22

pakan konsentrat. Waktu pemberian pakan silase dan konsentrat di Kelompok


Budidaya Ternak Kambing Rukun Amrih Sentosa dibedakan. Pemberian silase
dilakukan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan pemberian pakan konsentrat.

Jadwal pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari kecuali untuk kambing
yang diperah. Pemberian pakan silase dan konsentrat dilakukan pada pagi hari
pukul 06.00 WIB sampai selesai kemudian pada sore hari pukul 16.00 WIB
sampai dengan selesai. Namun untuk kambing yang sedang diperah memiliki
perlakuan khusus yaitu terdapat penambahan jadwal pemberian pakan. Kambing
yang sedang laktasi akan diberikan pakan sebanyak empat kali dalam sehari yaitu
pada pagi, siang, sore dan malam hari. Pemberian pakan pada kambing laktasi
dibedakan dengan cara memberikan tambahan ampas tahu sebagai sumber protein
pada siang hari pukul 12.00 WIB dan malam hari pada pukul 21.00 WIB. Hal ini
karena kambing yang diperah memerlukan lebih banyak protein yang digunakan
untuk meningkatkan produksi susu. Protein dalam pakan merupakan salah satu
komponen penentu kualitas susu, protein kasar (PK) memiliki peran dalam
pembentukan protein susu. Menurut McDonald et al., (2011), protein yang
dicerna di usus halus akan menghasilkan asam-asam amino yang diserap oleh
darah dan dibawa ke hati, selanjutnya oleh darah disalurkan ke jaringan tubuh
salah satunya kelenjar susu untuk membentuk protein susu. Produksi susu
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu faktor pakan (Herawati,
2003).

Semakin tinggi kualitas pakan maka semakin baik pertumbuhannya dan akan
meningkatkan produksi susu yang dihasilkan. Selain faktor kualitas, jumlah
pemberian pakan juga berpengaruh karena setiap ternak memiliki kebutuhan
pakan yang berbeda-beda. Berikut ini adalah jumlah pemberian pakan di
Kelompok Budidaya Ternak Kambing Rukun Amrih Sentosa dapat dilihat pada
Tabel 4.
23

Tabel 4. Jumlah pemberian pakan di Kelompok Budidaya Ternak Kambing


Rukun Amrih Sentosa

Sumber: Kelompok Budidaya Ternak Rukun Amrih Sentosa, 2021.

Berdasarkan Tabel 4. jumlah pemberian pakan pada ternak perah dan ternak non
perah berbeda. Pakan fermentasi atau silase untuk ternak kambing perah dan non
perah jumlahnya berbeda yaitu sebesar 2,5 kg pakan fermentasi untuk kambing
perah dan 2 kg pakan fermentasi untuk kambing non perah. Jumlah pakan
konsentrat yang diberikan sama antara kambing perah dan non perah yaitu sebesar
1.2 kg, yang membedakan adalah terdapat penambahan ampas tahu pada kambing
perah di siang dan malam hari. Tujuan penambahan ampas tahu pada kambing
perah yaitu sebagai sumber protein. Ampas tahu disebut bahan pakan sumber
protein karena memiliki protein kasar 23- 29% (Mathius dan Sinurat, 2001),
lemak 4,93% (Nuraini, 2009) dan serat kasar 22,65% (Duldjaman, 2004). Salah
satu nutrien terpenting dalam pakan adalah protein. Protein dalam pakan juga
berperan sebagai pembentukan komponen utama jaringan dan komponen
fundamental semua jaringan yang hidup. Ternak tidak dapat membuat protein,
oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhannya perlu disediakan dalam
makanannya dengan perbandingan yang tepat dan jumlah yang cukup.
Tahap pemberian konsentrat yang dilakukan di Kelompok Budidaya Ternak
Kambing Rukun Amrih Sentosa adalah mencampurkan konsentrat yang sudah
difermentasi dengan ampas tahu kemudian diaduk hingga tercampur dan diberi
mineral. Perbandingan konsentrat dan ampas tahu adalah 1 : 1. Dalam satu hari
24

satu ekor kambing menghabiskan 2,4 kg konsentrat. Selain faktor pakan yang
tercukupi, pemberian minum pada ternak juga harus dilakukan secara ad libitum
atau selalu tercukupi. Minum yang diberikan pada ternak dicampur terlebih
dahulu dengan garam yang dilarutkan menggunakan air. Garam yang diberikan
sebagai sumber mineral untuk ternak. Pemberian minum dilakukan setiap hari
yaitu pada sore hari. Minum ternak harus diganti untuk menghindari penyakit dan
kotoran yang masuk pada minum yang telah disediakan. Penggantian minum
dilakukan pada sore hari baik pada kambing perah maupun kambing non perah.
Namun sebelum diberikan minum, tempat minum harus dibersihkan terlebih
dahulu secara manual. Sisa minum ternak sebelumnya harus dibuang kemudian
diganti dengan minum yang baru. Manajemen pemberian pakan sangat
menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan. Semakin baik dan terjaga
menajemen pakan dan pakan yang diberikan memiliki nilai nutrisi serta
kualitasnya bagus, maka semakin besar kemungkinan usaha yang dijalani akan
berhasil dan memberikan keuntungan bagi peternak.
25

IV. KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan Praktik Umum di Kelompok Budidaya Ternak Kambing


Rukun Amrih Sentosa dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ransum yang digunakan di Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah


Rukun Amrih Sentosa, Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo yaitu
silase atau pakan fermentasi dan konsentrat. Pakan silase yang dibuat
terdiri dari daun singkong, rumput odot dan indigofera. Tujuan dari
pembuatan silase adalah untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan dan
menyimpan pakan dalam jangka lama. Selain silase, kambing perah di
Kelompok Budidaya Ternak Rukun Amrih Sentosa juga menggunakan
pakan konsentrat yang digunakan sebagai pelengkap untuk meningkatkan
keserasian gizi dari keseluruhan pakan. Pakan konsentrat digunakan
sebagai pakan sumber protein yang terdiri dari onggok, jenjet, dedak,
bungkil, bekatul dan ampas tahu.

2. Manajemen di Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah Rukun Amrih


Sentosa, Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo terbilang cukup baik
dalam aspek manajemen pemberian ransum. Dari segi kandungan nutrisi
pakan sudah mencukupi dan jumlah pemberian pakanpun sudah sesuai
kebutuhan dan terjadwal sebagaimana mestinya.
26

4.2 Saran

Saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya dilakukan pendataan atau catatan mengenai jumlah produksi


pakan yang dihasilkan dan pakan yang digunakan untuk ternak di
Kelompok Budidaya Ternak Kambing Perah Rukun Amrih Sentosa.
Pendataan tersebut bertujuan agar dapat mengetahui dana yang keluar pada
proses pembelian bahan baku pakan dan pembuatan pakan sehingga dapat
mengetahui untung atau rugi serta dapat mengetahui kemampuan jumlah
memproduksi pakan dalam sebulan atau setahun.

2. Sebaiknya terdapat selang atau pipa aliran air untuk mengganti air minum
sehingga guna memudahkan dalam proses penggantian minum ternak.
27

V. DAFTAR PUSTAKA

Adesogan, A.T., S.C. Kim, K.G. Arriole, , D.B. Dean, and C.R. Staples. 2007.
Strategic addition ofdietary fibrolytic enzymes for improved performance
of lactating dairy cows. Proceedings of 18th annual Florida ruminant
nutrition. Symposium. Gainesville, Florida. Jan. 2007. PP: 92-110.

Budiharsana, IG.M. 2011. Produktivitas dan nilai ekonomi usaha ternak kambing
perah pada skala kecil. Prosiding Workshop Nasional Peternakan,
Puslitbangnak. 2011 : 119-128.

Duldjaman, M. 2004. Penggunaan ampas tahu untuk meningkatkan gizi pakan


domba lokal. Media Peternakan. 27 (3) : 107-110.

Herawati. 2003. Pengaruh subtitusi porsi hijauan pakan dalam ransum dengan
nanas afkir terhadap produksi dan kualitas susu pada sapi perah laktasi.
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Magelang. Magelang.

Mathius, I. W., dan A. P. Sinurat. 2001. Pemanfaatan bahan pakan inkonvensional


untuk ternak. Wartazoa. 11 (2) : 20-31.

McDonald, P. 2002. Short-Chain Fatty Acids and Human Colonic Function:


Roles of Resistant Starch and Nonstarch Polysaccharides. 81(3) : 1031-
1064.

McDonald, P., R. A. Edwards and J. F. D. Greenhalgh, C. A. Morgan, L. A.


Sinclair and R. G. Wilkinson. 2011. Animal nutrition. 7th Ed. Pearson
Education, Harlow.

Moedji, R.D. dan B.T.W. Wiryanta. 2002. Khasiat dan Manfaaat Susu Kambing,
Susu Terbaik dari Hewan Ruminansia. PT Agro Media Pustaka. Jakarta.

Murtidjo, B. A. 1993. Memelihara Ternak Kambing Sebagai Ternak Potong dan


Perah. Kanisius. Yogyakarta.

Nuraini. 2009. Performa broiler dengan ransum mengandung campuran ampas


sagu dan ampas tahu yang difermentasi dengan Neurospora crassa. Media
Peternakan. 32 (3) : 196-203.
28

Octavia, I. 2010. Analisis kelayakan finansial dan strategi pemasaran


susu kambing (studi kasus: CV Ettawa Dairy Farm, Kecamatan
Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi Departemen
Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor :
1-137.

Ohmomo, S., O. Tanaka, H. Kitamoto, and Y. Cai. 2002. Silage and microbial
performance, old story but new problems. JARQ, 36 2: 59 – 71.

Prieto, I., A.L. Goetsch, V. Banskalieva, M. Cameron, R. Puchala, T. Sahlu, L.J.


Dawson, and S.W. Coleman. 2000. Effects of dietary protein concentration
on postweaning growth of Boer crossbred and Spanish goat wethers. J.
Anim. Sci. 78: 275-281.

Purboyo, B. 1991. Hubungan Antara Periode Kering Kandang Dengan


Produksi Susu Laktasi Berikutnya Pada Sapi Perah di BPT Baturaden.
Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan


S. Lebdososukojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.

Wanapat M, T. Puramangkan, and W. Siphuak. 2000. Feeding of cassava hay to


lactating dairy cows. Asian Aust. Journal of Anim. Sci. 13: 478–482.
29

VI. LAMPIRAN

6.1 Peta Lokasi Praktek Umum

Gambar 5. Peta Koperasi Rukun Amrih Sentosa


30

Gambar 6. Tata letak Rukun Amrih Sentosa

6.2 Struktur Organisasi

Gambar 7. Struktur Organisasi Kelompok Budidaya Ternak Kambing RAS Farm

6.3 Foto Kegiatan Praktik Umum

Gambar 8. Panen hijauan di kebun hijauan


31

Gambar 9. Proses pengambilan pakan dalam tong

Gambar 10. Pemerahan susu

Gambar 11. Kunjungan dinas pertanian


32

Gambar 12. Proses penyemprotan molases dan EM4 pada konsentrat

Gambar 13. Monev dosen panitia Praktik Umum

Gambar 14. Pengadukan konsentrat


33

Gambar 15. Pemberian pakan konsentrat

Gambar 16. Pembuatan pupuk kompos


34
35
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai