Oleh Kelompok 4
Riki Sutiawan E34120004
Rizki K. Tohir E34120028
Febby W. Pramudita E34120073
Ismi Rahmawati E34120088
Utami D. Ahyani E34120093
Gabriela K. Adyasmita E34120101
Malika Oktaviani E34120106
Asisten Praktikum:
Yohanna S.Hut
Afroh Mansur S.Hut
Bangkit Maulana S.Hut
Dita Haristyaningrum S.Hut
Dosen:
Ir. Lin Nuriah Ginoga M.Si
Dr. Ir. Burhanuddin Masy’ud, MS.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
PENDAHULUAN 3
Latar Belakang 3
Tujuan Penelitian 4
Manfaat Penelitian 4
Ruang Lingkup Penelitian 4
TINJAUAN PUSTAKA 5
METODE 9
Metode Pengumpulan Data 9
Alat dan Bahan 9
Prosedur Analisis Data 9
HASIL DAN PEMBAHASAN 10
Manajemen Pakan dan Kesehatan Menurut Badan Litbang Kehutanann 10
Manajemen Pakan dan Kesehatan Rusa Ranca Upas 13
Manajemen Pakan dan Kesehatan Rus Taman Satwa Cikembulan 16
Analisis Perbandingan Manajemen Pakan Dan Kesehatan 19
SIMPULAN DAN SARAN 23
Simpulan 23
Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 27
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rusa Timor (Cervus timorensis, de blainville 1822) termasuk satwa liar
dilindungi oleh Undang-undang sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 Tahun
1999 tanggal 27 Januari 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
Liar, yang tersebar pada beberapa wilayah di Indonesia kecuali Pulau Kalimantan
dan Sumatera (Schroder, 1976). International Union for Conservation of Nature
and Natural Resources (IUCN) pada tahun 2007 mengelompokkan Rusa Timor
sebagai jenis dengan kategori kurang beresiko dan sedikit perhatian (low risk/low
concern), kemudian pada tahun 2008 meningkat menjadi rentan (vulnerable)
(Hedges et al., 2008). Namun berdasarkan Konvensi CITES (Convention on
International Trade in Endangered Species of Wildlife Fauna and Flora), status
Rusa Timor tidak masuk dalam daftar yang diatur kuotanya (Departemen
Kehutanan, 2006).
Rusa Timor (Rusa Timorensis) merupakan salah satu potensi sumberdaya
alam yang dimiliki Indonesia yang perlu dipertahankan. Potensi ini dapat
dimanfaatkan hasilnya dengan tetap memperhatikan unsur kelestariannya. Namun,
Populasi rusa pada habitat alaminya (in situ) terus menurun akibat degradasi
habitat dan perburuan liar untuk pemanfaatan ekonomis (Hedges et al., 2008),
apabila rusa terus diburu tanpa suatu upaya menjaga kelestariannya, suatu saat
akan mengalami kepunahan. Selain diburu, pengrusakan habitat sehubungan
dengan pertambahan penduduk yang cenderung meningkat, serta pola perladangan
yang berpindah-pindah turut pula menyebabkan menurunnya populasi rusa di
alam. Penangkaran rusa adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan
dan pembesaran di luar habitat alami (ex-situ) dengan tetap mempertahankan
kemurnian jenisnya.
Salah satu komponen penting dalam pengelolaan satwa liar di eksitu
adalah pengelolaan kesehatan dan pakan . Pakan merupakan faktor pembatas, di
mana rendahnya kualitas dan kuantitas pakan seringkali menjadi faktor kendala
utama keberlangsungan kehidupan satwa. Pada ruminansia, bahan makanan
tersebut tidak saja berkaitan dengan nilai gizi tapi juga ketersediaan biomassa
sumber hijauan pakan (Ramirez, 1999). Oleh sebab itu, sangat penting untuk
4
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan/ manajemen
kesehatan dan pakan pada Rusa Timor pada habitat eksitu yang mendukung
kesejahteraan Rusa Timor itu sendiri.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang
bagaimana manajemen kesehatan dan pengelolaan pakan pada Rusa Timor yang
baik, sehingga dapat diimplementasikan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pakan Rusa
Pakan merupakan komponen habitat yang paling penting, ketersediaan
pakan berhubungan erat dengan perubahan musim, biasanya di musim hujan
pakan berlimpah sedangkan di musim kemarau pakan berkurang. Makanan pokok
rusa ada-lah hijauan berupa daun-daunan dan rumput-rumputan yang
ketersediaannya kadang-kadang terbatas terutama di penangkaran sehingga
dibutuhkan pakan tambahan. Rusa dalam melakukan aktivitas harian sebagian
besar waktunya digunakan untuk mencari makan dan istirahat. Pada habitat alami,
tempat yang menyediakan sumber pakan adalah savana. Jenis hijauan pakan yang
biasa dimakan rusa di habitat alaminya dapat dilihat pada. Jenis hijauan pakan
yang diberikan di penangkaran biasanya rumput unggul, dan beberapa jenis
7
rumput lainnya. Jumlah pakan yang dibutuhkan oleh satwa ruminansia adalah
10% dari berat tubuhnya.
Penggunaan energi seekor rusa betina untuk keperluan metabolisme,
berdiri, berlari, berjalan (1,63 km per hari), mencari makan, bermain dan
memamah biak rata-rata 1.908 kcal, sedangkan seekor rusa jantan untuk berbagai
aktivitas membutuhkan energi 1.907 kcal. Energi yang terkandung dalam hijauan
(bahan kering) yang di-konsumsi rusa per ekor per hari yaitu 863 gram daun (per
gram daun = 3,542 kcal) dan 107 gram (per gram rumput = 3,174 kcal) rumput,
maka jumlah energi yang tersedia adalah 3.381 kcal (Mukhtar, 1996).
Selain pakan hijauan ada juga pakan tambahan yang dapat berupa
konsentrat sebagai penguat antara lain dedak padi, jagung, ampas kelapa, dan
ampas tahu (Dradjat, 2000). Menurut Semiadi dan Nugroho (2004) selain
konsentrat, rusa dapat mengkonsumsi pakan tambahan lain misalnya sayuran,
buah-buahan, bahkan limbah pertanian. Lebih lanjut dijelaskan nutrisi pada pakan
yang diberikan sebaiknya terdiri dari air, protein, lemak, energi, mineral dan
vitamin yang cukup, karena pada titik tertentu penggabungan protein, lemak dan
energi akan menjadi sumber energi bagi rusa tersebut. Misalnya dedak padi
mengandung lemak dan energi yang lebih banyak yaitu sekitar 5% dan 68%
dibanding rumput-rumputan yang hanya sekitar 3% dan 53% dan jenis pakan
kacang-kacangan misalnya turi, lamtoro mengandung protein yang lebih tinggi
yaitu 22% dibanding rumput-rumputan yang hanya sekitar 10-13%.
Manajemen Pakan
Manajemen pakan adalah penyediaan pakan yang memenuhi syarat teknis
biologis sesuai kebutuhan satwa dan secara teknis ekonomi murah dan mudah
diperoleh serta tersedia secara kontinyu. Zat makanan (zat gizi) pada satwa harus
terdiri dari unsur-unsur penyusun bahan makanan, yaitu air dan bahan kering.
Bahan Kering terdiri atas zat organik meliputi Senyawa bernitrogen (protein &
Non-protein), lemak (lipid), karbohidrat, dan vitamin; dan zat anorganik
(mineral) terdiri atas mineral esensial (makro : Ca, P, Mg, Na, K, Cl, S; & mikro
seperti Fe, Cu, I, Zn, Cr dsb) dan mineral non-esensial.
8
Manajemen kesehatan
Definisi sehat menurut World Health Organization (WHO) bukan hanya
meliputi ketidakadaan penyakit atau kelemahan, tetapi meliputi keadaan fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial. Pemeriksaan hewan secara klinis dapat
dilakukan melalui inspeksi, palpasi, perkusi, dan uji laboratorium sebagai
penunjang atau peneguh diagnosa.
Keberhasilan pengelolaan habitat eksitu ditentukan oleh banyak faktor,
diantaranya kesehatan. Kesehatan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, makanan,
manajemen, bibit penyakit dan kelainan-kelainan metabolisme. Sehingga jangan
sampai terjadi suatu wabah yang akan merugikan bagi keberlangsungan hidup
satwa. Aspek kesehatan mencakup pencegahan penyakit, pengobatan, dan
pemantauan kesehatan. Vos (1982) menyebutkan bahwa tidakan pencegahan
penyakit pada satwa yaitu berupa pemeriksaan kesehatan, vaksinasi, manajenem
nutrisi(pakan), pengaturan minum dan desinfeksi.
9
METODE
pendangiran dilakukan tiga bulan sekali sedang pengolahan tanah dan pemupukan
setahun sekali.
Tempat Makan
Tempat makan yang biasa digunakan berbentuk palungan berukuran
panjang 1,5 – 2,0 m dan lebar 0,5 m atau berbentuk bulat segi enam berukuran
diameter 50 – 75 cm dengan tinggi 30 cm dari atas permukaan tanah. Bahan yang
digunakan terdiri dari papan, kayu, atau seng polos atau licin. Tempat makan
diletakkan di tengah atau di sudut kandang dan diusahakan setiap kandang
terdapat satu buah tempat makan.
Tempat pakan harus mudah dijangkau petugas yang memberi pakan, tetapi
penempatannya memungkinkan bagi rusa memakan dari segala arah. Tempat
pakan diberi peneduh untuk menghindari pakan mudah kering karena kepanasan
atau basah karena kehujanan. Apabila jumlah rusa yang ditangkar cukup banyak
dalam satu areal penangkaran, tempat pakan dapat dibuat di beberapa tempat agar
tidak terjadi persaingan makanan antara individu rusa. Ukuran tempat pakan yang
disesuaikan dengan jumlah rusa yang dipelihara. Lantai tempat pakan dapat dibuat
dari semen atau papan. Bentuk tempat pakan yang dibuat panggung akan
mengurangi sisa pakan yang terbuang karena diinjak-injak atau bercampur dengan
kotoran (faeses dan urine).
Tempat Minum
Rusa memerlukan air untuk minum, dan berkubang sehingga sebaiknya
selalu bersih dan sering diganti. Pada musim kawin, rusa jantan sangat
menyenangi air sebagai tempat berkubang. Tempat minum yang digunakan
berbentuk kolam yang dibenamkan ke tanah untuk menghindari rusa jantan yang
sering menanduk terutama apabila memasuki musim kawin dan dilengkapi dengan
pembuangan. Letak tempat minum berada di tengah atau di sudut kandang dan
setiap kandang diusahakan terdapat satu tempat minum.
Jalan Kontrol
Jalan kontrol berfungsi untuk pengontrolan dan pemberian pakan dengan
lebar jalan 1,5 – 2,0 m dan sebaiknya terletak di sepanjang pinggiran kandang atau
pagar.
12
Saluran Air
Air diperlukan untuk mengairi pakan, pemeliharaan kandang rusa.
Penangkaran sebaiknya mempunyai bak penampung dan menara air lengkap
dengan generator. Saluran air perlu dibersihkan setiap hari agar tidak tergenang
dan menimbulkan bau yang kurang sedap, serta sebaiknya dibuat agak miring
menuju tempat pembuangan.
Gudang Penyimpanan Pakan
Bangunan ini berfungsi untuk menyimpan peralatan dan perlengkapan
penangkaran, pemeliharaan pakan (alat-alat pertanian), pakan, dan obat-obatan.
Pakan Tambahan
Pakan tambahan berkualitas diperlukan oleh rusa, terutama jika hasil dari
padang penggembalaan yang kurang baik. Bahan tambahan bisa berupa biji-bijian,
legume, dan hijauan. Jenis pakan yang diberikan di penangkaran rusa Ranca Upas
hanya ubi jalar. Keanekaragaman jenis pakan tambahan yang rendah akan
mempengaruhi kesehatan rusa, karena rusa memerlukan karbohidrat, protein,
lemak, dan mineral, mineral (kalsium dan fosfor) yang tidak semuanya dapat
diperoleh dari hijauan. Jadi konsentrat yang beragam sangat baik untuk menutupi
kekurangan gizi yang diperoleh. Pemberian sayur-sayuran dapat dilakukan karena
mudah diperoleh dari daerah sekitar lokasi penangkaran.
Jumlah pakan tambahan yang diberikan di penangkatran Ranca Upas tidak
berdasarkan berat badan (10% dari total berat badan). Dalam setiap
pemberiannya, ubi diberikan sebanyak 30 kg untuk semua individu (19 ekor rusa).
Menurut perum perhutani (1997) untuk keperluan penangkaran rata-rata jumlah
pakan yang diberikan diperhitungkan 6-10 kg hijauan/ekor/hari dan ditambah
konsentrat (tambahan) 1 kg/ekor/hari. Adapun pemberian tepung ikan, tepung
tulang, tepung darah, vitamin dan mineral dilakukan secara teratur sesuai dengan
kondisi rusa dipenangkaran (jika kurang sehat maka frekuensi dari satu minggu
dua kali menjadi tiga kali dalam satu minggu).
Penyediaan pakan tambahan dilakukan dengan mencincang menjadinukuran
yag lebih kecil, sehingga rusa mudah untuk memakannya. Ubi hasil cincangan
15
dimasukna kedalam ember yang dapat menampung ubi sebanyak 30 kg, kemudian
dibawa ke lokasi kandang.
Manajemen Kesehatan
Kesehatan rusa dipenangkaran dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,
makanan, manajemen, bibit penyakit dan kelainan-kelainan metabolisme. Pada
penangkaran Ranca Upas pemeriksaan secara rutin terhadap kesehatan rusa belum
dilakukan karena keterbatasan dana. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
dilakukan hanya pada rusa-rusa yang secara fisik sudah tidak bisa bergerak.
Peningkatan stamina perlu dilakukan pada rusa yang memiliki ranggah yang
keras, indukan hamil, indukan pasca melahirkan, dan indukab yang merawat anak,
hal ini dapat dilakukan dengan pemberian makanan tambahan berupa konsentrat,
buah-buahan, sayur-sayuran dan stimulan.
Penangnan untuk rusa yang mati di penangkaran Ranca Upas ini adalah
dengan menguburnya di dalam areal penangkaran, dengan dalam lubang satu
meter. Penguburan dengan dalam hanya satu meter dikhawatirkan akan tetap
menimbulkan penyakit yang dapat menulari rusa lain. Seharusnya di kubur yang
dalam dan ditaburkan kapur barus untuk membunuh kuman dan spora pembawa
penyakit sebelum ditimbun. Selain cara penguburan bisa juga dibakar tetapi
membutuhkan peralatan pembakaran dan mahal.
16
Manajemen Kesehatan
Kondisi rusa di TSC umumnya mengalami penyakit kulit dengan kulit
berwarna agak hitam, terdapat luka goresan, dan mengalami kerontokan pada
rambutnya. Pengelolaan kesehatan pada TSC ini tergolong baik karena
pemeriksaan rutin dilakukan oleh dokter hewan dan keeper.
Fasilitas medis
Fasilitas yang disediakan oleh pengelola adalah klinik dokter hewan, Satu
orang dokter hewan,obat-obatan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit pada
rusa (vitamin dan mineral), obat diletakkan didalam lemari kaca dengan kondisi
ruangan bersih, dan tidak ber AC. Tetapi kekurangannya adalah Lokasi penyedia
obat bagi satwa cukup jauh dari TSC, hal ini menyebabkan obat-obatan yang
dibutuhkan tidak dapat langsung tersedia.
Tindakan medis
Satwa yang sakit ditangani oleh dokter hewan dan keeper. Rusa Timor
dengan penyakit yang serius akan dipisahkan untuk meminimalkan interaksi
18
Timor lahir pada musim hujan yang menyebabkan keadaan lingkungan kurang
mampu mendukung perkembangannya.
(6x8)m tetapi pengisian air pada kolam ini berasal dari air sungai sehingga
kualitas air yang ada buruk terlebih ketika musim hujan air sangat keruh.
Jalan Kontrol
Menurut litbang kehutanan dalam kandang penangkaran harus terdapat
jalur kontrol untuk pengontrolan dan pemberian pakan dengan lebar jalan 1,5 –
2,0 m dan sebaiknya terletak di sepanjang pinggiran kandang atau pagar. Pada
penangkaran Rusa Timor di Ranca Upas tidak terdapat jalur kontol karena
kandang berupa hamparan padang rumput. Pada Taman Satwa Cikembulan tidak
ada kajian mengenai jalur kontrol.
Saluran Air
Menurut litbang kehutanan saluran air diperlukan untuk mengairi pakan
dan pemeliharaan kandang rusa. Saluran air perlu dibersihkan setiap hari agar
tidak tergenang. Pada penangkaran Rusa Timor di Ranca Upas tidak terdapat
saluran air tapi hanya berupa parit. Pada Taman Satwa Cikembulan saluran air ada
dan digunakan untuk membersihkan tempat makan dan kolam.
Gudang Penyimpanan
Menurut litbang kehutanan gudang penyimpanan difungsikan untuk
menyimpan persediaan makanan Rusa Timor sehingga ketersediaannya terjamin
dan menjamin juga kualitas dari pakan. Pada penangkaran Rusa Timor di Ranca
Upas terdapat gudang penyimpanaan tetapi tidak difungsikan secara optimal,
seharusnya pengelola lebih memperhatikan pengelolaan gudang persediaan pakan
meskipun hanya untuk ubi jalar saja. Pada Taman Satwa Cikembulan tidak ada
gudang karena pasokan pakan setiap pagi dikirimi dari masyarakat. Tetapi
seharunya pengelola TSC harus membuat gudang penyimpanan dan menstok
persediaan, untuk meminimalisir terjadinya kelangkaan pakan.
menerapkan sistem gembala maka pakan yang disediakan oleh pengelola hanyalah
pakan tambahan berupa ubi. Pemberian ubi ini sebanyak 30kg untuk 19 ekor rusa
dan diberikannya dua hari sekali atau seminggu sekali. Jumlah pakan tambahan
yang diberikan sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan rusa yang ada terlebih
pemberian pakan tambahan yang tidak teratur. Pakan rusa pada Taman Satwa
Cikembulan berupa hijauan dan pakan tambahan. Hijauan diberikan dua kali
sehari dan tambahan satu kali sehari.
Pakan Tambahan
Menurut Litbang Kehutanan pakan tambahan berkualitas diperlukan oleh
rusa, terutama jika hasil dari padang penggembalaan yang kurang baik. Bahan
tambahan bisa berupa biji-bijian, legume, dan hijauan. Minimal pakan tambahan
yang diberikan untuk rusa adalah 3 kali dalam satu minggu. Pada penangkaran
Rusa Timor di Ranca Upas pakan tambahan berupa ubi dan pemberiannya pun
tidak teratur sehingga pengelola perlu memperhatikan kembali pemberian pakan
tambahan supaya cukup untuk memenuhi kebutuhan rusa perhari. pada Taman
Satwa Cikembulan pakan tambahan berupa ampass tahu kedelai, ubi, wortel, kulit
kacang hijau, kulit papaya dan itu sangat mencukupi kebutuhan rusa.
Manajemen Kesehatan
Fasilitas Medis
Seharusnya dalam pembangunan suatu lembaga konservassi eksitu
diperlukan perencanaan salah satunya adalah fasilitas medis. Pada penangkaran
Rusa Timor di Ranca Upas tidak ada kajian mengenai fasilitas medis apa aja yang
disediakan, tetapi pada Taman Satwa Cikembulan fasilitas medis cukup lengkap
yang terdiri dari Klinik, dokter hewan dan obat-obatan.
Tindakan Medis
Menurut litbang kehutanan tindakan medis harus segera dilakukan bagi
satwa yang sakit dengan cara pemberian obat, anjuran medis, memenuhi standar
gizi,dan vaksinasi. Pada penangkaran Rusa Timor di Ranca Upas tindakan medis
hanya dilakukan pada satwa yang sudah tidak bisa bergerak, dan tidak adanya
pemriksaan rutin, pengelolaan kesehatan di penangkaran di Ranca Upas memang
22
tidak begitu baik. Taman Satwa Cikembulan memberikan tindakan medis yang
baik yang dilakukan oleh dokter hewan dan adanya sistem pemisahan bagi satwa
yang sakit supaya tidak menularkan penyakitnya.
Pengelolaan Sanitasi
Sanitasi lingkungan kandang harus dijaga karena kana memepengaruhi
kualitas kandang dan kesehatan rusa timor. Pada penangkaran Rusa Timor di
Ranca Upas tidak ada pengelolaan tentang sanitasi. Pada Taman Satwa
Cikembulan juga sanitasi masih kurang diperhatikan karena massih banyak infeksi
lalat di kandang. Sehingga pengelolaan sanitasi pada semua penangkaran harus
diperhatikan untuk mendukung keberlangsungan penangkaran.
23
Saran
Seharusnya pemerintah memberikan perhatian yang lebih kepada lembaga
konservasi eksitu sehingga pengelolaan dan operasional dapat terpantau dan
terjamin. Kemudian untuk penangkaran yang masih belum memenuhi aspek
kesejahteraan dalam hal makan dan kesehatan harus berusaha lebih keras untuk
mewujudkan pengelolaan eksitu yang lebih baik.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ramirez, R.G. 1999. Feed resources and feeding techniquesof small ruminants
under extensive management condition. Small Ruminant Research
34:215-230.
Schroder, T. 1976. Deer in Indonesia. Nature Conservation Department
Agricultural University. Wageningen.
Semiadi G. 2006. Biologi Rusa Tropis. Bogor : Puslit Biologi LIPI
Semiadi, G. 2002. Potensi Industri Peternakan Rusa Tropik dan Non Tropik.
Prosiding Seminar Bioekologi dan Konservasi Ungulata. Pusat Studi
Ilmu Hayati, Lembaga Penelitian IPB.
Semiadi, G. dan R. T. Nugraha. 2004. Panduan Pemeliharaan Rusa Tropis. Pusat
Penelitian Biologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor.
Setio, P., M. Takandjandji., S. Iskandar dan C. Sudaryo. 2010. Pengetahuan dan
Sutrisno, E. 1993. Population Ecology of the Javan Deer in Menipo Island, East
Nusa Tenggara, Indonesia. Program S2 University of The Philippines
Los Banos. Filiphina.
teknologi penangkaran rusa. Materi Sosialisasi Pengetahuan dan
Teknologi Penangkaran Rusa, di Jawa Barat dan Banten, Nopember
2010.
Takandjandji M. 2007. Teknik Penangkaran Rusa Timor. Pusat Pusat Litbang
Konservasi dan Rehabilitasi, Badan Litbang Kehutanan, Kementerian
Kehutanan. Bogor
Vos, D.A. Deer Farming: Guidline on Practical Aspect. Food and Agriculture
Organization of the United Nation. Rome
Wiyanto T. 2011. Habitat alami Rusa Timor (Cervus timorensis).
http://www.googlescholar.com. [21 Maret 2015].
27
Lampiran 1. Perbandingan lembaga eksitu Rusa Timor (Cervus timorensis, de blainville 1822)
Aspek Manajemen Litbang Kehutanan Penangkaran Ranca Upas Taman Satwa Cikembulan
(Landasan Penangkaran)
SARANA
PRASARANA
Areal Pengembangan Harus ada, untuk mendukung persediaan pakan Ada, habitat kurang mendukung kehidupan Tidak ada pemeliharaan areal hijauan
Pakan hijauan di sekitar lokasi kandang dengan rusa karena kurang pemeliharaan untuk pakan karena pakan dipasok oleh
Pengolahan area hijauan dengan pemupukan, pemeliharaan areal hijauan untuk pakan pihak lain.
pengolahan tanah, pendangiran, penyiraman.
Tempat Makan Diatas permukaan tanah, mudah dijangkau, Tidak ada tempat makan Ada permanen ukuran (0,5x2)m dan
dibuat lebih tinggi (0,5x1)m
Tempat Minum Tersedia tempat minum, berkubang berupa Ada berupa parit di pinggir pagar pembatas. Ada berupa kolam ukuran (3x2)m
kolam (6x8)m
Jalan Kontrol Mempermudah pemberian pakan Tidak ada kajian Tidak ada kajian
Saluran Air Untuk mengairi pakan, membersihkan kandang Tidak ada kajian Ada, digunakan juga untuk
membersihkan tempat makan dan
kolam
Gudang Penyimpanan Untuk menyimpan pakan Ada, ukuran 3x2 m, terdapat pakan tambahan Tidak ada, karena pakan dipasok setiap
ubi tetapi belum terkelola dengan baik. Perlu pagi
ditambah kulkas.
28
TEKNIK Pakan segar, 2-3 kali/hari Karena sistem gembala maka pemberian Pemberian pakan dua kalisehari berupa
PEMBERIAN pakan hijauan tidak oleh keeper, pemberian hijauan. Dan sekali berupa makanan
PAKAN ubi dengan dilempar ke tanah yang tambahan.
sebelumnya di cincang
PAKAN Pakan tambahan 3kali/minggu, pakan di potong- Pakan tambahan hanya ubi sebanyak 30kg Pakan tambahan sekali sehari berupa
TAMBAHAN potong untuk dua hari sekali/ seminggu sekali ampass tahum kedelai, ubi, wortel, kulit
kacang hijau, kulit pepaya
MANAJEMEN
KESEHATAN
Fasilitas Medis Harus adanya fasilitas kesehatan rusa yang Tidak ada kajian Klinik, dokter hewan,obat
memadai
Tindakan Medis Pemberian obat, anjuran medis, memenuhi Tidak ada pemeriksaan rutin, pemeriksaan Jika sakit diperiksa oleh dokter hewan
standar gizi,dan vaksinasi oleh dokter hanya untuk satwa yang sakit dan keepe, ada pemisahan untuk satwa
parah, jika sakit biasa oleh keeper yang sakit
Pengelolaan Sanitasi Sanitasi lingkungan kandang Tidak ada kajian Masih kurang baik, masih banyak
infeksi lalat