Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL KEGIATAN

PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN KAWASAN


PETERNAKAN KAMBING BERBASIS KORPORASI
DI PROVINSI LAMPUNG

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN


PROVINSI LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk-
Nya sehingga kami dapat menyusun Proposal Program Prioritas Pengembangan Daerah
Kegiatan Pengembangan Kawasan Peternakan Berbasis Korporasi di Provinsi Lampung.

Proposal ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai rencana program yang
akan dilaksanakan serta potensi Kabupaten Pringsewu sebagai calon wilayah
Pengembangan Kawasan Peternakan Berbasis Korporasi Peternak Komoditas Kambing.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mewujudkan penerapan sistem korporasi guna
mengelola unit usaha peternak berorientasi bisnis yang pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan, posisi tawar dan kesejahteraan ekonomi peternak di Provinsi Lampung.
Sehingga nantinya dapat terwujud peternak Lampung yang Berjaya.

Demikian proposal ini disusun, segala bentuk dukungan dari pihak terkait sangat
dibutuhkan untuk mensukseskan pelaksanaan program ini.

Bandar Lampung, Februari 2022


Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Lampung

Ir. LILI MAWARTI, M.Si


Pembina Tk I
NIP. 19670426 199203 2 003
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Provinsi Lampung merupakan salah satu lokasi lumbung ternak atau sentra peternakan
di Indonesia, dengan komoditas potensial yaitu ternak sapi dan kambing. Populasi ternak
sapi potong di Provinsi Lampung pada tahun 2019 sebanyak 850.555 ekor dan meningkat di
tahun 2020 sebanyak 864.213 ekor, yang merupakan peringkat 7 populasi sapi potong
terbanyak di Indonesia. Sedangkan untuk komoditas ternak kambing, populasi tahun 2019
sebanyak 1.459.409 ekor dan meningkat menjadi 1.480.353 ekor di tahun 2020. Jumlah
tersebut menjadikan Provinsi Lampung terbanyak ke – 3 secara nasional.

Salah satu daerah potensial pengembangan komoditas ternak kambing di Provinsi


Lampung yaitu terdapat pada Kabupaten Pringsewu. Hal tersebut dikuatkan dengan
Keputusan Menteri Pertanian No: 472/Kpts/RC.040/6/2018 tentang Lokasi Kawasan
Pertanian Nasional serta Peraturan Gubernur Lampung Nomor 46 Tahun 2021 tanggal 9
November 2021 tentang Pengembangan Kawasan Peternakan yang menjelaskan bahwa
Kabupaten Pringsewu merupakan lokasi kawasan peternakan komoditas kambing. Usaha
budidaya kambing tersebut didukung pula dengan ketersediaan bahan pakan ternak yang
berasal dari hijauan maupun limbah tanaman pertanian/perkebunan. Penerapan pola
integrasi ternak-tanaman akan sangat membantu dalam upaya pemenuhan kebutuhan pakan
ternak.

Usaha budidaya ternak diarahkan untuk dikembangkan tidak hanya pada usahan on
farm saja, namun juga dapat memulai usaha off farm berupa pengolahan produk ternak untuk
meningkatkan pendapatan peternak. Produk dari usaha budidaya kambing tidak sebatas
ternak hidup maupun daging saja, melainkan juga produksi susu yang dewasa ini banyak
diminati oleh masyarakat. Kelompok ternak di Kecamatan Sukoharjo, Pringsewu telah
melakukan diversifikasi usaha berupa pengolahan susu kambing. Susu kambing dapat
dipasteurisasi dan dikemas dalam botol sehingga menumbuhkan minat beli konsumen.
Pengembangan usaha lebih lanjut dapat diarahkan untuk memproduksi susu bubuk yang
lebih tahan dalam penyimpanan dan jangkauan distribusi pasar yang leih luas.

Penerapan teknologi juga sangat diperlukan dalam rangka memacu produktivitas


pertanian (termasuk subsektor peternakan) di Provinsi Lampung. Penerapan teknologi
merupakan salah satu bagian dari konsep pertanian 4.0 yang mengupayakan transformasi
pertanian trandisional ke model pertanian modern. Peran petani/petenak milenial yang
notabene memiliki SDM lebih unggul sangat diperlukan dalam upaya penerapan sistem
pertanian berbasis teknologi. Penerapan teknologi dapat dilakukan dalam
pengolahan/pengawetan pakan, pemuliaan genetik ternak, obat-obatan ternak, pembuatan
produk olahan serta pengelolaan limbah menjadi pupuk organik maupun bahan bakar.
Peternak milenial juga diharapkan dapat menyumbangkan inovasi demi mewujudkan
ketercukupan pangan Nasional maupun membuka peluang ekspor produk daerah.
Untuk menjembatani terwujudnya unit usaha peternakan mandiri dari hulu-hilir yang
sepenuhnya dikelola oleh peternak, perlu adanya pembentukan suatu kawasan peternakan
yang didalamnya menerapkan sistem/manajemen usaha berbasis korporasi. Peternak perlu
diarahkan untuk berkonsolidasi membentuk gabungan kelompok dan lembaga ekonomi
yang nantinya akan mengadopsi sistem korporasi. Pengelolaan korporasi peternakan harus
sesuai dengan prinsip pengelolaan korporasi yaitu a) satu manajemen, b) berorientasi bisnis,
c) sistem agribisnis (hulu – hilir), d) kemitraan, e) efisiensi rantai pasok, dan f) kelembagaan
ekonomi peternak berbadan hukum (Koperasi atau PT). Penerapan korporasi dalam suatu
kawasan peternakan nantinya diarahkan untuk membentuk sistem sebagaimana skema
berikut:

Pembentukan kawasan peternakan berbasis korporasi juga perlu ditunjang oleh


potensi-potensi yang ada dalam suatu kawasan. Potensi pengembangan kawasan peternakan
berbais korporasi di Kabupaten Pringsewu dijabarkan melalui data berikut:

A. Jumlah Ternak Kambing Per Kecamatan di Kabupaten Pringsewu

No Kecamatan Populasi Kambing 2021 (Ekor)


1 Pardasuka 2.108
2 Ambarawa 1.024
3 Pagelaran 3.174
4 Pagelaran Utara 2.587
5 Pringsewu 9.531
6 Gadingrejo 2.567
7 Sukoharjo 6.661
8 Banyumas 4.266
9 Adiluwih 9.874
Total 42.390

B. Jumlah Peternak/ Kelompok Ternak (Kecamatan Sukoharjo)

Nama Jumlah Jumlah


No Alamat Komoditi Status
Kelompok Anggota Ternak
Rukun Amrih
1 Sukoharjo I 20 Kambing 150 Aktif
Sentosa
Waringin
2 Sinar Harapan 60 Kambing 120 Aktif
Sari Barat
3 Mekar IV Sukoharjo I 30 Kambing 50 Aktif
Waringin
4 Sejahtera 76 Kambing 86 Aktif
Sari Barat
5 Sido Makmur Keputran 10 Kambing 149 Aktif

C. Populasi Wilayah Kawasan (Kecamatan Sukoharjo)

No Desa Populasi Ternak Kambing 2020


1 Sinar Baru 170
2 Sukoharjo I 71
3 Sukoharjo II 158
4 Sukoharjo IV 500
5 Panggungrejo 55
6 Pandan Sari 61
7 Pandansurat 146
8 Sukoharjo III 165
9 Keputraan 120
10 Sukoyoso 110
11 Siliwangi 70
12 Waringinsari Selatan 52
13 Pandansari Selatan 260
14 Sinarbaru Timur 180
15 Panggungrejo Utara 200
16 Sukoharjo III Barat 500
Total 2.818
D. Potensi Pakan (Kecamatan Sukoharjo)

Potensi Lahan Luasan Lahan (Ha)


Padang Penggembalaan 23,5
Kebun HPT 23,5
Lahan Perkebunan 14

E. Bisnis dan Produk Yang Dihasilkan

 Pengembangbiakan ternak
 Pengolahan pakan fermentasi
 Pembuatan pupuk organik (kompos dan pupuk cair)
 Produksi olahan susu kambing

F. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian dan Peternakan

Rumah Tangga Petani Berdasarkan Umur


No Kabupaten/Kota
<25 25-34 35-44 >45
1 Lampung Barat 1.119 12.621 20.481 17.407
2 Tanggamus 1.284 16.134 33.218 31.071
3 Lampung Selatan 1.436 18.687 40.167 36.982
4 Lampung Timur 2.276 22.365 53.032 53.201
5 Lampung Tengah 3.368 38.466 77.185 70.129
6 Lampung Utara 1.688 16.491 30.480 26.629
7 Way Kanan 1.557 16.320 25.303 20.929
8 Tulang Bawang 1.664 13.294 19.766 18.571
9 Pesawaran 734 9.402 20.119 18.837
10 Pringsewu 562 6.435 15.608 17.183
11 Mesuji 766 7.008 11.996 10.563
12 Tulang Bawang Barat 887 9.621 15.160 12.746
13 Pesisir Barat 450 4.848 8.028 6.504
14 Bandar Lampung 65 1.206 2.377 3.080
15 Metro 51 694 2.355 2.785
Total 17.907 193.592 375.275 346.617

No Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Peternak


1 Lampung Barat 13.464
2 Tanggamus 25.058
3 Lampung Selatan 80.655
4 Lampung Timur 127.383
5 Lampung Tengah 214.821
6 Lampung Utara 39.925
7 Way Kanan 36.830
8 Tulang Bawang 27.680
9 Pesawaran 27.750
10 Pringsewu 28.480
11 Mesuji 19.781
12 Tulang Bawang Barat 27.094
13 Pesisir Barat 4.330
14 Bandar Lampung 2.677
15 Metro 4.713
Total 680.641
*SUTAS BPS, 2018

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan proposal ini yaitu untuk memberikan gambaran potensi
pengembangan Kawasan Peternakan Berbasis Korporasi Komoditas ternak kambing di
Kabupaten Pringsewu.

Tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan kelembagaan peternak, peningkatan


populasi dan produksi ternak kambing serta peningkatan kesejahteraan peternak di Provinsi
Lampung.
II. PERMASALAHAN/ ISU STRATEGIS

2.1. Permasalahan

Permasalahan yang muncul dalam pengembangan sektor peternakan antara lain:


a. Usaha peternakan yang dijalankan oleh masyarakat belum berorientasi bisnis
dengan pengelolaan secara sederhana dan produktivitas masih rendah.
b. Masih munculnya kejadian penyakit seperti avian influenza (AI), rabies, jembrana,
dan berbagai penyakit hewan menular strategis lainnya yang menjadi kendala
dalam usaha peternakan.
c. Masih minimnya kesadaran akan diversifikasi pangan asal hewani sehingga
sebagian komoditas ternak memiliki pasar yang lebih sedikit dan potensi
pengembangannya tidak termanfaatkan dengan baik.
d. Pemanfaatan teknologi dan inovasi belum dilaksanakan secara optimal, peternak
mengalami surplus pakan hijauan saat musim penghujan dan masih menghadapi
kendala untuk pemenuhan pakan saat musim kemarau.
e. Keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana pendukung dalam
penerapan teknologi pertanian/peternakan.
f. Keterbatasan akses permodalan untuk peningkatan skala usaha peternak.

2.2. Isu Strategis

Adapun yang menjadi isu strategis pembangunan sektor peternakan antara lain:
a. Pengurasan sumberdaya genetik bibit ternak unggul di Provinsi Lampung seperti
Kambing Saburai akibat penjualan ternak secara bebas dan besar-besaran ke luar
daerah serta belum adanya regulasi yang melindingi kekayaan genetik ternak lokal.
b. Belum adanya regulasi yang jelas mengenai lokasi peruntukan budidaya ternak
yang sering kali menimbulkan konflik saat bersinggungan dengan pemukiman
penduduk berkaitan dengan cemaran limbah.
c. Kebanyakan usaha ternak kambing masih digunakan sebagai usaha sambilan
dengan kepemilikan yang sedikit dan pemeliharaan yang sederhana.
d. Daya saing produk ternak kambing di pasar masih kalah dengan produk ternak sapi.
e. Meningkatnya konsumsi daging belum diimbangi dengan kecukupan pemenuhan
daging lokal sehingga upaya impor seringkali menjadi solusi instan.
f. Perusahaan peternakan swasta menguasai alur produksi dari hulu hingga hilir
sehingga membatasi ruang gerak pelaku usaha peternakan rakyat.
g. Pemeliharaan komoditas ternak tertentu (khususnya ayam pedaging dan ayam
petelur) sangat tergantung dengan bahan baku pakan komersial. Harga bahan baku
pakan yang fluktiatif akan mempengaruhi biaya produksi dan harga jual.
h. Pengendalian dan pemberantasan penyakit menular strategis belum didukung
dengan kecukupan sarana prasarana, regulasi pengawasan lalu lintas ternak antar
daerah serta upaya pencegahan yang optimal.
i. Pandemi covid-19 menyebabkan berbagai lini usaha sektor peternakan gulung tikar.
III. USULAN FOKUS DAN LOKUS

3.1. Usulan Fokus

Berikut adalah rencana anggaran biaya Program Prioritas Pengembangan Kawasan


Peternakan Kambing Berbasis Korporasi di Provinsi Lampung. Sumber dana berasal dari
APBN Kementerian Pertanian, yang akan dikembangkan di 5 (lima) titik atau lokasi. Jumlah
ternak kambing seluruhnya sebanyak 1.000 ekor dengan rincian 100 ekor pejantan dan 900
ekor betina.

Harga/Satuan Biaya Total


No Uraian Jumlah Satuan
(Rp) (Rp)
1 Kambing PE Pejantan 5.000.000 100 Ekor 500.000.000,-
2 Kambing PE Betina 3.500.000 900 Ekor 3.150.000.000,-
3 Instalasi Kandang 75.000.000 5 Unit 375.000.000,-
4 Pakan Konsentrat 8.000 40.000 Kg 320.000.000,-
5 Mesin Chopper 60.000.000 5 Unit 300.000.000,-
6 Obat-obatan dan vitamin 15.000.000 5 Paket 75.000.000,-
7 Bangunan pengolahan susu 150.000.000 1 unit 150.000.000,-
8 Peralatan pengolahan susu 150.000.000 1 paket 150.000.000,-
9 Bimtek bagi peternak 50.000.000 1 Kegiatan 50.000.000,-
10 Pendampingan dan 80.000.000 1 Tahun 80.000.000,-
Pembinaan
TOTAL 5.150.000.000,-
(Terbilang : Lima Milyar Seratus Lima Puluh Juta Rupiah)

3.2. Lokus

Lokasi kegiatan percontohan kawasan korporasi ternak kambing berada di Kabupaten


Pringsewu. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan diantaranya tersedia sarana dan
prasarana pendukung seperti Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan), Rumah Potong Hewan
(RPH) dan Pasar Hewan

Sarana pendukung di Kabupaten Pringsewu:

No Nama Puskeswan Alamat


1 Puskeswan Gadingrejo Jl. Raya Gadingrejo, Pringsewu
2 Puskeswan Sukoharjo Jl. Suyoko, Sukoharjo II, Pringsewu
3 Puskeswan Pagelaran Jl. Pekon Way Ngison, Kel. Pagelaran, Pringsewu
4 Puskeswan Adiluwih Jl. Raya Waringin Sari Timur, Pringsewu
No Nama RPH/TPH Alamat Jenis
1 RPH - RAM Farm Tulung Agung, Gadingrejo TPH Ruminan
Pringsewu Swasta
2 RPH Podomoro Jl. Nawatama Podomoro, TPH Ruminan
Pringsewu
3 RPH-R Pringsewu Kec. Pringsewu TPH Ruminan
Pemerintah

No Nama Pasar Hewan Alamat


1 Pasar Kambing Pringsewu Utara, Pringsewu
Pringsewu

Pasar kambing yang ada di Kabupaten Pringsewu berlokasi di dekat Pasar Sarinongko
Kecamatan Pringsewu, dengan jadwal pasaran yaitu setiap hari Rabu dan Sabtu. Volume
transaksi penjualan kambing dan domba di pasar hewan pada tahun 2021 mencapai 4.269
ekor/ tahun (data Ishiknas). Ternak kambing berasal dari Kabupaten Pringsewu dan beberapa
lokasi sekitar antara lain Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Lampung Tengah dan
Kabupaten Pesawaran. Sedangkan penjualan kambing antara lain mencakup wilayah
Provinsi Lampung, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi dan
Provinsi DKI Jakarta.

Kelompok ternak kambing di Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu juga sudah


mengolah susu kambing secara sederhana. Produksi susu kambing per hari rata-rata
sebanyak 10 - 15 liter dengan volume produksi susu segar tahun 2021 mencapai 3.650 liter
dengan harga jual Rp. 10.000,-/ 250 ml. Pemasaran susu kambing yaitu wilayah Pringsewu
dan Bandar Lampung,
IV. KESIMPULAN

Demikian proposal Program Prioritas Pengembangan Kawasan Peternakan Kambing


Berbasis Korporasi di Provinsi Lampung. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat
menambah populasi ternak khususnya kambing, adanya pengembangan usaha/ diversifikasi
usaha yang bermuara pada meningkatnya kesejahteraan peternak.

Anda mungkin juga menyukai