Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PRODUKTIVITAS RUMPUT RAJA (PENNISETUM

PURPUPOIDES) DAN RUMPUT GAJAH (PENNISETUM PURPUREUM


SCHAUM)

Disusun oleh :

Angga Nugraha Jimatullah (1635117038)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BANDUNG RAYA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

DAFTAR TABEL ................................................................................................. 3

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 4

BAB I ...................................................................................................................... 5

PENDAHULUAN .................................................................................................. 5

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 5

1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................... 6

1.3. Tujuan ..................................................................................................... 6

BAB II .................................................................................................................... 7

PEMBAHASAN .................................................................................................... 7

2.1. Definisi Rumput Raja dan Rumput Gajah .............................................. 7

2.1.1. Rumput Raja ........................................................................................ 7

2.1.2. Rumput Gajah...................................................................................... 8

2.2. Klasifikasi Rumput Raja dan Rumput Gajah ......................................... 8

2.2.1. Klasifikasi Rumput Raja ..................................................................... 8

2.2.2. Klasifikasi Rumput Gajah .................................................................. 9

2.3. Perbedaan kandungan nutrisi rumput raja dan rumput gajah ........... 10

2.4. Cara Pembudidayaan Rumput Raja dan Rumput Gajah .................... 11

2.4.1. Cara pembudidayaan Rumput Raja ................................................ 11

2.4.2. Cara pembudidayaan Rumput Gajah ............................................. 14

BAB III ................................................................................................................. 18

KESIMPULAN .................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perbandingan nutrisi rumput gajah dan rumput raja ............................................ 10


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Rumput raja ........................................................................................................ 9


Gambar 2 Morfologi Rumput Raja ..................................................................................... 9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Hijauan sebagai bahan pakan ternak ruminansia di Indonesia memegang


peranan penting karena hijauan mengandung hampir semua zat yang diperlukan.
Upaya untuk meningkatkan produksi peternakan secara cepat hanya dapat dicapai
apabila ditunjang dengan penyediaan pakan yang berkualitas. Bahan pakan hijauan
memegang peranan istimewa karena merupakan sumber makanan utama bagi
ternak ruminansia untuk dapat bertahan hidup dan berproduksi. Produksi ternak
yang tinggi perlu didukung oleh ketersediaan pakan hijauan yang cukup dan
kontinu Pada saat ini untuk menanggulangi masalah kekurangan pakan hijauan
telah diperkenalkan dan dikembangkan bermacammacam jenis hijauan, salah satu
sumber utama pakan hijauan adalah berasal dari rumput. Rumput yang sangat
potensial dan sering diberikan pada ternak ruminansia adalah rumput raja
(Pennisetum purpupoides). Rumput ini merupakan hasil persilangan antara rumput
gajah (Pennisetum purpureum) dengan rumput barja. Rumput raja adalah tanaman
tahunan (perennial), tumbuh tegak membentuk rumpun. Perakarannya dalam,
bentuknya mirip dengan tanaman tebu, tingginya 2-4 m dan apabila dibiarkan
tumbuh tegak dapat mencapai 7 m, berbatang tebal dan keras. Rumput raja memiliki
pertumbuhan yang sangat cepat mengalahkan. rumput gajah. Produksi rumput raja
sangat tinggi dapat mencapai 1.076 ton rumput segar/ha/tahun. Pada umumnya
pakan hijauan ditanam pada lahan marginal yang mempunyai tingkat kesuburan
rendah yang dicirikan dengan sifat kimia, fisika, dan biologi yang kurang bagus,
sehingga produktivitas tanaman yang ditanam pada lahan ini agak rendah. Salah
satu upaya untuk mengatasi kekurangan tersebut diantaranya dengan menerapkan
metode pertanian berkelanjutan yaitu sistem LEISA. Sistem LEISA (Low External
Input and Sustainable Agriculture) merupakan pertanian berkelanjutan dengan
input luar rendah yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam (tanah, air,
tumbuhan, tanaman, dan hewan) dan manusia (tenaga, pengetahuan, dan
keterampilan) yang tersedia di tempat dan layak secara ekonomis, mantap secara
ekologis, adil secara sosial dan sesuai dengan budaya.

1.2.Identifikasi Masalah
1. Apa yang dimaksud rumput raja dan rumput gajah?
2. Bagaimana klasifikasi Rumput Raja dan Rumput Gajah?
3. Bagaimana perbedaan kandungan nutrisi antara rumput raja dan rumput
gajah?
4. Bagaimana cara pembudidayaan rumput raja dan rumput gajah?
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi rumput raja dan rumput gajah
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari rumput raja dan rumput gajah
3. Untuk mengetahui perbedaan kandungan nutrisi antara rumput raja dan
rumput gajah
4. Untuk mengetahui cara pembudidayaan rumput raja dan rumput gajah.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Definisi Rumput Raja dan Rumput Gajah
2.1.1. Rumput Raja
Rumput Raja pertama kali dikembangkan di Afrika Selatan pada tahun
1932, sebagai rumput hibrida hasil turunan pertama (F1) dari kawin silang antara
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) dengan jenis rumput asal tropik yaitu
Pennisetum thypoides.Rumput ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai tinggi
(50 - 1200 mdpl), menyukai tanah yang subur dan curah hujan di atas 1.000 mm
tahun-1 dengan penyebaran yang merata sepanjang tahun. Di lahan yang subur
dengan pemupukan intensif produksi rumput ini dapat mencapai 1076 ton hektar-1
tahun-1 rumput segar, dimana dengan rasio batang dan daun 48:52. Rumput Raja
termasuk tanaman berumur panjang, tumbuh tegak, berbentuk rumpun,
perakarannya dalam dan tingginya dapat mencapai 4 meter. Rumput ini berbatang
tebal dan keras, dan setelah tua daunnya lebar dan panjang dimana tulang daunnya
keras. Rumput Raja memiliki batang yang keras dengan daun berbulu kasar serta
memiliki bercak berwarna hijau muda.

Keunggulan Rumput Raja

Produksi rumput raja dua kali lebih tinggi dari pada rumput gajah varietas
hawai, sedangkan rumput gajah varietas Afrika tiga kali lebih tinggi. Persentase
berat daun rumput raja juga lebih tinggi dari pada rumput gajah varietas hawai
maupun Afrika, dan hal ini didukung dengan kandungan zat yang cukup baik yaitu
: berat kering 22,40%; protein kasar 13,50%; serat kasar 34,10% (Siregar, 1994)

Rumput Raja mempunyai keunggulan yaitu lebih disukai ternak, relatif


lebih cepat dipanan dan tahan kering. Pemotongan rumput Raja pertama kali pada
umur 2 sampai 3 bulan dan selanjutnya tiap 6 minggu sekali, kecuali pada musim
kemarau interval pamotongannya diperpanjang.
2.1.2. Rumput Gajah
Rumput gajah (Pennisetum purpureum Schaum) berasal dari Afrika,
tanaman ini diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962, dan tumbuh alami di
seluruh dataran Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, rumput gajah merupakan
tanaman hijauan utama pakan ternak yang memegang peranan yang amat penting,
karena hijauan mengandung hampir semua zat yang diperlukan hewan. Rumput
gajah dikenal dengan sebutan rumput Napier atau rumput Uganda yang memiliki
umur panjang, tumbuh tegak membentuk rumpun dan memiliki rhizoma-rhizoma
pendek. Dapat tumbuh pada dataran rendah sampai kepegunungan. Toleransi
terhadap tanah yang cukup luas asalkan tidak mengalami genangan air. Responsif
terhadap pemupukan nitrogen dan membutuhkan pemeliharaan yang cermat.
Pemberian pupuk kandang dapat memperbaiki perkembangan akarnya. Rumput
gajah termasuk tanaman tahunan membentuk rumpun yang terdiri 20-50 batang
dengan diameter lebih kurang 2,3 cm. Tumbuh tegak dan lebat, batang diliputi
perisai daun yang berbulu dan perakaran dalam. Tinggi batang mencapai 2-3 m,
lebar daun 1,25-2,50cm serta panjang 60-90cm.

2.2. Klasifikasi Rumput Raja dan Rumput Gajah


2.2.1. Klasifikasi Rumput Raja
Klasifikasi tanaman Rumput Raja adalah sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Monocotyledonae

Ordo : Poales

Family : Graminae

Genus : Pennisetum

Spesies : Pennisetum purpuroides


Rumput Raja dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 Rumput raja


Morfologi Rumput Raja (Pennisetum purpuroides) dapat dilihat pada
Gambar 2.

Gambar 2 Morfologi Rumput Raja

2.2.2. Klasifikasi Rumput Gajah


Rumput gajah disebut juga Elephant grass, Uganda Grass, Napier grass, dan
dalam bahasa latinnya adalah Pennisetum purpereum, termasuk ordo : Ainthopyta,
sub ordo : Angiospermae, family : Graminae, genus : Pennisetum dan spesies:
Purpureum. Rumput gajah termasuk keluarga rumput-rumputan (graminae) yang
telah dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak. Kismono (1979) cit permadi (2007)
mengemukakan bahwa varietas rumput gajah yang terkenal adalah: Varietas Afrika,
Varietas Hawai dan Varietas Capricorn. Rumput gajah Varietas Hawai sangat
produktif dibandingkaan varietas lainya. Kandungan nutrient rumput gajah terdiri
atas: bahan kering (BK) 19,9%; protein kasar (PK) 10,2%; lemak kasar (LK) 1,6%;
serat kasar (SK) 34,2%; abu 11,7%; dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN)
42,3%.

2.3. Perbedaan kandungan nutrisi rumput raja dan rumput gajah


Kandungan nutrisi rumput raja sedikit lebih tinggi dibandingkan rumput
gajah. Misalnya kandungan protein kasar dari rumput gajah adalah sekitar 9%. Bisa
anda lihat di artikel saya sebelumnya. Sedangkan protein kasar dari rumput raja
adalah sekitar 11%.
Kandungan nutrisi rumput raja adalah Protein kasar 11,68% , Serat Kasar
25,48 , Ca 0,37% dan P 0,39% . Namun ada sumber lain yang menyatakan nilainya
sedikit berbeda.
Perbedaan tersebut adalah kandungan dari rumput raja memiliki bahan
kering 19.94%, protein kasar 12.23% dan bahan organik 88.83%.
Kenapa nilai ini berbeda-beda? Ini wajar karena kandungan nutrisi suatu
bahan pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Khususnya hijauan, seperti rumput gajah, rumput odot dan rumput raja, usia
pemanenan, kondisi tanah, cara penanaman dan dosis pemupukan sangat
mempengaruhi nilai kandungan nutrisinya.
Jika kita mendapat informasi nilai kandungan nutrisi suatu bahan pakan, kita
tidak bisa menjadikannya sebagai nilai yang pasti. Karena itu tadi, nilai suatu nutrisi
dipengaruhi oleh proses dan cara ia dihitung.
Langkah paling amannya adalah dengan menganggapnya sebagai angka
perkiraan.
Supaya lebih sederhana akan saya berikan tabel yang memberikan informasi
tentang perbandingan kandungan nutrisi rumput gajah dan rumput raja.
Tabel 1 Perbandingan nutrisi rumput gajah dan rumput raja

Nurtrisi Rumput Gajah Rumput Raja


Bahan Kering (BK) 19,94%
Bahan Organik (BO) 88,83%
Protein Kasar (PK) 9,1% - 9,43% 11,68%-12,23%
Serat Kasar (SK) 30,60%-33,1% 25,48%
Lemak Kasar (LK) 2,03%

2.4. Cara Pembudidayaan Rumput Raja dan Rumput Gajah


2.4.1. Cara pembudidayaan Rumput Raja
Penanaman Rumput Raja dapat dilakukan dengan dua cara yaitu stek dan
sobekan. Batang yang digunakan untuk stek sebaiknya yang berumur cukup tua
yaitu yang sudah berumur delapan bulan, panjang stek kira-kira 25-30 cm dan
memiliki dua mata tunas. Bila menggunakan sobekan rumpun, maka dipilih rumput
yang muda yang tingginya 20-25 cm. Penanaman Rumput Raja dengan
menggunakan stek harus diperhatikan yaitu tunas jangan sampai terbalik. Stek
dapat langsung ditancapkan setengahnya ke dalam tanah tegak lurus atau miring
dengan jarak tanamnya 1 x 1 m, untuk penanaman dengan menggunakan sobekan
rumpun, perlu dibuat lubang sedalam 20 cm. Waktu 11 tanam yang baik adalah
pada awal sampai pertengahan musim hujan. Dengan perlakuan yang baik, maka
rumput raja dapat dipanen 8-9 kali setahun dan akan terus berproduksi selama 10
tahun. Produksi hijauan Rumput Raja dua kali lipat dari produksi Rumput Gajah
yaitu mencapai 200-250 ton rumput segar hektar-1 tahun-1. Rumput Raja
mempunyai produksi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Rumput Gajah
yang didukung dengan kandungan zat yang cukup baik yaitu : berat kering 22,40%;
protein kasar 13,50%; serat kasar 34,10. Pertumbuhan Rumput Raja (P. purpureum
x P. thypoides) dapat mengalahkan Rumput Gajah.

2.4.1.1. Tanah

Penggunaan tanah sangat diperlukan dalam campuran media untuk


pembibitan sebagai media serapan hara tanaman, meskipun dalam jumlah yang
sedikit. Tanah merupakan komponen dalam bentuk padatan, udara dan cairan.
Tanah dalam bentuk padatan berupa tanah organik dan anorganik. Tanah dalam
bentuk cairan yaitu pori mikro yang berisi air yang diperlukan oleh tanaman,
sedangkan dalam bentuk gas yaitu pori makro yang diisi udara yang dapat menjaga
aerasi sehingga perakaran dapat tumbuh dengan baik.

2.4.1.2. Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah bahan organik yang telah mengalami dekomposisi


sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat fisik. Kompos adalah pupuk
yang dibuat dari sisa-sisa tanaman atau sisa hasil panen yang dibusukkan pada suatu
tempat, terlindung matahari dan hujan, serta diatur kelembabannya dengan
menyiram air apabila terlalu kering. Manfaat pupuk kandang antara lain:
menggemburkan tanah, menjadi media hidup sejumlah bakteri, mengandung enzim
untuk proses metabolisme tumbuhan dari hasil sekresi bakteri dan dalam jangka
panjang memperbaiki sifat fisik tanah.

Pengomposan merupakan dekomposisi bahan organik secara biologi yang


terjadi karena kegiatan jasad renik yang terkendali. Proses pengomposan harus
terkendali dengan cara menciptakan kondisi ideal sehingga proses pembusukkan
terjadi secara optimum. Proses pengomposan bisa berlangsung apabila bahan-
bahan mentah telah dicampur secara merata, pengomposan dapat dibagi menjadi 2
tahap yaitu : tahap aktif, dan tahap pematangan. Pada tahap awal proses, oksigen
dan senyawasenyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh
mikroba mesofilik, yang mengakibatkan suhu tumpukan kompos akan tinggi dan
pH kompos meningkat. Suhu akan meningkat menjadi 50° – 70° C, dan akan tetap
tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang berperan aktif pada kondisi ini adalah
mikroba termofilik yaitu mikroba yang aktif pada suhu yang tinggi.

Pupuk kandang yang baik adalah pupuk yang telah mengalami pelapukan
yang cukup dengan dicirikan warnanya telah berbeda dengan warna aslinya, tidak
berbau, dan kadar airnya rendah. Kandungan unsur hara seperti N, P, K, Ca, dan
Mg terdapat dalam jumlah yang relatif kecil, tapi masih mengandung unsur yang
tidak dimiliki pupuk anorganik. Unsur tersebut yaitu unsur mikro seperti Fe, Mg,
Cu, serta vitamin sebagai pengatur tumbuh.
2.4.2.3. Urea

Urea merupakan pupuk nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman untuk


merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun.
Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman karena
merupakan penyusun dari semua protein dan asam nukleat, dengan demikian,
nitrogen merupakan penyusun protoplasma secara keseluruhan (Sarief, 1988).
Pengaruh nitrogen dalam pertumbuhan daun tidak hanya pada daun, sebab semakin
tinggi pemberian nitrogen, semakin cepat sintesis karbohidrat yang diubah menjadi
protein dan protoplasma.

Kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, daun menjadi


hijau muda dan jaringan-jaringannya mati. Pupuk urea termasuk pupuk yang
higrokopis (menarik uap air) pada kelembapan 73% sehingga urea mudah larut
dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Jika diberikan ke tanah, pupuk ini akan
mudah berubah menjadi amoniak dan karbondioksida yang mudah menguap. Sifat
lainnya ialah mudah tercuci oleh air sehingga pada lahan kering pupuk nitrogen
akan hilang karena erosi.

2.4.2.4. Pemupukan

Pemupukan ialah usaha yang dilakukan untuk membuat tanah menjadi lebih
subur dan tanaman yang diatas tanah tersebut dapat berproduksi sesuai dengan
harapan kita. Pemupukan bertujuan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman
dan meningkatkan produktivitas tanah. Pemupukan dengan menggunakan pupuk
organik diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan oleh rumput
raja supaya menghasilkan produksi dan kualitas yang optimal. Hal ini disebabkan
pupuk organik mempunyai kandungan hara yang diperlukan oleh tanaman, lebih
lengkap dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Unsur hara yang tersedia
dalam tanah akan menentukan produktivitas tanaman yang ada diatasnya.

Banyaknya pupuk yang dipergunakan tergantung dari : macam tanah,


tanaman yang diusahakan, bentuk usaha tani, dan banyaknya pupuk yang tersedia.
Pemberian pupuk harus tepat karena fungsi pupuk tidak saja mengendalikan tetapi
juga mengimbangi, mendukung dan mengisi bersama unsur lain di dalam tanah.
Untuk meningkatkan efisiensi pupuk kandang harus diperhatikan kehalusan dan
homogenitasnya, selanjutnya jumlah pemberiannya. Pemberian sedikit tetapi
sering, lebih baik daripada pemberian sekaligus dan banyak.

2.4.2.5. Teknik Pengeringan

Pengeringan merupakan salah satu cara dalam teknologi pangan yang


dilakukan dengan cara pengawetan. Pengeringan dapat menghasilkan produk
dengan satu atau lebih produk, tergantung 16 tujuan produk yang diinginkan,
misalnya bentuk fisik (bubuk, pipih atau butiran), warna, rasa, dan strukturnya.
Salah satu tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air bahan sampai
batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat
menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Bahan yang dikeringkan
biasanya mempunyai waktu simpan yang lebih lama. Faktorfaktor yang
mempengaruhi pengeringan ada 2 faktor, yaitu : faktor yang berhubungan dengan
udara pengering (suhu, kelembaban udara) dan faktor yang berhubungan dengan
sifat bahan (ukuran bahan, kadar air awal).

2.4.2. Cara pembudidayaan Rumput Gajah


Rumput gajah dapat dikembang biakan secara vegetatif yaitu setek batang
atau sobekan anakan atau rumpun. Panjang stek yang dianjurkan adalah 25 cm atau
2-3 ruas dan diambil dari tanaman berumur 3-6 bulan. Stek yang baik adalah
tanaman yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Penanaman stek yang terlalu
tua atau terlalu muda akan mengakibatkan pertumbuhan lambat, bahkan tanaman
banyak yang tidak tumbuh. Pemotongan pada bagian pangkal bawah harus miring
dan pada pangkal atas datar. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari penanaman
stek secara terbalik yang akan menghambat pertumbumbuhan. Sedangkan bila
menggunakan sobekkan rumpun maka dipilih rumpun yang muda dan tegap, besar,
sehat dan tinggi. Jarak tanam rumput gajah kurang lebih 60 x 90 cm disesuaikan
dengan tingkat kesuburan tanahnya. Jarak tanam yang digunakan untuk tanaman
rumput gajah adalah 50 cm x 50 cm. Penanaman yang baik adalah pada musim
hujan, dan rumput gajah membutuhkan pemupukan berat untuk mendapatkan
produksi yang tinggi dan responsif terhadap pemberian pupuk nitrogen.

2.4.2.1. Pupuk Organik

Pupuk adalah suatu bahan organik atau anorganik dari alam atau buatan
yang diberikan pada tanaman secara langsung atau tidak langsung untuk menambah
unsur-unsur hara esensial tertentu bagi pertumbuhan tanaman. Berdasarkan
pembuatannya, pupuk dikelompokan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk
alam adalah pupuk yang langsung didapat dari alam misalnya pupuk kandang,
sedangkan pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat di pabrik dengan jenis dan kadar
unsur haranya sengaja ditambahkan dalam pupuk tersebut dalam jumlah yang
tertentu.

Pupuk organik merupakan hasil akhir dari perubahan atau penguraian


bagian-bagian atau sisa-sisa tanaman dan binatang seperti pupuk kandang, pupuk
hijau, kompos dan sebagainya. Menggunakan istilah pupuk kandang bagi semua
kotoran hewan, walaupun pada umumnya masa pupuk yang diberikan ke tanaman
berasal dari ternak. Pupuk kandang sebagai salah satu unsur hara yang dibutuhkan
tanaman seperti nitrogen, fosfor, magnesium, sulfur, dan sejumlah kecil unsur
mikro.

Kandungan unsur hara pada pupuk kandang bervariasi, tergantung dari jenis
ternak, umur dan keadaan hewan, sifat dan jumlah amparan yang digunakan,
macam makanan ternak dan cara mengurus dan menyimpan pupuk sebelum
dipakai. Wiryanta & Bernardinus (2002) cit Khoirul (2012) menuliskan Kandungan
unsur hara pada kotoran ayam jauh lebih tinggi dibandingkan dari kotoran sapi,
pada pupuk kandang ayam kandunganya: N 3,21 %, P2O5 3,21 %, K2O 1,57 %,
Ca 1,57 %, Mg 1,44 %, Mn 250 ppm dan Zn 315 ppm. Sedangkan pada kotoran
sapi N 2,33 %, P2O5 0,61 %, K2O 1,58 %, Ca 1,04 %, Mg 0,33 %, Mn 179 ppm
dan Zn 70,5 ppm. Pupuk alam (organik) seperti kompos dan pupuk kandang
mengandung unsur hara makro utama tapi jumlahnya dibawah 4%. Pada umumnya
fungsi pupuk alam sebagai pupuk tidak begitu besar karna kandungan haranya yang
kecil tetapi pupuk alam ini mempunyai fungsi sebagai soil conditioner yaitu
memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi gembur.

Keuntungan penggunaan pupuk organik selain menambah unsur hara dapat


pula memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, menambah
kemampuan tanah menahan air dan meningkatkan kegiatan biologi tanah. Pupuk
organik juga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara mikro dan tidak
menimbulkan polusi.

2.4.2.2. Pemeliharaan dan Waktu Potong

Untuk memperoleh hasil yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat, rumput
gajah memerlukan pemeliharaan dan pemupukan yang teratur. Untuk itu perlu
dilakukan penyiangan. Penyiangan dilakukan saat tanaman masih muda sekitar
umur 1 bulan dan digemburkan pada setiap tanaman habis dipanen.

Pemotongan pertama dilakukan setelah tanaman berumur lebih kurang 60


hari sebagai potong paksa dengan maksud agar pertumbuhan seragam dan
merangsang jumlah anakan. Pemotongan berikutnya dilakukan setiap 40 hari
kecuali pada waktu musim kemarau waktu potong sebaiknya diperpanjang lebih
kurang 60 hari. Tinggi pemotongan 10 – 15 cm dan permukaan tanah. Hendaknya
hindari permotongan yang terlalu tinggi (lebih dari 15 cm atau telalu pendek kurang
dari 10 cm) diatas permukaan tanah. Pemotongan yang terlalu tinggi menyebabkan
banyak sisa batang yang keras. Demikian juga pemotongan yang terlalu rendah
akan mengurangi mata atau tunas muda yang tumbuh, sehingga dapat menurunkan
reproduksi

2.4.2.3. Pemupukan

Rumput gajah merupakan tanaman yang sangat responsive terhadap


pemupukan berat. Pupuk kandang cukup banyak dibutuhkan. Pupuk ini dibutuhkan
tanaman untuk menambah unsur hara dalam tanah. Pemupukan dilakukan satu atau
dua minggu sebelum penanaman sebesar 10 ton/ha pupuk kandang, dan diberi
tambahan pupuk kimia sepeti Urea, SP-36, dan KCL.
2.4.2.3. Pengolahan Lahan

Pada prinsipnya setiap usaha budidaya tanaman memerlukan pengolahan


tanah yang baik dan benar. Pengolahan tanah yang akan ditanami rumput gajah
sama seperti cara pengolahan tanah bagi pertanian lainnya. Tanah yang akan
ditanami dibajak atau dicangkul terlebih dahulu sebanyak 1 - 2 kali kemudian
digemburkan, kedalaman membajak atau mencangkul antara 20 - 30 cm terutama
pada tanah datar atau sedikit miring. Tanah dibersihkan dari sisa-sisa tanaman
gulma. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan tanaman dari serangan hama
atau penyakit. Pada tanah yang datar perlu dibuatkan selokan atau saluran antara
bedengan. Saluran ini berfungsi sebagai saluran penyiraman dan drainase untuk
menghindari genangan air yang sekaligus merupakan jalan bagi pekerja pada waktu
pemeliharaan atau pemanenan tanaman. Lebar dan dalamnya saluran sekitar 30 x
25 cm, disesuaikan dengan.
BAB III

KESIMPULAN

Jika kita ingin menanam rumput sebagai hijauan pakan sapi, tidak ada
salahnya kalau pilihan kita jatuh pada rumput raja ini. Hal ini karena selain kualitas
nutrisinya yang sedikit lebih baik daripada rumput gajah, produksi hijauannya juga
lebih banyak. Sebagaimana informasi yang ada di atas, kalau ingin rumput raja yang
dipanen kualitas nutrisinya tinggi, sebaiknya dipanen pada usia yang lebih muda.
Akan tetapi konsekuensinya jumlah produksi hijauannya lebih sedikit. Sebaliknya,
kalau ingin mendapatkan jumlah hijauan yang lebih banyak, panenlah rumput raja
di usia tua. Tapi kandungan proteinnya menurun dan serat kasarnya menjadi lebih
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Suyitman .2014. Produktivitas Rumput Raja (Pennisetum purpupoides) pada


Pemotongan Pertama Menggunakan Beberapa Sistem Pertanian . Fakultas
Peternakan Universitas Andalas . Jurnal Peternakan Indonesia, Juni 2014.
Kushartono, Bambang. 1997. Teknik Penanaman Rumput Raja (King grass)
Berdasarkan Prinsip Penanaman Tebu. Balai Penelitian Ternak Ciawi,
Bogor. Lokakarya Fungsional Non Peneliti.
Mohammad Aldi Khusnul Khuluq. 2016. Kandungan Nutrisi dan Energi Rumput
Raja (Pennisetum purpureum x Pennisetum thypoides) Pada Umur Panen
yang Berbeda. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultar
Peternakan IPB Bogor.
Hidayat, Nur. 2014. Karakteristik dan Kualitas Silase Rumput Raja Menggunakan
Berbagai Sumber dan Tingkat Penambahan Karbohidrat Fermentable.
Fakultas Peternakan Universitar Jenderal Sudirman, Purwokerto. Agripet
Vol 14. No. 1.
Nasriya, Ronny A.V. Tuturoong*, Ch. L. Kaunang, S.S. Malalantang, MM
Tindangan. 2016. Pengaruh Pemberian Rumput Raja (Pennisetum
purpupoides) dan Tebon Jagung Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan
Bahan Organik Pada Spai PO Pedet Jantan. Fakultas Peternakan
Universitas Sam Ratulangi, Manado. Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol.
36 No. 2 : 387 – 394
Heryanto, K. Maaruf, S.S. Malalantang, M.R. Waani. Pengaruh Pemberian
Rumput Raja (Pennisetum purpupoides) dan Tebon Jagung Terhadap
Performans Sapi Peranakan Ongole (PO) Betina. Fakultas Peternakan
Universitas Sam Ratulangi , Manado. Jurnal Zootek (“Zootek” Journal )
Vol. 36 No. 1 : 123-130 (Januari 2016).

Anda mungkin juga menyukai