Anda di halaman 1dari 3

4.2.2.

Bungkil Kedelai Asli dan Bungkil Kedelai Palsu

Hasil dari praktikum diperoleh bahwa Bungkil Kedelai asli berwarna

coklat tua dengan tekstur yang agak kasar dan terdapat butir-butir kecil,

sedangkan bekatul palsu berwarna coklat muda dan dengan tekstur yang lebih

halus. Hal ini sesuai dengan pendapat Pujiati (2010) bahwa bungkil kedelai

merupakan hasil sisa dari pembuatan minyak kedelai, bungkil kedelai dengan

kualitas yang baik masih terdapat butir-butir kecil pecahan kedelai dengan tekstur

yang kasar. Uji genggam pada bungkil kedelai menghasilkan bahwa bungkil

kedelai asli akan menggumpal sedangkan bungkil kedelai palsu akan ambyar

ketika dilakukan pengujian genggam karena pastikel-partikel pada bungkil kedelai

palsu tidak sama. Uji apung pada bungkil kedelai diperoleh bahwa bungkil kedelai

asli akan mengapung dikarenakan bungkil kedelai merupakan hasil samping

pembutan minyak kedelai sehingga berat jenis bungkil lebih kecil dibanding

dengan air sedangkan bungkil kedelai palsu akan tenggelam karena terdapat

kontaminan dari bahan lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Zakariah (2012)

bahwa bungkil kedelai dengan kualitas yang baik ditandai dengan mengapungnya

butir-butir kecil kedelai yang telah di ekstrak minyaknya.

Pengujian berat jenis bungkil kedelai berfungsi untuk menguji kualitas

dan dapat meminimalkan pemalsuan bahan pakan. Uji berat jenis bungkil kedelai

asli sebesar 0,70232 gr/ml sedangkan bungkil kedelai palsu sebesar 0,53475

gram/ml. Menurut Zakariah (2012) bahwa berat jenis bungkil kedelai dengan

kualitas yang baik sebesar 0,680 gr/ml. Uji berat jenis bungkil kedelai asli yang

dilakukan tergolong normal sedangkan pada pengujian bungkil kedelai palsu nilai
berat jenis dibawah nilai normal. Rendahnya berat jenis bungkil kedelai palsu

menandakan bahwa nilai kerapatan bungkil kedelai palsu rendah. Nilai kerapatan

bungkil kedelai palsu berpengaruh terhadap daya campur dan pencampuran

pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Yatno (2011) bahwa semakin tinggi berat

jenis maka semakin tinggi pula nilai kerapatan suatu bahan pakan yang

menandakan bahwa tidak terkontaminan bahan-bahan yang lain.


DAFTAR PUSTAKA

Pujiati, A. 2010. Pengaruh menir kedelai, tepung ikan dan bungkil kelapa sawit

terproteksi terhadap kecernaan bahan kering, bahan organik dan protein

kasar ransum sapi PO berfistula. Universitas Sebelas Maret, Surakarta

(Skripsi Sarjana Peternakan)

Zakariah, M. A. 2012. Uji kontrol kualitas bahan pakan di Indonesia. Fakultas

Peternakan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (Skripsi Sarjana

Peternakan)

Yatno. 2011. Fraksinasi dan sifat fisiko-kinia bungkil inti sawit. Jurnal Agrinak 1

(1) : 11 – 16

Anda mungkin juga menyukai