PENGUJIAN KUALITAS
BAHAN PAKAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
berikut :
Subalan menyengat
kedelai
Palsu kayu
kekuningan
Keterangan : Data Primer Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2019.
Hasil pengamatan uji organoleptik bahwa pada bekatul asli memiliki tekstur
halus dan berwarna krem. Menurut Sarbini et al. (2009) bahwa bekatul memiliki
tekstur yang halus, warna coklat muda dan bau khas seperti beras. Uji organoleptik
pada bekatul palsu hampir sama dengan organoleptik bekatul asli hanya terdapat
perbedaan warna yang disebabkan adanya campuran sekam pada bahan pakan
bahwa adanya campuran sekam pada bekatul yang merubah warna bahan pakan
Hasil pengamatan uji organoleptik bahwa pada tepung ikan asli memiliki
warna coklat cerah dan memiliki bau yang amis. Menurut Kurniasari (2018) bahwa
ikan yang diolah menjadi tepung ikan akan berubah warna menjadi coklat hal ini
dikarenakan terdapat proses pemanasan. Selain itu pada tepung ikan subalan hampir
sama dengan organoleptik tepung ikan asli hanya terdapat perbedaan warna yang
disebabkan, adanya campuran batu bata yang halus mengakibatkan warna menjadi
lebih merah. Menurut Rasyaf (2008) bahwa adanya campuran batu bata pada
tekstur kasar dengan warna coklat muda dan memiliki bau khas bungkil kedelai.
Menurut Sari (2016) bahwa bungkil kedelai memiliki tekstur butiran kasar dan
warna kecoklatan. Bungkil kedelai palsu hampir sama dengan organoleptik bekatul
asli hanya terdapat perbedaan kandungan nutrisi yang disebabkan adanya campuran
suatu bahan pakan akan mengurangi kualitas protein yang terkandung di dalamnya.
organoleptik tekstur kasar, warna kuning kemerahan dan bau khas jagung. Menurut
Tanur (2009) bahwa jagung memiliki tekstur yang keras dan kasar serta aroma khas
jagung. Subalan pada tepung jagung hampir sama dengan organoleptik tepung
jagung asli hanya terdapat perbedaan warna yang disebabkan adanya penambahan
bekatul yang mengakibatkan perubahan warna dan tekstur menjadi warna krem.
Menurut Ma’rifat (2014) bahwa adanya campuran bekatul dalam tepung jagung
yang mengakibatkan perubahan warna menjadi lebih krem dan tekstur yang agak
kasar.
Keterangan : Data Primer Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2019.
Hasil pengamatan uji daya apung bahwa pada bekatul asli bahan yang
mengapung adalah sebagian bekatul asli dan terdapat butiran beras yang tenggelam
sedangkan pada bekatul palsu terdapat sekam yang mengapung dipermukaan air.
Menurut Hartadi et al. (1980) bahwa uji daya apung pada bahan pakan bekatul asli
tenggelam tetapi bekatul palsu ada yang mengapung berupa sekam. Penyebab
bekatul tenggelam yaitu karena mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada
air. Menurut Puspitarini (2012) bahwa bekatul memiliki berat jenis yang besar
Hasil pengamatan uji apung bahwa pada bahan pakan tepung ikan asli yang
mengapung adalah tepung daging ikan dan yang tenggelam adalah tulang ikan
sedangkan pada bahan pakan tepung ikan palsu yang mengapung adalah tepung
daging dan yang tenggelam adalah tulang ikan dan batu bata. Menurut Ridla (2014)
bahwa tepung ikan yang asli bila diuji apung maka tulang ikan akan tenggelam pada
dasar wadah. Mengapung atau tenggelamnya suatu bahan pakan dipengaruhi berat
jenis dari bahan pakan. Menurut Puspitarini (2012) bahwa berat jenis akan
apungnya di air.
Hasil pengamatan uji apung bahwa pada bahan pakan bungkil kedelai asli
yang mengapung adalah kulit ari dan yang tenggelam adalah bungkil kedelai,
sedangkan pada bahan pakan bungkil kedelai palsu yang mengapung adalah serbuk
kayu dan yang tenggelam adalah bungkil kedelai. Menurut Ridla (2014) bahwa
pada uji apung bungkil kedelai asli maka yang tenggelam adalah bungkil kedelai,
sedangkan yang mengapung adalah kulit ari. Serbuk kayu digunakan sebagai bahan
subalan karena mengandung selulosa dan lignin. Menurut Otay et al. (2014) bahwa
serbuk kayu dari limbah industri kayu yang digunakan campuran sebagai bahan
pakan dengan kandungan nutrisi berupa selulosa, lignin, pentosan air dan abu.
Hasil pengamatan uji apung bahwa pada bahan pakan jagung asli yang
mengapung adalah kulit ari jagung dan yang tenggelam adalah biji jagung,
sedangkan pada bahan pakan jagung palsu bahan yang mengapung adalah bekatul
dan yang tenggelam adalah biji jagung. Menurut pendapat Aini et al. (2009) bahwa
pada pengujian apung bahan pakan jagung maka yang tenggelam adalah biji jagung,
sedangkan kulit ari atau tumpi akan mengapung. Kulit ari mengapung dipermukaan
air karena memiliki berat jenis yang lebih kecil daripada air.
Menurut Zakariah dan Aksari (2012) bahwa bahan pakan yang mengapung artinya
Keterangan : Data Primer Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2019.
Hasil pengamatan uji daya genggam bahwa pada bahan pakan bekatul
diperoleh hasil pada bekatul asli menggumpal dan bekatul palsu ambyar. Bekatul
yang asli memiliki tekstur yang menggumpal karena tanpa adanya campuran
sekam. Menurut dari Setiawan (2010) bahwa kualitas bekatul yang baik ditandai
dengan apabila dilakukan uji genggam pada bekatul maka akan menggumpal,
kualitas bekatul yang kurang baik ditandai adanya sekam pada bekatul menyebakan
bakatul tidak menggumpal pada saat digenggam. Bahan pakan bekatul yang baik
Mufarrihah (2009) bahwa bekatul dengan kualitas yang baik yaitu setelah
Hasil pengamatan uji genggam pada bahan pakan tepung ikan diperoleh hasil
bahwa pada tepung ikan asli akan menggumpal dan tepung ikan subalan akan
ambyar. Tepung ikan yang dicampur dengan batu bata akan mengakibatkan kualitas
tepung ikan menjadi kurang baik. Menurut dari Wahyu et al. (2016) bahwa tepung
ikan subalan memiliki kualitas yang kurang baik dan apabila digenggam akan
ambyar karena memiliki kerapatan yang rendah akibat penambahan urea. Bahan
pakan tepung ikan yang baik memiliki tekstur yang menggumpal. Menurut
Irene (2019) bahwa tepung ikan memiliki tekstur yang menggumpal ketika
digenggam.
Hasil pengamatan uji genggam bahan pakan bungkil kedelai asli dan
bungkil kedelai palsu pada praktikum diperoleh hasil bahwa bungkil kedelai asli
dan bungkil kedelai palsu keduanya ambyar saat dilakukan uji genggam. Menurut
Sari (2016) bahwa bungkil kedelai yang berkualitas baik mempunyai ciri-ciri fisik
yaitu lebih padat. Bungkil kedelai yang berkualitas baik tidak mempunyai
menurunnya kualitas bahan pakan adalah salah satunya karena bahan pakan
Hasil pengamatan uji genggam bahan pakan jagung pada praktikum diperoleh
hasil bahwa jagung asli ambyar dan jagung subalan menggumpal. Jagung palsu
Menurut Tsaniyah dan Hermawan (2015) bahwa jagung yang tercampur dengan
subalan akan menurunkan kualitas nutrisi dari bahan baku pakan. Bahan pakan
Aini et al. (2016) bahwa jagung yang telah digiling memiliki tekstur ambyar hal
Keterangan : Data Primer Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2019.
Hasil pengamatan uji berat jenis bahan pakan bekatul asli didapatkan hasil
bahwa bekatul asli mempunyai nilai berat jenis 0,62 g/ml hasil ini lebih tinggi dari
penelitian Zakaria dan Aksari (2012) bahwa berat jenis bahan pakan bekatul
berkisar dari 0,35 sampai 0,40 g/ml. Berat jenis bekatul palsu 0,59 g/ml, hasil yang
diperoleh lebih rendah dari berat jenis bekatul asli karena dipengaruhi oleh adanya
penambahan bahan subalan pada bahan pakan dapat mempengaruhi berat jenis
Hasil pengamatan uji berat jenis bahan pakan tepung ikan asli didapatkan
hasil bahwa tepung ikan asli mempunyai nilai berat jenis 0,81 g/ml. Hasil ini lebih
tinggi dari hasil penelitian Sahu et al. (2017) bahwa berat jenis tepung ikan asli
yaitu 0,24 g/ml. Berat jenis tepung ikan palsu 0,84 g/ml, hasil yang diperoleh lebih
tinggi dari berat jenis tepung ikan asli karena adanya bahan pakan campuran atau
subalan dalam bahan pakan tersebut. Menurut Suparjo et al. (2011) bahwa berat
jenis bahan pakan dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan lain seperti bahan
subalan.
Hasil pengamatan uji berat jenis bahan pakan bungkil kedelai asli
mempunyai nilai berat jenis 1,08 g/ml, hasil yang didapat lebih tinggi dari hasil
penelitian Tillman et al. (1998) bahwa berat jenis bungkil kedelai asli berkisar dari
0,594 sampai 0,610 g/ml. Berat jenis bungkil kedelai palsu 0,86 g/ml, hasil yang
diperoleh lebih rendah dari berat jenis bungkil kedelai asli dikarenakan adanya
bahan lain yang ditambahkan sebaagai bahan subalan dengan berat jenis lebih
rendah dari bungkil kedelai. Menurut Suparjo et al. (2011) bahwa berat jenis bahan
pakan dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan lain seperti bahan subalan.
Hasil pengamatan uji berat jenis bahan pakan jagung asli mempunyai nilai
berat jenis 0,94 g/ml lebih tinggi dari hasil penelitian Tillman et al. (1998) bahwa
berat jenis jagung asli sebesar 0,62 g/ml. Berat jenis jagung palsu 0,86 g/ml lebih
rendah dariberat jenis jagung asli dikarenakan adanya penambahan bahan lain
dengan berat jenis lebih rendah yang menggantikan sebagian bahan pakan jagung
asli. Menurut Pasaribu et al. (2013) bahwa bahan subalan pada bahan pakan dapat
pakan yang asli dan palsu menggunakan uji organoleptik, uji genggam, uji
kontaminan dan uji berat jenis. Bahan pakan yang menggumpal saat dilakukan uji
genggam yaitu bekatul asli dan tepung ikan asli, sedangkan bahan pakan yang
ambyar yaitu bekatul palsu, tepung ikan subalan, bungkil kedelai asli, bungkil
Aini, N., G. Wijonarko dan B, Sustriawan. 2016. Sifat fisik, kimia, dan fungsional
tepung jagung yang diproses melalui fermentasi. J. Agritech 36(2): 160 ̶ 169.
Hartadi, H., Reksohadiprajo dan Tillman. 1980. Tabel Komposisi Pakan untuk
Indonesia. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Puspitarini, R. 2012. Kandungan Serat, Lemak, Sifat Fisik dan Tingkat Penerimaan
Es Krim dengan Penambahan berbagai Jenis Bekatul Beras dan Ketan.
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi).
Sahu, B. B., Das, K. C., Barik, N. K., Paikaray, A., Agnibesh, A., Mohapatra, S.,
and Jayasankar, P. 2017. Development of Fish Hydrolysate (Bind-Add+)
incorporated extruded pellets and its performance in Tilapia (Oreochromis
niloticus) feeding trial. J. Research and Science 4(1): 119 ̶ 125.
Sarbini, D., S. Rahmawaty dan P. Kurnia. 2009. Uji fisik, organoleptik, dan
kandungan zat gizi biskuit tempe-bekatul dengan fortifikasi fe dan zn untuk
anak kurang gizi. J. Penelitian Sains dan Teknologi 10(1): 18 ̶ 26.
Sari, W. 2016. Sifat Fisik Bungkil Kedelai sebagai Pakan Ternak dari Berbagai
Ukuran Partikel. Fakultas Peternakan. Universitas Hassanudin, Makassar.
(Skripsi).
Setiawan, A. 2010. Kandungan Serat Kasar dan Protein Kasar Bekatul yang
Difermentasi Achidothermus cellulolyticus dan Aspergillus terreus dari
Cairan Rumen Sapi. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga,
Surabaya. (Skripsi)
Tsaniyah, L., dan H, Hermawan. 2015. Pengendalian Proses Produksi Bahan Pakan
Bungkil Sawit dalam Perspektif Keamanan Pangan. J. Operations Excellence
7(2): 121 ̶ 131.
Wahyu, T. Handoyo dan L. Assadad. 2016. Karakterisasi Proses dan Kualitas
Tepung Ikan Di Beberapa Pengolahan Skala Kecil. Seminar Nasional Hasil
Penelitian Peternakan dan Pertanian. Yogyakarta 13 Agustus 2016. Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada. Hal. 197 ̶ 205.
Zakariah dan M. Aksari. 2012. Uji Kontrol Kualitas Bahan Pakan di Indonesia.
Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.