Anda di halaman 1dari 2

4.2.1.

Bekatul Asli dan Palsu

Hasil dari praktikum diperoleh bahwa Bekatul asli berwarna coklat lebih

muda dengan tekstur yang halus, sedangkan bekatul palsu berwarna coklat tua dan

dengan tekstur yang agak kasar. Susanti dan Marhainiyanto (2007) bahwa bekatul

merupakan hasil samping dari pengolahan padi yang memiliki tekstur halus dan

berwarna coklat muda. Uji genggam pada bekatul menghasilkan bahwa bekatul

asli akan menggumpal sedangkan bekatu palsu akan ambyar ketika dilakukan

pengujian genggam karena pastikel-partikel pada bekatul palsu tidak sama. Uji

apung pada bekatul diperoleh bahwa bekatul asli akan lebih banyak tenggelam

karena terdapat bulir-bulit beras sedangkan bekatul palsu akan megapung karena

terdapat campuran sekam yang banyak. Hal ini sesuai dengan Swastika (2009)

bahwa bekatul dengan kualitas yang baik akan mengandung bulir-bulir padi lebih

banyak dibandingkan dengan kandungan sekam pada bekatul.

Pengujian berat jenis pada bekatul berfungsi untuk menguji kualitas dari

bekatul. Pengujian berat jenis dilakukan dengan mengukur volume dengan berat

dari bekatul. Uji berat jenis pada bekatul asli sebesar 0,38324 gr/ml sedangkan

bekatul palsu sebesar 0,36621 gram/ml. Menurut Zakariah (2012) bahwa berat

jenis bekatul dengan kualitas yang baik adalah 0,546 gr/ml. Berat jenis bekatul

palsu lebih rendah dibanding dengan bekatul palsu disebabkan karena ukuran

partikel pada bekatul palsu telah terjadi penyimpanan dan penambahan sekam

pada bekatul palsu. Hal ini sesuai dengan pendapat Agus (2007) bahwa berat jenis
yang menurun nilai berat jenis dikarenakan penyimpanan dan terdapat kontaminan

bahan lain yang dapat menurunkan kualitas bekatul.

DAFTAR ISI

Agus, A. 2007. Panduan Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Fakultas Peternakan,

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (Skripsi Sarjana Peternakan).

Zakariah, M. A. 2012. Uji kontrol kualitas bahan pakan di Indonesia. Fakultas

Peternakan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (Skripsi Sarjana

Peternakan)

Swastika, N. D. 2009. Stabilisasi Tepung Bekatul Melalui Metode Pengukusan

Dan Pengeringan RAK serta Pendugaan Umur Simpannya. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Susanti, S. dan E. Marhaeniyanto. 2007. Kecernaan, retensi nitrogen dan

hubungannya dengan produksi susu pada sapi peranakan Friesian Holstein

(PFH) yang diberi pkan pollard dan bekatul. Jurnal Protein 15 (2) : 141 -

147

Anda mungkin juga menyukai