Disusun oleh :
Kelompok XXIII
Angesti Budi Utami
Adnan Prasetyo
Arina Andayani Hidaya
Rendy Fandika Putra
Nur Azmi Hidayati
PT/06491
PT/06506
PT/06510
PT/06606
PT/06471
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum Nutrisi Pakan Ternak disusun guna melengkapi
syarat dalam menempuh mata kuliah Nutrisi Pakan Ternak di Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh Asisten Laboratorium
Ilmu Makanan Ternak pada tanggal
Mei 2016.
Yogyakarta,
Mei 2016
Asisten Pendamping
Dananto Ramadhan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
sehingga atas limpahan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan
laporan Nutrisi Pakan Ternak. Penyusun mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan
ini, di antaranya :
1. Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., selaku dekan Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
2. Prof. Dr. Ir. Kustantinah, DEA., Prof. Dr. Ir. Zuprizal, DEA., Nanung
Danar Dono, S.Pt., MP., Ph.D., dan R. Edwin Indarto, S.Pt., MP.
Selaku dosen pengampu matakuliah Nutrisi Pakan Ternak Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
3. Laboran Laboratorium Ilmu Makanan Ternak,
4. Pihak-pihak yang telah membantu dan tidak dapat kami sebutkan
satu-persatu.
Penyusun menyadaru bahwa laporan ini masih banyak kekurangan,
untuk itu segala kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan. Kritik
dan saran tersebut kiranya dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas
dan kuantitas penyusun dimasa yang akan datang.
Semoga dengan tersusunnya laporan Nutrisi Pakan Ternak ini
dapat memberi sumbangsih yang bermanfaat bagi kita semua khususnya
bagi mahasiswa peternakan Universitas Gadjah Mada dalam memperkaya
khasanah budaya serta ilmu yang dimiliki.
Yogyakarta,
Mei 2016
Peyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................iv
DAFTAR TABEL.....................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................3
Nutrisi Pakan Ternak.....................................................................10
Bahan Pakan.................................................................................10
Jagung..................................................................................10
Bekatul..................................................................................11
Pollard...................................................................................12
Bungkil Kedelai.....................................................................12
Bungkil Kelapa......................................................................12
Tepung Ikan..........................................................................13
Minyak Sawit.........................................................................13
Premix Unggas.....................................................................13
Ransum dan Ransum Seimbang..................................................13
Kebutuhan Nutrien Itik Petelur......................................................14
Metode Penyusunan Ransum.......................................................15
BAB
III.
MATERI
DAN
METODE
...............................................................................................................
16
Materi.............................................................................................16
Metode Penyusunan Ransum Unggas.................................16
Metode Pencampura pakan dan sampling sampel..................
Penetapan Kadar Bahan Kering...............................................
Penetapan Kadar Protein Kasar...............................................
iv
Metode...............................................................................................
Metode Penyusunan Ransum Unggas.....................................
Metode Pencampuran pakan dan sampling sampel................
Penetapan Kadar Bahan Kering...............................................
Penetapan Kadar Protein Kasar
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................
Klasifikasi Bahan Pakan....................................................................
Kebutuhan Nutrien Ternak.................................................................
Penyusunan dan Pencampuran Ransum.........................................
Hasil Analisis Kandungan Nutrien Ransum.......................................
Penetapan Kadar Bahan Kering...............................................
Penetapan Kadar Protein Kasar...............................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................
Kesimpulan........................................................................................
Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
LAMPIRAN................................................................................................
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Makhluk
hidup
membutuhkan
makanan
(pakan)
untuk
nutrien.
Asupan
nutrien
yang
kurang
menyebabkan
seimbang
dan
dapat
dicerba
atau
diserap
oleh
unggas.
sebab
komposisi
ransum
yang
baik
mempengaruhi
bagi seekor ternak yaitu menentukan jenis atau macam bahan pakan yang
akan digunakan dalam menyusun ransum, mengetahui kandungan nutrien
masing-masing bahan pakan, mengetahui kebutuhan dari ternak yang
bersangkutan, dan mengetahui harga bahan pakan per kg. Perubahan
nilai nutrisi bahan bahan makanan disebabkan terutama oleh pengolahan
dan penyimpanan.
Kebutuhan pakan ternak harus disesuaikan dengan kondisi ternak,
karena apabila tidak disesuaikan, produktivitas dari ternak tersebut akan
berkurang. Penyusunan ransum seimbang diperlukan pertimbangan
beberapa faktor diantaranya faktor gizi dan biaya. Protein adalah nutrien
yang mahal dibandingkan dengan nutrien lainnya. Ransum seimbang
digunakan untuk menghitung dan menghemat pemberian nutrien mahal
yang berlebihan seperti protein. Nurcholis et al. (2009) menyatakan faktor
yang dapat mempengaruhi konsumsi ransum dan kebutuhan protein pada
ayam petelur, diantaranya faktor tersebut adalah besar dan bangsa, suhu
lingkungan, fase produksi, sistem perkandangan (sistem battery atau
litter), ruang tempat makan per ekor, dipotong tidaknya paruh, kepadatan
ayam, tersediannya air minum, kesehatan dan kandungan energi dalam
ransum.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nutrisi Pakan Ternak
Sinurat (1999) menyatakan bahwa pakan merupakan salah satu
faktor penentu utama yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha
peternakan. Kandungan gizi suatu bahan sangat diperlukan dalam
membuat formula pakan, sesuai dengan kebutuhan ternak. Informasi yang
dibutuhkan paling utama di bahan pakan ayam adalah bahan kering,
protein kasar, serat kasar dan energi (energi metabolis). Informasi
mengenai kandungan kalsium (Ca) dan fosfor (P) sangat bermanfaat dan
juga kandungan asam amino bahan pakan sumber protein (bila
memungkinkan), sehingga perlu dilakukan analisa di laboratorium. Hasil
analisa kandungan gizi berbagai bahan pakan sudah banyak dilaporkan.
Perbedaan kandungan gizi bisa terjadi karena perbedaan wilayah
produksi, ada tidaknya pemalsuan, lama dan kondisi penyimpanan serta
proses untuk menghasilkan bahan tersebut.
Bahan Pakan
Bahan pakan merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai
pakan ternak. Bahan pakan harus memenuhi persyaratan yaitu disukai
ternak, bermanfaat bagi yang memakannya, dapat dicerna sebagian atau
seluruhnya serta tidak menimbulkan efek toksik. Bahan pakan dapat
bersumber dari tanaman maupun hewan. Bahan pakan yang berasal dari
tanaman misalnya hijuan, hay dan jerami kering. Bahan pakan yang
berasal dari hewan misalnya tepung tulang, tepung ikan dan tepung bulu
(Agus, 2007).
Jagung. Kebutuhan pakan terhadap biji jagung per tahun sekitar
10,87% (Sadjadi, 1995). Kamal (1998) menyatakan bahwa biji jagung
biasa digunakan untuk tiga tujuan utama yakni sebagai bahan makanan
11
12
13
serat kasar yang tinggi dan kandungan aflatoksin yang cukup tinggi
(terutama di daerah yang beriklim tropis basah). Penggunaan bungkil
kelapa hingga 40% dalam ransum ayam broiler atau petelur dapat
dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan asam amino dalam
ransum. Batas penggunaan bungkil kelapa dalam ransum ayam adalah
20%, meskipun ada yang melaporkan pemberian hingga 40% dengan
hasil yang cukup baik pada ayam petelur.
Tepung ikan. Sitompul (2004) menyatakan bahwa tepung ikan
selain berfungsi sebagai sumber protein, tepung ikan juga dapat
digunakan sebagai sumber kalsium. Tepung ikan ynag baik mempunyai
kandungan protein kasar 56 sampai 68%, air 5,5 samapi 8,5%. Serta
garam 0,5 sampai 3% (Boniran, 1999). Kandungan protein atau asam
amino tepung ikan dipengaruhi oleh bahan ikan yang digunakan serta
proses pembuatannya. Pemanasan yang berlebihan akan menghasilkan
tepung ikan yang berwarna cokelat dan kadar protein atau asam
aminonya cenderung menurun atau menjadi rusak.
Minyak sawit. Utomo dan Widjaja (2004) menyatakan bahwa
limbah kelapa sawit berupa solid berpotensi sebagai sumber nutrisi untuk
ternak karena mengandung protein kasar 12,63% dan energi 154 kal/100
g, ketersediaannya melimpah, berkelanjutan, dan tidak bersaing dengan
kebutuhan manusia. Pemanfaatan solid sebagai pakan tambahan
dipengaruhi
oleh
sistem
produksi,
dan
menguntungkan
pada
14
yang
15
16
BAB III
MATERI DAN METODE
Materi
Alat. Alat yang digunakan untuk praktikum meliputi gelas timbang
(Vochdoos), desikator, tang penjepit, oven pengering (105 0C sampai
1100C), timbangan analitik, tampah, labu Kjeldahl 650 mL, labu
erlenmeyer 650 mL dan 300 mL, gelas ukur 100 mL, buret, corong, pipet
volume 25/50 mL, laptop, alat destruksi dan destilasi.
Bahan. Bahan yang digunakan untuk praktikum meliputi asam
sulfat pekat, CuSO4, K2SO4, kjeltab, NaOH 50%, HCl 0,1 N, H 3BO3 0,1 N,
indikator mix, Zn Logam, Jagung, Pollard, Bekatul, MBM (Meat Bone
Meal), Minyak, Premix, dan SBM (Soy Bean Meal).
Metode
Metode Penyusunan Ransum Unggas
Penyusunan ransum unggas menggunakan metode Trial and Error
Method. Bahan pakan disiapkan. Kandungan nutrien bahan pakan dicari
menurut metode NRC dan dimasukkan ke dalam template Microsoft Excel
ransum unggas yang diberikan oleh asisten. Proporsi kemudian
dimasukkan sesuai dengan kebutuhan nutrien dan harga. Bahan pakan
kemudian ditimbang sesuai dengan proporsi yang telah ditentukan.
Metode Pencampuran Pakan
Bahan pakan dicampur dengan urutan SBM dicampur dengan
minyak, kemudian bekatul dicampur dengan premix, kemudian jagung
dicampur dengan pollard dan MBM, kemudian semua campuran bahan
pakan dicampur ke dalam tampah. Bahan pakan yang sudah dicampur
kemudian diambil sampel dengan metode Cone and Quartening. Metode
Cone and Quartening digunakan dengan membentuk bahan pakan
dengan bentuk kerucut kemudian diratakan dan dibagi menjadi empat
17
18
Keterangan :
X = Jumlah titrasi sampel (ml)
Y = Jumlah titrasi blanko (ml)
Z = Bobot sampel (gram)
N = Normalitas HCl
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Klasifikasi Bahan Pakan
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang diberikan kepada ternak,
baik berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian atau
seluruhnya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak yang
mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral-mineral esensial
(Trihartanti, 2005). Berdasarkan sifat fisik dan kimia yang spesifik menurut
kegunannya, bahan pakan dibagi menjadi delapan kelas, yaitu hijauan
dan jerami kering, hijauan segar, silase, sumber energy, sumber protein,
sumber mineral, sumber vitamin, dan aditif pakan (Utomo et al., 2008).
Bahan pakan yang digunakan dalam praktikum ini terdiri atas 7 bahan
pakan yaitu jagung, pollard, bekatul, bungkil kedelai, meat bone meal
(MBM), minyak sawit, dan premix. Klasifikasi bahan tersebut sangat
diperlukan dalam menyusun ransum.
Jagung. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diketahui
bahwa kandungan nutrien yang dimiliki jagung menurut tabel NRC yaitu
BK 89%, PK 8,5%, ME 3.350 Kcal/kg, Ca 0,02%, P 0,28%, methionin
0,18%, dan Lysin 0,26%. Jagung dalam klasifikasi pakan masuk ke dalam
kelas 4 yaitu sumber energi, sebab jagung memiliki kandungan energi
metabolis yang tinggi dan kandungan protein dibawah 20%. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Agus (2008) yang menyatakan bahwa jagung atau
Zea mays merupakan bahan pakan sumber energi yang paling banyak
digunakan dalam industri pakan ternak. Jagung mempunyai kandungan
protein rendah dan beragam dari 8 sampai 13%, tetapi kandungan serat
kasarnya rendah (3,2%) dan kandungan energi metabolismenya tinggi
(3130 kcal/kg). Oleh karena itu, jagung merupakan sumber energi yang
baik.
20
penggunaan
pollard
dalam
ransum
adalah
tingginya
21
22
23
mengurangi
pakan
berdebu,
serta
memperbaiki
warna,
24
sapi
dara.
Defisiensi
mineral
utama
yang
kecil
mampu
kebutuhan
zat-zat
makanan
yang
diperlukan
untuk
pertumbuhan dan produksi. Penyusunan ransum perlu dipersiapkan halhal sebagai berikut: 1) tabel kebutuhan zat-zat makanan, 2) tabel
komposisi zat-zat makanan bahan pakan, 3) bahan pakan yang tersedia,
4) tabel harga bahan pakan yang tersedia (Supijatna et al., 2005).
Secara garis besar, ada 5 macam cara penyusunan ransum, yaitu
trial and error method atau metode coba-coba, pearsons square method,
exact method, simultaneous equation method,dan linier programming
method. Masing-masing metode tersebut mempunyai keistimewaan
sendiri-sendiri. Oleh karena itu, metode mana yang akan digunakan
adalah sesuai dengan kepentingannya (Agus, 2008).Sistem Trial and error
merupakan sistem yang paling sederhana. Aplikasinya hanya mencobacoba mencampurkan beberapa bahan makanan tanpa pertimbangan yang
masak. Cara ini umumnya dilakukan oleh peternak yang belum
mempunyai latar belakang ilmu makanan ternak yang memadai. Sistem
square method atau metode segi empat merupakan sistem pencampuran
pakan dengan memakai metode matematika secara sederhana. Sistem ini
mencoba mengurangkan dan menambahkan komposisi zat-zat makanan
(Widodo, 2002). Exact method lebih praktis digunakan dalam menyusun
ransum ternak ruminansia, walaupun dapat pula digunakan untuk ternak
non ruminansia.Simultaneous equation method disebut pula dengan
26
persamaan aljabar atau persamaan XY karena ada dua hal yang belum
diketahui atau yang akan dicari, misalnya PJ dan ME. Selain itu pakan
yang digunakan lebih dari dua macam. Linier programming method
merupakan cara yang paling modern dalam pengolahan pakan. Banyak
digunakan di feedmill beasar baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Dengan program ini, produsen pakan akan mempunyai kesempatan untuk
memilih bahan pakan yang tersedia (Agus, 2008). Cara mengetahui
komposisi susunan kimia dan kegunaan suatu bahan pakan dilakukan
analisis kimia yang disebut analisis proksimat. Cara ini dikembangkan
oleh Wende experiment station di Jerman oleh Hennberg dan Stokman
pada tahun 1865, dengan menggolongkan komponen makanan (Utomo
dan Soejono, 1999).
Hasil Analisis Kandungan Nutrien Ransum
Penetapan kadar bahan kering
Air yang terkandung dalam suatu bahan pakan akan menguap
seluruhnya apabila bahan tersebut dipanaskan selama beberapa waktu
pada suhu 105 sampai 110C dengan tekanan udara bebas. Bahan yang
tertinggal dari pemanasan tersebut disebut bahan kering. Bahan kering
dalam suatu bahan pakan dapat digunakan untuk menentukan nilai
nutrien yang terkandung dalam bahan tersebut, sehingga pemberian
pakan dalam keadaan segar dapat ditentukan (Kamal, 1994). Berbagai
percobaan yang telah dilakukan oleh para peneliti, terdapat beberapa
tabel kandungan bahan kering yang telah dipatenkan, seperti tabel NRC
dan Hari Hartadi. Berikut merupakan tabel persentase kesalahan bahan
kering hasil analisis terhadap tetapan bahan kering pada tabel NRC, Hari
Hartadi, dan tabel hasil analisis asisten
27
28
berbeda.
Perbedaan
kandungan
protein
tersebut
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa
terdapat perbedaan hasil antara analisis tabel bahan pakan (NRC) dan
analisis asisten oleh kelompok dan tabel Hari Hartadi. Perbedaan tersebut
dapat disebabkan oleh proporsi ransum yang digunakan berbeda antara
fase starter dan grower ayam petelur, kondisi bahan yang digunakan juga
mempengaruhi hasil praktikum. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat
diisimpulkan ransum yang baik diberikan untuk ternak adalah ransum
berdasarkan analisis asisten karena persentase kesalahan yang lebih
kecil.
Saran
Praktikum Nutrisi Pakan Ternak sudak dilakukan dengan baik.
Sebaiknya
praktikum
dilakukan
dengan
metode
yang
bervariasi.
31
DAFTAR PUSTAKA
Agus, A. 2007. Membuat Pakan Ternak Secara Mandiri. PT Citra Aji
Parama. Yogyakarta.
Agus, A. 2008. Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Ardana Media.
Yogyakarta.
Arifin, H. A., O. Sjofjan dan I. H. Djunaidi. 2013. Evaluasi Nutrisi Beberapa
Varietas Jagung Terhadap Kecernaan Protein, Retensi Nitrogen
dan Energi Metabolis pada Ayam Pedaging. Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya, Malang.
Azrai, M., M.J. Mejayadan M. Yasin. 2007. Pemuliaan jagung khusus
dalam: jagung: teknik produksi dan pengembangan. Puslitbang
Tanaman Pangan. Bogor. hlm 96-109.
Hardini. 2010. The nutrient evaluation of fermented rice bran as poltry
feed. International journal of poltry science 9 (2):152-154. 2010
ISSN 1682-8356. The Agricultural Technologi Assessment
Institute. Malang.
Herdian. H. 2005. Evaluasi Penggunaan Program Lipi Mix Dalam
Membuat Formulasi Premix Mineral Untuk Pakan Ternak. Buletin
Peternakan Vol 29 (3) ISSN 0126-4400.
Kamal, M. 1994. Nutrisi Ternak Dasar I. Fakultas Peternakan. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Kamal, M. 1998. Bahan Pakan dan Ransum Ternak. Fakultas Peternakan
UGM. Yogyakarta.
Ketaren, P.P. dan L.H. Prasetyo. 2002. Pengaruh pemberian pakan
terbatas terhadap itik silang Mojosari X albino (MA) selama 12
bulan produksi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
Kushartono, B. 2002. Manajemen Pengolahan Pakan. Balai Penelitian
Ternak. Bogor.
Most, M. M., T. Richard, M. Silvia, L.Michael. 2005. Rice bran oil, not fiber,
lowers cholesterol in human 1-3. Americal journal Clinical
Nutrition. Vol. 81 : 64-8.
Munir, M., R. Sidik, dan G. Mahasri. Peningkatan nilai nutrisi pollard
melalui fermentasi tempe sebagai bahan pakan buatan ikan nila
(Oreochromis niloticus). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan.
Vol.7 No1.
Murni, R., Suparjo, Akmal, BL. Ginting. 2008. Buku Ajar Teknologi
Pemanfaatan Limbah Untuk Pakan. Laboratorium Makanan ternak
Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
32
Rasyaf,
2014.
Ilmu
Peternakan.
http://www.ilmupeternakan.com/2009_03_01_archive.html.
Diakses tanggal 30 april 2016 jam 11.38 WIB.
M.,1997. Seputar
Yogyakarta.
Makanan
Ayam
Kampung.
Kanisius.
01-3910-2006.
2006.
Pakan
Itik
Bertelur.
http://ditjennak.pertanian.go.id/download.php?file=SNI%20Pkn
%20Itik%20Bertelur.pdf . Diakses pada tanggal 17 April 2016
pukul 03:17 WIB.
33
34